3. Pengantar
CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled,
Program NC sesungguhnya merupakan sejumlah
urutan perintah logis yang dibuat bagi suatu jenis mesin
perkakas dalam rangka suatu pembuatan komponen
mesin atau peralatan.
Mesin perkakas ini dilengkapi dengan sistem mekanik
dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca
instruksi kode N, G, F, T, M dan lain-lain, dimana kode-
kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar
bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan
dibuat.
4. Fungsi CNC dalam hal ini lebih
banyak menggantikan pekerjaan
operator dalam mesin perkakas
konvensional.
Misalnya pekerjaan setting tool
atau mengatur gerakan pahat sampai
pada posisi siap memotong, gerakan
pemotongan dan gerakan kembali
keposisi awal, dan lain-lain.
5. Demikian pula dengan pengaturan
kondisi pemotongan (kecepatan potong,
kecepatan makan dan kedalaman
pemotongan) serta fungsi pengaturan
yang lain seperti penggantian pahat,
pengubahan transmisi daya (jumlah
putaran poros utama), dan arah putaran
poros utama, pengekleman, pengaturan
cairan pendingin dan sebagainya.
6. Kontrol numerik pertama kali di Amerika Serikat oleh
John T. Pearson yang bekerja sama dengan
Massachussetts Institute of Teknologi (MIT) sekitar
awal tahun 50-an.
Pearson menggunakan pita berlubang yang berisikan
data koordinat posisi untuk mengontrol gerakan alat
potong “relatif” terhadap benda kerja pada sebuah
mesin perkakas (mesin milling) konvensional, yang
dilengkapi dengan motor servo di ketiga sumbu
utamanya, yang kemudian dipercaya sebagai
‘prototype’ mesin NC yang pertama.
Perkembangan CNC
7. Pada 1947, Parson mengemukakan ide pembuatan
kurva data 3-axis secara otomatis dan menggunakan
data untuk mengkontrol mesin.
Parson menggunakan punched card untuk
mengontrol posisi mesin.
Pada 1949, Parson dan U.S. Airforce menciptakan
prototipe programmable milling machine.
Pada 1952, awal mulanya ditampilkan mesin milling
NC “three-axis Cincinnati Hydrotel”.
Era 1960-an mulai dipelajari oleh U.S. Airforce untuk
merancang komponen pesawat terbang. Kemampuan
ini dapat menghemat biaya untuk pemesinan presisi
berbentuk contour.
Perkembangan CNC
8. Perkembangan CNC
Pada awal tahun 70-an sebuah perkembangan
yang sangat penting terjadi di dunia mesin NC, di
mana akibat perkembangan teknologi komputer
maka dimungkinkan untuk menggunakan
komputer internal pada mesin perkakas NC yang
akhirnya dikenal dengan nama CNC (Computer
Numerical Control)
9. Ilustrasi Perbandingan
Operasi terkelola oleh tenaga
operator
Ketelitian kurang terpenuhi
Ketepatan kurang terjaga
Hasil kurang maksimal
Waktu relatif lama
Mesin
Manual
Mesin
CNC
Operasi terkelola oleh computer pengontrol
Ketelitian / kepresisian terpenuhi
Ketepatan / keakuratan terjaga
Hasil maksimal
Waktu cepat dan terkontrol dengan baik
10. Ragam Pemesinan
Pemesinan Konvensional
Mesin bubut/turning , Mesin
frais/milling dll
>>Manual, NC, CNC
Non Konvensional
Ram EDM, Wirecut edm, Lasercutting
dll
>> NC, CNC
11. Perhitungan dari speed dan feedrate
1000 V
N =
π D
N = Spindle Speed ( rpm )
V = Cutting Speed of cutter ( m/min ) [ ada dalam katalog ]
D = Cutter Diameter ( mm )
π = 3.142
F = Sz x Z x N
Sz = Feed per tooth ( mm/tooth ) [ ada
dalam katalog ]
Z = Jumlah mata potong ( flute )
N = Spindle Speed ( rpm )
F = Cutting Feedrate ( mm/min )
12. Contoh Perhitungan Speed ( N ) dan Feedrate ( F )
Data : End Mill Cutter HSS 8 mm mata dua
Cutting Speed 28 m/min
Feed per tooth 0.05 mm
Maka perhitungannya,
1000 x 28
N = = 1100 rpm
3.142 x 8
F = 0.05 X 2 X 1100 = 115 mm/min
Maka speed yang digunakan yaitu 1100 rpm dan feedrate
115 mm/min
14. Rangkuman Keuntungan Pemakaian Mesin CNC
Mampu membuat produk dengan ketelitian tinggi
(presisi)
Mampu membuat produk dengan ketepatan yang
sama (akurat)
Mengefektifkan kinerja operator (paradigma kerja)
Mampu mengkontrol proses kerja (cutting tools,
material produk, dan pergerakan mesin)
Mampu membuat produk kompleks
Efektif untuk produk massal
17. Bagian-bagian Mesin CNC
Bagian utama mesin :
Head (spindle)
Memutar alat potong pada mesin milling
Memutar benda kerja pada mesin turning
Meja mesin => Area kerja
Slide mesin (poros penggerak) => X,Y,Z
Sumbu / axis putar mesin => a,b,
Magazine / turret
Column (kerangka utama mesin)
Sistem pendingin spindle
Sistem pendingin (coolant system)
21. Bagian-bagian Mesin CNC
Assesories mesin :
Pencekaman alat potong (tool holder)
side lock, collet, sleeve, shrink-fit dll.
Pencekaman benda kerja (clamping
system)
vice, chuck, step clamp, side clamp,
magnet , maupun pemakaian fixture
lainnya.
24. Bagian-bagian Mesin CNC
Kontrol
Merupakan parameter pengatur dari bagian –
bagian mesin yang bergerak. Sistem
pengontrol ini mengkoordinasi semua
perintah baik ke penggerak mekanik
maupun elektrik dan memberikan tanda
apakah perintah tersebut terlaksana
ataupun gagal.
Pabrikan pembuat kontrol diantaranya :
Fanuc, Siemens, Heidenhein, Mitsubishi, dll
25. Kapasitas mesin
Kapasitas mesin adalah kemampuan mesin
melakukan proses produksi, yang didasarkan pada
:
Dimensional area kerja
Putaran spindle (Rpm)
Axis putar (derajat perputaran)
Kemampuan lain yang mendukung
26. Dimensional Area Kerja
Milling (frais)
Kemampuan pemakanan axis X
Kemampuan pemakanan axis Y
Kemampuan pemakanan axis Z
Y
X Z
# untuk axis z, ukuran terkurangi oleh pemakaian tool cutting
dan pemakaian jig maupun fixture.
27. Dimensional Area Kerja
Turning (bubut)
Diameter maksimum
(axis X)
Kemampuan pemakanan
(axis Z)
# Perlu juga diperhatikan tentang berat benda
kerja
X
Z
29. Contoh Spesifikasi Mesin Turning
Typehorizontal CNC ControlFanuc
Number of Axes 2
Swing 420mm
Turning Diameter 186mm
Turning Length 350mm
Work Station 1
• No of Headstocks 1
• Spindle Power 7.5kw
• Spindles Per Head1
• Spindle Bore 61.5mmBar
• Capacity 52mm
• Spindle Nose A2-5
• Spindle Speed 4000rpm
30. Contoh Spesifikasi Mesin Turning
Tool Changer 1
TypeTURRET Tool Stations 12
AxisX (Standard) X Rapid 10m / min
AxisZ (Standard) Z Rapid 15m / min
Tailstock(Standard)
Tailstock Quill Diameter63mm
Tailstock Quill Travel 125mm
Tailstock Quill Taper No.4 MT
Tailstock Body Travel 450mm
Sumber : Colchester Tornado 100 Cnc turning machine
31. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mesin berproses
Kebersihan meja mesin / area kerja
Pemeriksaan kotak oli sirkulasi mesin
Pemeriksaan tekanan angin ke mesin
Pemeriksaan pendingin / coolant
system
Kotak oli
Kotak coolant
Regulator
angin
32. Manfaat
Kepresisian mesin terjaga dari
chip/tatal
Menjaga dari keausan bagian bagian
mesin yang bergerak
Menjaga kelangsungan proses kerja.
baik oli maupun tekanan angin yang
tidak kontinyu mengakibatkan mesin
berhenti (alarm)
Akurasi produk
Menjaga umur pakai mesin yang lama
34. Pengenalan Fungsi dan Kontrol
Mesin
Manual : Feel dan effort
NC : Numerical Control
CNC : Computer Numerical Control
35. Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai
alat potong yang dapat membuat benda kerja secara
presisi dan dapat melakukan interpolasi (gerak) yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka).
Parameter sistem operasi CNC dapat diubah
melalui program perangkat lunak (software load
program) yang sesuai.
Tingkat ketelitian mesin CNC lebih akurat hingga
ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan
ballscrew pada setiap poros transportiernya.
36. Gambar Ball Screw dan Servo Motor
SERVO
MOTOR
Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak memiliki
kelonggaran /spelling namun dapat bergerak dengan lancar.
37. Ada pula yang memakai gerak slide (sumbunya)
dengan linear motor Yaitu motor elektrik yang
memiliki rotor dan stator yang tidak bergerak
berputar melainkan menghasilkan gaya linear
(lurus) pada lintasannya.
Gambar Linear Motor
38. Meja mesin / Bed Mesin
Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu
yaitu sumbu X dan sumbu Y. Untuk masing-masing
sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor
penggerak, ball screw plus bearing dan guide way
slider untuk akurat pergerakannya.
Untuk pelumasannya, beberapa mesin
menggunakan minyak oli dengan jenis dan merk
tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease.
Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga
kehalusan pergerakan meja, dan menghindari
kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider.
39. Spindle Mesin
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang
menjadi rumah cutter. Spindle inilah yang mengatur
putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z. Spindle
inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh
transmisi berupa belting atau kopling.
Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa
digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan
untuk spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat
mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter
dengan batuan udara bertekanan.
40. Faktor Pengaruh Mesin
Prinsip utama struktur mekanis mesin :
Stabilitas : kemampuan mesin meredam gerakan
mekanis luar sehingga tidak mengganggu proses
pengerjaan benda
fundamen dan rangka mesin
Kekakuan (rigid) : kepresisian pada saat pengalihan
gaya di dalam mesin perkakas
sifat bahan, jenis bantalan dan tata letak komponen
Sifat suhu : perubahan dalam tahapan panas yang
berhubungan dengan presisi dan pada suhu lingkungan
sekitar yang tinggi
Proses pemakanan yang dihasilkan tergantung pada gaya
penggerak yang ada dan pada gaya spindle yang
dihasilkan
41. Kontrol Sebagai Pengendali kerja
Panel Kontrol
Monitor, edit programming, panel manual,
execution program
Bahasa program
Iso ( kode G ), menu, macro
Cara pemrograman
Online, transfer program
Kemampuan lain
42. Monitor
Pada bagian depan mesin
terdapat monitor yang menampilkan
data-data mesin mulai dari setting
parameter, posisi koordinat benda,
pesan error, dan lain-lain.
Panel Control
Panel control adalah kumpulan
tombol-tombol panel yang terdapat pada
bagian depan mesin dan berfungsi untuk
memberikan perintah-perintah khusus pada
mesin, seperti memutar spindle,
menggerakkan meja, mengubah setting
parameter, dan lain-lain.
Masing-masing tombol ini harus
diketahui dan dipahami betul oleh seorang
CNC Setter / operator
43. Panel Control
Beberapa hal umum yang biasa dimiliki setiap komputer
pengontrol :
Editing dan background editing (Bg.Edit):
Kemampuan sebagaimana yang dimiliki computer
dengan program pengolah kata sederhana (insert,
delete, alter) untuk program NC dalam kode G-ISO dan
bahasa lain (APT) serta mampu mengedit pada saat
mesin sedang proses penyayatan.
Kode program :
Penomoran program, kodifikasi program (O0011 : (
blocking))
Searching :
Kemampuan untuk mencari nomor program,
nomor kerja sehingga mempercepat editing
44. Panel Control
Decimal point input :
Mampu menerima input bilangan decimal sesuai
dengan kepresisian mesin, seperti : 30.000.
Compare & stop :
Pengechekan dengan membandingkan dua
program.
Absolute / Increment :
Program NC untuk pengaturan titik koordinat
tujuan. Bila absolute koordinat titik tujuan selalu
dihitung dari satu titik refferensi awal yang sama.
Sedangkan incremental titik koordinat tujuan dihitung
dari titik terakhir / posisi koordinat tujuan terakhir
(G90, G91).
45. Panel Control
Metric-Inch :
Pemilihan satuan yang dinyatakan dalam program
NC yang disesuaikan dengan tututan gambar teknik /
gambar kerja (G21, G20).
Program storage
Kapasitas : Kapasitas memory computer pengontrol.
Optional Block Skip :
Bila tanda ini dinyalakan dan dalam program perintah
ini diinput maka blok baris yang ada akan tidak
terbaca (terloncati). Biasanya berupa garis miring yang
diletakkan diawal baris blok ( / )
Programable Data / Parameter input
Pemilihan parameter kerja mesin dalam kontrol
Data Protection Key : Kunci pengaman program.
46. Bahasa program
Dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis utama :
1. Bahasa manual ( kode G-ISO)
Kode yang sebagian besar distandarkan ISO atau
EIA, sebagian lain mempunyai arti spesifik untuk jenis
kontrol mesin. Dengan bahasa ini mesin dapat
langsung deprogram melalui Manual Data Input atau
pada menu pembuatan program (Edit)
2. Bahasa Menu
Pemrograman yang telah disediakan oleh mesin
pembuat, dan terletak pada panel dan akan tampil
pada layar monitor apabila kita aktifkan. Menu ini
disediakan untuk pengerjaan yang sederhana seperti
contour luar dan dalam terstruktur, drilling dan
lainnya. Programmer tinggal memasukkan data yang
dibutuhkan saja.
48. Bahasa program
3. Bahasa Macro
Bahasa program yang lebih spesifik
sesuai dengan computer pengontrolnya.
Secara umum nya digabung dengan bahasa
kode G-ISO.
4. Bahasa automatic (APT- Automatically
Programmed Tools)
Merupakan bahasa tingkat tinggi yang
dipakai dalam pembuatan program di luar
mesin NC (Offline). Pada umumnya untuk
mesin 4 axis ke atas.
49. Cara Pemrograman
Pemrograman mesin CNC dilaksanakan dalam tiga cara :
Pemrograman manual : Pemrograman yang dilakukan
di mesin CNC (ONLINE, Machine Tool Level, Manual
NC Data Input)
Pemrograman dengan computer pembantu (Computer
Assisted Programming): Pemrograman yang dilakukan
computer lain (OFFLINE )
Pemrograman terintegrasi dalam suatu sistem
(CAD/CAM) : pemrograman yang memanfaatkan basis
data geometric ( internal geometrical data base) yang
dihasilkan perancang produk dengan system CAD.
51. Form & Worksheet
Beberapa form pendukung untuk pengaturan kinerja
mesin CNC
Buku inventaris mesin
Buku inventaris tools cutting
Form preventive maintenance Mesin
Form Rekapitulasi Jam Mesin Harian
Gambar Kerja
Production Sheet
Form Transfer Program
CNC Programing Sheet
CNC Coordinate Sheet
Etc
55. Kode G dan Kode M
(G code and M code)
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
56. Kode G dan M Milling CNC
Kode yang sebagian besar distandarkan
ISO atau EIA, sebagian lain mempunyai arti
spesifik untuk jenis kontrol mesin. Dengan
bahasa ini mesin dapat langsung diprogram
melalui Manual Data Input atau pada menu
pembuatan program (Edit)
Kode ini merupakan bagian dari bahasa
program yaitu bahasa manual atau sering
disebut bahasa kode G dan bahasa kode M.
Selain kode G dan M ada beberapa abjad lain
yang sering terpakai seperti F, I, J , K , L , O,
P, Q, R, S, T Dan lainnya
57. M Code FUNCTION
M00 PROGRAMME STOP
M01 OPTIONAL STOP
M02 END OF PROGRAMME
M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M04 SPINDLE ON CLOCKWISE
M05 SPINDLE STOP
M08 COOLANT ON
M09 COOLANT OFF
M98 SUB PROGRAMME CALL
M99 END OF SUB PROGRAMME AND
RETURN TO MAIN PROGRAME
M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND
Kode M Milling CNC
58. Kode G Kategori Fungsi
G 0 Modal Rapid traverse
keterangan : jarak terdekat akan dicapai terlebih
dahulu
komponen G 0 X…Y…Z…
G 1 Modal Linier interpolation
keterangan : gerak lurus
komponen G 1 X…Y…Z…F…
G 2 Modal Circular interpolation, clokcwise
keterangan : gerak melingkar searah jarum jam
komponen G 2 X…Y…Z…I…J…K…(R…)
G 3 Modal Circular interpolation, counterclokcwise
keterangan : gerak melingkar berlawanan arah
jarum jam
komponen G 3 X…Y…Z…I…J…K…(R…)
G 4F Non Modal Dwell ( must be followed by “F…” )
keterangan : Waktu tunggu proses
komponen G 4 F…( dalam detik )
G 9 Non Modal Exact Stop
Kode G Milling CNC
59. Kode G Kategori Fungsi
G 10 Non Modal Data setting
Keterangan untuk pengulangan dengan
perubahan offset
komponen G 90/91 G10 P…L…
G 17 Modal Plane selection XY, length compensation Z
G 18 Modal Plane selection XZ, length compensation Y
G 19 Modal Plane selection YZ, length compensation X
G 20 Modal Inch input
keterangan pengukuran dengan koordinat
inchi
G 21 Modal Metris input
keterangan pengukuran dengan koordinat
metris
Kode G Milling CNC
60. Kode G Kategori Fungsi
G 27 Non Modal Refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G27 X…Y…Z…
G 28 Non Modal Refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G28 X…Y…Z…
G 29 Non Modal Refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi mesin
komponen G29 X…Y…Z…
G 30 Non Modal Second refferensi point return check
keterangan kembali ke refferensi lain
Kode G Milling CNC
61. Kode G Kategori Fungsi
G 40 Modal Cancel contour compensation
G 41 Modal Contour compensation (tool left of contour)
keterangan gerak kontur cutter disisi kiri benda
kerja
komponen G41 X…Y…Z….D..
G 42 Modal Contour compensation (tool right contour)
keterangan gerak kontur cutter disisi kanan
benda kerja
komponen G42 X…Y…Z….D..
G 43 Modal Tool length compensation +
keterangan koreksi panjang alat potong plus
G 44 Modal Tool length compensation -
keterangan koreksi panjang alat potong minus
G 49 Modal Tool length compensation cancel
Kode G Milling CNC
62. Kode G Kategori Fungsi
G 50 Non Modal Cancel skaling
G 51 Non Modal Scaling
keterangan skala ukuran benda kerja
G 50.1 Non Modal Programmable mirror image cancel
G 51.1 Modal Programablemirror image
komponen G51.1 X…Y…Z…
G 52 Modal Local coordinate sistem setting
keterangan koordinat pergerakan relative mesin
komponen G52 X…Y…Z…
G 53 Modal Machine coordinate sitem selection
keterangan koordinat pergerakan mesin
komponen G53 X…Y…Z…
Kode G Milling CNC
63. Kode G Kategori Fungsi
G 54 - 59 Modal Work coordinate Sytem1 selection
pilihan koordinat refferensi benda kerja 1
untuk G54,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 2
untuk G55,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 3
untuk G56,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 4
untuk G57,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 5
untuk G58,
pilihan koordinat refferensi benda kerja 6
untuk G59,
komponen G54 X…Y…Z…
G 60 Modal Single directionpositioning
G 61 Modal Exact stop mode
G 62 Modal Automatic corner override
G 63 Modal Tapping Mode
G 64 Modal Cutting Mode
Kode G Milling CNC
64. Kode G Kategori Fungsi
G 65 Modal Macro call
G 66 Modal Macro modal call A
G 66.1 Modal Macro modal call B
G 67 Modal Macro modal call A/B cancel
G 68 Modal Coordinate rotation
G 69 Modal Coordinate rotation cancel
G 72.1 Modal Rotation copy
G 72.2 Modal Parallel Copy
G 73 Modal Peck drilling cycle
keterangan proses drilling
komponen G73 X…Y…Z…R…Q…F…K…
G 74 Modal Left handed tapping cycle
keterangan proses tapping
komponen G74 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 76 Modal Fine boring cycle
komponen G76 X…Y…Z…Q…R…P…F…K…
Kode G Milling CNC
65. Kode G Kategori Fungsi
G 80 Modal Canned cycle cancel
G 81 Modal Drilling Cycle, spot boring cycle
komponen G81 X…Y…Z…R…F…K…
G 82 Modal Drilling Cycle, counter boring
komponen G82 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 83 Modal Peck drilling Cycle
keterangan proses drilling dengan gerak membuang
chips
komponen G83 X…Y…Z…R…Q…F…K…
G 84 Modal Tapping Cycle
komponen G84 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 84.2 Modal Rigid tapping cycle
G 84.3 Modal Rigid counter tapping cycle
G 85 Modal Boring cycle, reamer
keterangan G85 X…Y…Z…R…F…K…
G 86 Modal Boring cycle
keterangan G86 X…Y…Z…R…F…K…
Kode G Milling CNC
66. Kode G Kategori Fungsi
G 87 Modal Back boring cycle
keterangan G87 X…Y…Z…R…Q…P…F…K…
G 88 Modal Boring cycle
keterangan G88 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 89 Modal Boring cycle
keterangan G89 X…Y…Z…R…P…F…K…
G 90 Modal Absolut coordinate
G 91 Modal Increment coordinate
G 92 Modal Alternation of work coordinate sytem
G 94 Modal Feed per minute
G 98 Modal Canned cycle initial level return
G 99 Modal Canned cycle reference point level return
Kode G Milling CNC
67. Kode M dan Kode G Turning
G Code FUNCTION
G00 RAPID TRAVERSE
G01 LINEAR INTERPOLATION
G02 CIRCULAR INTERPOLATION ( CLOCKWISE VIEWED
FROM ABOVE)
G03 CIRCULAR INTERPOLATION ( C/CLOCKWISE VIEWED
FROM ABOVE )
G04 DWELL
G10 OFFSET VALUE SETTING
G20 INCH DATA INPUT
G21 METRIC DATA INPUT
G27 REFERENCE POINT RETURN AND CHECK
G28 REFERENCE ZERO RETURN
G33 THREADING
G40 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION CANCEL
G41 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION LEFT
G42 TOOL NOSE RADIUS COMPENSATION RIGHT
68. G Code FUNCTION
G70 FINISHING CYCLE
G71 ROUGH TURNING CYCLE
G72 ROUGH TURNING CYCLE
G73 PATTERN REPEAT CYCLE
G74 PECK DRILLING CYCLE
G75 GROOVING CYCLE
G76 THREAD CUTTING CYCLE
G77 ROUGH TURNING CANNED CYCLE
G78 THREAD TURNING CANNED CYCLE
G79 ROUGH FACING CANNED CYCLE
G92 ABSOLUTE POSITION REGISTER PRESET OR MAX SPINDLE SPEED
G94 Inch/min. or mm/min FEED RATE
G95 Inch/min. or mm/min FEED RATE
G96 CONSTANT SURFACE SPEED PROGRAMMING / CS
G97 DIRECT rev./min. PROGRAMMING / CSS OFF.
Kode M dan Kode G Turning
69. M Code FUNCTION
M00 PROGRAMME STOP
M01 OPTIONAL STOP
M02 END OF PROGRAMME
M03 SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M04 SPINDLE ON CLOCKWISE
M05 SPINDLE STOP
M08 COOLANT ON
M09 COOLANT OFF
M13 COOLANT ON AND SPINDLE ON ANTICLOCKWISE
M14 COOLANT ON AND SPINDLE ON CLOCKWISE
M30 END OFF PROGRAMME AND REWIND
M33 WORK CATCHER TO PARK POSITION
M34 WORK CATCHER TO COLLET POSITION
M35 WORK CATCHER DEPOSITS COMPONENT AND RETURNS TO PARK
Kode M dan Kode G Turning
70. M Code FUNCTION
M51 ENABLE CONTINUOUS CYCLE
M52 DISABLE CONTINUOUS CYCLE
M68 TAILSTOCK QUILL ADVANCE
M69 TAILSTOCK QUILL RETRACT
M74 COLLET CHUCK MODE DISABLE
M75 COLLET CHUCK MODE ENABLE
M78 CHUCK OPEN
M79 CHUCK CLOSE
M86 BAR FEEDER PRESSURE ON
M87 BAR FEEDER PRESSURE OFF
M90 BAR FEEDER MODE ON
M91 BAR FEEDER MODE OFF
M98 SUB PROGRAMME CALL
M99 END OF SUB PROGRAMME AND RETURN TO MAIN PROGRAMME
Kode M dan Kode G Turning
72. Koordinat
KARTESIUS ( X, Y, Z)
Kartesius adalah Sistem Koordinat yang dipergunakan untuk meletakkan titik dalam
bidang untuk penggambaran objek berdasarkan pemasukan nilai ruas sumbu X
dan ruas sumbu Y, dimana dari titik pertemuan ini nilai sumbu X dan sumbuY
titik koordinat dibentuk.
Sistem koordinat Kartesius dapat pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih
tinggi, seperti 3 dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z)
73. Koordinat
POLAR ( @ Jarak < Sudut ).
Adalah system koordinat yang dipergunakan untuk menentukan titik koordinat
berikutnya dari titik koordinat saat ini dengan memasukan nilai jarak dan
penempatan arah berdasarkan besarnya sudut
CW ( Clock Wise ) : Searah Jarum Jam.
CCW ( Counter Clock Wise ) :Berlawanan Arah Jarum Jam.
74. Koordinat Mesin dan benda kerja
MCS (G53): Machine Coordinate System
adalah koordinat mesin yang digunakan untuk dasar
pergerakan axis.
WCS (G54 – G59): Work Coordinate System
adalah penetapan lokasi dari benda kerja yang terpasang.
WCS harus ditetapkan sebelum memulai
pemrograman.
Untuk menentukan WCS, jarak dari Machine origin ke
benda kerja terukur dalam machine controller
Pemrograman dibuat berdasar pada salah satu titik
refferensi WCS (G54 – G59)
Untuk reposisi titik koordinat benda kerja, dapat
menggunakan perintah G92 dengan diikuti besaran jarak
titik nol mesin ke titik yang diinginkan tersebut ( G92 X…
Y… Z… ). Jarak ini dapat terlihat pada angka pergerakan
mesin (machine position)
75. Refferensi Point Mesin
Perintah ini muncul ketika
monitor kontrol hidup
Mesin akan bergerak ke arah
titik nol mesin (MCS)
Setelah proses reff pos selesai
akan muncul tanda bahwa
semua axis telah ke titik reff.
mesin
76. MCS dan WCS pada
Kontrol Siemens 802D
MCS dan WCS pada
Kontrol Fanuc
Koordinat Mesin dan benda kerja
78. Sistim Koordinat dan Refferensi
Koordinat
Titik yang digunakan sebagai awal gerak atau
tujuan dari gerak program, baik gerak lurus
maupun gerak putar ( melingkar)
Refferensi
> Titik atau bidang acuan utama gerak
> Untuk kalibrasi dan pengontrol sistim
pengukuran gerakan slide dan spindle
79. Pergerakan Sumbu (Axis)
1 2 3
Koordinat 2 axis (Turning)
Memanjang Z dan melintang X
Koordinat 3 axis ( Milling)
Memanjang X, melintang Y dan vertikal Z
Koordinat axis ke - 4 dan seterusnya
Memutar a, pergeseran sudut b
82. Penentuan Refferensi Benda Kerja
Zentrofix (probe)
Digunakan untuk mencari
refferensi benda kerja dengan
cara berputar
Penentuan refferensi axis X dan Y
Penentuan refferensi axis Z
Perlu ketelitian dan feeling
Dapat juga memakai Tool Pre-setter
83. Penentuan Refferensi Benda Kerja
Menentukan titik tengah
(center) benda dengan
inside dial indicator
Bila permukaan rata cukup
tiga titik yang sama
Inside Outside
84. Setting Kelurusan Refferensi Benda Kerja
Sisi axis X maupun Y
Sisi axis Z
Sebagai dasar ketegak
lurusan dengan sisi lain
Kerataan bidang / sisi
permukaan atas
85. G90 – Absolute command. Penetapan pergerakan
dengan berdasarkan pada titik utama gambar,
yang selanjutnya dijadikan titik refferensi benda
kerja (WCS)
G91 – Increment command. Penetapan arah dan jarak
pergerakan dengan berdasar penambahan
nilai dari pergerakan sebelumnya.
G91
X + RightX - Left
Y + Front
Y - Rear
Z + Up
Z - Down
Sistem Refferensi Ukuran dan Gerak
86. Perintah Absolut ( ABS ) dan Increment ( INC )
40
20
20 40
Start
A
B
C
D
X +
Y + O0001 ( Absolute );
G90 G54 X10. Y20.;
M3 S1000;
Y50.;
X30. Y30.;
Y10.;
X50. Y40. M5;
M30.;
O0001 ( Increment );
G91 G54 X10. Y20.;
M3 S1000;
G91 Y30.;
X20. Y-20.;
Y-20.;
X20. Y30. M5;
M30.;
87. Perintah Pergerakan (Movement Command)
Linier interpolation movement
> Gerak lurus rapid G00
> Gelak lurus dengan feeding G01
Polar interpolation movement
> Gerak putar searah jarum jam G02
> Gerak putar berlawanan arah jarum
jam G03
G00
G01
G02G03
88. Gerak Lurus
G00 – Rapid positioning. Gerak lurus bebas yang mengandalkan pada feedrate
maksimum dari mesin. G00 tidak dapat digunakan untuk pemakanan
( cutting )
G01 – Digunakan untuk gerak pemakanan lurus. Feedrate harus ditetapkan
dengan F pada program
40
20
20 40
1
2
4
3
X +
Y +
O0001 ( Absolute );
G90 G55 G0 X0 Y0;
M3 S1000;
X20. Y20.;
G1 X50. F100.;
X50.;
Y20.;
X20.;
G0 X0 Y0 M5;
M30.;
O0001 ( Increment );
G91 G55 G0 X0 Y0;
M3 S1000;
X20.Y20.;
G1 Y30. F100;
X30.;
Y-30.;
X-30.
G0 X-20. Y-20. M5;
M30.;
--- Rapid positioning
Cutting feed
89. O1110 ( Small Arc );
G90 G54 G0 X10. Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y10. R30.
F100;
M30;
O1111 ( Bigger Arc );
G90 G54 G0 X10.
Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y10. R-30.
F100;
M30;
30 60
30
60
R30
R30
A
B
X+
Y+
Gerak Putar / melingkar
Gerak putar memiliki nilai radius (R) yang mengikutinya.
Nilai R + (positif) adalah gerak putar dengan sampai pada 180°
Bila gerak putar melebihi 180° maka penulisan harus R – (negatif)
90. Gerak Putar / melingkar
R sebaiknya tidak digunakan untuk program gerak lingkar
penuh. Sebagai gantinya digunakan I,J dan K
Dari titik koordinat start point sampai end point adalah sama,
sehingga tidak perlu menandai dengan nilai x dan y
X+
Y+
J
I
R30
A
B
O2002 ( Point A );
G90 G54 G0 X-30. Y0.;
M3 S1000;
G03 I30.;
M30;
O2002 ( Point B );
G90 G54 G0 X0 Y-30.;
M3 S1000;
G03 J30.;
M30;
91. Gerak Putar / melingkar
Selain menambahkan R pada gerak pemakanan melingkar, ada juga
dengan pemakaian I,J,K untuk beberapa kontour radius terbatas.
Untuk menentukan I,J,K maka harus menghitung jarak dari start ke titik
pusat radius.
Nilai dari I,J,K adalah nilai increment jarak awal pergerakan ke center
radius putar.
I = Segaris sumbu X, untuk J = Segaris sumbu Y, sedangkan K =
Segaris sumbu Z
( Start point )
20 40
20
40
A
B
X+
Y+
Center
( Start point )
( End point )
20 40
20
40
A
B
X+
Y+
Center
( End point )
J
I I
J
O2000;
G90 G54 G0 X20. Y40.;
M3 S1000;
G02 X40. Y20. I-10. J-30. F100;
M30;
O2001;
G90 G54 G0 X40. Y20.;
M3 S1000;
G03 X20. Y40. I-30. J-10. F100;
M30;
93. Gerakan Sumbu Pemrograman Turning CNC
Menggunakan 2 axis : X axis dan Z axis
Z+VE
( W + VE )
X + VE
( U + VE )
Z - VE
( W - VE )
X - VE
( U - VE )
98. Struktur Program
Struktur program merupakan rangkaian
perintah kerja untuk memproses produk.
Rangkaian program ini tersusun dalam
komputer pengontrol
Struktur program didasarkan pada tuntutan
gambar kerja dan perencanaan proses
permesinan benda kerja/produk
Struktur program sebaiknya dibuat sederhana
namun mencakup seluruh proses kerja
99. Struktur Program
Main program (program utama)
Sub program (anak program / program
turunan)
=>program pembantu yang digunakan untuk
spesifik proses kerja
Tingkat kemampuan pemanggilan sub
program tiap mesin mungkin berbeda sampai
4 tingkat
100. Struktur Program
Nomor program ‘O’
Oxxxx nama program
O0001 ~ O8999 => user area
O9000 ~ O9999 => maker area
Setelah nomor program dapat dituliskan nama
perintah program
Contoh : O1234 ( test )
101. Struktur Program
Urutan nomor ‘N’
Digunakan untuk memudahkan masuk program
selama memilih
Contoh : O4567;
N10 T2 M6
Program terdiri dari :
Block, Words, Address, Value
Struktur program ( NC Block ) :
N 110 G 01 X 60. M03
Block No. Word Word Word
Catatan :
# Setiap akhir dalam satu blok program digunakan ‘ ; ‘ ( End Of
Block /EOB )
# Setiap pergerakan Axis ( X,Y,Z ) untuk beberapa tipe kontrol,
perintah besaran angka menggunakan titik ( X 3. ), jika tidak
menggunakan pergerakan besaran akan terbaca microns ( X
0.003 )
102. Arah Pemakanan (Cutting System)
Arah penyayatan alat potong (cutter) terhadap benda kerja
untuk menghasilkan kualitas permukaan yang diinginkan
104. Proses Pemakanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penyayatan pada mesin perkakas adalah
Arah pemakanan dan kecepatan pemakanan
Pendinginan
Model pemakanan ( facing, side cutting,
sloting, drilling, pocketing, reamering, boring
dan sebagainya)
Langkah pemakanan (roughing / finishing)
105. Cutter Radius Compensation
G41 – cutter berada pada sisi sebelah kiri dari arah gerak
pemakanan
G42 – cutter berada pada sisi sebelah kanan dari arah gerak
pemakanan
G40 – cancel G41 dan G42 Arah gerak pemakanan
G42
G41
G40
30
Normal
30
Start
G41
30
Start
30
G42
30
Start
30
30
Start
30
Start
G41
30
30
Start
G42
30
30
EXTERNAL CUTTING
INTERNAL CUTTING
106. Proses raughing dan finishing dapat memakai satu program
yang sama, hanya dengan mengubah data radius tool pada
offset screen.
Jika cutter yang digunakan Ø10mm, maka ketika proses
roughing disisakan ( allowance ) 0.2mm sehingga 5.2 mm.
Ganti besaran radius pada offset screen mesin menjadi 5mm
untuk proses finishing,dan dengan program yang sama
proses dijalankan kembali.
Contoh : G90 G41 D1 G1 X20. Y0. F100;
001 5.20 016 0.00
002 0.00 017 0.00
003 0.00 018 0.00
… …. … …
001 5.00 016 0.00
002 0.00 017 0.00
003 0.00 018 0.00
… …. … …
Besaran offset untuk proses roughing = A+B
Besaran offset untuk proses finishing = A
A= Tool radius
B= AllowanceA
B
Roughing Finishing
Cutter Radius Compensation
108. Cutter Radius Compensation
Ketika menetapkan G41 / G42, mesin akan
membaca 2 blok ke depan dengan tujuan
mengkalkulasi offset, jika ada dua nilai Z
setelah G41 akan terjadi overcutting, karena
kompensasi tool akan terbaca pada nilai x dan
y
Selalu mengingat untuk memeriksa besaran
offset radius alat potong / cutter sebelum
menjalankan program
109. Cutter Radius Compensation
O3000 ( Overcut );
G90 G58 G0 X0 Y0;
Z100. M1;
M3 S1000;
G41 X20. Y10. D1; Z2. M8;
Z2. M8; G41 X20. Y10. D1;
G1 Z-10. F100; G1 Z-10. F100;
Y50.;
X50.;
Y20.;
X10.;
G0 Z100. M9
G40 X0 Y0 M5;
M30.;
X+
Y+
Point B
20
40
4020
Point c
Point A
110. G43 Tool Length Compensation
Nilai H adalah panjang cutter,
Ketika mesin membaca G43 Z100. H1 dalam program,
maka ia mengambil data yang ada pada offset nomor 001
dan mengkompensasikannya sehingga ujung mata potong
cutter berhenti 100mm diatas benda kerja.
Untuk membatalkannya menggunakan G49. Mesin secara
otomatis membatalkan kompensasi ini ketika sumbu Z
melakukan pergerakan zero return point
G43 Z100. H1
Z0
H
100
111. Tool Pre-setter
Digunakan untuk mengukur panjang dari tool
cutting
Ketinggian dariholder cutter sampai pada ujung
mata potong
Menyentuhkan ujung Mata potong cutter dengan
permukaan tool pre setter sampai jarum
menunjuk angka nol ( zero )
Menginput titik nol axis Z ke offset setting
112. G28 Automatic Zero Return
Kegunaannya untuk kembalinya axis ke titik nol
mesin dengan gerak cepat
Supaya sekali gerak tercapai maka sebaiknya diikuti
dengan G91
Axis Z dilakukan terlebih dahulu, diikuti axis X dan Y
secara bersamaan
Machine Zero
Workpiece
Zero
Machine Zero
Workpiece
Zero
G28 G90 Z0; G28 G91 Z0;
113. Dwell ( Waktu Tunda / Diam )
Berfungsi untuk menunda blok program berikutnya
Harus ditetap kan pada blok tersendiri
P1000 berarti menunda selama 1 detik
Contoh : G04 P1000;
Jika koordinat mesin mempunyai 4 desimal maka
P10.000 berarti menunda selama 1 detik
114. Inch / Metric Conversion
Penulisan perintah ada pada awal program
(main program)
G20 – Program dengan perhitungan Inchi
G21 – Program memakai perhitungan
milimeter
115. Pemilihan Area / Bidang Kerja
G17 – Bidang X Y.
Pandangan dari sisi positif sumbu Z,
permukaan atas benda kerja
G18 – Bidang ZX.
Pandangan dari sisi positif sumbu Y
G19 – Bidang YZ.
Pandangan dari sis positif sumbu X
116. Pemilihan Area / Bidang Kerja
G17, G18, G19
Z+
Y+
G3
G2
X+
G17 PLANE
X+
G3
G2
Z+ Y+
G19 PLANE
G18 PLANE
G3
G2
Z+ Y+
X+
117. Programmable Data Input
Mengubah offset data setting program
G10 P… R…;
- P – Nomor offset
- R – Nilai data yang akan diinput ke offset screen
( radius cutter )
Mengubah Work Coordinate System ( WCS ) pada program
G10 L2P1 X… Y… Z…;
- L2P0 mengubah EXT
- L2P1 mengubah G54
- L2P2 mengubah G55
- L2P3 mengubah G56
- L2P4 mengubah G57
- L2P5 mengubah G58
- L2P6 mengubah G59
Bila menggabungnya dengan G90, data yang keluar akan
tertulis lagi….
Bila menggabungnya dengan G91, data akan melakukan
penambahan
118. Subprogram ( anak program )
Anak program digunakan ketika kita ingin mengulang
program rutin yang spesifik
M98 – Memanggil anak program
M99 – Kembali ke induk program
P___ - nomor anak program
L___ - jumlah pengulangan
Dianjurkan untuk memakai G91 dalam sub programnya
Anak program dapat dipanggil sampai pada 4 tingkat
( level )
Untuk memanggil program di data server, gunakan
m198
121. Pemrograman di mesin Milling
Suatu proses dari pembuatan rangkaian
perintah seperti pergerakan alat potong
( cutter ), kecepatan pemakanan dan
kecepatan spindle, dalam perintah untuk
mesin sehingga melakukan beberapa
operasi
Ketika memprogram, selalu berprinsip
dasar alat potong berputar, sedangkan
benda kerja diam
123. Skema Program Dasar Milling Fanuc :
N10 G17 G21 M23 G40 G80… Kode untuk referensi area
( plane ) pemakanan dan cancel fungsi G
N20 G00 G91 G28 Z0… Kode G untuk memposisikan axis Z
pada titik nol pada koordinat mesin ( axis Z didahulukan )
N30 G00 G91 G28 X0 Y0… Kode G untuk
memposisikan axis X dan Y bersamaan pada titik nol pada
koordinat mesin
N40 G90 G54 X…Y…Z… Pengaktifan referensi benda kerja
dihitung dari titik nol yang ditulis di blok ini, setelah melewati N20
dan N30 posisi spindle berada di titik nol mesin maka dengan
G54/..G59 koordinat / posisi ini dihitung dengan besaran G90
G54/G59 X..Y..Z..
N50 G90 G00 X0 Y0 Z100… Pergerakan cepat kearah titik
aman benda kerja sebelum masuk ke program kontur. Besaran
X..Y..Z..dapat disesuaikan.
N60 M3 S… Memutar spindle. M3 putarannya searah jarum jam
N70 G0 Z10... Gerakan cepat mendekati referensi benda kerja.
N80 G1 Z0 F… Gerakan dengan feed terkontrol untuk memulai
program
124. N90... Awal dari isian program, dapat berupa :
1. program kontur dengan ( G41 / G42 )
2. program pelubangan (G81/G82,G83…dsb )
3. pemanggilan anak program ( M98 P… )
N190 G0 X0 Y0 Z100... Parkir di tempat aman (Z menjauhi
benda kerja ) setelah pengerjaan
G28 G91 Z0 (Z axis menuju reff. 0 mesin)
N200 M30... Menutup jalannya program
Skema Program Dasar Milling Fanuc :
125. O0001 ; MAIN PROG
G17 G21 G80 M23
G28 G91 ZO
G28 G91 X0 Y0
G90 G54 GO X0. Y0. Z50.
M3 S1000
G1 Z0. F200
M98 P11 L5
(Pemanggilan anak program )
G28 G91 Z0
M30
Pengulangan Kontour
O0011 ; SUB
G91 G1 Z-3. F300;
G90 G41 G1 X20. Y0. D10 F784; (A)
G3 X20. Y0. I-20. J0; (B)
G40 G1 X0. Y0.; (C)
M99;
X+
Y+ I
R20
A
C
B
Z0
Z50.
CUTTER
POCKETTIN
G
126. Canned Cycle / pelubangan bulat
Proses pelubangan seperti proses pembesaran lubang (boring ),
pelubangan ( drilling ), penguliran dengan memakai penetapan format
terlebih dahulu, pilih format yang paling pendek ,mudah dan tepat untuk
setiap type mode cycle. Gunakan G80 untuk membatalkannya.
G90 G98 G__ X__ Y__ R__ Z__ Q__ P__ F__ L__
K__;
G98 – Kembali ke posisi titik Z awal, setelah tiap proses pelubangan
G99 – Kembali ke posisi refferensi R, setelah tiap proses pelubangan
G__ - Type dari cycle mode
X – Posisi titik X dari lubang
Y – Posisi titik Y dari lubang
R – Jarak titik refferensi
Z – Kedalaman lubang
Q – Banyaknya pemakanan / pergeseran pemakanan ( increment )
P – Waktu tunda / diam sementara pada saat di dasar lubang
F – Kecepatan pemakanan
L__K__ - Pengulangan
127. Perbedaan antara G98 dan G99
Z awal
R
Z
G98
Rapid position
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Ketika menggunakan G98, setiap
selesai melakukan proses, cutter
akan kembali ke posisi Z awal.
Metode ini mengakibatkan makan
waktu lama tetapi ini yang sangat
dianjurkan penggunaannya karena
lebih aman
Ketika menggunakan G99, setiap
selesai melakukan proses, cutter akan
kembali ke posisi R, diakhir proses baru
ke Z awal. Bila menggunakan metode
ini mohon permukaan benda kerja
tidak ada halangan antara lubang satu
ke lubang lainnya.
128. G81 Spot Drill Cycle
G98 G81 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Untuk awalan lubang dengan menggunakan NC drill.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
129. G82 Counterboring Cycle
G98 G82 X__ Y__ R__ Z__ P__ F__ ;
Untuk proses pembuatan counterbore. Kerataan dasar diperbaiki
dengan waktu tunda ( berhenti sementara )
Ketika kita menetapkan P1000, maka waktu tundanya satu detik.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Retacts after dwell Retacts after dwell
130. G98 G83 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;
Q adalah kedalaman tiap pemakanan dan akan selalu kembali ke R
‘d’ adalah nilai dimana mesin telah mulai melakukan proses dengan feeding
sebelum mencapai titik pemakanan berikutnya. Besarnya yaitu 0.1mm
G83 Peck Drilling Cycle
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
Rapid position
Z awal
R
Z
G99
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
131. G98 G73 X__ Y__ R__ Z__ Q__ F__ ;
Nilai tarik balik mesin setelah pemakanan. Besarnya yaitu 0.1mm
Tidak baik untuk lubang yang dalam, karena tatal ( chips ) mungkin menjepit
alat potong dan alat potong cepat rusak.
Baik untuk material lunak dengan kedalaman ringan.
G73 High Speed Peck Drilling Cycle
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
Rapid position
Z awal
R
Z
G99
Cutting Feed
Q
Q
d
d
Q
132. G84 Penguliran
G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Titik R minimal 7mm atau lebih menjauhi dari permukaan benda
kerja.
Gunakan Floating chuck untuk proses ini
Untuk ulir kiri menggunakan G74
F = Spindle speed X Thread pitch (mm )
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle cw Spindle cw
Spindle ccwSpindle cw
Spindle cw
Spindle cwSpindle ccw
Spindle cw
133. G84 Penguliran
Rigid Tapping M135 (optional funtion)
Kecepatan putar spindle dan feedrate pemakanan dikontrol dan
sesuaikan oleh mesin)
M135 S200 ;
G98 G84 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Rapid position
Z
awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z
awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle cw Spindle cw
Spindle ccwSpindle cw
Spindle cw
Spindle cwSpindle ccw
Spindle cw
134. G85 Reaming Cycle
G98 G85 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Sama dengan G81, namun pada saat kembali ke titik R tetap
menggunakan gerak / feeding pemakanan.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
135. G86 Reaming Cycle
G98 G86 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
Spindle berhenti di dasar lubang dan kembali dengan gerak
cepat mesin ( rapid rate )
Ada sedikit goresan permukaan ketika spindle kembali ke
atas.Gunakan G76 untuk menghilangkan goresan pada
lubang dan hasil yang lebih baik.
Rapid position
Z awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle stop Spindle stop
136. G76 Reaming Cycle
G98 G76 X__ Y__ R__ Z__ F__ ;
‘Oriented Spindle Stop’ ( M19 ) akan melakukan gerak balik setelah
pemakanan sehingga tidak ada goresan di permukaan benda kerja.
Arah pergeseran X+, X-, Y+, Y-, telah di atur pada kontrol sebelumnya.
( periksa dahulu sebelum menggunakan )
Besarnya pergeseran diatur dengan Q.
Rapid position
Z
awal
R
Z
G98
Cutting Feed
Z
awal
R
Z
G99
Rapid position
Cutting Feed
Spindle stop Spindle stop
oss oss
138. Mirror Image Command
M21 – X axis mirror image
M22 – Y axis mirror image
M23 – Pembatalan mirror image
Titik awal dan akhir program harus sama
Selalu akhiri dengan M23 di setiap selesai menggunakan program
mirror
Gambar awal
X+,
Y+
M21
M22
M22
M21
X-,
Y+
X-, Y-
X+,
Y-
141. G68 Coordinate Rotation
Fungsi ini digunakan untuk mengatur perputaran profil
dalam program yang ada pada area tertentu
G69 untuk pembatalannya
G68 X__ Y__ R__;
* X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut
Ketika menghilangkannya, posisi dimana G68 diatur
menjadi pusat putar
* R Sudut putar
G68 dan G69 harus diatur pada titik yang sama
Selama memakai G68, plane ( bidang ) tidak bisa
dirubah / diganti
143. G51 Scaling
Fungsi ini digunakan untuk mengatur penyekalaan profil dalam
program yang ada pada area tertentu
G50 untuk pembatalannya
G51 X__ Y__ Z__ P__; (1)
* X dan Y adalah pusat sumbu dengan nilai absolut
* P Nilai Pembesaran / pengecilan total
G51 X__ Y__ Z__ I__ J__ K__; (2)
* X, Y, Z adalah pusat sumbu dengan nilai absolut
* I, J, K Nilai Pembesaran / pengecilan untuk X, Y, Z
Selama memakai G51, plane ( bidang ) tidak bisa dirubah /
diganti
144. Contoh Program Skala
G90 G00 X0 Y0;
G51 X0 Y0 Z0 I2000 J1000;
G02 X100. Y0 R100. F500;
Pergerakan di atas sama dengan
perintah pergerakan dibawah ini
G90 G00 X0 Y0 Z0;
G02 X200 Y0 R200. F500 X+
Y+
100 200
Pergerakan skala
145. Helical Interpolation
Pergerakan helical (spiral) hanya dapat dilakukan
pada mesin dengan kemampuan gerak 3D
Gunakan G02 atau G03, pemakanan dengan arah
gerakan spiral
O6789 ( Normal );
G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000;
G43 Z100. H1 ;
G03 X0 Y50. R50.; -- P1 Ke P2
M30;
O6789 ( Helical );
G90 G58 G0 X50. Y0 M3 S1000;
G43 Z100. H1 ;
G03 X0 Y50. Z30. R50.; -- P1 Ke P3
M30;
P3
30
Z+
Y+
X+
50
P2
P1
50
148. Metode Pemrograman Pergerakan Sumbu
INCREMENTAL ( U DAN W )
Pada pemrograman Incremental, simbul axis
yang digunakan yaitu U ( sebagai pengganti
sumbu X ) dan W (sebagai pengganti sumbu Z )
ABSOLUT ( X DAN Z )
Memakai sumbu X dan Z dalam
pemrogramannya
149. Bentuk Program pada Mesin Turning
Beberapa bentukan umum yang dapat
dikerjakan di mesin turning CNC
Kontour (dalam dan luar)
Pelubangan
Alur / groove / Cutting
Ulir / thread
150. Proses Roughing
1.Longitudinal area clearance cycle
G71 U… R…
G71 P… Q… U… W… F…
Blok G71 yang pertama :
U: Nilai Depth of Cut ( axis X ). Nilai D.O.C ditulis dengan angka
decimal dan merupakan nilai radius
R: Jarak / clearance antara benda kerja dengan tool nose radius
setiap selesai melakukan proses pemakanan. Nilai clearance ini
ditulis dengan angka desimal dan merupakan nilai radius.
Blok G71 yang kedua :
P: Nomer blok awal program kontur.
Q: Nomer blok akhir program kontur.
U: Allowance axis X untuk proses Finishing. Nilai allowance ini dalam
ukuran diameter dan ditulis dengan angka desimal. Pada proses
tertentu ( pengerjaan Internal Turning ) nilai U ini bisa Menjadi –
( negatif ).
W: Allowance axis Z untuk proses Finishing. Nilai allowance ini ditulis
dengan angka desimal.F: Feeding proses roughing.
151. 2. Tranverse area cleareance cycle
G72 W… R…
G72 P… Q… U… W… F…
Proses roughing untuk pembubutan kontur dengan Depth of Cut
pada axis Z.
Semua words pada G72 = words pada G71,
kecuali W pada blok yang pertama = Depth of Cut pada axis Z.
Proses Roughing
152. 3. Pattern repeat cycle
G73 U… W… R…
G73 P… Q… U… W… F…
Blok G73 yang pertama
U(¡i) : Excape distance and direction in X axis (Designated the
radius)
W( ¡ k) : Escape distance and direction in Z axis
R(d) : Repeating time
(It is conneeted with the cut volume of each time)
Blok G73 yang kedua :
P : Start sequence No.
Q : Final sequence No.
U( ¡ u) : Finishing in clearance X axis(Radius des-ignated)
W( ¡ w) : Finishing in clearance Z axis F(f) : Cutting feedrate
Proses Roughing
153. Proses Finishing
G70 P… Q… F…
P: Nomer blok awal program kontur.
Q: Nomer blok akhir program kontur.
F: Feeding untuk proses Finishing
Proses Finishing merupakan pengulangan dari program
roughing baik G71, G72 atau G73.
Proses Finishing
156. Proses pengeboran memakai kode G74,
G74R…
G74Z… Q… F…
Blok G74 yang pertama :
R : Peck lift off ( jarak antara / delta setiap proses
pengeboran sebelum melakukan proses
pengeboran selanjutnya )
Blok G74 yang kedua :
Z : kedalaman akhir dari proses pengeboran (axis Z ).
Q : kedalaman proses 1 kali pengeboran hingga
mencapai kedalaman akhir ( step by step )
F : feeding proses pengeboran.
Proses Pelubangan
158. Pembuatan Alur (Groove)
Proses pengaluran memakai kode G75, dengan format
sbb :
G75R…
G75X… Z… P… Q… R… F…
Blok G75 yang pertama :
R : Peck lift off ( sama dengan G74 )
Blok G75 yang kedua :
X : diameter groove yang diinginkan ( final depth in X
Axis )
Z : posisi akhir dari lebar groove ( final depth in Z axis )
P : penambahan pemakanan groove ( peck in feed
increment in X axis ).
Q : lebar tool yang digunakan ( the tool in )
R : gerakan sudut yang dibuat oleh tool setelah selesai
membuat groove ( the tool lift off at end of the cut in-
feed )
F : feeding pembuatan groove.
160. Program pembuatan ulir ini memakai kode G76,
G76P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)…
G76X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)…
Blok G76 yang pertama :
P(m) : jumlah pengulangan proses finishing.
Penulisan dalam 2 digit.
Contoh untuk pengulangan 2 kali ditulis 02
P(r) : chamfering pada akhir pemotongan ulir.
Penulisan dalam 2 digit. Contoh 5˚ ditulis 05
P(a) : Sudut dari ulir yang dibuat.
Contoh 55, 60 dsb.
Q(∆d min. : cutting depth minimum
Penulisan tanpa decimal. Contoh depth 0.05 ditulis 50.
R(d) : finishing allowance.
Penulisan dengan system decimal. Contoh 0.05.
Pembuatan Ulir
161. Program pembuatan ulir ini memakai kode G76,
G76P(m,r,a)…….. Q(∆d min.)............. R(d)…
G76X… Z… R(i)… P(k)… Q(k)… F(l)…
Blok G76 yang kedua :
X : diameter minor ulir ( ulir luar ) atau diameter mayor ulir
(ulir dalam)
Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z )
R(i) : di program untuk membuat ulir taper.
Untuk ulir lurus, nilai R(i) = 0
P(k) : depth / tinggi ulir.
Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis
1750
Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama.
Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025
ditulis 25
F(l) : lead ulir G76 P(m,r,a)… Q(d min)… R(d)…
Pembuatan Ulir
162. Khusus untuk ulir taper/konus :
Blok G76 yang kedua :
X : diameter minor atau mayor dari tujuan akhir
penguliran.
Z : posisi akhir proses penguliran ( axiz Z )
R(i) : R(i) = tan α/2 x W, dimana :
α = sudut konus
W = panjang penguliran.
Nilai R ini bias + (positif) atau – (negatif) sesuai arah
pengulirannya.
P(k) : depth / tinggi ulir pada posisi akhir penguliran
Penulisan dalam 4 digit. Contoh tinggi 1.75 ditulis
1750
Q(d) : depth of cut untuk pemotongan pertama.
Penulisan tanpa desimal point. Contoh D.O.C. 0.025
ditulis 25
F(l) : lead ulir
Pembuatan Ulir
170. O0001 ; MAIN PROG
G17 G21 G80 M23
G28 G91 ZO
G28 G91 X0 Y0
G90 G54 X0 Y0 Z50. (Posisi awal dan akhir dari proses
kontouring)
M3 S1000
G1 Z0. F200
M98 P13 (Pemanggilan anak program 1 tanpa
pengulangan)
M98 P12 L5 (Pemanggilan anak program 2 dengan
pengulangan 5X)
G28 G91 Z0
M30
ØCUTTER 10
Pemanggilan Anak Program dan
Pengulangan Kontour
180. Simple MacroMAIN PROGRAM
G17 G21 G80 G40 M23
G91 G28 G0 Z0
G91 G28 G0 X0 Y0
G90 G54 GO X0. Y-20. Z100.
M3 S1000
G1 Z0. F300
#1=0 REFFERENSI
#2=-0.25 DEPTH OFF CUT
#3=20. DEPTH TOTAL
#4=100. SISI PANJANG
#5=60. SISI LEBAR
#4
#5TAMPAK ATAS
TAMPAK
DEPAN
#3
N10:
#1=#1+#2 PERHITUNGAN DEPTH
G90 G1 Z#1 F100
… PERHITUNGAN CONTOUR
G41 G1 G41 X0 Y0 F200
G1 Y#5
G1 X#4
G1 Y0
G1 X-20.
G40 G0 X0 Y-20.
IF [#1 LT #3] GOTO 10
G91 G28 Z0
M30
CONTOUR
181. Simple Macro
REFF
DOC
DEPTH TOTAL
SISI PANJANG
RADIUS
#(Radius tidak mengalami
perubahan, panjang sisi
mengalami perubahan)
PERHITUNGAN
Tan 56º
182.
183. ½ Bola
REFF
DOC
DEPTH TOTAL
RADIUS
PERHITUNGAN
Pitagoras a²+b²=c²