Tugas ini membahas tentang pendahuluan teoritika etika bisnis. Menguraikan pengertian etika, norma-norma umum, dan teori-teori etika. Juga membahas bisnis sebagai profesi etis dengan menjelaskan etika terapan, etika profesi, dan prinsip-prinsipnya. Tujuannya agar bisnis dapat menjadi profesi luhur dengan menghayati pekerjaan bisnis secara profesional dan beretika.
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
Pendahuluan Teoritika Etika Bisnis
1. TUGAS
PENDAHULUAN TEORITIKA ETIKA BISNIS
TUGAS ETIKA BISNIS 1
AHMAD LISCA ABDILLAH ARDIWINATA
4EA21
NPM:10210395
S1 Management Ekonomi
Universitas Gunadarma
2013
2. PENDAHULUAN TEORITIKA ETIKA BISNIS
1. PENGERTIAN ETIKA
Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam
pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang
dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain.
2. TIGA NORMA UMUM
a. Norma Sopan Santun, Yaitu norma Yaitu norma yang mengatur pola perilaku dan sikap
lahiriah manusia, misalnya cara berpakaian atau duduk
b. Norma Hukum , Yaitu norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Norma Moral, Yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Morma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan
perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
3. 3. DUA TEORI ETIKA
A. Etika Deontologi, Yaitu Menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik.
Tiga prinsip yang harus dipenuhi:
1.Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan
berdasarkan kewajiban.
2.Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari
tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan itu-berarti kalaupun tujuannya tidak
tercapai, tindakan itu sudah di nilai baik.
3.Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang
niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hokum
moral universal.
B. Etika Teleologi, Yaitu mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan itu. Misalnya, mencuri bagi etika teleologi tidak dinilai baik atau buruk
berdasarkan baik buruknya tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari
tindakan itu.
4. BISNIS SEBUAH PROFESI ETIS
1) Etika Terapan
Secara umum kita dapat membagi etika menjadi etika umum dan etika khusus. Etika
umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia
untuk bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori
etika, lembaga-lembaga normative, dan semacamnya. Etika umum sebagai ilmu atau
filsafat moral dapat dianggap sebagai etika teoritis, kendati istilah ini sesungguhnya
tidak teat karena bagaimanapun juga etika selalu berkaitan dengan perilaku dan kondisi
praktis dan actual dari manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak hanya sematamata bersifat teoritis.
4. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Dalam hal ini, norma dan prinsip moral diteropongi
dalam konteks kekhususan bidang kehidupan manusia yang khusus tertentu. Dengan
kata lain, etika sebagai refleksi kritis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan
manusia dengan mendasarkan diri kepada norma dan nilai moral yang ada disatu pihak
dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan setiap
orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini etika tidak lagi
sekedar meneropong perilaku dan kehidupan manusia sebagai manusia begitu saja,
melainkan meneropong perilaku dan kehidupan manusia sebagai manusia dalam bidang
kehidupan dan egiatan khusus tertentu. Etika khusus dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etiak
individual, etika sosial, dan etika lingkungan hidup.
2) Etika Profesi
Karena etika bisnis termasuk dalam etika profesi, ada baiknya kita perlu meninjau
terlebih dahulu etika profesi itu. Ini akan ssangat membantu kita untuk memahami apa
maksudnya bisnis sebagai sebuah profesi yang etis. Sejauh mana bisns sebagai sebuah
profesi ikut menciptakan kondisi dan citra yang etis bagi profesi bisnis ini. Namun
sebelum kita menyinggung secara sekilas beberapa prinsip etika profesi pada umumnya,
ada baiknya kita tinjau terlebih dahulu pengertian profesi itu sendiri serta beberapa ciri
profesi.
a. Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkkah hidup
dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan nilai yang tinggi dengan
melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Dengan demikian orang
professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta
punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya itu. Dengan kata lain,
orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan karena ahli di
bidang tersebut dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk
pekerjaan tersebut.
5. Seorang professional adalah juga orang yang punya integritas pribadi yang tinggi
dan mendalam. Ia bukan orang yang tidak tahu malu melakukan berbagai
penyimpangan dalam profesinya. Ia bukan orang yang tidak tahu malu menerima
suap, berkolusi, melakukan pemalsuan, dan seterusnya hanya demi sesuatu yang
lain di luar nilai dan tuntutan profesinya. Ia adalah orang yang tahu menjaga nama
baiknya, komitmen moralnya, tuntutan profesi serta nilai dan cita-cita yang
diperjuangkan oleh profesinya.
Dengan demikian, profesi memang sebuah pekerjaan, tetapi sekaligus tidak sama
begitu saja dengan pekerjaan pada umumnya. Profesi mempunyai tuntutan yang
sangat tinggi, bukan saja dari luar melainkan terutama dari dalam diri orang itu
sendiri. Tunttan ini menyangkut tidak saja keahlian, melainkan juga komitmen
moral, tanggung jawab, keseriusan, disipllin, dan integritas pribadi.
b. Ciri-Ciri Profesi
Pertama, adanya keahlian dan ketrampilan khusus. Profesi selau mengandaikan
adanya keahlian dan ketrampilan khusus tertentu yang dimiliki oleh sekelompok
orang yang professional untuk bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Keahlian dan ketrampilam khusus ini umumnya dimiliki dengan kadar, lingkup, dan
tingkat yang melebihi keahlian dan ketrampilan orang kebanyakan lainnya. Ini
berarti orang professional itu lebih ahli dan trampil dalam bidang profesinya dari
pada orang-orang lain.
Kedua, adanya komitmen moral yang tinggi. Komitmen moral ini biasanya
dituangkan, khususnya untuk profesi yang luhur, dalam bentuk aturan khusus yang
menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.
Ketiga, biasanya orang yang
professional adalah orang yang hidup dari
profesinya. Ini berarti dia hidup sepenuhnya dari profesi ini dan profesinya telah
membentuk identitas orang tersebut.
Ciri keempat, pengabdian kepada masyarakat. Adanya komitmen moral yang
tertuang dalam kode etik profesi ataupun sumpah jabatan menyiratkan bahwa
6. orang-orang yang mengemban profesi tertentu, khususnya profesi luhur, lebih
mendahulukan
dan
dan
mengutamkan
kepentingan
masyarakat
daripada
kepentingan pribadinya.
Kelima, pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi
tersebut.Karena setiap profesi, khususnya profesi luhur, menyangkut kepentingan
orang banyak, dan terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamtan,
keamanan, kelangsungan hidup, kesehatan, dan sebagainya maka untuk
menjalankan suatu profesi yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak itu
diperlukan izin khusus. Izin khusus ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari
pelaksanaan profesi yang tidak becus.
c. Prinsip-Prinsip Etika Profesi
Pertama, prinsip tanggung jawab. Tanggung jawab adalah salah satu prinsip pokok
bagi kaum professional. Bahkan sedemikian pokoknya sehingga seakan tidak harus
lagi dikatakan. Karena sebagaimana telah diuraikan, orang yang professional sudah
dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab, yaitu bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap hasilnya dan dia juga bertanggung
jawab atas dampak profesinya itu terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain,
khususnya kepentingan orang-orang yang dilayaninya.
Prinsip kedua adalah prinsip keadilan. Prinsip ini terutama menuntut orang yang
professional agar dalam menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan
kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yang dilayaninya dalam rangka
profesinya.
Prinsip ketiga, prinsip otonomi. Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh
kalangan professional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan
sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Prinsip keempat, prinsip integritas moral. Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri professi
diatas, terlihat jelas bahwa orang yang professional adalah juga orang yang punya
integritas pribadi atau moral yang tinggi. Karena ia punya komitmen pribadi untuk
7. menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga kepentingan orang lain atau
masyarakat.
3) Menuju Bisnis sebagai Profesi Luhur
Baru belakangan ini bisnis dianggap sebagai sebuah profesi. Bahkan belakangan
ini, bisnis seakan memonopoli sebutan profesi, tetapi sekaligus juga menyebabkan
pengertian profesi menjadi rancu atau kehilangan pengertian dasarnya. Ini karena
bisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang
yang professional.
Berdasarkan pengertian profesi yang menekankan pada keahlian dan ketrampilan
yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam, maka jelas kiranya bahwa
pekerjaan yang kotor tidak akan disebut sebagai profesi. Karena itu sesungguhnya
bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai pekerjaan kotor,
kendati kata profesi, professional, ddan profesionalisme sering begitu diobaral
dalam kaitan dengan kegiatan bisnis. Namun pihak lain tidak dapat disangkal
bahwa ada banyak orang bisnis dan juga perusahaan yang sangat menghayati
pekerjaan dan kegiatan bisnisnya sebagai sebuah profesi dalam pengertiannya
sebagaimana kita jelaskan diatas. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan
ketrampilan yang tinggi tapi punya komitmen morak yang mendalam. Karena itu,
bukan tiddak mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah professi dalam
pengertiannya yang sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.
SUMBER :
1) http://nurlia91.blogspot.com/2012/11/teoritika-etika-bisnis.html
2) DR. A. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
3) http://anitapurwati.wordpress.com/2013/10/21/pendahuluan-teoritika-etika-bisnis/