SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 37
Descargar para leer sin conexión
Konsep Zona

    Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan

Mataram, 30-31 Januari 2012
LINGKUP

BAGIAN A – Mengenal Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

BAGIAN B – Konsep Zona

BAGIAN C – Perangkat Pengaturan Lalu Lintas

BAGIAN D – Studi Kasus: Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

BAGIAN E – Contoh Diagram Pengaturan Lalu Lintas di Lokasi
           Pekerjaan Jalan

                                                                2
Kategori Pekerjaan Jalan:




   Pekerjaan jangka panjang (lebih dari satu hari).
   Pekerjaan jangka pendek: stationer ( misalnya
    menutup lubang) atau berpindah (misalnya membuat
    marka).
Perlu diperhatikan:
   Perambuan dalam pekerjaan jalan harus memberikan peringatan
    dini yang benar dan bertahap tentang perubahan kondisi lalu lintas
    dan cara melintasinya agar berkeselamatan.
   Perambuan harus konsisten, mudah dipahami, dan sama di semua
    pekerjaan jalan.
   Perambuan harus dapat memberi peringatan tentang jenis dan
    bentuk rintangan serta bagaimana pengguna jalan dapat melewati
    area pekerjaan.
   Setiap kategori pekerjaan, memerlukan jenis dan skala manajemen
    lalu lintas yang berbeda.
   Oleh karena itu, perencanaan tahapan pekerjaan jauh lebih awal
    serta perancangan RMLL yang tepat dan berkeselamatan,
    merupakan 2 langkah awal yang sangat penting.
Lima Tahap Manajemen Lalu Lintas dan
         Keselamatan Jalan


      Tahap Perencanaan
      Tahap Perancangan
      Tahap Pelaksanaan
      Tahap Operasi dan Pemeliharaan
      Tahap Penutupan
Tahap Perencanaan

                                             pertimbangkan
  tentukan              susun tahapan        kelas jalan,
1 kategori            2 proyek             3 volume dan
  pekerjaan jalan                            komposisi lalu
                                             lintas




                                                upayakan cara
                           pertimbangkan        terbaik menjaga
    4 rencanakan arus    5 keselamatan        6 keselamatan
      lalu lintas          pekerja              pesepeda dan
                                                pejalan kaki
Pekerjaan jangka panjang

Pekerjaan jangka pendek stasioner   Pekerjaan jangka pendek berpindah
KONSEP ZONA
   Dengan pemikiran konsep zona, rancangan perambuan dan manajemen lalu
    lintas menjadi jauh lebih jelas.
   Konsep zona adalah metoda memecah area pekerjaan menjadi 5 zona terpisah
    sesuai tujuan dari setiap zona.
   Dalam menyusun RMLL, lokasi pekerjaan dianggap terdiri dari 5 zona masing-
    masing tapi saling berhubungan. Dengan anggapan ini, rancangan kebutuhan
    akan perambuan dan manajemen lalu lintas di area pekerjaan menjadi jauh
    lebih jelas.
   5 zona adalah:
      Zona Peringatan Dini – segmen jalan di mana publik diberitahu akan
       mendekati pekerjaaan jalan dan apa yang akan dijumpai. Zona ini
       memperingatkan kepada pengemudi/pengendara tentang zona kerja di
       depan.
      Zona Pemandu Transisi (taper) – zona yang memandu
       pengemudi/pengendara keluar dari lintasan perjalanan sebelumnya. Zona ini
       digunakan untuk mengarahkan pengemudi/pengendara ke lintasan yang
       benar dan dengan kecepatan yang tepat.
KONSEP ZONA
   Zona Kerja – termasuk area kerja dan daerah-keselamatan sekitarnya
    (buffer/daerah penyangga).
    o Area Kerja – daerah di mana pekerjaan secara fisik berlangsung serta untuk
      pekerja, peralatan, perlengkapan dan material.
    o Area Penyangga Keselamatan – penyangga keselamatan longitudinal
      terletak persis sebelum area kerja untuk meningkatkan perlindungan dan
      keselamatan pekerja. Area bebas ini umumnya minimum 20 meter panjang
      tetapi dapat diperluas jika area kerja tersembunyi dari pengguna jalan
      yang mendekat karena adanya suatu tikungan atau tanjakan. Zona ini juga
      dilengkapi penyangga lateral sempit di samping area kerja untuk tambahan
      perlindungan bagi pekerja.
   Zona Terminasi/Akhir – zona di mana lalu lintas mulai kembali normal setelah
    melewati area kerja. Zona ini digunakan untuk mengingatkan
    pengemudi/pengendara akan akhir lokasi pekerjaan dan apa yang
    diperbolehkan di jalan setelah keluar lokasi pekerjaan.
Zona                                           Tujuan Zona
                                              Untuk mengingatkan pengemudi/pengendara akan
                                            pekerjaan jalan di depan. Jadi perlu menginformasikan
  Zona Peringatan Dini/Pendekat           adanya pekerjaan dan menginstruksikan bagaimana melalui
                                            dengan selamat (rambu-rambu pembatasan kecepatan,
                                                     penutupan lajur, pengendalian lalin)

                                               Untuk memandu pengemudi/pengendara ke dalam
                                            alinyemen yang benar agar aman melalui atau melintasi
      Zona Pemandu Transisi                 zona kerja. Jika pekerjaan tidak memerlukan perubahan
                                            lintasan lajur lalu lintas, zona ini dapat dikurangi hingga
                                                           panjang minimum 50 meter.
                                           Untuk mengendalikan pengemudi/pengendara yang melalui
              Zona Kerja                    atau melintasi area pekerjaan sedang berlangsung pada
Juga termasuk area penyangga keselamatan,
                                             kecepatan dan dalam lajur yang aman bagi mereka dan
 umumnya panjang 20 meter sebelum area
                                               yang aman juga bagi pekerja jalan. Area penyangga
  kerja, dan lebar 1 meter di samping area
                                              keselamatan mengelilingi area kerja dan menyediakan
                     kerja
                                                      ruang antara lalu lintas dan pekerja.
                                           Untuk menginformasikan bahwa pengemudi/pengendara
                                            telah melewati zona kerja sekarang, menginformasikan
                                          batas kecepatan baru yang berlaku di depan, mengucapkan
      Zona Terminasi/Penjauh               terima kasih karena mengemudi dengan hati-hati melalui
                                             area pekerjaan, dan untuk mengingatkan agar selalu
KONSEP ZONA
   Zona Peringatan Dini:
    Zona pertama yang dijumpai pengemudi/pengendara. Panjangnya bergantung
    pada kecepatan kendaraan yang mendekat. Zona ini dilengkapi rambu peringatan
    dini dan rambu regulasi untuk memberitahu pengguna akan zona kerja di depan,
    dan untuk mengatur perilaku berkendara.
   Zona Pemandu Transisi (taper):
    Apabila pengemudi/pengendara harus berpindah lajur saat melalui zona kerja, hal
    ini dilakukan dalam zona transisi. Zona ini menggunakan perangkat yang mencolok
    dan tidak berbahaya sebagai taper untuk mengarahkan pengguna jalan melintasi,
    melewati atau mengitari zona kerja. Panjangnya bergantung pada kecepatan lalu
    lintas dan banyaknya lajur yang perlu digeser.
   Zona Kerja:
    Zona ini tempat pekerjaan jalan secara fisik berlangsung. Terdiri dari area kerja
    dan juga area penyangga keselamatan jika ada. Zona ini bisa kecil (misalnya
    pekerjaan mengganti tutup lobang yang kecil), atau bisa besar (misalnya pekerjaan
    pelebaran untuk lajur pendakian dengan panjang lebih dari 1 km). Dalam
    beberapa hal, terdapat gangguan pada perkerasan, atau galian, atau pekerjaan
    perkerasan dan penambalan, atau pekerjaan kerb dan saluran. Lokasi zona kerja
    dan jaraknya pada lajur lalu lintas akan menentukan tipe dan panjang zona
    pemandu transisi (taper) yang dibutuhkan.
KONSEP ZONA

   Area Penyangga Keselamatan:
    Area penyanggga keselamatan yang terletak persis sebelum area kerja, disediakan
    apabila kecepatan lalu lintas diduga melebihi 40 km/j. Ini merupakan upaya
    terakhir untuk menjaga kendaraan yang salah/nyelonong, menabrak pekerja dalam
    zona kerja dan khusus untuk keselamatan pekerja.
    Panjang 20 meter umumnya cukup, akan tetapi jika pekerjaan tersembunyi dari lalu
    lintas yang mendekat (seperti oleh tanjakan atau tikungan) area penyangga
    keselamatan ini perlu diperpanjang lagi sampai suatu titik di mana dapat dilihat
    oleh lalu lintas yang mendekat. Rambu atau perangkat utama penunjuk posisi seperti
    tanda bahaya sementara atau panah berkedip harus dipasang pada awal area
    penyangga keselamatan. Penyangga keselamatan harus bebas tidak terhalang oleh
    kendaraan proyek, peralatan, tumpukan material atau kegiatan lainnya.
    Area penyangga keselamatan juga mencakup penyangga lateral lebar 1 meter
    antara area kerja dan lajur lalu lintas terdekat (untuk batas kecepatan yang
    dipasang 60 km/j atau kurang). Jika batas kecepatan (atau kecepatan operasional)
    lebih tinggi dari ini, pagar keselamatan diperlukan antara area kerja dan lajur lalu
    lintas.
   Zona Terminasi:
KONSEP ZONA
   Zona Terminasi:
    Ini adalah zona terakhir yang dilalui pengemudi/pengendara. Rambu-rambu
    petunjuk dan regulasi digunakan untuk menunjukkan akhir area pekerjaan. Setelah
    titik ini, kondisi lalu lintas kembali berjalan normal. Zona kecepatan pada lokasi
    pekerjaan jalan berakhir pada akhir zona terminasi ini. Sepasang rambu
    pembatasan kecepatan harus diletakkan di sini untuk menginformasikan kepada
    pengemudi/pengendara bahwa diperbolehkan kembali ke kecepatan normal
    setelah titik tersebut jika kondisi lalu lintas memungkinkan.
ZONA PERINGATAN DINI
   Fungsi zona peringatan dini adalah untuk memberikan peringatan awal kepada
    pengemudi/pengendara akan adanya lokasi pekerjaan di depan.
   Persyaratan tampilan rambu dan perangkat peringatan dini bergantung pada faktor-
    faktor, seperti kecepatan lalu lintas yang mendekat, seberapa besar bahaya yang
    memerlukan modifikasi kecepatan atau pengalihan lintasan perjalanan. Selain itu, juga
    gangguan pandang yang disebabkan oleh lalu lintas lainnya atau ketersediaan jarak
    pandang ke bahaya.
   Zona peringatan dini harus cukup panjang agar rambu peringatan yang diletakkan
    sebelum zona kerja dapat memberikan pengemudi/pengendara cukup waktu untuk
    mengenali lokasi pekerjaan dan untuk melambat.
   Jarak yang diperlukan untuk mengurangi kecepatan sampai pada kecepatan yang
    aman untuk lokasi pekerjaan, sangat penting dalam menentukan panjang zona
    peringatan dini.
   Apabila menggunakan perangkat pengendalian lalu lintas sementara, seperti sinyal lalu
    lintas sementara, perlu merancang kecepatan yang diinginkan dikurangi menjadi 0
    (stop).
   Perangkat peringatan dini bervariasi seperti lampu tiang tunggal pada mobil (untuk
    pekerjaan bergerak jangka pendek di samping jalan) sampai rangkaian rambu
    peringatan dan regulasi (untuk pekerjaan jangka panjang yang memerlukan
    pengurangan kecepatan).
ZONA PERINGATAN DINI


   Rambu peringatan dini pertama yang harus terlihat pngemudi/pengendara adalah
    rambu “Ada Pekerjaan Jalan” atau rambu simbol “Pekerja”. Jumlah rambu
    peringatan dini minimum untuk jalan kecepatan tinggi harus 3 dan untuk jalan
    kecepatan rendah, 2 rambu.
   Apabila lokasi pekerjaan juga memerlukan zona pemandu transisi (taper), maka
    panjang zona peringatan dini diukur dari awal taper zona pemandu transisi.
   Apabila rambu peringatan dini lainnya dibutuhkan agar pengemudi/pengendara
    melakukan respon khusus yang dibutuhkan sebelumnya, rambu ini diletakkan pada
    jarak yang sama dalam zona peringatan dini.
   Bersiaplah terhadap masalah keselamatan di luar (sebelum) zona peringatan dini
    pada kondisi lalu lintas padat atau kemacetan yang membentuk antrian panjang.
    Bergantung pada kecepatan lalu lintas mendekat dan jarak pandang pada akhir
    antrian, hal ini dapat menciptakan masalah keselamatan depan-belakang. Sehingga
    perlu mempertimbangkan penggunaan rambu peringatan dini tambahan untuk
    mengurangi risiko tabrakan pada akhir antrian.
ZONA PERINGATAN DINI
Panjang Zona Peringatan Dini (m)

Kecepatan    Kecepatan yang Diinginkan (km/jam)
Pendekat
(km/jam)     henti     20        30        40

   80        225      200       190       170

   70        160      150       140       120

   60        100       90        75        60

   50        75        60        45        30
ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)


   Banyak pekerjaan jalan memerlukan penutupan 1 lajur (atau bagian dari 1 lajur).
    Kadang pekerjaan jalan memerlukan penutupan jalan – dan lalu lintas harus
    dialihkan melalui rute samping. Kedua situasi tersebut perlu zona pemandu transisi.
   Zona pemandu transisi (taper) adalah panjang jalan di mana pengemudi diarahkan
    keluar dari lintasan perjalanan normalnya. Jumlah taper bergantung jumlah
    jalur/lajur jalan yang ditutup atau sebagian ditutup. Seluruh panjang taper masuk
    dalam zona pemandu transisi dan harus terlihat oleh pengemudi/pengendara yang
    mendekat.
   Ada 2 tipe umum taper – lajur bergerak pindah, tanpa merging/menyatu dan lajur
    pindah merging/menyatu dengan lalu lintas di sampingnya.
   Taper menyatu/merging memerlukan jarak yang lebih panjang karena
    pengemudi/pengendara harus bergabung dari 2 lajur menjadi 1 lajur lalu lintas.
   Namun demikian, jika pengendali lalu lintas (APILL) digunakan, taper 30 meter
    dapat diterapkan karena lalu lintas yang mendekati taper berkecepatan sangat
    lebih rendah. Panjang taper ini juga memungkinkan APILL tsb dipasang pada awal
    taper 30 meter sebelum zona kerja.
ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)
   Agar berkeselamatan, perangkat yang digunakan untuk membentuk taper harus
    terang/cerah, mencolok, memantul dan tidak berbahaya/forgiving. Yaitu antara
    lain kerucut plastik, tonggak/bollard, delineator plastik. Perangkat tersebut kasat
    mata tapi jika ditabrak tidak menimbulkan cedera atau kerusakan.
   Jangan gunakan batu, dahan, barikade beton, balok kayu atau kerb beton untuk
    membentuk taper. Benda-benda tsb sulit terlihat dan jika ditabrak akan
    menyebabkan cedera serius.
Panjang Zona Pemandu Transisi rekomendasi (m)
                                            Taper (m)
        Kecepatan
     Pendekat (km/jam)      Pindah (tanpa            Menyatu
                              menyatu)              (merging)
             < 45                50                     80
           46 - 55               50                     100
           55 - 65               60                     120
           65 - 75               70                     140

           75 - 85               80                     160

           85 - 95               90                     180
             > 95               100                     200

Panjang taper ditentukan berdasarkan:
o Lebar lajur +/- 3,5 meter
o Panjang taper pindah tanpa menyatu – untuk mengakomodasi gerak lateral 1,0 m/det
o Panjang taper menyatu – untuk mengakomodasi gerak lateral 0,6 m/det.
o Kecepatan lalu lintas – titik tengah kisaran
ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
Area ini di mana pekerjaan berlangsung dan di mana pekerja dan peralatan berada.
Adalah kewajiban pemilik kegiatan menjamin keselamatan pekerja. Sebelumnya zona
peringatan dini dan zona pemandu transisi dipasang dengan benar dan terlihat jelas.
Kecepatan kendaraan perlu dikendalikan saat melalui area kerja. Perlu memastikan
untuk mengurangi risiko kendaraan secara tidak sengaja memasuki area kerja.
Berikut ini dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan lalu lintas di area kerja:
a. Lalu lintas melintasi zona kerja dengan kondisi pengendalian penuh.
     Lalu lintas dapat melintasi zona kerja jika keduanya, lalu lintas dan pekerjaan
       dapat dikendalikan penuh secara efektif. Pengendali lalu lintas (dalam hal ini
       petugas bendera) dapat digunakan untuk membuat lalu lintas pelan dan untuk
       menghentikan lalu lintas sementara.
     Petugas bendera juga diperlukan untuk mengendalikan pergerakan kendaraan
       kerja dalam/melalui lintasan lalu lintas.
     Dalam kondisi sangat khusus, kendaraan pemandu dapat digunakan untuk
       mengarahkan kendaraan melalui zona kerja. Namun, ini belum umum.
b. Lalu lintas melewati zona kerja melalui lintasan sepanjang - tapi di luar - zona kerja.
    Lalu lintas diarahkan melewati zona kerja tapi tidak diperbolehkan ke dalam zona
    kerja. Lintasan ini harus terlihat dan dengan delineasi yang jelas. Kerucut plastik
    yang mencolok dan delineator sangat bagus untuk kepentingan ini.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
   Jangan gunakan balok beton, dahan pohon, batu atau barikade beton.
c. Lalu lintas mengitari zona kerja melalui pengalihan dengan detour, bisa melalui
   jalan eksisting atau lintasan samping.
   Apabila tidak praktis atau berkeselamatan lagi, lalu lintas melalui area kerja, perlu
   menyediakan detour yang menggunakan baik jalan eksisting atau lintasan samping
   yang khusus dibangun.
   Opsi penggunaan jalan eksisting, termasuk jalur sebelahnya pada jalan
   terbagi/divided, yaitu dengan membuat lajur berlawanan dan mengijinkan kontra-
   arus. Perencanaan yang rinci diperlukan dan yang lebih penting, informasikan
   kepada pengemudi/pengendara bahwa tidak ada lagi jalan satu arah. Jalan yang
   berbagi dengan arah lain. Gunakan rambu peringatan “lalu lintas 2 arah” pada
   interval pendek dan gunakan kerucut dan/atau delineator plastik antara arus lalu
   lintas yang berlawanan.
   Mungkin ini terlalu berlebihan bagi sebagian orang, namun ahli teknik keselamatan
   jalan sadar bahwa lalu lintas terus bergerak siang dan malam. Saat dini hari, ketika
   volume lalu lintas sangat rendah dan ketika kecepatan cenderung tinggi – ada risiko
   nyata tabrakan depan-depan kecuali peringatan dan delineasi jelas dan mudah
   dimengerti oleh semuanya.
   Jika lintasan samping perlu dibangun, harus dipastikan bahwa lintasan tsb memiliki
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
Agar pengemudi/pengendara tidak terjebak pada „kejutan-kejutan‟ saat berpindah
lintasan untuk memasuki lintasan samping, perlu disediakan:
 Perambuan yang sangat baik pada zona-zona sebelumnya (zona peringatan dini

   dan zona pemandu transisi).
 Pengurangan batas kecepatan dengan rambu (hal ini merupakan bagian dari

   zona peringatan dini).
 Perkerasan jalan segala cuaca yang baik untuk lintasan samping. Jangan

   membiarkan pengemudi/pengendara melalui lintasan samping kerikil jelek. Hujan
   lebat akan mengubahnya menjadi lintasan lumpur, dan berdebu pada waktu
   kering.
 Geometrik yang memadai untuk kecepatan operasional.

Perlu disadari bahwa membangun lintasan samping memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Sehingga perencanaan pekerjaan jalan perlu dilakukan di awal saat tahap
tender agar anggaran yang cukup dapat disediakan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan benar dan berkeselamatan. Jangan membangun lintasan samping
yang dapat menyebabkan fatalitas.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
d. Penutupan jalan untuk sementara waktu saat pekerjaan berlangsung.
    Pertimbangan penutupan jalan untuk jangka pendek (beberapa menit dalam satu

     waktu) dapat dilakukan jika lalu lintas tidak terlalu macet dan dapat dibuka
     kembali tanpa menunggu pengoperasian yang lama. Sebelum memutuskan ini,
     perlu mempelajari volume lalu lintas dan panjang antrian yang akan terjadi.
     Sangat baik jika dipasang rambu agar pengemudi/pengendara siap akan
     kemungkinan macet. Dapat memberi kesempatan untuk mencari rute alternatif jika
     ada.
    Penutupan penuh pada jalan bervolume sangat kecil dapat merupakan suatu opsi

     jika pekerjaan dapat dilakukan dengan berkeselamatan saat hanya akses
     kendaraan lokal yang diijinkan.
e. Kondisi malam hari.
   Pekerjaan jangka panjang berarti perangkat manajemen lalu lintas pada lokasi
   pekerjaan, akan berada di tempat pada malam hari. Kadang-kadang pekerjaan
   bisa berlangsung sampai malam. Tapi umumnya, pekerjaan akan berhenti saat
   malam dan diteruskan esoknya.
   Berikut ini perlu diperhatikan agar kegiatan malam hari berkeselamatan atau
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
meninggalkan pekerjaan yang belum selesai di malam hari dengan berkeselamatan:
 Apabila memungkinkan, setiap bagian dari jalan yang ditutup pada siang hari,

  perlu dibuka pada malam hari.
 Memastikan kondisi lintasan untuk lalu lintas malam hari cukup berkeselamatan

  saat melalui zona kerja, yaitu antara lain menyapu/membersihkan permukaan
  jalan dari pasir, batu dan lumpur, dan membuat batas lintasan yang jelas dengan
  kerucut dan delineator yang memantul.
 Kondisi lintasan untuk lalu lintas malam hari harus cukup baik agar

  pengemudi/pengendara tidak dikejutkan oleh kondisi lintasan yang buruk.
 Penerangan jalan sementara melalui zona kerja perlu dipertimbangkan di daerah

  terbuka jika terdapat penyimpangan terhadap lintasan normal dan kecepatan
  pendekat ke zona kerja tinggi.
 Penerangan sementara juga diperlukan jika kondisi untuk pejalan kaki telah

  berubah.
 Jika harus mengoperasikan lajur tunggal untuk 2 arah pada malam hari, perlu

  dipertimbangkan hati-hati. Apabila volume lalu lintas kecil, dan panjang lintasan
  ini cukup pendek (misal kurang dari 50 meter), pengoperasian lajur tunggal dapat
  dilakukan jika lalu lintas kedua arah waspada terhadap lalu lintas berlawanan.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
   Hal demikian adalah pengaturan beri prioritas (give way), sehingga perlu
  memastikan adanya rambu peringatan dini dalam kondisi sangat baik. Perlu dicek
  tiap sore sebelum matahari terbenam.
Apabila volume lalu lintas tidak kecil atau jika panjang lintasan pengoperasian lajur
tunggal lebih dari 50 meter, perlu meletakkan pemandu lalu lintas atau 1 set lampu
sinyal sementara pada tiap ujung segmen jalan untuk mengendalikan lalu lintas.
Pemandu lalu lintas harus sangat terlatih, mengenakan rompi yang memantul baik
dan memegang tongkat perintah yang memantul „Berhenti/Pelan-Pelan‟. Keduanya
harus dapat melihat satu sama lain dan menggunakan radio komunikasi 2 arah.
Opsi yang sangat baik untuk pengoperasian lajur tunggal 2 arah adalah APILL
portabel. Alat ini dapat bekerja dengan tenaga surya dan siklus waktu dapat
diatur.
ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
f. Ketentuan untuk pejalan kaki dan pesepeda
    Apabila pejalan kaki termasuk penyandang cacat harus bergerak melintasi,

     melewati atau mengitari zona kerja atau menyeberang jalan dalam zona kerja,
     perlu disediakan lintasan dan titik penyeberangan sementara yang dibuat
     memadai dan terlindungi.
    Jika lintasan pejalan kaki ada di jalan, pejalan kaki harus dipisahkan dari

     kendaraan dengan menggunakan pagar jala plastik pada jalan dengan
     kecepatan rendah (atau batas kecepatan pada pekerjaan jalan di bawah 60
     km/jam).
    Dalam kondisi kecepatan tinggi (di atas 60 km/j), pagar keselamatan harus

     digunakan untuk memisahkan pejalan kaki dari lalu lintas jika lintasan pejalan kaki
     ada di jalan. Pagar beton harus disambung dengan baik agar kuat dan menerus.
    Lintasan pejalan kaki dan pesepeda harus disediakan dalam skala yang sama

     dan lebar yang sama dengan fasilitas sebelum pekerjaan dimulai.
ZONA TERMINASI
Penting untuk menginformasikan kepada pengguna jalan bahwa zona kerja telah
berakhir dan perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan kembali pada kondisi
dan rute berkendara yang normal.
Rambu tipikal yang digunakan dalam zona ini adalah „Akhir Pekerjaan Jalan‟,
„Akhir Detour‟, dan „Akhir Batas Kecepatan dalam Pekerjaan Jalan‟ sesuai
kebutuhan. Jika lalu lintas telah dipindahkan (via taper dan mungkin lintasan
samping) saat melalui zona kerja, akan dipindah balik ke lintasan yang benar
dalam zona terminasi.
Dalam merancang RMLL, penting untuk membuat zona terminasi tidak terlalu
panjang (pengemudi/pengendara akan mengabaikan) atau terlalu pendek (tidak
cukup jauh untuk pengendalian lalu lintas dan keselamatan yang memadai).
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam merancang RMLL adalah zona terminasi
untuk 1 arah biasanya berakhir pada titik yang sama di mana zona peringatan dini
berawal dari arah yang lain/berlawanan. Hal ini dapat digunakan untuk
menempatkan rambu di belakang rambu untuk arah lain.
Penggunaan rambu dua muka dengan rangka, cukup bagus dan dapat memberikan
pesan yang jelas dan tepat untuk kedua arah.
ZONA TERMINASI
20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12
20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1Dafa Adunt
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiJocky Nahor
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekAzka Napsiyana
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Dokter Kota
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1Selphiepuspita
 
Spesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisi
Spesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisiSpesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisi
Spesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisiHaqie Sipil
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANMOSES HADUN
 
Key Performance Indikator pada K3
Key Performance Indikator pada K3Key Performance Indikator pada K3
Key Performance Indikator pada K3NitaNurjanah7
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxSeunuddonInfras
 
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALANPERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALANEkaRahayu18
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017NUR SETIAJI
 
Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)
Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)
Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)muhammadridho182
 

La actualidad más candente (20)

209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktek
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
PPT KP IRIGASI.pptx
PPT KP IRIGASI.pptxPPT KP IRIGASI.pptx
PPT KP IRIGASI.pptx
 
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
 
Spesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisi
Spesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisiSpesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisi
Spesifikasi khusus interim pekerjaan rehabilitasi jembatan revisi
 
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANPELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
 
RK3K
RK3KRK3K
RK3K
 
Key Performance Indikator pada K3
Key Performance Indikator pada K3Key Performance Indikator pada K3
Key Performance Indikator pada K3
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
 
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALANPERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
 
Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)
Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)
Survey PCI dan kerusakan jalan (Kelompok 5)
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
Draf Dokumen RMK
Draf Dokumen RMKDraf Dokumen RMK
Draf Dokumen RMK
 

Similar a 20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12

Similar a 20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12 (8)

2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
 
20120118103352.jany a workzone bjmsn-12des11 (1)
20120118103352.jany a workzone bjmsn-12des11 (1)20120118103352.jany a workzone bjmsn-12des11 (1)
20120118103352.jany a workzone bjmsn-12des11 (1)
 
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan1220120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
20120302152555.jany agustin on introduction road safety workshop mataram 30jan12
 
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
Rambu marka-delineasi-sby-30mei12
 
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
 

Más de Indonesia Infrastructure Initiative

Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...Indonesia Infrastructure Initiative
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaIndonesia Infrastructure Initiative
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyIndonesia Infrastructure Initiative
 

Más de Indonesia Infrastructure Initiative (20)

Presentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDIIPresentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDII
 
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
 
World experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuringWorld experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuring
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
 
WS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure IssuesWS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure Issues
 
Development of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridorDevelopment of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridor
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in java
 
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in javaThe role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
 
Government strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportationGovernment strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportation
 
The role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportationThe role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportation
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
 
Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)
 
Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)
 
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
 
Ws3 presentation
Ws3 presentationWs3 presentation
Ws3 presentation
 
Ws3 me
Ws3 meWs3 me
Ws3 me
 
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safetyWs3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
 
Ws3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentationWs3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentation
 
Ws2 introduction
Ws2 introductionWs2 introduction
Ws2 introduction
 
Workshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approachWorkshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approach
 

20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12

  • 1. Konsep Zona Menciptakan Lokasi Pekerjaan Jalan yang lebih Berkeselamatan Mataram, 30-31 Januari 2012
  • 2. LINGKUP BAGIAN A – Mengenal Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan BAGIAN B – Konsep Zona BAGIAN C – Perangkat Pengaturan Lalu Lintas BAGIAN D – Studi Kasus: Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan BAGIAN E – Contoh Diagram Pengaturan Lalu Lintas di Lokasi Pekerjaan Jalan 2
  • 3. Kategori Pekerjaan Jalan:  Pekerjaan jangka panjang (lebih dari satu hari).  Pekerjaan jangka pendek: stationer ( misalnya menutup lubang) atau berpindah (misalnya membuat marka).
  • 4. Perlu diperhatikan:  Perambuan dalam pekerjaan jalan harus memberikan peringatan dini yang benar dan bertahap tentang perubahan kondisi lalu lintas dan cara melintasinya agar berkeselamatan.  Perambuan harus konsisten, mudah dipahami, dan sama di semua pekerjaan jalan.  Perambuan harus dapat memberi peringatan tentang jenis dan bentuk rintangan serta bagaimana pengguna jalan dapat melewati area pekerjaan.  Setiap kategori pekerjaan, memerlukan jenis dan skala manajemen lalu lintas yang berbeda.  Oleh karena itu, perencanaan tahapan pekerjaan jauh lebih awal serta perancangan RMLL yang tepat dan berkeselamatan, merupakan 2 langkah awal yang sangat penting.
  • 5. Lima Tahap Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan  Tahap Perencanaan  Tahap Perancangan  Tahap Pelaksanaan  Tahap Operasi dan Pemeliharaan  Tahap Penutupan
  • 6. Tahap Perencanaan pertimbangkan tentukan susun tahapan kelas jalan, 1 kategori 2 proyek 3 volume dan pekerjaan jalan komposisi lalu lintas upayakan cara pertimbangkan terbaik menjaga 4 rencanakan arus 5 keselamatan 6 keselamatan lalu lintas pekerja pesepeda dan pejalan kaki
  • 7. Pekerjaan jangka panjang Pekerjaan jangka pendek stasioner Pekerjaan jangka pendek berpindah
  • 8.
  • 9.
  • 10. KONSEP ZONA  Dengan pemikiran konsep zona, rancangan perambuan dan manajemen lalu lintas menjadi jauh lebih jelas.  Konsep zona adalah metoda memecah area pekerjaan menjadi 5 zona terpisah sesuai tujuan dari setiap zona.  Dalam menyusun RMLL, lokasi pekerjaan dianggap terdiri dari 5 zona masing- masing tapi saling berhubungan. Dengan anggapan ini, rancangan kebutuhan akan perambuan dan manajemen lalu lintas di area pekerjaan menjadi jauh lebih jelas.  5 zona adalah:  Zona Peringatan Dini – segmen jalan di mana publik diberitahu akan mendekati pekerjaaan jalan dan apa yang akan dijumpai. Zona ini memperingatkan kepada pengemudi/pengendara tentang zona kerja di depan.  Zona Pemandu Transisi (taper) – zona yang memandu pengemudi/pengendara keluar dari lintasan perjalanan sebelumnya. Zona ini digunakan untuk mengarahkan pengemudi/pengendara ke lintasan yang benar dan dengan kecepatan yang tepat.
  • 11. KONSEP ZONA  Zona Kerja – termasuk area kerja dan daerah-keselamatan sekitarnya (buffer/daerah penyangga). o Area Kerja – daerah di mana pekerjaan secara fisik berlangsung serta untuk pekerja, peralatan, perlengkapan dan material. o Area Penyangga Keselamatan – penyangga keselamatan longitudinal terletak persis sebelum area kerja untuk meningkatkan perlindungan dan keselamatan pekerja. Area bebas ini umumnya minimum 20 meter panjang tetapi dapat diperluas jika area kerja tersembunyi dari pengguna jalan yang mendekat karena adanya suatu tikungan atau tanjakan. Zona ini juga dilengkapi penyangga lateral sempit di samping area kerja untuk tambahan perlindungan bagi pekerja.  Zona Terminasi/Akhir – zona di mana lalu lintas mulai kembali normal setelah melewati area kerja. Zona ini digunakan untuk mengingatkan pengemudi/pengendara akan akhir lokasi pekerjaan dan apa yang diperbolehkan di jalan setelah keluar lokasi pekerjaan.
  • 12.
  • 13. Zona Tujuan Zona Untuk mengingatkan pengemudi/pengendara akan pekerjaan jalan di depan. Jadi perlu menginformasikan Zona Peringatan Dini/Pendekat adanya pekerjaan dan menginstruksikan bagaimana melalui dengan selamat (rambu-rambu pembatasan kecepatan, penutupan lajur, pengendalian lalin) Untuk memandu pengemudi/pengendara ke dalam alinyemen yang benar agar aman melalui atau melintasi Zona Pemandu Transisi zona kerja. Jika pekerjaan tidak memerlukan perubahan lintasan lajur lalu lintas, zona ini dapat dikurangi hingga panjang minimum 50 meter. Untuk mengendalikan pengemudi/pengendara yang melalui Zona Kerja atau melintasi area pekerjaan sedang berlangsung pada Juga termasuk area penyangga keselamatan, kecepatan dan dalam lajur yang aman bagi mereka dan umumnya panjang 20 meter sebelum area yang aman juga bagi pekerja jalan. Area penyangga kerja, dan lebar 1 meter di samping area keselamatan mengelilingi area kerja dan menyediakan kerja ruang antara lalu lintas dan pekerja. Untuk menginformasikan bahwa pengemudi/pengendara telah melewati zona kerja sekarang, menginformasikan batas kecepatan baru yang berlaku di depan, mengucapkan Zona Terminasi/Penjauh terima kasih karena mengemudi dengan hati-hati melalui area pekerjaan, dan untuk mengingatkan agar selalu
  • 14. KONSEP ZONA  Zona Peringatan Dini: Zona pertama yang dijumpai pengemudi/pengendara. Panjangnya bergantung pada kecepatan kendaraan yang mendekat. Zona ini dilengkapi rambu peringatan dini dan rambu regulasi untuk memberitahu pengguna akan zona kerja di depan, dan untuk mengatur perilaku berkendara.  Zona Pemandu Transisi (taper): Apabila pengemudi/pengendara harus berpindah lajur saat melalui zona kerja, hal ini dilakukan dalam zona transisi. Zona ini menggunakan perangkat yang mencolok dan tidak berbahaya sebagai taper untuk mengarahkan pengguna jalan melintasi, melewati atau mengitari zona kerja. Panjangnya bergantung pada kecepatan lalu lintas dan banyaknya lajur yang perlu digeser.  Zona Kerja: Zona ini tempat pekerjaan jalan secara fisik berlangsung. Terdiri dari area kerja dan juga area penyangga keselamatan jika ada. Zona ini bisa kecil (misalnya pekerjaan mengganti tutup lobang yang kecil), atau bisa besar (misalnya pekerjaan pelebaran untuk lajur pendakian dengan panjang lebih dari 1 km). Dalam beberapa hal, terdapat gangguan pada perkerasan, atau galian, atau pekerjaan perkerasan dan penambalan, atau pekerjaan kerb dan saluran. Lokasi zona kerja dan jaraknya pada lajur lalu lintas akan menentukan tipe dan panjang zona pemandu transisi (taper) yang dibutuhkan.
  • 15. KONSEP ZONA  Area Penyangga Keselamatan: Area penyanggga keselamatan yang terletak persis sebelum area kerja, disediakan apabila kecepatan lalu lintas diduga melebihi 40 km/j. Ini merupakan upaya terakhir untuk menjaga kendaraan yang salah/nyelonong, menabrak pekerja dalam zona kerja dan khusus untuk keselamatan pekerja. Panjang 20 meter umumnya cukup, akan tetapi jika pekerjaan tersembunyi dari lalu lintas yang mendekat (seperti oleh tanjakan atau tikungan) area penyangga keselamatan ini perlu diperpanjang lagi sampai suatu titik di mana dapat dilihat oleh lalu lintas yang mendekat. Rambu atau perangkat utama penunjuk posisi seperti tanda bahaya sementara atau panah berkedip harus dipasang pada awal area penyangga keselamatan. Penyangga keselamatan harus bebas tidak terhalang oleh kendaraan proyek, peralatan, tumpukan material atau kegiatan lainnya. Area penyangga keselamatan juga mencakup penyangga lateral lebar 1 meter antara area kerja dan lajur lalu lintas terdekat (untuk batas kecepatan yang dipasang 60 km/j atau kurang). Jika batas kecepatan (atau kecepatan operasional) lebih tinggi dari ini, pagar keselamatan diperlukan antara area kerja dan lajur lalu lintas.  Zona Terminasi:
  • 16. KONSEP ZONA  Zona Terminasi: Ini adalah zona terakhir yang dilalui pengemudi/pengendara. Rambu-rambu petunjuk dan regulasi digunakan untuk menunjukkan akhir area pekerjaan. Setelah titik ini, kondisi lalu lintas kembali berjalan normal. Zona kecepatan pada lokasi pekerjaan jalan berakhir pada akhir zona terminasi ini. Sepasang rambu pembatasan kecepatan harus diletakkan di sini untuk menginformasikan kepada pengemudi/pengendara bahwa diperbolehkan kembali ke kecepatan normal setelah titik tersebut jika kondisi lalu lintas memungkinkan.
  • 17. ZONA PERINGATAN DINI  Fungsi zona peringatan dini adalah untuk memberikan peringatan awal kepada pengemudi/pengendara akan adanya lokasi pekerjaan di depan.  Persyaratan tampilan rambu dan perangkat peringatan dini bergantung pada faktor- faktor, seperti kecepatan lalu lintas yang mendekat, seberapa besar bahaya yang memerlukan modifikasi kecepatan atau pengalihan lintasan perjalanan. Selain itu, juga gangguan pandang yang disebabkan oleh lalu lintas lainnya atau ketersediaan jarak pandang ke bahaya.  Zona peringatan dini harus cukup panjang agar rambu peringatan yang diletakkan sebelum zona kerja dapat memberikan pengemudi/pengendara cukup waktu untuk mengenali lokasi pekerjaan dan untuk melambat.  Jarak yang diperlukan untuk mengurangi kecepatan sampai pada kecepatan yang aman untuk lokasi pekerjaan, sangat penting dalam menentukan panjang zona peringatan dini.  Apabila menggunakan perangkat pengendalian lalu lintas sementara, seperti sinyal lalu lintas sementara, perlu merancang kecepatan yang diinginkan dikurangi menjadi 0 (stop).  Perangkat peringatan dini bervariasi seperti lampu tiang tunggal pada mobil (untuk pekerjaan bergerak jangka pendek di samping jalan) sampai rangkaian rambu peringatan dan regulasi (untuk pekerjaan jangka panjang yang memerlukan pengurangan kecepatan).
  • 18. ZONA PERINGATAN DINI  Rambu peringatan dini pertama yang harus terlihat pngemudi/pengendara adalah rambu “Ada Pekerjaan Jalan” atau rambu simbol “Pekerja”. Jumlah rambu peringatan dini minimum untuk jalan kecepatan tinggi harus 3 dan untuk jalan kecepatan rendah, 2 rambu.  Apabila lokasi pekerjaan juga memerlukan zona pemandu transisi (taper), maka panjang zona peringatan dini diukur dari awal taper zona pemandu transisi.  Apabila rambu peringatan dini lainnya dibutuhkan agar pengemudi/pengendara melakukan respon khusus yang dibutuhkan sebelumnya, rambu ini diletakkan pada jarak yang sama dalam zona peringatan dini.  Bersiaplah terhadap masalah keselamatan di luar (sebelum) zona peringatan dini pada kondisi lalu lintas padat atau kemacetan yang membentuk antrian panjang. Bergantung pada kecepatan lalu lintas mendekat dan jarak pandang pada akhir antrian, hal ini dapat menciptakan masalah keselamatan depan-belakang. Sehingga perlu mempertimbangkan penggunaan rambu peringatan dini tambahan untuk mengurangi risiko tabrakan pada akhir antrian.
  • 20. Panjang Zona Peringatan Dini (m) Kecepatan Kecepatan yang Diinginkan (km/jam) Pendekat (km/jam) henti 20 30 40 80 225 200 190 170 70 160 150 140 120 60 100 90 75 60 50 75 60 45 30
  • 21. ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)  Banyak pekerjaan jalan memerlukan penutupan 1 lajur (atau bagian dari 1 lajur). Kadang pekerjaan jalan memerlukan penutupan jalan – dan lalu lintas harus dialihkan melalui rute samping. Kedua situasi tersebut perlu zona pemandu transisi.  Zona pemandu transisi (taper) adalah panjang jalan di mana pengemudi diarahkan keluar dari lintasan perjalanan normalnya. Jumlah taper bergantung jumlah jalur/lajur jalan yang ditutup atau sebagian ditutup. Seluruh panjang taper masuk dalam zona pemandu transisi dan harus terlihat oleh pengemudi/pengendara yang mendekat.  Ada 2 tipe umum taper – lajur bergerak pindah, tanpa merging/menyatu dan lajur pindah merging/menyatu dengan lalu lintas di sampingnya.  Taper menyatu/merging memerlukan jarak yang lebih panjang karena pengemudi/pengendara harus bergabung dari 2 lajur menjadi 1 lajur lalu lintas.  Namun demikian, jika pengendali lalu lintas (APILL) digunakan, taper 30 meter dapat diterapkan karena lalu lintas yang mendekati taper berkecepatan sangat lebih rendah. Panjang taper ini juga memungkinkan APILL tsb dipasang pada awal taper 30 meter sebelum zona kerja.
  • 22. ZONA PEMANDU TRANSISI (TAPER)  Agar berkeselamatan, perangkat yang digunakan untuk membentuk taper harus terang/cerah, mencolok, memantul dan tidak berbahaya/forgiving. Yaitu antara lain kerucut plastik, tonggak/bollard, delineator plastik. Perangkat tersebut kasat mata tapi jika ditabrak tidak menimbulkan cedera atau kerusakan.  Jangan gunakan batu, dahan, barikade beton, balok kayu atau kerb beton untuk membentuk taper. Benda-benda tsb sulit terlihat dan jika ditabrak akan menyebabkan cedera serius.
  • 23. Panjang Zona Pemandu Transisi rekomendasi (m) Taper (m) Kecepatan Pendekat (km/jam) Pindah (tanpa Menyatu menyatu) (merging) < 45 50 80 46 - 55 50 100 55 - 65 60 120 65 - 75 70 140 75 - 85 80 160 85 - 95 90 180 > 95 100 200 Panjang taper ditentukan berdasarkan: o Lebar lajur +/- 3,5 meter o Panjang taper pindah tanpa menyatu – untuk mengakomodasi gerak lateral 1,0 m/det o Panjang taper menyatu – untuk mengakomodasi gerak lateral 0,6 m/det. o Kecepatan lalu lintas – titik tengah kisaran
  • 25. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) Area ini di mana pekerjaan berlangsung dan di mana pekerja dan peralatan berada. Adalah kewajiban pemilik kegiatan menjamin keselamatan pekerja. Sebelumnya zona peringatan dini dan zona pemandu transisi dipasang dengan benar dan terlihat jelas. Kecepatan kendaraan perlu dikendalikan saat melalui area kerja. Perlu memastikan untuk mengurangi risiko kendaraan secara tidak sengaja memasuki area kerja. Berikut ini dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan lalu lintas di area kerja: a. Lalu lintas melintasi zona kerja dengan kondisi pengendalian penuh.  Lalu lintas dapat melintasi zona kerja jika keduanya, lalu lintas dan pekerjaan dapat dikendalikan penuh secara efektif. Pengendali lalu lintas (dalam hal ini petugas bendera) dapat digunakan untuk membuat lalu lintas pelan dan untuk menghentikan lalu lintas sementara.  Petugas bendera juga diperlukan untuk mengendalikan pergerakan kendaraan kerja dalam/melalui lintasan lalu lintas.  Dalam kondisi sangat khusus, kendaraan pemandu dapat digunakan untuk mengarahkan kendaraan melalui zona kerja. Namun, ini belum umum. b. Lalu lintas melewati zona kerja melalui lintasan sepanjang - tapi di luar - zona kerja. Lalu lintas diarahkan melewati zona kerja tapi tidak diperbolehkan ke dalam zona kerja. Lintasan ini harus terlihat dan dengan delineasi yang jelas. Kerucut plastik yang mencolok dan delineator sangat bagus untuk kepentingan ini.
  • 26. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) Jangan gunakan balok beton, dahan pohon, batu atau barikade beton. c. Lalu lintas mengitari zona kerja melalui pengalihan dengan detour, bisa melalui jalan eksisting atau lintasan samping. Apabila tidak praktis atau berkeselamatan lagi, lalu lintas melalui area kerja, perlu menyediakan detour yang menggunakan baik jalan eksisting atau lintasan samping yang khusus dibangun. Opsi penggunaan jalan eksisting, termasuk jalur sebelahnya pada jalan terbagi/divided, yaitu dengan membuat lajur berlawanan dan mengijinkan kontra- arus. Perencanaan yang rinci diperlukan dan yang lebih penting, informasikan kepada pengemudi/pengendara bahwa tidak ada lagi jalan satu arah. Jalan yang berbagi dengan arah lain. Gunakan rambu peringatan “lalu lintas 2 arah” pada interval pendek dan gunakan kerucut dan/atau delineator plastik antara arus lalu lintas yang berlawanan. Mungkin ini terlalu berlebihan bagi sebagian orang, namun ahli teknik keselamatan jalan sadar bahwa lalu lintas terus bergerak siang dan malam. Saat dini hari, ketika volume lalu lintas sangat rendah dan ketika kecepatan cenderung tinggi – ada risiko nyata tabrakan depan-depan kecuali peringatan dan delineasi jelas dan mudah dimengerti oleh semuanya. Jika lintasan samping perlu dibangun, harus dipastikan bahwa lintasan tsb memiliki
  • 27. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) Agar pengemudi/pengendara tidak terjebak pada „kejutan-kejutan‟ saat berpindah lintasan untuk memasuki lintasan samping, perlu disediakan:  Perambuan yang sangat baik pada zona-zona sebelumnya (zona peringatan dini dan zona pemandu transisi).  Pengurangan batas kecepatan dengan rambu (hal ini merupakan bagian dari zona peringatan dini).  Perkerasan jalan segala cuaca yang baik untuk lintasan samping. Jangan membiarkan pengemudi/pengendara melalui lintasan samping kerikil jelek. Hujan lebat akan mengubahnya menjadi lintasan lumpur, dan berdebu pada waktu kering.  Geometrik yang memadai untuk kecepatan operasional. Perlu disadari bahwa membangun lintasan samping memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga perencanaan pekerjaan jalan perlu dilakukan di awal saat tahap tender agar anggaran yang cukup dapat disediakan untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan berkeselamatan. Jangan membangun lintasan samping yang dapat menyebabkan fatalitas.
  • 28. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan)
  • 29.
  • 30. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) d. Penutupan jalan untuk sementara waktu saat pekerjaan berlangsung.  Pertimbangan penutupan jalan untuk jangka pendek (beberapa menit dalam satu waktu) dapat dilakukan jika lalu lintas tidak terlalu macet dan dapat dibuka kembali tanpa menunggu pengoperasian yang lama. Sebelum memutuskan ini, perlu mempelajari volume lalu lintas dan panjang antrian yang akan terjadi. Sangat baik jika dipasang rambu agar pengemudi/pengendara siap akan kemungkinan macet. Dapat memberi kesempatan untuk mencari rute alternatif jika ada.  Penutupan penuh pada jalan bervolume sangat kecil dapat merupakan suatu opsi jika pekerjaan dapat dilakukan dengan berkeselamatan saat hanya akses kendaraan lokal yang diijinkan. e. Kondisi malam hari. Pekerjaan jangka panjang berarti perangkat manajemen lalu lintas pada lokasi pekerjaan, akan berada di tempat pada malam hari. Kadang-kadang pekerjaan bisa berlangsung sampai malam. Tapi umumnya, pekerjaan akan berhenti saat malam dan diteruskan esoknya. Berikut ini perlu diperhatikan agar kegiatan malam hari berkeselamatan atau
  • 31. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) meninggalkan pekerjaan yang belum selesai di malam hari dengan berkeselamatan:  Apabila memungkinkan, setiap bagian dari jalan yang ditutup pada siang hari, perlu dibuka pada malam hari.  Memastikan kondisi lintasan untuk lalu lintas malam hari cukup berkeselamatan saat melalui zona kerja, yaitu antara lain menyapu/membersihkan permukaan jalan dari pasir, batu dan lumpur, dan membuat batas lintasan yang jelas dengan kerucut dan delineator yang memantul.  Kondisi lintasan untuk lalu lintas malam hari harus cukup baik agar pengemudi/pengendara tidak dikejutkan oleh kondisi lintasan yang buruk.  Penerangan jalan sementara melalui zona kerja perlu dipertimbangkan di daerah terbuka jika terdapat penyimpangan terhadap lintasan normal dan kecepatan pendekat ke zona kerja tinggi.  Penerangan sementara juga diperlukan jika kondisi untuk pejalan kaki telah berubah.  Jika harus mengoperasikan lajur tunggal untuk 2 arah pada malam hari, perlu dipertimbangkan hati-hati. Apabila volume lalu lintas kecil, dan panjang lintasan ini cukup pendek (misal kurang dari 50 meter), pengoperasian lajur tunggal dapat dilakukan jika lalu lintas kedua arah waspada terhadap lalu lintas berlawanan.
  • 32. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) Hal demikian adalah pengaturan beri prioritas (give way), sehingga perlu memastikan adanya rambu peringatan dini dalam kondisi sangat baik. Perlu dicek tiap sore sebelum matahari terbenam. Apabila volume lalu lintas tidak kecil atau jika panjang lintasan pengoperasian lajur tunggal lebih dari 50 meter, perlu meletakkan pemandu lalu lintas atau 1 set lampu sinyal sementara pada tiap ujung segmen jalan untuk mengendalikan lalu lintas. Pemandu lalu lintas harus sangat terlatih, mengenakan rompi yang memantul baik dan memegang tongkat perintah yang memantul „Berhenti/Pelan-Pelan‟. Keduanya harus dapat melihat satu sama lain dan menggunakan radio komunikasi 2 arah. Opsi yang sangat baik untuk pengoperasian lajur tunggal 2 arah adalah APILL portabel. Alat ini dapat bekerja dengan tenaga surya dan siklus waktu dapat diatur.
  • 33. ZONA KERJA (termasuk area penyangga keselamatan) f. Ketentuan untuk pejalan kaki dan pesepeda  Apabila pejalan kaki termasuk penyandang cacat harus bergerak melintasi, melewati atau mengitari zona kerja atau menyeberang jalan dalam zona kerja, perlu disediakan lintasan dan titik penyeberangan sementara yang dibuat memadai dan terlindungi.  Jika lintasan pejalan kaki ada di jalan, pejalan kaki harus dipisahkan dari kendaraan dengan menggunakan pagar jala plastik pada jalan dengan kecepatan rendah (atau batas kecepatan pada pekerjaan jalan di bawah 60 km/jam).  Dalam kondisi kecepatan tinggi (di atas 60 km/j), pagar keselamatan harus digunakan untuk memisahkan pejalan kaki dari lalu lintas jika lintasan pejalan kaki ada di jalan. Pagar beton harus disambung dengan baik agar kuat dan menerus.  Lintasan pejalan kaki dan pesepeda harus disediakan dalam skala yang sama dan lebar yang sama dengan fasilitas sebelum pekerjaan dimulai.
  • 34. ZONA TERMINASI Penting untuk menginformasikan kepada pengguna jalan bahwa zona kerja telah berakhir dan perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan kembali pada kondisi dan rute berkendara yang normal. Rambu tipikal yang digunakan dalam zona ini adalah „Akhir Pekerjaan Jalan‟, „Akhir Detour‟, dan „Akhir Batas Kecepatan dalam Pekerjaan Jalan‟ sesuai kebutuhan. Jika lalu lintas telah dipindahkan (via taper dan mungkin lintasan samping) saat melalui zona kerja, akan dipindah balik ke lintasan yang benar dalam zona terminasi. Dalam merancang RMLL, penting untuk membuat zona terminasi tidak terlalu panjang (pengemudi/pengendara akan mengabaikan) atau terlalu pendek (tidak cukup jauh untuk pengendalian lalu lintas dan keselamatan yang memadai). Satu hal yang perlu diperhatikan dalam merancang RMLL adalah zona terminasi untuk 1 arah biasanya berakhir pada titik yang sama di mana zona peringatan dini berawal dari arah yang lain/berlawanan. Hal ini dapat digunakan untuk menempatkan rambu di belakang rambu untuk arah lain. Penggunaan rambu dua muka dengan rangka, cukup bagus dan dapat memberikan pesan yang jelas dan tepat untuk kedua arah.