Bab ini membahas empat cabang iman yaitu memenuhi janji, mensyukuri nikmat, memelihara lisan, dan menutupi aib orang lain. Peserta didik diharapkan mampu menganalisis dan mempresentasikan keempat cabang iman tersebut serta meyakini bahwa hal tersebut merupakan ajaran agama.
1. MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI
PEKERTI
Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri
Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang
Lain
BAB 2
Oleh : Yuni Mardiati,
S.Pd.
2. Peserta didik mampu menganalisis cabang iman (memenuhi janji,
mensyukuri nikmat, memelihara lisan, menutupi aib orang lain),
keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar,
tujuan dan manfaat ilmu kalam.
Peserta didik mampu mempresentasikan tentang memenuhi janji,
mensyukuri nikmat, memelihara lisan, menutupi aib orang lain,
sehingga dapat meyakini bahwa cabang iman tersebut adalah bagian
dari ajaran agama
Peserta didik mampu meyakini cabang iman (memenuhi janji,
mensyukuri nikmat, memelihara lisan, menutupi aib orang lain),
keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar,
tujuan dan ilmu kalam adalah ajaran agama.
Peserta didik mampu membiasakan sikap tanggung
jawab,memenuhi janji, mensyukuri nikmat, memelihara lisan,
menutupi aib orang lain.
3. Iman Tashdiq : Percaya, Yakin,
Membenarkan
Dinul Islam Akidah, yaitu pokok-pokok ajaran tentang
keimanan yang dikenal dengan sebutan 6
Rukun Iman
Akhlak, yaitu etika atau moralitas hidup
manusia yang bersumber dari wahyu Allah
Swt
Kedua; Syariah, yakni pokok-pokok ajaran
tentang hukum Islam yang dikenal dengan
istilah 5 Rukun Islam
Meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan denga
mengamalkan dengan anggota bandan
5. Memenuhi Janji
Padanan kata Janji dalam bahasa Arab adalah ‘aqad’. Menurut bahasa,
Perjanjian atau ikatan yang kuat. Jadi memenuhi janji merupakan kewaj
menjadi tanda orang itu beriman atau tidak.
Mensyukuri Nikmat
• Syukur, menurut bahasa berarti membuka atau menampakkan. Lawan dari
syukur adalah kufur yang berarti menutup dan menyembunyikan.
Syukur merupakan bentuk keridhaan atau pengakuan pujian atau
pengakuan terhadap segala nikmat Allah Swt. yang dibuktikan dengan
kerendahan hati dan ketulusan menerimanya yang diwujudkan melalui
ucapan, sikap, dan perilaku.
• Sementara makna nikmat, menurut bahasa adalah pemberian, anugerah,
kebaikan, dan kesenangan yang diberikan manusia, baik berupa rezeki, harta,
keluarga, maupun segala kesenangan yang lain
Artinya:….dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggung–
jawabannya. (Q.S. al-Isrā’/17: 34).
6. Menjaga Lisan
Lidah atau lisan bisa dikatakan sebagai bagian anggota tubuh yang sangat
berharga. Betapa tidak! Melalui lisan yang tidak tertata, muncul
pertengkaran dan perselisihan. Sebaliknya, melalui lisan juga muncul
pelbagai macam kedamaian, kesejukan, cinta dan harapan yang tersemai
di lubuk jiwa untuk satuan, puluhan, ribuan, jutaan bahkan milyaran umat
manusia.
Rasulullah Saw. juga mengingatkan kita, bahwa keselamatan manusia
tergantung pada kemampuannya dalam menjaga lisannya
Menutupi Aib Orang Lain
Aib adalah cela, cacat, nista, noda, perilaku hina. Jika ditinjau dari
sifatnya, maka aib dibagi menjadi 2, yakni:
1. Aib Dzahir, yaitu: aib yang nampak dan dapat diketahui secara
lahir, jika diperhatikan betul.
2. Aib Tersembunyi, yaitu aib yang tidak nampak, karena
disembunyikan. Tidak terlihat, meski sudah diperhatikan betul-
betul.