9. Action potentials originate in the
sinoatrial (SA) node and travel
across the wall of the atrium
(arrows) from the SA node to the
atrioventricular (AV) node.
Action potentials pass through the
AV node and along the
atrioventricular (AV) bundle, which
extends from the AV node, through
the fibrous skeleton, into the
interventricular septum.
The AV bundle divides into right and
left bundle branches, and action
potentials descend to the apex of
each ventricle along the bundle
branches.
Action potentials are carried by the
Purkinje fibers
from the bundle branches to the
ventricular walls.
11. Otomatisasi : kemampuan untuk
menimbulkan impuls secara spontan.
Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur
Konduktivitas : kemampuan menghantar
impuls
Daya rangsang : kemampuan berespos
terhadap stimulasi.
12. Impuls nodus sinoatrials/SA node → menyebar
ke otot atrium baik (ka – ki) melalui berkas
bachmann → nodus atrioventrikularis/ AV node
(melalui jalur internodal, jalur anterior, tengah
dan posterior)/jalur normal transmisi impuls
atrium - ventrikel → berkas His (pada bagian
interventrikularis lalu bercabang dua bag.
Anterior dan bag. posterior) → serabut purkinje
dimulai dari permukaan endokardium dan
sepertiga miokardium.
13. SA :
memiliki kecepatan pembangkit impuls terbesar (60 –
100 denyut/mnt) → hubungan konduksi jalan
pintas/sindroma wolff – parkinson – white (sindroma
praeksitasi yang dihasilkan oleh hantaran impuls lwt
jalur pintas yang langsung menghubungkan atrium dan
ventrikel dan tidak melewati nodus AV)
Pembangkit impuls/pemacu alami
Terletak pd dinding posterior atrium kanan dekat
muara vena kava superior
14. Av:
Pengoptimalan waktu pengisian ventrikel (mengurangi curah
jantung 25 – 30 %)
Pembatasan jumlah impuls yang dapat dihantarkan ke ventrikel
Jalur normal transmisi impuls atrium – ventrikel
Impuls diperlambat (tipis serat dengan taut selisih yang rendah)
hambatan konduksi impuls selama 0,9 detik
Melindungi ventrikel dari banyaknya impuls atrial abnormal
Berpengaruh pada aritmia jantung, fibrilasi atrium dan blok
jantung)
Dapat menghasilkan impuls dengan kecepatan 40 – 60
denyut/mnt
15. Berkas His:
Penyebar impuls dari atrium – ventrikel
Memasuki selubung fibrosa (memisahkan atrium –
ventrikel)
Berjalan ke bawah di sisi kanan septum
interventrikularis sekitar 1 cm → bercabang menjadi
serabut berkas ka dan berkas ki → berkas ki berjalan
secara vertikal melalui septum interventrikularis →
bercabang menjadi bag. Anterior dan bag.posterior
yang lebih tebal → serabut purkinje
16. Serabut purkije :
Resistensi sedang terhadap penyebaran
impuls/hantaran
Potensial aksi cepat pada fase nol
Waktu hantaran 150 xlebih cepat dibanding AV
Dapat menghasilkan impuls dengan kecepatan 15
s/d 40 denyut/mnt
17.
18. Cardiac output= jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menit
Cardiac Output = HR x SV
HR= heart rate/laju nadi
SV= stroke volume/volume sekuncup
26. PULSE 140 IRREGULER
Menunjukkan adanya Atrial Fibrilasi
Proses :
Penurunan curah jantung barro receptor
rangsang syaraf simpatis peace maker
SA node terstimulasi peningkatan HR
Atrial fibrilasi
27. Breathlessness
Proses:
Salah satu tanda congesti paru
penimbunan cairan dalam alveoli
menurunnya kapasitas vital paru RR
meningkat
28. Orthopnea
Woke at 2 am, short of breath and had to sleep in his recliner
the rest of the night
Unable to lay flat in bed at night and has slept on 3 pillows
Proses:
Posisi berbaring venus return dari ekrtrimitas tertimbun di
jantung paru penimbunan cairan pada jantung paru
pertukaran gas terganggu sesak klien hindari sesak
dengan posisi fowler/ semi fowler
29. Shortness of breath while unloading groceries,
walking stairs, and other strenuous ADL’s
Proses:
Kegagalan ventrikel dalam memompa jantung ke
sirkulasi sehingga cardiac out put menurun dan sel
kekurangan oxygen kegiatan berat akan
meningkatkan demand oksigen
30. Distensi vena jugularis
Gambaran tidak langsung pemompaan ventrikel
Proses:
Jantung tidak mampu memompa bendungan paru
terjadi penumpukan cairan di ventrikel & atrium kanan---
aliran balik darah dari vne daerah kepala (otak)
terhambat peningkatan JVP
31. Batuk, Ronchi, Rales
Proses:
• Kegagalan ventrikel kiri tidak mempu memompa darah
yang datang dari paru Peningkatan tekanan dalam
sirkulasi paru cairan terdorong ke jaringan paru BATUK
• Cairan dalam bronkhus mengiritasi mukosa paru mukosa
meningkat RONKHI dan RALES
32. Murmur Sistolik, S3 Gallop
Manifestasi awal adanya kegagalan pompa jantung
Proses:
Ventrikel gagal memompa kerja otot jantung meningkat
hipertropi ventrikel kiri compliance jantung menurun
pada saat diastole menggetarkan dinding ventrikel
S3
33. Fatigue
Proses:
Kegagalan ventrikel memompa darah ke sirkulasi,
sehingga suplai oxygen tidak mencukupi kebutuhan
tubuh akan oxygen ( supply tidak sesuai dengan
demand ) penurunan kemampuan tubuh untuk
membuang hasl akhir metabolisme penumpukan
asam laktat
34. Swelling in his feet and
ankles
Salah satu tanda
gagalnya ventrikel
kanan dalam
memompa darah
Proses:
gagal pompa ventrikel
COP menurun
meningkatnya tekanan
hidrostatik kapiler
35. CYANOSIS PADA KUKU JARI
Proses:
Kegagalan ventrikel memompa darah ke sirkulasi
suplai O2 ke jaringan tubuh tidak tercukupi
terutama jaringan perifer (jauh dari jantung)
penumpukan CO2 dalam darah Cyanosis pada
kuku jari
36. CARDIOMEGALI
Menandakan adanya pembesaran ventrikel yang
disebabkan karena hipertropi otot jantung
Proses:
Kegagalan pompa otot jantung bekerja ekstra
untuk memompa darah sistemik hipertropi otot
jantung cardiomegali
37. Riwayat penyakit jantung yang lalu
relevan dengan gejala yang dialami saat
ini.
Salah satu etiologi CHF atau pump
failure yang dialami pasien saat ini adalah
karena pasien pernah sakit infark
miokard
Miokard infark kerusakan otot
jantung kegagalan pompa jantung
38. CXR cardiomegaly with diffuse pulmonary
infiltrate consistent with pulmonary edema
Cardiomegaly menandakan adanya pembesaran
ventrikel yang disebabkan karena hipertropi otot
jantung
Edema pulmoner karena adanya kongesti paru
39. Meningkatnya denyut jantung atau heart rate
Meningkatnya stroke volume.
Vasokonstriksi arterial.
Retensi air dan garam.
Hypertrophy ventricel
40. Left bundle branch block karena ventrikel kiri
mengalami hypertrophy sehingga impuls ke
jantung kiri mengalami hambatan ( block ).
Atrial fibrilation with ventricular rate of 140
kompensasi tubuh untuk meningkatkan cardiac
out put jantung kontraksi lebih cepat.
44. Seorang laki-laki berusia 63 tahun datang ke ruang
emergency dengan keluhan :
Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat penyakit jantung (+) menderita MCI 3 tahun
yang lalu yang disertai dengan operasi bypass pada ke-
4 arteri koroner.
Pasien tidak menunjukkan gejala semenjak operasi,
tidak adanya keluhan nyeri dada.
Lebih dari 3 bulan yang lalu, pernah masuk rumah sakit
dengan keluhan sesak selama melakukan pekerjaan
membongkar makanan, naik tangga, dan melakukan
(ADL) yang berat.
45. Dua minggu yang lalu pasien tidak sanggup berjalan
sampai 1 mil/hari.
Pasien melaporkan adanya bengkak pada kaki dan
sendi.
Empat hari bangun dimalam hari pada jam 2.00 disertai
dengan sesak dan tidur dengan posisi bersandar karena
tidak dapat tidur dengan posisi telentang, tidur dengan
menggunakan 3 bantal.
Kemaren, pasien sulit bernafas ketika berjalan dari satu
ruangan keruangan yang lain.
Keluhan utama saat ini adalah sesak nafas tanpa disertai
nyeri dada.
46. MI pada tahun 1996
CABG pada ke-4 pembuluh darah pada tahun 1996
Tidak diketahui adanya riwayat hiperkolesterolemia.
Riwayat operasi (+) : hernia inguinal 15 tahun sebelumnya.
Pengobatan terkini : tidak ada
Riwayat alergi : tidak diketahui adanya alergi obat-obatan
Kebiasaan : berjalan 1 mil/hari sampai 1 minggu sebelum
datang ke rumah sakit.
Merokok 1 bungkus/hari sampai tahun 1997. Riwayatnya 30
pack/tahun. Bekerja 8 – 12 jam/hari di toko makanan.
47. Ayah pasien meninggal mendadak tanpa diketahui
penyebabnya, tidak ada riwayat CAD.
Ibunya baik-baik saja, meninggal pada usia 80 tahun
dengan penyakit degeneratif.
Saudara perempuan pasien meninggal pada usia 58
tahun dengan AMI
Tidak memiliki saudara yang lain tapi mempunyai 2
orang anak yang dalam keadaan sehat.
48. Pasien adalah pemilik dan pengelola toko
makanan dan tinggal bersama istrinya di
rumahnya sendiri.
49. TD : 108/52
Nadi : 140 x/menit, irregular
Pernafasan : 30 x/menit, sulit bernafas
Suhu : 990 F / 37,20 C
TB : 176,8 cm
BB : 95,25 kg
50. Keadaaan Umum
Kesulitan bernafas, tergolong dalam obesitas sedang
dalam keadaan setengah duduk mengatakan saya akan
mati, tolong saya.
HEENT
Bentuk kepala normosephalic, mata, telinga, hidung
dan tenggorokan normal.
Leher
Tampak distensi leher dengan pembesaran pembuluh
vena disekitar, Distensi vena jugularis terukur 12 cm.
Nadi karotis tidak teraba keras/jelas.
51. Dada
Terdengar ronchi yang jelas pada area yang
luas, rales bilateral pada 1/3 bawah /basis
paru. Batuk produktif dan ada bunyi masa
yang jelas
Jantung
Tachikardi dan tidak teratur. Grade 3/6 sistolik
murmur pada bagian sternum sebelah kiri
dan terdengar S3 : Gallop
52. Abdomen
Pada palpasi teraba hepar 3 cm dibawah garis costal
kanan. Hepato jugulary refluk +, tidak ada nyeri tekan,
bising usus + dikeempat kuadran
Genitalia : Pemeriksaan ditunda
Ekstremitas
Pitting edema +4 pada ektremitas bawah sampai lutut.
Sedikit sianosis pada bagian kuku ekstremitas bawah,
tidak ada clubbing. Tekanan nadi normal
Neurologis
Cemas karena merasakan akan mati. Tidak ada kelainan
sensory. Status mental baik
55. EKG
Left bundle branch block.
Terjadi fibrilasi aterial dengan
ventricular rata-rata 140
CXR
Cardiomegaly dengan
infiltrasi paru yang difus
disertai udema paru.
57. Depkes, 1993, Proses Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler, EGC,
Jakarta
Anderson, S., 1996, Pathofisiology Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta
Suzane, C.S,.2000, Medical Surgical Nursing 9ed,
Lippincott
Goldman & Goldschlanger, 1995, Elektrokardiografi,
Widya Medika, Jakarta
58. Smeltzer, S.C., &Bare, B.G. (2004). Textbook of
Medical-Surgical Nursing. volume 2, 10th edition.
Phillipine: Lippincott Wlliams&Wilkins.
Wilkinson, M., J., (2007). Buku saku diagnose
keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria
hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Potter, P. A., dan Perry, A. G.
(2005). Fundamentals of Nursing: Concept,
Process, and Practice. Edisi 4. (Terj. Yasmin Asih,
et al). Jakarta: Penerbit Buku EGC.
59. Prince & Wilson (2006). Patofisiologi “Konsep
klinis proses – proses penyakit” Buku 1. Edisi 4.
Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta