6. KONSEP SISTEM PERTANIAN
Secara sempit pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan
produktif yang menghasilkan komoditi pertanian. Kegiatan
tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumsi dan industri.
❖ Perkembangan pertanian dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Tahapan dimana manusia menganggap pertanian sebagai
way of life.
2. Tahapan budidaya.
3. Tahapan dimana petani mulai memasukkan unsur bisnis
7. 1. Tahapan dimana manusia menganggap pertanian
sebagai way of life.
KONSEP SISTEM PERTANIAN
Dalam tahap ini manusia mengambil komoditi
pertanian yang diperlukan dari alam (food gathering
people), mereka berburu hewan, menebang pohon
dan mengambil komoditi lain yang tersedia di alam
tanpa membudidayakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal ini terjadi di awal
kehidupan manusia sampai abad ke-15.
8. 2. Tahapan budidaya.
KONSEP SISTEM PERTANIAN
Setelah abad ke-15 manusia sudah mulai
mengusahakan suatu komoditi dengan cara budidaya di
lahan yang mereka miliki, dekat dengan tempat tinggal
mereka. Hal ini terjadi karena persediaan di alam sudah
mulai berkurang. Dalam tahap ini mereka melakukan
budidaya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup
(subsisten) tanpa tujuan komersil. Mereka sudah mulai
menerapkan teknologi untuk menghasilkan berbagai
produk yang sesuai dengan harapan.
9. 3. Tahapan dimana petani mulai memasukkan unsur bisnis
Memasuki abad ke-17 petani selain melakukan budidaya
dan menggunakan teknologi dalam rangka mengusahakan
terciptanya dan terbinanya kondisi lingkungan tumbuh
(kesesuaian agrokesistem), mereka juga sudah memiliki
tujuan komersil/unsur bisnis. Kegiatan pertanian dilakuan
dengan cara efektif dan efisien untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal.
KONSEP SISTEM PERTANIAN
10. Dalam memahami pertanian secara utuh, kita harus
memahami pertanian sebagai suatu sistem.
Sistem merupakan suatu kesatuan berbagai
komponen yang mempunyai tujuan serta fungsi yang
berbeda.
Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling
terikat/ketergantungan dalam rangka mencapai
tujuan dan fungsi yang sama dibawah satu
koordinator.
11. ❖ Komponen/subsistem dalam sistem pertanian terdiri dari :
1. Agroekosistem yang terdiri dari : tanah,perairan dan iklim
(lingkungan teknis)
2. Komoditi yang diusahakan berupa tanaman ataupun hewan
3. Pelaku yang mengusahakan komoditi (Petani)
4. Kelembagaan pendukung produksi dan pasar
SISTEM PERTANIAN
12. Berdasarkan pemahaman sistem pertanian tersebut terungkap
bahwa komoditi pertanian sangat bergantung pada alam, sehingga
memiliki sifat :
1. Suplai musiman mengandung ketidakpastian
2. Beragam dalam kualitas dan kuantitas
3. Perishable (mudah rusak/busuk) dan Fragile (mudah rusak
karena benturan)
4. Kamba : Voluminous
Dalam mengantisipasi kendala tersebut diperlukan
suatu konsep sistem agribisnis yang utuh.
Konsep agribisnis yang utuh dapat dipahami apabila
memandang agribinis sebagai suatu sistem.
13. 1. Dicetuskan Davis and Golberg 1957
2. Masuk ke Thailand, Malaysia &
Philipina 1960
3. Masuk ke Indonesia Tahun 1984
KONSEP AGRIBISNIS
14. Definisi Agribisnis
1. John Davis and Ray Goldberg (1957)
“Agribusiness is the sum total of all operations involved in the manufacture and
distributions of farm supplies; produstion operations on the farm; and the storage,
processing and distribution of farm commodities and items made from them”
2. E. Paul Roy (1979)
“Agribusiness is the coordinating science of supplying agricultural production inputs
and subsequently producing, processing and distributing food and fiber”
3. Kenneth D. Duft (1979)
“…Agribusiness includes all business enterprises that buy from or sell to farmers.
The transactions may involve either a product, a commodity, or a service and
encomposses items such as :
Productive resources (feed, seed, fertilizer, equipment, energy, machinery, etc)
Agricultural commodities (all food and fiber) and
Facilitative services (credit, insurance, marketing, storaging, processing,
transportation, packging, distribution, etc)
4. Bungaran Saragih (1996)
“Agribisnis merupakan cara baru melihat dan membangun pertanian dimana
pembangunan ekonomi berbasis pertanian tidak hanya terbatas pada pada
pembangunan subsistem usaha tani saja”.
16. Sistem agribisnis mencakup empat
Subsistem utama, yaitu:
• Sub Sistem Pengadaan Sarana Produksi
• Sub Sistem Budidaya Pertanian (On-farm)
• Sub Sistem Penanganan dan Pengolahan
hasil
• Sub Sistem Pemasaran
• Sub Sistem Pendukung (Prasarana dan
Fasilitas)
Untuk menunjang berjalannya dan terintegrasinya ke 4
subsitem tersebut maka dilengkapi dengan
Sub Sistem Pendukung (Prasarana dan Fasilitas)
17. Sub Sistem Hulu (Pengadaan sarana);
Sub Sistem Budidaya Pertanian (On-farm)
Sub Sistem Hilir (Pengolahan hasil dan
pemasaran); serta
Sub Sistem Pendukung (Prasarana dan Fasilitas)
Sementara Bungaran Saragih mengelompokkan
Sistem Agribisnis ke dalam 4 subsitem juga, yaitu
18. Dua Unsur Pelaku Dalam Agribisnis
1. System Participant
yang terlibat langsung dalam bisnis komoditas
Pertanian
2. System Coordinator
Lembaga/instansi baik formal maupun informal
atau peraturan-peraturan yang memperlancar
“Flow of Goods” pertanian
19. Sub-Sistem
Agribisnis Hulu
• Industri
pembenihan/
pembibitan
tanaman/ hewan
• Industri
agrokimia
• Industri agro
otomotif
Sub Sistem
Usahatani
• Usaha tanaman
pangan dan
holtikultura
• Usaha tanaman
perkebunan
• Usaha
peternakan
Sub Sistem
Pengolahan
• Industri makanan,
industri minuman
• Industri rokok
• Industri barang,
serat nilam,
industri
biofarmaka
• Industri
agrowisata dan
estetika
Sub Sistem
Pemasaran
• Distribusi
promosi,
informasi pasar
• Intelejen pasar
• Kebijakan
perdagangan
• Struktur pasar
Sub Sistem Jasa
• Perkreditan dan Asuransi
• Penelitian dan pengembangan
• Transportasi dan pergudangan
• Kebijakan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro
ekonomi)
GAMBAR : LINGKUP PEMBANGUNAN SISTEM AGRIBISNIS
20. Karakteristik Agribisnis
• Agribisnis sebagai suatu “Sistem”
• Agribisnis sebagai suatu “Bisnis”
– Pasar adalah raja
– Persaingan adalah aturan mainnya
– Perubahan adalah sesuatu yang pasti
21. • Pendekatan mikro mengkaji agribisnis lebih
menekankan kepada pencapaian efisiensi,
optimasi alokasi & penggunaan sumberdaya, serta
berusaha memaksimalkan keuntungan
• Pendekatan makro mengkaji agribisnis
berdasarkan hubungannya dgn produk domestik
bruto, peningkatan pendapatan nasional,
peningkatan kesempatan berusaha, pemerataan
distribusi pendapatan, peningkatan ekspor, upaya
substitusi impor, inflasi, penurunan tingkat
pengangguran serta hubungannya dgn komponen
ekonomi makro lainnya.
22. Sistem Agribisnis Nasional
Faktor-faktor Makro
Situasi Persaingan:
Jumlah
Tipe
Perilaku
Sumber
daya alam
Kompetitor
Faktor
Ekonomi:
Struktur harga,
margin, profit, harga
pengganti, rintangan
perdagangan
Teknologi:
Proses, Peralatan,
Faktor Input,
Hubungan
Global, Nasional
dan Local
Sumber
Daya Alam :
Iklim, Lahan,
Hambatan, Trend
Komunitas:
Sosial kapital,
jumlah
penduduk, upah,
tenaga kerja
Strategi Persaingan Nasional:
Bagaimana kita bersaing sekarang ini dan besok? Dimensi strategi apa yang akan diprioritaskan? Modal apa yang
dibutuhkan?
Strategi Sumber
Daya Nasional:
Proteksi, komitmen,
peramalan, eksplorasi
ekonomi, akuisisi peluang
yang dinamis dalam
peningkatan mutu
Strategi Sistem Riset
dan Pengembangan
Nasional :
Teknologi dan pengetahuan,
peramalan, pengembangan,
peningkatan, pembagian
Strategi Agribisnis
Nasional:
Kualitas, Produktivitas,
Efisiensi Respon
Konsumen, Inovasi,
Keamanan dan
Keandalan Pangan
Kebijakan Produksi Nasional:
Regulasi, Koordinasi Pelaku Agribisnis dan Pemerintah, Jaminan Keamanan, Kebijakan
Permintaan dan Harga, Promosi Pasar, Pengelolaan Sumberdaya Alam, Kritik Sosial
Kebijakan Produksi Lokal:
Regulasi, Koordinasi Pelaku Agribisnis dan Pemerintah, Jaminan Keamanan, Kebijakan
Permintaan dan Harga, Promosi Pasar, Pengelolaan Sumberdaya Alam, Kritik Sosial
Strategi Perusahaan Agribisnis
Kunci Keberhasilan:
Competitive Advantage, Kemampuan bertahan dalam jangka panjang, Keberlanjutan
mempertahankan usaha
Sistem dan Prosedur
Teknologi
Kontrol Tujuan Operasional
Keberlanjutan
dan Potensi
Kompetisi:
Tidak dapat ditiru,
Jalur
ketergantungan,
Kelangkaan,
Kodefikasi,
Keberlanjutan
Cadangan
Sumber Daya
Lokal:
Keterampilan,
pengetahuan,
produk, peralatan,
proses, bantuan
teknis, lahan, dan
iklim
23. Pertanian Berkebudayaan Industri
Suatu sistem terpadu industri biologis yang merupakan
hasil karya, cipta dan rasa manusia dalam
memanfaatkan dan mengelola sumberdaya biologi
beserta ekosistemnya; berorientasi pada efisiensi,
produktivitas, kualitas serta nilai tambah secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; melalui
penerapan IPTEK dan manajemen agribisnis secara
terpadu dan dinamis; dikerjakan oleh pelaku pertanian
profesional yang memiliki etos kerja industri dan
karakteristik sosial budaya bangsa ber-Pancasila;
ditujukan bagi seluruh bangsa Indonesia yang
berprinsip pada keadilan dan kesejahteraan (IPB, 1997)
24. Level Operasional Sistem Agribisnis
Lingkungan makro dan Kebijakan
Sistem Komoditas Spesifik
Pelaku Usaha
25. Sistem Produksi dan Pemasaran
Pangan
Agricultural
Input
Sector
Production
Sector
Processing-
Manufacturing
Sector
28. Konsep Agribisnis
PELAYANAN, PEMBINAAN, PRASARANA, FASILITAS/SARANA
PEMBINA DAN PEMADU SISTEM AGRIBISNIS
(“System Koordinator”)
TIGA PILAR : PELAYANAN, PEMBINAAN, PENDAMPINGAN
JEJARING
1. KELOMPOK BIROKRASI
2. KADIN, ASOSIASI, LSM
3. DUNIA PERGURUAN TINGGI, LEMBAGA DIKLAT
4. LEMBAGA KEUANGAN, BANK & NON BANK
5. LEMBAGA ASURANSI
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN & PELATIHAN
(P & P)
R & D
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN & PELATIHAN
(P & P)
R & D
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN & PELATIHAN
(P & P)
R & D
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN & PELATIHAN
(P & P)
R & D
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
STAKE HOLDER
Penyedia
Sarana
Produksi
Produksi
Primer
(On-Farm)
Produksi
Sekunder
(Pengolahan)
Produksi
Tersier
(Jasa dan
Pemasaran)
Pasar
(Konsumen)
Domestik dan
Luar Negeri
Koordinasi Vertikal
Kemi-
traan
Kemi-
traan
Kemi-
traan
Kemi-
traan
29. Dimensi Strategis Agribisnis
Pemerintah
Lembaga Pendukung
dan Perdagangan
Lembaga
Penelitian
Lembaga
Swadaya
Masayarakat
Pemasok
Input Produksi
Petani
Industri
Pengolahan
Distributor dan
Konsumen
Kualitas dan
Produktifitas
Kemampuan
Berinovasi
Respon Konsumen
yang Effisien
Keamanan dan
Reliabilitas
Berbagi Sumberdaya
Berbagi Tujuan
Sumber: Wilk and Fensterseifer
32. AGROINDUSTRI
PENGERTIAN AGROINDUSTRI
PERUSAHAAN YANG MEMPROSES BAHAN NABATI (BERASAL DARI TANAMAN)
ATAU HEWANI (BERASAL ATAU DIHASILKAN OLEH HEWAN). PROSES YANG
DITERAPKAN MENCAKUP PENGOLAHAN, PENGAWETAN MELALUI PERLAKUAN
FISIK ATAU KIMIAWI, PENYIMPANAN, PENGEMASAN, DAN DISTRIBUSI.
PRODUK AGROINDUSTRI, DAPAT BERUPA PRODUK AKHIR YANG SIAP
DIKONSUMSI ATAU DIGUNAKAN OLEH MANUSIA (PRODUK JADI),
ATAUPUN SEBAGAI PRODUK BAHAN BAKU BAGI INDUSTRI
LAINNYA (PRODUK SETENGAH JADI).
33. ARTI AGROINDUSTRI:
MALASSIS (DALAM BOMBAL DAN CHALMIN, 1980):
AGROINDUSTRI PANGAN SEBAGAI SUATU SISTEM YANG TERDIRI ATAS PERUSAHAAN
YANG MENGOLAH ATAU MENTRANSFORMASI HASIL PERTANIAN DALAM RANGKA
MENCUKUPI KEBUTUHAN PANGAN KONSUMEN.
SELANJUTNYA, IA JUGA MENYATAKAN BAHWA, KEDUDUKAN INDUSTRI PENGOLAHAN
PADA KOMPLEKS INDUSTRI-AGRO(COMPLEXE AGRO-ALIMENTAIRE, BAHASA
PERANCIS), YANG TERDIRI ATAS:
• INDUSTRI HULU (INDUSTRI PERALATAN UNTUK PERTANIAN, INDUSTRI SARANA
PERTANIAN: ENERGI, PUPUK, BENIH/BIBIT, FITOSANITAIR, PRODUK
VETERINER/PETERNAKAN: PAKAN TERNAK/IKAN, DAGING, TELUR),
• INDUSRI PENGOLAHAN ATAU TRANSFORMASI,
• INDUSTRI PENGEMASAN,
• INDUSTRI TRANSPORTASI,
• SERTA JASA PENUNJANG PERTANIAN (ADMINISTRASI, PERBANKAN, DAN
PERDAGANGAN).
34. Agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang
meliputi :
semua perusahaan, agen dan institusi yang menyedia
kan segala kebutuhan pertanian, mengambil komoditas
pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada
konsumen.
Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai
jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian
pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan
hilir.
Pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat
meningkatkan :
• jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume
ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan
internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan
penyediaan bahan baku industri
35. AGROINDUSTRI
INDUSTRI PERALATAN DAN
MESIN PERTANIAN (IPMP)
INDUSTRI JASA SEKTOR
PERTANIAN (IJSP)
INDUSTRI PENGOLAHAN
HASIL PERTANIAN (IPHP)
Simposium Nasional
Industri I (IPB, 1983)
INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (IPHP):
1) IPHP-TANAMAN PANGAN
2) IPHP-TANAMAN PERKEBUNAN
3) IPHP-HASIL HUTAN
4) IPHP-PERIKANAN
5) IPHP-PETERNAKAN
36. INDUSTRI PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN (IPMP)
:
1) IPMP-BUDIDAYA PERTANIAN, SEPERTI: CANGKUL, TRAKTOR, SPRAYER, DLL.
2) IPMP-PENGOLAHAN, YANG MENCAKUP: MESIN PERONTOK PADI, MESIN
PENGGILING PADI, MESIN PENGERING (DRYER), DLL.
INDUSTRI JASA SEKTOR PERTANIAN (IJSP)
1) IJSP-PERDAGANGAN, MENCAKUP KEGIATAN: PENGANGKUTAN, PENGEMASAN,
SERTA PENYIMPANAN BAIK BAHAN BAKU MAUPUN PRODUK HASIL INDUSTRI,
TERUTAMA DARI INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN.
2) IJSP-KONSULTASI, KEGIATANNYA MELIPUTI SEGI PERENCANAAN, PENGELOLAAN
SAMPAI PADA PENGAWASAN MUTU SERTA EVALUASI DAN PENILAIAN PROYEK.
3) IJSP-KOMUNIKASI, MENYANGKUT TEKNOLOGI PERANGKAT LUNAK YANG
MELIBATKAN PENGGUNAAN KOMPUTER SERTA ALAT KOMUNIKASI MODERN
LAINNYA.
37. AGROINDUSTRI
DAPAT:
➢ MENCIPTAKAN STRUKTUR PEREKONOMIAN YANG TANGGUH,
EFISIEN, DAN FLEKSIBEL
➢ MENCIPTAKAN NILAI TAMBAH
➢ MENINGKATKAN PENERIMAAN DEVISA
➢ MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA, DAN
➢ MEMPERBAIKI PEMBAGIAN PENDAPATAN
38. SAAT INI PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI
HARUS BERSIFAT BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT)
YAITU: PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI YG
BERDASARKAN PD KONSEP
“KEBERLANJUTAN”, DIMANA AGROINDUSTRI YG
DIBANGUN & DIKEMBANGKAN HRS
MEMPERHATIKAN ASPEK MANAJEMEN &
KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM
CIRI-CIRINYA:
1) PRODUKTIVITAS & KEUNTUNGAN
DITINGKATKAN & KONTINYU
2) SDA MENGHASILKAN BAHAN BAKU BAGI
AGROINDUSTRI SECARA KONTINYU
3) DAMPAK NEGATIF DR PEMANFAATAN SDA DPT
DIMINIMISASI
39. PERMASALAHAN AGROINDUSTRI
❑ KURANG TERSEDIANYA BAHAN BAKU YG CUKUP & KONTINYU
❑ KURANG NYATANYA PERAN AGROINDUSTRI DI PEDESAAN, KRN MASIH
TERKONSENTRASI DI PERKOTAAN
❑ KURANG KONSISTENNYA KEBIJAKA PEMERINTAH TERHADAP
AGROINDUSTRI
❑ KURANGNYA FASILITAS PERMODALAN (PERKREDITAN), JIK ADAPUN
PROSEDURNYA AMAT KETAT
❑ KETERBATASAN PASAR
❑ LEMAHNYA INFRASTRUKTUR
❑ KURANGNYA PERHATIAN TERHADP PENELITIAN & PENGEMBANGAN
❑ LEMAHNYA KETERKAITAN INDUSTRI HULU & HILIR
❑ KUALITAS PRODUKSI & PROSESING YG BELUM MAMPU BERSAING
❑ LEMAHNYA ENTERPRENEURSHIP
40. TUGAS
• BUAT POHON INDUSTRI UNTUK SEMUA
KOMODITI TERNAK, INDUSTRI HULU DAN
HILIR-NYA !!!