SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENYAKIT PADA MASA KEHAMILAN
1. Hiperemesis dalam kehamilan /
Hiperemesis Gravidarum (HEG)
(bisa lihat di link
https://www.youtube.com/watch?
v=9ZaClNRPkAs untuk materi
HEG)
2. Hipertensi Pada kehamilan
3. Diabetes gestasional
4. Gangguan Krdiovaskuler
5. Anemia
Kep. Maternitas 2: By. Ns. Febi Ratnasari.,
M.Kep.
2. HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Empat jenis hipertensi yang paling sering terjadi
dalam kehamilan:
1. Hipertensi gestasional
2. Preeklamsi
3. Hipertensi kronis
4. Preeklamsi superimposed pada hipertensi kronis
Klasifikasi hipertensi pada
kehamilan (ACOG 2002)
Hipertensi
gestasiona;
• Terjadiny hipertensi ringan setelah usia kehamilan 20 minggu, pada ibu yang
tadinya TD-nya normal tanpa proteinuria
Pre-
eklamsia
• Terjadinya TD dan Proteinuria setelah usai kehamilan 20 minggu pada ibu yang awalnya TD-nya
normal.
• Bila terdapat penyakit tropoblastik seperti molahidatidosa, bisa terjadi sebelum usia
kehamilan 20 minggu.
eklamsia
• Terjadinya kejang atau koma, yang tidak disebabkan hal lain pada ibu preeklamsia berat.
Hipertensi
kronis
• Hipertensi atau proteinuria (keduanya) pada ibu hamil yang terjadi sebelum 20 minggu dan
menetap 6 minggu postpartum.
Preeklamsia
atau
eklamsia
superimpos
ed
• Proteinuria (> 0.5 g protein dalam urine 24 jam) yang baru terjadi pada ibu denga hipertensi
sebelum usia kehamilan 20 minggu
• Pada ibu dengan hipertensi dan proteinuria sebelum 20 minggu, ditambah dengan salah satu
gejala baru atau trombisitipenia atau meningkatnya enzim hati.
Perbedaan pre-eklamsi
ringan dan berat
Pre-eklamsi ringan
TD: > dari 140/90 mmHg,
minimal berjarak 4-6 jam pada
periode 1 minggu.
Proteinuria: > dari sama
dengan +1 pada pemeriksaan
stik urine, pemeriksaan lab
urine > dari 300 mg/24 jam.
Urine output:
> dari 2-30
ml/jam
Sakit kepala
tidak ada atau
sementara
Gangguan
pengelihatan
tidak ada
Iritabilitas/per
ubahan afek
sementara
Tidak ada
nyeri
epigastrium
Trompositopenia
dan gangguan
fungsi hati tidak
ada
Edema paru
tidak ada
Berkurangnya
perfusi pada
plasenta
Pre-eklamsi berat
TD Meningkat lebih
dari 160/110
mmHg, pada
pengukuran
berjarak 6 jam
dengan tirah baring
Proteinuria: >
dari+3 dengan stik,
> dari 5 g/24 jam
dalam sample urin.
Urine output <
dari 400-500
ml/24 jam
Sakit kepala
berat atau
menetap
Gangguan pengelihatan
kabur atau fotopobia
Iritabilitas
atau
perubahan
afek berat
Nyeri epigastrium berat, dan
adanya mual muntah
Adanya trombositopenia dan
gangguan fungsi hati
Adanya edema
paru
Berkurangnya perfusi janin, tampak dengan
pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan
pemeriksaan DJJ tidak meyakinkan
Perubahan hasil LAB pada Pre-eklamsia
Pemeriksaan Nilai normal Pre-eklamsi HELLP
HB , HT 12-16 g/dl, 37-47% Dapat meningkat Menurun
Trombosit 150.000-
400.000/mm3
Tetap atau < 100.000 mm3 < 100.000/mm3
Nitrogen Urea darah
(BUN)
10-20mg/dl Meningkat Meningkat
Kreatinin 0,5-1,1 mg/dl >1,2 mg/dl Meningkat
Laktat dehydrogenase
(LDH)
45-90 unit/L Meningkat Meningkat (>600
unit/L
Serum glutamic
oksalosetik
transaminase (SGOT)
4-20 unit/L Tetap atau sedikit
meningkat
Menigkat > 70 unit/L
Asam urat 2-6.6 mg/dl > 5.9 mg/dl 10 mg/dl
Bilirubin total 0.1-1 mg/dl Tetap atau meningkat Meningat >1.2 mg/dl
Sindrom HELLP
 Diagnosa laboratorium untuk preeklamsi berat, dimana adanya tambahan
hasil pemeriksaan laboratorium akibat disfungsi hati, yaitu:
 H: haemolisis
 EL : Enzym lever (peningkatan enzim hati)
 LP: Low platelet (trombositnya rendah)
 Semua ini tidak terpisah.
 Dampak pada janin adalah kelahiran premature kurang dari 28 minggu dan
kematian janin akibat dari abrupsio plasenta dan PJT berat.
 sering tidak terdiagnosa sindrom HELLP karena tidak menunjukan tanda dan
gejalanya, ini yang menyebabkan angka mortalitas pada ibu hamil meningkat.
Pengukuran tekanan darah yang
benar menurut AHA
 Ukur tekanan darah ibu dalam posisi duduk atau pada posisi
baring miring kiri dengan lengan setinggi jantung.
 Setelah posisi sudah benar, berikan waktu 10 menit untuk ibu
istirahat sebelum melakukan pengukuran TD.
 Intruksikan ibu tidak merokok dan minum caffein 30 menit
sebelum pemeriksaan TD.
 Tahan tangan horizontal pada setinggi jantung.
 Gunakan manset dengan ukuran yang sesuai (manset harus
menutupi 80% lengan atas)
 Jaga kecepatan deflasi yang perlahan dan tetap.
 Ambil rata rata dari dua hasil pemeriksaan yang terpisah
minimal 6 jam utk meminimlaisir variasi TD yang terukur.
 Gunakan fase Iv Korotkoff (menghilangnya suara) untuk
mendapatkan TD diastole.
 Gunakan alat yang akurat. Sfigmomanometer raksa merupakan
alat yang paling akurat.
 Hati hati dalam mengartikan perbedaan TD dari penggunakan
alat digital atau manual.
Catatan:
Lakukan pencatatan didua waktu yang
berbeda dengan jarak 4-6 jam atau maksimal
masih dalam periode 1 minggu.
Proses keperawatan
 Pengkajian
 Diagnosa keperawatan
 Hasil yang diharapkan / Outcome
 Rencana keperawatan / implementasi
 Evaluasi
Pengkajian:
 Anamnesa
 Riwayat DM, HT, Penyakit ginjal
 Riwayat preeklamsi pada kehamilan sebelumnya
 Riwayat Kesehatan keluarga, untuk penyakit HT, DM dan kondisi penyakit kronis lainnya.
 Gejala saat ini: sakit kepala, nyeri epigastrium atau gangguan pengelihatan.
 Pemeriksaan fisik
 TD, Edema (piting edema +). Refleks tendon dalam, serta tonus dan rasa takit pada uterus ketika
ditekan: adanya perdarahan vagina
 Tes laboratorium
 Pemeriksaan darah setiap minggu: HT, Trombosit, pemeriksaan fungsi hepar (LDH, AST, ALT),
pemeriksaan urin 24 jam setiap minggu, pemeriksaan urin dengan stik setiap dua minggu sekali atau
bahkan setiap hari oleh pasien sendiri.
 Pemeriksaan janin
 Hitung Gerakan janin
Diagnosa keperawatan PER
 Kecemasan b.d preeklamsi dan efeknya pada ibu d.d….
 Perfusi jaringan tidak efektif b.d HT/edema serebral/perdarahan d.d…..
 Resiko cidera pada janin b.d insufisensi uteroplasenta/kelahiran
premature/abrupsio plasenta d.d…..
Hasil Perawatan yang diharapkan
 Mengenal dan melaporkan dengan segera tanda dan gejala abnormal yang mennunjukan
perburukan keadaan.
 Patuh terhadap rejimen untuk meminimalisir resiko untuk dirinya dan janinnya
 Mengidentifikasi dan menggunakan system pemberian dukungan yang ada
 Menyatakan ketakutan dan kekhawatirannya dalam menghadapi situasi dan kondisi
 Tidak mengalami tanda eklmasi dan komplikasinya
 Melahirkan bayi yang sehat
 Tidak mengalami kejang berulang dari kondisi serta penanganannya.
Rencana keperawatan dan implementasinya
(dirumah), serta evaluasinya
 Menguatkan kebutuhan dan mematuhi janji dengan tenaga Kesehatan untuk
pengambilan sempel darah dan urin rutin serta untuk pemeriksaan
antepartum guna evaluasi pertumbuhan janin dan volume cairan amnion.
 Mengajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan diri sendiri, termasuk TD,
pemeriksaan urin dengan stik dan hitungan gerak janin.
 Merokemdasikan diet sesuai ibu hamil normal
 Meninjau tanda klinis untuk melaporkan
 Mengikutsertakan pasien dan keluarga untuk rencana perawatan
 Memberikan dukungan emosional dan psikologi
 Mengevaluasi system pemberi dukungan.
 Evaluasi: disesuaikan dengan hasil yang diharapakan
Diagnosa dan intervensi keperawatan PEB
 Resiko terjadinya cidera pada ibu dan bayi b.d iritabilitas SSP (Kejang) d.d….
 Hasil yang diharapkan: menunjukan pennurunan tanda iritabilitas <+2 dan tidak mengalami kejang
 Intervensi: kaji reflek tendon dalam (patella), berikan magnesium sulfat intravena sesuai advice dokter
untuk menurunkan hiperrefleksia atau meminimalisasi resiko kejang, pantau TTV, Kesadaran ibu dan
DJJ, Pantau cairan IV, kadar magnesium sulfat didarah untuk mengkaji dan mencegah keracunan
magnesium sulfat. Contoh kercunan: mengantuk, letargi, bicara kacau, depresi nafas, oliguri,
penurunan TD mendadak, hiporefleksia, distress janin.
 Memberikan kalsium glukonas sebagai antidot keracunan magnesiuf sulfat
 Menjaga lingkungan yang tenang dan tidak terlalu terang untuk mengurangi rangsangan yang bisa
menimbulkan kejang.
Con’t
 Perfusi jaringan tidak efektif b.d preeklamsi akiat spasem arterior
 Hasil yang diharpkan: pasien akan menunjukan tanda perfusi adekuat: urine cukup
dan DJJ Normal
 Resiko kelebihan cairan d.d meningkatnya retensi natrium
 Resiko gangguan pertukaran gas d.d edema paru karena resistensi vaskuler
 Resiko penurunan curah jantung d.d penggunaan obat hipertensi
 Hasil yang diharapkan: pasien akan menunjukan tanda cairan normal, oksigen
adekuat, serta janin sejahtera.
Eklamsia
 Ditandai dengan berbagai gejala seperti sakit kepala menetap, pengelihatan kabur, nyeri epigastrium atau
abdomen kanan atas yang berat, serta Terjadi kejang yang mendadak tanpa peringatan
 Tanda kejang tonik klonik
 Tahap serangan: 2-3 detik, mata tampak seperti biasa, otot wajah berkedut
 Tahap kontraksi: 15-20 detik, mata menonjol dan merah, semua otot dalam kontraksi tonik
 Tahap kejang: otot otot rileks dan berkontraksi bergantian (klonik), napas berhenti dan mulai lagi inhalasi Panjang,
dalam, sesak: kemudian koma.
 Intervensi: pertahankan kepanenan jalan nafas: miringkan kepala, tempatkan bantal disalah satu bahu atau punggung
jika memungkinkan. Minta bantuan petugas lain. Naikan pengaman disisi tempat tidur, observasi dan catat aktivitas
kejang.
 Setelah konvulsi atau kejang: jangan tinggalkan pasien sampai pasien bener benar tersadar, amati koma dan
inkontenensia pasca kejang, gunakan suction sesuai kebutuhan, berikan okseigen dengan sungkup NR 10L/menit,
berikan IV dan monitor kelebihan cairan, berikan magnesium sulfat atau obat antikonvulsi lainya sesuai advice,
masukan kteter urin, monitor tekanan darah, status janin dan uterus, sigap lakukan pemerikasan lab. Sesuai advice,
ciptakan lingkungan yang tenang dan bersih, mendukung keluarga dan ibu tetap mendapatkan informasi, Bersiap
melkukan persalinan jika ibu sdh dalam kondisi stabil.
DIABETES GESTASIONAL
 Klasifikasi DMG menurut white:
 Kelas A1: Pasien dengan dua atau lebih nilai abnormal pada pemeriksaan dengan gula darah puasa yang normal.
Kadar glukosa darah harus terkontrol dengan diet
 Kelas A2: pasien tidak tau mengalaman DM sebelum hamil tapi memerlukan obat untuk mengontrol gula darah
 Kadar glukosa darah selama kehamilan:
 Sebelum makan / puasa > 65 tapi mg/dl < 95 mg/dl
 Setelah makan (1 jam) < 130 mg/dl – 140 mg/dl
 Setelah makan (2 jam) < 120 mg/dl
 Faktor resiko
 Usia ibu diatas 25 tahun, Riwayat kehamilan sebelumnya dengan DMG, kematian janin dalam Rahim yang tidak
bisa dijelaskan, Riwayat keluarga dengan DM, obesitas dan glukosa darah puasa > 140mg/dl atau gula darah
sewaktu >200mg/dl
 Wanita dengan resiko ini harus dilakukan skrining diawal kehamilan dan pada saat kehamilan diusia 24-28
minggu bila skrining awal negative.
KELAINAN KARDIOVASKULER
Kelainan kongenital jantung
 Defek septum atrium adalah bukaan abnormal diantara atrium
 Koarktasia aorta adalah penyempitan aorta yang terlokalisasi didekat tempat
insersi ductus.
 Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung sianotik yang paling sering ditemukan
pada kehamilan.
Penyakit jantung yang didapat
 Prolaps katup mitral dimana daun katup akan mengalami prolaps ke atrium kiri
pada saat sistol ventrikel sehingga darah mengalir balik
 Stenosis mitral adalah penyempitan katup mitral karena disebebkan oleh jantung
rematik
 Stenosis aorta adalah penyempitan katup aorta yang menyebabkan hambatan
dalam ejeksi ventrikel kiri.
 Kardiomiopati peripartum adalah gagal jantung konggestif dengan kardiomiopati
 Endokarditis infektif adalah radang lapisan endometrium jantung krn invasif
mikroorganisme
ANEMIA dalam kehamilan
 Adalah HB kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang
dari 10,5g/dl pada trimester kedua. Kadar HB kurang dari 6-8 g/dl dianggap
sebagai anemia berat.
 Anemia menyebabkan reduksi kapasitas darah berkurang sehingga oksigen
yang dibawa berkurang dann jantung berusaha untuk mengkompensasi
sehingga meningkatkan curah jantung. Sehingga bisa menyebabkan gagal
jantung kongestif.
 Anemia disebabkan oleh deficit besi, namun ada juga yang disebabkan karena
diturunkan dan didapat sprt anemia karena deficit asam folat, anemia sel
sabit dan talasemia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Intoleransi aktivitas b.d efek kehamilan pada penyakit jantung/anemia
 Menurunya curah jantung b.d pengingkatan volume sirkulasi sekunder
terhadap kehamilan dan penyakit jantung
 Ketakutan b.d peningkatan resiko intrapartum
 Pengetahuan yang kurang b.d kondisi jantung/kehamilan dan efeknya
terhadap penyakit jantung
 Resiko penatalaksanaan yang tidak efektif
 Resiko gangguan pertukaran gas
Terimakasih

Más contenido relacionado

Similar a penyakit pada masa kehamilan.pptx

218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berathomeworkping9
 
Kasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptx
Kasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptxKasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptx
Kasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptxYuyunRasulong1
 
PEB syafira.pptx
PEB syafira.pptxPEB syafira.pptx
PEB syafira.pptxPutriIca2
 
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptx
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptxHipertensi Dalam Kehamilan.pptx
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptxAnandaWulandariM
 
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANPATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANyetiyuwansyah1
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienMha Agistiani
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxiqbal509420
 
238831077 case-report-heg-selvia
238831077 case-report-heg-selvia238831077 case-report-heg-selvia
238831077 case-report-heg-selviahomeworkping4
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilanVrilisda Sitepu
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjutpjj_kemenkes
 

Similar a penyakit pada masa kehamilan.pptx (20)

218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat
 
ppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptxppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptx
 
Kasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptx
Kasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptxKasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptx
Kasus - Dialisis Kehamilan terbaru .pptx
 
PEB syafira.pptx
PEB syafira.pptxPEB syafira.pptx
PEB syafira.pptx
 
Obstetric_Emergencies
Obstetric_EmergenciesObstetric_Emergencies
Obstetric_Emergencies
 
Eklamsi
EklamsiEklamsi
Eklamsi
 
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptx
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptxHipertensi Dalam Kehamilan.pptx
Hipertensi Dalam Kehamilan.pptx
 
Mute
MuteMute
Mute
 
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANPATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasien
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
HT kehamilan.pptx
HT kehamilan.pptxHT kehamilan.pptx
HT kehamilan.pptx
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
 
238831077 case-report-heg-selvia
238831077 case-report-heg-selvia238831077 case-report-heg-selvia
238831077 case-report-heg-selvia
 
kasus sulit.ppt
kasus sulit.pptkasus sulit.ppt
kasus sulit.ppt
 
Deteksi_Dini_Kegawatdaruratan.ppt
Deteksi_Dini_Kegawatdaruratan.pptDeteksi_Dini_Kegawatdaruratan.ppt
Deteksi_Dini_Kegawatdaruratan.ppt
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 

Último

persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaikonline resmi
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxresthy1
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxicursudbogor
 

Último (16)

persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 

penyakit pada masa kehamilan.pptx

  • 1. http://www.free-powerpoint-templates-design.com PENYAKIT PADA MASA KEHAMILAN 1. Hiperemesis dalam kehamilan / Hiperemesis Gravidarum (HEG) (bisa lihat di link https://www.youtube.com/watch? v=9ZaClNRPkAs untuk materi HEG) 2. Hipertensi Pada kehamilan 3. Diabetes gestasional 4. Gangguan Krdiovaskuler 5. Anemia Kep. Maternitas 2: By. Ns. Febi Ratnasari., M.Kep.
  • 2. 2. HIPERTENSI PADA KEHAMILAN Empat jenis hipertensi yang paling sering terjadi dalam kehamilan: 1. Hipertensi gestasional 2. Preeklamsi 3. Hipertensi kronis 4. Preeklamsi superimposed pada hipertensi kronis
  • 3. Klasifikasi hipertensi pada kehamilan (ACOG 2002) Hipertensi gestasiona; • Terjadiny hipertensi ringan setelah usia kehamilan 20 minggu, pada ibu yang tadinya TD-nya normal tanpa proteinuria Pre- eklamsia • Terjadinya TD dan Proteinuria setelah usai kehamilan 20 minggu pada ibu yang awalnya TD-nya normal. • Bila terdapat penyakit tropoblastik seperti molahidatidosa, bisa terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. eklamsia • Terjadinya kejang atau koma, yang tidak disebabkan hal lain pada ibu preeklamsia berat. Hipertensi kronis • Hipertensi atau proteinuria (keduanya) pada ibu hamil yang terjadi sebelum 20 minggu dan menetap 6 minggu postpartum. Preeklamsia atau eklamsia superimpos ed • Proteinuria (> 0.5 g protein dalam urine 24 jam) yang baru terjadi pada ibu denga hipertensi sebelum usia kehamilan 20 minggu • Pada ibu dengan hipertensi dan proteinuria sebelum 20 minggu, ditambah dengan salah satu gejala baru atau trombisitipenia atau meningkatnya enzim hati.
  • 4. Perbedaan pre-eklamsi ringan dan berat Pre-eklamsi ringan TD: > dari 140/90 mmHg, minimal berjarak 4-6 jam pada periode 1 minggu. Proteinuria: > dari sama dengan +1 pada pemeriksaan stik urine, pemeriksaan lab urine > dari 300 mg/24 jam. Urine output: > dari 2-30 ml/jam Sakit kepala tidak ada atau sementara Gangguan pengelihatan tidak ada Iritabilitas/per ubahan afek sementara Tidak ada nyeri epigastrium Trompositopenia dan gangguan fungsi hati tidak ada Edema paru tidak ada Berkurangnya perfusi pada plasenta Pre-eklamsi berat TD Meningkat lebih dari 160/110 mmHg, pada pengukuran berjarak 6 jam dengan tirah baring Proteinuria: > dari+3 dengan stik, > dari 5 g/24 jam dalam sample urin. Urine output < dari 400-500 ml/24 jam Sakit kepala berat atau menetap Gangguan pengelihatan kabur atau fotopobia Iritabilitas atau perubahan afek berat Nyeri epigastrium berat, dan adanya mual muntah Adanya trombositopenia dan gangguan fungsi hati Adanya edema paru Berkurangnya perfusi janin, tampak dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan pemeriksaan DJJ tidak meyakinkan
  • 5. Perubahan hasil LAB pada Pre-eklamsia Pemeriksaan Nilai normal Pre-eklamsi HELLP HB , HT 12-16 g/dl, 37-47% Dapat meningkat Menurun Trombosit 150.000- 400.000/mm3 Tetap atau < 100.000 mm3 < 100.000/mm3 Nitrogen Urea darah (BUN) 10-20mg/dl Meningkat Meningkat Kreatinin 0,5-1,1 mg/dl >1,2 mg/dl Meningkat Laktat dehydrogenase (LDH) 45-90 unit/L Meningkat Meningkat (>600 unit/L Serum glutamic oksalosetik transaminase (SGOT) 4-20 unit/L Tetap atau sedikit meningkat Menigkat > 70 unit/L Asam urat 2-6.6 mg/dl > 5.9 mg/dl 10 mg/dl Bilirubin total 0.1-1 mg/dl Tetap atau meningkat Meningat >1.2 mg/dl
  • 6. Sindrom HELLP  Diagnosa laboratorium untuk preeklamsi berat, dimana adanya tambahan hasil pemeriksaan laboratorium akibat disfungsi hati, yaitu:  H: haemolisis  EL : Enzym lever (peningkatan enzim hati)  LP: Low platelet (trombositnya rendah)  Semua ini tidak terpisah.  Dampak pada janin adalah kelahiran premature kurang dari 28 minggu dan kematian janin akibat dari abrupsio plasenta dan PJT berat.  sering tidak terdiagnosa sindrom HELLP karena tidak menunjukan tanda dan gejalanya, ini yang menyebabkan angka mortalitas pada ibu hamil meningkat.
  • 7. Pengukuran tekanan darah yang benar menurut AHA  Ukur tekanan darah ibu dalam posisi duduk atau pada posisi baring miring kiri dengan lengan setinggi jantung.  Setelah posisi sudah benar, berikan waktu 10 menit untuk ibu istirahat sebelum melakukan pengukuran TD.  Intruksikan ibu tidak merokok dan minum caffein 30 menit sebelum pemeriksaan TD.  Tahan tangan horizontal pada setinggi jantung.  Gunakan manset dengan ukuran yang sesuai (manset harus menutupi 80% lengan atas)  Jaga kecepatan deflasi yang perlahan dan tetap.  Ambil rata rata dari dua hasil pemeriksaan yang terpisah minimal 6 jam utk meminimlaisir variasi TD yang terukur.  Gunakan fase Iv Korotkoff (menghilangnya suara) untuk mendapatkan TD diastole.  Gunakan alat yang akurat. Sfigmomanometer raksa merupakan alat yang paling akurat.  Hati hati dalam mengartikan perbedaan TD dari penggunakan alat digital atau manual. Catatan: Lakukan pencatatan didua waktu yang berbeda dengan jarak 4-6 jam atau maksimal masih dalam periode 1 minggu.
  • 8. Proses keperawatan  Pengkajian  Diagnosa keperawatan  Hasil yang diharapkan / Outcome  Rencana keperawatan / implementasi  Evaluasi
  • 9. Pengkajian:  Anamnesa  Riwayat DM, HT, Penyakit ginjal  Riwayat preeklamsi pada kehamilan sebelumnya  Riwayat Kesehatan keluarga, untuk penyakit HT, DM dan kondisi penyakit kronis lainnya.  Gejala saat ini: sakit kepala, nyeri epigastrium atau gangguan pengelihatan.  Pemeriksaan fisik  TD, Edema (piting edema +). Refleks tendon dalam, serta tonus dan rasa takit pada uterus ketika ditekan: adanya perdarahan vagina  Tes laboratorium  Pemeriksaan darah setiap minggu: HT, Trombosit, pemeriksaan fungsi hepar (LDH, AST, ALT), pemeriksaan urin 24 jam setiap minggu, pemeriksaan urin dengan stik setiap dua minggu sekali atau bahkan setiap hari oleh pasien sendiri.  Pemeriksaan janin  Hitung Gerakan janin
  • 10. Diagnosa keperawatan PER  Kecemasan b.d preeklamsi dan efeknya pada ibu d.d….  Perfusi jaringan tidak efektif b.d HT/edema serebral/perdarahan d.d…..  Resiko cidera pada janin b.d insufisensi uteroplasenta/kelahiran premature/abrupsio plasenta d.d…..
  • 11. Hasil Perawatan yang diharapkan  Mengenal dan melaporkan dengan segera tanda dan gejala abnormal yang mennunjukan perburukan keadaan.  Patuh terhadap rejimen untuk meminimalisir resiko untuk dirinya dan janinnya  Mengidentifikasi dan menggunakan system pemberian dukungan yang ada  Menyatakan ketakutan dan kekhawatirannya dalam menghadapi situasi dan kondisi  Tidak mengalami tanda eklmasi dan komplikasinya  Melahirkan bayi yang sehat  Tidak mengalami kejang berulang dari kondisi serta penanganannya.
  • 12. Rencana keperawatan dan implementasinya (dirumah), serta evaluasinya  Menguatkan kebutuhan dan mematuhi janji dengan tenaga Kesehatan untuk pengambilan sempel darah dan urin rutin serta untuk pemeriksaan antepartum guna evaluasi pertumbuhan janin dan volume cairan amnion.  Mengajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan diri sendiri, termasuk TD, pemeriksaan urin dengan stik dan hitungan gerak janin.  Merokemdasikan diet sesuai ibu hamil normal  Meninjau tanda klinis untuk melaporkan  Mengikutsertakan pasien dan keluarga untuk rencana perawatan  Memberikan dukungan emosional dan psikologi  Mengevaluasi system pemberi dukungan.  Evaluasi: disesuaikan dengan hasil yang diharapakan
  • 13. Diagnosa dan intervensi keperawatan PEB  Resiko terjadinya cidera pada ibu dan bayi b.d iritabilitas SSP (Kejang) d.d….  Hasil yang diharapkan: menunjukan pennurunan tanda iritabilitas <+2 dan tidak mengalami kejang  Intervensi: kaji reflek tendon dalam (patella), berikan magnesium sulfat intravena sesuai advice dokter untuk menurunkan hiperrefleksia atau meminimalisasi resiko kejang, pantau TTV, Kesadaran ibu dan DJJ, Pantau cairan IV, kadar magnesium sulfat didarah untuk mengkaji dan mencegah keracunan magnesium sulfat. Contoh kercunan: mengantuk, letargi, bicara kacau, depresi nafas, oliguri, penurunan TD mendadak, hiporefleksia, distress janin.  Memberikan kalsium glukonas sebagai antidot keracunan magnesiuf sulfat  Menjaga lingkungan yang tenang dan tidak terlalu terang untuk mengurangi rangsangan yang bisa menimbulkan kejang.
  • 14. Con’t  Perfusi jaringan tidak efektif b.d preeklamsi akiat spasem arterior  Hasil yang diharpkan: pasien akan menunjukan tanda perfusi adekuat: urine cukup dan DJJ Normal  Resiko kelebihan cairan d.d meningkatnya retensi natrium  Resiko gangguan pertukaran gas d.d edema paru karena resistensi vaskuler  Resiko penurunan curah jantung d.d penggunaan obat hipertensi  Hasil yang diharapkan: pasien akan menunjukan tanda cairan normal, oksigen adekuat, serta janin sejahtera.
  • 15. Eklamsia  Ditandai dengan berbagai gejala seperti sakit kepala menetap, pengelihatan kabur, nyeri epigastrium atau abdomen kanan atas yang berat, serta Terjadi kejang yang mendadak tanpa peringatan  Tanda kejang tonik klonik  Tahap serangan: 2-3 detik, mata tampak seperti biasa, otot wajah berkedut  Tahap kontraksi: 15-20 detik, mata menonjol dan merah, semua otot dalam kontraksi tonik  Tahap kejang: otot otot rileks dan berkontraksi bergantian (klonik), napas berhenti dan mulai lagi inhalasi Panjang, dalam, sesak: kemudian koma.  Intervensi: pertahankan kepanenan jalan nafas: miringkan kepala, tempatkan bantal disalah satu bahu atau punggung jika memungkinkan. Minta bantuan petugas lain. Naikan pengaman disisi tempat tidur, observasi dan catat aktivitas kejang.  Setelah konvulsi atau kejang: jangan tinggalkan pasien sampai pasien bener benar tersadar, amati koma dan inkontenensia pasca kejang, gunakan suction sesuai kebutuhan, berikan okseigen dengan sungkup NR 10L/menit, berikan IV dan monitor kelebihan cairan, berikan magnesium sulfat atau obat antikonvulsi lainya sesuai advice, masukan kteter urin, monitor tekanan darah, status janin dan uterus, sigap lakukan pemerikasan lab. Sesuai advice, ciptakan lingkungan yang tenang dan bersih, mendukung keluarga dan ibu tetap mendapatkan informasi, Bersiap melkukan persalinan jika ibu sdh dalam kondisi stabil.
  • 16. DIABETES GESTASIONAL  Klasifikasi DMG menurut white:  Kelas A1: Pasien dengan dua atau lebih nilai abnormal pada pemeriksaan dengan gula darah puasa yang normal. Kadar glukosa darah harus terkontrol dengan diet  Kelas A2: pasien tidak tau mengalaman DM sebelum hamil tapi memerlukan obat untuk mengontrol gula darah  Kadar glukosa darah selama kehamilan:  Sebelum makan / puasa > 65 tapi mg/dl < 95 mg/dl  Setelah makan (1 jam) < 130 mg/dl – 140 mg/dl  Setelah makan (2 jam) < 120 mg/dl  Faktor resiko  Usia ibu diatas 25 tahun, Riwayat kehamilan sebelumnya dengan DMG, kematian janin dalam Rahim yang tidak bisa dijelaskan, Riwayat keluarga dengan DM, obesitas dan glukosa darah puasa > 140mg/dl atau gula darah sewaktu >200mg/dl  Wanita dengan resiko ini harus dilakukan skrining diawal kehamilan dan pada saat kehamilan diusia 24-28 minggu bila skrining awal negative.
  • 17. KELAINAN KARDIOVASKULER Kelainan kongenital jantung  Defek septum atrium adalah bukaan abnormal diantara atrium  Koarktasia aorta adalah penyempitan aorta yang terlokalisasi didekat tempat insersi ductus.  Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung sianotik yang paling sering ditemukan pada kehamilan. Penyakit jantung yang didapat  Prolaps katup mitral dimana daun katup akan mengalami prolaps ke atrium kiri pada saat sistol ventrikel sehingga darah mengalir balik  Stenosis mitral adalah penyempitan katup mitral karena disebebkan oleh jantung rematik  Stenosis aorta adalah penyempitan katup aorta yang menyebabkan hambatan dalam ejeksi ventrikel kiri.  Kardiomiopati peripartum adalah gagal jantung konggestif dengan kardiomiopati  Endokarditis infektif adalah radang lapisan endometrium jantung krn invasif mikroorganisme
  • 18. ANEMIA dalam kehamilan  Adalah HB kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5g/dl pada trimester kedua. Kadar HB kurang dari 6-8 g/dl dianggap sebagai anemia berat.  Anemia menyebabkan reduksi kapasitas darah berkurang sehingga oksigen yang dibawa berkurang dann jantung berusaha untuk mengkompensasi sehingga meningkatkan curah jantung. Sehingga bisa menyebabkan gagal jantung kongestif.  Anemia disebabkan oleh deficit besi, namun ada juga yang disebabkan karena diturunkan dan didapat sprt anemia karena deficit asam folat, anemia sel sabit dan talasemia.
  • 19. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Intoleransi aktivitas b.d efek kehamilan pada penyakit jantung/anemia  Menurunya curah jantung b.d pengingkatan volume sirkulasi sekunder terhadap kehamilan dan penyakit jantung  Ketakutan b.d peningkatan resiko intrapartum  Pengetahuan yang kurang b.d kondisi jantung/kehamilan dan efeknya terhadap penyakit jantung  Resiko penatalaksanaan yang tidak efektif  Resiko gangguan pertukaran gas