Publicidad

Ppt Kelompok 11 Studi Al'Quran.pptx

1 de Apr de 2023
Publicidad

Más contenido relacionado

Publicidad

Ppt Kelompok 11 Studi Al'Quran.pptx

  1. PENGGUNAAN ILMU KIMIA DAN TAFSIR DALAM MEMAHAMI AYAT- AYAT AL’QURAN TENTANG KIMIA Mata Kuliah : Studi Al’Quran Dosen Pengampu : Dr. Miswari, M.Ag.
  2. Anggota Kelompok 11 Muhammad Faqih Firman 2108056049 Nahar Ayu Muthmainnah 2108056050 Layla Asyrotun Ni’mah 2108056062
  3. Topik Pembahasan Pengertian KImia Penjelasan atau Tafsir Ayat-ayat Al’Quran tentang Kimia Hikmah Mengetahui Ayat-ayat Al’Quran tentang Kimia 20% 70% 10%
  4. Pengertian Kimia 01.
  5. 1. Pengertian dan definisi kimia tentu beragam dan terdapat banyak pendapat. Arti kata kimia bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, arti dan definisi kimia adalah ilmu tentang susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat. Pengertian ilmu kimia menurut para ahli kimia adalah dari Bahasa Arab yaitu ‫كيمياء‬, (kimiya) yang artinya benda/zat. Ada juga kimia dalam bahasa Yunani yaitu khemeia yang artinya adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Pengertian Kimia
  6. Penjelasan atau Tafsir Ayat-ayat Al’Quran tentang Kimia 02.
  7. 1. ‫ه‬ُ‫اب‬َ ‫ر‬َ ‫ش‬ ٌ ‫غ‬ِٕ‫ى‬ ۤ ‫ا‬َ ‫س‬ ٌ ‫ات‬َ ‫ر‬ُ‫ف‬ ٌ ‫ب‬ْ ‫ذ‬َ ‫ع‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ٰ ‫ه‬ ِِۖ ‫ن‬ٰ ‫ر‬ْ ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ ‫و‬َ‫ت‬ْ ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫و‬ ٗ َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ‫ل‬ُ ‫ك‬َْ ‫َت‬ ٍّ ‫ل‬ُ ‫ك‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬َ ‫و‬ ٌۗ ٌ ‫اج‬َ ‫ج‬ُ‫ا‬ ٌ ‫ح‬ْ‫ل‬ِ ‫م‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ٰ ‫ه‬َ ‫و‬ َ‫ف‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ا‬ْ ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ ‫ر‬ِ ‫اخ‬َ ‫و‬َ ‫م‬ ِ ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ك‬ْ‫ل‬ُ ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ ‫ر‬َ‫ت‬َ ‫ۚو‬ ‫ا‬ََ ‫َن‬ْ ‫و‬ُ ‫س‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ت‬ ً‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ِ ‫ح‬ َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ ‫ج‬ِ ‫ر‬ْ ‫خ‬َ‫ت‬ْ ‫س‬َ‫ت‬َّ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ًّي‬ِ ‫ر‬َ‫ط‬ ‫ا‬ً ‫م‬َْ ‫َل‬ ‫ه‬ِ‫ل‬ْ ‫ض‬ ٗ َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ ‫ر‬ُ ‫ك‬ْ ‫ش‬َ‫ت‬ ْ ‫م‬ُ ‫ك‬َّ‫ل‬َ ‫ع‬َ‫ل‬َ ‫و‬ Artinya: “Dan tidak sama (antara) dua lautan; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari (masing-masing lautan) itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai, dan di sana kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah laut agar kamu dapat mencari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur” 1. Surat Fathir ayat 12
  8. ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫و‬ ‫ى‬ِ ‫و‬َ‫ت‬ْ ‫س‬َ‫ي‬ ِِۖ ‫ن‬ٰ ‫ر‬ْ ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ٰ ‫ه‬ ٌ ‫ب‬ْ ‫ذ‬َ‫ع‬ ٌ ‫ات‬َ ‫ر‬ُ‫ف‬ (Dan tiada sama antara dua laut; yang ini tawar, segar) sangat tawar, ٌ ‫غ‬ِٕ‫ى‬ ۤ ‫ا‬َ ‫س‬ ‫ُه‬‫ب‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ش‬ ٗ (sedap diminum) sedap rasanya, ‫ا‬َ ‫ذ‬ٰ ‫ه‬َ ‫و‬ ٌ ‫ح‬ْ‫ل‬ِ ‫م‬ ٌۗ ٌ ‫اج‬َ ‫ج‬ُ‫ا‬ (dan yang lain asin lagi pahit) karena terlalu asin. ْ ‫ن‬ِ ‫م‬َ ‫و‬ ٍّ ‫ل‬ُ ‫ك‬ (Dan dari masing-masing) kedua laut itu َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ‫ل‬ُ ‫ك‬َْ ‫َت‬ ‫ا‬ً ‫م‬َْ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫ًّي‬ِ ‫ر‬َ‫ط‬ (kalian dapat memakan daging yang segara) yaitu ikan َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ ‫ج‬ِ ‫ر‬ْ ‫خ‬َ‫ت‬ْ ‫س‬َ‫ت‬َّ ‫(و‬dan kalian dapat mengeluarkan) dari laut yang asin, menurut pendapat lain dari laut yang tawar juga, ً‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ِ ‫ح‬ ‫ا‬ََ ‫َن‬ْ ‫و‬ُ ‫س‬َ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ت‬ (perhiasan yang dapat kalian memakainya) yaitu berupa mutiara atau batu Marjan, ‫ى‬َ ‫ر‬َ‫ت‬َ ‫(و‬dan kamu lihat) kamu dapat menyaksiskan, َ ‫ك‬ْ‫ل‬ُ ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ (bahtera) perahu, ِ ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫(ف‬padanya) yakni pada masing-masing dari keduanya, َ ‫ر‬ِ ‫اخ‬َ ‫و‬َ ‫م‬ (dapat berlayar) dapat membelah airnya karena dapat dapat melaju di atasnya; baik maju maupun mundur hanya dengan satu arah angin, ‫ا‬ْ ‫و‬ُ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ِ‫(ل‬supaya kalian dapat mencari) berupaya mencari, ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ ٗ (karunia-Nya) karunia Allah SWT. melalui berniaga dengan memakai jalan laut, ْ ‫م‬ُ ‫ك‬َّ‫ل‬َ ‫ع‬َ‫ل‬َ ‫و‬ َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ ‫ر‬ُ ‫ك‬ْ ‫ش‬َ‫ت‬ (dan supaya kalian bersyukur) kepada Allah atas hal tersebut Tafsir Jalalin
  9. Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa ada dua keistimewaan air, masing- masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Keduanya dapat menjadi tempat berkembang baik ikan yang lezat cita rasanya. Air tawar di sungai-sungai yang mengalir melalui desa- desa dan kota-kota besar, sedap diminum, menghilangkan dahaga, menyuburkan tanah, dan menumbuhkan rumput-rumputan, tanam-tanaman, dan pohon-pohonan. Perahu-perahu dapat berlayar di atasnya untuk membawa keperluan hidup dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan air asin, di dalamnya terdapat mutiara dan karang laut yang dapat dijadikan perhiasan, dan menjadi tempat berlayarnya kapal-kapal besar membawa hasil bumi dan tambang dari satu tempat ke tempat-tempat lain baik di daerah sendiri maupun ke luar negeri sebagai barang ekspor atau mendatangkannya dari luar negeri sebagai barang impor, yang tidak dapat dijangkau oleh perahu-perahu kecil, sebagai barang dagangan untuk mencari karunia Allah. Tafsir Kementrian Agama RI
  10. Di sini dipaparkan bukti lain yang menunjukkan pengaturan Allah yang sangat teliti sekaligus membuktikan kuasa-Nya membangkitkan manusia. Ayat di atas menyatakan: Dan di antara bukti Kuasa Allah adalah penciptaan dua laut yakni sungai dan laut. Tidak sama antara dua laut yang ini yakni air sungai tawar, segar, sangat sedap diminum dan yang ini yakni laut asin lagi pahit. Kendati keduanya berdampingan dan dari masing-masing laut dan sungai itu kamu dapat memakan daging yang segar dari binatang yang hidup di sana walau di air asin itu dan di samping makanan tersebut, kamu juga dapat secara bersungguh-sungguh mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya seperti mutiara dan Marjan, dan pada masing-masing laut dan sungai itu kamu dapat senantiasa melihat kapal berlayar membelah lautan dengan cepat supaya kamu dengan kemudahan-kemudahan yang dianugerahkan Allah itu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur. Tafsir Al-Mishbah
  11. 1. ‫ا‬ً ‫ر‬ْ ‫ج‬ِ ‫ح‬َّ ‫و‬ ‫ا‬ً ‫خ‬َ ‫ز‬ْ ‫ر‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ ‫م‬ُ ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ ‫ل‬َ ‫ع‬َ ‫ج‬َ ‫و‬ ۚ ٌ ‫اج‬َ ‫ج‬ُ‫ا‬ ٌ ‫ح‬ْ‫ل‬ِ ‫م‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ٰ ‫ه‬َّ ‫و‬ ٌ ‫ات‬َ ‫ر‬ُ‫ف‬ ٌ ‫ب‬ْ ‫ذ‬َ ‫ع‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬ٰ ‫ه‬ ِ ‫ن‬ْ‫ي‬َ ‫ر‬ْ ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ج‬َ ‫ر‬َ ‫م‬ ْ ‫ي‬ِ ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ ‫و‬ُ ‫ه‬َ ‫و‬ ‫ا‬ً ‫ر‬ْ ‫و‬ُ ‫ج‬َّْ ‫َّم‬ Artinya: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan keduanya dinding dan batas yang tidak tembus” 2. Surat Al-Furqon ayat 53
  12. Ayat ini berisi tanda kekuasaan Allah yang keempat, yaitu Dia yang membiarkan dua macam air mengalir berdampingan, yang satu tawar dan segar, sedangkan yang lain asin dan pahit, seperti yang terjadi di muara sungai-sungai besar. Namun demikian, walaupun berdekatan rasa airnya tidak bercampur seolah-olah ada dinding yang membatasi di antara keduanya, sehingga yang satu tidak merusak rasa yang lainnya. Walaupun menurut pandangan mata kedua lautan itu bercampur, namun pada kenyataannya air yang tawar terpisah dari yang asin dengan kekuasaan Allah. Menurut para ilmuwan, Allah telah menciptakan pemisah air laut dan sungai, walaupun air sungai terjun dengan derasnya dari tempat tinggi. Barzakh (pemisah) ini berfungsi menghalangi kedua air untuk tidak saling menghapus ciri-cirinya. Laut asin dan tawar seolah-olah sudah ada dinding pembatas di antara keduanya, sehingga tidak bercampur aduk. Manusia dapat menentukan pilihannya karena baik air asin maupun tawar ada gunanya. Tafsir Kementrian Agama RI
  13. Pada Surat Al-Furqan ayat 53 ini menguraikan tentang pemisahan sekian ragam air yang merupakan benda yang mudah bercampur, serta kuasa-Nya menghalangi percampurannya, padahal semua berada di bumi yang berdampingan satu sama lain. Ayat ini menurut pengarang tafsir itu menguraikan salah satu nikmat Allah kepada hamba- hamba-Nya, yaitu keadaan air asin yang merembes atau mengalir dari lautan ke batu- batuan di dekat pantai, namun ia tidak bercampur dengan air tawar yang merembes atau mengalir ke laut dari daratan. Sementara ulama seperti Sayyid Quthub menyatakan, bahwa penghalang yang dijadikan Allah itu adalah posisi aliran sungai yang biasanya lebih tinggi dari permukaan laut, karena itu air sungai yang tawar itulah yang mengalir ke laut bukan sebaliknya kecuali amat sangat jarang dan dengan pengaturan yang sangat teliti ini, air laut walaupun banyak, tidak mengasinkan air sungai yang merupakan sumber air minum manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedang air sungai karena kadarnya sedikit, maka walaupun ia mengalir ke laut yang banyak airnya itu namun tidak dapat mengubah rasa asin air laut. Tafsir AL-Mishbah
  14. 1. ُ ‫ه‬ُ ‫ش‬ ْ ‫م‬ُ ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ ‫ع‬ ‫َّا‬‫ن‬ُ ‫ك‬ َّ ‫َل‬ِ‫ا‬ ٍّ ‫ل‬َ ‫م‬َ ‫ع‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ‫ل‬َ ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َّ ‫و‬ ٍّ ‫ن‬ٰ‫ا‬ْ ‫ر‬ُ‫ق‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ا‬ْ ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ ‫م‬َّ ‫و‬ ٍّ ‫ن‬ْ‫أ‬َ ‫ش‬ ْ ِ ‫ِف‬ ُ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ ‫ك‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫و‬ ْ ‫و‬ ْ‫ذ‬ِ‫ا‬ ‫ا‬ً ‫د‬ َ ‫ر‬َ‫غ‬ْ ‫ص‬َ‫ا‬ َٓ ‫َل‬َ ‫و‬ ِ ‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ ‫م‬َّ ‫الس‬ ِ ‫ِف‬ َ ‫َل‬َ ‫و‬ ِ ‫ض‬ْ ‫ر‬َْ ‫اَل‬ ِ ‫ِف‬ ٍّ ‫ة‬َّ ‫ر‬َ ‫ذ‬ ِ ‫ال‬َ ‫ق‬ْ‫ث‬ِ ‫م‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ َ ‫ك‬ِ‫ب‬َّ ‫ر‬ ْ ‫ن‬َ ‫ع‬ ُ ‫ب‬ُ ‫ز‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫و‬ ٌِۗ ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ن‬ْ ‫و‬ُ ‫ض‬ْ‫ي‬ِ ‫ف‬ُ‫ت‬ ِ ‫م‬ ْ ‫ن‬ ٍّْ ‫ي‬ِ‫ب‬ُّ ‫م‬ ٍّ ‫ٰب‬‫ت‬ِ‫ك‬ْ ِ ‫ِف‬ َّ ‫َل‬ِ‫ا‬ ََ ‫َب‬ْ ‫ك‬َ‫ا‬ َٓ ‫َل‬َ ‫و‬ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ذ‬ Artinya: “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al- Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” 3. Surat Yunus ayat 61
  15. Allah menjelaskan kepada Rasul-Nya dan kaum Muslimin bahwa pada saat Rasulullah melaksanakan urusan yang penting yang menyangkut kepentingan masyarakat, pada saat membacakan ayat-ayat Al-Quran, dan pada saat manusia melaksanakan amal perbuatannya, tidak ada yang terlepas dari pengawasan Allah. Dia menyaksikan semua amal perbuatan itu pada saat dilakukannya. Yang termasuk urusan penting dalam ayat ini ialah segala macam urusan yang menyangkut kepentingan umat seperti urusan dakwah Islamiyah, yaitu mengajak umat agar mengikuti jalan yang lurus, dengan cara yang bijaksana dan suri teladan yang baik, membangunkan kesadaran umat agar tertarik untuk melakukan perintah agama dan menjauhi larangan-larangan-Nya, termasuk pula urusan pendidikan umat dan cara-cara merealisir pendidikan itu hingga menjadi kenyataan yang berfaedah bagi kesejahteraan umat. Disebutkan pula bahwa ayat-ayat Al-Quran yang dibaca itu mencakup semua urusan berdasarkan pola-pola pelaksanaannya, tidak boleh menyimpang dari padanya, karena urusan segala umat secara prinsip telah diatur dalam kitab itu. Tafsir Kementrian Agama RI
  16. Pada ayat ini dimulai dengan bentuk tunggal (engkau) sambil mengarahkan pembicaraan kepada Nabi Muhammad saw. seorang, lalu disusul dengan bentuk jamak (kamu) yang ditujukan kepada seluruh manusia. Selanjutnya, ketika menguraikan tentang Nabi Muhammad saw., kata yang digunakan menunjuk aktivitas beliau adalah (ٍّ ‫ن‬ْ‫أ‬َ ‫)ش‬ sya’n yang mengandung makna kegiatan penting lagi agung. Sedang ketika menguraikan tentang selain beliau, kata yang digunakan adalah (ٍّ ‫ل‬َ ‫م‬َ ‫)ع‬ ‘amal pekerjaan yang dapat mencakup aneka pekerjaan yang baik atau buruk, agung atau hina. Bahwa Nabi Muhammad saw. disebut dalam ayat ini, untuk mengisyaratkan bahwa siapa pun, walau manusia teragung, dicatat dan diketahui segala aktivitasnya. Di sisi lain, itu juga untuk mengisyaratkan bahwa semua kegiatan Rasulullah saw. agung lagi bermanfaat, serta mencerminkan tuntunan yang beliau baca dari ayat-ayat Al-Quran. Berbeda dengan siapa selain beliau. Dhamir (kata ganti) berupa huruf ha’ pada kata (ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ ‫)م‬ minhul darinya tepatnya pada firman-Nya: ( ‫ا‬َ ‫م‬َّ ‫و‬ ‫ا‬ْ ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ت‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ ‫م‬ ) wa ma tatlu minhu penulis paham sebagai pengganti nama Allah. Ada juga ulama yang memahaminya menunjuk kepada kata Al-Quran. pelestariannya.” Tafsir Al-Mishbah
  17. Sedang kata min dipahami dalam arti sebagian. Dan, dengan demikian, penggalan ayat itu berarti tidak membaca dari Al-Quran sebagian dari ayat-ayatnya. “ Asy-Sya‘rawi memahami kata (ٍّ ‫ن‬ْ‫أ‬َ ‫)ش‬ sya’n dalam arti persoalan penting yang menjadi perhatian Rasul saw., yaitu menyampaikan risalah Allah swt. Sedang kata min yang merangkai kata minhu dipahaminya dalam arti untuk. Sehingga, menurutnya, penggalan ayat itu berarti “dan engkau tidak berada dalam satu keadaan yang panting yaitu menyampaikan risalah Allah, dan apa yang engkau baca dari Al-Quran untuk kepentingan penyampaian risalah itu serta pelestariannya.”
  18. 1. َْ ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ك‬ْٰ ‫ْل‬ِ‫ل‬ ٍّ ‫غ‬ْ‫ب‬ِ ‫ص‬َ ‫و‬ ِ ‫ن‬ْ ‫ُّه‬ ‫لد‬ِ ‫ِب‬ ُ ‫ت‬ُ‫ب‬ ْۢ ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ ‫س‬ ِ ‫ر‬ْ ‫و‬ُ‫ط‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ُ ‫ج‬ُ ‫ر‬َْ ‫َت‬ ً ‫ة‬َ ‫ر‬َ ‫ج‬َ ‫ش‬َ ‫و‬ Artinya: “(Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh di Bukit Sinai, yang menghasilkan minyak dan lauk-pauk pembangkit selera bagi orang-orang yang makan” 4. Surat AL-Mukminun ayat 20
  19. Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan manusia kebun- kebun kurma dan anggur dan buah-buahan lain yang ber-aneka warna yang dapat dimakan. Ada pula dari tanam-tanaman itu yang menjadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pala, cengkeh dan sebagainya. Dijadikan pula untuk manusia jenis pohon kayu yang keluar dari gunung Sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh. Tafsir Kemenag Tahlili
  20. Thirsaini terdiri dari kata ( ‫طور‬ ‫سيناء‬ ) Kata thursaina’ terdiri dari kata (‫)طور‬ thur yang berarti gunung dan (‫)سيناء‬ saina yang diperselisihkan maknanya. Ada yang berpendapat terambil dari kata (‫)سناء‬ sana’ yang berarti cahaya, karena di gunung itulah Nabi Musa as, mendengar firman Allah dan berdialog dengan- Nya. (Baca QS. Al-a'raf [7]: 142-143). Ada juga yang memahami kata sina’ dalam arti indah atau diberkati, atau nama pohon yang banyak ditemukan di sana. Thur Sina' berada di gurun Sinai Mesir, tidak jauh dari teluk Aqabah dan terusan Suez. Tafsir Al-Mishbah
  21. Dalam penafsiran Ibnu Kastir surah al-Mukminun dijelaskan dalam kitab ibnu kastir wa syajaratan takhruju min thuuri syai naa a (dan pohon kayu keluar dari Thursina) yakni pohon zaitun, sedangkan tur artinya bukit. Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya bukit dinamakan tur bila padanya terdapat pohon-pohonan, tetapi jika tidak ada pohon-pohonan, maka disebut bukit atau gunung, bukan tur. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Thursina atau Tur Sinin adalah nama bukit yang padanya Musa diajak bicara langsung oleh Allah swt. begitu pula semua bukit yang ada di sekitarnya yang padanya terdapat pohon zaitun. Lafadz “ ُ ‫ت‬ُ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ ِ ‫ن‬ْ ‫ُّه‬ ‫لد‬ِ ‫ِب‬ ” (yang menghasilkan minyak), sebagian ulama mengatakan bahwa huruf ba yang ada dalan lafadz ayat ini adalah huruf zaidah, bentuk aslinya ialah tanbutudduhna (tanpa diawali ba). Seperti halnya yang terdapat di dalam ucapan orang-orang Arab, "Alqa Fulanun Biyadihi," artinya si Fulan memukulkan tangannya, yakni yadahu (tanpa diawali ba). Tafsir Ibnu Kastir
  22. 1. ‫ه‬ِ ‫ر‬ْ ‫و‬ُ‫ن‬ ُ ‫ل‬َ‫ث‬َ ‫م‬ ٌِۗ ‫ض‬ْ ‫ر‬َْ ‫اَل‬َ ‫و‬ ِ ‫ت‬ٰ ‫و‬ٰ ‫م‬َّ ‫الس‬ ُ ‫ر‬ْ ‫و‬ُ‫ن‬ ُٰ ‫ّلل‬َ‫ا‬ ٗ ٌٍّۗ ‫ة‬َ ‫اج‬َ ‫ج‬ُ ‫ز‬ ْ ِ ‫ِف‬ ُ ‫اح‬َ‫ب‬ْ ‫ص‬ِ ‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ٌۗ ٌ ‫اح‬َ‫ب‬ْ ‫ص‬ِ ‫م‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍّ ‫وة‬ٰ ‫ك‬ْ ‫ش‬ِ ‫م‬َ ‫ك‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬ْ ‫ر‬َ ‫غ‬ َ ‫َل‬َّ ‫و‬ ٍّ ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ق‬ْ ‫ر‬َ ‫ش‬ َّ ‫َل‬ ٍّ ‫ة‬َ‫ن‬ْ ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ ‫ز‬ ٍّ ‫ة‬َ ‫ك‬ َٰ ‫َب‬ُّ ‫م‬ ٍّ ‫ة‬َ ‫ر‬َ ‫ج‬َ ‫ش‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ُ ‫د‬َ‫ق‬ْ ‫و‬ُّ‫ي‬ ٌّ ‫ي‬ِ ‫ر‬ُ ‫د‬ ٌ ‫ب‬َ ‫ك‬ْ ‫و‬َ ‫ك‬‫ا‬ََّ ‫َن‬َ‫ا‬َ ‫ك‬ُ‫ة‬َ ‫اج‬َ ‫ج‬ُّ ‫لز‬َ‫ا‬ ٍّ ‫ة‬ ُ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ ‫ز‬ ُ ‫اد‬َ ‫ك‬َّ‫ي‬ ُ‫ء‬ ۤ ْ ‫ي‬ِ ‫ض‬ ‫ه‬ِ ‫ر‬ْ ‫و‬ُ‫ن‬ِ‫ل‬ ُٰ ‫اّلل‬ ‫ى‬ِ ‫د‬ْ ‫ه‬َ‫ي‬ ٌٍّۗ ‫ر‬ْ ‫و‬ُ‫ن‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ ‫ع‬ ٌ ‫ر‬ْ ‫و‬ُ‫ن‬ ٌۗ ٌ ‫ر‬َ ‫َن‬ ُ‫ه‬ْ ‫س‬َ ‫س‬َْ ‫َت‬ َْ ‫َل‬ ْ ‫و‬َ‫ل‬َ ‫و‬ ٗ ٌِۗ ‫َّاس‬‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ ‫ال‬َ‫ث‬ْ ‫م‬َْ ‫اَل‬ ُٰ ‫اّلل‬ ُ ‫ب‬ِ ‫ر‬ْ ‫ض‬َ‫ي‬َ ‫و‬ ٌۗ ُ‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ ‫ش‬َّ‫ي‬ ْ ‫ن‬َ ‫م‬ ُٰ ‫اّلل‬َ ‫و‬ ٌ ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ ‫ع‬ ٍّ ‫ء‬ْ ‫ي‬َ ‫ش‬ ِ ‫ل‬ُ ‫ك‬ِ‫ب‬ Artinya: “Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir meskipun tidak tersentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” 5. Surat An-Nur ayat 35
  23. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi dan semua yang ada di keduanya. Dengan cahaya itu segala sesuatu dengan teratur dan teratur, tak ada yang menyimpang dari jalan yang ditentukan baginya, seperti orang-orang yang berjalan di tengah malam gulita dan di sebelah kanan ada sebuah lampu yang terang benderang yang ada di sekitarnya. Tentu dia akan aman dalam perjalanannya tidak akan tersesat atau terperosok ke jurang yang dalam, walau bagaimana pun banyak liku-liku yang dilaluinya. Berbeda dengan orang yang tidak memiliki lampu, tentu akan banyak menemui kesulitan. Meraba-raba ke sana kemari berjalan-tegun karena tidak tahu arah, maka pastilah orang ini akan tersesat atau mendapat kecelakaan karena tidak ada alam sekitarnya. Amat besarlah faedahnya cahaya yang diberikan Allah kepada alam semesta ini. Tafsir Kemenag Tahlili
  24. Ayat ini dapat dihubungkan dengan akhir ayat yang lalu yang menjelaskan bahwa Allah menurunkan ayat-ayat yang demikian jelas serta menjelaskan segala tuntunan yang berkaitan dengan kebutuhan hidup duniawi dan ukhrawi manusia. Ayat ini bagaikan berkata: Diturunkannya oleh Allah ayat-ayat yang berfungsi seperti dikemukakan itu disebabkan karena Allah adalah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi baik cahaya yang bersifat material yang dapat dilihat dengan mata kepala, maupun immaterial berupa cahaya kebenaran, keimanan, pengetahuan dan lain lain yang dirasakan dengan mata hati. Tafsir AL-Mishbah
  25. 1. ُ ‫د‬ِ‫ق‬ْ ‫و‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َِّ ‫ِم‬َ ‫ٌۗو‬ ‫ا‬ً‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬َّ ‫ر‬ ‫ا‬ً ‫د‬َ‫ب‬َ ‫ز‬ ُ ‫ل‬ْ‫ي‬َّ ‫الس‬ َ ‫ل‬َ ‫م‬َ‫ت‬ْ ‫اح‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ِ ‫ر‬َ ‫د‬َ ‫ق‬ِ‫ب‬ ْۢ ٌ ‫ة‬َ‫ي‬ِ ‫د‬ْ ‫و‬َ‫ا‬ ْ ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ ‫س‬َ‫ف‬ ً‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ ‫م‬ ِ ‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ ‫م‬َّ ‫الس‬ َ ‫ن‬ِ ‫م‬ َ ‫ل‬َ ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ ‫و‬ ِ ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ ‫ع‬ َ ‫ن‬ ِ ‫ِف‬ ‫ه‬ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ ‫م‬ ٌ ‫د‬َ‫ب‬َ ‫ز‬ ٍّ ‫اع‬َ‫ت‬َ ‫م‬ ْ ‫و‬َ‫ا‬ ٍّ ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ِ ‫ح‬ َ‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫اب‬ ِ ‫ر‬‫َّا‬‫ن‬‫ال‬ ٗ ٌۗ َ‫ب‬َّ ‫الز‬ ‫ا‬َّ ‫م‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ٌۗ‫ە‬ َ ‫ل‬ِ ‫اط‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬َ ‫و‬ َّ ‫ق‬َْ ‫اَل‬ ُٰ ‫اّلل‬ ُ ‫ب‬ِ ‫ر‬ْ ‫ض‬َ‫ي‬ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ ‫ذ‬َ ‫ك‬ ُ ‫د‬ ٌۗ َ ‫ال‬َ‫ث‬ْ ‫م‬َْ ‫اَل‬ ُٰ ‫اّلل‬ ُ ‫ب‬ِ ‫ر‬ْ ‫ض‬َ‫ي‬ َ ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ ‫ذ‬َ ‫ك‬ ٌِۗ ‫ض‬ْ ‫ر‬َْ ‫اَل‬ ِ ‫ِف‬ ُ ‫ث‬ُ ‫ك‬ْ ‫م‬َ‫ي‬َ‫ف‬ َ ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ُ ‫ع‬َ ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ ‫م‬ ‫ا‬َّ ‫م‬َ‫ا‬َ ‫ۚو‬ ً‫ء‬ ۤ ‫ا‬َ ‫ف‬ُ ‫ج‬ ُ ‫ب‬َ ‫ه‬ْ ‫ذ‬َ‫ي‬َ‫ف‬ Artinya: “Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan” 6. Surat Ar-Ra’du ayat 17
  26. Allah menurunkan air hujan dari langit yang mengandung awan, lalu mengalirkan air hujan ke berbagai lembah yang lebar dan yang sempit sesuai dengan ukuran. Kajian saintis menjelaskan bahwa lembah-lembah umumnya terbentuk oleh gerusan udara. Air pertama-tama menggerus bagian-bagian batuan yang paling lunak dan kemudian membentuk aliran sungai. Alur aliran sungai ini lambat laun akan membesar membentuk lembah-lembah sungai. Ukuran lembah- lembah sungai umumnya dipengaruhi oleh besarnya aliran udara yang juga ditentukan oleh besarnya curah hujan, kekerasan batuan dan umur batuan. Dalam bidang geomorfologi yang dikenal besaran kerapatan sungai, yaitu jumlah panjang sungai yang terdapat pada satu luasan daerah dengan satuan km/km2. Tafsir Kemenag Tahlili
  27. Penurunan hujan dari langit hingga memenuhi wadi-wadi itu adalah seimbang dengan suasana kilat, guruh dan awan-awan yang berat yang wujud di dalam pemandangan yang silam, la juga menjadi sebahagian dari pemandangan alam yang besar, di mana dibicarakan persoalan-persoalan surah dan maudhu'- maudhu'nya di samping membuktikan qudrat Allah Yang Maha Esa dan Gagah Perkasa. Air yang mengalir di wadi-wadi mengikut kadar yang tertentu itu adalah sama dengan segala sesuatu yang lain yang ditentukan mengikut kadar tenaga dan keperluannya masing-masing dan ia juga menjadi bukti betapa rapinya pentadbiran Allah yang menentukan segala-galanya, la merupakan salah satu persoalan yang dibicarakan oleh surah ini. Semuanya itu menjadi latar belakang bagi perbandingan yang hendak disampaikan Allah kepada manusia, yaitu perbandingan yang diambil dari sesuatu yang dilihat dalam hidup mereka dan dilalui mereka tanpa perhatian. Tafsir Al-Mishbah
  28. Hikmah Mengetahui Ayat-ayat Al’Quran tetang Kimia 03.
  29. 1. Menambah keimanan terhadap keagungan dan kekuasaan Allah 2. Dengan mengetahui Ayat Al-Qur’an tentang kimia akan menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang keagungan isi Al-Qur’an. 3. Dapat mengimplementasikan ayat-ayat Al-Qur’an tentang kimia dalam kehidupan sehari- hari. 4. Dapat menjadi acuan dalam belajar kimia. 5. Mengetahui bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan lebih dulu tentang kimia secara rinci 6. Agar kita selalu beryukur akan kehadirat Allah Swt 7. Menambah wawasan kita di bidang ilmu pengetahuan terutama tentang ilmu kimia memotivasi kita untuk mempelajari dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai materi yang terkandung dalam ilmu kimia.
  30. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. Thanks! Ono seng takok? Please keep this slide for attribution.
Publicidad