1. TUGAS KELOMPOK TESTING DAN IMPLEMENTASI
Evaluasi Penerapan ERP pada Sistem
Informasi Penjualan Properti berdasarkan
ISO 9126
DI KERJAKAN OLEH :
- AHMAD SYAMSUDIN
- DIONNISIUS
- SITI NURANI
- RILYASARI MELIA PRATIWI
- MELLIZA TURNIA
3. PENJUALAN PROPERTI
Bisnis properti di Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai bisnis
yang cukup diminati. Karena banyaknya peminat terhadap bisnis ini,
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis ini dituntut untuk bisa
menciptakan suatu manajemen yang baik dan terorganisir demi menarik
perhatian pelanggan. Namun, dalam bisnis ini ada banyak sekali
komponen atau hal-hal yang harus diolah, mulai dari data properti, data
pembeli, data penjual, data transaksi, dan data-data lainnya. Oleh
karena itu dibutuhkan sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
untuk mengatasi permasalahan ini. Sistem ERP dapat menggabungkan
sistem pada setiap divisi fungsional perusahaan ke dalam suatu sistem
tunggal agar tercapai suatu operasi yang terintegrasi dan transparan
dalam menjalankan proses bisnis secara realtime. Sistem ERP
memfasilitasi arus informasi dari berbagai fungsi yang berbeda di
perusahaan, sehingga proses bisnis yang ada dan informasi yang
diberikan pun saling berhubungan dan dapat meminimalkan kesalahan
4.
5. DEFINISI PROPERTI
Definisi properti adalah harta berupa
tanah dan bangunan serta saran dan
prasarana yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari tanah dan bangunan ,
singkatnya definisi dari property adalah tanah
milik dan bangunan.
6.
7. SISTEM MODEL ISO 9126
Sama halnya dengan sistem-sistem yang lain, juga diperlukan
suatu evaluasi terhadap sistem ERP ini. Salah satu model evaluasi
yang bisa digunakan adalah model ISO 9126. Model ISO 9126
melakukan evaluasi berdasarkan karakteristik kualitas yang umum.
Evaluasi ini bertujuan untuk menguji atau menganalisa seberapa baik
kualitas penerapan ERP pada sistem penjualan properti dengan
modul-modul yang telah disebutkan sebelumnya. Ada enam
karakteristik sistem yang dievaluasi, yakni functionality, reliability,
usability, efficiency, portability, dan maintainability dan masingmasing karakteristik ini mempunyai beberapa sub-karakteristik. Hasil
dari evaluasi terhadap penerapan ERP pada sistem penjualan
properti ini bisa memberikan suatu informasi penting kepada
pengguna sistem atau pelaku bisnis. Apabila berdasarkan evaluasi
diperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka bisa dilakukan
perbaikan terhadap sistem.
8. PENGERTIAN ERP
ERP yaitu sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahaan manufaktur/jasa yang berperan untuk
mengintegrsikan proses bisnis yang berhubungan
dengan aspek opeasi, produksi, maupun distribusi pada
perusahaan. ERP dikenal sebagai suatu hal yang
diperlukan untuk efisiensi, ketangkasan/kematangan,
dan kemampuan bereaksi secara cepat kepada
pelanggan dan penyalur, yang pada umumnya
dibutuhkan oleh suatu perusahaan e-business agar
berhasil dalam dunia e-commerce yang dinamis.
12. Tahap tahap pengembangan sistem
•
•
•
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap pengembangan sistem dengan
menggunakan metode waterfall [5] . Fase pengembangan dimulai dengan analisis dan definisi
kebutuhan, lalu dilanjutkan dengan perancangan sistem dan software, selanjutnya dilakukan
implementasi dan pengujian unit lalu integrasi dan pengujian sistem serta dilakukan operasi
dan pemeliharaan.
Pada tahap analisis dan definisi kebutuhan dilakukan dengan mengumpulkan kebutuhan
yang diperlukan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus
dipenuhi khususnya hal-hal yang berkaitan dalam penjualan properti. Analisa dan definisi
kebutuhan ini meliputi modul-modul yang diperlukan dalam Sistem Informasi Penjualan
Properti ini seperti modul Customer Relationship Management (CRM), modul pengelolaan data
properti, modul KPR, modul accounting dan modul komunikasi penjual & pembeli serta
mengintegrasikan antar modul tersebut dalam satu kesatuan sistem ERP.
Tahap selanjutnya, dilakukan desain sistem dan software dengan merancang sistem ERP
menggunakan notasi Unified Modelling Languange (UML) berupa class diagram dan use case.
Pada tahap ini juga dilakukan perancangan user interface yang digunakan untuk pengguna.
Selanjutnya dilakukan implementasi dengan mengimplementasikan hasil rancangan
sebelumnya ke dalam kode-kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP
dan tampilan Jquery. Setelah diimplementasikan dilakukan pengujian dengan menggunakan
model ISO 9126 dengan beberapa karakteristik dan sub-karakteristiknya. Pada tahap operasi
dan pemeliharaan akan dilakukan pada tahap selanjutnya dengan tujuan untuk
mengoperasikan program di lingkunganya dan melakukan pemeliharaan seperti menyesuaian
perubahan dengan situasi sebenarnya sehingga sistem ke depannya dapat bekerja secara
optimal.
13. Pengujian Sistem Berdasarkan Model
Evaluasi ERP ISO 9126
• Model ISO 9126 memberikan karakteristik kualitas yang bersifat umum
untuk mengevaluasi kualitas setiap jenis produk perangkat lunak. Meskipun
demikian, ada banyak jenis produk perangkat lunak yang memiliki
karakteristik tersendiri. Dengan demikian, dalam rangka untuk
mengevaluasi kualitas produk perangkat lunak tersebut, model kualitas
perangkat lunak yang ada harus diubah dan diperluas. Dalam hal ini,
dimulai dari model kualitas yang spesifik, karakteristik dan subkarakteristik dari model seperti itu harus disesuaikan dengan sifat sistem
baru yang sedang dievaluasi. Adaptasi tersebut termasuk menghilangkan
beberapa karakteristik, mendefinisikan yang lain, dan memperkenalkan
fitur baru.
• Model mutu ISO 9126 memerlukan analisis karakteristik lebih lanjut,
sebelum sepenuhnya disesuaikan untuk mengevaluasi kualitas dari sistem
ERP. Standar ISO 9126 mendefinisikan model mutu dengan enam
karakteristik termasuk functionality, reliability, usability, efficiency,
portability, dan maintainability yang selanjutnya dibagi kedalam dua puluh
tujuh sub-karakteristik. Berikut ini meliputi bagaimana karakteristik dan
sub-karakteristik yang disesuaikan.
14. • Functionality telah didefinisikan oleh ISO 2001 sebagai kemampuan
perangkat lunak untuk menyediakan fungsi yang memenuhi
kebutuhan pengguna yang dinyatakan dan tersirat di bawah kondisi
pemakaian tertentu. Dalam rangka untuk mengevaluasi karakteristik
seperti itu, telah dibagi menjadi lima sub-karakteristik yaitu accuracy,
suitability, interoperability, security, dan functionality compliance.
• Reliability
adalah
kemampuan
perangkat
lunak
untuk
mempertahankan tingkat kinerja di bawah kondisi yang ditetapkan
untuk jangka waktu yang ditetapkan. Reliability memiliki empat subkarakteristik terdiri maturity, fault tolerance, recoverability, dan
reliability compliance
15. • Usability
adalah
kemampuan
perangkat
lunak
untuk
dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, bila
digunakan dalam kondisi tertentu. Usability telah menetapkan subkarakteristik termasuk understandability, learnability, operability, dan
attractiveness. Karakteristik ini digunakan dalam penelitian untuk
menyarankan
bahwa
sistem
ERP
harus
dipahami, dipelajari, digunakan, dan dieksekusi pada kondisi tertentu.
• Efficiency mengacu pada kemampuan sebuah sistem untuk memberikan
kinerja berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, di
bawah kondisi yang ditentukan. Ini juga telah dibagi menjadi tiga subkarakteristik yaitu time behavior, resource utilization dan efficiency
compliance. Mengadaptasi karakteristik ini untuk sistem ERP di institusi
pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa sistem harus peduli
dengan sumber daya yang digunakan ketika memberikan fungsionalitas
yang diperlukan.
• Maintainabilty adalah kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi.
Maintainabilty
terdiri
lima
sub-karakteristik
termasuk
analyzability, changeability, stability, testability, dan maintainability
compliance. Dalam penelitian ini, setiap fitur atau bagian dari sistem ERP
harus dimodifikasi. Serta mengidentifikasi fitur atau bagian
16. Berdasarkan pernyataan sebelumnya, model kualitas sistem ERP yang berdasarkan
ISO 9126 dapat dilihat pada Tabel .
Model ini mencakup karakteristik kualitas dan sub-karakteristik.
TABEL I MODEL ISO 9126
Karakteristik
Functionality
Sub-karakteristik
Suitability
Deskripsi
Apakah perangkat lunak
sistem ERP dapat
melakukan fungsi yang
diperlukan?
Accurateness
Apakah hasil sistem ERP
sesuai yang diharapkan?
Apakah software sistem
ERP dapat beriteraksi
dengan sistem lainnya?
Interoperability
Security
Apakah sistem ERP dapat
mencegah akses yang tidak
diizinkan?
Functionality compliance
Apakah sistem ERP
memenuhi standar aplikasi
dan peraturan hukum yang
17. Reliability
Maturity
Fault tolerance
Recoverability
Reliability compliance
Apakah kekurangan pada
software sistem ERP dan
hardware dapat
dieliminasi dari waktu ke
waktu?
Apakah sistem ERP mampu
mempertahankan level yang
ditetapkan dari performa
dalam kasus error pada
software dan hardware?
Apakah sistem ERP dapat
melanjutkan pekerjaannya
dan memulihkan data yang
error?
Apakah sofware sistem ERP
memenuhi standar
reliability yang ada?
21. Portability
Adaptability
Apakah sistem ERP
dapat dipindahkan
dengan mudah ke
lingkungan yang lain?
Installability
Apakah software sistem
ERP dapat diinstall
dengan mudah?
Portability
compliance
Apakah sistem ERP
memenuhi standar
portability yang ada?
Apakah sistem ERP
dapat diganti dengan
mudah dengan sistem
yang serupa?
Replaceability
22. 3.2. White Box Black Box
• A. Implementasi dan Unit Testing
• Implementasi dari sistem ERP ini menggunakan sebuah
sistem yang terintegrasi dan berbasis web. Setelah
itu, dilakukan pengujian pada unit testing dengan
menguji source code yang telah dibuat apakah berkerja
sebagaimana mestinya sehingga diharapkan hasil yang
optimal dengan meminimalkan kesalahan yang terjadi.
Pengujian dilakukan pada saat modul-modul belum
saling terintegrasi sehingga dapat lebih mengetahui
bug atau error ketika dilakukan pengujian
menggunakan White Box Testing. Karakteristik model
mutu SO 9126 yang termasuk dalam pengujian White
Box yaitu efficiency dan maintainability.
23. – Pengertian White Box Testing
• White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan
terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain
program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa
kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box
testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar
secara 100%.
- Pengertian Black Box Testing
• Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.
Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu koatak hitam, kit hanya bisa
melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam
nya. Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan
luarnya(interface nya) , fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa
sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya mengetahui input
dan output).
24. TABEL II PENGUJIAN WHITE BOX PADA MODEL ISO 9126
Karakter
Sub-Karakter
Deskripsi
efficiency
Time behavior
Menguji respon
White Box
SIPP mengacu pada
kecepatan dalam
menampilkan hasil
dari inputan
Menguji
White Box
ketersediaan data
atau database
dengan menjalankan
fitur-fitur pada tiap
modul yang belum
terintegrasi
Menguji SIPP
White Box
Resource
utilization
Efficiency
compliance
Metod.Evaluasi
26. B. Integrasi dan System Testing
• Setelah dilakukan integrasi antara beberapa
modul yang saling terkait dilakukan pengujian
menggunakan Black Box dan evaluasi dengan
menggunakan ISO 9126. Karakteristik model
mutu ISO 9126 yang termasuk dalam
pengujian Black Box yaitu Functionality,
Reliability, Usability, dan Portability
27. TABEL III PENGUJIAN BLACK BOX PADA MODEL ISO 9126
Kar.
Sub-Kar.
Deskripsi
Metod.Evaluasi
Functionality
Suitability
Menguji kelengkapan
SIPP dengan melihat
inputan dan hasil
output
Menguji sinkronisasi
antara inputan dan
outputan
Menguji integrasi pada
tiap modul
Menguji Log In User
maupun Log In admin
pada SIPP
Menguji standard
fungsionalitas pada
SIPP
Black Box
Accurateness
Interoperability
Security
Functionality
compliance
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
29. Usability
Understandability Menguji User
Interface pada
SIPP
Learnability
Menguji User
Interface pada
SIPP
Operability
Menguji kebtuhan
hardware maupun
software
Attractiveness
Menguji fitur-fitur
dalam SIPP
Usability
Menguji
Compliance
kebutuhan user
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
Black Box
31. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian dan analisa aplikasi, maka diperoleh simpulan sebagai
berikut:
•
•
•
•
•
•
Secara fungsional, SIPP sudah memenuhi kriteria untuk menjadi sebuah sistem
ERP meskipun ada beberapa modul yang belum terintegrasi.
Dari segi keandalan, SIPP masih memerlukan pembenahan di beberapa fungsi.
Dari segi kegunaan, SIPP sangat user friendly, sehingga mudah untuk dipelajari.
Secara efisiensi, SIPP berjalan dengan Time Behavior dan Resource Utilization
yang baik, sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk respon dan tidak
berat untuk proses.
Untuk pemeliharaan, SIPP belum mudah diketahui jika terjadi kesalahan dalam
proses pembangunan akan tetapi mudah untuk dilakukan modifikasi karena
telah disediakan fitur tambahan dalam sistem.
Berdasarkan Adaptibility, Installability, dan Replaceability, maka dapat dikatakan
jika sistem yang dibangun telah memenuhi standarisasi tingkat portability.