Se ha denunciado esta presentación.
Se está descargando tu SlideShare. ×

Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadi

Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Cargando en…3
×

Eche un vistazo a continuación

1 de 74 Anuncio

Más Contenido Relacionado

Presentaciones para usted (18)

Similares a Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadi (20)

Anuncio

Más reciente (20)

Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadi

  1. 1. Pada Kegiatan Fasilitasi Pengembangan BUMG se-Aceh Banda Aceh, 25 Juli 2018
  2. 2. NAMA : SUMADI ARSYAH, S.Sos.I TTL : RISEH TUNONG, 07 AGUSTUS 1979 JABATAN : Ketua TPID Kec Sawang Direktur BUMG Makmue Beusaree, Riseh Tunong PENDIDIKAN : IAIN AR-Raniry Tahun 2005 ORGANISASI : Pengurus FBI Aceh dan Sekolah Manajemen Gampong (SMG) No. HP/WA : 0821-3971-7187 HOBBY : Menulis dan Petani SALEUM MEUTURI
  3. 3. Inpres Desa Tertinggal (IDT) Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Support for Poor and Disanvantage Area (SPADA) atau P2DTK (Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) • Pembangunan Infrastruktur Perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat; • Meliputi Desa-Desa di 25 Provinsi • Setiap Desa Tertinggal rata-rata menerima Rp 20 Juta/Tahun di Jawa dan Madura • Setiap Desa Tertinggal rata-rata menerima Dana Sebesar Rp 130 Juta/Tahun di Luar Jawa dan Madura • Melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat; • Dana bergulir untuk pengembangan ekonomi. • Meliputi 28.223 Desa. • Setiap Desa Tertinggal rata- rata menerima Dana sebesar Rp 20 Juta/Tahun UU No.5/1979 Desa tidak dipandang sebagai kesatuan masyarakat hukum, hanya ditempatkan sebagai unit administrasi terendah di bawah kecamatan. UU No.2/2002 Desa sebagai organisasi pemerintahan hanya menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah (administratif, pendataan, pembagian raskin) UU No.32/2004 PP No.72/2005 Desa Sebagai organisasi pemerintahan yg berada dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota (local state government) UU No.6/2014 Sebagai pemerintahan masyarakat, hybrid antara self governing community dan local self government. • Pembangunan Infrastruktur Perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat; • Meliputi 30 Provinsi, 268 Kabupaten; 2.006 Kabupaten, dan 34.103 Desa. • Setiap Kecamatan rata-rata menerima Dana Sebesar Rp 500 Juta – Rp 1 Miliar/Tahun (tergantung jumlah penduduk/kecamatan) • Melalui perencanaan lokal desa dengan melibatkan masyarakat dan stakeholder terkait ; • Dalam rangka meningkatkan proses perencanaan pemerintah daerah yang akuntabel, transparan, dan partisipatif; • Meliputi 10 Provinsi, 51 Kabupaten dan 186 Kecamatan. • Setiap Kecamatan rata-rata menerima Dana Sebesar Rp 500 Juta–Rp 1 Miliar/Tahun. • Setiap Kabupaten Tertinggal menerima rata-rata menerima Rp 2-4 Miliar/Tahun Dana Desa • Pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal Desa; • Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; • Disepakati melalui musyawarah desa dan diutamakan dilaksanakan secara swakelola; • Meliputi 74.754 Desa di 34 Provinsi pada tahun 2016 dan 74.954 pada Tahun 2017. • Setiap Desa rata-rata menerima Rp 643,6 Juta Tahun 2016 dan Rp 800,4 Juta Tahun 2017 (diprediksikan meningkat setiap tahunnya) Inpres No.5/1993 Tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan 4 BEBERAPA PROGRAM/KONSEP PEMBANGUNAN DESA
  4. 4. PERMASALAHAN EKONOMI DESA 5 Permasalahan pembangunan di Desa sebagian besar merupakan permasalahan di bidang ekonomi, diantaranya: URBANISASI Pada 2015, persentase penduduk di perdesaan hanya sebesar 44% dari total penduduk di Indonesia. Pada 2025 diproyeksikan turun menjadi 33,4% KEMISKINAN Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 17,67 juta orang (14,11%), lebih besar dibandingkan perkotaan yakni 10,34 juta orang (7,79%). KETIMPANGAN Pada 2005, rasio gini desa yang awalnya masih sebesar 0.26, namun pada 2015 telah mencapai 0,32. Dibutuhkan Upaya Percepatan Peningkatan Ekonomi Desa untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan desa yang didominasi oleh permasalahan bidang ekonomi Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)
  5. 5. ELAKU KONOMI ESA Mengkonsumsi, menabung & membayar pajak Memfasilitasi, menerima pajak, membeli beberapa barang/jasa Memproduksi, menjual & berinvestasi Pelaku bisnis di desa yang terdiri Pemerintah Desa dan masyarakatnya, melakukan fungsi produksi, konsumsi dan distribusi, serta ditunjang sepenuhnya oleh goodwill pemerintah.
  6. 6. Contoh : Potensi Usaha = Kelapa Berbagai Gagasan Usaha yang dapat dilakukan dari pohon Kelapa Sektor : 1. Budi daya 2. Proses produksi 3. Perdagangan 4. Jasa Dahan Buah Batang Akar
  7. 7. Contoh Potensi Usaha Pemanfaatan Pohon Aren
  8. 8. PENGANTAR  Desa mandiri dan sejahtera dapat dicapai jika desa mampu menggerakkan ekonomi lokal berbasis desa melalui Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).  Pengembangan BUMDesa berpotensi untuk lebih memajukan perekonomian warga sehingga desa menjadi lebih mandiri.  Pendirian BUMDes merupakan strategi untuk mengoptimalkan pengelolaan asset desa.  Pendirian dan pengelolaan BUMDes pada dasarnya membangun tradisi berdemokrasi ekonomi di desa untuk meningkatkan derajat ekonomi masyarakat desa.
  9. 9.  Ide pendiriannya harus dikelola melalui mekanisme musyawarah desa. Pendirian BUMDesa di samping menggunakan mekanisme musyawarah desa, juga harus didukung dengan upaya untuk melakukan inventarisasi kewenangan, asset dan potensi desa yang memiliki peluang pasar.  Pendirian BUMDesa merupakan proses membangun kesepakatan bersama atas gagasan pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset desa melalui BUMDes.
  10. 10. SKEMA TATA ATURAN/DASAR HUKUM BUMDES 11 UU No 6/2014 Undang-Undang Desa BAB X Pasal 87 sd 90 PP No 43 / 2014 BAB VIII Pasal 132 sd 134 Desa dapat mendirikan BUM Desa Permendesa No 4/ 2015 Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa Permendesa No 2/ 2015 Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa Bagian Kelima Ps 88 dan 89 Perda No 03/2016 Badan Usaha Milik DesaPerbub No 23/2015 Pedoman Penyusunan Peraturan di Desa Perdes Pembentukan Badan Usaha Milik Desa Permendesa No 22/ 2016 Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017
  11. 11. DASAR HUKUM . UU DESA NO.6/2014, BAB X PASAL 87-90 Pasal 90 Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa mendorong perkembangan BUM Desa dengan: a. memberikan hibah dan/atau akses permodalan; b. melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan c. memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.
  12. 12. TUJUAN BUMDES: 1. Meningkatkan perekonomian Desa; 2. Mengoptimalkan aset Desa; 3. Meningkatkan usaha masyarakat; 4. Mengembangkan rencana kerja; 5. Menciptakan peluang dan jaringan pasar; 6. Membuka lapangan kerja; 7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan 8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa. BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 Ayat (6) BUMDesa adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
  13. 13. BUM DESA SEBAGAI PILAR DEMOKRASI EKONOMI 1. BUMDesa sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang berperan strategis untuk menggairahkan ekonomi desa. 2. Keunikan BUMDesa yakni merupakan sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan oleh aksi kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat (Public and Community Partnership). 3. BUMDesa dibentuk atas dasar komitmen bersama masyarakat desa untuk saling bekerja sama dan menggalang kekuatan ekonomi rakyat demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa. Pengembangan dan pembentukan BUMDesa merupakan prospek menjanjikan untuk menguatkan dan memberdayakan lembaga-lembaga ekonomi desa. BUMDesa memiliki nilai transformasi sosial, ekonomi dan budaya. Hal inilah yang menjadikan BUMDesa sebagai salah satu lembaga ekonomi rakyat yang berperan sebagai PILAR DEMOKRASI EKONOMI
  14. 14. BUMDesa: Bukan Badan Usaha Biasa! Bukan usaha perseorangan, koperasi, Firma, CV, PT, atau Yayasan Tidak menyaingi usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat Dimiliki seluruh atau sebagian besar oleh Desa Bukan sekedar mengejar keuntungan (profit) saja tetapi juga manfaat (benefit) Menggerakkan ekonomi masyarakat Dibentuk berdasarkan Perdes dll.
  15. 15. 17 PENATAAN POTENSI EKONOMI LOKAL MELALUI BUMDESA Pendirian BUMDesa dipilih sebagai suatu alternatif guna mengembangkan roda perekonomian di desa. Beberapa hal yang harus segera dilakukan dalam rangka penataan perekonomian desa melalui BUMDesa: Memperkuat kapasitas masyarakat untuk turut mengawasi berjalannya usaha dari BUMDesa Struktur organisasi BUMDesa yang menunjukan peranan kuat dari pemerintah desa harus dikurangi Kegiatan ekonomi harus mengakar dengan kondisi sosial masyarakat desa Kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi dan aset yang dimiliki desa Pendistribusian manfaat BUMDesa harus dilakukan secara adil, jelas dan transparan
  16. 16. MEKANISME PEMBENTUKAN BUM Desa Permendesa No.4/2015 tentang Pendirian, pengurusan dan pengelolaan dan pembubaran BUM Desa. Musyawarah Desa/ antara desa dalam pembentukan BUM Desa/BUM Bersama antar desa. Hasil Kesepakatan Musyawarah Desa Penerbitan Peraturan Desa mengenai BUM Desa • Dasar hukum pembentukan BUMDESA • Pasal 4, Desa dapat mendirikan BUM Desa berdasarkan peraturan Desa tentang Pendirian BUMDESA; • Desa dapat mendirikan BUM Desa dengan pertimbangan : inisiatif pemerintah desa/masyarakat desa; potensi usaha ekonomi desa; sumberdaya alam di desa; sumber daya manusia yang mampu mengelola BUMDESA; penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha desa. • Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa’ • Pokok Bahasan dalam Musyawarah Desa meliputi : - Pendirian BUM Desa; - Organisasi Pengelola BUM Desa; - Modal usaha BUM Desa; dan - AD/ART BUM Desa. • Hasil kesepakatan Musyawarah desa menjadi pedoman bagi pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDesa. • Peraturan Desa/Peraturan antar Desa ditanda tangani oleh kepala desa. 18
  17. 17. TAHAPAN PENDIRIAN BUMDESA 1. Pemahaman terhadap BUM Desa --> Sosialisasi 2. Inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa 3. Membentuk Tim Kaji/Perumus/Panitia Persiapan 4. Pembahasan Hasil Kajian oleh Pemdes dan BPD
  18. 18. 5. Persiapan Musyawarah Desa Pendirian BUM Desa 6. Musyawarah Pendirian BUM Desa oleh BPD 7. Hasil Perdes, AD/ART, dan Pengurus BUM Desa 8. Memulai Usaha BUM Desa
  19. 19. 2 3 4 9 1 5 68 9 MEKANISME PENDIRIAN BUM DESA Musyawarah Desa Pendirian BUM Desa tidak Agenda Tim Kajian AD ART Hasil Kesepakatan 1)nama BUM Desa; 2)tempat kedudukan BUM Desa; 3)maksud dan tujuan; 4)modal; 5)kegiatan usaha; 6)jangka waktu; 7)organisasi pengelola; dan 8)tata cara penggunaan dan pembagian keuntungan 1)hak dan kewajiban BUM Desa; 2)masa bakti BUM Desa; 3)tata cara pengangkatan dan pemberhentian personel organisasi pengelola BUM Desa; 4)penetapan jenis usaha BUM Desa; dan 5)sumber modal BUM Desa. 1 2 DESA Usulan ke Desa sebagai bahan Perdes 3 Peraturan Desa Penerbitan Pendirian dan Pengembangan BUM Desa Dasar Pendirian Keputusan Kepala Desa 4
  20. 20. BENTUK ORGANISASI BUM DESA BUM Desa merupakan badan usaha yang ditetapkan dengan Peraturan Desa (Perdes). Bentuk organisasi BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum dan unit usaha bukan badan hukum. Unit usaha yang berbadan hukum dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat. Badan hukum bisnis tersebut meliputi Perseroan Terbatas (PT) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Namun jika dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa.
  21. 21. ORGANISASI PENGELOLA BUM DESA organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa (Pasal 9 Permendesa No. 4/2015) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari: penasihat  ex officio Kepala Desa pelaksana operasional; dan pengawas. Penamaan susunan kepengurusan organisasi dapat menggunakan penyebutan nama setempat yang dilandasi semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Susunan kepengurusan BUM Desa dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa
  22. 22. STRUKTUR BUMDES/BUMG
  23. 23. PENGEMBANGAN USAHA BUM DESA Proses penentuan jenis usaha untuk pengembangan Unit Bisnis/Usaha BUM Desa perlu dilakukan melalui proses:  Penggalian ide bisnis berbasis kebutuhan dan potensi desa yang memiliki peluang pasar;  Penyusunan Studi Kelayakan Usaha;  Penyusunan Model Bisnis dan Rencana Usaha (business plan); dan  Memulai usaha (starting business).
  24. 24. Pengembangan Potensi Usaha Ekonomi Desa Melalui BUMDesa (1) NO. JENIS USAHA/BISNIS CONTOH 1 Bisnis Sosial (Social Business) Sederhana : “memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dan memperoleh keuntungan finansial” (Pasal 19) a. air minum Desa; b. usaha listrik Desa; c. lumbung pangan; dan d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya. 2 Bisnis Penyewaan (Renting) Barang: “untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa.” (Pasal 20) a. alat transportasi; b. perkakas pesta; c. gedung pertemuan; d. rumah toko; e. tanah milik BUM Desa; dan f. barang sewaan lainnya. 3 Usaha Perantara (Brokering): “yang memberikan jasa pelayanan kepada warga” (Pasal 21) a. jasa pembayaran listrik; b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat; dan c. jasa pelayanan lainnya.
  25. 25. NO. JENIS USAHA/BISNIS CONTOH 4 Bisnis yang Berproduksi dan/atau Berdagang (Trading): “barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas” (Pasal 22) a. pabrik es; b. pabrik asap cair; c. hasil pertanian; d. sarana produksi pertanian; e. sumur bekas tambang; dan f. kegiatan bisnis produktif lainnya. 5 Bisnis Keuangan (Financial Business): yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa (Pasal 23) Memberikan akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat Desa 6 Usaha Bersama (Holding): sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan (Pasal 24) a. dapat berdiri sendiri serta diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUM Desa agar tumbuh menjadi usaha bersama. b. dapat menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi: 1) pengembangan kapal Desa berskala besar untuk mengorganisir nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif; 2) Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat; dan 3) kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya. Pengembangan Potensi Usaha Ekonomi Desa Melalui BUMDesa (2)
  26. 26. PEMBAGIAN HASIL USAHA DAN PERTANGGUNGJAWABAN BUM DESA  Hasil usaha BUMDesa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku.  Pembagian hasil usaha BUMDesa ditetapkan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BUMDesa.  Sebagai badan usaha milik desa maka Desa memiliki hak atas hasil usaha BUMDesa. Bagian hasil usaha BUMDesa untuk pemerintahan desa ini akan dibukukan sebagai pendapatan asli desa (PAD) yang penggunaanya diputuskan dalam skema perencanaan dan penganggaran desa melalui APBDes.  Hasil usaha BUMDesa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha dan pembangunan Desa baik untuk pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
  27. 27.  Pelaksana Operasional melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDesa kepada Penasihat yang secara ex officio dijabat oleh Kepala Desa. Sementara itu, BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam membina pengelolaan BUMDesa.  Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan terhadap BUMDesa kepada BPD yang disampaikan melalui Musyawarah Desa.  Integrasi BUMDesa dalam struktur perencanaan dan penganggaran Desa.  Penganggaran untuk pendirian dan pengembangan BUMDes juga harus terkonsolidasikan dalam APBDes.  Biaya untuk pembentukan BUMDes dianggarkan dalam klasifikasi belanja kewenangan pemberdayaan masyarakat pada kelompok belanja barang dan jasa atau belanja modal.  Penyetoran/penyertaan modal BUM Desa yang dipisahkan dari kekayaan desa tidak melalui pos belanja tetapi melalui pos pembiayaan ::> pengeluaran pembiayaan.  Baik penyetoran modal maupun penerimaan bagian hasil usaha BUMDesa harus dimasukkan dalam laporan pertanggungjawaban keuangan desa sebagai bagian tak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban Kepala Desa.
  28. 28. PASAR 1. Jenis Usaha Pertanian Padi Implementasi BUMG Dalam Jenis Usaha Pemasaran Penyediaan Bibit Unggul/saprodi Persewaan traktor
  29. 29. 2. Jenis Usaha Pertanian sayuran Pemasaran Penyediaan Bibit Unggul/saprodi Persewaan traktor
  30. 30. ATAU ATAU JAGUNG SAPI DAGING ENERGI PUPUK DAGING TELURGULA 3. Jenis Usaha Pertanian & Peternakan & Industri& Energi Unit Usaha BUMDes : 1. Benih Jagung 2. Persewaan Traktor 3. Pakan ternak 4. Energi 5. Pupuk 6. Pemasaran
  31. 31. Pakan Ayam/ Ikan Budidaya ayam Budidaya Ikan Telur / Daging PUPUK Atau Pembibitan Penggemukan Sapi Perah Daging Pupuk Energi Susu Keju Kambing Perah Susu F Yogurt Susu Kefir Pupuk Energi Energi Pupuk Kambing Potong PERTANIAN & PERTERNAKAN & INDUSTRI & ENERGI
  32. 32. Bahan Kebutuhan Pokok RT 4. Jenis Usaha Penjualan Bahan kebutuhan Pokok
  33. 33. 5. Jenis Usaha Perikanan/ kelautan
  34. 34. pemanfaatan UBI JALAR DAN UBI KAYU 1. BUDIDAYA UBI JALAR
  35. 35. 2.BUDIDAYA UBI KAYU 100-200 TON/Ha
  36. 36. Usia 4 bulan
  37. 37. Layak Untuk Di Kembangkan
  38. 38. Potensi Lokal Desa Produk Unggulan Desa Proses Pengolahan Pengembangan Produk Unggulan Desa
  39. 39. Contoh Bahan untuk dibuat kripik buah
  40. 40. Kripik Durian Mengering, terlepas dari loyang
  41. 41. Kripik Nangka
  42. 42. 6
  43. 43. 49 Pengembangan Potensi Wisata Umbul Ponggok Toko Desa Program Jaminan Pendidikan & Kesehatan Destinasi Wisata Air Jumlah pendapatan usaha BUM Desa Tirta Mandiri tiap tahun mengalami peningkatan signifikan. Alokasi Laba BUM Desa digunakan untuk membiayai kegiatan unggulan Desa Ponggok yaitu: pemberian dana pendidikan (Kartu Cerdas Desa), jaminan kesehatan (Kartu Kesehatan Anak), penyaluran dana melalui lembaga zakat desa, dll. Pabrik Air Minum Dalam Kemasan Budidaya Ikan BUM DESA PONGGOK-KLATEN
  44. 44. 50 BUM DESA GIRI AMERTHA-BALI Tahun Total Omzet Keuntungan Bersih Deviden ke APBDES 2013 Rp 600.693.000 Rp 310.188.000 Rp 77.547.000 2014 Rp 1.133.789.000 Rp 439.032.000 Rp 109.758.000 2015 Rp 1.762.793.000 Rp 703.672.000 Rp 175.918.000 Simpan Pinjam Unit Pengelola Sarana Air Bersih Pasar Desa Pengelolaan Sampah Terpadu Kredit Khusus RTM Kinerja Keuangan BUM Desa
  45. 45. 51 Tahun Total Omzet Keuntungan Bersih Deviden ke APBDES 2008 Rp 121.468.451 Rp 5.409.825 Rp 540.982 2009 Rp 173.139.983 Rp 10.590.776 Rp 1.059.078 2010 Rp 211.346.334 Rp 12.640.957 Rp 1.264.096 2011 Rp 238.823.827 Rp 12.208.999 Rp 1.831.350 2012 Rp 264.896.992 Rp 20.121.705 Rp 3.018.256 2013 Rp 336.925.054 Rp 22.864.112 Rp 6.772.822 2014 Rp 357.194.429 Rp 53.709.570 Rp 10.741.914 2015 Rp 363.811.060 Rp 77.846.605 Rp 15.596.321 2016 Rp 386.084.479 Rp 81.918.891 Rp 16.383.778 Kinerja Keuangan BUM Desa Sarana Produksi Pertanian Simpan Pinjam Batako Bengkel Pembesaran Sapi Penjualan Pulsa Telepon dan Listrik BUM DESA MAJU MAKMUR-BLITAR, JAWA TIMUR
  46. 46. PENGEMBANGAN BUMDES UNTUK MEMBACKUP MODAL USAHA TANI 52
  47. 47. PENGEMBANGAN BUMDES UNTUK MEMBACKUP MODAL USAHA TANI 53
  48. 48. Pengembangan Kemitraan BUMDES dengan NGO International dan Penandatanganan Hibah
  49. 49. PENYERAHAN MOBIL BUMDES 55
  50. 50. BANTUAN MOBIL OPERASIONAL BUMDES 56
  51. 51. 1. Dodol Rumput Laut 2. Manisan Rumput Laut 3. Puding Rumput Laut 4. Stick Rumput laut 5. Stick Keju Rumput Laut 6. Permen Rumput Laut Keanekaragaman Industri Olahan Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng
  52. 52. 7. Sirup Rumput laut 8. Juice Rumput laut 8. Keripik 9. Cocktail Rumput laut 10. Sarang Rumput Laut Plus 11. Selai Rumput Laut 12. Jeli Rumput Laut Keanekaragaman Industri Olahan Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng
  53. 53. 59
  54. 54. Kegiatan Usaha BUMDesa Blang Krueng Kec. Baitussalam Kab. Aceh Besar
  55. 55. Penyewaan Pelaminan dan Teratak milik gampong Dikelola Oleh 5 orang Tenaga Kerja Th. 2016 Pendapatan :18 Juta Masuk ke APBG :14 juta Kas / Gaji : 4 juta
  56. 56. Bank Sampah (240 Anggota & 6 Pengelola) Th. 2016 Pendapatan : 62 Juta Masuk ke APBG : 6 juta Kas / Gaji : 56 juta
  57. 57. Mesin Pengolah Sampah
  58. 58. Lembu Aceh Milik Gampong Penggemukan Sapi 106 ekor (Dikelola 106 Orang) Th. 2016 Pendapatan dari 28 ekor: 450 Jt Beli Bibit Baru: 300 jt, Peternak 100 jt & BUMG 50 Masuk ke APBG : 35 juta Kas / Gaji : 15 juta
  59. 59. Pelaksanaan Qurban (Rata-rata 12-15 ekor sapi setahun)
  60. 60. Kue Karah Blang Krueng, Kini ada di Toko-toko Souvenir Aceh Usaha Kue Karah ( 43 anggota, 2 pengelola) 1000 kotak/bln x 5.000 x 12 Th. 2016 Pendapatan : 61 Juta Masuk ke APBG : 6 juta Kas / Gaji : 55 juta
  61. 61. Depot Isi Ulang, TOKO GAMPONG Th. 2016 Pendapatan : Masuk ke APBG :
  62. 62. Hand Traktor Penyewaan Hand Traktor, dan perontok (Pengelola 5 orang) Th. 2016 Pendapatan : 25 Juta Pengelola: 19 jt, BUMG 6 jt Masuk ke APBG : 4 juta Kas / Gaji : 2 juta
  63. 63. TANAH KAS/BAITAL MAL (DIKELOLA 34 orang) Th. 2016 Pendapatan : 48 Juta Pengelola: 33 jt, BUMG 15 jt Masuk ke APBG : 10 juta Kas / Gaji : 5 juta
  64. 64. Pertanian Padi & Palawija (TANAH BAITAL MAL)
  65. 65. Kegiatan Ibu-Ibu UNIT SIMPAN PINJAM Th. 2016 Pendapatan: 57 Jt 52 juta Modal/Anggota 2 jt BUMG, 3 jt APBG Simpan Pinjam ( 114 Anggota 2 Pengelola)
  66. 66. Desa Ku Yang Kucinta Pujaan Hatiku Tempat Ayah Dan Bunda Dan Handai Taulanku Tak Mudah Kulupakan Tak Mudah Bercerai Selalu Kurindukan Desaku Yang Permai Desa adalah akar sejarah dan tanah asal kita. Mari kita bangun desa kita dengan tulus dan penuh kesungguhan demi kemajuan Maharaya Indonesia.
  67. 67. Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan karena perbuatannya (Q.S. Al- A’raaf:95)

×