2. EVOLUSI PERTANIAN
MENUJU AGRIBISNIS
Berburu dan meramu
Budidaya pertanian (farming) ekstensif
untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga (home consumption)
Spesialisasi kegiatan budidaya
Penggunaan pupuk dan pestisida
Pengadaan saprodi oleh industri
Muncul industri pengolahan hasil
pertanian
3. Agribisnis
“agribisnis” berasal dari bahasa Inggris yaitu :
agricultural (pertanian) dan business (bisnis = usaha),
maka Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha
pertanian
Istilah agribisnis untuk pertama kali dikenal oleh
masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika
John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam
makalahnya yang disampaikan pada "Boston
Conference on Disiribution .
John H. Davis dan Ray Goldberg memasyarakatkan
agribisnis melalui buku yang berjudul "A Conception of
Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard
University.
4. Dalam buku tersebut , Davis dan
Golberg mendefinisikan agribisnis
sebagai berikut :
The sum total of all operation involved
in the manufacture and distribution of
farm supplies: Production operation on
farm: and the storage, processing and
distribution offarm commodities an items
made from them"
5. Konsep agribisnis adalah suatu konsep
yang utuh, mulai dari input, proses
produksi primer, mengolah hasil,
pemasaran dan aktivitas lain yang
berkaitan dengan kegiatan pertanian.
Menurut Arsyad, dkk. (1985) dalam
Soekartawi, yang dimaksud dengan
agribisnis adalah :
6. Suatu kesatuan kegiatan usaha yang
meliputi salah satu atau keseluruhan dari
mata rantai produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran yang ada hubungannya dengan
pertanian dalam arti luas, Yang di maksud
dengan “ada hubungannya dengan pertanian
dalam artian yang luas adalah kegiatan
usaha yang menunjang kegiatan pertanian
dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh
kegiatan pertanian”.
7. Menurut Hadi (1992) “sistem agribisnis
adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri
dari empat subsistem yang saling
mempengaruhi yaitu sub sistem penyediaan
input pertanian, sub sistem produksi
pertanian, sub sistem pengolahan hasil, dan
sub sistem pemasaran hasil pertanian
termasuk produk-produk turunannya, yang
seluruh kinerjanya dipengaruhi oleh
koordinator agribisnis”.
8. Menurut Prof. Dr. Bungaran Saragih :
Sektor Agribisnis sebagai bentuk modern dari
pertanian primer paling sedikit mencakup empat
sub sistem: sub sistem agribisnis hulu, yaitu
kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan
perdagangan sarana produksi pertanian primer
(seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih,
alat dan mesin pertanian, dll); sub sistem
usahatani/produksi primer; sub sistem agribisnis
hilir, yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah
hasil pertanian primer menjadi produk olahan,
baik dalam bentuk yang siap untuk di masak
atau siap untuk di saji
9. atau siap untuk di konsumsi beserta kegiatan
perdagangannya di pasar domestik dan
internasional; dan subsistem jasa layanan
pendukung seperti lembaga keuangan dan
pembiayaan, transportasi, penyuluhan dan
layanan informasi agribisnis, penelitian dan
pengembangan, kebijakan pemerintah, asuransi
agribisnis, dan lain-lain”.
10. Walaupun pengertian sistem agribisnis
agak bervariasi, implikasi dari konsep
tersebut adalah sama, bahwa dalam
pembangunan agribisnis, keempat
subsistem yaitu input, usahatani,
pengolahan dan pemasaran harus
dilakukan secara simultan, terpadu dan
berimbang, yang dikoordinasi dan
difasilitasi oleh unsur-unsur penunjang
11. Agribisnis sebagai ilmu
Agribisnis sebagai ilmu merujuk pada
rangkaian ilmu pengambilan keputusan,
yaitu ilmu bisnis (ekonomi manajerial),
manajemen, ilmu sistem, ilmu komunikasi
dan ilmu penunjang lain yang diterapkan
untuk menggerakkan usaha produksi
pertanian, peternakan, perikanan dan
kehutanan supaya bisa diterima oleh
konsumen yang dituju.
12. Agribisnis sebagai ilmu
Ruang lingkup agribisnis sebagai bidang
ilmu:
Pertama, ilmu terapan dari ekonomi
manajerial, manajemen, ilmu sistem, ilmu
komunikasi dan ilmu penunjang lain.
Kedua, agribisnis sebagai pendekatan
pembangunan pertanian.
13. Agribisnis sebagai ilmu
Dengan pendekatan tersebut, maka
pembangunan diarahkan sebagai sebuah sistem
atau satuan upaya yang tidak hanya
memperhatikan satu subsistem saja melainkan
upaya yang memberi perhatian kepada semua
subsistem sebagai kegiatan yang terkoordinasi
secara seimbang.
14. Agribisnis sebagai sistem
Agribisnis sebagai sistem merupakan suatu
cara lain untuk melihat pertanian sebagai
suatu sistem bisnis yang terdiri dari
subsistem yang saling terkait satu sama
lainnya.
15. Agribisnis sebagai sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis
adalah semua aktivitas mulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana
produksi sampai kepada pemasaran
produk-produk yang dihasilkan oleh
produksi primer/usahatani dan
agroindustri yang saling terkait satu
sama lain.
16. Agribisnis sebagai sistem
Sistem agribisnis merupakan suatu konsep
yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai
suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif
sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat
menelaah dan menjawab berbagai masalah dan
tantangan.
Sistem Agribisnis merupakan suatu sistem yang
terdiri dari lima subsistem utama, yaitu :
17. Agribisnis sebagai sistem
1. Subsistem hulu/agroinput (pengadaan dan
penyaluran sarana produksi pertanian)
adalah industri yang menghasilkan barang-
barang sebagai modal bagi kegiatan
pertanian
contoh :
Industri pembibitan tanaman, ternak dan ikan
Industri agrokimia (pupuk, pestisida, dan
obat-obatan)
Industri agro otomotif (alsintan)
18. 2. Subsistem on farm (produksi primer /
usahatani) adalah kegiatan yang menggunakan
barang-barang modal dan sumberdaya alam
untuk menghasilkan komoditas pertanian
primer
contoh :
Usaha tanaman pangan dan hortikultura
Perkebunan
Tanaman obat-obatan
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
19. Agribisnis sebagai sistem
3. Subsistem hilir pengolahan / agroindustri
adalah industri yang mengolah komoditas
pertanian primer menjadi produk olahan
berupa produk antara dan produk akhir
Contoh :
Produk makanan dan minuman
Industri serat alam
Industri biofarmaka
Industri agro wisata dan estetika
20. Agribisnis sebagai sistem
4. Subsisem hilir pemasaran
adalah kegiatan untuk memperlancar
pemasaran komoditas pertanian baik segar
maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke
luar negeri.
Contoh :
Distribusi
Konsumsi
Promosi
Informasi pasar
21. Agribisnis sebagai sistem
5. Subsistem jasa pendukung (supporting
system)
adalah kegiatan untuk menyediakan jasa
bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem
usahatani dan subsistem agribisnis hilir
Contoh :
Pendidikan dan Penelitian
Perkreditan (pembiayaan/keuangan)
Perhubungan / Transportasi
Penyuluhan
22. Konsep Sistem Agribisnis
Subsistem
Pertanian Hulu
Industri
Benih/Bibit
Industri
Agrokimia
Industri
Agrootomotif
Subsistem
Budidaya
Tan. Pangan
dan Horti
Tan. PKebun
Peternakan
Perikanan
Perhutanan
Subsistem
Pengolahan
Industri
Makan-Minum
Industri Rokok
Industri Serat
Alam
Industri Agro
Wisata+Estetik
Subsistem
Pemasaran
Distribusi
Promosi
Info Pasar
Intel Pasar
Kebij_Dagang
Strukt_Pasar
Subsistem Jasa dan Penunjang Pertanian
Perkreditan dan Asuransi
Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan serta Penyuluhan
Transportasi dan Pergudangan
KebijakanPemerintah ( Mikroekonomi, Tata Ruang dan Makroekonomi)
23. Agribisnis sebagai sistem
Pengembangan agribisnis tidak akan efektif dan
efisien bila hanya mengembangkan salah satu
subsistem yang ada didalamnya.
Contoh :
Pengembangan usaha budidaya pisang di suatu
daerah sangat berhasil dalam meningkatkan
produksi dan mutu produknya, tetapi tidak berhasil
meningkatkan pendapatan masyarakat secara
nyata karena tidak disertai dengan pengembangan
dan penyiapan sistem pemasarannya
24. Agribisnis sebagai sistem
Contoh tersebut merupakan salah satu
fenomena pengembangan agribisnis
yang tidak terpadu dan sering terjadi di
Indonesia.
25. Agribisnis sebagai sistem
Memandang agribisnis sebagai sebuah
sistem yang terdiri atas beberapa subsistem.
Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila
tidak ada gangguan pada salah satu
subsistem. Pengembangan agribisnis harus
mengembangkan semua subsistem
didalamnya karena tidak ada satu subsistem
yang lebih penting dari subsistem lainnya.
26. Kaitan Ke Belakang (Backward
Linkage)
Peningkatan kegiatan pengadaan dan
penyaluran sarana produksi
Mengundang individu atau perusahaan
untuk menangani masalah input
usahatani 4 tepat : waktu, tempat,
jumlah dan kualitas tepat
Dipengaruhi lembaga penunjang
agribisnis
27. Kaitan ke depan (forward linkage)
Peningkatan produk usahatani
Pengolahan produk usahatani
Penyalur untuk melayani permintaan
konsumen
Keterkaitan (linkage) baik ke belakang
(backward) maupun ke depan (forward)
perlu diarahkan untuk memperkuat industri
hulu dan megembangkan industri hilir.
28. Integrasi vertikal sistem agribisnis
Adalah keterpaduan sistem komoditas secara
vertikal yang membentuk suatu rangkaian
pelaku-pelaku yang terlibat dalam sistem
komoditas tersebut, mulai dari
produsen/penyedia input/sarana produksi
pertanian, distributor input/sarana produksi
pertanian, usahatani, pedagang pengumpul,
pedagang besar, usaha pengolahan hasil
pertanian (agroindustri), pedagang pengecer,
eksportir sampai dengan konsumen domestik
dan luar negeri.
29. Integrasi vertikal sistem agribisnis
Pemerintah berperan sebagai pembina, pengatur, dan
pengawas beroperasinya mekanisme sistem komoditas
secara vertikal tersebut.
Pembinaan dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat
ikatan keterpaduan antar pelaku.
Pengaturan dilakukan untuk menjamin
terselenggaranya pemenuhan hak-hak dan kewajiban
antar pelaku secara seimbang dan proporsional, serta
tersedianya sarana pelayanan yang mampu menjamin
terselenggaranya integrasi sistem komoditas tersebut
dengan kuat
30. Integrasi vertikal sistem agribisnis
Pengawasan dilakukan sebagai upaya untuk
menjamin terselenggaranya sistem
komoditas tersebut berdasarkan prinsip
efektivitas, efisiensi, dan proposional.
Integrasi vertikal hanya dapat terselenggara
apabila terdapat hubungan yang saling
menguntungkan secara proporsional dan
saling mendukung antar pelaku dalam
sistem komoditas scara vetikal tersebut
31. Integrasi horizontal Sistem
Agribisnis
Integrasi horizontal terselenggara apabila terdapat
keterkaitan yang erat antar lini komoditas pada
tingkat usaha yang sama atau antar para pelaku
dlm suatu komoditas yg sama.
contoh :
integrasi horizontal yang kuat tercipta karena
beberapa perusahaan dalam suatu tingkat skala
usaha untuk menggunakan bahan baku yang
sama atau menggunakan peralatan produksi yang
sama untuk menghasilkan beberapa jenis produk.
32. Potensi Agribisnis
Pendekatan dengan sistem agribisnis akan
memperbesar potensi pertanian, karena akan
memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi
produk-produk pertanian dan dapat mendorong
tingkat efisiensi usaha yg semakin tinggi.
Peluang-peluang agribisnis yang masih
potensial : sistem agribisnis berbagai
komoditas hortikultura (buah, sayur, bunga,
jamur, rempah-rempah, dll), rumput laut,
33. Potensi Agribisnis
berbagai komoditas perikanan, agroindustri
lanjutan tanaman pangan dan perkebunan,
serta industri pakan ternak dan ikan.
Dengan prinsip keterkaitan, dalam sistem
agribisnis juga akan terbuka peluang usaha
dalam bidang transportasi, penyimpanan,
jasa informasi, lembaga pembiayaan,
asuransi dan sebagainya.
34. Potensi Agribisnis
Potensi agribisnis tersebut akan diikuti
dengan perolehan manfaat lain.
Diantaranya adalah semakin terbukanya
kesempatan mobilitas sumberdaya,
terutama modal dan tenaga kerja dari
sektor pertanian ke sektor lain, seperti
industri dan jasa, dan sebaliknya
35. Potensi Agribisnis
Potensi pengembangan agribisnis juga
didukung oleh keinginan (komitmen)
pemerintah untuk terus mengembang kan
kegiatan-kegiatan produksi dan ekspor non
migas, yang hingga saat ini sebagian besar
merupakan produk pertanian, potensi pasar
ekspor dan pasar domestik yang masih
terbuka, dan faktor-faktor stabilitas ekonomi
dan keamanan yang menguntungkan.