SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
NOMOR 56 TAHUN 2014
TENTANG
GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3
Tahun 2014 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, maka diperlukan komitmen Pemerintah Daerah
untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar
yang berkesinambungan dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015;
b. bahwa untuk mewujudkan komitmen sebagaimana dimaksud
huruf a Pemerintah Daerah menetapkan suatu kebijakan
berbasis masyarakat yang berkualitas, sistematis dan
berkelanjutan dalam rangka merubah prilaku masyarakat
dalam mendapatkan akses terhadap sanitasi yang layak;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur tentang Gerakan Buang Air Besar Sembarangan
Nol;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Tentang
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah
dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1284)
Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1622);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1986 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3273);
SALINAN
2
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
6. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5286);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007
tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007
tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis
Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007
tentang Perencanaan Pembangunan Desa;
11. Peratutan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1
Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-
2015; (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Nomor 40);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG GERAKAN BUANG AIR
BESAR SEMBARANGAN NOL.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Tengah.
4. Provinsi adalah Provinsi Kalimantan Tengah.
5. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah yang
terkait langsung dengan Pengelolaan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat.
7. Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol yang selanjutnya
disingkat BASNO adalah kebijakan Pemerintah Daerah untuk
mewujudkan perubahan perilaku yang hygine dan saniter dalam
mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan pendekatan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang melibatkan
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan.
8. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang
selanjutnya disingkat POKJA SANITASI adalah lembaga
pengelola gerakan BASNO baik ditingkat Provinsi maupun
ditingkat Kabupaten/Kota.
9. Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak
buang air besar sembarangan dengan kriteria antara lain,
semua masyarakat telah buang air besar hanya di jamban/WC
yang sehat termasuk kotoran bayi, tidak terlihat dan tercium
tinja manusia di lingkungan sekitar, ada penerapan sanksi
peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah
kejadian buang air besar di sembarang tempat, ada mekanisme
monitoring umum yang dibuat oleh mayarakat untuk mencapai
100% Kepala Keluarga mempunyai sanitasi layak, dan ada
upaya atau strategi yang yang jelas untuk dapat mencapai
sanitasi total;
10. Pelaku Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol (BASNO)
Berbasis Masyarakat adalah pemerintah, lembaga mitra, pihak
swasta, pemerhati dan masyarakat.
4
11. Tangga Sanitasi adalah perubahan perilaku masyarakat dalam
meningkakan akses terhadap sarana sanitasi yang sehat dan
layak.
12. Sanitasi Dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang
meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah,
dan limbah rumah tangga.
13. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan
saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan.
14. pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran
sendiri dengan menyentuh perasaan, pola piker, perilaku, dan
kebiasaan individu atau masyarakat.
15. Sanitasi Total adalah Kondisi ketika suatu komunitas tidak
buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun,
mengelola air minum dan makanan yg aman, mengelola sampah
dengan benar, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan
aman.
16. Natural Leader adalah tokoh masyarakat yang muncul saat
proses pemicuan sebagai pemimpin untuk perubahan perilaku
masyarakat secara massal.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Maksud, Tujuan dan Asas
Pasal 2
(1) Gerakan BASNO dimaksudkan untuk mewujudkan perubahan
perilaku masyarakat yang higienis dan saniter dalam
mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan pendekatan
STBM yang melibatkan masyarakat dan seluruh pemangku
kepentingan.
(2) Gerakan BASNO bertujuan :
a. menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan (gizi kurang)
dari berbagai hal yang diakibatkan oleh penyakit berbasis
lingkungan; dan
b. menurunkan angka kesakitan pada penyakit berbasis
lingkungan terutama Diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut
yang secara tidak langsung akan berdampak pada
penurunan angka kematian;
5
(3) Gerakan BASNO diselenggarakan secara terpadu berdasarkan
asas:
a. kelestarian;
b. keseimbangan;
c. kemanfaatan umum;
d. keterpaduan dan keserasian;
e. keberlanjutan;
f. keadilan;
g. kemandirian;
h. terintegrasi;
i. partisipatif; dan
j. transparansi dan akuntabilitas.
Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi :
a. perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan;
b. tanggung jawab;
c. kelembagaan;
d. peran serta masyarakat;
e. penghargaan; dan
f. pembiayaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan.
BAB III
PERENCANAAN, PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 4
(1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan gerakan BASNO perlu
disusun rumusan perencanaan sebagai pedoman pengelolaan,
pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi yang diselaraskan
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam bentuk roadmap Gerakan
BASNO.
(2) Rumusan perencanaan/roadmap gerakan BASNO untuk tingkat
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh
POKJA SANITASI Provinsi dan dikoordinasikan oleh Bappeda
Provinsi.
(3) Rumusan perencanaan/roadmap gerakan BASNO tingkat
Kabupaten/Kota disusun oleh POKJA SANITASI
Kabupaten/Kota dan dikoordinasikan oleh Bappeda masing-
masing Kabupaten/Kota dengan mengacu rumusan
perencanaan/roadmap Provinsi.
6
Bagian Kedua
Pengelolaan
Pasal 5
(1) Mekanisme pengelolaan gerakan BASNO dilakukan secara
terpadu melalui :
a. pemberdayaan masyarakat;
b. pelibatan semua pihak;
c. pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran; dan
d. monitoring dan evaluasi.
(2) Mekanisme pengelolaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengacu pada pedoman STBM.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan
Pasal 6
(1) Pelaksanaan Gerakan BASNO dilakukan secara menyeluruh dan
terkoordinasi mulai di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan sampai ke tingkat Desa/Kelurahan.
(2) Pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kearifan
lokal.
(3) Pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengacu pada pedoman pelaksanaan STBM.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB
Pasal 7
Pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Pemerintahan
Desa/Kelurahan, lembaga mitra dan masyarakat bertanggungjawab
melakukan percepatan peningkatan perubahan perilaku buang air
besar sembarangan menjadi buang air besar selalu di jamban sehat
melalui pendekatan STBM.
Pasal 8
(1) Tanggung jawab Pemerintahan Provinsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7, meliputi:
a. merumuskan, mengadvokasi dan menyosialisasikan
kebijakan daerah gerakan BASNO lintas Kabupaten/Kota;
7
b. mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran gerakan
BASNO pada setiap tahun anggaran sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku;
c. memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme pengelolaan
gerakan BASNO lintas Kabupaten/Kota; dan
d. menyusun rumusan perencanaan/roadmap pelaksanaan
Gerakan BASNO;
(2) Tanggung jawab Pemerintahan Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7, meliputi:
a. merumuskan, mengadvokasi dan menyosialisasikan
kebijakan daerah gerakan BASNO pada Tingkat
Kabupaten/Kota;
b. mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran gerakan
BASNO pada setiap tahun anggaran sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku;
c. memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme pengelolaan
gerakan BASNO di Kabupaten/Kota; dan
d. menyusun rumusan perencanaan/roadmap Pelaksanaan
gerakan BASNO;
BAB V
KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
Lembaga Pengelola Gerakan BASNO
Pasal 9
(1) Dalam rangka percepatan pelaksanaan gerakan BASNO
dibentuk POKJA SANITASI di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
(2) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari unsur SKPD, mitra swadaya masyarakat, perguruan tinggi
serta tokoh masyarakat peduli Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan.
(3) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai fungsi sebagai wadah koordinatif antara SKPD dan
pemangku kepentingan lainnya pada tingkat Provinsi maupun
di tingkat Kabupaten/Kota.
(4) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas
mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelaksanaan gerakan BASNO di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
(5) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan
untuk tingkat Kabupaten/Kota di tetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota.
8
Bagian Kedua
Penguatan Kelembagaan
Pasal 10
(1) Penguatan kelembagaan gerakan BASNO dilakukan dengan
memaksimalkan fungsi koordinasi para pihak baik di tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
(2) Penguatan kelembagaan gerakan BASNO sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. peran pemerintah sebagai fasilitator;
b. akuntabilitas proses pembangunan;
c. pelayanan optimal dan tepat sasaran;
d. penerapan prinsip pemulihan biaya;
e. pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-
undangan dalam penerapan gerakan BASNO;
f. peningkatan kemampuan lembaga Pengelola Gerakan
BASNO;
g. pengembangan pendanaan untuk gerakan BASNO dari
berbagai sumber dana secara optimal; dan
h. prinsip kemitraan dalam gerakan BASNO.
BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 11
(1) Masyarakat berperan serta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pencapaian tujuan gerakan BASNO dalam bentuk:
a. Natural Leader berperan sebagai fasilitator perubahan prilaku
buang air besar di komunitasnya;
b. monitoring perubahan prilaku buang air besar;
c. meningkatkan tangga sanitasi melalui wirausaha sanitasi;
dan
d. berperan dalam menyusun kebijakan terkait prilaku buang
air besar di komunitasnya;
(2) Tata cara peran serta masyarakat sebagaimana dimasksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan di
dalam pedoman pelaksanaan STBM.
9
BAB VII
PENGHARGAAN
Pasal 12
(1) Gubernur memberikan penghargaan kepada Desa/Kelurahan,
Kecamatan dan Kabupaten/Kota yang berhasil meningkatkan
akses sanitasi yang layak di komunitas masyarakat dan telah
mencapai status SBS.
(2) Pemberian Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk:
a. meningkatkan komitmen dalam rangka kesinambungan
gerakan BASNO
b. percepatan kondisi BASNO di Kalimantan Tengah; dan
c. mendukung percepatan pencapaian target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Millenium
Development Goals.
(3) Tata cara, persyaratan dan bentuk penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di atur lebih lanjut dalam roadmap
Gerakan BASNO.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 13
(1) Pembiayaan dalam rangka pelaksanaan gerakan BASNO
ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan norma, standar,
pedoman dan kriteria yang berlaku.
(2) Jenis pembiayaan gerakan BASNO, meliputi:
a. biaya perencanaan;
b. biaya operasional;
c. biaya peningkatan kapasitas;
d. biaya pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran; dan
e. biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat.
(3) Sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kabupaten/Kota, serta sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
10
BAB IX
PENGAWASAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
Pasal 14
(1) Gubernur melalui POKJA SANITASI Provinsi melakukan
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(2) Bupati/Walikota melalui POKJA SANITASI Kabupaten/Kota
melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan
BASNO di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.
Pasal 15
Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan melalui:
a. pemantauan proses dan kemajuan pelaksanaan gerakan
BASNO;
b. mengontrol kualitas pelaksanaan gerakan BASNO;
c. pemantauan kinerja pelaksana gerakan BASNO; dan
d. evaluasi dampak pelaksanaan gerakan BASNO.
Pasal 16
(1) Bupati/Walikota melalui POKJA SANITASI menyampaikan
laporan pelaksanaan gerakan BASNO kepada POKJA SANITASI
Provinsi.
(2) Gubernur melalui POKJA SANITASI melaporkan pelaksanaan
kegiatan gerakan BASNO kepada Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Laporan Triwulan;
b. Laporan Semester; dan
c. Laporan Tahunan.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijadikan bahan
pembinaan lebih lanjut pelaksanaan gerakan BASNO.
11
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah.
Ditetapkan di Palangka Raya
pada tanggal 18 Desember 2014
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
ttd
AGUSTIN TERAS NARANG
Diundangkan di Palangka Raya
pada tanggal 18 Desember 2014
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH,
ttd
SIUN JARIAS
BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 NOMOR 56
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM
SETDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH,
AGUS RESKINOF

More Related Content

What's hot

Paparan p2kkp untuk bappeda kota surakarta
Paparan p2kkp untuk bappeda kota surakartaPaparan p2kkp untuk bappeda kota surakarta
Paparan p2kkp untuk bappeda kota surakartaBagus ardian
 
Perdes no. 3 tahun 2017 tentang phbs
Perdes no. 3 tahun 2017 tentang phbsPerdes no. 3 tahun 2017 tentang phbs
Perdes no. 3 tahun 2017 tentang phbsari saridjo
 
Sosnas poster kotaku
Sosnas poster kotakuSosnas poster kotaku
Sosnas poster kotakupuperkimsih
 
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanArah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanSutardjo ( Mang Ojo )
 
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku revAdvisory Specialist for P2KP
 
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKU
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKUSurat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKU
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKUAdvisory Specialist for P2KP
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)infosanitasi
 
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPRProgram KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPRAdvisory Specialist for P2KP
 
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...Dodik Mer
 
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhModel Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhBagus ardian
 
Sosialisasi pamsimas 22nov12_bali
Sosialisasi pamsimas 22nov12_baliSosialisasi pamsimas 22nov12_bali
Sosialisasi pamsimas 22nov12_baliUut Fauzan Katanya
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Manajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan Swadaya
Manajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan SwadayaManajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan Swadaya
Manajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan SwadayaDadang Solihin
 
Presentasi ks kota payakumbuh 1 ok
Presentasi ks kota payakumbuh 1 okPresentasi ks kota payakumbuh 1 ok
Presentasi ks kota payakumbuh 1 okWawan Sofianto
 
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalPermensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 

What's hot (20)

Paparan p2kkp untuk bappeda kota surakarta
Paparan p2kkp untuk bappeda kota surakartaPaparan p2kkp untuk bappeda kota surakarta
Paparan p2kkp untuk bappeda kota surakarta
 
20150626 gambaran umum p2 kp 100 0-100
20150626 gambaran umum p2 kp 100 0-10020150626 gambaran umum p2 kp 100 0-100
20150626 gambaran umum p2 kp 100 0-100
 
Perdes no. 3 tahun 2017 tentang phbs
Perdes no. 3 tahun 2017 tentang phbsPerdes no. 3 tahun 2017 tentang phbs
Perdes no. 3 tahun 2017 tentang phbs
 
Sosnas poster kotaku
Sosnas poster kotakuSosnas poster kotaku
Sosnas poster kotaku
 
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanArah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
 
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku  rev
20160608 arah kebijakan dan gambaran umum program kotaku rev
 
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKU
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKUSurat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKU
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya no.40 Tahun 2016 Pedoman Umum Program KOTAKU
 
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (bagian 4/5)
 
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPRProgram KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
Program KOTAKU_strategi_percepatan_penanganan_kumuh_Perkotaan_Dir PKP-DJCK-PUPR
 
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
 
20160610 perubahan paradigma program KOTAKU rev
20160610  perubahan paradigma program KOTAKU rev20160610  perubahan paradigma program KOTAKU rev
20160610 perubahan paradigma program KOTAKU rev
 
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhModel Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
 
Kota sehat
Kota sehatKota sehat
Kota sehat
 
Sosialisasi pamsimas 22nov12_bali
Sosialisasi pamsimas 22nov12_baliSosialisasi pamsimas 22nov12_bali
Sosialisasi pamsimas 22nov12_bali
 
profile kotaku
 profile kotaku profile kotaku
profile kotaku
 
Dokumen SSK Belitung 2018
Dokumen SSK Belitung 2018Dokumen SSK Belitung 2018
Dokumen SSK Belitung 2018
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Manajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan Swadaya
Manajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan SwadayaManajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan Swadaya
Manajemen Pedoman Monitoring dan Evaluasi dalam Kegiatan Perumahan Swadaya
 
Presentasi ks kota payakumbuh 1 ok
Presentasi ks kota payakumbuh 1 okPresentasi ks kota payakumbuh 1 ok
Presentasi ks kota payakumbuh 1 ok
 
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journalPermensos no. 25 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 25 tahun 2012 idn journal
 

Similar to Gubernur kalimantan tengah

Permenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalPermenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalzaenal ramdhani
 
Gerakan jamban sehat
Gerakan jamban sehatGerakan jamban sehat
Gerakan jamban sehatAnisa Rahmah
 
Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014
Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014
Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014ESP Indonesia
 
Kebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.pptKebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.pptATIKATIKA16
 
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021anugerapakombong
 
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)Pemdes Wonoyoso
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutikTV Desa
 
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017Berkah T.Sembodo
 
PERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING
PERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTINGPERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING
PERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTINGPemdes Wonoyoso
 
Proposal pamstbm
Proposal pamstbmProposal pamstbm
Proposal pamstbmIsmail Bara
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdfBona20
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdfKepin99
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah DatarMemorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datarinfosanitasi
 
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFLPmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFLAgung Huda
 
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdfPMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdfrena rasyidah
 

Similar to Gubernur kalimantan tengah (20)

Permenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 finalPermenkes no 3 tahun 2014 final
Permenkes no 3 tahun 2014 final
 
Gerakan jamban sehat
Gerakan jamban sehatGerakan jamban sehat
Gerakan jamban sehat
 
Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014
Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014
Peta Jalan (Road Map) Sanitasi 2010 2014
 
Kebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.pptKebijakan & Strategi STBM rev.ppt
Kebijakan & Strategi STBM rev.ppt
 
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
PJM ProAksi Issong Kalua Pamsimas TA.2021
 
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)
KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
 
Permen pu13 2013
Permen pu13 2013Permen pu13 2013
Permen pu13 2013
 
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
Dokumen SSK Bangka Selatan 2017
 
Bps haltim bab 1
Bps haltim bab 1Bps haltim bab 1
Bps haltim bab 1
 
PERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING
PERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTINGPERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING
PERDES TENTANG PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING
 
Proposal pamstbm
Proposal pamstbmProposal pamstbm
Proposal pamstbm
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
 
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdfPAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
PAPARAN-STUNTING-DIR.-KESLING_1223.pdf
 
Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015Perbup 26 tahun 2015
Perbup 26 tahun 2015
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah DatarMemorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Tanah Datar
 
Kpm
KpmKpm
Kpm
 
Materi GERMAS KECAMATAN.pptx
Materi GERMAS KECAMATAN.pptxMateri GERMAS KECAMATAN.pptx
Materi GERMAS KECAMATAN.pptx
 
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFLPmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
 
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdfPMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
 

Recently uploaded

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 

Gubernur kalimantan tengah

  • 1. GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, maka diperlukan komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015; b. bahwa untuk mewujudkan komitmen sebagaimana dimaksud huruf a Pemerintah Daerah menetapkan suatu kebijakan berbasis masyarakat yang berkualitas, sistematis dan berkelanjutan dalam rangka merubah prilaku masyarakat dalam mendapatkan akses terhadap sanitasi yang layak; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); SALINAN
  • 2. 2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 6. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 11. Peratutan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010- 2015; (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 40); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL.
  • 3. 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah. 4. Provinsi adalah Provinsi Kalimantan Tengah. 5. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah yang terkait langsung dengan Pengelolaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat. 7. Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol yang selanjutnya disingkat BASNO adalah kebijakan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan perubahan perilaku yang hygine dan saniter dalam mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang melibatkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan. 8. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang selanjutnya disingkat POKJA SANITASI adalah lembaga pengelola gerakan BASNO baik ditingkat Provinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota. 9. Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan dengan kriteria antara lain, semua masyarakat telah buang air besar hanya di jamban/WC yang sehat termasuk kotoran bayi, tidak terlihat dan tercium tinja manusia di lingkungan sekitar, ada penerapan sanksi peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian buang air besar di sembarang tempat, ada mekanisme monitoring umum yang dibuat oleh mayarakat untuk mencapai 100% Kepala Keluarga mempunyai sanitasi layak, dan ada upaya atau strategi yang yang jelas untuk dapat mencapai sanitasi total; 10. Pelaku Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol (BASNO) Berbasis Masyarakat adalah pemerintah, lembaga mitra, pihak swasta, pemerhati dan masyarakat.
  • 4. 4 11. Tangga Sanitasi adalah perubahan perilaku masyarakat dalam meningkakan akses terhadap sarana sanitasi yang sehat dan layak. 12. Sanitasi Dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah, dan limbah rumah tangga. 13. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. 14. pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola piker, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat. 15. Sanitasi Total adalah Kondisi ketika suatu komunitas tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yg aman, mengelola sampah dengan benar, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. 16. Natural Leader adalah tokoh masyarakat yang muncul saat proses pemicuan sebagai pemimpin untuk perubahan perilaku masyarakat secara massal. BAB II MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Maksud, Tujuan dan Asas Pasal 2 (1) Gerakan BASNO dimaksudkan untuk mewujudkan perubahan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter dalam mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan pendekatan STBM yang melibatkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan. (2) Gerakan BASNO bertujuan : a. menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan (gizi kurang) dari berbagai hal yang diakibatkan oleh penyakit berbasis lingkungan; dan b. menurunkan angka kesakitan pada penyakit berbasis lingkungan terutama Diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut yang secara tidak langsung akan berdampak pada penurunan angka kematian;
  • 5. 5 (3) Gerakan BASNO diselenggarakan secara terpadu berdasarkan asas: a. kelestarian; b. keseimbangan; c. kemanfaatan umum; d. keterpaduan dan keserasian; e. keberlanjutan; f. keadilan; g. kemandirian; h. terintegrasi; i. partisipatif; dan j. transparansi dan akuntabilitas. Bagian Kedua Ruang Lingkup Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi : a. perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan; b. tanggung jawab; c. kelembagaan; d. peran serta masyarakat; e. penghargaan; dan f. pembiayaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan. BAB III PERENCANAAN, PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 4 (1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan gerakan BASNO perlu disusun rumusan perencanaan sebagai pedoman pengelolaan, pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi yang diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam bentuk roadmap Gerakan BASNO. (2) Rumusan perencanaan/roadmap gerakan BASNO untuk tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh POKJA SANITASI Provinsi dan dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi. (3) Rumusan perencanaan/roadmap gerakan BASNO tingkat Kabupaten/Kota disusun oleh POKJA SANITASI Kabupaten/Kota dan dikoordinasikan oleh Bappeda masing- masing Kabupaten/Kota dengan mengacu rumusan perencanaan/roadmap Provinsi.
  • 6. 6 Bagian Kedua Pengelolaan Pasal 5 (1) Mekanisme pengelolaan gerakan BASNO dilakukan secara terpadu melalui : a. pemberdayaan masyarakat; b. pelibatan semua pihak; c. pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran; dan d. monitoring dan evaluasi. (2) Mekanisme pengelolaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada pedoman STBM. Bagian Ketiga Pelaksanaan Pasal 6 (1) Pelaksanaan Gerakan BASNO dilakukan secara menyeluruh dan terkoordinasi mulai di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai ke tingkat Desa/Kelurahan. (2) Pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kearifan lokal. (3) Pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada pedoman pelaksanaan STBM. BAB IV TANGGUNG JAWAB Pasal 7 Pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Pemerintahan Desa/Kelurahan, lembaga mitra dan masyarakat bertanggungjawab melakukan percepatan peningkatan perubahan perilaku buang air besar sembarangan menjadi buang air besar selalu di jamban sehat melalui pendekatan STBM. Pasal 8 (1) Tanggung jawab Pemerintahan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, meliputi: a. merumuskan, mengadvokasi dan menyosialisasikan kebijakan daerah gerakan BASNO lintas Kabupaten/Kota;
  • 7. 7 b. mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran gerakan BASNO pada setiap tahun anggaran sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku; c. memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme pengelolaan gerakan BASNO lintas Kabupaten/Kota; dan d. menyusun rumusan perencanaan/roadmap pelaksanaan Gerakan BASNO; (2) Tanggung jawab Pemerintahan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, meliputi: a. merumuskan, mengadvokasi dan menyosialisasikan kebijakan daerah gerakan BASNO pada Tingkat Kabupaten/Kota; b. mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran gerakan BASNO pada setiap tahun anggaran sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku; c. memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme pengelolaan gerakan BASNO di Kabupaten/Kota; dan d. menyusun rumusan perencanaan/roadmap Pelaksanaan gerakan BASNO; BAB V KELEMBAGAAN Bagian Kesatu Lembaga Pengelola Gerakan BASNO Pasal 9 (1) Dalam rangka percepatan pelaksanaan gerakan BASNO dibentuk POKJA SANITASI di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur SKPD, mitra swadaya masyarakat, perguruan tinggi serta tokoh masyarakat peduli Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. (3) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi sebagai wadah koordinatif antara SKPD dan pemangku kepentingan lainnya pada tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota. (4) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. (5) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan untuk tingkat Kabupaten/Kota di tetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
  • 8. 8 Bagian Kedua Penguatan Kelembagaan Pasal 10 (1) Penguatan kelembagaan gerakan BASNO dilakukan dengan memaksimalkan fungsi koordinasi para pihak baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. (2) Penguatan kelembagaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. peran pemerintah sebagai fasilitator; b. akuntabilitas proses pembangunan; c. pelayanan optimal dan tepat sasaran; d. penerapan prinsip pemulihan biaya; e. pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang- undangan dalam penerapan gerakan BASNO; f. peningkatan kemampuan lembaga Pengelola Gerakan BASNO; g. pengembangan pendanaan untuk gerakan BASNO dari berbagai sumber dana secara optimal; dan h. prinsip kemitraan dalam gerakan BASNO. BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 11 (1) Masyarakat berperan serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pencapaian tujuan gerakan BASNO dalam bentuk: a. Natural Leader berperan sebagai fasilitator perubahan prilaku buang air besar di komunitasnya; b. monitoring perubahan prilaku buang air besar; c. meningkatkan tangga sanitasi melalui wirausaha sanitasi; dan d. berperan dalam menyusun kebijakan terkait prilaku buang air besar di komunitasnya; (2) Tata cara peran serta masyarakat sebagaimana dimasksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan di dalam pedoman pelaksanaan STBM.
  • 9. 9 BAB VII PENGHARGAAN Pasal 12 (1) Gubernur memberikan penghargaan kepada Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten/Kota yang berhasil meningkatkan akses sanitasi yang layak di komunitas masyarakat dan telah mencapai status SBS. (2) Pemberian Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. meningkatkan komitmen dalam rangka kesinambungan gerakan BASNO b. percepatan kondisi BASNO di Kalimantan Tengah; dan c. mendukung percepatan pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Millenium Development Goals. (3) Tata cara, persyaratan dan bentuk penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atur lebih lanjut dalam roadmap Gerakan BASNO. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 13 (1) Pembiayaan dalam rangka pelaksanaan gerakan BASNO ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan norma, standar, pedoman dan kriteria yang berlaku. (2) Jenis pembiayaan gerakan BASNO, meliputi: a. biaya perencanaan; b. biaya operasional; c. biaya peningkatan kapasitas; d. biaya pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran; dan e. biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat. (3) Sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota, serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
  • 10. 10 BAB IX PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 14 (1) Gubernur melalui POKJA SANITASI Provinsi melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) Bupati/Walikota melalui POKJA SANITASI Kabupaten/Kota melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun. Pasal 15 Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan melalui: a. pemantauan proses dan kemajuan pelaksanaan gerakan BASNO; b. mengontrol kualitas pelaksanaan gerakan BASNO; c. pemantauan kinerja pelaksana gerakan BASNO; dan d. evaluasi dampak pelaksanaan gerakan BASNO. Pasal 16 (1) Bupati/Walikota melalui POKJA SANITASI menyampaikan laporan pelaksanaan gerakan BASNO kepada POKJA SANITASI Provinsi. (2) Gubernur melalui POKJA SANITASI melaporkan pelaksanaan kegiatan gerakan BASNO kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Laporan Triwulan; b. Laporan Semester; dan c. Laporan Tahunan. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijadikan bahan pembinaan lebih lanjut pelaksanaan gerakan BASNO.
  • 11. 11 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 18 Desember 2014 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, ttd AGUSTIN TERAS NARANG Diundangkan di Palangka Raya pada tanggal 18 Desember 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, ttd SIUN JARIAS BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 NOMOR 56 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM SETDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUS RESKINOF