SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
Analisis Respon Ekspresi
terhadap Cekaman pada
Kedelai: Kelimpahan Cahaya
pada Gen-gen Pengatur Jalur
Metabolisme
KELOMPOK I
(No. Absen 1-17)
INTRODUCTION
•

•

•
•

Kedelai [Glycine max (L.) Merr.], tanaman legum yang paling penting yang
tumbuh di bumi merupakan sumber penting dari minyak, protein,
makronutrien dan mineral.
Kehilangan pada produksi kedelai diperkirakan lebih dari seperlima dari
jumlah tanaman pangan secara global. Kebanyakan dari kehilangan ini
disebabkan oleh faktor-faktor biotik sebesar 69% dibandingkan dengan
kapasitas panen (Bray et al., 2000).
Untuk menanggulangi kecaman kekeringan, tanaman memiliki adaptasi dan
respon secara morfologi, biokimia, fisiologi, dan molekuler.
Akumulasi osmolit dalam sel tanaman menghasilkan penurunan dalam
potensial osmotik, penyerapan air, dan tekanan turgor sel, yang
mengkontribusi pada pemeliharaan proses-proses fisiologis seperti
pembukaan stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan tanaman.
…INTRODUCTION
•

Dalam penelitian ini, kami meneliti beberapa jalur metabolik yang berpotensi
berasosiasi dengan kekurangan air pada kedelai (G. max). Untuk tujuan ini,
kami menggunakan strategi berbeda, mengkombinasikan pendekatan in silico
dan analisis ekspresi gen menggunakan qPCR. Analisa ekspresi gen
dilakukan dengan menanam kedelai dibawah kondisi Hsys dan Psys,
sehingga dapat dibandingkan dengan pengaruh dan respon terhadap
perbedaan dalam aklimatisasi.
Material and Methods
• Material Tanaman, Kondisi Pertumbuhan dan Perlakuan:
Kedelai kultivar BR 16 dan Embrapa 48 menunjukkan bahwa keduanya memiliki
respon yang berbeda terhadap defisit air; BR 16 sangat sensitif terhadap
kekeringan dan Embrapa 48 menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap cekaman
kekeringan (Casagrande et al., 2001; Texeira et al., 2008).
Digunakan dua perlakuan defisit air, sistem berbasis pot (Psys), dimana tanaman
ditumbuhkan dalam media pasir dan sistem hidroponik (Hsys), dimana tanaman
ditumbuhkan dalam larutan unsur hara.
Tanaman yang ditanam pada Psys dipelihara dalam greenhouse pada suhu 30
°C - 50 °C dan kelembaban relatif 60%-20%. Kultivar BR16 dan Embrapa 48
dikecambahkan dalam pasir selama 10 hari.
Untuk pengolahan dalam sistem hidroponik, benih di pra-kecambahkan di atas
kertas filter yang lembab dalam kondisi gelap 25 °C dan kelembaban relatif 65%.
Kemudian planlet diletakkan dalam wadah polystryrene sehingga akar kecambah
sepenuhnya terendam dalam larutan.
Material and Methods
Setelah 15 hari, bibit yang ada pada fase perkembangan V4 (memiliki 4 daun
trifoliate) diletakkan pada perlakuan yang berbeda setelah dipindahkan dari
larutan hidroppnik dan diletakkan pada wadah dalam kondisi gelap tanpa unsur
hara atau air selama 0 min (T0, or tidak tercekam), 50 menit (T50), 100 menit
(T100) and 150 menit (T150). Dua replikasi biologis dari sampel akar dari kedua
kultivar didapatkan pada saat ini dan dibekukan dalam nitrogen cair, diikuti
dengan penyimpanan apa suhu -80 °C untuk ekstraksi RNA posterior.
 Isolasi Total RNA
Sampel akar dari Psys diproses untuk ektraksi RNA menggunakan RNAeasy kit
(Qigen) mengikuti instruksi pembuat. Sampel dari akar yang kering dari perlakuan
hidroponik diproses untuk ekstraksi RNA dengan Trizol® Reagent (Invitrogen).
Real-time quantitative Polymerase Chain Reaction (RT-qPCR)
Primer dibentuk menggunakan Primer 3 plus software, menggunakan kriteria
amplicon dengan skala dari 80-200 bp.
DIAGRAM STRATEGI PENCARIAN GEN ORTOLOG PADA KEDELAI
Results
 Identifikasi dan karakterisasi In silico gen kedelai yang terlibat dalam jalur yang
berbeda untuk respon terhadap kekeringan.
Jalur metabolik dari Arabidopsis yang melibatkan sintesis dan degradasi metabolit
selama cekaman kekeringan dipilih melalui informasi dari literatur (Sanchez et
al., 2008; Bundy et al., 2009; Urano et al., 2009; Hey et al., 2010). Prosedur ini
memungkinkan kita untuk memilih 80 gen dari Arabidopsis termasuk 39 jalur
metabolik yang diatur selama defisit air. Sederhananya, kelompok ini disebut
“Arabidopsis Genes of the Metabolic Pathways” (AGMPs).
354 ortholog kedelai yang diduga dari 80 gen Arabidopsis diidentifikasi
menggunakan Blastp search pada website Phytozome. Langkah ini
memungkinkan kita untuk memeriksa apakah ekspresi gen-gen ini dipengaruhi
selama cekaman kekeringan. Dalam penelitian ini difokuskan pada deksripsi 3
jalur , antara lain: degradasi lisin, biosistesa putrescine, dan biosintesa
stachyose.
Results
 Continued...
Untuk mengidentifikasi kandidat genom kedelai terbaik untuk AGMPs, dilakukan
analisis dendogram. Ini meliputi GmaxLKR/SDH-like1, GmaxLKR/SDH-like2 dan
GmaxADC2-like1 (Figure 3) dan juga GmaxGOLS2-like1, GmaxGOLS2-like2,
dan GmaxGOLS2-like3. Gen-gen ini merupakan bagian dari jalur metabolisme
dari degradasi lisin II, biosintesa putrescine I, dan biosintesa stachiyose (Figure
2).
Gen Arabidopsis AtLKR/SDH (At4g33150) dan AtGOLS2 (At1g56600) memiliki dua
ortholog putatif pada genom kedelai. Untuk gen GmaxLKR/SDH, otrholog
terduga adalah Glyma13g17580 dan Glyma17g0492, sementara untuk gen
GmaxGOLS2, ortholog terduga adalah Glyma19g40680 (Figures 3). Analisa
dendogram ADC2 menunjukkan bahwa Glyma04g00960 sebagai gen yang paling
mendekati AGMP.
Results
 RT-qPCR
Melalui analisa in silico, diseleksi enam gen untuk validasi menggunakan qPCR
sampel akar dari kultivar yang sensitif (BR 16) dan toleran (Embrapa 48) yang
diberikan defisit air pada PSys dan Hsys.
Gen GmaxLKR/SDH-like1 dan GmaxLKR/SDH-like2 menunjukkan ekspresi yang
lebih tinggi pada Psys dibandingkan dengan Hsys. Dalam kondisi Hsys, gen
GmaxLKR/SDH-like1 dan GmaxLKR/SDH-like2 menunjukkan peningkatan
ekspresi pada T100 menit dan T150 menit pada kedua kultivar.
Gen GmaxGOLS2-like1 menunjukkan perbedaan ekspresi selama cekaman
kekeringan pada dua sistem yang diuji ketika dibandingkan dengan dua ortholog
GmaxGOLS2, GmaxGOLS2-like2 dan GmaxGOLS2-like3.
Results
 RT-qPCR
Untuk diketahui bahwa level ekspresi GmaxGOLS2-like1 delapan kali lebih tinggi di
kultivar yang toleran pada titik waktu awal (T50 menit) di Hsys dibandingkan
dengan sampel yang tidak tercekam, sementara kultivar yang sensitif
menunjukkan level ekspresi empat kali lebih tinggi untuk titik waktu yang sama
(T50 menit) dibandingkan dengan sampel kontrol.
Pada Psys, kultivar yang toleran menunjukkan peningkatan level ekspresi yang
kecil pada GmaxGOLS2-like1 dibawah cekaman sedang (-1,5 Mpa)
dibandingkan dengan kontrol, sementara kultivar yang sensitif menunjukkan
penekanan yang ringan dibawah level cekaman yang sama.
Results
 345 putatif ortholog pada genom kedelai dapat diidentifikasi dalam 39 jalur
metabolik. Digunakan pustaka substraktif pada jaringan akar kedelai yang
didapatkan dari GENOSOJA.
 Melalui analisis in silico, dipilih enam gen kedelai dari tiga jalur metabolik untuk
validasi qPCR. Ekspresi tersebut diuji pada akar tanaman dibawah kondisi defisit
air melalui 2 cara:
(i) PSys, laju kehilangan air lebih lambat, dan membiarkan tanaman beradaptasi
pada lingkungan yang tidak menguntungkan, dan
(ii)HSys, laju kehilangan air sangat cepat, tidak memberikan waktu bagi tanaman
untuk beradaptasi terhadap kondisi cekaman.
Results
Jika respon independen GOLS2 ABA diawetkan dalam tiga homolog kedelai,
hasil menunjukkan bahwa respon independen ABA diaktifkan dalam kedua sistem
yang diuji (PSys and HSys). Diantara gen yang diharapkan untuk terlibat dalam
jalur dependen ABA pada kedelai, GmaxLKR/SDHlike1, GmaxLKR/SDH-like2 dan
GmaxADC2-like1 menunjukkan dinamika ekspresi yang berbeda melalui
kehilangan air.
Gen GmaxADC2- like1 menunjukkan level ekspresi yang lebih tinggi pada kondisi
Hsys. Pada lain pihak, gen yang termasuk jalur ABA independen menunjukkan
pola ekspresi gen yang jelas seperti yang ditunjukkan oleh GmaxGOLS2- like1,
GmaxGOLS2-like2 and GmaxGOLS2-like3.
Results
 Lisin dikatabolis dalam tanaman dari saccharopine menjadi asam glutamat dan
acetyl CoA. Katabolisme enzim secara luas diatur oleh dua enzim, lysinketoglutarate reductase (LKR) dan saccharopine dehydrogenase (SDH).
Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh satu protein tunggal bi-fungsional
yang disandikan oleh gen LKR/SDH tunggal.
 Respon ekspresi gen LKR/SDH terhadap ABA termasuk cekaman biotik dan
abiotik (Moulin et al., 2000) secara tidak langsung menyatakan bahwa jalur
katabolisme lisin mengambil bagian dalam jaringan metabolik yang membantu
tanaman bertahan terhadap cekaman .
 Arginine decarboxylase (ADC) adalah key enzim yang mengubah arginine
menjadi putrescine, sebuah mediator penting untuk toleran terhadap cekaman
abiotik.
 Over ekspresi ADC2 pada tanaman Arabidopsis transgenik menunjukkan bahwa
semakin tinggi peningkatan level putrscine maka tanaman semakin toleran
terhadap cekaman kekeringan.
 Gen GmaxADC2-like1 mencapai puncak ekspresi pada keadaan defisit air -1.5
Mpa pada kondisi Psys dan titik waktu T100 pada kondisi Hsys untuk kedua
kultivar. Menariknya, tidak seperti gen GmaxLKR/SDH-like1 dan GmaxLKR/SDHlike2, level ekspresi GmaxADC2-like1 lebih rendah dalam kondisi Psys ketika
dibandingkan pada kondisi Hsys.
Results
 Analisis pada kondisi Hsys menunjukkan bahwa GmaxGOLS2-like1
menunjukkan level ekspresi gen yang lebih tinggi pada fase awal (T50) pada
kultivar yang toleran (Embrapa 48), sementara kultivar yang sensitif (BR 16)
menunjukkan respon yang lebih rendah terhadap defisit air.
 Ekspresi yang sama didapatkan pada Psys, tetapi level ekspresinya sangat
rendah dibanding pada kondisi Hsys.
 Kontras dengan hal tersebut, GmaxGOLS2-like2 dan GmaxGOLS2-like3
dipengaruhi secara eksklusif pada kondisi Psys. Lebih lanjut, level ekspresi pada
kultivar yang toleran secara dramatis lebih tinggi dibawah cekaman yang tinggi.
 Hasil tersebut mengindikasikan bahwa ekspresi GmaxGOLS2-like2 dan
GmaxGOLS2-like3 tidak terjadi selama defisit air yang tiba-tiba yang dilakukan
pada perlakuan Hsys, tetapi kemungkinan pokok selama adaptasi lambat
terhadap kekeringan pada kondisi Psys.
 Pengaturan ekspresi gen GmaxGOLS2 yang nyata kemungkinan penting bagi
tanaman kedelai untuk mengatur ekspresi gen GOLS2 dibawah kondisi
lingkungan yang berbeda-beda.
• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text
• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text
• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

• Click to add Text

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yanAndrew Hidayat
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...UNESA
 
Bioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim KitinaseBioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim KitinaseNazila Hamid
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikAgnescia Sera
 
kumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologi
kumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologikumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologi
kumpulan soal prediksi un SKL BioteknologiDesty Erni
 
Review Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NAB
Review Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NABReview Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NAB
Review Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NABUniversitas Airlangga
 
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)nisha althaf
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Kekire Nate Penanto Niate
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanenKustam Ktm
 
Bioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester Ganjil
Bioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester GanjilBioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester Ganjil
Bioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester GanjilLiana Susanti SMPN 248
 

La actualidad más candente (20)

Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 
Soal biotenologi new
Soal biotenologi newSoal biotenologi new
Soal biotenologi new
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
 
Bioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim KitinaseBioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim Kitinase
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
 
kumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologi
kumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologikumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologi
kumpulan soal prediksi un SKL Bioteknologi
 
Biokimia fermentasi
Biokimia fermentasiBiokimia fermentasi
Biokimia fermentasi
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 
Fer teknik-fermentasi
Fer teknik-fermentasiFer teknik-fermentasi
Fer teknik-fermentasi
 
Review Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NAB
Review Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NABReview Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NAB
Review Jurnal Solid-State Fermentation Teknik NAB
 
Transpirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasiTranspirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasi
 
Presentasi bahan alam
Presentasi bahan alamPresentasi bahan alam
Presentasi bahan alam
 
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
Mikrobiologi farmasi (fermentasi alkohol)
 
Perkecambahan Biji
Perkecambahan BijiPerkecambahan Biji
Perkecambahan Biji
 
Tp ekstraksi bahan alam
Tp ekstraksi bahan alamTp ekstraksi bahan alam
Tp ekstraksi bahan alam
 
Metabolisme Mikroba
Metabolisme MikrobaMetabolisme Mikroba
Metabolisme Mikroba
 
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
Journal pengaruh lama penyimpanan dan media perendaman terhadap viabilitas be...
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen
 
Materi bioteknologi
Materi bioteknologiMateri bioteknologi
Materi bioteknologi
 
Bioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester Ganjil
Bioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester GanjilBioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester Ganjil
Bioteknologi Bab 6 Materi IPA Semester Ganjil
 

Destacado

Tugas revolusi hijau
Tugas revolusi hijauTugas revolusi hijau
Tugas revolusi hijauEla Afellay
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaNovayanti Simamora
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulmaDina akib
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Pengertian pestisida
Pengertian pestisidaPengertian pestisida
Pengertian pestisidaCici Indra
 
Laporan pertanggungjawaban bos dan lpj bos
Laporan pertanggungjawaban bos dan lpj bosLaporan pertanggungjawaban bos dan lpj bos
Laporan pertanggungjawaban bos dan lpj bosHilmi Janggo
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 

Destacado (17)

Tugas revolusi hijau
Tugas revolusi hijauTugas revolusi hijau
Tugas revolusi hijau
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
PKL_Report body
PKL_Report bodyPKL_Report body
PKL_Report body
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
Gulma
GulmaGulma
Gulma
 
Cara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulmaCara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulma
 
Studi banding tentang pertanian
Studi banding tentang pertanianStudi banding tentang pertanian
Studi banding tentang pertanian
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
usulan penelitian
usulan penelitianusulan penelitian
usulan penelitian
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Pengertian pestisida
Pengertian pestisidaPengertian pestisida
Pengertian pestisida
 
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
Laporan pertanggungjawaban bos dan lpj bos
Laporan pertanggungjawaban bos dan lpj bosLaporan pertanggungjawaban bos dan lpj bos
Laporan pertanggungjawaban bos dan lpj bos
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 

Similar a Drought tolerance soybean presentation

Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5agronomy
 
SAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptxSAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptxDarwisK
 
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Yusuf Ahmad Husaeni
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalkumala11
 
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanLaporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanYeni Kurnia
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptxBayuSulistiantono1
 
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...marketingIndogen
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Anisa Mu'asomah
 
Simao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasiSimao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasisimao belo
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxwinnygardiani
 
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarIgnazio Hadi Saragih
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanMr.Mahmud
 
Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)nirwana02
 
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...Repository Ipb
 
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptxElisWijayani
 

Similar a Drought tolerance soybean presentation (20)

Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5
 
SAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptxSAYURAN_pptx.pptx
SAYURAN_pptx.pptx
 
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
Metabolisme irnawati g2 l1 19 002
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
 
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhanLaporan praktikum fisiolog tumbuhan
Laporan praktikum fisiolog tumbuhan
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
 
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...
Indikator-Indikator Senyawa Pada Kejadian Stres Tanaman - PT Indogen Intertam...
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
 
3 respirasi
3 respirasi3 respirasi
3 respirasi
 
Simao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasiSimao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasi
 
Budidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusimBudidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusim
 
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptxbioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
bioteknologipembuatantempekel-161125205757.pptx
 
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
 
Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)
 
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN MULTIPLIKASI LINI KLON PLBS ANGGREK Spathoglottis pl...
 
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
 

Más de Ela Afellay

Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenEla Afellay
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaEla Afellay
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaEla Afellay
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summaryEla Afellay
 
Identifikasi pestisida
Identifikasi pestisidaIdentifikasi pestisida
Identifikasi pestisidaEla Afellay
 
Manajemen produksi tanaman kailan
Manajemen produksi tanaman kailanManajemen produksi tanaman kailan
Manajemen produksi tanaman kailanEla Afellay
 

Más de Ela Afellay (10)

Root exudates
Root exudatesRoot exudates
Root exudates
 
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada manggaJamur penyebab antraknosa pada mangga
Jamur penyebab antraknosa pada mangga
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summary
 
Identifikasi pestisida
Identifikasi pestisidaIdentifikasi pestisida
Identifikasi pestisida
 
Manajemen produksi tanaman kailan
Manajemen produksi tanaman kailanManajemen produksi tanaman kailan
Manajemen produksi tanaman kailan
 
3. tag
3. tag3. tag
3. tag
 
2. tag
2. tag2. tag
2. tag
 
1. tag deutsch
1. tag deutsch1. tag deutsch
1. tag deutsch
 

Drought tolerance soybean presentation

  • 1. Analisis Respon Ekspresi terhadap Cekaman pada Kedelai: Kelimpahan Cahaya pada Gen-gen Pengatur Jalur Metabolisme KELOMPOK I (No. Absen 1-17)
  • 2. INTRODUCTION • • • • Kedelai [Glycine max (L.) Merr.], tanaman legum yang paling penting yang tumbuh di bumi merupakan sumber penting dari minyak, protein, makronutrien dan mineral. Kehilangan pada produksi kedelai diperkirakan lebih dari seperlima dari jumlah tanaman pangan secara global. Kebanyakan dari kehilangan ini disebabkan oleh faktor-faktor biotik sebesar 69% dibandingkan dengan kapasitas panen (Bray et al., 2000). Untuk menanggulangi kecaman kekeringan, tanaman memiliki adaptasi dan respon secara morfologi, biokimia, fisiologi, dan molekuler. Akumulasi osmolit dalam sel tanaman menghasilkan penurunan dalam potensial osmotik, penyerapan air, dan tekanan turgor sel, yang mengkontribusi pada pemeliharaan proses-proses fisiologis seperti pembukaan stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan tanaman.
  • 3. …INTRODUCTION • Dalam penelitian ini, kami meneliti beberapa jalur metabolik yang berpotensi berasosiasi dengan kekurangan air pada kedelai (G. max). Untuk tujuan ini, kami menggunakan strategi berbeda, mengkombinasikan pendekatan in silico dan analisis ekspresi gen menggunakan qPCR. Analisa ekspresi gen dilakukan dengan menanam kedelai dibawah kondisi Hsys dan Psys, sehingga dapat dibandingkan dengan pengaruh dan respon terhadap perbedaan dalam aklimatisasi.
  • 4. Material and Methods • Material Tanaman, Kondisi Pertumbuhan dan Perlakuan: Kedelai kultivar BR 16 dan Embrapa 48 menunjukkan bahwa keduanya memiliki respon yang berbeda terhadap defisit air; BR 16 sangat sensitif terhadap kekeringan dan Embrapa 48 menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap cekaman kekeringan (Casagrande et al., 2001; Texeira et al., 2008). Digunakan dua perlakuan defisit air, sistem berbasis pot (Psys), dimana tanaman ditumbuhkan dalam media pasir dan sistem hidroponik (Hsys), dimana tanaman ditumbuhkan dalam larutan unsur hara. Tanaman yang ditanam pada Psys dipelihara dalam greenhouse pada suhu 30 °C - 50 °C dan kelembaban relatif 60%-20%. Kultivar BR16 dan Embrapa 48 dikecambahkan dalam pasir selama 10 hari. Untuk pengolahan dalam sistem hidroponik, benih di pra-kecambahkan di atas kertas filter yang lembab dalam kondisi gelap 25 °C dan kelembaban relatif 65%. Kemudian planlet diletakkan dalam wadah polystryrene sehingga akar kecambah sepenuhnya terendam dalam larutan.
  • 5. Material and Methods Setelah 15 hari, bibit yang ada pada fase perkembangan V4 (memiliki 4 daun trifoliate) diletakkan pada perlakuan yang berbeda setelah dipindahkan dari larutan hidroppnik dan diletakkan pada wadah dalam kondisi gelap tanpa unsur hara atau air selama 0 min (T0, or tidak tercekam), 50 menit (T50), 100 menit (T100) and 150 menit (T150). Dua replikasi biologis dari sampel akar dari kedua kultivar didapatkan pada saat ini dan dibekukan dalam nitrogen cair, diikuti dengan penyimpanan apa suhu -80 °C untuk ekstraksi RNA posterior.  Isolasi Total RNA Sampel akar dari Psys diproses untuk ektraksi RNA menggunakan RNAeasy kit (Qigen) mengikuti instruksi pembuat. Sampel dari akar yang kering dari perlakuan hidroponik diproses untuk ekstraksi RNA dengan Trizol® Reagent (Invitrogen). Real-time quantitative Polymerase Chain Reaction (RT-qPCR) Primer dibentuk menggunakan Primer 3 plus software, menggunakan kriteria amplicon dengan skala dari 80-200 bp. DIAGRAM STRATEGI PENCARIAN GEN ORTOLOG PADA KEDELAI
  • 6. Results  Identifikasi dan karakterisasi In silico gen kedelai yang terlibat dalam jalur yang berbeda untuk respon terhadap kekeringan. Jalur metabolik dari Arabidopsis yang melibatkan sintesis dan degradasi metabolit selama cekaman kekeringan dipilih melalui informasi dari literatur (Sanchez et al., 2008; Bundy et al., 2009; Urano et al., 2009; Hey et al., 2010). Prosedur ini memungkinkan kita untuk memilih 80 gen dari Arabidopsis termasuk 39 jalur metabolik yang diatur selama defisit air. Sederhananya, kelompok ini disebut “Arabidopsis Genes of the Metabolic Pathways” (AGMPs). 354 ortholog kedelai yang diduga dari 80 gen Arabidopsis diidentifikasi menggunakan Blastp search pada website Phytozome. Langkah ini memungkinkan kita untuk memeriksa apakah ekspresi gen-gen ini dipengaruhi selama cekaman kekeringan. Dalam penelitian ini difokuskan pada deksripsi 3 jalur , antara lain: degradasi lisin, biosistesa putrescine, dan biosintesa stachyose.
  • 7. Results  Continued... Untuk mengidentifikasi kandidat genom kedelai terbaik untuk AGMPs, dilakukan analisis dendogram. Ini meliputi GmaxLKR/SDH-like1, GmaxLKR/SDH-like2 dan GmaxADC2-like1 (Figure 3) dan juga GmaxGOLS2-like1, GmaxGOLS2-like2, dan GmaxGOLS2-like3. Gen-gen ini merupakan bagian dari jalur metabolisme dari degradasi lisin II, biosintesa putrescine I, dan biosintesa stachiyose (Figure 2). Gen Arabidopsis AtLKR/SDH (At4g33150) dan AtGOLS2 (At1g56600) memiliki dua ortholog putatif pada genom kedelai. Untuk gen GmaxLKR/SDH, otrholog terduga adalah Glyma13g17580 dan Glyma17g0492, sementara untuk gen GmaxGOLS2, ortholog terduga adalah Glyma19g40680 (Figures 3). Analisa dendogram ADC2 menunjukkan bahwa Glyma04g00960 sebagai gen yang paling mendekati AGMP.
  • 8. Results  RT-qPCR Melalui analisa in silico, diseleksi enam gen untuk validasi menggunakan qPCR sampel akar dari kultivar yang sensitif (BR 16) dan toleran (Embrapa 48) yang diberikan defisit air pada PSys dan Hsys. Gen GmaxLKR/SDH-like1 dan GmaxLKR/SDH-like2 menunjukkan ekspresi yang lebih tinggi pada Psys dibandingkan dengan Hsys. Dalam kondisi Hsys, gen GmaxLKR/SDH-like1 dan GmaxLKR/SDH-like2 menunjukkan peningkatan ekspresi pada T100 menit dan T150 menit pada kedua kultivar. Gen GmaxGOLS2-like1 menunjukkan perbedaan ekspresi selama cekaman kekeringan pada dua sistem yang diuji ketika dibandingkan dengan dua ortholog GmaxGOLS2, GmaxGOLS2-like2 dan GmaxGOLS2-like3.
  • 9. Results  RT-qPCR Untuk diketahui bahwa level ekspresi GmaxGOLS2-like1 delapan kali lebih tinggi di kultivar yang toleran pada titik waktu awal (T50 menit) di Hsys dibandingkan dengan sampel yang tidak tercekam, sementara kultivar yang sensitif menunjukkan level ekspresi empat kali lebih tinggi untuk titik waktu yang sama (T50 menit) dibandingkan dengan sampel kontrol. Pada Psys, kultivar yang toleran menunjukkan peningkatan level ekspresi yang kecil pada GmaxGOLS2-like1 dibawah cekaman sedang (-1,5 Mpa) dibandingkan dengan kontrol, sementara kultivar yang sensitif menunjukkan penekanan yang ringan dibawah level cekaman yang sama.
  • 10. Results  345 putatif ortholog pada genom kedelai dapat diidentifikasi dalam 39 jalur metabolik. Digunakan pustaka substraktif pada jaringan akar kedelai yang didapatkan dari GENOSOJA.  Melalui analisis in silico, dipilih enam gen kedelai dari tiga jalur metabolik untuk validasi qPCR. Ekspresi tersebut diuji pada akar tanaman dibawah kondisi defisit air melalui 2 cara: (i) PSys, laju kehilangan air lebih lambat, dan membiarkan tanaman beradaptasi pada lingkungan yang tidak menguntungkan, dan (ii)HSys, laju kehilangan air sangat cepat, tidak memberikan waktu bagi tanaman untuk beradaptasi terhadap kondisi cekaman.
  • 11. Results Jika respon independen GOLS2 ABA diawetkan dalam tiga homolog kedelai, hasil menunjukkan bahwa respon independen ABA diaktifkan dalam kedua sistem yang diuji (PSys and HSys). Diantara gen yang diharapkan untuk terlibat dalam jalur dependen ABA pada kedelai, GmaxLKR/SDHlike1, GmaxLKR/SDH-like2 dan GmaxADC2-like1 menunjukkan dinamika ekspresi yang berbeda melalui kehilangan air. Gen GmaxADC2- like1 menunjukkan level ekspresi yang lebih tinggi pada kondisi Hsys. Pada lain pihak, gen yang termasuk jalur ABA independen menunjukkan pola ekspresi gen yang jelas seperti yang ditunjukkan oleh GmaxGOLS2- like1, GmaxGOLS2-like2 and GmaxGOLS2-like3.
  • 12. Results  Lisin dikatabolis dalam tanaman dari saccharopine menjadi asam glutamat dan acetyl CoA. Katabolisme enzim secara luas diatur oleh dua enzim, lysinketoglutarate reductase (LKR) dan saccharopine dehydrogenase (SDH). Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh satu protein tunggal bi-fungsional yang disandikan oleh gen LKR/SDH tunggal.  Respon ekspresi gen LKR/SDH terhadap ABA termasuk cekaman biotik dan abiotik (Moulin et al., 2000) secara tidak langsung menyatakan bahwa jalur katabolisme lisin mengambil bagian dalam jaringan metabolik yang membantu tanaman bertahan terhadap cekaman .  Arginine decarboxylase (ADC) adalah key enzim yang mengubah arginine menjadi putrescine, sebuah mediator penting untuk toleran terhadap cekaman abiotik.  Over ekspresi ADC2 pada tanaman Arabidopsis transgenik menunjukkan bahwa semakin tinggi peningkatan level putrscine maka tanaman semakin toleran terhadap cekaman kekeringan.  Gen GmaxADC2-like1 mencapai puncak ekspresi pada keadaan defisit air -1.5 Mpa pada kondisi Psys dan titik waktu T100 pada kondisi Hsys untuk kedua kultivar. Menariknya, tidak seperti gen GmaxLKR/SDH-like1 dan GmaxLKR/SDHlike2, level ekspresi GmaxADC2-like1 lebih rendah dalam kondisi Psys ketika dibandingkan pada kondisi Hsys.
  • 13. Results  Analisis pada kondisi Hsys menunjukkan bahwa GmaxGOLS2-like1 menunjukkan level ekspresi gen yang lebih tinggi pada fase awal (T50) pada kultivar yang toleran (Embrapa 48), sementara kultivar yang sensitif (BR 16) menunjukkan respon yang lebih rendah terhadap defisit air.  Ekspresi yang sama didapatkan pada Psys, tetapi level ekspresinya sangat rendah dibanding pada kondisi Hsys.  Kontras dengan hal tersebut, GmaxGOLS2-like2 dan GmaxGOLS2-like3 dipengaruhi secara eksklusif pada kondisi Psys. Lebih lanjut, level ekspresi pada kultivar yang toleran secara dramatis lebih tinggi dibawah cekaman yang tinggi.  Hasil tersebut mengindikasikan bahwa ekspresi GmaxGOLS2-like2 dan GmaxGOLS2-like3 tidak terjadi selama defisit air yang tiba-tiba yang dilakukan pada perlakuan Hsys, tetapi kemungkinan pokok selama adaptasi lambat terhadap kekeringan pada kondisi Psys.  Pengaturan ekspresi gen GmaxGOLS2 yang nyata kemungkinan penting bagi tanaman kedelai untuk mengatur ekspresi gen GOLS2 dibawah kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
  • 14.
  • 15. • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text
  • 16. • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text
  • 17. • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text • Click to add Text