Hirarki pengendalian merupakan tingkatan-tingkatan pengendalian resiko yang bertujuan menghilangkan atau menekan resiko pekerjaan hingga tingkat yang dapat diterima. Terdapat 5 tahapan pengendalian resiko yaitu eliminasi, subtitusi, engineering control, administration control, dan penggunaan alat pelindung diri.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Hirarki adalah :
fonologis Ling hubungan antara satuan fonologi, yg satu
merupakan bagian dr yg lain yg lebih besar; --
gramatikal Ling hubungan antara satuan gramatikal, yg
satu merupakan bagian dr yg lebih besar;
meng·hi·e·rar·ki·kan v membuat hierarki-hierarki;
membuat tingkatan-tingkatan
4. Hirarki Pengendalian (hierarchy of control) adalah Suatu Tingkatan -
tingkatan atau tahapan dasar tentang pengendalian resiko dan
mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan oleh peralatan dan atau
pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan atau menekan resiko
sampai ke tingkat yang dapat diterima atau ditoleransi saat
menggunakan peralatan atau melaksanakan suatu pekerjaan.
5. • Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen.
Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat
mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian
memang merupakan salah satu tugas dari perusahaan yang
berpotensi bahaya.
• Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang dilakukan
oleh instansi atau perusahaan dalam mencapai tujuan agar para
pekerja di instansi atau perusahaan dapat menghindari resiko
aktivitas yang dapat berpotensi menimbulkan cedera dan penyakit
akibat kerja sebagai tujuan awal dari suatu perusahaan.
6. Terdapat 5 Tahapan atau 5 dasar pengendalian resiko yaitu :
1. Eliminasi
2. Subtitusi
3. Engineering Control
4. Administration Control
5. PPE (Personal Protective Equipment)
7. ELIMINASI
Eliminasi adalah tahap pertama, Eliminasi adalah menghilangkan
sumber dari bahaya. Menghilangkan sumber bahaya dilakukan dengan
meniadakan atau menghilangkan peralatan atau pekerjaan yang
menjadi sumber dari bahaya. Cara ini adalah cara yang sangat aman
karena dapat menekan resiko ketingkat yang paling aman. Tetapi sering
kali tidak dapat dilakukan karena peralatan atau pekerjaan tersebut
biasanya merupakan bagian dari proses pekerjaan.
Contoh :
Pak Basyar akan mengganti lampu yang berada di ketinggian 15 meter,
Teknik Eliminasinya : Pak Basyar tidak mengganti lampu yang berada di
ketinggian 15 meter
8. SUBTITUSI
Tahap kedua adalah SUBTITUSI, subtitusi adalah penggantian bahan,
proses, tata cara ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih
tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan
resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang.
Contoh : Sistem genset yang dioperasikan secara manual ketika saat
mati lampu (black out) diganti dengan sistem otomatis
9. ENGINEERING CONTROL
Tahap ketiga yaitu engineering control atau pemisahan bahaya dengan
pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau
peralatan. Biasanya mesin atau sumber bahaya tersebut dimodifikasi
sedemikian rupa agar potensi bahaya menjadi berkurang atau hilang
sama sekali.
Contoh : Menambah ventilasi atau memasang exhaust fan di ruang
genset , merelokasi lokasi genset agar kebisingan berkurang
10. Administration Control
• Pengendalian Administrasi adalah pengendalian dari sisi orang yang
akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja
diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian
cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
• Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar
operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal
kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal
istirahat, investigasi dll.
• Contoh : Pembuatan instruksi kerja, SOP, serta rambu peringatan di
area kerja
11. PPE (Personal Protective Equipment)
Tahap terakhir adalah penggunaan PPE atau APD (Alat Pelindung Diri),
Metode ini dilakukan sebagai pelengkap atau langkah terakhir dari
hirarki pengendalian. Tujuannya adalah Melindungi tenaga kerja
apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik, meningkatkan efektivitas dan produktivitas
kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Contoh : Pak Basyar akan melakukan penggantian lampu di ketinggian
15 meter, maka Pak Basyar wajib menggunakan APD yang sesuai
dengan pekerjaannya, misal : Safety Helmet, scafolding atau tangga,
safety body harness dan sarung tangan listrik