1. Sejak wabah COVID-19 menyerang, segala produk
dengan klaim pencegahan dan penyembuhan
mendadak laris manis di pasaran, tak terkecuali ragam
rempah nusantara seperti jahe, kunyit, dan temulawak.
Mereka dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh
sehingga bisa menangkal transmisi virus corona.
Jamu, Sabun dan Covid-19
2. 2
Sebelum membahas kandungan dalam
jahe dan tanaman rimpang lainnya,
sebaiknya kita lebih dulu memahami
sistem kerja imun. Tubuh manusia dan
hewan memiliki mekanisme unik untuk
menangkal berbagai patogen berbahaya
seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Mekanisme “penjaga gerbang” dari sistem
kekebalan tubuh itu ditemukan oleh Bruce
Beutler dan Jules Hoffmann (2011).
3. 3
Beutler dan Hoffman mengungkapkan
bahwa respon imun punya fase bawaan
dan adaptif untuk menangkal patogen.
Seperti dilansir dari laman Nature, patogen
menginvasi tubuh lewat luka terbuka atau
mukosa. Karenanya untuk mencegah
penularan COVID-19, kita diminta rajin
mencuci tangan dan menghindari
memegang wajah.
4. 4
Sebab tangan yang terkontaminasi virus
bisa saja menjadi media penularan ketika
menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Ketika sudah masuk ke dalam tubuh,
patogen akan memperbanyak diri dan
memiliki misi untuk merusak sel dalam
tubuh, alias membikin penyakit. Tapi,
perjalanan mereka mencapai tahap ini
tidaklah mudah.
5. 5
Patogen akan dihadang oleh makrofag
(sel pada jaringan di darah putih) sebagai
garda depan penjaga tubuh. Perang antar
keduanya akan mengundang bala bantuan
dari sela lain pada jaringan darah putih,
bernama neutrofil. Tentara layer kedua ini
bertugas mencegah patogen membuat
kerusakan lebih lanjut seperti infeksi dan
penyakit.
6. 6
Jika peperangan masih sengit, maka sel
dendritik yang sedari awal mengawasi
jalannya perang akan memanggil pasukan
tambahan berupa antigen. Kemudian Sel T
dan Sel B maju ke medan perang melawan
pantogen, mereka memproduksi senjata
berupa antibodi untuk melumpuhkan
musuh.
7. 7
Ketika para tentara menang melawan
musuh, sel tubuh yang mati akibat perang
tumbuh kembali. Sementara sel imun yang
sudah selesai bertugas akan bunuh diri.
Tapi mereka meninggalkan sel memori
yang merekam ciri-ciri musuh, sel memori
ini akan mengenali dan membunuh musuh
yang sama di masa mendatang dan
membentuk kekebalan adaptif.
8. 8
Berkat paparan komprehensif dari Bruce
Beutler dan Jules Hoffmann, dunia
pengobatan modern akhirnya menemukan
jalan pengembangan, pencegahan, dan
terapi berbagai macam infeksi, penyakit
inflamasi, bahkan kanker.
9. 9
Sudah sejak lama ramuan jahe dipercaya
memiliki kemampuan untuk meredakan
berbagai macam gejala penyakit seperti pilek,
mual, radang sendi, migrain, dan hipertensi.
Fakta ini tercantum dalam edisi kedua Herbal
Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects.
Herbal yang lazim dikonsumsi dengan madu
ini menawarkan senyawa anti-inflamasi
termasuk antioksidan--zat yang melindungi
tubuh dari kerusakan oleh radikal bebas.
10. 10
Studi oleh Sepide Mahluji, dkk (2013)
menyimpulkan bahwa suplemen jahe yang
dikonsumsi oral berhasil mengurangi
peradangan pada pasien diabetes tipe 2.
Suplemen jahe juga dapat mengurangi
gangguan pencernaan, kembung, dan kram
usus.
11. 11
Sementara penelitian lain yang diterbitkan di
jurnal Ethnopharmacol (2013) menyebut
seduhan jahe segar—dikenal sebagai wedang
jahe--memiliki khasiat antivirus dan sifat
antibakteri. Tim peneliti menemukan bahwa
wedang jahe bisa menangkal virus penyebab
infeksi pernapasan (HRSV).
12. 12
Hanya saja takaran jahe dalam penelitian
tersebut rata-rata berdosis tinggi, sehingga
belum diketahui efek ramuan jahe
“penangkal” corona--yang rata-rata dosisnya
tidak pasti atau takarannya disupervisi oleh
ahli.
13. 13
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal
Medik Indonesia (PDHMI) Hardhi Pranat
menyebut tanaman herbal lain, yakni kunyit
mengandung zat kurkumin yang bekerja
meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat
serupa diberikan oleh zat polifenol dalam
jahe. Kunyit juga memiliki zat anti kataral
yang dapat memperbanyak produksi lendir.
14. 14
Lendir tersebut bisa membantu
mengeluarkan virus saat menyerang saluran
pernapasan. Hanya saja efek-efek tersebut
baru bisa didapat setelah mengonsumsi
herbal rimpang secara rutin dalam jangka
waktu panjang.
15. 15
Khasiatnya juga cuma membantu
meningkatkan daya tahan tubuh, bukan
membunuh virus maupun bakteri. Terlebih,
virus corona dalam klaim penyembuhan obat
tersebut belum tentu SARS-CoV-2 pemicu
COVID-19. Tapi bisa saja virus corona
penyebab pilek biasa. Jadi jangan samakan
jahe atau kunyit itu seperti antibiotik (bersifat
membunuh bakteri).
16. 16
Vietnam yang berhasil menyembuhkan
semua pasien COVID-19 ketika pemerintah
memiliki andil besar dalam upaya preventif
dan penanganan. Dr Kidong Park, perwakilan
WHO di Vietnam, mengatakan keberhasilan
Vietnam adalah buah usaha pemerintah
proaktif dan konsisten. Dua pekan setelah
kasus COVID-19 pertama kali.
diumumkan, Kementerian Kesehatan Vietnam
langsung melarang sekitar 10 ribu penduduk
Son Loi keluar rumah selama 20 hari.
17. 17
Vietnam juga meliburkan sekolah,
menghentikan impor, dan melarang konsumsi
hewan liar. Di waktu bersamaan pemerintah
meningkatkan pengawasan intensif,
pengujian laboratorium, memastikan
pencegahan dan pengendalian infeksi dan
manajemen kasus di fasilitas kesehatan,
serta memberikan komunikasi risiko, dan
kolaborasi multi-sektoral.
18. 18
Al Jazeera melaporkan bahwa di tahap
penyembuhan, dokter akan mengobati gejala
pasien, pasien diminta menjalani diet ketat
bergizi. Lalu tingkat saturasi oksigen dalam
darah pasien selalu dimonitor
19. 19
Tak lupa himbauan untuk selalu cuci tangan,
melakukan pemeriksaan suhu, dan
penyemprotan desinfektan di tempat-tempat
publik. Agaknya sejauh ini cara yang paling
efektif untuk mencegah penyebaran COVID-
19 adalah cuci tangan, sementara
penyembuhan masih bersifat suportif.
20. 20
WHO juga sudah memperingatkan bahwa
antibiotik tak manjur menyembuhkan COVID-
19 karena hanya berfungsi pada infeksi
bakteri. Sementara infeksi virus seperti
SARS-CoV obatnya hanyalah vaksin--bukan
jahe atau rimpang-rimpangan lain.
21. 21
Sebagian besar virus (termasuk SARS-CoV-2)
tersusun dari RNA, protein dan lipid.
Bayangkan bentuk virus ini serupa tembok
yang disusun dari batu bata dengan perekat
berupa kombinasi ikatan hidrogen. Mereka
semakin menempel kuat pada permukaan
kasar seperti kayu, kain, dan kulit karena
permukaan kasar membentuk lebih banyak
ikatan hidrogen.
22. 22
Pondasi kuat virus hanya bisa diruntuhkan
dengan kelembaban, sinar matahari (sinar
UV), dan panas (gerakan molekuler). Jadi
cuci tangan dengan sabun terbukti paling
ampuh meruntuhkan benteng virus. Dilihat
dari struktur penyusunnya sabun
mengandung zat seperti lemak yang dikenal
sebagai amphiphiles (secara struktural mirip
lipid dalam membran virus).
23. 23
Pallu Thordarson, ahli kimia dari Universitas
New South Wales, dalam Market Watch,
mengatakan molekul sabun bersaing dengan
lipid dan ikatan non-kovalen lain yang
membantu protein, RNA, dan lipid menempel.
Ringkasnya, sabun melarutkan perekat yang
menyatukan virus. Disinfektan, atau cairan, tisu,
gel, dan krim yang mengandung alkohol
memiliki efek serupa tetapi tidak seefektif
sabun. Agen antibakteri dalam produk-produk
tersebut tidak banyak mempengaruhi struktur
virus.
24. 24
Boleh-boleh saja minum jahe dan rimpang
sejenisnya untuk memperkuat daya tahan
tubuh. Yang salah adalah menganggap semua
sebagai obat COVID-19. Padahal kita punya
cara yang lebih praktis, yakni cukup dengan
cuci tangan pakai sabun.