SlideShare a Scribd company logo
1 of 193
Basic CNC Programming
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Pengenalan Mesin CNC
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Pengantar
CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled,
Program NC sesungguhnya merupakan sejumlah
urutan perintah logis yang dibuat bagi suatu jenis mesin
perkakas dalam rangka suatu pembuatan komponen
mesin atau peralatan.
Mesin perkakas ini dilengkapi dengan sistem mekanik
dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca
instruksi kode N, G, F, T, M dan lain-lain, dimana kode-
kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar
bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan
dibuat.
Fungsi CNC dalam hal ini lebih
banyak menggantikan pekerjaan
operator dalam mesin perkakas
konvensional.
Misalnya pekerjaan setting tool
atau mengatur gerakan pahat sampai
pada posisi siap memotong, gerakan
pemotongan dan gerakan kembali
keposisi awal, dan lain-lain.
Demikian pula dengan pengaturan
kondisi pemotongan (kecepatan potong,
kecepatan makan dan kedalaman
pemotongan) serta fungsi pengaturan
yang lain seperti penggantian pahat,
pengubahan transmisi daya (jumlah
putaran poros utama), dan arah putaran
poros utama, pengekleman, pengaturan
cairan pendingin dan sebagainya.
 Kontrol numerik pertama kali di Amerika Serikat oleh
John T. Pearson yang bekerja sama dengan
Massachussetts Institute of Teknologi (MIT) sekitar
awal tahun 50-an.
 Pearson menggunakan pita berlubang yang berisikan
data koordinat posisi untuk mengontrol gerakan alat
potong “relatif” terhadap benda kerja pada sebuah
mesin perkakas (mesin milling) konvensional, yang
dilengkapi dengan motor servo di ketiga sumbu
utamanya, yang kemudian dipercaya sebagai
‘prototype’ mesin NC yang pertama.
Perkembangan CNC
 Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan
kurva data 3-axis secara otomatis dan menggunakan
data untuk mengkontrol mesin.
 Parson menggunakan punched card untuk
mengontrol posisi mesin.
 Pada 1949, Parson dan U.S. Airforce menciptakan
prototipe programmable milling machine.
 Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling
NC “three-axis Cincinnati Hydrotel”.
 Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk
merancang komponen pesawat terbang. Kemampuan
ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan presisi
berbentuk contour.
Perkembangan CNC
Perkembangan CNC
Pada awal tahun 70-an sebuah perkembangan
yang sangat penting terjadi di dunia mesin NC, di
mana akibat perkembangan teknologi komputer
maka dimungkinkan untuk menggunakan
komputer internal pada mesin perkakas NC yang
akhirnya dikenal dengan nama CNC (Computer
Numerical Control)
Ilustrasi Perbandingan
 Operasi terkelola oleh tenaga
operator
 Ketelitian kurang terpenuhi
 Ketepatan kurang terjaga
 Hasil kurang maksimal
 Waktu relatif lama
Mesin
Manual
Mesin
CNC
 Operasi terkelola oleh computer pengontrol
 Ketelitian / kepresisian terpenuhi
 Ketepatan / keakuratan terjaga
 Hasil maksimal
 Waktu cepat dan terkontrol dengan baik
Ragam Pemesinan
 Pemesinan Konvensional
Mesin bubut/turning , Mesin
frais/milling dll
>>Manual, NC, CNC
 Non Konvensional
Ram EDM, Wirecut edm, Lasercutting
dll
>> NC, CNC
Perhitungan dari speed dan feedrate
1000 V
N =
π D
N = Spindle Speed ( rpm )
V = Cutting Speed of cutter ( m/min ) [ ada dalam katalog ]
D = Cutter Diameter ( mm )
π = 3.142
F = Sz x Z x N
Sz = Feed per tooth ( mm/tooth ) [ ada
dalam katalog ]
Z = Jumlah mata potong ( flute )
N = Spindle Speed ( rpm )
F = Cutting Feedrate ( mm/min )
Contoh Perhitungan Speed ( N ) dan Feedrate ( F )
Data : End Mill Cutter HSS 8 mm mata dua
Cutting Speed 28 m/min
Feed per tooth 0.05 mm
Maka perhitungannya,
1000 x 28
N = = 1100 rpm
3.142 x 8
F = 0.05 X 2 X 1100 = 115 mm/min
Maka speed yang digunakan yaitu 1100 rpm dan feedrate
115 mm/min
Ilustrasi
Turning Milling
Rangkuman Keuntungan Pemakaian Mesin CNC
 Mampu membuat produk dengan ketelitian tinggi
(presisi)
 Mampu membuat produk dengan ketepatan yang
sama (akurat)
 Mengefektifkan kinerja operator (paradigma kerja)
 Mampu mengkontrol proses kerja (cutting tools,
material produk, dan pergerakan mesin)
 Mampu membuat produk kompleks
 Efektif untuk produk massal
Bagian-bagian Mesin CNC
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Bagian-bagian Mesin CNC
Secara garis besar terbagi dalam 2 bagian
utama mesin :
 Mesin
 Kontrol
Bagian-bagian Mesin CNC
Bagian utama mesin :
 Head (spindle)
 Memutar alat potong pada mesin milling
 Memutar benda kerja pada mesin turning
 Meja mesin => Area kerja
 Slide mesin (poros penggerak) => X,Y,Z
 Sumbu / axis putar mesin => a,b,
 Magazine / turret
 Column (kerangka utama mesin)
 Sistem pendingin spindle
 Sistem pendingin (coolant system)
Bagian-bagian Mesin CNC
Milling CNC
POROS
PENGGERAK
MONITOR
ELECTRICAL
5 AXIS MILL
MOTOR SERVO
COOLANT
MEJA MESIN
EXTERNAL
PROGRAM
Saringan
udara
Turning CNC
Regulator spindle
dan tailstock
Spindle (chuck)
Panel monitor
External program
Turret
Olie hiraulik
Coolant system
Bagian-bagian Mesin CNC
Assesories mesin :
 Pencekaman alat potong (tool holder)
side lock, collet, sleeve, shrink-fit dll.
 Pencekaman benda kerja (clamping
system)
vice, chuck, step clamp, side clamp,
magnet , maupun pemakaian fixture
lainnya.
Tool Holder
TurningMilling
Pengekleman (clamping system)
Vice
Step clamp
Side clamp
Jig & Fixture with
pneumatic
Step block clamp Jig & Fixture in turning
Bagian-bagian Mesin CNC
Kontrol
Merupakan parameter pengatur dari bagian –
bagian mesin yang bergerak. Sistem
pengontrol ini mengkoordinasi semua
perintah baik ke penggerak mekanik
maupun elektrik dan memberikan tanda
apakah perintah tersebut terlaksana
ataupun gagal.
Pabrikan pembuat kontrol diantaranya :
Fanuc, Siemens, Heidenhein, Mitsubishi, dll
Kapasitas mesin
Kapasitas mesin adalah kemampuan mesin
melakukan proses produksi, yang didasarkan pada
:
 Dimensional area kerja
 Putaran spindle (Rpm)
 Axis putar (derajat perputaran)
 Kemampuan lain yang mendukung
Dimensional Area Kerja
Milling (frais)
 Kemampuan pemakanan axis X
 Kemampuan pemakanan axis Y
 Kemampuan pemakanan axis Z
Y
X Z
# untuk axis z, ukuran terkurangi oleh pemakaian tool cutting
dan pemakaian jig maupun fixture.
Dimensional Area Kerja
Turning (bubut)
 Diameter maksimum
(axis X)
 Kemampuan pemakanan
(axis Z)
# Perlu juga diperhatikan tentang berat benda
kerja
X
Z
Putaran spinlde
 Maksimum & minimum putaran spindle,
 Sistem pencekaman tool (mill)
 Angin / hidraulik
 Tool arbor (shank arbor)
 Sistem pencekaman benda kerja (turn)
 Hidraulik
 Outside, inside, collet
Contoh Spesifikasi Mesin Turning
Typehorizontal CNC ControlFanuc
 Number of Axes 2
 Swing 420mm
 Turning Diameter 186mm
 Turning Length 350mm
Work Station 1
• No of Headstocks 1
• Spindle Power 7.5kw
• Spindles Per Head1
• Spindle Bore 61.5mmBar
• Capacity 52mm
• Spindle Nose A2-5
• Spindle Speed 4000rpm
Contoh Spesifikasi Mesin Turning
 Tool Changer 1
 TypeTURRET Tool Stations 12
 AxisX (Standard) X Rapid 10m / min
 AxisZ (Standard) Z Rapid 15m / min
 Tailstock(Standard)
 Tailstock Quill Diameter63mm
 Tailstock Quill Travel 125mm
 Tailstock Quill Taper No.4 MT
 Tailstock Body Travel 450mm
Sumber : Colchester Tornado 100 Cnc turning machine
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mesin berproses
 Kebersihan meja mesin / area kerja
 Pemeriksaan kotak oli sirkulasi mesin
 Pemeriksaan tekanan angin ke mesin
 Pemeriksaan pendingin / coolant
system
Kotak oli
Kotak coolant
Regulator
angin
Manfaat
 Kepresisian mesin terjaga dari
chip/tatal
 Menjaga dari keausan bagian bagian
mesin yang bergerak
 Menjaga kelangsungan proses kerja.
baik oli maupun tekanan angin yang
tidak kontinyu mengakibatkan mesin
berhenti (alarm)
 Akurasi produk
 Menjaga umur pakai mesin yang lama
Pengenalan Fungsi dan Kontrol
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Pengenalan Fungsi dan Kontrol
Mesin
Manual : Feel dan effort
NC : Numerical Control
CNC : Computer Numerical Control
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai
alat potong yang dapat membuat benda kerja secara
presisi dan dapat melakukan interpolasi (gerak) yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka).
Parameter sistem operasi CNC dapat diubah
melalui program perangkat lunak (software load
program) yang sesuai.
Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga
ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan
ballscrew pada setiap poros transportiernya.
Gambar Ball Screw dan Servo Motor
SERVO
MOTOR
Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki
kelonggaran /spelling namun dapat bergerak dengan lancar.
Ada pula yang memakai gerak slide (sumbunya)
dengan linear motor Yaitu motor elektrik yang
memiliki rotor dan stator yang tidak bergerak
berputar melainkan menghasilkan gaya linear
(lurus) pada lintasannya.
Gambar Linear Motor
Meja mesin / Bed Mesin
Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu
yaitu sumbu X dan sumbu Y. Untuk masing-masing
sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor
penggerak, ball screw plus bearing dan guide way
slider untuk akurat pergerakannya.
Untuk pelumasannya, beberapa mesin
menggunakan minyak oli dengan jenis dan merk
tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease.
Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga
kehalusan pergerakan meja, dan menghindari
kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider.
Spindle Mesin
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang
menjadi rumah cutter. Spindle inilah yang mengatur
putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z. Spindle
inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh
transmisi berupa belting atau kopling.
Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa
digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan
untuk spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat
mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter
dengan batuan udara bertekanan.
Faktor Pengaruh Mesin
Prinsip utama struktur mekanis mesin :
 Stabilitas : kemampuan mesin meredam gerakan
mekanis luar sehingga tidak mengganggu proses
pengerjaan benda
fundamen dan rangka mesin
 Kekakuan (rigid) : kepresisian pada saat pengalihan
gaya di dalam mesin perkakas
sifat bahan, jenis bantalan dan tata letak komponen
 Sifat suhu : perubahan dalam tahapan panas yang
berhubungan dengan presisi dan pada suhu lingkungan
sekitar yang tinggi
Proses pemakanan yang dihasilkan tergantung pada gaya
penggerak yang ada dan pada gaya spindle yang
dihasilkan
Kontrol Sebagai Pengendali kerja
 Panel Kontrol
Monitor, edit programming, panel manual,
execution program
 Bahasa program
Iso ( kode G ), menu, macro
 Cara pemrograman
Online, transfer program
 Kemampuan lain
Monitor
Pada bagian depan mesin
terdapat monitor yang menampilkan
data-data mesin mulai dari setting
parameter, posisi koordinat benda,
pesan error, dan lain-lain.
Panel Control
Panel control adalah kumpulan
tombol-tombol panel yang terdapat pada
bagian depan mesin dan berfungsi untuk
memberikan perintah-perintah khusus pada
mesin, seperti memutar spindle,
menggerakkan meja, mengubah setting
parameter, dan lain-lain.
Masing-masing tombol ini harus
diketahui dan dipahami betul oleh seorang
CNC Setter / operator
Panel Control
Beberapa hal umum yang biasa dimiliki setiap komputer
pengontrol :
 Editing dan background editing (Bg.Edit):
Kemampuan sebagaimana yang dimiliki computer
dengan program pengolah kata sederhana (insert,
delete, alter) untuk program NC dalam kode G-ISO dan
bahasa lain (APT) serta mampu mengedit pada saat
mesin sedang proses penyayatan.
 Kode program :
Penomoran program, kodifikasi program (O0011 : (
blocking))
 Searching :
Kemampuan untuk mencari nomor program,
nomor kerja sehingga mempercepat editing
Panel Control
 Decimal point input :
Mampu menerima input bilangan decimal sesuai
dengan kepresisian mesin, seperti : 30.000.
 Compare & stop :
Pengechekan dengan membandingkan dua
program.
 Absolute / Increment :
Program NC untuk pengaturan titik koordinat
tujuan. Bila absolute koordinat titik tujuan selalu
dihitung dari satu titik refferensi awal yang sama.
Sedangkan incremental titik koordinat tujuan dihitung
dari titik terakhir / posisi koordinat tujuan terakhir
(G90, G91).
Panel Control
 Metric-Inch :
Pemilihan satuan yang dinyatakan dalam program
NC yang disesuaikan dengan tututan gambar teknik /
gambar kerja (G21, G20).
 Program storage
Kapasitas : Kapasitas memory computer pengontrol.
 Optional Block Skip :
Bila tanda ini dinyalakan dan dalam program perintah
ini diinput maka blok baris yang ada akan tidak
terbaca (terloncati). Biasanya berupa garis miring yang
diletakkan diawal baris blok ( / )
 Programable Data / Parameter input
Pemilihan parameter kerja mesin dalam kontrol
 Data Protection Key : Kunci pengaman program.
Bahasa program
Dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis utama :
1. Bahasa manual ( kode G-ISO)
Kode yang sebagian besar distandarkan ISO atau
EIA, sebagian lain mempunyai arti spesifik untuk jenis
kontrol mesin. Dengan bahasa ini mesin dapat
langsung deprogram melalui Manual Data Input atau
pada menu pembuatan program (Edit)
2. Bahasa Menu
Pemrograman yang telah disediakan oleh mesin
pembuat, dan terletak pada panel dan akan tampil
pada layar monitor apabila kita aktifkan. Menu ini
disediakan untuk pengerjaan yang sederhana seperti
contour luar dan dalam terstruktur, drilling dan
lainnya. Programmer tinggal memasukkan data yang
dibutuhkan saja.
Contoh Tampilan Bahasa Menu :
Bahasa program
3. Bahasa Macro
Bahasa program yang lebih spesifik
sesuai dengan computer pengontrolnya.
Secara umum nya digabung dengan bahasa
kode G-ISO.
4. Bahasa automatic (APT- Automatically
Programmed Tools)
Merupakan bahasa tingkat tinggi yang
dipakai dalam pembuatan program di luar
mesin NC (Offline). Pada umumnya untuk
mesin 4 axis ke atas.
Cara Pemrograman
Pemrograman mesin CNC dilaksanakan dalam tiga cara :
 Pemrograman manual : Pemrograman yang dilakukan
di mesin CNC (ONLINE, Machine Tool Level, Manual
NC Data Input)
 Pemrograman dengan computer pembantu (Computer
Assisted Programming): Pemrograman yang dilakukan
computer lain (OFFLINE )
 Pemrograman terintegrasi dalam suatu sistem
(CAD/CAM) : pemrograman yang memanfaatkan basis
data geometric ( internal geometrical data base) yang
dihasilkan perancang produk dengan system CAD.
Rangkaian Pengoperasian Mesin CNC
Form & Worksheet
Beberapa form pendukung untuk pengaturan kinerja
mesin CNC
 Buku inventaris mesin
 Buku inventaris tools cutting
 Form preventive maintenance Mesin
 Form Rekapitulasi Jam Mesin Harian
 Gambar Kerja
 Production Sheet
 Form Transfer Program
 CNC Programing Sheet
 CNC Coordinate Sheet
 Etc
Contoh Form & Worksheet
Contoh Form & Worksheet
Contoh Form & Worksheet
Kode G dan Kode M
(G code and M code)
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Kode G dan M Milling CNC
Kode yang sebagian besar distandarkan
ISO atau EIA, sebagian lain mempunyai arti
spesifik untuk jenis kontrol mesin. Dengan
bahasa ini mesin dapat langsung diprogram
melalui Manual Data Input atau pada menu
pembuatan program (Edit)
Kode ini merupakan bagian dari bahasa
program yaitu bahasa manual atau sering
disebut bahasa kode G dan bahasa kode M.
Selain kode G dan M ada beberapa abjad lain
yang sering terpakai seperti F, I, J , K , L , O,
P, Q, R, S, T Dan lainnya
M Code FUNCTION
M00 PROGRAMME STOP
M01 OPTIONAL STOP
M02 END OF PROGRAMME
M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M04 SPINDLE ON CLOCKWISE
M05 SPINDLE STOP
M08 COOLANT ON
M09 COOLANT OFF
M98 SUB PROGRAMME CALL
M99 END OF SUB PROGRAMME AND
RETURN TO MAIN PROGRAME
M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND
Kode M Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 0 Modal Rapid traverse
keterangan : jarak terdekat akan dicapai terlebih
dahulu
komponen G 0 X…Y…Z…
G 1 Modal Linier interpolation
keterangan : gerak lurus
komponen G 1 X…Y…Z…F…
G 2 Modal Circular interpolation, clokcwise
keterangan : gerak melingkar searah jarum jam
komponen G 2 X…Y…Z…I…J…K…(R…)
G 3 Modal Circular interpolation, counterclokcwise
keterangan : gerak melingkar berlawanan arah
jarum jam
komponen G 3 X…Y…Z…I…J…K…(R…)
G 4F Non Modal Dwell ( must be followed by “F…” )
keterangan : Waktu tunggu proses
komponen G 4 F…( dalam detik )
G 9 Non Modal Exact Stop
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 10 Non Modal Data setting
Keterangan untuk pengulangan dengan
perubahan offset
komponen G 90/91 G10 P…L…
G 17 Modal Plane selection XY, length compensation Z
G 18 Modal Plane selection XZ, length compensation Y
G 19 Modal Plane selection YZ, length compensation X
G 20 Modal Inch input
keterangan pengukuran dengan koordinat
inchi
G 21 Modal Metris input
keterangan pengukuran dengan koordinat
metris
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 27 Non Modal Refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G27 X…Y…Z…
G 28 Non Modal Refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G28 X…Y…Z…
G 29 Non Modal Refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G29 X…Y…Z…
G 30 Non Modal Second refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi lain
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 40 Modal Cancel contour compensation
G 41 Modal Contour compensation (tool left of contour)
keterangan gerak kontur cutter disisi kiri benda
kerja
komponen G41 X…Y…Z….D..
G 42 Modal Contour compensation (tool right contour)
keterangan gerak kontur cutter disisi kanan
benda kerja
komponen G42 X…Y…Z….D..
G 43 Modal Tool length compensation +
keterangan koreksi panjang alat potong plus
G 44 Modal Tool length compensation -
keterangan koreksi panjang alat potong minus
G 49 Modal Tool length compensation cancel
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 50 Non Modal Cancel skaling
G 51 Non Modal Scaling
keterangan skala ukuran benda kerja
G 50.1 Non Modal Programmable mirror image cancel
G 51.1 Modal Programablemirror image
komponen G51.1 X…Y…Z…
G 52 Modal Local coordinate sistem setting
keterangan koordinat pergerakan relative mesin
komponen G52 X…Y…Z…
G 53 Modal Machine coordinate sitem selection
keterangan koordinat pergerakan mesin
komponen G53 X…Y…Z…
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 54 - 59 Modal Work coordinate Sytem1 selection
pilihan koordinat refferensi benda kerja 1
untuk G54,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 2
untuk G55,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 3
untuk G56,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 4
untuk G57,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 5
untuk G58,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 6
untuk G59,
komponen G54 X…Y…Z…
G 60 Modal Single directionpositioning
G 61 Modal Exact stop mode
G 62 Modal Automatic corner override
G 63 Modal Tapping Mode
G 64 Modal Cutting Mode
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 65 Modal Macro call
G 66 Modal Macro modal call A
G 66.1 Modal Macro modal call B
G 67 Modal Macro modal call A/B cancel
G 68 Modal Coordinate rotation
G 69 Modal Coordinate rotation cancel
G 72.1 Modal Rotation copy
G 72.2 Modal Parallel Copy
G 73 Modal Peck drilling cycle
keterangan proses drilling
komponen G73 X…Y…Z…R…Q…F…K…
G 74 Modal Left handed tapping cycle
keterangan proses tapping
komponen G74 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 76 Modal Fine boring cycle
komponen G76 X…Y…Z…Q…R…P…F…K…
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 80 Modal Canned cycle cancel
G 81 Modal Drilling Cycle, spot boring cycle
komponen G81 X…Y…Z…R…F…K…
G 82 Modal Drilling Cycle, counter boring
komponen G82 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 83 Modal Peck drilling Cycle
keterangan proses drilling dengan gerak membuang
chips
komponen G83 X…Y…Z…R…Q…F…K…
G 84 Modal Tapping Cycle
komponen G84 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 84.2 Modal Rigid tapping cycle
G 84.3 Modal Rigid counter tapping cycle
G 85 Modal Boring cycle, reamer
keterangan G85 X…Y…Z…R…F…K…
G 86 Modal Boring cycle
keterangan G86 X…Y…Z…R…F…K…
Kode G Milling CNC
Kode G Kategori Fungsi
G 87 Modal Back boring cycle
keterangan G87 X…Y…Z…R…Q…P…F…K…
G 88 Modal Boring cycle
keterangan G88 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 89 Modal Boring cycle
keterangan G89 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 90 Modal Absolut coordinate
G 91 Modal Increment coordinate
G 92 Modal Alternation of work coordinate sytem
G 94 Modal Feed per minute
G 98 Modal Canned cycle initial level return
G 99 Modal Canned cycle reference point level return
Kode G Milling CNC
Kode M dan Kode G Turning
G Code FUNCTION
G00 RAPID TRAVERSE
G01 LINEAR INTERPOLATION
G02 CIRCULAR INTERPOLATION ( CLOCKWISE VIEWED
FROM ABOVE)
G03 CIRCULAR INTERPOLATION ( C/CLOCKWISE VIEWED
FROM ABOVE )
G04 DWELL
G10 OFFSET VALUE SETTING
G20 INCH DATA INPUT
G21 METRIC DATA INPUT
G27 REFERENCE POINT RETURN AND CHECK
G28 REFERENCE ZERO RETURN
G33 THREADING
G40 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION CANCEL
G41 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION LEFT
G42 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION RIGHT
G Code FUNCTION
G70 FINISHING CYCLE
G71 ROUGH TURNING CYCLE
G72 ROUGH TURNING CYCLE
G73 PATTERN REPEAT CYCLE
G74 PECK DRILLING CYCLE
G75 GROOVING CYCLE
G76 THREAD CUTTING CYCLE
G77 ROUGH TURNING CANNED CYCLE
G78 THREAD TURNING CANNED CYCLE
G79 ROUGH FACING CANNED CYCLE
G92 ABSOLUTE POSITION REGISTER PRESET OR MAX SPINDLE SPEED
G94 Inch/min. or mm/min FEED RATE
G95 Inch/min. or mm/min FEED RATE
G96 CONSTANT SURFACE SPEED PROGRAMMING / CS
G97 DIRECT rev./min. PROGRAMMING / CSS OFF.
Kode M dan Kode G Turning
M Code FUNCTION
M00 PROGRAMME STOP
M01 OPTIONAL STOP
M02 END OF PROGRAMME
M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M04 SPINDLE ON CLOCKWISE
M05 SPINDLE STOP
M08 COOLANT ON
M09 COOLANT OFF
M13 COOLANT ON AND SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M14 COOLANT ON AND SPINDLE ON CLOCKWISE
M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND
M33 WORK CATCHER TO PARK POSITION
M34 WORK CATCHER TO COLLET POSITION
M35 WORK CATCHER DEPOSITS COMPONENT AND RETURNS TO PARK
Kode M dan Kode G Turning
M Code FUNCTION
M51 ENABLE CONTINUOUS CYCLE
M52 DISABLE CONTINUOUS CYCLE
M68 TAILSTOCK QUILL ADVANCE
M69 TAILSTOCK QUILL RETRACT
M74 COLLET CHUCK MODE DISABLE
M75 COLLET CHUCK MODE ENABLE
M78 CHUCK OPEN
M79 CHUCK CLOSE
M86 BAR FEEDER PRESSURE ON
M87 BAR FEEDER PRESSURE OFF
M90 BAR FEEDER MODE ON
M91 BAR FEEDER MODE OFF
M98 SUB PROGRAMME CALL
M99 END OF SUB PROGRAMME AND RETURN TO MAIN PROGRAMME
Kode M dan Kode G Turning
Sistim Koordinat dan Refferensi
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Koordinat
 KARTESIUS ( X, Y, Z)
Kartesius adalah Sistem Koordinat yang dipergunakan untuk meletakkan titik dalam
bidang untuk penggambaran objek berdasarkan pemasukan nilai ruas sumbu X
dan ruas sumbu Y, dimana dari titik pertemuan ini nilai sumbu X dan sumbuY
titik koordinat dibentuk.
Sistem koordinat Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih
tinggi, seperti 3 dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z)
Koordinat
 POLAR ( @ Jarak < Sudut ).
Adalah system koordinat yang dipergunakan untuk menentukan titik koordinat
berikutnya dari titik koordinat saat ini dengan memasukan nilai jarak dan
penempatan arah berdasarkan besarnya sudut
CW ( Clock Wise ) : Searah Jarum Jam.
CCW ( Counter Clock Wise ) :Berlawanan Arah Jarum Jam.
Koordinat Mesin dan benda kerja
 MCS (G53): Machine Coordinate System
adalah koordinat mesin yang digunakan untuk dasar
pergerakan axis.
 WCS (G54 – G59): Work Coordinate System
adalah penetapan lokasi dari benda kerja yang terpasang.
WCS harus ditetapkan sebelum memulai
pemrograman.
 Untuk menentukan WCS, jarak dari Machine origin ke
benda kerja terukur dalam machine controller
 Pemrograman dibuat berdasar pada salah satu titik
refferensi WCS (G54 – G59)
 Untuk reposisi titik koordinat benda kerja, dapat
menggunakan perintah G92 dengan diikuti besaran jarak
titik nol mesin ke titik yang diinginkan tersebut ( G92 X…
Y… Z… ). Jarak ini dapat terlihat pada angka pergerakan
mesin (machine position)
Refferensi Point Mesin
 Perintah ini muncul ketika
monitor kontrol hidup
 Mesin akan bergerak ke arah
titik nol mesin (MCS)
 Setelah proses reff pos selesai
akan muncul tanda bahwa
semua axis telah ke titik reff.
mesin
MCS dan WCS pada
Kontrol Siemens 802D
MCS dan WCS pada
Kontrol Fanuc
Koordinat Mesin dan benda kerja
Koordinat Mesin (MCS) dan koordinat Benda Kerja
(WCS)
Sistim Koordinat dan Refferensi
 Koordinat
Titik yang digunakan sebagai awal gerak atau
tujuan dari gerak program, baik gerak lurus
maupun gerak putar ( melingkar)
 Refferensi
> Titik atau bidang acuan utama gerak
> Untuk kalibrasi dan pengontrol sistim
pengukuran gerakan slide dan spindle
Pergerakan Sumbu (Axis)
1 2 3
 Koordinat 2 axis (Turning)
Memanjang Z dan melintang X
 Koordinat 3 axis ( Milling)
Memanjang X, melintang Y dan vertikal Z
 Koordinat axis ke - 4 dan seterusnya
Memutar a, pergeseran sudut b
Pergerakan Koordinat
2010 30
30
20
10
40
A
C
B
F
ED
X
Y
ORIGIN
Pergerakan antar titik dengan nilai panjang dan arah tujuan
ataupun dengan besarnya sudut,
Penentuan Refferensi Gambar Kerja
Penentuan Refferensi Benda Kerja
Zentrofix (probe)
Digunakan untuk mencari
refferensi benda kerja dengan
cara berputar
Penentuan refferensi axis X dan Y
Penentuan refferensi axis Z
Perlu ketelitian dan feeling
Dapat juga memakai Tool Pre-setter
Penentuan Refferensi Benda Kerja
Menentukan titik tengah
(center) benda dengan
inside dial indicator
Bila permukaan rata cukup
tiga titik yang sama
Inside Outside
Setting Kelurusan Refferensi Benda Kerja
Sisi axis X maupun Y
Sisi axis Z
Sebagai dasar ketegak
lurusan dengan sisi lain
Kerataan bidang / sisi
permukaan atas
G90 – Absolute command. Penetapan pergerakan
dengan berdasarkan pada titik utama gambar,
yang selanjutnya dijadikan titik refferensi benda
kerja (WCS)
G91 – Increment command. Penetapan arah dan jarak
pergerakan dengan berdasar penambahan
nilai dari pergerakan sebelumnya.
G91
X + RightX - Left
Y + Front
Y - Rear
Z + Up
Z - Down
Sistem Refferensi Ukuran dan Gerak
Perintah Absolut ( ABS ) dan Increment ( INC )
40
20
20 40
Start
A
B
C
D
X +
Y + O0001 ( Absolute );
G90 G54 X10. Y20.;
M3 S1000;
Y50.;
X30. Y30.;
Y10.;
X50. Y40. M5;
M30.;
O0001 ( Increment );
G91 G54 X10. Y20.;
M3 S1000;
G91 Y30.;
X20. Y-20.;
Y-20.;
X20. Y30. M5;
M30.;
Perintah Pergerakan (Movement Command)
 Linier interpolation movement
> Gerak lurus rapid G00
> Gelak lurus dengan feeding G01
 Polar interpolation movement
> Gerak putar searah jarum jam G02
> Gerak putar berlawanan arah jarum
jam G03
G00
G01
G02G03
Gerak Lurus
G00 – Rapid positioning. Gerak lurus bebas yang mengandalkan pada feedrate
maksimum dari mesin. G00 tidak dapat digunakan untuk pemakanan
( cutting )
G01 – Digunakan untuk gerak pemakanan lurus. Feedrate harus ditetapkan
dengan F pada program
40
20
20 40
1
2
4
3
X +
Y +
O0001 ( Absolute );
G90 G55 G0 X0 Y0;
M3 S1000;
X20. Y20.;
G1 X50. F100.;
X50.;
Y20.;
X20.;
G0 X0 Y0 M5;
M30.;
O0001 ( Increment );
G91 G55 G0 X0 Y0;
M3 S1000;
X20.Y20.;
G1 Y30. F100;
X30.;
Y-30.;
X-30.
G0 X-20. Y-20. M5;
M30.;
--- Rapid positioning
Cutting feed
O1110 ( Small Arc );
G90 G54 G0 X10. Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y10. R30.
F100;
M30;
O1111 ( Bigger Arc );
G90 G54 G0 X10.
Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y10. R-30.
F100;
M30;
30 60
30
60
R30
R30
A
B
X+
Y+
Gerak Putar / melingkar
Gerak putar memiliki nilai radius (R) yang mengikutinya.
Nilai R + (positif) adalah gerak putar dengan sampai pada 180°
Bila gerak putar melebihi 180° maka penulisan harus R – (negatif)
Gerak Putar / melingkar
 R sebaiknya tidak digunakan untuk program gerak lingkar
penuh. Sebagai gantinya digunakan I,J dan K
 Dari titik koordinat start point sampai end point adalah sama,
sehingga tidak perlu menandai dengan nilai x dan y
X+
Y+
J
I
R30
A
B
O2002 ( Point A );
G90 G54 G0 X-30. Y0.;
M3 S1000;
G03 I30.;
M30;
O2002 ( Point B );
G90 G54 G0 X0 Y-30.;
M3 S1000;
G03 J30.;
M30;
Gerak Putar / melingkar
 Selain menambahkan R pada gerak pemakanan melingkar, ada juga
dengan pemakaian I,J,K untuk beberapa kontour radius terbatas.
 Untuk menentukan I,J,K maka harus menghitung jarak dari start ke titik
pusat radius.
 Nilai dari I,J,K adalah nilai increment jarak awal pergerakan ke center
radius putar.
 I = Segaris sumbu X, untuk J = Segaris sumbu Y, sedangkan K =
Segaris sumbu Z
( Start point )
20 40
20
40
A
B
X+
Y+
Center
( Start point )
( End point )
20 40
20
40
A
B
X+
Y+
Center
( End point )
J
I I
J
O2000;
G90 G54 G0 X20. Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y20. I-10. J-30. F100;
M30;
O2001;
G90 G54 G0 X40. Y20.;
M3 S1000;
G03 X20. Y40. I-30. J-10. F100;
M30;
Gerak lurus dan putar pada mesin turning
Gerakan Sumbu Pemrograman Turning CNC
 Menggunakan 2 axis : X axis dan Z axis
Z+VE
( W + VE )
X + VE
( U + VE )
Z - VE
( W - VE )
X - VE
( U - VE )
Contoh Pergerakan Perintah ABS dan INC Turning
25
50
100
2
TOOL
START POSITION
Program Increment Turning
N10 G21; ( metric progamming )
N20 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N30 G96 S100; ( constant cutting speed )
N40 G92 S1200; ( max spindle speed )
N50 T0101 M04 S100; ( tool call up )
N60 G00 X25. Z2. M08; ( rapid to start position )
N70 G01 W-27. F0.1; ( kontour )
N80 U25.;
N90 W-25.
N100 U25.;
N110 W-50.;
N120 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N130 M30; ( end programme )
25
50
100
2
TOOL
START POSITION
Program Absolute Turning
N10 G21; ( metric progamming )
N20 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N30 G96 S100; ( constant cutting speed )
N40 G92 S1200; ( max spindle speed )
N50 T0101 M04 S100; ( tool call up )
N60 G00 X25. Z2. M08; ( rapid to start position )
N70 G01 Z-25. F0.1; ( kontour )
N80 X50.;
N90 Z-50.;
N100 X75.;
N110 Z-100.;
N120 G28 U0 W0; ( reff zero return )
N130 M30; ( end programme )
25
50
100
2
TOOL
START POSITION
Struktur dan Program Dasar
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Struktur Program
 Struktur program merupakan rangkaian
perintah kerja untuk memproses produk.
Rangkaian program ini tersusun dalam
komputer pengontrol
 Struktur program didasarkan pada tuntutan
gambar kerja dan perencanaan proses
permesinan benda kerja/produk
 Struktur program sebaiknya dibuat sederhana
namun mencakup seluruh proses kerja
Struktur Program
 Main program (program utama)
 Sub program (anak program / program
turunan)
=>program pembantu yang digunakan untuk
spesifik proses kerja
Tingkat kemampuan pemanggilan sub
program tiap mesin mungkin berbeda sampai
4 tingkat
Struktur Program
Nomor program ‘O’
Oxxxx nama program
O0001 ~ O8999 => user area
O9000 ~ O9999 => maker area
Setelah nomor program dapat dituliskan nama
perintah program
Contoh : O1234 ( test )
Struktur Program
Urutan nomor ‘N’
Digunakan untuk memudahkan masuk program
selama memilih
Contoh : O4567;
N10 T2 M6
Program terdiri dari :
Block, Words, Address, Value
Struktur program ( NC Block ) :
N 110 G 01 X 60. M03
Block No. Word Word Word
Catatan :
# Setiap akhir dalam satu blok program digunakan ‘ ; ‘ ( End Of
Block /EOB )
# Setiap pergerakan Axis ( X,Y,Z ) untuk beberapa tipe kontrol,
perintah besaran angka menggunakan titik ( X 3. ), jika tidak
menggunakan pergerakan besaran akan terbaca microns ( X
0.003 )
Arah Pemakanan (Cutting System)
Arah penyayatan alat potong (cutter) terhadap benda kerja
untuk menghasilkan kualitas permukaan yang diinginkan
Macam Proses Pengerjaan
Proses Pemakanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penyayatan pada mesin perkakas adalah
 Arah pemakanan dan kecepatan pemakanan
 Pendinginan
 Model pemakanan ( facing, side cutting,
sloting, drilling, pocketing, reamering, boring
dan sebagainya)
 Langkah pemakanan (roughing / finishing)
Cutter Radius Compensation
G41 – cutter berada pada sisi sebelah kiri dari arah gerak
pemakanan
G42 – cutter berada pada sisi sebelah kanan dari arah gerak
pemakanan
G40 – cancel G41 dan G42 Arah gerak pemakanan
G42
G41
G40
30
Normal
30
Start
G41
30
Start
30
G42
30
Start
30
30
Start
30
Start
G41
30
30
Start
G42
30
30
EXTERNAL CUTTING
INTERNAL CUTTING
Proses raughing dan finishing dapat memakai satu program
yang sama, hanya dengan mengubah data radius tool pada
offset screen.
Jika cutter yang digunakan Ø10mm, maka ketika proses
roughing disisakan ( allowance ) 0.2mm sehingga 5.2 mm.
Ganti besaran radius pada offset screen mesin menjadi 5mm
untuk proses finishing,dan dengan program yang sama
proses dijalankan kembali.
Contoh : G90 G41 D1 G1 X20. Y0. F100;
001 5.20 016 0.00
002 0.00 017 0.00
003 0.00 018 0.00
… …. … …
001 5.00 016 0.00
002 0.00 017 0.00
003 0.00 018 0.00
… …. … …
Besaran offset untuk proses roughing = A+B
Besaran offset untuk proses finishing = A
A= Tool radius
B= AllowanceA
B
Roughing Finishing
Cutter Radius Compensation
Offset Radius Tool Cutting
Milling Turning
Cutter Radius Compensation
 Ketika menetapkan G41 / G42, mesin akan
membaca 2 blok ke depan dengan tujuan
mengkalkulasi offset, jika ada dua nilai Z
setelah G41 akan terjadi overcutting, karena
kompensasi tool akan terbaca pada nilai x dan
y
 Selalu mengingat untuk memeriksa besaran
offset radius alat potong / cutter sebelum
menjalankan program
Cutter Radius Compensation
O3000 ( Overcut );
G90 G58 G0 X0 Y0;
Z100. M1;
M3 S1000;
G41 X20. Y10. D1; Z2. M8;
Z2. M8; G41 X20. Y10. D1;
G1 Z-10. F100; G1 Z-10. F100;
Y50.;
X50.;
Y20.;
X10.;
G0 Z100. M9
G40 X0 Y0 M5;
M30.;
X+
Y+
Point B
20
40
4020
Point c
Point A
G43 Tool Length Compensation
 Nilai H adalah panjang cutter,
 Ketika mesin membaca G43 Z100. H1 dalam program,
maka ia mengambil data yang ada pada offset nomor 001
dan mengkompensasikannya sehingga ujung mata potong
cutter berhenti 100mm diatas benda kerja.
 Untuk membatalkannya menggunakan G49. Mesin secara
otomatis membatalkan kompensasi ini ketika sumbu Z
melakukan pergerakan zero return point
G43 Z100. H1
Z0
H
100
Tool Pre-setter
 Digunakan untuk mengukur panjang dari tool
cutting
 Ketinggian dariholder cutter sampai pada ujung
mata potong
 Menyentuhkan ujung Mata potong cutter dengan
permukaan tool pre setter sampai jarum
menunjuk angka nol ( zero )
 Menginput titik nol axis Z ke offset setting
G28 Automatic Zero Return
 Kegunaannya untuk kembalinya axis ke titik nol
mesin dengan gerak cepat
 Supaya sekali gerak tercapai maka sebaiknya diikuti
dengan G91
 Axis Z dilakukan terlebih dahulu, diikuti axis X dan Y
secara bersamaan
Machine Zero
Workpiece
Zero
Machine Zero
Workpiece
Zero
G28 G90 Z0; G28 G91 Z0;
Dwell ( Waktu Tunda / Diam )
 Berfungsi untuk menunda blok program berikutnya
 Harus ditetap kan pada blok tersendiri
 P1000 berarti menunda selama 1 detik
Contoh : G04 P1000;
 Jika koordinat mesin mempunyai 4 desimal maka
P10.000 berarti menunda selama 1 detik
Inch / Metric Conversion
Penulisan perintah ada pada awal program
(main program)
 G20 – Program dengan perhitungan Inchi
 G21 – Program memakai perhitungan
milimeter
Pemilihan Area / Bidang Kerja
 G17 – Bidang X Y.
Pandangan dari sisi positif sumbu Z,
permukaan atas benda kerja
 G18 – Bidang ZX.
Pandangan dari sisi positif sumbu Y
 G19 – Bidang YZ.
Pandangan dari sis positif sumbu X
Pemilihan Area / Bidang Kerja
G17, G18, G19
Z+
Y+
G3
G2
X+
G17 PLANE
X+
G3
G2
Z+ Y+
G19 PLANE
G18 PLANE
G3
G2
Z+ Y+
X+
Programmable Data Input
 Mengubah offset data setting program
G10 P… R…;
- P – Nomor offset
- R – Nilai data yang akan diinput ke offset screen
( radius cutter )
 Mengubah Work Coordinate System ( WCS ) pada program
G10 L2P1 X… Y… Z…;
- L2P0 mengubah EXT
- L2P1 mengubah G54
- L2P2 mengubah G55
- L2P3 mengubah G56
- L2P4 mengubah G57
- L2P5 mengubah G58
- L2P6 mengubah G59
 Bila menggabungnya dengan G90, data yang keluar akan
tertulis lagi….
 Bila menggabungnya dengan G91, data akan melakukan
penambahan
Subprogram ( anak program )
 Anak program digunakan ketika kita ingin mengulang
program rutin yang spesifik
M98 – Memanggil anak program
M99 – Kembali ke induk program
P___ - nomor anak program
L___ - jumlah pengulangan
 Dianjurkan untuk memakai G91 dalam sub programnya
 Anak program dapat dipanggil sampai pada 4 tingkat
( level )
 Untuk memanggil program di data server, gunakan
m198
Contoh Pemanggilan Anak Program
Cutter 12mm, S3000, F300mm/min
O3500 ( INDUK );
G17 G21 G40 G80 M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T1 M6;
G90 G57 G0 X0 Y0;
G43 Z100. H1 M1;
M3 S3000;
Z5. M8;
M98 P3501 L3; ( PROFIL 1 - 3 );
G90 G0 X0 Y60.; ( DI POINT B )
M98 P3501 L3; ( PROFIL 4 - 6 );
G90 G0 X0 Y0 M9;
G28 G91 Z0 M9;
M30;
O3500 ( ANAK );
G91 G41 X20. Y10. D10;
G1 Z-15. F300;
Y40.;
X30.;
Y-30.;
X-40.;
G0 Z15.;
G40 X-10. Y-20.;
X50.; ( BERHENTI DI TITIK A ) (C )
M30;
20
Y+
X+
20
60
50 100
54
321
6
A
B
C
Basic CNC Programming
MILLING MAKINO FANUC
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Pemrograman di mesin Milling
 Suatu proses dari pembuatan rangkaian
perintah seperti pergerakan alat potong
( cutter ), kecepatan pemakanan dan
kecepatan spindle, dalam perintah untuk
mesin sehingga melakukan beberapa
operasi
 Ketika memprogram, selalu berprinsip
dasar alat potong berputar, sedangkan
benda kerja diam
Aliran programming
Skema Program Dasar Milling Fanuc :
 N10 G17 G21 M23 G40 G80… Kode untuk referensi area
( plane ) pemakanan dan cancel fungsi G
 N20 G00 G91 G28 Z0… Kode G untuk memposisikan axis Z
pada titik nol pada koordinat mesin ( axis Z didahulukan )
 N30 G00 G91 G28 X0 Y0… Kode G untuk
memposisikan axis X dan Y bersamaan pada titik nol pada
koordinat mesin
 N40 G90 G54 X…Y…Z… Pengaktifan referensi benda kerja
dihitung dari titik nol yang ditulis di blok ini, setelah melewati N20
dan N30 posisi spindle berada di titik nol mesin maka dengan
G54/..G59 koordinat / posisi ini dihitung dengan besaran G90
G54/G59 X..Y..Z..
 N50 G90 G00 X0 Y0 Z100… Pergerakan cepat kearah titik
aman benda kerja sebelum masuk ke program kontur. Besaran
X..Y..Z..dapat disesuaikan.
 N60 M3 S… Memutar spindle. M3 putarannya searah jarum jam
 N70 G0 Z10... Gerakan cepat mendekati referensi benda kerja.
 N80 G1 Z0 F… Gerakan dengan feed terkontrol untuk memulai
program
 N90... Awal dari isian program, dapat berupa :
1. program kontur dengan ( G41 / G42 )
2. program pelubangan (G81/G82,G83…dsb )
3. pemanggilan anak program ( M98 P… )
 N190 G0 X0 Y0 Z100... Parkir di tempat aman (Z menjauhi
benda kerja ) setelah pengerjaan
G28 G91 Z0 (Z axis menuju reff. 0 mesin)
 N200 M30... Menutup jalannya program
Skema Program Dasar Milling Fanuc :
O0001 ; MAIN PROG
G17 G21 G80 M23
G28 G91 ZO
G28 G91 X0 Y0
G90 G54 GO X0. Y0. Z50.
M3 S1000
G1 Z0. F200
M98 P11 L5
(Pemanggilan anak program )
G28 G91 Z0
M30
Pengulangan Kontour
O0011 ; SUB
G91 G1 Z-3. F300;
G90 G41 G1 X20. Y0. D10 F784; (A)
G3 X20. Y0. I-20. J0; (B)
G40 G1 X0. Y0.; (C)
M99;
X+
Y+ I
R20
A
C
B
Z0
Z50.
CUTTER
POCKETTIN
G
Canned Cycle / pelubangan bulat
Proses pelubangan seperti proses pembesaran lubang (boring ),
pelubangan ( drilling ), penguliran dengan memakai penetapan format
terlebih dahulu, pilih format yang paling pendek ,mudah dan tepat untuk
setiap type mode cycle. Gunakan G80 untuk membatalkannya.
G90 G98 G__ X__ Y__ R__ Z__ Q__ P__ F__ L__
K__;
G98 – Kembali ke posisi titik Z awal, setelah tiap proses pelubangan
G99 – Kembali ke posisi refferensi R, setelah tiap proses pelubangan
G__ - Type dari cycle mode
X – Posisi titik X dari lubang
Y – Posisi titik Y dari lubang
R – Jarak titik refferensi
Z – Kedalaman lubang
Q – Banyaknya pemakanan / pergeseran pemakanan ( increment )
P – Waktu tunda / diam sementara pada saat di dasar lubang
F – Kecepatan pemakanan
L__K__ - Pengulangan
Perbedaan antara G98 dan G99
Z awal
R
Z
G98
Rapid position
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Ketika menggunakan G98, setiap
selesai melakukan proses, cutter
akan kembali ke posisi Z awal.
Metode ini mengakibatkan makan
waktu lama tetapi ini yang sangat
dianjurkan penggunaannya karena
lebih aman
Ketika menggunakan G99, setiap
selesai melakukan proses, cutter akan
kembali ke posisi R, diakhir proses baru
ke Z awal. Bila menggunakan metode
ini mohon permukaan benda kerja
tidak ada halangan antara lubang satu
ke lubang lainnya.
G81 Spot Drill Cycle
G98 G81 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Untuk awalan lubang dengan menggunakan NC drill.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
G82 Counterboring Cycle
G98 G82 X__ Y__ R__ Z__ P__ F__ ;
 Untuk proses pembuatan counterbore. Kerataan dasar diperbaiki
dengan waktu tunda ( berhenti sementara )
 Ketika kita menetapkan P1000, maka waktu tundanya satu detik.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Retacts after dwell Retacts after dwell
G98 G83 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;
 Q adalah kedalaman tiap pemakanan dan akan selalu kembali ke R
 ‘d’ adalah nilai dimana mesin telah mulai melakukan proses dengan feeding
sebelum mencapai titik pemakanan berikutnya. Besarnya yaitu 0.1mm
G83 Peck Drilling Cycle
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
Rapid position
Z awal
R
Z
G99
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
G98 G73 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;
 Nilai tarik balik mesin setelah pemakanan. Besarnya yaitu 0.1mm
 Tidak baik untuk lubang yang dalam, karena tatal ( chips ) mungkin menjepit
alat potong dan alat potong cepat rusak.
 Baik untuk material lunak dengan kedalaman ringan.
G73 High Speed Peck Drilling Cycle
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
Rapid position
Z awal
R
Z
G99
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
G84 Penguliran
G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
 Titik R minimal 7mm atau lebih menjauhi dari permukaan benda
kerja.
 Gunakan Floating chuck untuk proses ini
 Untuk ulir kiri menggunakan G74
 F = Spindle speed X Thread pitch (mm )
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle cw Spindle cw
Spindle ccwSpindle cw
Spindle cw
Spindle cwSpindle ccw
Spindle cw
G84 Penguliran
Rigid Tapping M135 (optional funtion)
 Kecepatan putar spindle dan feedrate pemakanan dikontrol dan
sesuaikan oleh mesin)
 M135 S200 ;
 G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Rapid position
Z
awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z
awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle cw Spindle cw
Spindle ccwSpindle cw
Spindle cw
Spindle cwSpindle ccw
Spindle cw
G85 Reaming Cycle
G98 G85 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Sama dengan G81, namun pada saat kembali ke titik R tetap
menggunakan gerak / feeding pemakanan.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
G86 Reaming Cycle
G98 G86 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
 Spindle berhenti di dasar lubang dan kembali dengan gerak
cepat mesin ( rapid rate )
 Ada sedikit goresan permukaan ketika spindle kembali ke
atas.Gunakan G76 untuk menghilangkan goresan pada
lubang dan hasil yang lebih baik.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle stop Spindle stop
G76 Reaming Cycle
G98 G76 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
 ‘Oriented Spindle Stop’ ( M19 ) akan melakukan gerak balik setelah
pemakanan sehingga tidak ada goresan di permukaan benda kerja.
 Arah pergeseran X+, X-, Y+, Y-, telah di atur pada kontrol sebelumnya.
( periksa dahulu sebelum menggunakan )
 Besarnya pergeseran diatur dengan Q.
Rapid position
Z
awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z
awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle stop Spindle stop
oss oss
Contoh Peckdrill
Speed 1000 rpm, feedrate 100mm/min
O5000 ( INDUK );
G17 G21 G40 G80 M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T1 M6;
G90 G58 G0 X0 Y0;
G43 Z100. H1 M1;
M3 S1000;
Z50. M8;
G98 G83 X30. Y20. R2. Z-20. Q1. F100;
G91 X30.L3K3;
Y40.;
X30. L3K3;
G80G90 G0 X0 Y0 M9;
G28 G91 Z0 M9;
M30;
20
Y+
X+
20
60
60 90
5
4321
6 7 8
Mirror Image Command
 M21 – X axis mirror image
 M22 – Y axis mirror image
 M23 – Pembatalan mirror image
 Titik awal dan akhir program harus sama
 Selalu akhiri dengan M23 di setiap selesai menggunakan program
mirror
Gambar awal
X+,
Y+
M21
M22
M22
M21
X-,
Y+
X-, Y-
X+,
Y-
Contoh Program Mirror
O4000 ( MAIN );
G17 G21 G40 G69 G80 M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T4;
M6;
G90 G54 G0 X0 Y0;
G43 Z50. H4 M1;
M3 S4000;
M8;
M98 P4001;--- ( Image 1 )
M21;
M98 P4001;--- ( Image 2 )
M23;
M9;
G28 G91 Z0 M5;
M30;
O4001 ( Sub );
G90 Z2.;
G41 X20. Y10. D5;
G1 Z-5. F400;
Y40.;
X40. Y60.;
X50.;
G2 X60. Y50. R10.;
G1 Y30.;
G2 X50. Y20. R10.;
G1 X10.;
G0 Z50.;
G40 X0 Y0;
M99;
12
20
60
20
60
Contoh Program Mirror
O4000 ( MAIN );
G17 G21 G40 G69 G80 M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T4;
M6;
G90 G54 G0 X0 Y0;
G43 Z50. H4 M1;
M3 S4000;
M8;
M98 P4001;--- ( Image 1 )
M21;
M22;
M98 P4001;--- ( Image 3 )
M23;
M9;
G28 G91 Z0 M5;
M30;
1
3
20
60
20
60
O4001 ( Sub );
G90 Z2.;
G41 X20. Y10. D5;
G1 Z-5. F400;
Y40.;
X40. Y60.;
X50.;
G2 X60. Y50. R10.;
G1 Y30.;
G2 X50. Y20. R10.;
G1 X10.;
G0 Z50.;
G40 X0 Y0;
M99;
G68 Coordinate Rotation
 Fungsi ini digunakan untuk mengatur perputaran profil
dalam program yang ada pada area tertentu
 G69 untuk pembatalannya
G68 X__ Y__ R__;
* X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut
Ketika menghilangkannya, posisi dimana G68 diatur
menjadi pusat putar
* R Sudut putar
 G68 dan G69 harus diatur pada titik yang sama
 Selama memakai G68, plane ( bidang ) tidak bisa
dirubah / diganti
Contoh Coordinat Putar
O3500 ( INDUK );
G17 G21 G40 G80 M23;
G28 G91 Z0;
G28 G91 X0 Y0;
T1 M6;
G90 G57 G0 X0 Y0;
G43 Z100. H10 M1;
M3 S3000;
Z5. M8;
G68 X0 Y0 R60.;
G41 X60. Y-30. D13;
G1 Z-5. F100;
Y20.;
X100.;
Y-20.;
X50.;
G0 Z50.;
G40 X0 Y0 M9;
G69;
G28 G91 Z0 M9;
M30;
60º
X+
Y+
G51 Scaling
 Fungsi ini digunakan untuk mengatur penyekalaan profil dalam
program yang ada pada area tertentu
 G50 untuk pembatalannya
G51 X__ Y__ Z__ P__; (1)
* X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut
* P Nilai Pembesaran / pengecilan total
G51 X__ Y__ Z__ I__ J__ K__; (2)
* X, Y, Z adalah pusat sumbu dengan nilai absolut
* I, J, K Nilai Pembesaran / pengecilan untuk X, Y, Z
 Selama memakai G51, plane ( bidang ) tidak bisa dirubah /
diganti
Contoh Program Skala
G90 G00 X0 Y0;
G51 X0 Y0 Z0 I2000 J1000;
G02 X100. Y0 R100. F500;
Pergerakan di atas sama dengan
perintah pergerakan dibawah ini
G90 G00 X0 Y0 Z0;
G02 X200 Y0 R200. F500 X+
Y+
100 200
Pergerakan skala
Helical Interpolation
 Pergerakan helical (spiral) hanya dapat dilakukan
pada mesin dengan kemampuan gerak 3D
 Gunakan G02 atau G03, pemakanan dengan arah
gerakan spiral
O6789 ( Normal );
G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000;
G43 Z100. H1 ;
G03 X0 Y50. R50.; -- P1 Ke P2
M30;
O6789 ( Helical );
G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000;
G43 Z100. H1 ;
G03 X0 Y50. Z30. R50.; -- P1 Ke P3
M30;
P3
30
Z+
Y+
X+
50
P2
P1
50
Basic CNC Programming
TURNING TORNADO FANUC
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Gerakan Sumbu Pemrograman
Menggunakan 2 axis :
X axis dan Z axis
Z+VE
( W + VE )
X + VE
( U + VE )
Z - VE
( W - VE )
X - VE
( U - VE )
Metode Pemrograman Pergerakan Sumbu
 INCREMENTAL ( U DAN W )
Pada pemrograman Incremental, simbul axis
yang digunakan yaitu U ( sebagai pengganti
sumbu X ) dan W (sebagai pengganti sumbu Z )
 ABSOLUT ( X DAN Z )
Memakai sumbu X dan Z dalam
pemrogramannya
Bentuk Program pada Mesin Turning
Beberapa bentukan umum yang dapat
dikerjakan di mesin turning CNC
 Kontour (dalam dan luar)
 Pelubangan
 Alur / groove / Cutting
 Ulir / thread
Proses Roughing
1.Longitudinal area clearance cycle
G71 U… R…
G71 P… Q… U… W… F…
Blok G71 yang pertama :
U: Nilai Depth of Cut ( axis X ). Nilai D.O.C ditulis dengan angka
decimal dan merupakan nilai radius
R: Jarak / clearance antara benda kerja dengan tool nose radius
setiap selesai melakukan proses pemakanan. Nilai clearance ini
ditulis dengan angka desimal dan merupakan nilai radius.
Blok G71 yang kedua :
P: Nomer blok awal program kontur.
Q: Nomer blok akhir program kontur.
U: Allowance axis X untuk proses Finishing. Nilai allowance ini dalam
ukuran diameter dan ditulis dengan angka desimal. Pada proses
tertentu ( pengerjaan Internal Turning ) nilai U ini bisa Menjadi –
( negatif ).
W: Allowance axis Z untuk proses Finishing. Nilai allowance ini ditulis
dengan angka desimal.F: Feeding proses roughing.
2. Tranverse area cleareance cycle
G72 W… R…
G72 P… Q… U… W… F…
Proses roughing untuk pembubutan kontur dengan Depth of Cut
pada axis Z.
Semua words pada G72 = words pada G71,
kecuali W pada blok yang pertama = Depth of Cut pada axis Z.
Proses Roughing
3. Pattern repeat cycle
G73 U… W… R…
G73 P… Q… U… W… F…
Blok G73 yang pertama
U(¡i) : Excape distance and direction in X axis (Designated the
radius)
W( ¡ k) : Escape distance and direction in Z axis
R(d) : Repeating time
(It is conneeted with the cut volume of each time)
Blok G73 yang kedua :
P : Start sequence No.
Q : Final sequence No.
U( ¡ u) : Finishing in clearance X axis(Radius des-ignated)
W( ¡ w) : Finishing in clearance Z axis F(f) : Cutting feedrate
Proses Roughing
Proses Finishing
G70 P… Q… F…
P: Nomer blok awal program kontur.
Q: Nomer blok akhir program kontur.
F: Feeding untuk proses Finishing
Proses Finishing merupakan pengulangan dari program
roughing baik G71, G72 atau G73.
Proses Finishing
Contoh Program
N10 G21;
N20 G28 U0 W0;
N30 G96 S100;
N40 G92 S800;
N50 T0101 M03 S100;
N60 G00 X135. Z5. M08;
N65 G71 U3. R1.;
N68 G71 P70 Q130 U0.5 W0.05 F0.2;
N70 G00 G42 X0;
N75 G01 Z0;
N80 X50. C5.;
N90 Z-30.;
N100 X80. Z-65.;
N110 Z-85.;
N115 G02 X120. Z-105. R20.;
N118 G01 X130. Z-110.;
N120 X135.;
N130 G40;
N140 G70 P70 Q130 F0.05;
N150 G28 U0 W0;
N160 M30;
KONTOUR BENDA KERJA
Contoh Program
N10 G50 S2000 T0300 :
G96 S200 M03 :
G00 X35.0 Z5.0 T0303 :
Z0 :
G01 X-1.6 F0.2 :
G00 X70.0 Z10.0 :
G73 U3.0 W2.0 R2 :
G73 P12 Q16 U0.5 W0.1 F0.25 :
N12 G00 G42 X20.0 Z2.0 :
G01 Z-10.0 F0.15 :
G02 X40.0 Z-20.0 R10.0 :
G01 Z-30.0 :
X60.0 Z-50.0 :
N16 G40 U1.0 :
G70 P12 Q16 :
G00 X200.0 Z200.0 T0300 :
M30 :
Proses pengeboran memakai kode G74,
G74R…
G74Z… Q… F…
Blok G74 yang pertama :
R : Peck lift off ( jarak antara / delta setiap proses
pengeboran sebelum melakukan proses
pengeboran selanjutnya )
Blok G74 yang kedua :
Z : kedalaman akhir dari proses pengeboran (axis Z ).
Q : kedalaman proses 1 kali pengeboran hingga
mencapai kedalaman akhir ( step by step )
F : feeding proses pengeboran.
Proses Pelubangan
Contoh program :
Drilling speed = 300 rev/min. ( 25 dia. Drill @ 25 m/min. cutting speed )
Drill feed = 0.15 mm/rev
Peck increment = 10 mm
Peck lift off = 1 mm
O0121:
N10 G21 G90 ;
N20 G28 U0 W0 ;
N30 T0101 M3 S100:
N40 G96 S25 ;
N50 G92 S320 ;
N60 G00 X0 Z5. M8:
N70 G74 R1. ;
N80 G74 Z-65. Q10000 F0.15:
N90 G00 G90 Z10. ;
N100 G28 U0 W0 M5 ;
N110 M30 ;
Contoh Program
Pembuatan Alur (Groove)
Proses pengaluran memakai kode G75, dengan format
sbb :
G75R…
G75X… Z… P… Q… R… F…
Blok G75 yang pertama :
R : Peck lift off ( sama dengan G74 )
Blok G75 yang kedua :
X : diameter groove yang diinginkan ( final depth in X
Axis )
Z : posisi akhir dari lebar groove ( final depth in Z axis )
P : penambahan pemakanan groove ( peck in feed
increment in X axis ).
Q : lebar tool yang digunakan ( the tool in )
R : gerakan sudut yang dibuat oleh tool setelah selesai
membuat groove ( the tool lift off at end of the cut in-
feed )
F : feeding pembuatan groove.
Cutting conditions :
Cutting speed = 150 m/min In-feed depth = 12 mm
Cutting feed = 0.15 mm/rev Peck Increment = 1 mm
Tool width = 6 mm Lift – off = 1 mm
O0012:
N10 G21 G90 ;
N20 G28 U0 W0 ;
N30 T0202 M4 S100:
N40 G96 S100:
N50 G92 S800;
N60 G00 X125. Z-46. M8 ;
N70 G75R1. ;
N80 G75 X96. Z-76. P1000 Q6000 R0 F0.15;
N90 G28 U0 W0 M5 ;
N100 M30:
Contoh Program
Program pembuatan ulir ini memakai kode G76,
G76P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)…
G76X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)…
Blok G76 yang pertama :
P(m) : jumlah pengulangan proses finishing.
Penulisan dalam 2 digit.
Contoh untuk pengulangan 2 kali ditulis 02
P(r) : chamfering pada akhir pemotongan ulir.
Penulisan dalam 2 digit. Contoh 5˚ ditulis 05
P(a) : Sudut dari ulir yang dibuat.
Contoh 55, 60 dsb.
Q(∆d min. : cutting depth minimum
Penulisan tanpa decimal. Contoh depth 0.05 ditulis 50.
R(d) : finishing allowance.
Penulisan dengan system decimal. Contoh 0.05.
Pembuatan Ulir
Program pembuatan ulir ini memakai kode G76,
G76P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)…
G76X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)…
Blok G76 yang kedua :
X : diameter minor ulir ( ulir luar ) atau diameter mayor ulir
(ulir dalam)
Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z )
R(i) : di program untuk membuat ulir taper.
Untuk ulir lurus, nilai R(i) = 0
P(k) : depth / tinggi ulir.
Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis
1750
Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama.
Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025
ditulis 25
F(l) : lead ulir G76 P(m,r,a)… Q(d min)… R(d)…
Pembuatan Ulir
Khusus untuk ulir taper/konus :
Blok G76 yang kedua :
X : diameter minor atau mayor dari tujuan akhir
penguliran.
Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z )
R(i) : R(i) = tan α/2 x W, dimana :
α = sudut konus
W = panjang penguliran.
Nilai R ini bias + (positif) atau – (negatif) sesuai arah
pengulirannya.
P(k) : depth / tinggi ulir pada posisi akhir penguliran
Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis
1750
Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama.
Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025
ditulis 25
F(l) : lead ulir
Pembuatan Ulir
Contoh program
O0213:
N10 G21 G90 ;
N20 G28 U0 W0 ;
N30 T0101 M3 S100 ;
N40 G96 S100 ;
N50 G92 S1000 ;
N60 G00 X45. Z-45. M8 ;
N70 G76 P021060 Q50 R0.025 ;
N80 G76 X96. Z-76. R0 P1230 Q500 F2. ;
N90 G28 U0 W0 ;
N100 M30 ;
Latihan
Pemrograman Milling CNC
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Milling CNC
Pergerakan dasar
 G17 G21
 G90 G54 G0 X15. Y60.
Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G1 Z-10.
 G1 X15. Y0.
 G1 X60.
 G0 Z100.
 M30
 ØCUTTER 10
 G17 G21
 G90 G54 G0 X20. Y0. Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G1 Z-10.
 G2 X20. Y0. I-20. J0
 GO Z100.
 M30
 ØCUTTER 10
Pergerakan dasar
Kontour Dasar
 G17 G21
 G90 G54 G0 X5. Y-20. Z10.
 M3 S500
 G1 Z0. F200
 G91 G1 Z-10.
 G90 G1 G41 D1 X5. Y5. F100
 G1 Y65.
 G2 X65. Y0 R60.
 G1 X-20.
 G40 G1 X5. Y-20. >>titik awal
kontour
 G0 Z100.
 M30
 Shell EMC ∅40
Pelubangan
(G81, G82, G83, G73, G85, G86, G80 )
 G17 G21
 G90 G54 GO X0. Y0. Z100.
 M3 S...
 G0 Z20. F200
 G98 G81 X0 Y0 Z-5. R5. F120
(G98 G83 X0 Y0 Z-25. Q3. R5.
F120)
(G98 G85 X0 Y0 Z-25. R5. F100)
 X-20. Y20. LUBANG KE 2
 X20. LUBANG KE 3
 Y-20. LUBANG
KE 4
 X-20. LUBANG
KE 5
 G80
 G0 Z100.
 M30
 ØDRILL 11.8, NC Drill, Reamer
 O0001 ; MAIN PROG
 G17 G21 G80 M23
 G28 G91 ZO
 G28 G91 X0 Y0
 G90 G54 X0 Y0 Z50. (Posisi awal dan akhir dari proses
kontouring)
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 M98 P13 (Pemanggilan anak program 1 tanpa
pengulangan)
 M98 P12 L5 (Pemanggilan anak program 2 dengan
pengulangan 5X)
 G28 G91 Z0
 M30
 ØCUTTER 10
Pemanggilan Anak Program dan
Pengulangan Kontour
Outside Contour
 O0011; ( SUBPROGRAM)
 G91 G1 Z-0.5 F 500 ;
 G90 G41 G1 D1 X ... Y... F200 ;
 G1 X... Y... ;
 G2 X... Y... I... J... ;
 G1 X... Y.... ;
 G2 X... Y... I... J... ;
 G1 X... Y... ;
 G1 X... Y... ; (KOORDINAT
BEBAS)
 G40 G1 X... Y... ; (KOORDINAT
AWAL)
 M99 ;
 4 Gerak pemakanan (2 polar, 2
linier)
 Posisi koordinat bebas
Inside Contour
 O0012; ( SUBPROGRAM)
 G91 G1 Z-0.5 F 500 ;
 G90 G41 G1 D1 X... Y... F200 ;
 G1 X... Y... ;
 G2 Y... I... J... ;
 G1 X... Y... ;
 G2 X... Y... I... J... ;
 G1 X... Y... ;
 G1 X... Y... ; (KOORDINAT BEBAS)
 G40 G1 X... Y... ; (KOORDINAT
AWAL)
 M99 ;
 Pre drill , 4 gerak pemakanan
(2 polar, 2 linier)
 Posisi koordinat bebas
In-Out
Contour
Drill Repeatted
 G17 G21
 G90 G54 GO X5. Y-20. Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G98 G83 X Y R Z Q F
 G91 X… L... K…
 Y…
 X… L… K…
 G0 Z100.
 M30
 ( L, K >>>REPEAT )
M21, M22
 Mirror X
 Mirror Y
Pergerakanan mesin 2,5
D
 G17 G21
 G90 G54 G0 X15. Y55. Z10.
 M3 S1000
 G1 Z0. F200
 G90 G1 X35.Y15. Z15.
 G1 X55. Y55. Z0
 G0 Z100.
 M30
 Ø CUTTER BALLNOSE 10
 G17 G21
 G90 G54 G0 X-25. Y0 Z20.
 M3 S1000
 G1 Z0 F200
 G91 G1 Z-10.
 G90 G2 X0 Y-25. I25. J0
 G0 Z100.
 M30
 Ø CUTTER BALLNOSE 10
Pergerakanan mesin
3 D (Helix)
G10 FOR TAPER
MAIN PROGRAM
G17 G21
G90 G54 G0 X Y... Z10.
M3 S1000
G90 G10 P1 R5.
G1 Z0. F200
M98 P… L…
G0 Z100.
M30
SUB PROGRAM
G91 G1 Z-0.2 F500
G90 G1…
…
G91 G10 P1 R..
GO Z100.
M99
Ø Cutter akan berubah sesuai pergeseran
sudut
G68 Rotate Contour
MAIN PROGRAM
G17 G21
G90 G54 G0 X.. Y... Z50.
M3 S1000
G0 Z0
G68 X… Y… R…
(TITIK PERPUTARAN DAN BESARNYA SUDUT)
M98 P2 L…
G69
G0 Z100.
M30
O0002;SUB PROGRAM
G91 G1 Z-5. F200
G90 G1 G41 D1 X... Y...
…
.... Kontour
G40
M99
Simple MacroMAIN PROGRAM
G17 G21 G80 G40 M23
G91 G28 G0 Z0
G91 G28 G0 X0 Y0
G90 G54 GO X0. Y-20. Z100.
M3 S1000
G1 Z0. F300
#1=0 REFFERENSI
#2=-0.25 DEPTH OFF CUT
#3=20. DEPTH TOTAL
#4=100. SISI PANJANG
#5=60. SISI LEBAR
#4
#5TAMPAK ATAS
TAMPAK
DEPAN
#3
N10:
#1=#1+#2 PERHITUNGAN DEPTH
G90 G1 Z#1 F100
… PERHITUNGAN CONTOUR
G41 G1 G41 X0 Y0 F200
G1 Y#5
G1 X#4
G1 Y0
G1 X-20.
G40 G0 X0 Y-20.
IF [#1 LT #3] GOTO 10
G91 G28 Z0
M30
CONTOUR
Simple Macro
 REFF
 DOC
 DEPTH TOTAL
 SISI PANJANG
 RADIUS
#(Radius tidak mengalami
perubahan, panjang sisi
mengalami perubahan)
 PERHITUNGAN
Tan 56º
½ Bola
 REFF
 DOC
 DEPTH TOTAL
 RADIUS
 PERHITUNGAN
Pitagoras a²+b²=c²
Produk
 CONTOUR KOTAK
 CONTOUR KOTAK DENGAN
RADIUS…
Produk
 CONTOUR
 CONTOUR BULAT DENGAN
MIRING…
 G68 (MACRO POLAR)
Latihan
Pemrograman Turning CNC
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
Pergerakan Dasar
Pemakanan Muka / Facing
Tirus
Silindris
N010 G00 X200.0 Z100.0 :
N011 G00 X160.0 Z10.0 :
N012 G71 U7.0 R1.0 :
N013 G71 P014 Q021 U4.0 W2.0 F0.3
S550 :
N014 G00 G42 X40.0 S700 :
N015 G01 W-40.0 F0.15 :
N016 X60.0 W-30.0 :
N017 W-20.0 :
N018 X100.0 W-10.0 :
N019 W-20.0 :
N020 X140.0 W-20.0 :
N021 G40 U2.0 :
N022 G70 P014 Q021 :
N023 G00 X200.0 Z100.0 :
M30 :
G71 (STOCK REMOVAL IN
TURNING)
N010 G00 X220.0 Z60.0 :
N011 G00 X176.0 Z2.0 :
N012 G72 W7.0 R1.0 :
N013 G72 P014 Q021 U4.0 W2.0
F0.3 S550 :
N014 G00 G41 Z-70.0 S700 :
N015 X160.0 :
N016 G01 X120.0 Z-60.0 F0.15 :
N017W10.0 :
N018X80.0 W10.0 :
N019W20.0 :
N020X36.0 W22.0 :
N021G40 :
N022 G70 P014 Q021 :
N023 G00 X220.0 Z60.0 :
N024 M30 :
G72 (STOCK REMOVAL IN
FACING)
N010 G00 X260.0 Z80.0 :
N011 G00 X220.0 Z40.0 :
N012 G73 U14.0 W14.0 R3 :
N013 G73 P014 Q020 U4.0 W2.0
F0.3 S0180 :
N014 G00 G42 X80.0 Z2.0 :
N015 G01 W-20.0 F0.15 S0600 :
N016 X120.0 W-10.0 :
N017 W-20.0 S0400 :
N018 G02 X160.0 W-20.0 R20.0 :
N019 G01 X180.0 W-10.0 S0280 :
N020 G40 :
N021 G70 P014 Q020 :
N022 G00 X260.0 Z80.0 :
N023 M30 :
G73(PATTERN REPEATING)
N10 G00 X20.0 Z1.0 :
G74 R1.0 :
G74 Z-10.0 Q3000 F0.1 :
G00 X200.0 Z200.0 :
M30 :
N10 G50 S2000 T0100 :
G96 S80 M03 :
G00 X50.0 Z1.0 T0101 :
G74 R1.0 :
G74 X10.0 Z-10.0 P10000
Q3000 F0.1 :
G00 X200.0 Z200.0 T0100 :
M30 :
G74(Peck drilling in Z axis divection) Stock
removal cycle in side
N10 G50 S500 T0100 :
G97 S_ M03 :
G00 X90.0 Z1.0 T0101 :
X82.0 Z-60.0 :
G75 R1.0 :
G75 X60.0 Z-20.0 P3000 Q20000 F0.1 :
G00 X90.0
X200.0 Z200.0 T0100 :
M30 :
G75(X directiion grooving :
Peck drill cycle in turining)
N10 G97 S1000 M03 T0100
G00 X50.0 Z5.0 T0101
G76 P021060 Q100 R100
G76 X28.2 Z-32.0 P900 Q500 F1.5
G00 X200.0 Z200.0 T0100
M30
G76 (Compound type
thread cutting cycle)

More Related Content

What's hot

Cmm ( coordinate measuring machine )
Cmm ( coordinate measuring machine )Cmm ( coordinate measuring machine )
Cmm ( coordinate measuring machine )Agung O
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMask Black
 
1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubutYuli Anto
 
Materi pertemuan 1 perkenalan cnc
Materi pertemuan 1   perkenalan cncMateri pertemuan 1   perkenalan cnc
Materi pertemuan 1 perkenalan cncAli Njen
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
kawalan berangka berkomputer CNC
kawalan berangka berkomputer CNCkawalan berangka berkomputer CNC
kawalan berangka berkomputer CNCAsrap Sanusi
 
Modul Belajar CNC Untuk Pemula
Modul Belajar CNC Untuk PemulaModul Belajar CNC Untuk Pemula
Modul Belajar CNC Untuk PemulaSarwanto.S.Pd.T
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisBambang Utama
 
CNC Milling (fanuc system)
CNC Milling (fanuc system)CNC Milling (fanuc system)
CNC Milling (fanuc system)NavinBurnwal1
 
Presentation milling machine
Presentation milling machinePresentation milling machine
Presentation milling machineMasnida Muhammad
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Endang Saefullah
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
 

What's hot (20)

Cmm ( coordinate measuring machine )
Cmm ( coordinate measuring machine )Cmm ( coordinate measuring machine )
Cmm ( coordinate measuring machine )
 
Dasar dasar pemrograman-cnc
Dasar dasar pemrograman-cncDasar dasar pemrograman-cnc
Dasar dasar pemrograman-cnc
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
 
1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut1 mengidentifikasi mesin bubut
1 mengidentifikasi mesin bubut
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Materi pertemuan 1 perkenalan cnc
Materi pertemuan 1   perkenalan cncMateri pertemuan 1   perkenalan cnc
Materi pertemuan 1 perkenalan cnc
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
kawalan berangka berkomputer CNC
kawalan berangka berkomputer CNCkawalan berangka berkomputer CNC
kawalan berangka berkomputer CNC
 
Modul Belajar CNC Untuk Pemula
Modul Belajar CNC Untuk PemulaModul Belajar CNC Untuk Pemula
Modul Belajar CNC Untuk Pemula
 
Modul CNC dengan simulator
Modul CNC dengan simulatorModul CNC dengan simulator
Modul CNC dengan simulator
 
Mengenal dasar dasar-cnc
Mengenal dasar dasar-cncMengenal dasar dasar-cnc
Mengenal dasar dasar-cnc
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
CNC Milling (fanuc system)
CNC Milling (fanuc system)CNC Milling (fanuc system)
CNC Milling (fanuc system)
 
Presentation milling machine
Presentation milling machinePresentation milling machine
Presentation milling machine
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 
MODUL MASTERCAM DASAR
MODUL MASTERCAM DASARMODUL MASTERCAM DASAR
MODUL MASTERCAM DASAR
 

Similar to CNC Programming Dasar

Komponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanyaKomponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanyaMegi LastFriend
 
1. materi 1 mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1 mengenal bagian mesin cncPutra Cahyadi
 
935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx
935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx
935_PENGANTAR MESIN CNC.pptxSumiahSumiah1
 
Subtractive manufakur CNC
Subtractive manufakur CNCSubtractive manufakur CNC
Subtractive manufakur CNCHamid Abdillah
 
PENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.ppt
PENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.pptPENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.ppt
PENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.pptallif2
 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Eko Supriyadi
 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Eko Supriyadi
 
PERAWATAN PADA MESIN CNC.pptx
PERAWATAN PADA MESIN CNC.pptxPERAWATAN PADA MESIN CNC.pptx
PERAWATAN PADA MESIN CNC.pptxAdeTriYulistian
 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarrandy suwandy
 
parameter frais.pptx
parameter frais.pptxparameter frais.pptx
parameter frais.pptxErwinFauzi9
 
Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO
Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO  Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO
Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO Edi Sutanto
 
Cnc 1
Cnc 1Cnc 1
Cnc 1HIMTI
 

Similar to CNC Programming Dasar (20)

Komponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanyaKomponen cnc dan persumbuanya
Komponen cnc dan persumbuanya
 
1. materi 1 mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc1. materi 1  mengenal bagian mesin cnc
1. materi 1 mengenal bagian mesin cnc
 
935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx
935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx
935_PENGANTAR MESIN CNC.pptx
 
Artikel mesin
Artikel mesinArtikel mesin
Artikel mesin
 
BAHAN AJAR.ppt
BAHAN AJAR.pptBAHAN AJAR.ppt
BAHAN AJAR.ppt
 
Subtractive manufakur CNC
Subtractive manufakur CNCSubtractive manufakur CNC
Subtractive manufakur CNC
 
PENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.ppt
PENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.pptPENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.ppt
PENGENALAN MESIN CNC TURNING 2A.ppt
 
Cnc
CncCnc
Cnc
 
MENGENAL CNC LATHE
MENGENAL CNC LATHEMENGENAL CNC LATHE
MENGENAL CNC LATHE
 
5 peralatan otomasi industri
5 peralatan otomasi industri5 peralatan otomasi industri
5 peralatan otomasi industri
 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)
 
Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)Modul mesin bubut 7 (7)
Modul mesin bubut 7 (7)
 
PPT MESIN.pptx
PPT MESIN.pptxPPT MESIN.pptx
PPT MESIN.pptx
 
Pengenalan Mesin CNC.pdf
Pengenalan Mesin CNC.pdfPengenalan Mesin CNC.pdf
Pengenalan Mesin CNC.pdf
 
PERAWATAN PADA MESIN CNC.pptx
PERAWATAN PADA MESIN CNC.pptxPERAWATAN PADA MESIN CNC.pptx
PERAWATAN PADA MESIN CNC.pptx
 
Presentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasarPresentasi proses pemesinan dasar
Presentasi proses pemesinan dasar
 
parameter frais.pptx
parameter frais.pptxparameter frais.pptx
parameter frais.pptx
 
Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO
Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO  Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO
Materi 3 Koordinat position shift offset / PSO
 
Cnc 1
Cnc 1Cnc 1
Cnc 1
 
Cnc 1
Cnc 1Cnc 1
Cnc 1
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

CNC Programming Dasar

  • 3. Pengantar CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, Program NC sesungguhnya merupakan sejumlah urutan perintah logis yang dibuat bagi suatu jenis mesin perkakas dalam rangka suatu pembuatan komponen mesin atau peralatan. Mesin perkakas ini dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, M dan lain-lain, dimana kode- kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dibuat.
  • 4. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain.
  • 5. Demikian pula dengan pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.
  • 6.  Kontrol numerik pertama kali di Amerika Serikat oleh John T. Pearson yang bekerja sama dengan Massachussetts Institute of Teknologi (MIT) sekitar awal tahun 50-an.  Pearson menggunakan pita berlubang yang berisikan data koordinat posisi untuk mengontrol gerakan alat potong “relatif” terhadap benda kerja pada sebuah mesin perkakas (mesin milling) konvensional, yang dilengkapi dengan motor servo di ketiga sumbu utamanya, yang kemudian dipercaya sebagai ‘prototype’ mesin NC yang pertama. Perkembangan CNC
  • 7.  Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan kurva data 3-axis secara otomatis dan menggunakan data untuk mengkontrol mesin.  Parson menggunakan punched card untuk mengontrol posisi mesin.  Pada 1949, Parson dan U.S. Airforce menciptakan prototipe programmable milling machine.  Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling NC “three-axis Cincinnati Hydrotel”.  Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk merancang komponen pesawat terbang. Kemampuan ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan presisi berbentuk contour. Perkembangan CNC
  • 8. Perkembangan CNC Pada awal tahun 70-an sebuah perkembangan yang sangat penting terjadi di dunia mesin NC, di mana akibat perkembangan teknologi komputer maka dimungkinkan untuk menggunakan komputer internal pada mesin perkakas NC yang akhirnya dikenal dengan nama CNC (Computer Numerical Control)
  • 9. Ilustrasi Perbandingan  Operasi terkelola oleh tenaga operator  Ketelitian kurang terpenuhi  Ketepatan kurang terjaga  Hasil kurang maksimal  Waktu relatif lama Mesin Manual Mesin CNC  Operasi terkelola oleh computer pengontrol  Ketelitian / kepresisian terpenuhi  Ketepatan / keakuratan terjaga  Hasil maksimal  Waktu cepat dan terkontrol dengan baik
  • 10. Ragam Pemesinan  Pemesinan Konvensional Mesin bubut/turning , Mesin frais/milling dll >>Manual, NC, CNC  Non Konvensional Ram EDM, Wirecut edm, Lasercutting dll >> NC, CNC
  • 11. Perhitungan dari speed dan feedrate 1000 V N = π D N = Spindle Speed ( rpm ) V = Cutting Speed of cutter ( m/min ) [ ada dalam katalog ] D = Cutter Diameter ( mm ) π = 3.142 F = Sz x Z x N Sz = Feed per tooth ( mm/tooth ) [ ada dalam katalog ] Z = Jumlah mata potong ( flute ) N = Spindle Speed ( rpm ) F = Cutting Feedrate ( mm/min )
  • 12. Contoh Perhitungan Speed ( N ) dan Feedrate ( F ) Data : End Mill Cutter HSS 8 mm mata dua Cutting Speed 28 m/min Feed per tooth 0.05 mm Maka perhitungannya, 1000 x 28 N = = 1100 rpm 3.142 x 8 F = 0.05 X 2 X 1100 = 115 mm/min Maka speed yang digunakan yaitu 1100 rpm dan feedrate 115 mm/min
  • 14. Rangkuman Keuntungan Pemakaian Mesin CNC  Mampu membuat produk dengan ketelitian tinggi (presisi)  Mampu membuat produk dengan ketepatan yang sama (akurat)  Mengefektifkan kinerja operator (paradigma kerja)  Mampu mengkontrol proses kerja (cutting tools, material produk, dan pergerakan mesin)  Mampu membuat produk kompleks  Efektif untuk produk massal
  • 16. Bagian-bagian Mesin CNC Secara garis besar terbagi dalam 2 bagian utama mesin :  Mesin  Kontrol
  • 17. Bagian-bagian Mesin CNC Bagian utama mesin :  Head (spindle)  Memutar alat potong pada mesin milling  Memutar benda kerja pada mesin turning  Meja mesin => Area kerja  Slide mesin (poros penggerak) => X,Y,Z  Sumbu / axis putar mesin => a,b,  Magazine / turret  Column (kerangka utama mesin)  Sistem pendingin spindle  Sistem pendingin (coolant system)
  • 19. Milling CNC POROS PENGGERAK MONITOR ELECTRICAL 5 AXIS MILL MOTOR SERVO COOLANT MEJA MESIN EXTERNAL PROGRAM Saringan udara
  • 20. Turning CNC Regulator spindle dan tailstock Spindle (chuck) Panel monitor External program Turret Olie hiraulik Coolant system
  • 21. Bagian-bagian Mesin CNC Assesories mesin :  Pencekaman alat potong (tool holder) side lock, collet, sleeve, shrink-fit dll.  Pencekaman benda kerja (clamping system) vice, chuck, step clamp, side clamp, magnet , maupun pemakaian fixture lainnya.
  • 23. Pengekleman (clamping system) Vice Step clamp Side clamp Jig & Fixture with pneumatic Step block clamp Jig & Fixture in turning
  • 24. Bagian-bagian Mesin CNC Kontrol Merupakan parameter pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Sistem pengontrol ini mengkoordinasi semua perintah baik ke penggerak mekanik maupun elektrik dan memberikan tanda apakah perintah tersebut terlaksana ataupun gagal. Pabrikan pembuat kontrol diantaranya : Fanuc, Siemens, Heidenhein, Mitsubishi, dll
  • 25. Kapasitas mesin Kapasitas mesin adalah kemampuan mesin melakukan proses produksi, yang didasarkan pada :  Dimensional area kerja  Putaran spindle (Rpm)  Axis putar (derajat perputaran)  Kemampuan lain yang mendukung
  • 26. Dimensional Area Kerja Milling (frais)  Kemampuan pemakanan axis X  Kemampuan pemakanan axis Y  Kemampuan pemakanan axis Z Y X Z # untuk axis z, ukuran terkurangi oleh pemakaian tool cutting dan pemakaian jig maupun fixture.
  • 27. Dimensional Area Kerja Turning (bubut)  Diameter maksimum (axis X)  Kemampuan pemakanan (axis Z) # Perlu juga diperhatikan tentang berat benda kerja X Z
  • 28. Putaran spinlde  Maksimum & minimum putaran spindle,  Sistem pencekaman tool (mill)  Angin / hidraulik  Tool arbor (shank arbor)  Sistem pencekaman benda kerja (turn)  Hidraulik  Outside, inside, collet
  • 29. Contoh Spesifikasi Mesin Turning Typehorizontal CNC ControlFanuc  Number of Axes 2  Swing 420mm  Turning Diameter 186mm  Turning Length 350mm Work Station 1 • No of Headstocks 1 • Spindle Power 7.5kw • Spindles Per Head1 • Spindle Bore 61.5mmBar • Capacity 52mm • Spindle Nose A2-5 • Spindle Speed 4000rpm
  • 30. Contoh Spesifikasi Mesin Turning  Tool Changer 1  TypeTURRET Tool Stations 12  AxisX (Standard) X Rapid 10m / min  AxisZ (Standard) Z Rapid 15m / min  Tailstock(Standard)  Tailstock Quill Diameter63mm  Tailstock Quill Travel 125mm  Tailstock Quill Taper No.4 MT  Tailstock Body Travel 450mm Sumber : Colchester Tornado 100 Cnc turning machine
  • 31. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mesin berproses  Kebersihan meja mesin / area kerja  Pemeriksaan kotak oli sirkulasi mesin  Pemeriksaan tekanan angin ke mesin  Pemeriksaan pendingin / coolant system Kotak oli Kotak coolant Regulator angin
  • 32. Manfaat  Kepresisian mesin terjaga dari chip/tatal  Menjaga dari keausan bagian bagian mesin yang bergerak  Menjaga kelangsungan proses kerja. baik oli maupun tekanan angin yang tidak kontinyu mengakibatkan mesin berhenti (alarm)  Akurasi produk  Menjaga umur pakai mesin yang lama
  • 33. Pengenalan Fungsi dan Kontrol POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
  • 34. Pengenalan Fungsi dan Kontrol Mesin Manual : Feel dan effort NC : Numerical Control CNC : Computer Numerical Control
  • 35. Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi (gerak) yang diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan ballscrew pada setiap poros transportiernya.
  • 36. Gambar Ball Screw dan Servo Motor SERVO MOTOR Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran /spelling namun dapat bergerak dengan lancar.
  • 37. Ada pula yang memakai gerak slide (sumbunya) dengan linear motor Yaitu motor elektrik yang memiliki rotor dan stator yang tidak bergerak berputar melainkan menghasilkan gaya linear (lurus) pada lintasannya. Gambar Linear Motor
  • 38. Meja mesin / Bed Mesin Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan sumbu Y. Untuk masing-masing sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor penggerak, ball screw plus bearing dan guide way slider untuk akurat pergerakannya. Untuk pelumasannya, beberapa mesin menggunakan minyak oli dengan jenis dan merk tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease. Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga kehalusan pergerakan meja, dan menghindari kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider.
  • 39. Spindle Mesin Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah cutter. Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z. Spindle inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh transmisi berupa belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter dengan batuan udara bertekanan.
  • 40. Faktor Pengaruh Mesin Prinsip utama struktur mekanis mesin :  Stabilitas : kemampuan mesin meredam gerakan mekanis luar sehingga tidak mengganggu proses pengerjaan benda fundamen dan rangka mesin  Kekakuan (rigid) : kepresisian pada saat pengalihan gaya di dalam mesin perkakas sifat bahan, jenis bantalan dan tata letak komponen  Sifat suhu : perubahan dalam tahapan panas yang berhubungan dengan presisi dan pada suhu lingkungan sekitar yang tinggi Proses pemakanan yang dihasilkan tergantung pada gaya penggerak yang ada dan pada gaya spindle yang dihasilkan
  • 41. Kontrol Sebagai Pengendali kerja  Panel Kontrol Monitor, edit programming, panel manual, execution program  Bahasa program Iso ( kode G ), menu, macro  Cara pemrograman Online, transfer program  Kemampuan lain
  • 42. Monitor Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan lain-lain. Panel Control Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah khusus pada mesin, seperti memutar spindle, menggerakkan meja, mengubah setting parameter, dan lain-lain. Masing-masing tombol ini harus diketahui dan dipahami betul oleh seorang CNC Setter / operator
  • 43. Panel Control Beberapa hal umum yang biasa dimiliki setiap komputer pengontrol :  Editing dan background editing (Bg.Edit): Kemampuan sebagaimana yang dimiliki computer dengan program pengolah kata sederhana (insert, delete, alter) untuk program NC dalam kode G-ISO dan bahasa lain (APT) serta mampu mengedit pada saat mesin sedang proses penyayatan.  Kode program : Penomoran program, kodifikasi program (O0011 : ( blocking))  Searching : Kemampuan untuk mencari nomor program, nomor kerja sehingga mempercepat editing
  • 44. Panel Control  Decimal point input : Mampu menerima input bilangan decimal sesuai dengan kepresisian mesin, seperti : 30.000.  Compare & stop : Pengechekan dengan membandingkan dua program.  Absolute / Increment : Program NC untuk pengaturan titik koordinat tujuan. Bila absolute koordinat titik tujuan selalu dihitung dari satu titik refferensi awal yang sama. Sedangkan incremental titik koordinat tujuan dihitung dari titik terakhir / posisi koordinat tujuan terakhir (G90, G91).
  • 45. Panel Control  Metric-Inch : Pemilihan satuan yang dinyatakan dalam program NC yang disesuaikan dengan tututan gambar teknik / gambar kerja (G21, G20).  Program storage Kapasitas : Kapasitas memory computer pengontrol.  Optional Block Skip : Bila tanda ini dinyalakan dan dalam program perintah ini diinput maka blok baris yang ada akan tidak terbaca (terloncati). Biasanya berupa garis miring yang diletakkan diawal baris blok ( / )  Programable Data / Parameter input Pemilihan parameter kerja mesin dalam kontrol  Data Protection Key : Kunci pengaman program.
  • 46. Bahasa program Dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis utama : 1. Bahasa manual ( kode G-ISO) Kode yang sebagian besar distandarkan ISO atau EIA, sebagian lain mempunyai arti spesifik untuk jenis kontrol mesin. Dengan bahasa ini mesin dapat langsung deprogram melalui Manual Data Input atau pada menu pembuatan program (Edit) 2. Bahasa Menu Pemrograman yang telah disediakan oleh mesin pembuat, dan terletak pada panel dan akan tampil pada layar monitor apabila kita aktifkan. Menu ini disediakan untuk pengerjaan yang sederhana seperti contour luar dan dalam terstruktur, drilling dan lainnya. Programmer tinggal memasukkan data yang dibutuhkan saja.
  • 48. Bahasa program 3. Bahasa Macro Bahasa program yang lebih spesifik sesuai dengan computer pengontrolnya. Secara umum nya digabung dengan bahasa kode G-ISO. 4. Bahasa automatic (APT- Automatically Programmed Tools) Merupakan bahasa tingkat tinggi yang dipakai dalam pembuatan program di luar mesin NC (Offline). Pada umumnya untuk mesin 4 axis ke atas.
  • 49. Cara Pemrograman Pemrograman mesin CNC dilaksanakan dalam tiga cara :  Pemrograman manual : Pemrograman yang dilakukan di mesin CNC (ONLINE, Machine Tool Level, Manual NC Data Input)  Pemrograman dengan computer pembantu (Computer Assisted Programming): Pemrograman yang dilakukan computer lain (OFFLINE )  Pemrograman terintegrasi dalam suatu sistem (CAD/CAM) : pemrograman yang memanfaatkan basis data geometric ( internal geometrical data base) yang dihasilkan perancang produk dengan system CAD.
  • 51. Form & Worksheet Beberapa form pendukung untuk pengaturan kinerja mesin CNC  Buku inventaris mesin  Buku inventaris tools cutting  Form preventive maintenance Mesin  Form Rekapitulasi Jam Mesin Harian  Gambar Kerja  Production Sheet  Form Transfer Program  CNC Programing Sheet  CNC Coordinate Sheet  Etc
  • 52. Contoh Form & Worksheet
  • 53. Contoh Form & Worksheet
  • 54. Contoh Form & Worksheet
  • 55. Kode G dan Kode M (G code and M code) POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
  • 56. Kode G dan M Milling CNC Kode yang sebagian besar distandarkan ISO atau EIA, sebagian lain mempunyai arti spesifik untuk jenis kontrol mesin. Dengan bahasa ini mesin dapat langsung diprogram melalui Manual Data Input atau pada menu pembuatan program (Edit) Kode ini merupakan bagian dari bahasa program yaitu bahasa manual atau sering disebut bahasa kode G dan bahasa kode M. Selain kode G dan M ada beberapa abjad lain yang sering terpakai seperti F, I, J , K , L , O, P, Q, R, S, T Dan lainnya
  • 57. M Code FUNCTION M00 PROGRAMME STOP M01 OPTIONAL STOP M02 END OF PROGRAMME M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE M04 SPINDLE ON CLOCKWISE M05 SPINDLE STOP M08 COOLANT ON M09 COOLANT OFF M98 SUB PROGRAMME CALL M99 END OF SUB PROGRAMME AND RETURN TO MAIN PROGRAME M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND Kode M Milling CNC
  • 58. Kode G Kategori Fungsi G 0 Modal Rapid traverse keterangan : jarak terdekat akan dicapai terlebih dahulu komponen G 0 X…Y…Z… G 1 Modal Linier interpolation keterangan : gerak lurus komponen G 1 X…Y…Z…F… G 2 Modal Circular interpolation, clokcwise keterangan : gerak melingkar searah jarum jam komponen G 2 X…Y…Z…I…J…K…(R…) G 3 Modal Circular interpolation, counterclokcwise keterangan : gerak melingkar berlawanan arah jarum jam komponen G 3 X…Y…Z…I…J…K…(R…) G 4F Non Modal Dwell ( must be followed by “F…” ) keterangan : Waktu tunggu proses komponen G 4 F…( dalam detik ) G 9 Non Modal Exact Stop Kode G Milling CNC
  • 59. Kode G Kategori Fungsi G 10 Non Modal Data setting Keterangan untuk pengulangan dengan perubahan offset komponen G 90/91 G10 P…L… G 17 Modal Plane selection XY, length compensation Z G 18 Modal Plane selection XZ, length compensation Y G 19 Modal Plane selection YZ, length compensation X G 20 Modal Inch input keterangan pengukuran dengan koordinat inchi G 21 Modal Metris input keterangan pengukuran dengan koordinat metris Kode G Milling CNC
  • 60. Kode G Kategori Fungsi G 27 Non Modal Refferensi point return check keterangan kembali ke refferensi mesin komponen G27 X…Y…Z… G 28 Non Modal Refferensi point return check keterangan kembali ke refferensi mesin komponen G28 X…Y…Z… G 29 Non Modal Refferensi point return check keterangan kembali ke refferensi mesin komponen G29 X…Y…Z… G 30 Non Modal Second refferensi point return check keterangan kembali ke refferensi lain Kode G Milling CNC
  • 61. Kode G Kategori Fungsi G 40 Modal Cancel contour compensation G 41 Modal Contour compensation (tool left of contour) keterangan gerak kontur cutter disisi kiri benda kerja komponen G41 X…Y…Z….D.. G 42 Modal Contour compensation (tool right contour) keterangan gerak kontur cutter disisi kanan benda kerja komponen G42 X…Y…Z….D.. G 43 Modal Tool length compensation + keterangan koreksi panjang alat potong plus G 44 Modal Tool length compensation - keterangan koreksi panjang alat potong minus G 49 Modal Tool length compensation cancel Kode G Milling CNC
  • 62. Kode G Kategori Fungsi G 50 Non Modal Cancel skaling G 51 Non Modal Scaling keterangan skala ukuran benda kerja G 50.1 Non Modal Programmable mirror image cancel G 51.1 Modal Programablemirror image komponen G51.1 X…Y…Z… G 52 Modal Local coordinate sistem setting keterangan koordinat pergerakan relative mesin komponen G52 X…Y…Z… G 53 Modal Machine coordinate sitem selection keterangan koordinat pergerakan mesin komponen G53 X…Y…Z… Kode G Milling CNC
  • 63. Kode G Kategori Fungsi G 54 - 59 Modal Work coordinate Sytem1 selection pilihan koordinat refferensi benda kerja 1 untuk G54, pilihan koordinat refferensi benda kerja 2 untuk G55, pilihan koordinat refferensi benda kerja 3 untuk G56, pilihan koordinat refferensi benda kerja 4 untuk G57, pilihan koordinat refferensi benda kerja 5 untuk G58, pilihan koordinat refferensi benda kerja 6 untuk G59, komponen G54 X…Y…Z… G 60 Modal Single directionpositioning G 61 Modal Exact stop mode G 62 Modal Automatic corner override G 63 Modal Tapping Mode G 64 Modal Cutting Mode Kode G Milling CNC
  • 64. Kode G Kategori Fungsi G 65 Modal Macro call G 66 Modal Macro modal call A G 66.1 Modal Macro modal call B G 67 Modal Macro modal call A/B cancel G 68 Modal Coordinate rotation G 69 Modal Coordinate rotation cancel G 72.1 Modal Rotation copy G 72.2 Modal Parallel Copy G 73 Modal Peck drilling cycle keterangan proses drilling komponen G73 X…Y…Z…R…Q…F…K… G 74 Modal Left handed tapping cycle keterangan proses tapping komponen G74 X…Y…Z…R…P…F…K… G 76 Modal Fine boring cycle komponen G76 X…Y…Z…Q…R…P…F…K… Kode G Milling CNC
  • 65. Kode G Kategori Fungsi G 80 Modal Canned cycle cancel G 81 Modal Drilling Cycle, spot boring cycle komponen G81 X…Y…Z…R…F…K… G 82 Modal Drilling Cycle, counter boring komponen G82 X…Y…Z…R…P…F…K… G 83 Modal Peck drilling Cycle keterangan proses drilling dengan gerak membuang chips komponen G83 X…Y…Z…R…Q…F…K… G 84 Modal Tapping Cycle komponen G84 X…Y…Z…R…P…F…K… G 84.2 Modal Rigid tapping cycle G 84.3 Modal Rigid counter tapping cycle G 85 Modal Boring cycle, reamer keterangan G85 X…Y…Z…R…F…K… G 86 Modal Boring cycle keterangan G86 X…Y…Z…R…F…K… Kode G Milling CNC
  • 66. Kode G Kategori Fungsi G 87 Modal Back boring cycle keterangan G87 X…Y…Z…R…Q…P…F…K… G 88 Modal Boring cycle keterangan G88 X…Y…Z…R…P…F…K… G 89 Modal Boring cycle keterangan G89 X…Y…Z…R…P…F…K… G 90 Modal Absolut coordinate G 91 Modal Increment coordinate G 92 Modal Alternation of work coordinate sytem G 94 Modal Feed per minute G 98 Modal Canned cycle initial level return G 99 Modal Canned cycle reference point level return Kode G Milling CNC
  • 67. Kode M dan Kode G Turning G Code FUNCTION G00 RAPID TRAVERSE G01 LINEAR INTERPOLATION G02 CIRCULAR INTERPOLATION ( CLOCKWISE VIEWED FROM ABOVE) G03 CIRCULAR INTERPOLATION ( C/CLOCKWISE VIEWED FROM ABOVE ) G04 DWELL G10 OFFSET VALUE SETTING G20 INCH DATA INPUT G21 METRIC DATA INPUT G27 REFERENCE POINT RETURN AND CHECK G28 REFERENCE ZERO RETURN G33 THREADING G40 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION CANCEL G41 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION LEFT G42 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION RIGHT
  • 68. G Code FUNCTION G70 FINISHING CYCLE G71 ROUGH TURNING CYCLE G72 ROUGH TURNING CYCLE G73 PATTERN REPEAT CYCLE G74 PECK DRILLING CYCLE G75 GROOVING CYCLE G76 THREAD CUTTING CYCLE G77 ROUGH TURNING CANNED CYCLE G78 THREAD TURNING CANNED CYCLE G79 ROUGH FACING CANNED CYCLE G92 ABSOLUTE POSITION REGISTER PRESET OR MAX SPINDLE SPEED G94 Inch/min. or mm/min FEED RATE G95 Inch/min. or mm/min FEED RATE G96 CONSTANT SURFACE SPEED PROGRAMMING / CS G97 DIRECT rev./min. PROGRAMMING / CSS OFF. Kode M dan Kode G Turning
  • 69. M Code FUNCTION M00 PROGRAMME STOP M01 OPTIONAL STOP M02 END OF PROGRAMME M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE M04 SPINDLE ON CLOCKWISE M05 SPINDLE STOP M08 COOLANT ON M09 COOLANT OFF M13 COOLANT ON AND SPINDLE ON ANTICLOCKWISE M14 COOLANT ON AND SPINDLE ON CLOCKWISE M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND M33 WORK CATCHER TO PARK POSITION M34 WORK CATCHER TO COLLET POSITION M35 WORK CATCHER DEPOSITS COMPONENT AND RETURNS TO PARK Kode M dan Kode G Turning
  • 70. M Code FUNCTION M51 ENABLE CONTINUOUS CYCLE M52 DISABLE CONTINUOUS CYCLE M68 TAILSTOCK QUILL ADVANCE M69 TAILSTOCK QUILL RETRACT M74 COLLET CHUCK MODE DISABLE M75 COLLET CHUCK MODE ENABLE M78 CHUCK OPEN M79 CHUCK CLOSE M86 BAR FEEDER PRESSURE ON M87 BAR FEEDER PRESSURE OFF M90 BAR FEEDER MODE ON M91 BAR FEEDER MODE OFF M98 SUB PROGRAMME CALL M99 END OF SUB PROGRAMME AND RETURN TO MAIN PROGRAMME Kode M dan Kode G Turning
  • 71. Sistim Koordinat dan Refferensi POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
  • 72. Koordinat  KARTESIUS ( X, Y, Z) Kartesius adalah Sistem Koordinat yang dipergunakan untuk meletakkan titik dalam bidang untuk penggambaran objek berdasarkan pemasukan nilai ruas sumbu X dan ruas sumbu Y, dimana dari titik pertemuan ini nilai sumbu X dan sumbuY titik koordinat dibentuk. Sistem koordinat Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3 dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z)
  • 73. Koordinat  POLAR ( @ Jarak < Sudut ). Adalah system koordinat yang dipergunakan untuk menentukan titik koordinat berikutnya dari titik koordinat saat ini dengan memasukan nilai jarak dan penempatan arah berdasarkan besarnya sudut CW ( Clock Wise ) : Searah Jarum Jam. CCW ( Counter Clock Wise ) :Berlawanan Arah Jarum Jam.
  • 74. Koordinat Mesin dan benda kerja  MCS (G53): Machine Coordinate System adalah koordinat mesin yang digunakan untuk dasar pergerakan axis.  WCS (G54 – G59): Work Coordinate System adalah penetapan lokasi dari benda kerja yang terpasang. WCS harus ditetapkan sebelum memulai pemrograman.  Untuk menentukan WCS, jarak dari Machine origin ke benda kerja terukur dalam machine controller  Pemrograman dibuat berdasar pada salah satu titik refferensi WCS (G54 – G59)  Untuk reposisi titik koordinat benda kerja, dapat menggunakan perintah G92 dengan diikuti besaran jarak titik nol mesin ke titik yang diinginkan tersebut ( G92 X… Y… Z… ). Jarak ini dapat terlihat pada angka pergerakan mesin (machine position)
  • 75. Refferensi Point Mesin  Perintah ini muncul ketika monitor kontrol hidup  Mesin akan bergerak ke arah titik nol mesin (MCS)  Setelah proses reff pos selesai akan muncul tanda bahwa semua axis telah ke titik reff. mesin
  • 76. MCS dan WCS pada Kontrol Siemens 802D MCS dan WCS pada Kontrol Fanuc Koordinat Mesin dan benda kerja
  • 77. Koordinat Mesin (MCS) dan koordinat Benda Kerja (WCS)
  • 78. Sistim Koordinat dan Refferensi  Koordinat Titik yang digunakan sebagai awal gerak atau tujuan dari gerak program, baik gerak lurus maupun gerak putar ( melingkar)  Refferensi > Titik atau bidang acuan utama gerak > Untuk kalibrasi dan pengontrol sistim pengukuran gerakan slide dan spindle
  • 79. Pergerakan Sumbu (Axis) 1 2 3  Koordinat 2 axis (Turning) Memanjang Z dan melintang X  Koordinat 3 axis ( Milling) Memanjang X, melintang Y dan vertikal Z  Koordinat axis ke - 4 dan seterusnya Memutar a, pergeseran sudut b
  • 80. Pergerakan Koordinat 2010 30 30 20 10 40 A C B F ED X Y ORIGIN Pergerakan antar titik dengan nilai panjang dan arah tujuan ataupun dengan besarnya sudut,
  • 82. Penentuan Refferensi Benda Kerja Zentrofix (probe) Digunakan untuk mencari refferensi benda kerja dengan cara berputar Penentuan refferensi axis X dan Y Penentuan refferensi axis Z Perlu ketelitian dan feeling Dapat juga memakai Tool Pre-setter
  • 83. Penentuan Refferensi Benda Kerja Menentukan titik tengah (center) benda dengan inside dial indicator Bila permukaan rata cukup tiga titik yang sama Inside Outside
  • 84. Setting Kelurusan Refferensi Benda Kerja Sisi axis X maupun Y Sisi axis Z Sebagai dasar ketegak lurusan dengan sisi lain Kerataan bidang / sisi permukaan atas
  • 85. G90 – Absolute command. Penetapan pergerakan dengan berdasarkan pada titik utama gambar, yang selanjutnya dijadikan titik refferensi benda kerja (WCS) G91 – Increment command. Penetapan arah dan jarak pergerakan dengan berdasar penambahan nilai dari pergerakan sebelumnya. G91 X + RightX - Left Y + Front Y - Rear Z + Up Z - Down Sistem Refferensi Ukuran dan Gerak
  • 86. Perintah Absolut ( ABS ) dan Increment ( INC ) 40 20 20 40 Start A B C D X + Y + O0001 ( Absolute ); G90 G54 X10. Y20.; M3 S1000; Y50.; X30. Y30.; Y10.; X50. Y40. M5; M30.; O0001 ( Increment ); G91 G54 X10. Y20.; M3 S1000; G91 Y30.; X20. Y-20.; Y-20.; X20. Y30. M5; M30.;
  • 87. Perintah Pergerakan (Movement Command)  Linier interpolation movement > Gerak lurus rapid G00 > Gelak lurus dengan feeding G01  Polar interpolation movement > Gerak putar searah jarum jam G02 > Gerak putar berlawanan arah jarum jam G03 G00 G01 G02G03
  • 88. Gerak Lurus G00 – Rapid positioning. Gerak lurus bebas yang mengandalkan pada feedrate maksimum dari mesin. G00 tidak dapat digunakan untuk pemakanan ( cutting ) G01 – Digunakan untuk gerak pemakanan lurus. Feedrate harus ditetapkan dengan F pada program 40 20 20 40 1 2 4 3 X + Y + O0001 ( Absolute ); G90 G55 G0 X0 Y0; M3 S1000; X20. Y20.; G1 X50. F100.; X50.; Y20.; X20.; G0 X0 Y0 M5; M30.; O0001 ( Increment ); G91 G55 G0 X0 Y0; M3 S1000; X20.Y20.; G1 Y30. F100; X30.; Y-30.; X-30. G0 X-20. Y-20. M5; M30.; --- Rapid positioning Cutting feed
  • 89. O1110 ( Small Arc ); G90 G54 G0 X10. Y40.; M3 S1000; G02 X40. Y10. R30. F100; M30; O1111 ( Bigger Arc ); G90 G54 G0 X10. Y40.; M3 S1000; G02 X40. Y10. R-30. F100; M30; 30 60 30 60 R30 R30 A B X+ Y+ Gerak Putar / melingkar Gerak putar memiliki nilai radius (R) yang mengikutinya. Nilai R + (positif) adalah gerak putar dengan sampai pada 180° Bila gerak putar melebihi 180° maka penulisan harus R – (negatif)
  • 90. Gerak Putar / melingkar  R sebaiknya tidak digunakan untuk program gerak lingkar penuh. Sebagai gantinya digunakan I,J dan K  Dari titik koordinat start point sampai end point adalah sama, sehingga tidak perlu menandai dengan nilai x dan y X+ Y+ J I R30 A B O2002 ( Point A ); G90 G54 G0 X-30. Y0.; M3 S1000; G03 I30.; M30; O2002 ( Point B ); G90 G54 G0 X0 Y-30.; M3 S1000; G03 J30.; M30;
  • 91. Gerak Putar / melingkar  Selain menambahkan R pada gerak pemakanan melingkar, ada juga dengan pemakaian I,J,K untuk beberapa kontour radius terbatas.  Untuk menentukan I,J,K maka harus menghitung jarak dari start ke titik pusat radius.  Nilai dari I,J,K adalah nilai increment jarak awal pergerakan ke center radius putar.  I = Segaris sumbu X, untuk J = Segaris sumbu Y, sedangkan K = Segaris sumbu Z ( Start point ) 20 40 20 40 A B X+ Y+ Center ( Start point ) ( End point ) 20 40 20 40 A B X+ Y+ Center ( End point ) J I I J O2000; G90 G54 G0 X20. Y40.; M3 S1000; G02 X40. Y20. I-10. J-30. F100; M30; O2001; G90 G54 G0 X40. Y20.; M3 S1000; G03 X20. Y40. I-30. J-10. F100; M30;
  • 92. Gerak lurus dan putar pada mesin turning
  • 93. Gerakan Sumbu Pemrograman Turning CNC  Menggunakan 2 axis : X axis dan Z axis Z+VE ( W + VE ) X + VE ( U + VE ) Z - VE ( W - VE ) X - VE ( U - VE )
  • 94. Contoh Pergerakan Perintah ABS dan INC Turning 25 50 100 2 TOOL START POSITION
  • 95. Program Increment Turning N10 G21; ( metric progamming ) N20 G28 U0 W0; ( reff zero return ) N30 G96 S100; ( constant cutting speed ) N40 G92 S1200; ( max spindle speed ) N50 T0101 M04 S100; ( tool call up ) N60 G00 X25. Z2. M08; ( rapid to start position ) N70 G01 W-27. F0.1; ( kontour ) N80 U25.; N90 W-25. N100 U25.; N110 W-50.; N120 G28 U0 W0; ( reff zero return ) N130 M30; ( end programme ) 25 50 100 2 TOOL START POSITION
  • 96. Program Absolute Turning N10 G21; ( metric progamming ) N20 G28 U0 W0; ( reff zero return ) N30 G96 S100; ( constant cutting speed ) N40 G92 S1200; ( max spindle speed ) N50 T0101 M04 S100; ( tool call up ) N60 G00 X25. Z2. M08; ( rapid to start position ) N70 G01 Z-25. F0.1; ( kontour ) N80 X50.; N90 Z-50.; N100 X75.; N110 Z-100.; N120 G28 U0 W0; ( reff zero return ) N130 M30; ( end programme ) 25 50 100 2 TOOL START POSITION
  • 97. Struktur dan Program Dasar POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
  • 98. Struktur Program  Struktur program merupakan rangkaian perintah kerja untuk memproses produk. Rangkaian program ini tersusun dalam komputer pengontrol  Struktur program didasarkan pada tuntutan gambar kerja dan perencanaan proses permesinan benda kerja/produk  Struktur program sebaiknya dibuat sederhana namun mencakup seluruh proses kerja
  • 99. Struktur Program  Main program (program utama)  Sub program (anak program / program turunan) =>program pembantu yang digunakan untuk spesifik proses kerja Tingkat kemampuan pemanggilan sub program tiap mesin mungkin berbeda sampai 4 tingkat
  • 100. Struktur Program Nomor program ‘O’ Oxxxx nama program O0001 ~ O8999 => user area O9000 ~ O9999 => maker area Setelah nomor program dapat dituliskan nama perintah program Contoh : O1234 ( test )
  • 101. Struktur Program Urutan nomor ‘N’ Digunakan untuk memudahkan masuk program selama memilih Contoh : O4567; N10 T2 M6 Program terdiri dari : Block, Words, Address, Value Struktur program ( NC Block ) : N 110 G 01 X 60. M03 Block No. Word Word Word Catatan : # Setiap akhir dalam satu blok program digunakan ‘ ; ‘ ( End Of Block /EOB ) # Setiap pergerakan Axis ( X,Y,Z ) untuk beberapa tipe kontrol, perintah besaran angka menggunakan titik ( X 3. ), jika tidak menggunakan pergerakan besaran akan terbaca microns ( X 0.003 )
  • 102. Arah Pemakanan (Cutting System) Arah penyayatan alat potong (cutter) terhadap benda kerja untuk menghasilkan kualitas permukaan yang diinginkan
  • 104. Proses Pemakanan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyayatan pada mesin perkakas adalah  Arah pemakanan dan kecepatan pemakanan  Pendinginan  Model pemakanan ( facing, side cutting, sloting, drilling, pocketing, reamering, boring dan sebagainya)  Langkah pemakanan (roughing / finishing)
  • 105. Cutter Radius Compensation G41 – cutter berada pada sisi sebelah kiri dari arah gerak pemakanan G42 – cutter berada pada sisi sebelah kanan dari arah gerak pemakanan G40 – cancel G41 dan G42 Arah gerak pemakanan G42 G41 G40 30 Normal 30 Start G41 30 Start 30 G42 30 Start 30 30 Start 30 Start G41 30 30 Start G42 30 30 EXTERNAL CUTTING INTERNAL CUTTING
  • 106. Proses raughing dan finishing dapat memakai satu program yang sama, hanya dengan mengubah data radius tool pada offset screen. Jika cutter yang digunakan Ø10mm, maka ketika proses roughing disisakan ( allowance ) 0.2mm sehingga 5.2 mm. Ganti besaran radius pada offset screen mesin menjadi 5mm untuk proses finishing,dan dengan program yang sama proses dijalankan kembali. Contoh : G90 G41 D1 G1 X20. Y0. F100; 001 5.20 016 0.00 002 0.00 017 0.00 003 0.00 018 0.00 … …. … … 001 5.00 016 0.00 002 0.00 017 0.00 003 0.00 018 0.00 … …. … … Besaran offset untuk proses roughing = A+B Besaran offset untuk proses finishing = A A= Tool radius B= AllowanceA B Roughing Finishing Cutter Radius Compensation
  • 107. Offset Radius Tool Cutting Milling Turning
  • 108. Cutter Radius Compensation  Ketika menetapkan G41 / G42, mesin akan membaca 2 blok ke depan dengan tujuan mengkalkulasi offset, jika ada dua nilai Z setelah G41 akan terjadi overcutting, karena kompensasi tool akan terbaca pada nilai x dan y  Selalu mengingat untuk memeriksa besaran offset radius alat potong / cutter sebelum menjalankan program
  • 109. Cutter Radius Compensation O3000 ( Overcut ); G90 G58 G0 X0 Y0; Z100. M1; M3 S1000; G41 X20. Y10. D1; Z2. M8; Z2. M8; G41 X20. Y10. D1; G1 Z-10. F100; G1 Z-10. F100; Y50.; X50.; Y20.; X10.; G0 Z100. M9 G40 X0 Y0 M5; M30.; X+ Y+ Point B 20 40 4020 Point c Point A
  • 110. G43 Tool Length Compensation  Nilai H adalah panjang cutter,  Ketika mesin membaca G43 Z100. H1 dalam program, maka ia mengambil data yang ada pada offset nomor 001 dan mengkompensasikannya sehingga ujung mata potong cutter berhenti 100mm diatas benda kerja.  Untuk membatalkannya menggunakan G49. Mesin secara otomatis membatalkan kompensasi ini ketika sumbu Z melakukan pergerakan zero return point G43 Z100. H1 Z0 H 100
  • 111. Tool Pre-setter  Digunakan untuk mengukur panjang dari tool cutting  Ketinggian dariholder cutter sampai pada ujung mata potong  Menyentuhkan ujung Mata potong cutter dengan permukaan tool pre setter sampai jarum menunjuk angka nol ( zero )  Menginput titik nol axis Z ke offset setting
  • 112. G28 Automatic Zero Return  Kegunaannya untuk kembalinya axis ke titik nol mesin dengan gerak cepat  Supaya sekali gerak tercapai maka sebaiknya diikuti dengan G91  Axis Z dilakukan terlebih dahulu, diikuti axis X dan Y secara bersamaan Machine Zero Workpiece Zero Machine Zero Workpiece Zero G28 G90 Z0; G28 G91 Z0;
  • 113. Dwell ( Waktu Tunda / Diam )  Berfungsi untuk menunda blok program berikutnya  Harus ditetap kan pada blok tersendiri  P1000 berarti menunda selama 1 detik Contoh : G04 P1000;  Jika koordinat mesin mempunyai 4 desimal maka P10.000 berarti menunda selama 1 detik
  • 114. Inch / Metric Conversion Penulisan perintah ada pada awal program (main program)  G20 – Program dengan perhitungan Inchi  G21 – Program memakai perhitungan milimeter
  • 115. Pemilihan Area / Bidang Kerja  G17 – Bidang X Y. Pandangan dari sisi positif sumbu Z, permukaan atas benda kerja  G18 – Bidang ZX. Pandangan dari sisi positif sumbu Y  G19 – Bidang YZ. Pandangan dari sis positif sumbu X
  • 116. Pemilihan Area / Bidang Kerja G17, G18, G19 Z+ Y+ G3 G2 X+ G17 PLANE X+ G3 G2 Z+ Y+ G19 PLANE G18 PLANE G3 G2 Z+ Y+ X+
  • 117. Programmable Data Input  Mengubah offset data setting program G10 P… R…; - P – Nomor offset - R – Nilai data yang akan diinput ke offset screen ( radius cutter )  Mengubah Work Coordinate System ( WCS ) pada program G10 L2P1 X… Y… Z…; - L2P0 mengubah EXT - L2P1 mengubah G54 - L2P2 mengubah G55 - L2P3 mengubah G56 - L2P4 mengubah G57 - L2P5 mengubah G58 - L2P6 mengubah G59  Bila menggabungnya dengan G90, data yang keluar akan tertulis lagi….  Bila menggabungnya dengan G91, data akan melakukan penambahan
  • 118. Subprogram ( anak program )  Anak program digunakan ketika kita ingin mengulang program rutin yang spesifik M98 – Memanggil anak program M99 – Kembali ke induk program P___ - nomor anak program L___ - jumlah pengulangan  Dianjurkan untuk memakai G91 dalam sub programnya  Anak program dapat dipanggil sampai pada 4 tingkat ( level )  Untuk memanggil program di data server, gunakan m198
  • 119. Contoh Pemanggilan Anak Program Cutter 12mm, S3000, F300mm/min O3500 ( INDUK ); G17 G21 G40 G80 M23; G28 G91 Z0; G28 G91 X0 Y0; T1 M6; G90 G57 G0 X0 Y0; G43 Z100. H1 M1; M3 S3000; Z5. M8; M98 P3501 L3; ( PROFIL 1 - 3 ); G90 G0 X0 Y60.; ( DI POINT B ) M98 P3501 L3; ( PROFIL 4 - 6 ); G90 G0 X0 Y0 M9; G28 G91 Z0 M9; M30; O3500 ( ANAK ); G91 G41 X20. Y10. D10; G1 Z-15. F300; Y40.; X30.; Y-30.; X-40.; G0 Z15.; G40 X-10. Y-20.; X50.; ( BERHENTI DI TITIK A ) (C ) M30; 20 Y+ X+ 20 60 50 100 54 321 6 A B C
  • 120. Basic CNC Programming MILLING MAKINO FANUC POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
  • 121. Pemrograman di mesin Milling  Suatu proses dari pembuatan rangkaian perintah seperti pergerakan alat potong ( cutter ), kecepatan pemakanan dan kecepatan spindle, dalam perintah untuk mesin sehingga melakukan beberapa operasi  Ketika memprogram, selalu berprinsip dasar alat potong berputar, sedangkan benda kerja diam
  • 123. Skema Program Dasar Milling Fanuc :  N10 G17 G21 M23 G40 G80… Kode untuk referensi area ( plane ) pemakanan dan cancel fungsi G  N20 G00 G91 G28 Z0… Kode G untuk memposisikan axis Z pada titik nol pada koordinat mesin ( axis Z didahulukan )  N30 G00 G91 G28 X0 Y0… Kode G untuk memposisikan axis X dan Y bersamaan pada titik nol pada koordinat mesin  N40 G90 G54 X…Y…Z… Pengaktifan referensi benda kerja dihitung dari titik nol yang ditulis di blok ini, setelah melewati N20 dan N30 posisi spindle berada di titik nol mesin maka dengan G54/..G59 koordinat / posisi ini dihitung dengan besaran G90 G54/G59 X..Y..Z..  N50 G90 G00 X0 Y0 Z100… Pergerakan cepat kearah titik aman benda kerja sebelum masuk ke program kontur. Besaran X..Y..Z..dapat disesuaikan.  N60 M3 S… Memutar spindle. M3 putarannya searah jarum jam  N70 G0 Z10... Gerakan cepat mendekati referensi benda kerja.  N80 G1 Z0 F… Gerakan dengan feed terkontrol untuk memulai program
  • 124.  N90... Awal dari isian program, dapat berupa : 1. program kontur dengan ( G41 / G42 ) 2. program pelubangan (G81/G82,G83…dsb ) 3. pemanggilan anak program ( M98 P… )  N190 G0 X0 Y0 Z100... Parkir di tempat aman (Z menjauhi benda kerja ) setelah pengerjaan G28 G91 Z0 (Z axis menuju reff. 0 mesin)  N200 M30... Menutup jalannya program Skema Program Dasar Milling Fanuc :
  • 125. O0001 ; MAIN PROG G17 G21 G80 M23 G28 G91 ZO G28 G91 X0 Y0 G90 G54 GO X0. Y0. Z50. M3 S1000 G1 Z0. F200 M98 P11 L5 (Pemanggilan anak program ) G28 G91 Z0 M30 Pengulangan Kontour O0011 ; SUB G91 G1 Z-3. F300; G90 G41 G1 X20. Y0. D10 F784; (A) G3 X20. Y0. I-20. J0; (B) G40 G1 X0. Y0.; (C) M99; X+ Y+ I R20 A C B Z0 Z50. CUTTER POCKETTIN G
  • 126. Canned Cycle / pelubangan bulat Proses pelubangan seperti proses pembesaran lubang (boring ), pelubangan ( drilling ), penguliran dengan memakai penetapan format terlebih dahulu, pilih format yang paling pendek ,mudah dan tepat untuk setiap type mode cycle. Gunakan G80 untuk membatalkannya. G90 G98 G__ X__ Y__ R__ Z__ Q__ P__ F__ L__ K__; G98 – Kembali ke posisi titik Z awal, setelah tiap proses pelubangan G99 – Kembali ke posisi refferensi R, setelah tiap proses pelubangan G__ - Type dari cycle mode X – Posisi titik X dari lubang Y – Posisi titik Y dari lubang R – Jarak titik refferensi Z – Kedalaman lubang Q – Banyaknya pemakanan / pergeseran pemakanan ( increment ) P – Waktu tunda / diam sementara pada saat di dasar lubang F – Kecepatan pemakanan L__K__ - Pengulangan
  • 127. Perbedaan antara G98 dan G99 Z awal R Z G98 Rapid position Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed Ketika menggunakan G98, setiap selesai melakukan proses, cutter akan kembali ke posisi Z awal. Metode ini mengakibatkan makan waktu lama tetapi ini yang sangat dianjurkan penggunaannya karena lebih aman Ketika menggunakan G99, setiap selesai melakukan proses, cutter akan kembali ke posisi R, diakhir proses baru ke Z awal. Bila menggunakan metode ini mohon permukaan benda kerja tidak ada halangan antara lubang satu ke lubang lainnya.
  • 128. G81 Spot Drill Cycle G98 G81 X__ Y__ R__ Z__ F__ ; Untuk awalan lubang dengan menggunakan NC drill. Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed
  • 129. G82 Counterboring Cycle G98 G82 X__ Y__ R__ Z__ P__ F__ ;  Untuk proses pembuatan counterbore. Kerataan dasar diperbaiki dengan waktu tunda ( berhenti sementara )  Ketika kita menetapkan P1000, maka waktu tundanya satu detik. Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed Retacts after dwell Retacts after dwell
  • 130. G98 G83 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;  Q adalah kedalaman tiap pemakanan dan akan selalu kembali ke R  ‘d’ adalah nilai dimana mesin telah mulai melakukan proses dengan feeding sebelum mencapai titik pemakanan berikutnya. Besarnya yaitu 0.1mm G83 Peck Drilling Cycle Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Q Q d d Q Rapid position Z awal R Z G99 Cutting Feed Q Q d d Q
  • 131. G98 G73 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;  Nilai tarik balik mesin setelah pemakanan. Besarnya yaitu 0.1mm  Tidak baik untuk lubang yang dalam, karena tatal ( chips ) mungkin menjepit alat potong dan alat potong cepat rusak.  Baik untuk material lunak dengan kedalaman ringan. G73 High Speed Peck Drilling Cycle Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Q Q d d Q Rapid position Z awal R Z G99 Cutting Feed Q Q d d Q
  • 132. G84 Penguliran G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;  Titik R minimal 7mm atau lebih menjauhi dari permukaan benda kerja.  Gunakan Floating chuck untuk proses ini  Untuk ulir kiri menggunakan G74  F = Spindle speed X Thread pitch (mm ) Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed Spindle cw Spindle cw Spindle ccwSpindle cw Spindle cw Spindle cwSpindle ccw Spindle cw
  • 133. G84 Penguliran Rigid Tapping M135 (optional funtion)  Kecepatan putar spindle dan feedrate pemakanan dikontrol dan sesuaikan oleh mesin)  M135 S200 ;  G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ; Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed Spindle cw Spindle cw Spindle ccwSpindle cw Spindle cw Spindle cwSpindle ccw Spindle cw
  • 134. G85 Reaming Cycle G98 G85 X__ Y__ R__ Z__ F__ ; Sama dengan G81, namun pada saat kembali ke titik R tetap menggunakan gerak / feeding pemakanan. Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed
  • 135. G86 Reaming Cycle G98 G86 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;  Spindle berhenti di dasar lubang dan kembali dengan gerak cepat mesin ( rapid rate )  Ada sedikit goresan permukaan ketika spindle kembali ke atas.Gunakan G76 untuk menghilangkan goresan pada lubang dan hasil yang lebih baik. Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed Spindle stop Spindle stop
  • 136. G76 Reaming Cycle G98 G76 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;  ‘Oriented Spindle Stop’ ( M19 ) akan melakukan gerak balik setelah pemakanan sehingga tidak ada goresan di permukaan benda kerja.  Arah pergeseran X+, X-, Y+, Y-, telah di atur pada kontrol sebelumnya. ( periksa dahulu sebelum menggunakan )  Besarnya pergeseran diatur dengan Q. Rapid position Z awal R Z G98 Cutting Feed Z awal R Z G99 Rapid position Cutting Feed Spindle stop Spindle stop oss oss
  • 137. Contoh Peckdrill Speed 1000 rpm, feedrate 100mm/min O5000 ( INDUK ); G17 G21 G40 G80 M23; G28 G91 Z0; G28 G91 X0 Y0; T1 M6; G90 G58 G0 X0 Y0; G43 Z100. H1 M1; M3 S1000; Z50. M8; G98 G83 X30. Y20. R2. Z-20. Q1. F100; G91 X30.L3K3; Y40.; X30. L3K3; G80G90 G0 X0 Y0 M9; G28 G91 Z0 M9; M30; 20 Y+ X+ 20 60 60 90 5 4321 6 7 8
  • 138. Mirror Image Command  M21 – X axis mirror image  M22 – Y axis mirror image  M23 – Pembatalan mirror image  Titik awal dan akhir program harus sama  Selalu akhiri dengan M23 di setiap selesai menggunakan program mirror Gambar awal X+, Y+ M21 M22 M22 M21 X-, Y+ X-, Y- X+, Y-
  • 139. Contoh Program Mirror O4000 ( MAIN ); G17 G21 G40 G69 G80 M23; G28 G91 Z0; G28 G91 X0 Y0; T4; M6; G90 G54 G0 X0 Y0; G43 Z50. H4 M1; M3 S4000; M8; M98 P4001;--- ( Image 1 ) M21; M98 P4001;--- ( Image 2 ) M23; M9; G28 G91 Z0 M5; M30; O4001 ( Sub ); G90 Z2.; G41 X20. Y10. D5; G1 Z-5. F400; Y40.; X40. Y60.; X50.; G2 X60. Y50. R10.; G1 Y30.; G2 X50. Y20. R10.; G1 X10.; G0 Z50.; G40 X0 Y0; M99; 12 20 60 20 60
  • 140. Contoh Program Mirror O4000 ( MAIN ); G17 G21 G40 G69 G80 M23; G28 G91 Z0; G28 G91 X0 Y0; T4; M6; G90 G54 G0 X0 Y0; G43 Z50. H4 M1; M3 S4000; M8; M98 P4001;--- ( Image 1 ) M21; M22; M98 P4001;--- ( Image 3 ) M23; M9; G28 G91 Z0 M5; M30; 1 3 20 60 20 60 O4001 ( Sub ); G90 Z2.; G41 X20. Y10. D5; G1 Z-5. F400; Y40.; X40. Y60.; X50.; G2 X60. Y50. R10.; G1 Y30.; G2 X50. Y20. R10.; G1 X10.; G0 Z50.; G40 X0 Y0; M99;
  • 141. G68 Coordinate Rotation  Fungsi ini digunakan untuk mengatur perputaran profil dalam program yang ada pada area tertentu  G69 untuk pembatalannya G68 X__ Y__ R__; * X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut Ketika menghilangkannya, posisi dimana G68 diatur menjadi pusat putar * R Sudut putar  G68 dan G69 harus diatur pada titik yang sama  Selama memakai G68, plane ( bidang ) tidak bisa dirubah / diganti
  • 142. Contoh Coordinat Putar O3500 ( INDUK ); G17 G21 G40 G80 M23; G28 G91 Z0; G28 G91 X0 Y0; T1 M6; G90 G57 G0 X0 Y0; G43 Z100. H10 M1; M3 S3000; Z5. M8; G68 X0 Y0 R60.; G41 X60. Y-30. D13; G1 Z-5. F100; Y20.; X100.; Y-20.; X50.; G0 Z50.; G40 X0 Y0 M9; G69; G28 G91 Z0 M9; M30; 60º X+ Y+
  • 143. G51 Scaling  Fungsi ini digunakan untuk mengatur penyekalaan profil dalam program yang ada pada area tertentu  G50 untuk pembatalannya G51 X__ Y__ Z__ P__; (1) * X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut * P Nilai Pembesaran / pengecilan total G51 X__ Y__ Z__ I__ J__ K__; (2) * X, Y, Z adalah pusat sumbu dengan nilai absolut * I, J, K Nilai Pembesaran / pengecilan untuk X, Y, Z  Selama memakai G51, plane ( bidang ) tidak bisa dirubah / diganti
  • 144. Contoh Program Skala G90 G00 X0 Y0; G51 X0 Y0 Z0 I2000 J1000; G02 X100. Y0 R100. F500; Pergerakan di atas sama dengan perintah pergerakan dibawah ini G90 G00 X0 Y0 Z0; G02 X200 Y0 R200. F500 X+ Y+ 100 200 Pergerakan skala
  • 145. Helical Interpolation  Pergerakan helical (spiral) hanya dapat dilakukan pada mesin dengan kemampuan gerak 3D  Gunakan G02 atau G03, pemakanan dengan arah gerakan spiral O6789 ( Normal ); G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000; G43 Z100. H1 ; G03 X0 Y50. R50.; -- P1 Ke P2 M30; O6789 ( Helical ); G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000; G43 Z100. H1 ; G03 X0 Y50. Z30. R50.; -- P1 Ke P3 M30; P3 30 Z+ Y+ X+ 50 P2 P1 50
  • 146. Basic CNC Programming TURNING TORNADO FANUC POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
  • 147. Gerakan Sumbu Pemrograman Menggunakan 2 axis : X axis dan Z axis Z+VE ( W + VE ) X + VE ( U + VE ) Z - VE ( W - VE ) X - VE ( U - VE )
  • 148. Metode Pemrograman Pergerakan Sumbu  INCREMENTAL ( U DAN W ) Pada pemrograman Incremental, simbul axis yang digunakan yaitu U ( sebagai pengganti sumbu X ) dan W (sebagai pengganti sumbu Z )  ABSOLUT ( X DAN Z ) Memakai sumbu X dan Z dalam pemrogramannya
  • 149. Bentuk Program pada Mesin Turning Beberapa bentukan umum yang dapat dikerjakan di mesin turning CNC  Kontour (dalam dan luar)  Pelubangan  Alur / groove / Cutting  Ulir / thread
  • 150. Proses Roughing 1.Longitudinal area clearance cycle G71 U… R… G71 P… Q… U… W… F… Blok G71 yang pertama : U: Nilai Depth of Cut ( axis X ). Nilai D.O.C ditulis dengan angka decimal dan merupakan nilai radius R: Jarak / clearance antara benda kerja dengan tool nose radius setiap selesai melakukan proses pemakanan. Nilai clearance ini ditulis dengan angka desimal dan merupakan nilai radius. Blok G71 yang kedua : P: Nomer blok awal program kontur. Q: Nomer blok akhir program kontur. U: Allowance axis X untuk proses Finishing. Nilai allowance ini dalam ukuran diameter dan ditulis dengan angka desimal. Pada proses tertentu ( pengerjaan Internal Turning ) nilai U ini bisa Menjadi – ( negatif ). W: Allowance axis Z untuk proses Finishing. Nilai allowance ini ditulis dengan angka desimal.F: Feeding proses roughing.
  • 151. 2. Tranverse area cleareance cycle G72 W… R… G72 P… Q… U… W… F… Proses roughing untuk pembubutan kontur dengan Depth of Cut pada axis Z. Semua words pada G72 = words pada G71, kecuali W pada blok yang pertama = Depth of Cut pada axis Z. Proses Roughing
  • 152. 3. Pattern repeat cycle G73 U… W… R… G73 P… Q… U… W… F… Blok G73 yang pertama U(¡i) : Excape distance and direction in X axis (Designated the radius) W( ¡ k) : Escape distance and direction in Z axis R(d) : Repeating time (It is conneeted with the cut volume of each time) Blok G73 yang kedua : P : Start sequence No. Q : Final sequence No. U( ¡ u) : Finishing in clearance X axis(Radius des-ignated) W( ¡ w) : Finishing in clearance Z axis F(f) : Cutting feedrate Proses Roughing
  • 153. Proses Finishing G70 P… Q… F… P: Nomer blok awal program kontur. Q: Nomer blok akhir program kontur. F: Feeding untuk proses Finishing Proses Finishing merupakan pengulangan dari program roughing baik G71, G72 atau G73. Proses Finishing
  • 154. Contoh Program N10 G21; N20 G28 U0 W0; N30 G96 S100; N40 G92 S800; N50 T0101 M03 S100; N60 G00 X135. Z5. M08; N65 G71 U3. R1.; N68 G71 P70 Q130 U0.5 W0.05 F0.2; N70 G00 G42 X0; N75 G01 Z0; N80 X50. C5.; N90 Z-30.; N100 X80. Z-65.; N110 Z-85.; N115 G02 X120. Z-105. R20.; N118 G01 X130. Z-110.; N120 X135.; N130 G40; N140 G70 P70 Q130 F0.05; N150 G28 U0 W0; N160 M30; KONTOUR BENDA KERJA
  • 155. Contoh Program N10 G50 S2000 T0300 : G96 S200 M03 : G00 X35.0 Z5.0 T0303 : Z0 : G01 X-1.6 F0.2 : G00 X70.0 Z10.0 : G73 U3.0 W2.0 R2 : G73 P12 Q16 U0.5 W0.1 F0.25 : N12 G00 G42 X20.0 Z2.0 : G01 Z-10.0 F0.15 : G02 X40.0 Z-20.0 R10.0 : G01 Z-30.0 : X60.0 Z-50.0 : N16 G40 U1.0 : G70 P12 Q16 : G00 X200.0 Z200.0 T0300 : M30 :
  • 156. Proses pengeboran memakai kode G74, G74R… G74Z… Q… F… Blok G74 yang pertama : R : Peck lift off ( jarak antara / delta setiap proses pengeboran sebelum melakukan proses pengeboran selanjutnya ) Blok G74 yang kedua : Z : kedalaman akhir dari proses pengeboran (axis Z ). Q : kedalaman proses 1 kali pengeboran hingga mencapai kedalaman akhir ( step by step ) F : feeding proses pengeboran. Proses Pelubangan
  • 157. Contoh program : Drilling speed = 300 rev/min. ( 25 dia. Drill @ 25 m/min. cutting speed ) Drill feed = 0.15 mm/rev Peck increment = 10 mm Peck lift off = 1 mm O0121: N10 G21 G90 ; N20 G28 U0 W0 ; N30 T0101 M3 S100: N40 G96 S25 ; N50 G92 S320 ; N60 G00 X0 Z5. M8: N70 G74 R1. ; N80 G74 Z-65. Q10000 F0.15: N90 G00 G90 Z10. ; N100 G28 U0 W0 M5 ; N110 M30 ; Contoh Program
  • 158. Pembuatan Alur (Groove) Proses pengaluran memakai kode G75, dengan format sbb : G75R… G75X… Z… P… Q… R… F… Blok G75 yang pertama : R : Peck lift off ( sama dengan G74 ) Blok G75 yang kedua : X : diameter groove yang diinginkan ( final depth in X Axis ) Z : posisi akhir dari lebar groove ( final depth in Z axis ) P : penambahan pemakanan groove ( peck in feed increment in X axis ). Q : lebar tool yang digunakan ( the tool in ) R : gerakan sudut yang dibuat oleh tool setelah selesai membuat groove ( the tool lift off at end of the cut in- feed ) F : feeding pembuatan groove.
  • 159. Cutting conditions : Cutting speed = 150 m/min In-feed depth = 12 mm Cutting feed = 0.15 mm/rev Peck Increment = 1 mm Tool width = 6 mm Lift – off = 1 mm O0012: N10 G21 G90 ; N20 G28 U0 W0 ; N30 T0202 M4 S100: N40 G96 S100: N50 G92 S800; N60 G00 X125. Z-46. M8 ; N70 G75R1. ; N80 G75 X96. Z-76. P1000 Q6000 R0 F0.15; N90 G28 U0 W0 M5 ; N100 M30: Contoh Program
  • 160. Program pembuatan ulir ini memakai kode G76, G76P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)… G76X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)… Blok G76 yang pertama : P(m) : jumlah pengulangan proses finishing. Penulisan dalam 2 digit. Contoh untuk pengulangan 2 kali ditulis 02 P(r) : chamfering pada akhir pemotongan ulir. Penulisan dalam 2 digit. Contoh 5˚ ditulis 05 P(a) : Sudut dari ulir yang dibuat. Contoh 55, 60 dsb. Q(∆d min. : cutting depth minimum Penulisan tanpa decimal. Contoh depth 0.05 ditulis 50. R(d) : finishing allowance. Penulisan dengan system decimal. Contoh 0.05. Pembuatan Ulir
  • 161. Program pembuatan ulir ini memakai kode G76, G76P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)… G76X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)… Blok G76 yang kedua : X : diameter minor ulir ( ulir luar ) atau diameter mayor ulir (ulir dalam) Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z ) R(i) : di program untuk membuat ulir taper. Untuk ulir lurus, nilai R(i) = 0 P(k) : depth / tinggi ulir. Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis 1750 Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama. Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025 ditulis 25 F(l) : lead ulir G76 P(m,r,a)… Q(d min)… R(d)… Pembuatan Ulir
  • 162. Khusus untuk ulir taper/konus : Blok G76 yang kedua : X : diameter minor atau mayor dari tujuan akhir penguliran. Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z ) R(i) : R(i) = tan α/2 x W, dimana : α = sudut konus W = panjang penguliran. Nilai R ini bias + (positif) atau – (negatif) sesuai arah pengulirannya. P(k) : depth / tinggi ulir pada posisi akhir penguliran Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis 1750 Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama. Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025 ditulis 25 F(l) : lead ulir Pembuatan Ulir
  • 163. Contoh program O0213: N10 G21 G90 ; N20 G28 U0 W0 ; N30 T0101 M3 S100 ; N40 G96 S100 ; N50 G92 S1000 ; N60 G00 X45. Z-45. M8 ; N70 G76 P021060 Q50 R0.025 ; N80 G76 X96. Z-76. R0 P1230 Q500 F2. ; N90 G28 U0 W0 ; N100 M30 ;
  • 166. Pergerakan dasar  G17 G21  G90 G54 G0 X15. Y60. Z10.  M3 S1000  G1 Z0. F200  G1 Z-10.  G1 X15. Y0.  G1 X60.  G0 Z100.  M30  ØCUTTER 10
  • 167.  G17 G21  G90 G54 G0 X20. Y0. Z10.  M3 S1000  G1 Z0. F200  G1 Z-10.  G2 X20. Y0. I-20. J0  GO Z100.  M30  ØCUTTER 10 Pergerakan dasar
  • 168. Kontour Dasar  G17 G21  G90 G54 G0 X5. Y-20. Z10.  M3 S500  G1 Z0. F200  G91 G1 Z-10.  G90 G1 G41 D1 X5. Y5. F100  G1 Y65.  G2 X65. Y0 R60.  G1 X-20.  G40 G1 X5. Y-20. >>titik awal kontour  G0 Z100.  M30  Shell EMC ∅40
  • 169. Pelubangan (G81, G82, G83, G73, G85, G86, G80 )  G17 G21  G90 G54 GO X0. Y0. Z100.  M3 S...  G0 Z20. F200  G98 G81 X0 Y0 Z-5. R5. F120 (G98 G83 X0 Y0 Z-25. Q3. R5. F120) (G98 G85 X0 Y0 Z-25. R5. F100)  X-20. Y20. LUBANG KE 2  X20. LUBANG KE 3  Y-20. LUBANG KE 4  X-20. LUBANG KE 5  G80  G0 Z100.  M30  ØDRILL 11.8, NC Drill, Reamer
  • 170.  O0001 ; MAIN PROG  G17 G21 G80 M23  G28 G91 ZO  G28 G91 X0 Y0  G90 G54 X0 Y0 Z50. (Posisi awal dan akhir dari proses kontouring)  M3 S1000  G1 Z0. F200  M98 P13 (Pemanggilan anak program 1 tanpa pengulangan)  M98 P12 L5 (Pemanggilan anak program 2 dengan pengulangan 5X)  G28 G91 Z0  M30  ØCUTTER 10 Pemanggilan Anak Program dan Pengulangan Kontour
  • 171. Outside Contour  O0011; ( SUBPROGRAM)  G91 G1 Z-0.5 F 500 ;  G90 G41 G1 D1 X ... Y... F200 ;  G1 X... Y... ;  G2 X... Y... I... J... ;  G1 X... Y.... ;  G2 X... Y... I... J... ;  G1 X... Y... ;  G1 X... Y... ; (KOORDINAT BEBAS)  G40 G1 X... Y... ; (KOORDINAT AWAL)  M99 ;  4 Gerak pemakanan (2 polar, 2 linier)  Posisi koordinat bebas
  • 172. Inside Contour  O0012; ( SUBPROGRAM)  G91 G1 Z-0.5 F 500 ;  G90 G41 G1 D1 X... Y... F200 ;  G1 X... Y... ;  G2 Y... I... J... ;  G1 X... Y... ;  G2 X... Y... I... J... ;  G1 X... Y... ;  G1 X... Y... ; (KOORDINAT BEBAS)  G40 G1 X... Y... ; (KOORDINAT AWAL)  M99 ;  Pre drill , 4 gerak pemakanan (2 polar, 2 linier)  Posisi koordinat bebas
  • 174. Drill Repeatted  G17 G21  G90 G54 GO X5. Y-20. Z10.  M3 S1000  G1 Z0. F200  G98 G83 X Y R Z Q F  G91 X… L... K…  Y…  X… L… K…  G0 Z100.  M30  ( L, K >>>REPEAT )
  • 175. M21, M22  Mirror X  Mirror Y
  • 176. Pergerakanan mesin 2,5 D  G17 G21  G90 G54 G0 X15. Y55. Z10.  M3 S1000  G1 Z0. F200  G90 G1 X35.Y15. Z15.  G1 X55. Y55. Z0  G0 Z100.  M30  Ø CUTTER BALLNOSE 10
  • 177.  G17 G21  G90 G54 G0 X-25. Y0 Z20.  M3 S1000  G1 Z0 F200  G91 G1 Z-10.  G90 G2 X0 Y-25. I25. J0  G0 Z100.  M30  Ø CUTTER BALLNOSE 10 Pergerakanan mesin 3 D (Helix)
  • 178. G10 FOR TAPER MAIN PROGRAM G17 G21 G90 G54 G0 X Y... Z10. M3 S1000 G90 G10 P1 R5. G1 Z0. F200 M98 P… L… G0 Z100. M30 SUB PROGRAM G91 G1 Z-0.2 F500 G90 G1… … G91 G10 P1 R.. GO Z100. M99 Ø Cutter akan berubah sesuai pergeseran sudut
  • 179. G68 Rotate Contour MAIN PROGRAM G17 G21 G90 G54 G0 X.. Y... Z50. M3 S1000 G0 Z0 G68 X… Y… R… (TITIK PERPUTARAN DAN BESARNYA SUDUT) M98 P2 L… G69 G0 Z100. M30 O0002;SUB PROGRAM G91 G1 Z-5. F200 G90 G1 G41 D1 X... Y... … .... Kontour G40 M99
  • 180. Simple MacroMAIN PROGRAM G17 G21 G80 G40 M23 G91 G28 G0 Z0 G91 G28 G0 X0 Y0 G90 G54 GO X0. Y-20. Z100. M3 S1000 G1 Z0. F300 #1=0 REFFERENSI #2=-0.25 DEPTH OFF CUT #3=20. DEPTH TOTAL #4=100. SISI PANJANG #5=60. SISI LEBAR #4 #5TAMPAK ATAS TAMPAK DEPAN #3 N10: #1=#1+#2 PERHITUNGAN DEPTH G90 G1 Z#1 F100 … PERHITUNGAN CONTOUR G41 G1 G41 X0 Y0 F200 G1 Y#5 G1 X#4 G1 Y0 G1 X-20. G40 G0 X0 Y-20. IF [#1 LT #3] GOTO 10 G91 G28 Z0 M30 CONTOUR
  • 181. Simple Macro  REFF  DOC  DEPTH TOTAL  SISI PANJANG  RADIUS #(Radius tidak mengalami perubahan, panjang sisi mengalami perubahan)  PERHITUNGAN Tan 56º
  • 182.
  • 183. ½ Bola  REFF  DOC  DEPTH TOTAL  RADIUS  PERHITUNGAN Pitagoras a²+b²=c²
  • 184. Produk  CONTOUR KOTAK  CONTOUR KOTAK DENGAN RADIUS…
  • 185. Produk  CONTOUR  CONTOUR BULAT DENGAN MIRING…  G68 (MACRO POLAR)
  • 187. Pergerakan Dasar Pemakanan Muka / Facing Tirus Silindris
  • 188. N010 G00 X200.0 Z100.0 : N011 G00 X160.0 Z10.0 : N012 G71 U7.0 R1.0 : N013 G71 P014 Q021 U4.0 W2.0 F0.3 S550 : N014 G00 G42 X40.0 S700 : N015 G01 W-40.0 F0.15 : N016 X60.0 W-30.0 : N017 W-20.0 : N018 X100.0 W-10.0 : N019 W-20.0 : N020 X140.0 W-20.0 : N021 G40 U2.0 : N022 G70 P014 Q021 : N023 G00 X200.0 Z100.0 : M30 : G71 (STOCK REMOVAL IN TURNING)
  • 189. N010 G00 X220.0 Z60.0 : N011 G00 X176.0 Z2.0 : N012 G72 W7.0 R1.0 : N013 G72 P014 Q021 U4.0 W2.0 F0.3 S550 : N014 G00 G41 Z-70.0 S700 : N015 X160.0 : N016 G01 X120.0 Z-60.0 F0.15 : N017W10.0 : N018X80.0 W10.0 : N019W20.0 : N020X36.0 W22.0 : N021G40 : N022 G70 P014 Q021 : N023 G00 X220.0 Z60.0 : N024 M30 : G72 (STOCK REMOVAL IN FACING)
  • 190. N010 G00 X260.0 Z80.0 : N011 G00 X220.0 Z40.0 : N012 G73 U14.0 W14.0 R3 : N013 G73 P014 Q020 U4.0 W2.0 F0.3 S0180 : N014 G00 G42 X80.0 Z2.0 : N015 G01 W-20.0 F0.15 S0600 : N016 X120.0 W-10.0 : N017 W-20.0 S0400 : N018 G02 X160.0 W-20.0 R20.0 : N019 G01 X180.0 W-10.0 S0280 : N020 G40 : N021 G70 P014 Q020 : N022 G00 X260.0 Z80.0 : N023 M30 : G73(PATTERN REPEATING)
  • 191. N10 G00 X20.0 Z1.0 : G74 R1.0 : G74 Z-10.0 Q3000 F0.1 : G00 X200.0 Z200.0 : M30 : N10 G50 S2000 T0100 : G96 S80 M03 : G00 X50.0 Z1.0 T0101 : G74 R1.0 : G74 X10.0 Z-10.0 P10000 Q3000 F0.1 : G00 X200.0 Z200.0 T0100 : M30 : G74(Peck drilling in Z axis divection) Stock removal cycle in side
  • 192. N10 G50 S500 T0100 : G97 S_ M03 : G00 X90.0 Z1.0 T0101 : X82.0 Z-60.0 : G75 R1.0 : G75 X60.0 Z-20.0 P3000 Q20000 F0.1 : G00 X90.0 X200.0 Z200.0 T0100 : M30 : G75(X directiion grooving : Peck drill cycle in turining)
  • 193. N10 G97 S1000 M03 T0100 G00 X50.0 Z5.0 T0101 G76 P021060 Q100 R100 G76 X28.2 Z-32.0 P900 Q500 F1.5 G00 X200.0 Z200.0 T0100 M30 G76 (Compound type thread cutting cycle)