SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
Descargar para leer sin conexión
MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKSI 
Disusun oleh : 
1. Febri Amalia 141540134270030 
2. Wika Agustin 141540134770080 
3. Sely Mizholla 141540134620065 
4. Nur Kholifah 131540128160059 
5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 
6. Nur Eisah 141540134520055 
Kelas : 1A 
Prodi : D3 Kebidanan 
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 
TAHUN AJARAN 2014/2015 
0
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada 
pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai 
bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan 
mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu 
bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu 
mikrobiologi. 
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan 
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik 
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa 
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan . 
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang 
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat 
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah 
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep 
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan 
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi. 
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan 
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi 
dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia 
kebidanan. 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi 
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi 
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi 
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi 
5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia 
2 
kesehatan 
C. Tujuan 
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah 
dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari 
pembuatan makalah ini adalah: 
1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan. 
2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi 
dan desinfeksi. 
3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan 
desinfeksi.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi 
3 
1. Pengertian Sterilisasi 
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu 
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak 
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau 
bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari 
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. 
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk 
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk 
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan 
untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh 
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga 
penting. 
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik 
maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk 
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang 
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, 
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain 
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), 
dan radiasi ionnisasi. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya: 
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih 
berfungsi. 
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label 
yang jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal 
pelaksanaan sterilisasi. 
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu 
4 
mensteril selesai. 
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril 
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, 
bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang. 
B. Desinfeksi 
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit 
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan 
terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan 
yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini 
dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau 
menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi 
digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai 
antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. 
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat 
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat 
menghambat proses disinfeksi. 
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda 
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa 
kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh 
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus 
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis. 
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga 
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk 
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan 
diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila 
permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit. 
Kriteria desinfeksi yang ideal: 
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu 
kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan 
5 
kelembaban 
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia 
4. Tidak bersifat korosif 
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda 
6. Tidak berbau/ baunya disenangi 
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai 
8. Larutan stabil 
9. Mudah digunakan dan ekonomis. 
C. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi 
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah 
1. Mencegah terjadinya infeksi 
2. Mencegah makanan menjadi rusak 
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri 
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam 
melakukan biakan murni. 
D. Macam-Macam Sterilisasi 
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara 
mekanik, fisik dan kimiawi: 
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) 
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan 
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, 
misal nya larutan enzim dan antibiotik 
2. Sterilisasi secara fisik 
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
6 
3. Pemanasan 
a. Pemijaran (dengan api langsung) 
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum 
inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas 
penggunaanya. 
b. Panas kering: 
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas 
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, 
tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln 
tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan 
suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa 
dicapai secara sempurna. 
c. Uap air panas 
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung 
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi 
dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air 
mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: 
Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum 
d. Uap air panas bertekanan 
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 
15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk 
mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus 
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi 
selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka 
otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, 
Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf 
4. Pasteurisasi 
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu 
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, 
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) 
dengan Suhu 65 C/ 30 menit
7 
5. Penyinaran dengan sinar UV 
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, 
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan 
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara 
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. 
Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini: 
a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat 
b. absorbsi as. NukleatDaya kerja 
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm 
d. penetrasi lemahKelemahan 
6. Sinar ion bersifat hiperaktif 
Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan 
makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau 
penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan 
dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi 
dingin” 
7. Sterilisasi dengan Cara Kimia 
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia 
1) Rongga (space) 
2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid) 
3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat 
4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran 
5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman 
biasanya bersifat sangat mudah menguap 
6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah 
berkontak dengan disinfekstan 
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia 
1) Jenis bahan yang digunakan 
2) Konsentrasi bahan kimia 
3) Sifat Kuman 
4) pH
8. Suhu 
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi 
1. Alkohol 
a. Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak 
b. Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif 
8 
2. Halogen 
a. Mengoksidasi protein kuman 
3. Yodium 
a. Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit 
b. Efektif terhadap berbagai protozoa 
4. Klorin 
a. Memiliki warna khas dan bau tajam 
b. Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah 
5. Fenol (as. Karbol) 
a. Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel 
menurunkan tegangan permukaan 
b. Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan 
6. Peroksida (H2O2) 
a. Efektif dan nontoksid 
b. Molekulnya tidak stabil 
c. Menginaktif enzim mikroba 
7. Gas Etilen Oksida 
a. Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik 
E. Macam-macam Desinfeksi 
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit 
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan 
terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan 
yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini 
dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan 
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda 
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya 
tergantung dari toksisitasnya. 
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat 
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat 
menghambat proses disinfeksi. 
Macam-macam desinfektan yang digunakan : 
1. Alkohol 
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk 
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan 
dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun 
ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi 
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. 
9 
2. Aldehida 
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer 
pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. 
Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat 
dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas 
dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang 
dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada 
instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai 
masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan 
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. 
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, 
sedang spora baru alan mati setelah 10 jam. 
3. Biguanid 
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan 
secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok 
plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical 
scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih 
tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif 
terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga 
mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan 
salivary mucus. 
10 
4. Senyawa halogen. 
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan 
ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat 
pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya 
Chloros, Domestos, dan Betadine). 
5. Fenol 
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk 
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak 
oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang 
lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, 
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. 
6. Klorsilenol 
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak 
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak 
bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya 
Dettol). 
F. Desinfeksi permukaan 
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda 
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa 
kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh 
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus 
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis. 
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga 
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru 
setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap 
efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik. 
2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan 
dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 
60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan 
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras. 
3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan 
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. 
Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, 
terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan 
pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang. 
4. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga 
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat 
menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 
menit. 
G. Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain 
11 
1. Garam Logam Berat 
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak 
dalam jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut 
oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu 
eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit, 
makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya. 
Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan 
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh 
manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat. 
2. Zat Perwarna 
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya 
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram 
positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau
dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan 
zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme 
reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat 
pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit 
dan hijau cemerlang. 
12 
3. Klor dan senyawa klor 
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan 
klor dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang 
banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum. 
4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis 
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau 
kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang 
berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan 
daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk 
fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga 
desinfektan menjadi menarik. 
5. Kresol 
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol 
tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif 
sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan 
organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan 
hidup dan oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk 
benda mati. Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah 
digunakan pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat 
ditolerir. 
6. Alkohol 
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, 
isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan 
terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
13 
7. Formaldehida 
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan 
sebagai gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida 
dan fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai 
formalin. 
8. Etilen Oksida 
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan 
agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat 
penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga 
adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada 
dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya 
agen ini telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong 
rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya 
ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar 
udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida. 
9. Hidogen Peroksida 
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena 
kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering 
digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di 
dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob. 
H. Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi 
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, 
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan 
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga 
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua 
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. 
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab 
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi 
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme 
patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan 
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan 
yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi 
secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit. 
I. Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan 
14 
Dan Keperawatan 
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua 
bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik 
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh 
kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat 
perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas 
tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi 
panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2). 
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang 
bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk 
prosedur invasive sepeti: 
1. Mengisap jalan napas pasien 
2. Memasukkan kateter urinarius 
3. Mengganti balutan luka 
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal 
kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas. 
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat 
kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini 
dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur. 
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta 
bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, 
jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang 
diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, 
tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
15 
1. Sanitasi lingkungan rumah sakit 
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan 
pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur 
dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan 
contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan 
petri yang menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan 
sesudah pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk 
melatih para petugas yang baru. 
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan 
kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah 
cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan 
desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang 
cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, 
membantu menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus 
di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi 
pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan 
untuk membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang 
sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh 
mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan. 
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis 
lebih mudah dicapai. 
2. Universal Precaution 
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular 
malalui darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang 
dirawat, tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis 
harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai 
penyakit. 
3. Cuci Tangan 
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan 
kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu 
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa 
digantikan dengan sarung tangan). 
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap 
ketika melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti: 
a. Gown/barakschort : 
b. Masker : 
c. Sarung Tangan 
d. Kaca mata pelindung/goggles 
4. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah 
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau 
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar 
sampah medis sampai menjadi arang. 
5. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis 
16 
a. Desinfekatan : 
1) Aseptik/Asepsis 
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan 
upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke 
dalam area tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi. 
Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik 
pada permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan 
dapat dengan aman digunakan. 
2) Antisepsis 
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, 
selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan 
bahan antimikrobial (antiseptik) 
3) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT). 
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali 
beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, 
mengukus atau penggunaan desinfektan kimia
17 
b. Sterilisasi : 
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk 
kehidupan mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun 
kimiawi. 
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, 
virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati 
dengan uap air panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), 
sterilan kimia atau radiasi. 
1) Pemprosesan Alat 
2) Dekontaminasi 
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff 
sebelum dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar 
benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, 
terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian 
berlangsung. 
3) Pencucian/ bilas 
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, 
kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun 
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko 
bagi mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari 
mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air, 
membilas dengan air bersih dan mengeringkannya. 
4) Sterilisasi/DTT.
BAB III 
PENUTUP 
18 
A. Kesimpulan 
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau 
benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh 
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, 
hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam 
membunuh mikroorganisme patogen. 
2. beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi 
Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi 
mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan 
yg dipakai dalam melakukan biakan murni. 
3. sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan 
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan 
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. 
B. Saran 
1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan 
menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar 
mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun 
mengendalikan infeksi. 
2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi 
dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.
DAFTAR PUSTAKA 
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan 
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994 
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, 
19 
EGC, Jakarta. 
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba 
Medika 
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygieneerni muniarsih
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Septian Muna Barakati
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asmatrisnaif
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhandayat hida
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologiirmalawai
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6tristyanto
 

La actualidad más candente (20)

Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
 
Memandikan Pasien
Memandikan PasienMemandikan Pasien
Memandikan Pasien
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Perawatan Dekubitus
Perawatan DekubitusPerawatan Dekubitus
Perawatan Dekubitus
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
 

Destacado

Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
12 mpo spo desinfeksi laf
12   mpo spo desinfeksi laf12   mpo spo desinfeksi laf
12 mpo spo desinfeksi lafburet mkn
 
Manfaat zat radioaktif (fisika inti)
Manfaat zat radioaktif (fisika inti)Manfaat zat radioaktif (fisika inti)
Manfaat zat radioaktif (fisika inti)dini fitriani
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaRhiza Amalia
 
Incubator sop
Incubator sopIncubator sop
Incubator sopNur Aini
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasimartha_chan
 
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsKebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsI Putu Cahya Legawa
 
Ppt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellentPpt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellentSalma Van Licht
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 

Destacado (18)

Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
12 mpo spo desinfeksi laf
12   mpo spo desinfeksi laf12   mpo spo desinfeksi laf
12 mpo spo desinfeksi laf
 
Manfaat zat radioaktif (fisika inti)
Manfaat zat radioaktif (fisika inti)Manfaat zat radioaktif (fisika inti)
Manfaat zat radioaktif (fisika inti)
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Incubator sop
Incubator sopIncubator sop
Incubator sop
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Esu
EsuEsu
Esu
 
Desinfeksi
DesinfeksiDesinfeksi
Desinfeksi
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
 
Pedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasiPedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasi
 
Makalah incubator
Makalah incubatorMakalah incubator
Makalah incubator
 
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIsKebersihan tangan dan pecegahan HAIs
Kebersihan tangan dan pecegahan HAIs
 
Ppt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellentPpt model model komunikasi kelompok excellent
Ppt model model komunikasi kelompok excellent
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 

Similar a Makalah sterilisasi dan desinfeksi

Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)stikesby kebidanan
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiSeptian Muna Barakati
 
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiyusria izza
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin15
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasidinmaul
 

Similar a Makalah sterilisasi dan desinfeksi (20)

Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikitMakalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
Makalah sterilisasi dan disinfeksi bu ikit
 
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)Konsep dasar sterilisasi (rischa)
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
Makalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogiMakalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogi
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
 
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
 
Sterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksiSterilisasi n desinfeksi
Sterilisasi n desinfeksi
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Prinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksiPrinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksi
 

Más de Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

Más de Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanitaMakalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
Makalah hormon–hormon reproduksi pada wanita
 
Perbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rnaPerbedaan antara dna dengan rna
Perbedaan antara dna dengan rna
 

Último

Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 

Último (20)

Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 

Makalah sterilisasi dan desinfeksi

  • 1. MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKSI Disusun oleh : 1. Febri Amalia 141540134270030 2. Wika Agustin 141540134770080 3. Sely Mizholla 141540134620065 4. Nur Kholifah 131540128160059 5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 6. Nur Eisah 141540134520055 Kelas : 1A Prodi : D3 Kebidanan STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/2015 0
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi. Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan . Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi. Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia kebidanan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi 2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi 3. Bagaimana macam-macam sterilisasi 4. Bagaimana macam-macam desinfeksi 5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
  • 3. 6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia 2 kesehatan C. Tujuan Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan. 2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan desinfeksi. 3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan desinfeksi.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi 3 1. Pengertian Sterilisasi Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya: a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi. b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi. c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
  • 5. d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu 4 mensteril selesai. e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang. B. Desinfeksi Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi. Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis. Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit. Kriteria desinfeksi yang ideal: 1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
  • 6. 2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan 5 kelembaban 3. Tidak toksik pada hewan dan manusia 4. Tidak bersifat korosif 5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda 6. Tidak berbau/ baunya disenangi 7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai 8. Larutan stabil 9. Mudah digunakan dan ekonomis. C. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah 1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Mencegah makanan menjadi rusak 3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri 4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni. D. Macam-Macam Sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi: 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik 2. Sterilisasi secara fisik Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
  • 7. 6 3. Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung) Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya. b. Panas kering: Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna. c. Uap air panas Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum d. Uap air panas bertekanan Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf 4. Pasteurisasi Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
  • 8. 7 5. Penyinaran dengan sinar UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini: a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat b. absorbsi as. NukleatDaya kerja c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm d. penetrasi lemahKelemahan 6. Sinar ion bersifat hiperaktif Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin” 7. Sterilisasi dengan Cara Kimia a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia 1) Rongga (space) 2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid) 3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat 4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran 5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap 6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia 1) Jenis bahan yang digunakan 2) Konsentrasi bahan kimia 3) Sifat Kuman 4) pH
  • 9. 8. Suhu Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi 1. Alkohol a. Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak b. Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif 8 2. Halogen a. Mengoksidasi protein kuman 3. Yodium a. Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit b. Efektif terhadap berbagai protozoa 4. Klorin a. Memiliki warna khas dan bau tajam b. Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah 5. Fenol (as. Karbol) a. Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan b. Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan 6. Peroksida (H2O2) a. Efektif dan nontoksid b. Molekulnya tidak stabil c. Menginaktif enzim mikroba 7. Gas Etilen Oksida a. Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik E. Macam-macam Desinfeksi Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
  • 10. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi. Macam-macam desinfektan yang digunakan : 1. Alkohol Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. 9 2. Aldehida Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam. 3. Biguanid Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
  • 11. digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus. 10 4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). 5. Fenol Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. 6. Klorsilenol Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). F. Desinfeksi permukaan Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis. Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
  • 12. 1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik. 2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras. 3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang. 4. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit. G. Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain 11 1. Garam Logam Berat Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat. 2. Zat Perwarna Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau
  • 13. dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang. 12 3. Klor dan senyawa klor Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum. 4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik. 5. Kresol Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir. 6. Alkohol Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
  • 14. 13 7. Formaldehida Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin. 8. Etilen Oksida Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida. 9. Hidogen Peroksida Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob. H. Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
  • 15. Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit. I. Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan 14 Dan Keperawatan Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2). Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive sepeti: 1. Mengisap jalan napas pasien 2. Memasukkan kateter urinarius 3. Mengganti balutan luka Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas. Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur. Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
  • 16. 15 1. Sanitasi lingkungan rumah sakit Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang baru. Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan. Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih mudah dicapai. 2. Universal Precaution Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit. 3. Cuci Tangan Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
  • 17. walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan). Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti: a. Gown/barakschort : b. Masker : c. Sarung Tangan d. Kaca mata pelindung/goggles 4. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai menjadi arang. 5. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis 16 a. Desinfekatan : 1) Aseptik/Asepsis Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi. Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan. 2) Antisepsis Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik) 3) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT). Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimia
  • 18. 17 b. Sterilisasi : Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi. Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi. 1) Pemprosesan Alat 2) Dekontaminasi Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung. 3) Pencucian/ bilas Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya. 4) Sterilisasi/DTT.
  • 19. BAB III PENUTUP 18 A. Kesimpulan 1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. 2. beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni. 3. sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. B. Saran 1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi. 2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994 Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, 19 EGC, Jakarta. Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC