Dokumen tersebut membahas tentang sinkronisasi kebijakan kerja sama pertanian Indonesia dengan agenda pembangunan dan kebijakan pertanian global. Dokumen menjelaskan tantangan pembangunan pertanian Indonesia dan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan agenda pembangunan berkelanjutan PBB seperti SDGs. Dokumen juga membahas kebijakan pertanian Indonesia untuk meningkatkan produksi beberapa komoditas strategis serta upaya menyink
5 CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN DAN Jual Obat ABORSI + obat PENGGUGUR KANDUNGAN...
Sinkronitas Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Pertanian Indonesia Dengan Agenda Pembangunan dan Kebijakan Pertanian Dunia
1. 4/4/17
1
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
SINKRONITAS KEBIJAKAN KERJA SAMA LUAR NEGERI
PERTANIAN INDONESIA DENGAN AGENDA PEMBANGUNAN
DAN KEBIJAKAN PERTANIAN DUNIA
Seminar Nasional “Agenda Pembangunan dan Kebijakan Pertanian
Negara Mitra”, Kementerian Pertanian. Hotel Sukajadi Bandung
6 Oktober 2015
Slide - 372
I. PENDAHULUAN
II. KEBIJAKAN PERTANIAN
INDONESIA
III. AGENDA PEMBANGUNAN DAN
KEBIJAKAN PERTANIAN GLOBAL
IV. SINKRONISASI KEBIJAKAN
KERJA SAMA PERTANIAN
INDONESIA DAN GLOBAL
V. KESIMPULAN
OUTLINE
3. 4/4/17
3
Lanjutan…
Ø Tantangan pembangunan pertanian ke depan
semakin kompleks dan multidimensi, tidak hanya
terbatas pada lingkup nasional, tetapi sangat terkait
dengan masalah-masalah di tingkat global
Ø Masing-masing negara menghadapi persoalan
pembangunan pertanian yang berbeda-beda.
Ø Sinkronitas kebijakan kerjasama pertanian
Indonesia dengan agenda pembangunan dan
kebijakan pertanian global perlu diidentifikasi untuk
mendukung perwujudan ketahanan pangan global
dan peningkatan standar hidup layak secara
berkelanjutan.
MAKNA SINKRONITAS
• Kamus Merriam Webster: Synchronicity = the
quality or fact of being synchronous/kualitas
atau fakta yang menjadi sinkron
• Synchronicity explains "meaningful
coincidences” (kebetulan yang bermakna)
• Sinkronitas adalah segala sesuatu sangat
berhubungan satu dengan yang lain dengan
adanya koneksi di dalam ketidaksadaran
kolektif.
• Dalam konteks kebijakan pertanian,
kecenderungan kebijakan pertanian Indonesia
untuk mengikuti atau selaras dengan agenda
pembangunan dan kebjakan pertanian global.
4. 4/4/17
4
KEBIJAKAN PERTANIAN
INDONESIAII
ISU STRATEGIS LIMA TAHUN KE DEPAN
1. Kecukupan produksi komoditas strategis (padI,
jagung, kedelai, tebu, sap, cabai dan bawang
merah) serta pengurangan ketergantungan
impor
2. Peningkatan daya saing produk di dalam negeri/
antisipasi pasar bebas AEC (ASEAN Economic
Community 2015)
3. Pemantapan dan peningkatan daya saing produk
pertanian di dunia internasional
4. Diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi
beras dan tepung terigu
5. Peningkatan pendapatan dan peningkatan
kesejahteran petani
5. 4/4/17
5
KEBIJAKAN UMUM
Kebijakan peningkatan swasembada beras, jagung dan kedelai,
serta peningkatan produksi daging dan gula
Kebijakan pengembangan produk berdaya saing, ekspor, substitusi
impor serta bahan baku bioindustri
Kebijakan penguatan sistem dan kelembagaan perbenihan/
pembibitan, petani, teknologi, penyuluhan, perkarantinaan dan
ketahanan pangan
Kebijakan pengembangan kawasan pertanian
Kebijakan fokus komoditas strategis
Kebijakan pengembangan sarana, infrastruktur dan agroindustri di
perdesaan sebagai landasan pengembangan bioindustri
berkelanjutan
Kebijakan tatakelola kepemerintahan yang baik dan reformasi
birokrasi
q Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi,
Jagung, dan Kedelai
q Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Daging
q Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Gula
q Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Cabai
dan Bawang Merah
PROGRAM SWASEMBADA PANGAN
6. 4/4/17
6
PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI
PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI
Koordinasi:
egosektoral
à Sinergi,
Harmonisasi, dan
Simplifikasi
Pembiayaan: skiim
pembiayaan belum
berpihak pada petani
à Penugasan BRI
untuk petani
Kelembagaan:
a. UPJA
b. Penyuluhan
c. Petani
àRevitalisasi
Kementerian Pertanian
Input:
Pupuk à Desentralisasi
subsidi pupuk
Benihà 6 tepat spesifik
lokasi
SDM:
rumah tangga petani 10
terakhir menurun dari 31
jt menjadi 26 jt
àMekanisasi/alsintan
Kualitas panen:
mutu rendah dan
kehilangan hasil
tinggi: 10,82%
àAlsintan
www.pertanian.go.id
Konversi lahan:
60-100 ribu ha/th
à Regulasi agraria
Infrastruktur: 52%
saluran irigasi rusak
àPerbaikan irigasi
PENINGKATAN
PRODUKSI
PADI, JAGUNG,
KEDELAI
Dampak perubahan
iklim:
kekeringan, banjir, dan
jadwal tanam maju/mundur
à KATAM terpadu &
standing crop
www.pertanian.go.id
PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS
PENINGKATAN PRODUKSI GULA
Pabrik sudah tua
69,3%
à Membangun PG
baru (BUMN dan
Swasta)
Pembiayaan:
Persyaratan
perolehan KKP-E
rumit
à Kemudahan
persyaratan petani
Dampak perubahan
iklim:
Kekeringan
àPengairan, dengan
pompanisasi
Impor Gula:
Lebih dari 3 juta ton
à Regulasi tingkatkan
produksi dan stop agraria
PENINGKATAN
PRODUKSI
GULA
Protas tebu:
rendah, kurang dari 80 ton/ha
àBongkar dan Rawat
Ratoon
Penggunaan bibit
produktivitas rendah
60 %
à Penggunaan benih
unggul 6 tepat
Hama-Penyakit:
Penurunan produktivitas
sampai 30%
à Pengendalian H-P
terpadu
Tenaga Kerja:
Terbatas dan sulit
àMekanisasi,
pengadaan alsintan
7. 4/4/17
7
Upaya khusus :
1. Menyediakan lahan
pakan dan padang
penggembalaan dengan
kepasEan status dan
infrastruktur penunjang
2. Meningkatkan efisiensi
dan transparansi dalam
proses perijinan
3. Menyusun regulasi dan
kepasEan hukum
4. Mempercepat
penambahan populasi
sapi potong
5. Kebijakan pengendalian
impor.
1.
2.
3.
4.
Permasalahan
KeEdakpasEan
status dan
ketersediaan
lahan
Infrastruktur yang
Edak memadai/
menunjang
Prosedur
birokrasi yang
rumit
Importasi sapi
dan daging sapi
cenderung masih
Enggi.
PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN
PRODUKSI DAGING
MASALAH
§ Produksi cabai dan
bawang merah tidak
merata sepanjang tahun,
§ Investasi irigasi mahal
bagi petani
§ Harga berfluktuasi
berdampak pada inflasi
§ Sentra bawang merah
terkonsentrasi di Pulau
Jawa
§ Pada bulan-bulan tertentu
(Oktober - Maret) memicu
impor
Kementerian Pertanian
UPAYA KHUSUS
§ Pemerataan produksi dan
ketersediaan bulanan sepanjang
tahun (Penanaman di musim
kering/kemarau,Juli –Oktober)
§ Mendorong pengembangan
sentra di luar Pulau Jawa
§ Fasilitasi sarana irigasi tetes
§ Pengembangan sistem
perbenihan
§ Promosi konsumsi cabai
kering olahan
www.pertanian.go.id
PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN
PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH
9. 4/4/17
9
Proyeksi kepemilikan lahan (1990-2025)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Sub-Saharan
Africa
West Asia and
North Africa
Rest of Asia
(without China)
Central and
South America
Hektar
Tahun 1990
Tahun 2025
Sumber: Norse et al. 1992.
Rata-rata luas garapan rumah tangga tani
Sumber : BPS, 2014
11. 4/4/17
11
Dampak perubahan iklim terhadap
bencana alam dan penyakit
Sumber: World Bank, 2010
BEBAN KEMISKINAN GLOBAL
— Hampir 50% masyarakat miskin
hidup di Asia Selatan (jumlah
penduduk 30% dari total populasi
dunia)
— Beban kemiskinan yang paling
besar terletak pada kelompok-
kelompok tertentu (wanita &
anak-anak).
12. 4/4/17
12
PRESENTASE PENDUDUK MISKIN
(September 2014)
9.18
Indonesia
10,96
0
5
10
15
20
25
30
DKI Jakarta
Bali
Kalimantan Selatan
Kep Bangka Belitung
Banten
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kep Riau
Sumatera Barat
Maluku Utara
Riau
Kalimantan Barat
Sulawesi Utara
Jambi
Jawa Barat
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Barat
Jawa Timur
Sulawesi Tenggara
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
Sumatera Selatan
Lampung
DI Yogyakarta
Aceh
Nusa Tenggara Barat
Bengkulu
Gorontalo
Maluku
Nusa Tenggara Timur
Papua Barat
Papua
Persentase Penduduk Miskin Provinsi (%) Persentase Penduduk Miskin Nasional (%)
Sumber: BPS, 2015
PRESENTASE PENDUDUK MISKIN 1979-2013
!
13. 4/4/17
13
Tingkat Kemiskinan pada Rumah Tangga Petani Tahun
2002, 2005, 2008, dan 2011
Sumber: Data Susenas 2002, 2005, 2008, 2011 (diolah)
Ket: K=Kota; D=Desa; K+D=Kota+Desa
INDEX GINI NASIONAL
0.411
Nasional
0,413
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.450
0.500
Kepulauan Bangka
Maluku Utara
Aceh
Jambi
Sulawesi Barat
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Timur
Sumatera Utara
Lampung
Kalimantan Selatan
Kepulauan Riau
Sumatera Barat
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Maluku
Kalimantan Timur
Riau
Sumatera Selatan
Bengkulu
Jawa Tengah
Kalimantan Barat
Banten
Bali
Sulawesi Tengah
Jawa Barat
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Papua Barat
DKI Jakarta
Gorontalo
DI Yogyakarta
Papua
Rasio Gini Provinsi Rasio Gini Nasional
14. 4/4/17
14
AGENDA PEMBANGUNAN GLOBAL 2030
Tantangan Global:
• Kemiskinan yang
kian meluas,
• Perubahan iklim
dan bencana alam,
• Konflik
berkepanjangan,
• Kesenjangan
ekonomi
Pembangunan Milenium
tahun 2000-2015
Sustainable Development
Goals/SDGs
2016-2030
Hasil pertemuan:
The United Nations
Conference on Sustainable
Development (UNCSD) di
Rio de Janeiro pada Juni
2012 (193 negara).
17 Agenda SDGs
(kemiskinan, buta aksara,
pengangguran, keadilan
jender, dan kerusakan
lingkungan) & 169
program
Kemitraan global (antar
negara, organisasi
internasional/regional dan
perusahaan multinasional)
Memobilisasi sumber
pendanaan, peningkatan
kapasitas dan transfer
teknologi dari negara
maju ke negara
berkemban
AGENDA PEMBANGUNAN GLOBAL 2030
Kunci sukses pencapaian MDGs dan SDGs terletak pada kinerja sektor
pertanian :
• Mayoritas penduduk miskin berada di negara-negara berkembang
yang nafkah utamanya bergantung pada sektor pertanian.
• Adanya keterkaitan yang sangat erat antara kemiskinan dan
kerawanan pangan, sedangkan penghasil pangan adalah sektor
pertanian.
• Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim sehingga
masa depan ketahanan pangan akan diwarnai oleh pertumbuhan
pasokan pangan yang tidak stabil dan harga pangan makin volatil.
15. 4/4/17
15
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
PENURUNAN KEMISKINAN
!
Keterangan:
a) SIM-1 = Simulasi 1; peningkatan produktivitas di sektor pertanian selama periode 2001-2012
b) SIM-2 = Simulasi 2; perkembangan luas lahan di sektor pertanian selama periode 2001-2012
c) SIM-3 = Simulasi 3; peningkatan produktivitas, dan perkembangan luas lahan di sektor pertanian
selama periode 2001-2012
Sumber: Hermanto, et al, 2014
KEBIJAKAN PERTANIAN GLOBAL
Sustainable Development
Goals/SDGs
2016-2030
Pertanian inti dari
pembangunan
berkelanjutan
Food and Nutrition
Security
Sustainable
Agricultural
Intensification
Staretegi :
1. Mengembangkan sector
pangan yang secara
ekonomis efisien dan
menguntungkan, secara
soasial di terima masyarakat,
dan sesuai secara lingkungan
2. Meningkatkan produksi dan
perdagangan pangan dan
menyempurnakan
pengelolaan jaring pengaman
sosial bagi masyarakat miskin
3. Mengupayakan perbaikan
pendapatan dan
kesejahteraan petani kecil,
serta miningkatkan daya
saing dalam memproduksi
pangan
Staretegi :
1. Memberantas kemiskinan dan
kelaparan, serta
meningkatkan kinerja
lingkungan pertanian
2. Mengembangkan sistem
pertanian intensif ekologis
Kebijakan Pertanian
Global
16. 4/4/17
16
What is Sustainable Intensification (SI)?
A new and still evolving concept
• Sustainable crop production intensification provides
opportunities for optimizing crop production per unit
area, taking into consideration the range of sustainability
aspects including potential and/or real social, political,
economic and environmental impacts (FAO)
• A process or system where agricultural yields are
increased without adverse environmental impact and
without the cultivation of more land (Pretty and Barucha,
2014)
• Increase in food production from existing farmland in
ways that place far less pressure on the environment
and that do not undermine our capacity to continue
producing food in the future (Garnett, et al, 2013).
The scope of sustainable intensification
17. 4/4/17
17
Example of Sustainable Agricultural Intensification
Indonesian Carbon Efficient Farming (ICEF)
1 .Pengembangan Ternak & Kandang Koloni
2.Instalasi Bio Gas
3 . Instalasi Bio Urine
4. Bangunan Pengolah Kompos15
1 2
3
4
Integrated Crop-Livestock Production
Example of Sustainable Agricultural Intensification
19. 4/4/17
19
SINGKRONITAS KEBIJAKAN PERTANIAN GLOBAL
Sustainable Development
Goals/SDGs
2016-2030
Kebijakan
Pertanian
Indonesia
1. Food and Nutrition
Security
2. Sustainable Agricultural
Intensification
Kebijakan Pertanian
Global
4 Sasaran Strategis
(2015-2018)
1. Kebijakan
peningkatan
ketahanan pangan
2. Peningkatan nilai
tambah, daya saing,
ekspor dan substitusi
impor
3. Penyediaan dan
peningkatan bahan
baku bioindustri dan
bioenergy
4. Peningkatan
kesejahteraan petani
• UU No 16/2006 tentang
Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan
• UU No 26 Tahun 2007
tentang Penataan
Ruang
• UU No 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan
Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
• PP No 44 Tahun 1995
tentang Pembenihan
Tanaman
• PP No 8 Tahun 2001
tentang Pupuk
Budidaya Tanaman
• PP No 81 Tahun 2001
tentang Alat dan Mesin
Budidaya Tanaman
• PP No 20 Tahun 2006
tentang Irigasi
• UU No 18 tahun 2012
tentang pangan
PENUTUP
Ø Kunci sukses pencapaian agenda 2030 terletak pada kinerja sektor pertanian.
Namun, tantangan pembangunan pertanian ke depan semakin kompleks dan
multidimensi, tidak hanya terbatas pada lingkup nasional, tetapi sangat terkait
dengan masalah-masalah di tingkat global. Karena itu, kemitraan global (antar
negara, organisasi internasional/regional dan perusahaan multinasional)
Ø Sinkronitas dan Policy Partnership diperlukan untuk mensinergikan kebijakan
dan program pembangunan pertanian yang telah ditetapkan oleh negara mitra
dalam rangka mendorong pengembangan kerjasama secara sinergitas dan saling
melengkapi dalam implementasi pelaksanaan agenda 2030.
Ø Kebijakan kerja sama luar negeri pertanian Indonesia sudah selaras atau
mengikuti agenda pembangunan dan kebijakan pertanian dunia. Namun,
penajaman kebijakan dan program pembangunan pertanian Indonesia masih tetap
diperlukan agar kebijakan yang dirumuskan dapat menjadi lebih terfokus,
ringkas, jelas, tegas dan konsisten terhadap agenda 2030.