2. • Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan
salah satu faktor yang penting dalam perusahaan.
• Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan
sistem imbalan dalam perusaan, misalnya untuk
menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward
yang layak.
• Pihak manajemen juga dapat menggunakan
pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk
mengevaluasi pada periode yang lalu.
Introduction
3. Organizational Performance
• Konsep Kinerja secara umum
menggunakan beberapa tolok ukur
organizational effectiveness, di antaranya:
Produktifitas perusahaan,
Tingkat keuntungan,
Pertumbuhan penjualan, dan
Pertumbuhan aktiva yang dimiliki
perusahaan.
4. Organizational Performance ...
• Pemetaan kriteria organizational
effectiveness dilihat dari 4 fungsi, yakni:
Fungsi sumber daya manusia,
Fungsi adaptasi,
Fungsi integrasi, dan
Fungsi pencapaian tujuan.
Lewin dan Minton (1986)
5. • Dari sisi fungsi Sumber Daya Manusia, maka
efektifitas organisasi dilihat dari beberapa hal,
yaitu :
Keadilan,
Stabilitas dan inisiatif,
Esprit de corps,
Produktiftas, yang diukur melalui:
kepuasan kerja karyawan,
kepuasan melalui pemenuhan kebutuhan,
kohesifitas,
loyalitas, dan
keterbukaan.
Organizational Performance ...
6. • Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau
program atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang
tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi.
• Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau
kelompok individu tersebut mempunyai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan.
• Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau
target-target tertentu yang hendak dicapai.
Kinerja (Performance )...
(Mohamad Mahsun, 2006)
7. • Pengukuran kinerja adalah proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk
informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang dan jasa;
kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang
dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan
sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan);
hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud
yang diinginkan, dan
efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Pengukuran Kinerja
(Robertson, 2002 dalam Mohamad Mahsun, 2006)
8. Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja bermanfaat untuk:
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan
sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat
pada pelanggannya dan membuat seluruh orang
dalam organisai terlibat dalam upaya memberi
kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan
sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan
pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus
mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap
pemborosan tersebut.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih
kabur menjadi lebih konkret, sehingga mempercepat
proses pembelajaran organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu
perubahan dengan memberi ”reward” atas perilaku
yang diharapkan tersebut
Lynch
dan
Cross
(1993)
dalam
Sony
Yuwono
dkk
(2006:29)
9. Alat Pengukuran Kinerja
• Alat pengukuran kinerja merupakan suatu
sarana yang digunakan untuk mengukur
kinerja suatu organisasi.
• Yaitu: alat ukur kinerja keuangan dan alat
ukur kinerja non keuangan, yang
keduanya dapat digunakan dan saling
melengkapi satu sama lainnya.
10. Alat Ukur Kinerja Keuangan
• Banyak organisasi lebih memfokuskan
pengukuran kinerja organisasi pada ukuran
finansial atau keuangan saja, seperti ROI, Profit
Margin dan Rasio Operasi, Profitabilitas atau
selisih biaya, dll.
• Pengukuran kinerja demikian sering digunakan,
karena adanya kemudahan memperoleh data atau
informasi. Data tentang keuangan memang sudah
tersedia dalam organisasi.
• Selain kemudahan memperoleh data, pengukuran
kinerja berfokus ukuran keuangan juga sederhana
dan mudah dihitung.
1
11. • Adanya perubahan lingkungan bisnis yang
cepat, persaingan yang semakin tajam, serta
keberhasilan organisasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan, dan kepuasan
pelanggan, menjadikan alat pengukuran
kinerja keuangan menjadi kurang memadai
apabila digunakan sebagai sarana mengelola
organisasi.
• Hal ini disebabkan karena alat pengukuran
kinerja keuangan memiliki banyak
keterbatasan
Alat Ukur Kinerja Keuangan ...
12. • Keterbatasan alat pengukuran kinerja keuangan,
antara lain:
a. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya
penentu kinerja perusahaan bisa mendorong
manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek
dengan mengorbankan kepentingan jangka
panjang.
b. Diabaikannya aspek pengukuran non-financial dan
intangible asset pada umumnya, baik dari sumber
internal maupun external akan memberikan suatu
pandangan yang keliru bagi manajer mengenai
perusahaan di masa sekarang terlebih di masa
datang.
c. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja
masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk
menuntun perusahaan ke arah tujuan perusahaan.
Yuwono, dkk (2006)
Alat Ukur Kinerja Keuangan ...
13. Alat Ukur Kinerja Non Keuangan
• Dalam menghadapi perubahan lingkungan dan
persaingan yang semakin meningkat, pengukuran
kinerja non keuangan menjadi penting untuk
dilakukan.
• Hal ini dikarenakan banyak data-data non keuangan
yang bersifat kualitatif yang menyangkut operasional
perusahaan maupun yang menyangkut hubungan
organisasi dengan lingkungan eksternalnya yang
mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan
hidup bisnis/perusahaan.
• Pengukuran kinerja non keuangan termasuk juga
pengukuran kinerja atas aktiva tak berwujud dan
kapabilitas organisasi yang dapat membantu
organisasi untuk mencapai keberhasilan.
2
14. • Ukuran-ukuran non keuangan tidak dapat
menggantikan ukuran-ukuran keuangan,
melainkan keduanya saling melengkapi.
• Pengukuran kinerja berdasarkan non keuangan
akan berhubungan secara langsung dengan
strategi bisnis dan dapat berubah sesuai dengan
perubahan kondisi lingkungan bisnis.
• Ukuran-ukuran non keuangan yang bisa
digunakan oleh perusahaan antara lain: kepuasan
pelanggan, loyalitas pelanggan, kemampuan
karyawan, proses internal yang responsif dan
dapat diprediksi, dll.
(Kaplan
&
Norton,
2000)
Alat Ukur Kinerja Non Keuangan ...
15. Pengukuran Kinerja Sektor Publik
• Sektor publik tidak bisa lepas dari kepentingan
umum, sehingga pengukuran kinerja mutlak
diperlukan, untuk mengetahui seberapa berhasil
misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia
jasa dan barang-barang publik.
• Sementara dari perspektif internal organisasi,
pengukuran kinerja juga sangat bermanfaat untuk
membantu kegiatan manajerial keorganisasian.
• Mengingat pengukuran kinerja sektor publik ini
akan menghasilkan beberapa manfaat, baik bagi
internal maupun eksternal organisasi.
16. Manfaat Pengukuran Kinerja
Sektor Publik
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akun
ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja.
b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang
telah disepakati.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kinerja dan membandingkannya dengan rencana
kerja serta melakukan tindakan untuk
memperbaiki kinerja.
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang
obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur
sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang
telah disepakati.
e. ..............>
Bastian (2007)
17. Manfaat ... Sektor Publik ...
e. Menjadi alat komunikasi antara bawahan dan
pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja
organisasi.
f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan sudah
terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi
pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan
dilakukan secara obyektif.
i. Menunjukan peningkatan perlu dilakukan.
j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
Bastian (2007)
18. Pengukuran kinerja komprehensif organisasi publik terdiri
dari 13 (tiga belas) tahap, sbb:
1. Merumuskan visi dan misi,
2. Merumuskan falsafah,
3. Menetapkan kebijakan,
4. Menetapkan tujuan,
5. Menetapkan sasaran,
6. Menyusun strategi,
7. Menyusun program,
8. Menyusun anggaran,
Siklus Pengukuran Kinerja
Sektor Publik
9. Merumuskan indikator dan
ukuran kinerja,
10.Menetapkan sistem
pengukuran kinerja,
11.Implementasi sistem
pengukuran kinerja,
12.Pelaporan hasil
pengukuran kinerja,
13.Monitoring, evaluasi, dan
feedback.
Mahsun (2006)
Ini akan dibahas lebih lanjut pada Materi bahasan berikutnya
(File : Menyusun Strategic dengan Balanced Scorecard) ....
19. • Akan dibahas lebih lanjut pada Materi
bahasan berikutnya (File : Menyusun
Strategic dengan Balanced Scorecard) ....
20. Aspek-Aspek Pengukuran Kinerja
Sektor Publik
• Meliputi aspek-aspek, antara lain:
a) Kelompok masukan (input) adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan
keluaran.
b) Kelompok proses (process) adalah ukuran
kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan,
maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan
tersebut.
c) Kelompok keluaran (output) adalah sesuatu
yang diharapkan langsung dapat dicapai dari
suatu kegiatan yang dapat berwujud (tangible)
maupun tidak berwujud (intagible).
Mahsun,dkk (2006)
21. Aspek-Aspek Pengukuran Kinerja
Sektor Publik ...
d) Kelompok hasil (outcome) adalah segala
sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah
yang mempunyai efek langsung.
e) Kelompok manfaat (benefit) adalah sesuatu
yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
f) Kelompok dampak (impact) adalah pengaruh
yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.
Mahsun,dkk (2006)