Dokumen tersebut membahas dampak positif dan negatif pariwisata terhadap kebudayaan dan lingkungan di Bali. Dampak positifnya meliputi pelestarian budaya melalui pengembangan seni dan tradisi serta peningkatan pendapatan masyarakat, sementara dampak negatifnya adalah komodifikasi budaya dan kerusakan lingkungan akibat pembangunan pariwisata. Dokumen tersebut menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangun
2. Pariwisata merupakan salah satu sektor
pembangunan yang saat ini sedang digalakkan
oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata
mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia khususnya sebagai
penghasil devisa negara. Pariwisata merupakan
suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari
satu tempat ke tempat lain untuk sementara
waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk
mencari nafkah.
3. Pariwisata membawa dampak yang tidak sedikit
terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
diantaranya yaitu pada aspek kebudayaan dan
lingkungan. Pariwisata dapat membawa dampak positif,
namun sejalan dengan itu dapat pula membawa dampak
yang negatif terhadap kedua aspek kehidupan tersebut di
atas. Adapun contoh kasus yang terkait dengan dampak
positif dan negatif yang ditimbulkan oleh adanya
pariwisata terhadap kebudayaan dan lingkungan
khususnya yang terjadi di Bali sebagai salah satu daerah
utama tujuan wisata adalah sebagai berikut:
4. Dampak Positif Pariwisata terhadap
Kebudayaan
• Kebudayaan dari sudut pandang Antropologi berarti keseluruhan hasil
cipta, rasa, dan karsa manusia yang diperoleh dan dijadikan miliknya
sendiri melalui proses belajar. Budaya dalam hal ini dipahami sebagai
tingkah laku yang dipelajari dan dilakukan oleh sekelompok orang, budaya
diperoleh dari orang lain dengan dipelajari dari masyarakatnya. Sebagai
suatu sistem, kebudayaan dapat dilihat dari perwujudan kehidupan
manusia yang terkait dengan ide, perilaku, dan materi yang dipengaruhi
oleh berbagai aspek. Ada dua fungsi sistem budaya Indonesia yang amat
penting, yaitu: sebagai pemberi identitas dan sebagai komunikasi yang
menyatukan dan mengintegrasikan masyarakat Indonesia yang bersifat
majemuk.
5. PENGEMBANGAN PARIWISATA DI BALI
Pengembangan pariwisata di Bali yang bertumpu
pada kebudayaan Bali yang pada dasarnya
bersumber pada agama Hindu, menimbulkan
adanya kegairahan penggalian, pemeliharaan, dan
pengembangan aspek-aspek kebudayaan
terutama kesenian, monumen-monumen
peninggalan sejarah, dan adat istiadat.
6. Melalui pariwisata berkembang keterbukaan dan
komunikasi secara lintas budaya, dan juga berkembang
komunikasi yang makin meluas antara komponen-
komponen lain dalam kerangka hubungan yang bersifat
saling mempengaruhi (Geriya, 1996:38).
Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam
pariwisata dapat dijadikan sebagai suatu potensi dalam
pengembangan pariwisata itu. Hal ini disebabkan, dalam
pengembangan pariwisata pada suatu negara atau suatu
daerah keunikan berbagai kebudayaan daerah bisa
digunakan sebagai salah satu daya tarik wisatawan.
7. DAMPAK
POSITIF
Dampak positif yang ditimbulkan oleh pariwisata
terhadap kebudayaan tidak terlepas dari pola interaksi di
antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif.
Dinamika tersebut berkembang, karena kebudayaan
memegang peranan yang penting bagi pembangunan
berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata
memberikan peranan dalam merevitalisasi kebudayaan.
Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan dengan pola
kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan
pariwisata juga mampu memajukan kebudayaan. (Geriya,
1996: 49).
akulturasi kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal
dengan wisatawan. Di samping itu, kebudayaan-kebudayaan
daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional
Indonesia akan terus berkembang. Ini disebabkan oleh adanya
wisatawan yang datang berkunjung untuk melihat dan mengenal
lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini tentunya juga
menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk
dikembangkan dan dilestarikan.
DINAMIKA
AKULTURASI
8. Penggunaan bahan – bahan daur ulang
sebagai kerajinan tangan (souvenir)
yang pada awalnya sebagai bentuk dari
adanya orientasi pada kepentingan
wisata, kini membawa dampak yang
makin meluas pada pemeliharaan
lingkungan. Selain dapat membuka
lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat, juga menjadi salah satu
tindakan nyata dalam upaya menjaga
lingkungan. Sehingga kita mengenal
apa yang disebut sebagai Pariwisata
Berwawasan Lingkungan. Dalam
perkembangannya pariwisata ini
semakin mendapatkan nilai lebih dari
para wisatawan sebagai jawaban dari
bentuk tuntutan mereka atas
penggunaan bahan – bahan ramah
lingkungan dan mudah didaur ulang.
LINGKUNGAN
DAMPAK
POSITIF
9. •Selain itu, adanya berbagai bentuk kesenian yang
dikomersilkan sebagai konsumsi bagi wisatawan
menjadi suatu sumber pendapatan baru yang terbuka
bagi masyarakat dan juga kegiatan ini dapat menjaga
kelestarian aspek-aspek kebudayaan itu sendiri.
Terjadinya tukar-menukar kebudayaan antara
wisatawan dan masyarakat local di mana wisatawan
dapat lebih banyak mengenal kebudayaan serta
lingkungan yang lain dan penduduk lokal juga
mengetahui tempat-tempat lain dari cerita wisatawan
menjadi salah satu media dalam pengembangan
wawasan budaya.
10. DAMPAK NEGATIF
• Selain menimbulkan dampak positif seperti apa yang telah
diuraikan di atas, pariwisata juga menimbulkan dampak negatif,
meliputi adanya proses komodifikasi, peniruan, dan profanisasi
(Shaw and Williams, dalam Ardika 2003:25). Pariwisata dapat
mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, akan tetapi
juga mengakibatkan tereksploitasinya kebudayaan secara
berlebihan demi kepentingan pariwisata. Tentu hal ini akan
berdampak negatif terhadap perkembangan kebudayaan. Ini
sering terjadi akibat adanya komersialisasi kebudayaan dalam
pariwisata.
11. DAMPAK
NEGATIF
Salah satu contoh nyata adalah adanya komersialisasi kesenian di
Gianyar, baik dalam seni rupa maupun pertunjukan, cenderung
berorientasi pada kepentingan wisata. Munculnya berbagai
kesenian yang awalnya hanya dipentaskan untuk kepentingan
upacara agama, kemudian dipertunjukkan untuk kepentingan
wisatawan. Demikian juga dijadikannya tempat suci sebagai
objek wisata. Ini merupakan fakta terjadinya komersialisasi
budaya dalam pariwisata, karena berubahnya atau
bertambahnya fungsi selain fungsi utamanya. Hal tersebut tidak
dapat dipandang sebagai suatu permasalahan yang sederhana
karena telah menyentuh bagian terdalam dari unsur – unsur
kesenian itu sendiri.
akulturasi kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal
dengan wisatawan. Di samping itu, kebudayaan-kebudayaan
daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional
Indonesia akan terus berkembang. Ini disebabkan oleh adanya
wisatawan yang datang berkunjung untuk melihat dan mengenal
lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini tentunya juga
menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk
dikembangkan dan dilestarikan.
KOMERSIALISASI
KESENIAN
AKULTURASI
12. DAMPAK
NEGATIF
Pembukaan daerah rekreasi, wisata alam,
wisata bahari dan berbagai wisata minat khusus
lainnya seperti rafting, scuba diving, hiking,
bersepeda, dan panjat tebing ternyata
memberikan gangguan besar terhadap
kehidupan flora dan fauna liar. Selain itu adanya
alih fungsi lahan sebagai sarana pendukung
perkembangan pariwisata mengakibatkan
banyak lahan produktif yang hilang dan
tergantikan oleh berbagai bangunan beton.
Salah satu contohnya adalah yang terjadi di
kawasan Badung. Alih fungsi lahan tersebut
juga mengakibatkan terganggunya proses
penyerapan air yang tidak jarang berdampak
pada terjadinya banjir. Selain menyebabkan
kerusakan bentang alam, potensi peningkatan
longsor dan banjir, ternyata memunculkan
daerah-daerah kumuh di sekitarnya. Hal ini
sebagai akibat datangnya pencari kerja yang
tidak memiliki keterampilan yang terjebak
dengan mimpinya tentang keindahan dunia
gemerlap pariwisata.
LINGKUNGAN
13. KESIMPULAN
• Oleh karena itu perlu disadari bahwa pariwisata memang
diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
namun masyarakat pun harus melakukan kegiatan yang sama
terhadap keberlanjutan pariwisata, salah satunya dengan
perilaku yang ramah lingkungan. Kalau lingkungan rusak, maka
kerusakan itu juga sebagian besar disebabkan oleh masyarakat
Bali, tidak semata-mata karena aktivitas pariwisata. Sudah
saatnya untuk memperbaiki lingkungan dengan memberikan
perhatian yang lebih besar pada sektor pengelolaan lingkungan
hidup demi terciptanya keseimbangan lingkungan sebagai
pendukung berbagai aktivitas dari makhluk hidup.