SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
OLEH : KELOMPOK I Page 3
SEJARAH PERADABAN MARITIM
Sejarah mencatat bahwa kebesaran bangsa Indonesia dibangun karena
kekuatan maritim.
Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai Negara maritim diungkapkan
ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah
kekuatan marirtim di tanah air sudah ada sejak zaman dulu.
Terdapat banyak bukti – bukti pra sejarah dimana bangsa Indonesia
adalah bangsa yang hebat didunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya lukisan perahu didalam gua di Sulawesi. Kehebatan
pelaut – pelaut Indonesia di buktikan dengan adanya perubahan
kebudayaan yang tadinya beriorentasi pada daratan kemudian memiliki
kemampuan untuk berlayar.
OLEH : KELOMPOK I Page 4
JEJAK – JEJAK PERADABAN NUSANTARA
Bangsa Indonesia sudah di kenal dunia sebagai bangsa maritim yang maju.
Bahkan bangsa ini pernah mengalami masa keemasan sejak awal masehi.
Menggunakan kapal bercadik, mereka berlayar mengelilingi dunia dan menjadi
bangsa yang di segani berbekalan alat navigasi seadanya bangsa Indonesia
mampu berlayar ke utara, memotong lautan Hindia sampai Madagastar dan
berlanjut ke timur hingga pulau Paska.
Seiring perjalanan waktu, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara
yang memiliki armada laut yang besar.
Bangsa Indonesia terlahir sebagai bangsa maritim, dibuktikan dengan adanya
temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs
prasejarah di gua- gua pulau muna, Seramdan Arguni yang dipenuhi lukisan
perahu-perahu layar menggambarkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
merupakan bangsa pelaut. Selain itu, ditemukan kesamaan benda-benda sejarah
antara suku Aborigin di Ausrtralia dengan di Jawa. Ini menandakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia telah memiliki hubungan dengan bangsa lain.
OLEH : KELOMPOK I Page 5
PERAHU BUKTI SEJARAH
Dalam perjalanan peradaban bangsa Indonesia, parah pakar sejarah
kemaritiman menduga perahu telah lama memainkan peranan penting di
nusantara, jauh sebelum bukti tertulis menyebutkannya ( prasasti dan
naskah-naskah kuno.
Pada skitar awal abad pertama masehi di duga telah ada jaringan
perdagangan antara nusantara dan India. Bukti-bukti tersebut berupa
barang- barang Tembikar dari India (Arikamedu, Karaikadu dan
Anuradha-Pura) yang ditemuakan di Jawa Barat (Patenggang) dan Bali
(Sembiran). Keberadaan barang-barang tembikar tersebut diangkut
menggunakan perahu atau kapal yang mampu mengarungi Samudra.
Bukti tertulis paling tua mengenai pemakaian perahu sebagai sarana
transportasi laut tercatat dalam Prasasti Kedukan Bukit (16 Juni 682
masehi).
OLEH : KELOMPOK I Page 6
BUKTI ARKEOLOGIS
Bukti-bukti arkeologis transportasi laut banyak ditemukan di berbagai
wilayah nusantara, berupa papan-papan kayu yang merupakan bagian
dari sebuah perahu dan daun kemudi, yang ukurannya cukup besar.
Dari lahan rawa basah ini pada Agustus 1987 ditemukan sisa-sisa perahu
kayu. Sisa perahu yang ditemukan terdiri darI Sembilan bilah papan dan
sebuah kemudi. Dari Sembilan bilah papan tersebut, dua bilah di
antaranya bersal dari sebuah perahu, dan tujuh bilah lainnya bersal dari
perahu lain.
OLEH : KELOMPOK I Page 7
TEKNIK RANCANG PERAHU
Belum ada data yang menyebutkan nenek moyang bangsa Indonesia
mengenal pembuatan perahu. Hanya sedikit data arkeologi dan sejarah
yang berhasil mengungkapkan tentang hal itu. Satu-satunya data
arkeologi yang sedikit mengungkapkan teknologi pembangunan perahu
adalah dari lukisan gua. Disitu terlihat bagaimana bentuk perahu pada
masa prasejarah.
Bentuk perahu pada masa itu dapat dikatakan masih sangat sederhana.
Sebatang pohon yang mempunyai garis tengah batang cukup besar
mereka tebang. Kemudian bagian tengahnya dikeruk dengan
menggunakan alat sederhana seperti beliung dari batu.
Teknologi pembuatan perahu yang di temukan, antara lain teknik ikat ;
teknik pasak kayu atau bambu; teknik gabungan ikat dan pasak kayu
atau bambu; serta perpaduan teknik pasak kayu dan paku besi.
OLEH : KELOMPOK I Page 8
SUMBER DAYA MANUSIA
Bicara mengenai laut, tidak lepas dari segala sumber kekayaan alam
yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Indonesia.
Seharusnya, sumber alam yang berlimpah ini bisa memeberikan andil
besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Padahal laut Indonesia dapat mengasilkan ratusan triliun devisa dengan
berbagai potensi enrgi terbarukan. Negeri ini juga memiliki sumber daya
hayati beranekaragam, meliputi 2.000 spesies ikan, lebih dari 80 genera
terumbu karang atau sekitar 17,95 persen di dunia, 850 jenis sponge,
padang lamun, dan hutan mangrove yang menyimpan potensi 6,5 juta
ton ikan (dapat dimanfaatkan nelayan 5,01 juta ton ikan di hamparan
laut seluas 5,8 juta km persegi).
OLEH : KELOMPOK I Page 9
KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR
Sebagai Negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km, sebagai besar wilayah Indonesia
merupakan daerah pesisir . Terdapat banyak kehidupan masyarakat di
sana . Ironisnya , sebagian besar kehidupan warga di sana berada dalam
garis kemiskinan
Sebanyak 108,78 juta orang atau 49 persen dari total penduduk
Indonesia dalam kondisi miskin, dan rentan menjadi miskin. Badan pusat
statistika (BPS) pada 2008 menyebutkan bahwa penduduk miskin di
Indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47 persen diantaranya
adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan.
Masyarak pesisiar didefenisikan sebagai kelompok orang yang mendiami
suatu wilayah pesisir dan sumber kehidupan per ekonomiannya
tergantung pada sumber daya laut dan pesisir.
OLEH : KELOMPOK I Page 10
NELAYAN TRADISIONAL TERPINGGIRKAN
Sepanjang tahun 2011 kasus penangkapan nelayan Indonesia oleh
negara Malaysia meningkat. Mereka ditangkap atas tuduhan memasuki
perairan negeri Jiran.Sikap pemerintah atas penangkapan nelayan ini
tidak mampu untuk melindungi warganya.
Nelayan tradisional yang telah menangkap ikan di perairan secara
turun-temurun harus mendapatkan semacam dispensasi atau ganti rugi
karena mereka memang memiliki batas wilayah perairan sendiri. Batas
wilayah perairan secara adat tradisional itu, lanjutnya, seharusnya
dapat diakui dan di hargai oleh masing-masing negara yang wilayahnya
berbarisan dengan perairan tersebut.
SEJARAH MARITIM INDONESIA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangDeena dep
 
Penanganan panen dan pasca panen air payau
Penanganan panen dan pasca panen air payauPenanganan panen dan pasca panen air payau
Penanganan panen dan pasca panen air payauiin hamzah
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISnautika
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Pointiswant mas
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananPT. SASA
 
Laporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanLaporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanKumalaa Maulanii
 
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifariCritical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari1611SitiAlifah
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxYusep Sugianto
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanAzizah Kuswardini
 

La actualidad más candente (20)

Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
ESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman IndonesiaESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman Indonesia
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Penanganan panen dan pasca panen air payau
Penanganan panen dan pasca panen air payauPenanganan panen dan pasca panen air payau
Penanganan panen dan pasca panen air payau
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
Laporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanLaporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraan
 
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifariCritical journal review (cjr) m faiz al ghifari
Critical journal review (cjr) m faiz al ghifari
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptx
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 

Destacado

Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
Ciri-Ciri Komunikasi AntarpribadiCiri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
Ciri-Ciri Komunikasi AntarpribadiIrwan Dujour
 
Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Amrah Amrah
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaArif cebe
 
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanImplementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanDadang Solihin
 
Sesi penggunaan dd permendes 5
Sesi penggunaan dd  permendes 5Sesi penggunaan dd  permendes 5
Sesi penggunaan dd permendes 5Formasi Org
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 

Destacado (10)

Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
Ciri-Ciri Komunikasi AntarpribadiCiri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi
 
Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Ekonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinanEkonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinan
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan KemiskinanImplementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
Implementasi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan
 
SEKTOR PERIKANAN
SEKTOR PERIKANANSEKTOR PERIKANAN
SEKTOR PERIKANAN
 
PPT KEMISKINAN
PPT KEMISKINANPPT KEMISKINAN
PPT KEMISKINAN
 
Sesi penggunaan dd permendes 5
Sesi penggunaan dd  permendes 5Sesi penggunaan dd  permendes 5
Sesi penggunaan dd permendes 5
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 

Similar a SEJARAH MARITIM INDONESIA

Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoMudrikan Nacong
 
Benua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptBenua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptAzh'rulk Amard
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budayaSandhyAjaa
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayahildaayu5
 
pelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantarapelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantaraaulia malik
 
Buku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa Dasun
Buku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa DasunBuku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa Dasun
Buku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa Dasunpemajuankebudayaande
 
Jejak Maritim di Relief Candi Borobudur
Jejak Maritim di Relief Candi BorobudurJejak Maritim di Relief Candi Borobudur
Jejak Maritim di Relief Candi BorobudurDyah Merta
 
Gambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritimanGambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritimanjoeibaehaki
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOhapsah farmasi
 
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfSalinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfRestuBisnis
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANharjunode
 
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptxBAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptxMatthewAnggara
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitAyuLuvitasari
 

Similar a SEJARAH MARITIM INDONESIA (20)

Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
 
Benua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptBenua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.ppt
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budaya
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
pelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantarapelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantara
 
Meyka makalh
Meyka makalhMeyka makalh
Meyka makalh
 
3 BAB I sosial budaya
3 BAB  I sosial budaya3 BAB  I sosial budaya
3 BAB I sosial budaya
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Buku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa Dasun
Buku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa DasunBuku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa Dasun
Buku Katalog Pameran Produk Miniatur Kebudayaan Desa Dasun
 
Jejak Maritim di Relief Candi Borobudur
Jejak Maritim di Relief Candi BorobudurJejak Maritim di Relief Candi Borobudur
Jejak Maritim di Relief Candi Borobudur
 
Gambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritimanGambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritiman
 
11 SMA - Maritim.pptx
11 SMA - Maritim.pptx11 SMA - Maritim.pptx
11 SMA - Maritim.pptx
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
 
PPT GEOGRAFI FINAL.pptx
PPT GEOGRAFI FINAL.pptxPPT GEOGRAFI FINAL.pptx
PPT GEOGRAFI FINAL.pptx
 
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdfSalinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
Salinan 4-kehidupan-awal-masyarakat-indonesia.pdf
 
Asal usul nenek moyang
Asal usul nenek moyangAsal usul nenek moyang
Asal usul nenek moyang
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMAN
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptxBAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
 

Más de Irwan Dujour

Masyarakat informasi
Masyarakat informasiMasyarakat informasi
Masyarakat informasiIrwan Dujour
 
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan HumanitiesKonklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan HumanitiesIrwan Dujour
 
Kampung Sadar Hukum
Kampung Sadar HukumKampung Sadar Hukum
Kampung Sadar HukumIrwan Dujour
 
Efek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi MassaEfek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi MassaIrwan Dujour
 
Persentase Analisis Framing
 Persentase Analisis Framing  Persentase Analisis Framing
Persentase Analisis Framing Irwan Dujour
 

Más de Irwan Dujour (7)

Masyarakat informasi
Masyarakat informasiMasyarakat informasi
Masyarakat informasi
 
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan HumanitiesKonklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
 
Kampung Sadar Hukum
Kampung Sadar HukumKampung Sadar Hukum
Kampung Sadar Hukum
 
Efek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi MassaEfek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi Massa
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 
Tradisi Retorika
Tradisi RetorikaTradisi Retorika
Tradisi Retorika
 
Persentase Analisis Framing
 Persentase Analisis Framing  Persentase Analisis Framing
Persentase Analisis Framing
 

Último

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Último (20)

SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

SEJARAH MARITIM INDONESIA

  • 1.
  • 2. OLEH : KELOMPOK I Page 3 SEJARAH PERADABAN MARITIM Sejarah mencatat bahwa kebesaran bangsa Indonesia dibangun karena kekuatan maritim. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai Negara maritim diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan marirtim di tanah air sudah ada sejak zaman dulu. Terdapat banyak bukti – bukti pra sejarah dimana bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat didunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lukisan perahu didalam gua di Sulawesi. Kehebatan pelaut – pelaut Indonesia di buktikan dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya beriorentasi pada daratan kemudian memiliki kemampuan untuk berlayar.
  • 3. OLEH : KELOMPOK I Page 4 JEJAK – JEJAK PERADABAN NUSANTARA Bangsa Indonesia sudah di kenal dunia sebagai bangsa maritim yang maju. Bahkan bangsa ini pernah mengalami masa keemasan sejak awal masehi. Menggunakan kapal bercadik, mereka berlayar mengelilingi dunia dan menjadi bangsa yang di segani berbekalan alat navigasi seadanya bangsa Indonesia mampu berlayar ke utara, memotong lautan Hindia sampai Madagastar dan berlanjut ke timur hingga pulau Paska. Seiring perjalanan waktu, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang memiliki armada laut yang besar. Bangsa Indonesia terlahir sebagai bangsa maritim, dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs prasejarah di gua- gua pulau muna, Seramdan Arguni yang dipenuhi lukisan perahu-perahu layar menggambarkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut. Selain itu, ditemukan kesamaan benda-benda sejarah antara suku Aborigin di Ausrtralia dengan di Jawa. Ini menandakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki hubungan dengan bangsa lain.
  • 4. OLEH : KELOMPOK I Page 5 PERAHU BUKTI SEJARAH Dalam perjalanan peradaban bangsa Indonesia, parah pakar sejarah kemaritiman menduga perahu telah lama memainkan peranan penting di nusantara, jauh sebelum bukti tertulis menyebutkannya ( prasasti dan naskah-naskah kuno. Pada skitar awal abad pertama masehi di duga telah ada jaringan perdagangan antara nusantara dan India. Bukti-bukti tersebut berupa barang- barang Tembikar dari India (Arikamedu, Karaikadu dan Anuradha-Pura) yang ditemuakan di Jawa Barat (Patenggang) dan Bali (Sembiran). Keberadaan barang-barang tembikar tersebut diangkut menggunakan perahu atau kapal yang mampu mengarungi Samudra. Bukti tertulis paling tua mengenai pemakaian perahu sebagai sarana transportasi laut tercatat dalam Prasasti Kedukan Bukit (16 Juni 682 masehi).
  • 5. OLEH : KELOMPOK I Page 6 BUKTI ARKEOLOGIS Bukti-bukti arkeologis transportasi laut banyak ditemukan di berbagai wilayah nusantara, berupa papan-papan kayu yang merupakan bagian dari sebuah perahu dan daun kemudi, yang ukurannya cukup besar. Dari lahan rawa basah ini pada Agustus 1987 ditemukan sisa-sisa perahu kayu. Sisa perahu yang ditemukan terdiri darI Sembilan bilah papan dan sebuah kemudi. Dari Sembilan bilah papan tersebut, dua bilah di antaranya bersal dari sebuah perahu, dan tujuh bilah lainnya bersal dari perahu lain.
  • 6. OLEH : KELOMPOK I Page 7 TEKNIK RANCANG PERAHU Belum ada data yang menyebutkan nenek moyang bangsa Indonesia mengenal pembuatan perahu. Hanya sedikit data arkeologi dan sejarah yang berhasil mengungkapkan tentang hal itu. Satu-satunya data arkeologi yang sedikit mengungkapkan teknologi pembangunan perahu adalah dari lukisan gua. Disitu terlihat bagaimana bentuk perahu pada masa prasejarah. Bentuk perahu pada masa itu dapat dikatakan masih sangat sederhana. Sebatang pohon yang mempunyai garis tengah batang cukup besar mereka tebang. Kemudian bagian tengahnya dikeruk dengan menggunakan alat sederhana seperti beliung dari batu. Teknologi pembuatan perahu yang di temukan, antara lain teknik ikat ; teknik pasak kayu atau bambu; teknik gabungan ikat dan pasak kayu atau bambu; serta perpaduan teknik pasak kayu dan paku besi.
  • 7. OLEH : KELOMPOK I Page 8 SUMBER DAYA MANUSIA Bicara mengenai laut, tidak lepas dari segala sumber kekayaan alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Indonesia. Seharusnya, sumber alam yang berlimpah ini bisa memeberikan andil besar bagi kesejahteraan masyarakat. Padahal laut Indonesia dapat mengasilkan ratusan triliun devisa dengan berbagai potensi enrgi terbarukan. Negeri ini juga memiliki sumber daya hayati beranekaragam, meliputi 2.000 spesies ikan, lebih dari 80 genera terumbu karang atau sekitar 17,95 persen di dunia, 850 jenis sponge, padang lamun, dan hutan mangrove yang menyimpan potensi 6,5 juta ton ikan (dapat dimanfaatkan nelayan 5,01 juta ton ikan di hamparan laut seluas 5,8 juta km persegi).
  • 8. OLEH : KELOMPOK I Page 9 KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR Sebagai Negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sebagai besar wilayah Indonesia merupakan daerah pesisir . Terdapat banyak kehidupan masyarakat di sana . Ironisnya , sebagian besar kehidupan warga di sana berada dalam garis kemiskinan Sebanyak 108,78 juta orang atau 49 persen dari total penduduk Indonesia dalam kondisi miskin, dan rentan menjadi miskin. Badan pusat statistika (BPS) pada 2008 menyebutkan bahwa penduduk miskin di Indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47 persen diantaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan. Masyarak pesisiar didefenisikan sebagai kelompok orang yang mendiami suatu wilayah pesisir dan sumber kehidupan per ekonomiannya tergantung pada sumber daya laut dan pesisir.
  • 9. OLEH : KELOMPOK I Page 10 NELAYAN TRADISIONAL TERPINGGIRKAN Sepanjang tahun 2011 kasus penangkapan nelayan Indonesia oleh negara Malaysia meningkat. Mereka ditangkap atas tuduhan memasuki perairan negeri Jiran.Sikap pemerintah atas penangkapan nelayan ini tidak mampu untuk melindungi warganya. Nelayan tradisional yang telah menangkap ikan di perairan secara turun-temurun harus mendapatkan semacam dispensasi atau ganti rugi karena mereka memang memiliki batas wilayah perairan sendiri. Batas wilayah perairan secara adat tradisional itu, lanjutnya, seharusnya dapat diakui dan di hargai oleh masing-masing negara yang wilayahnya berbarisan dengan perairan tersebut.