SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
Descargar para leer sin conexión
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN
KONEKSI MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARING) DI SMA SWASTA AL-AZHAR MEDAN
OLEH
KETUA : SAIFUL BAHRI (NIDN: 0124108203)
ANGGOTA : BUKHORI (NIDN: 0129098101)
(saifulbahri299@yahoo.co.id)
Abstrak
Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dari hasil observasi penelitian
eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMA Swasta Al-Azhar Medan yang terdiri dari enam kelas paralel.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, dimana pemilihan sampel
dilakukan secara random. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes
kemampuan pemecahan masalah matematis (2) tes kemampuan koneksi
matematis, pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok, dimana tes
berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan
untuk mendeskripsikan persentase pencapaian skor siswa pada pembelajaran
kontekstual dan konvensional. Analisis,
inferensial data dilakukan dengan uji t
dan analisis varians (Anava) dua jalur.
Hasil penelitian ini adalah (1) peningkatan kemampuan, pemecahan
masalah antara siswa yang diberi pembelajaran konteksual lebih baik daripada
siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan
kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 0,52 dan kelas kontrol 0,28.
(2) peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang diberi
pembelajaran kontekstual lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran.
konvensional. Rata-rata peningkatan kemampuan koneksi matematis kelas
eksperimen 0,49 dan kelas kontrol 0,16. (3) tidak ada interaksi antara
pendekataii pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan awal siswa
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. (4)
terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan
kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis
siswa.
Kata Kunci : Pendekatan kontekstual
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber
daya manusia (SDM) yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat
mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal
untuk masa yang akan datang yang harus dapat bersikap kritis, logis dan
inovatif dalam menghadapi clan menyelesaikan setup perrnasalahan yang
dihadapinya. Dalam pendidikan banyak sekali ilmu yang digali untuk
meningkatkan kualitas SDM, salah satunya adalah ilmu matematika. Hal ini
sesuai degan pendapat Cockroft (1982) dalam Abdurrahman(2003:253) yang
mengatakan bahwa: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu
digunakan dalam segi kehidupan;(2) semua bidang studi memerlukan
matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat
dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai
cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran
keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan
masalah yang menantang. Kutipan diatas mengatakan bahwa matematika itu
dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam berbagai
segi kehidupan.
Kline dalam Tim MKPBM Matematika UPI (2001:19) mengatakan
bahwa "matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi dan alam". Selanjutnya Nurhadi (2004:203) juga mengatakan "
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran geometri, aljabar dan
trigonometri". Senada dengan itu Soedjadi dalam Panjaitan (2009:216)
mengatakan bahwa: "matematika itu merupakan kegiatan manusia sehingga
dalam proses pembelajaran harus lebih menekankan. pada aktivitas siswa untuk
mencari, menemukan dan membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan
sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada siswa". Pendapat tersebut diatas
sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum KBK 2004.
Tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum. KBK 2004 dalam
Nurhadi (2004: 203) yaitu:
1. Melatih Cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, ekspositori, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
menemukan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tabu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan di atas menekankan akan pentingnya peranan matematika dalam
kehidupan manusia. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan
manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika
semakin baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya pemerintah seperti
penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan
kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.
Namun demikian usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
mutu pendidikan matematika belum menarnpakkan hasil yang maksimal. Di
tingkat Internasional laporan TIMSS (Third International mathematics science
Study) tahun 2003 menempatkan Indonesia pada posisi 34 dari 45 negara, dan
lebih separuh pelajar kelas II dan kelas III SLTP di Indonesia berada dibawah
standar rata-rata skor Internasional Panjaitan (2009:215). Data ini semakin
menyatakan bahwa mutu pendidikan matematika kita sangat rendah dibanding
dengan negara lain.
Rendahnya hasil belajar matematika ditinjau dari lima aspek yang
dirumuskan oleh National Council of Teachers of Mathematic (NCTM:2000):
"Menggariskan peserta didik harus mempelajari matematika melalui
pemahaman dan aktif membangun pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Untuk mewujudkan hal itu, pembelajaran matematika
dirumuskan lima tujuan umum yaitu: pertama, belajar untuk
berkomunikasi; kedua, belajar untuk bernalar; ketiga,belajar untuk
memecahkan masalah; keempat, belajar untuk mengaitkan ide; dan
kelima, pembentukan sikap positif terhadap matematika".
Masalah merupakan sesuatu yang tidak terlepas dari diri manusia,
sehingga kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kernampuan
yang dituju dalam pembelajaran matematika. Laster (Branca: 1980) dalam
Sugiman dkk (2009:179) menyatakan bahwa" Problem silving is the heart of
mathematics" yang artinya jantungnya matematika adalah pemecahan masalah.
Selanjutnya NCTM (National Council of' teachers of Mathematics)
menegaskan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu aspek
penting dalam menjadikan manusia menjadi literat dalam matematika
(Romberg:1994) dalam Sugiman dkk (2009:179). Dari pendapat di atas dapat
dinyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran matematika.
Dalam belajar matematika, siswa mengalami kesulitan khususnya dalam
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pemecahan masalah matematika
sebagaimana diungkapkan Sumarmo (dalam Suhenri: 2006:3) bahwa
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada umumnya
belum memuaskan. Untuk itu kemampuan pemecahan masalah dalam
matematika perlu dilatih dan dibiasakan sedini mungkin kepada siswa.
Kemampuan ini sangat diperlukan siswa sebagai bekal dalam memecahkan
masalah dan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sejalan dengan pendapat Russefendi (1991:291) bahwa: kemampuan
]pemecahan masalah amatlah penting bukan saja bagi mereka yang kemudian
hari akan mendalami matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan
menerapkannya baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan sehari-
hari.
Kemampuan yang tidak kalah pentingnya yang harus dimilikim siswa
adalah kemampuan koneksi matematika. Kemampuan koneksi matematika
memiliki kaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah, dimana
kernampuan pemecahan masalah yang baik, tentunya akan membantu siswa
untuk meningkatkan kernampuan koneksi matematikanya, begitu juga
sebaliknya. Sumarmo (2006) menyatakan bahwa kemampuan koneksi
matematika adalah kernampuan seseorang dalam memperlihatkan hubungan
internal dan eksternal matematika,yang meliputi: koneksi antar topik
matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain dan koneksi dengan kehidupan
sehari-hari. Melalui koneksi matematika maka konsep pemikiran dan wawasan
siswa semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus pada topik
tertentu. saja yang dipelajari, sehingga akan menimbulkan sifat positif terhadap
matematika itu sendiri.
Kenyataan dilapangan, hasil penelitian Ruspiani (2000:13O)
mengukapkan bahwa rata-rata nilai kemampuan koneksi matematika siswa
sekolah menengah rendah, nilai rata-ratanya kurang dari 60 pada skor 100,
yaitu sekitar 22,2% untuk koneksi matematika siswa dengan pokok bahasan
lain, 44,9% untuk koneksi matematika dengan bidang studi lain, dan 7,3%
untuk koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Rendahnya mutu pendidikan matematika disebabkan banyak faktor salah
satunya adalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Dalam proses
belajar mengajar guru masih menggunakan pendekatan konvensional atau
tradisional. Soedjana(1986:1) manyatakan:
"Dalam metode mengajar tradisional, seorang guru dianggap sebagai
sumber ilmu, guru bertindak otoriter dan mendominasi kelas. Guru
langsung mengajar matematika, membuktikan semua dalil-dalilnya dan
memberikan contoh-contohnya. Sebaliknya murid harus duduk dengan
rapi, mendengarkan dengan tenang dan berusaha meniru cara-cara guru
membuktikan dalil dan cara guru mengerjakan soal-soal. Demikianlah
suasana belajar dan belajar yang tertib dan tenang. Murid bersifat passif
dan guru bersifat aktif. Murid-murid yang dapat dengan persis
mengerjakan soal-soal seperti yang dicontohkan gurunya adalah murid
yang akan mendapat nilai yang paling baik. Murid-murid pada umumnya
kurang diberikan kesempatan untuk berinisiatif, mencari jawaban sendiri,
merumuskan dalil-dalil. Murid-murid pada umumnya dihadapkan pada
pertanyaan bagaimana menyelesaiakan soal bukan kepada mengapa
penyelesaiannya demikian".
Pada pembelajaran seperti ini guru hanya sekedar penyampai pesan
pengetahuan, sementara siswa cenderung sebagai penerima pengetahuan
semata dengan cara mencatat, meniru, mendengarkan dan menghapal apa yang
telah disampaikan oleh gurunya.
Zulkardi (2005) dalam Sugiman dkk (2009:184) menyatakan bahwa"guru
matematika mengajar dengan metode tradisional". Pembelajaran matematika
seperti ini tidak mamberikan arti apa-apa pada siswa. Pernyataan tersebut
sesuai dengan pendapat Marpaung dalam Tim PLPG (2008:8) yang
menyatakan bahwa. "matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan".
Oleh karena itu perubahan paradigm guru mengajar menjadi paradigm siswa
belajar sudah seharusnya menjadi perhatian utama dalam pembelajaran
matematika.
Peranan pendidikan matematika yang sangat besar dalarn peningkatan
kualitas sumber daya manusia, haruslah didukung dengan suatu proses
pembelajaran matematika yang mernberikan kesempatan pada siswa untuk
dapat melihat dan mengalami sendiri kegunaan matematika dalam kehidupan
nyata. Melalui pembelajaran matematika yang mengkaitkan konsep
matematika dengan konsep lain serta mengkaitkan matematika dengan suatu
permasalahan dalam kehidupan nyata, maka siswa akan semakin sadar betapa
pentingnya belajar matematika.
Melalui pembelajaran yang proses belajar-mengajarnya diawali dengan
menghadapkan siswa dalam masalah nyata serta mengkaitkan area-area
pengetahuan yang berbeda, maka akan mengarahkan kepada kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa. Selain itu akan dapat meningkatkan
kemampuan koneksi matematika siswa baik kemampuan koneksi antara
matematika dengan pelajaran lain, koneksi matematika dalam kehidupan
sehari-hari, maupun kemampuan siswa dalam mengkoneksikan konsep antar
pokok bahasan dalam matematika itu sendiri. NCTM (National Council of
teachers of Mathematics) menyatakan bahwa pemecahan masalah dan koneksi
matematika termasuk standar utama yang penting dalam pendidikan
matematika. Dengan kata lain bila kemampuan pemecahan masalah dan
koneksi matematika siswa baik, maka siswa akan cenderung tidak mengalami
kesulitan dalam mempelajari matematika selanjutnya, ataupun mempelajari
pelajaran lainnya. Jadi, dalam proses kegiatan belajar-mengajar perlu adanya
pendekatan pembelajaran yang penekanannya mengarah kepada kemampuan
pemecahan masalah dan koneksi matematika.
Bila kemampuan yang akan dicapai penekanannya pada kemampuan
pemecahan masalah dan koneksi matematika, maka hal yang memungkinkan
pembelajaran matematika disajikan melalui masalah kontekstual, yaitu melalui
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Nurhadi
(2003:13) menyatakan bahwa :
"Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning,)
adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata
kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit
semi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri , sebagai
bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai
anggota masyarakat".
Hal ini sesuai dengan pendapat -Muslich (2008:40) dalam bukunya
mengatakan "Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pemanfaatannya dalam dunia nyata". Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendekatan kontekstual menekankan pembelajaran yang terpusat pada
siswa, guru mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, memungkinkan
terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan
pemahaman serta kemampuan akademiknya secara aktif dalam berbagai variasi
konteks, di dalam ataupun di luar kelas. Sehingga pembelajaran dengan
pendekatan (Contextual Teaching and Learning) diharapkan dapat sebagai
solusi untuk menciptakan paradigm siswa belajar bukan paradikma guru
mengajar seperti yang tedadi pada pembelajaran konvensional. Johnson
(2007:42) yang menyatakan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning)
memiliki kemampuan untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang paling
serius dalam pendidikan tradisional. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan koneksi matematika siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapinya. Dari uraian di atas peneliti merasa terdorong untuk
menerapkan pembelajaran kontekstual dengan judul "Peningkatan kemampuan
pemecahan masalah dan koneksi matematika siswa dengan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching end Learning)".
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sernu (Quqsi
eksperiment) untuk melihat hubungan sebab akibat dari perlakuan pada
pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan pemecahan
masalah
dan koneksi metematika siswa. Perlakuan yang dilakukan adalah penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual.
2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Al-Azhar Medan kelas X pada
tahun pelajaran 2011/2012. Diperkirakan bulan April / Mei 2012 sampai
dengan bulan Juni 2012.
a. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah sejumlah keseluruhan yang menjadi objek penelitian
yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
Swasta Al-Azhar Medan kelas X pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 6
kelas dengan sejumlah siswa sebanyak 240 orang.
2)Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana
yaitu sampel diaambil secara random yang akan mewakili populasi. Dengan
demikian mengingat kelas X berjumlah 40 siswa sehingga memberikan
kemungkinan yang sama bagi setiap kelas untuk terpilih menjadi sampel. Yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X A dan X B yang terdiri dari
80 siswa.
3) Variabel dan Indikator
Berdasarkan dari tujuan penelitian dan kerangka teori dalam penelitian
ini maka penulis menggunakan satu bentuk variabel, yaitu :
1. Variabel : perlakuan pada pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan masalah clan koneksi matematika siswa (
eksprimen ) dan pelakuan yang dilakukan adalah penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual ( kontrol ).
2. Indikator : Skor tes semester II pada materi Persamaan diferensial.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes melibatkan pre-tes dan pos-tes. Pre-
tes dan pos-tes meliputi tes kernampuan pemecahan masalah dan kemampuan
koneksi matematika dalam bentuk soal uraian. Jenis non tes melibatkan angket
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran kontekstual.
Soal pre-tes terdiri dari 10 butir soal uraian, yang meliputi 5 butir soal
mengukur kemampuan pemecahan masalah dan 5 butir soal mengukur
kemampuan koneksi matematika siswa. Pre-tes dalam penelitian ini diberikan
diawal penelitian dengan tujuan: (1) untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa, (2) untuk melihat kesiapan siswa terhadap materi
bangun ruang sisi datar kubus dan balok dan (3) untuk mengetahui apakah
kemampuan siswa pada kedua kelompok sama atau tidak.
4. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi matematika
Tes kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini terdiri dari 5
soal dalam bentuk uraian yang diberikan pada akhir penelitian bagi kelompok
eksperimen dan kontrol. Pemilihan bentuk tes uraian bertujuan untuk
mengungkapkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara
menyeluruh terhadap materi yang telah diberikan setelah kedua kelompok
memperoleh pembelajaran.
Tes kemampuan koneksi matematika pada penelitian ini terdiri dari 5
soal bentuk uraian yang diberikan pada akhir penelitian bagi kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan bentuk tes uraian bertujuan untuk
mengungkapkan kemampuan konekasi matematika siswa secara menyeluruh
terhadap materi yang telah disampaikan setelah kedua kelompok memperoleh
pembelajaran.
a. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Data respon siswa yang diberikan kepada siswa pada kelompok
eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pendapat atau komentar siswa
terhadap pembelajaran kontekstual. Angket respon siswa diberikan kepada
siswa dan diisi setelah pembelajaran yang meliputi materi pelajaran, lembar
aktifitas siswa, cara bclajar dan cara guru mengajar. Kemudian dengan
instrumen ini ingin diketahui juga tentang minat siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran berikutnya.
Angket respon siswa dalam kegiatan pembelajaran dan terhadap
perangkat pembelajaran yang dikembangkan diisi oleh siswa setelah kegiatan
pembelajaran selesai. Adapun hal-hal yang dapat diamati pada respon siswa
terdapat pada tabel aspek yang diamati pada respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Aspek yang Diamati pada Respon Siswa terhadap Kegiatan
Pembelaiaran Kontekstual
No Aspek yang diamati
1 Perasaan siswa terhadap komponen
a. Materi pelajaran
b. Lembar aktivitas siswa (LAS)
c. Suasana belajar di kelas
d. Cara guru mengajar
2 Pendapat siswa terhadap komponen
a- Materi pelajaran
b. Lembar aktivitas siswa (LAS)
c. Suasana belajar di kelas
d. Cara guru mengajar
3
Siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
berikutnya, seperti yang dilakukan sekarang
4 Pendapat siswa tentang lembar aktivitas siswa
a. Siswa dapat memahami bahasa yang digunakan dalam lembar
aktivitas siswa
b. Siswa tertarik pada penampilan (ttilisan, gambar, dan letak
gambarnya) yang terdapat pada lembar aktivitas siswa
C. Hasil Penelitian
1. Dari hasil analisis data dan uji statistik peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan
kelas eksperimen 0,52 kelas kontrol 0,28 dan hasil uji statistic
diperoleh thitung 4,327 > ttabel 1,999. Hal ini menunjukkan peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada
kemampuan pemecahan pendekatan matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
2. Dari hasil analisis data dan uji statistik terhadap peningkatan
kemampuan koneksi matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan
kelas eksperimen 0,49 kelas kontrol 0,16 dan hasil uji statistik diperoleh
signifikantsi 0,000. Ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini
menunjukkan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik
daripada kemampuan koneksi metamatis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
D. Pembahasan
Pada bagian ini akan diraikan deskripsi dan interpretasi data hasil
penelitian. Deskripsi dan interpretasi dilakukan terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan koneksi matematis.
Deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian juga melibatkan faktor
pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis siswa serta interaksi
kedua faktor tersebut terhadap kemampuan matematis yang akan dicapai.
1. Faktor Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya, terlihat
bahwa dengan pembelajaran kontekstual peningkatan kemampuan pemecahan
masala dan koneksi matematis lebih baik disbanding dengan pembelajaran
konvensional. Hal ini sangat wajar jika memperhatikan perbedaan karakteristik
kedua pembelajaran tersebut.
Secara teoritis pembelajaran kontekstual memiliki beberapa keunggulan
jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Keunggulan tersebut
terlihat dari perbedaan pandangan terhadap karakteristik pembelajaran antara
lain:
a. Bahan Ajar
Pada pembelajaran kontekstual, bahan ajar dikembangkan dan dikemas
dalam bentuk sajian masalah-masalah kontekstual. Masalah-masakah
kontekstual tersebut disajikan dalam lembar Aktivitas Siswa (LAS). Sebagai
contoh pada Lembar Aktivtas Siswa (LAS-3) masalah 2 seperti berikut :
Sebuah kotak sepatu berbentuk balok dengan panjang = 25cm, lebar = 7cm,
dan tinggi = 10. Apabila kotak tersebut dibuka maka akan berbentuk jaring-
jaring balok seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
a) Berbentuk apakah bidang 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang ada pada gambar (b) !
b) Tuliskkan bidang-bidang yang bentuk dan ukurannya sama pada gambar
(b) !
c) Tentukan bagaimana cara mencari luas bidang 1,2,3,4,5 dan 6
d) Tentukan bagaimana cara menentukan luas permukaan balok !
e) Hitunglah luas permukaan kotak sepatu tersebut ?
b. Gambar Penelitian : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual.
c. Gambar Penelitian : kemampuan pemecahan pendekatan matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Siswa sedang menegrjakan pretest dan postest
Siswa sedang menegrjakan pretest dan postest
Siswa sedang menegrjakan pretest dan posttest
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
Kemampuan Pemecahan Pendekatan Matematis Siswa Yang Mengikuti
Pembelajaran Dengan Pendekatan Konvensional.
Siswa sedang mengerjakan pretest dan postest
Siswa sedang mengerjakan pretest dan posttest
Siswa sedang mengerjakan pretest dan posttest
Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
E. Kesimpulan Dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dengan penekanan pada kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis, maka penelitian
memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis data dan uji statistik peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan kelas
eksperimen 0,52 kelas kontrol 0,28 dan hasil uji statistic diperoleh thitung
4,327 > ttabel 1,999. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual lebih baik daripada kemampuan pemecahan
pendekatan matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan konvensional.
2. Dari hasil analisis data dan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan
koneksi matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan kelas eksperimen
0,49 kelas kontrol 0,16 dan hasil uji statistik diperoleh signifikantsi 0,000.
Ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan peningkatan
kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual lebih baik daripada kemampuan koneksi metamatis
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
3. Tidak dapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan
dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
pendekatan kontekstual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah sistematis siswa, sedangkan
kemampuan awal matematika siswa tidak memiliki pengaruh dalam
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Selisih
rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang
mendapat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pendekatan
konvensional secara berturut-turut diperoleh siswa kelompok tinggi 0,143,
sedang 0,238 dan rendah 0,274. Berdasarkan hal tersebut dapat di
identifikasikan bahwa siswa yang berkemampuan rendah memperoleh
manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan pendekatan
kontektual.
4. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan
kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan koneksi
matematis siswa. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
koneksi matematis siswa bukan hanya dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan melainkan dipengaruhi juga oleh
kemampuan awal matematis siswa. Selisih rata-rata kemampuan koneksi
matematis yang mendapat pembelajaran dengan penedekatan kontekstual
dan pendekatan konvensional yaitu siswa kelompok tinggi 0.303, sedang
0,36 rendah 0,29. Berdasarkan hal tersebut dapat di identifikasikah bahwa
siswa yang berkemampuan sedang memperoleh manfaat yang paling besar
dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka penelitian
menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi Guru Matematika
a. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan salah satu
alternative bagi guru matematika dalam menyajikan materi pelajaran
matematika, khususnya dalam mengajarkan materi bangun ruang sisi
datar kubus dan balok
b. Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan kontekstual hendaknya
membuat suatu scenario yang matang, sehingga tidak banyak waktu
yang terbuang oleh hal-hal yang tidak perlu, khususnya menentukan
benda-benda yang real disekitar agar siswa mudah memahami.
c. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual hendaknya
memberikan masalah yang menyangkut benda-benda yang real
disekitar tempat belajar, agar siswa lebih cepat memahami pelajaran
yang sedang dipelajari.
2. Kepada lembaga Terkait
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Masih sangat asing bagi
guru maupun siswa terutama di daerah, oleh karena itu perlu
disosialisasikan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
khususnya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
koneksi matematis siswa.
3. Kepada lembaga Terkait
Disarankan kepada penelitian lanjutan, kiranya dapat melanjutkan
penelitian ini dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan matematika lain dengan
menerapkan lebih dalam agar implikasi hasil penelitian tersebut dapat
diterapkan di sekolah.
F. Ucapan Terima kasih
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini
disusun dengan menggunakan penjelasan–penjelasan yang dikutip dari
beberapa buku.
Penulis sadar dalam penyusunan penelitian ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang penulis perbuat, itu disebabkan keterbatasan
kemampuan penulis. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan moril /
material dari berbagai pihak, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar – sebesarnya terutama
kepada :
1. Bapak Rektor DRS. H. KONDAR SIREGAR, MA selaku Rektor
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2. Teristimewa kepada Ayahda H. ISMAIL, Ibuda MARWIYA (ALM),
selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril maupun materi
serta kasih sayang kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan baik.
3. Teristimewa kepada Istri SITI CHOTIMAH dan anak KAMILA
KAUTSAR ILMA selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril
maupun materi serta kasih sayang kepada saya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4. Kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan dana bantuan
untuk penelitian Dosen Pemula.
5. Dan yang terakhir kepada rekan – rekan kerja yang telah membantu,
baik saran atau kritik selama proses penelitian ini berlangsung.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian ini bermanfaat bagi
kita semua dan bagi kemajuan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan
aktivitas sehari – hari. Amin
G. Daftar Pustaka
Abdurrahman, M (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta
_____(2009) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asep
Sugiharto. (2008). Pembuktian hasil Belajar Siswa. (online). (http://one.
Indoskripsi.com/content/pembliktian-hash, diakses 20 September 2011.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hudojo,
H. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud P2LPTK.
_______(2001).Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika
Malang: JICA UNM.
Hamzah, B. Uno (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran Sebuah
Konsep pembelajaran berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.
Johnson. Elain.B. (2007) Contextual Teaching and Learning, Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung:
MLC. Kesuma dkk, (2010). Contekstual Teaching and Learning Sebuah
Panduan Awal dalam Pengembangan PBM. Bandung: Pusat Pengkajian
Pedagogik UPI. Kumiawan, R. (2006). Pembelajaran Dengan
Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi
Matematika Siswa SMK. Tesis Tidak Diterbitkan. Bandung: PPS UPI.
Marzuki, A (2006). Implementasi Pembelajaran, Kooperatif (Cooperetive
Learning) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan
Pemecahan Masalah Siswa. Tesis Tidak Diterbitkan. Bandung: PPS
UPI.
Muslich, M (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
NCTM. 2000. Defining Problem Solving. (Online).(http://,
A,
u,
Nv.IeLirtiei-
.or(,
/chaiiellCOLti-,
,,es/teacliin(-,
iiiatli/,,raciesk-'-"Isessio11- 03/sectio
03 a..html, diakses20 September 20011.
Notoatmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Nurhadi, (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang.
-----------------(2004). Kurikulum 2004. Jakarta: PT Grasindo.
Panjaitan, A. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED.
Panjaitan, M.(2009). Logical Thinking (Reasoning) and Positive Attitude in
Mathernatichs as an Important Aspect in the Instructional Process.
Paradikma Jurnal Pendidikan Matematika: Medan: Program Studi
Pendidikan Matematika PPS UNIMED.
Panjaitan, E. (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pernecahan Masalah
Matematika Siswa SMP Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual.
Tesis Medan: PPS UNIMED.
_______(1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP
Bandung: Tarsito.
_______(2006). Pengantar Kepada membantu Guru mengembangkan
Kompetensinya Dalam pengajaran Matematika untuk meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Ruspiani. 2000. Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika.
Tesis tidak diterbitkan. Bandung PPS UPI Bandung.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stand Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman. A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sinaga, D. (2009). Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Kontekstual pada Siswa kelas X SMP Negeri -2 Rantau Selatan Rantau
Prapat. Tesis. Medan: PPS UNIMED.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solvingkaffah
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingDiah Dwi
 
Tinjauan literatur
Tinjauan literaturTinjauan literatur
Tinjauan literaturbrabah
 
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisPreally A
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfAfwanilhuda Nst
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Afwanilhuda Nst
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
Kepercayaan Guru
Kepercayaan GuruKepercayaan Guru
Kepercayaan GuruIrma Gurlz
 
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...Siti Saharudin
 
892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdf892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdfzaenal37
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012marshiza
 

La actualidad más candente (20)

Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solving
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbing
 
Tinjauan literatur
Tinjauan literaturTinjauan literatur
Tinjauan literatur
 
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
 
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 
Masalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran MatematikaMasalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran Matematika
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
 
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
Pentingnya open ended 115 makalah rev_anita (1) (httpspublikasiilmiah.ums.ac....
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
Kepercayaan Guru
Kepercayaan GuruKepercayaan Guru
Kepercayaan Guru
 
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
ANALISIS KESALAHAN PELAJAR DALAM MEMPERMUDAHKAN UNGKAPAN ALGEBRA YANG MELIBAT...
 
Problematika matematika
Problematika matematikaProblematika matematika
Problematika matematika
 
892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdf892-3613-1-PB.pdf
892-3613-1-PB.pdf
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
 

Destacado

Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Shareputra177
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeUniversity of Andalas
 
Pengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah Matematika
Pengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah MatematikaPengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah Matematika
Pengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah MatematikaMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahYadi Pura
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptmaureen07
 
LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"
LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"
LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"Rosim Nyerupa
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinanFirdausJuliani
 
Kepemimpinan pelayan (servant leadership)
Kepemimpinan pelayan (servant leadership)Kepemimpinan pelayan (servant leadership)
Kepemimpinan pelayan (servant leadership)Dwi Diantono
 
PROBLEM SOLVING POWERPOINT
PROBLEM SOLVING POWERPOINT PROBLEM SOLVING POWERPOINT
PROBLEM SOLVING POWERPOINT Andrew Schwartz
 

Destacado (11)

Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Share
 
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat KampanyeFaktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
Faktor Penunjang Keberhasilan dan Penghambat Kampanye
 
Pengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah Matematika
Pengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah MatematikaPengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah Matematika
Pengembangan Tes Untuk Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah Matematika
 
Pemecahan masalah
Pemecahan masalahPemecahan masalah
Pemecahan masalah
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
 
Instrumen tes
Instrumen tesInstrumen tes
Instrumen tes
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
 
LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"
LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"
LDK OSIS 2013 "Materi kepemimpinan"
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Kepemimpinan pelayan (servant leadership)
Kepemimpinan pelayan (servant leadership)Kepemimpinan pelayan (servant leadership)
Kepemimpinan pelayan (servant leadership)
 
PROBLEM SOLVING POWERPOINT
PROBLEM SOLVING POWERPOINT PROBLEM SOLVING POWERPOINT
PROBLEM SOLVING POWERPOINT
 

Similar a Peningkatan kemampuan pemecahan masalah

Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Vina Dwi Purnamasari
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Lusi Kurnia
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...AmalinaAzizah
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxanapadhawy
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...renatanurlaily77
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 

Similar a Peningkatan kemampuan pemecahan masalah (20)

JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Pembelajaran Osborn
Pembelajaran OsbornPembelajaran Osborn
Pembelajaran Osborn
 
Skripsi yang benar
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benar
 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
 
4 7-1-sm (2)
4 7-1-sm (2)4 7-1-sm (2)
4 7-1-sm (2)
 
Tugas kti
Tugas ktiTugas kti
Tugas kti
 
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
profil berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika open-ended di...
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 

Más de Lukman

Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Lukman
 
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamKitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamLukman
 
Hadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanHadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanLukman
 
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggrisLukman
 
Motivasi belajar anak
Motivasi belajar anakMotivasi belajar anak
Motivasi belajar anakLukman
 
Tercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemTercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemLukman
 
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Lukman
 
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Lukman
 
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Lukman
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematikaLukman
 
Strategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiStrategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiLukman
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematisLukman
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektifLukman
 
Operasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanOperasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanLukman
 
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematikaMengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematikaLukman
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualLukman
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektifLukman
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutLukman
 
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenPersamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenLukman
 
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Lukman
 

Más de Lukman (20)

Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013
 
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamKitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
 
Hadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanHadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhan
 
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
 
Motivasi belajar anak
Motivasi belajar anakMotivasi belajar anak
Motivasi belajar anak
 
Tercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemTercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiem
 
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
 
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
 
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematika
 
Strategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiStrategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasi
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematis
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
 
Operasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanOperasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahan
 
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematikaMengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
 
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenPersamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
 
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
 

Último

PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 

Último (20)

PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah

  • 1. PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARING) DI SMA SWASTA AL-AZHAR MEDAN OLEH KETUA : SAIFUL BAHRI (NIDN: 0124108203) ANGGOTA : BUKHORI (NIDN: 0129098101) (saifulbahri299@yahoo.co.id) Abstrak Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dari hasil observasi penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMA Swasta Al-Azhar Medan yang terdiri dari enam kelas paralel. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, dimana pemilihan sampel dilakukan secara random. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes kemampuan pemecahan masalah matematis (2) tes kemampuan koneksi matematis, pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok, dimana tes berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan persentase pencapaian skor siswa pada pembelajaran kontekstual dan konvensional. Analisis, inferensial data dilakukan dengan uji t dan analisis varians (Anava) dua jalur. Hasil penelitian ini adalah (1) peningkatan kemampuan, pemecahan masalah antara siswa yang diberi pembelajaran konteksual lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 0,52 dan kelas kontrol 0,28. (2) peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang diberi pembelajaran kontekstual lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran. konvensional. Rata-rata peningkatan kemampuan koneksi matematis kelas eksperimen 0,49 dan kelas kontrol 0,16. (3) tidak ada interaksi antara pendekataii pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. (4) terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa. Kata Kunci : Pendekatan kontekstual A. Pendahuluan Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan sumber
  • 2. daya manusia (SDM) yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon SDM yang handal untuk masa yang akan datang yang harus dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam menghadapi clan menyelesaikan setup perrnasalahan yang dihadapinya. Dalam pendidikan banyak sekali ilmu yang digali untuk meningkatkan kualitas SDM, salah satunya adalah ilmu matematika. Hal ini sesuai degan pendapat Cockroft (1982) dalam Abdurrahman(2003:253) yang mengatakan bahwa: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan;(2) semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Kutipan diatas mengatakan bahwa matematika itu dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam berbagai segi kehidupan. Kline dalam Tim MKPBM Matematika UPI (2001:19) mengatakan bahwa "matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam". Selanjutnya Nurhadi (2004:203) juga mengatakan " Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran geometri, aljabar dan trigonometri". Senada dengan itu Soedjadi dalam Panjaitan (2009:216) mengatakan bahwa: "matematika itu merupakan kegiatan manusia sehingga dalam proses pembelajaran harus lebih menekankan. pada aktivitas siswa untuk mencari, menemukan dan membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada siswa". Pendapat tersebut diatas sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum KBK 2004.
  • 3. Tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum. KBK 2004 dalam Nurhadi (2004: 203) yaitu: 1. Melatih Cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, ekspositori, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. 2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan menemukan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tabu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. 4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan di atas menekankan akan pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika semakin baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya pemerintah seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. Namun demikian usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika belum menarnpakkan hasil yang maksimal. Di tingkat Internasional laporan TIMSS (Third International mathematics science Study) tahun 2003 menempatkan Indonesia pada posisi 34 dari 45 negara, dan lebih separuh pelajar kelas II dan kelas III SLTP di Indonesia berada dibawah standar rata-rata skor Internasional Panjaitan (2009:215). Data ini semakin menyatakan bahwa mutu pendidikan matematika kita sangat rendah dibanding dengan negara lain. Rendahnya hasil belajar matematika ditinjau dari lima aspek yang dirumuskan oleh National Council of Teachers of Mathematic (NCTM:2000):
  • 4. "Menggariskan peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Untuk mewujudkan hal itu, pembelajaran matematika dirumuskan lima tujuan umum yaitu: pertama, belajar untuk berkomunikasi; kedua, belajar untuk bernalar; ketiga,belajar untuk memecahkan masalah; keempat, belajar untuk mengaitkan ide; dan kelima, pembentukan sikap positif terhadap matematika". Masalah merupakan sesuatu yang tidak terlepas dari diri manusia, sehingga kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kernampuan yang dituju dalam pembelajaran matematika. Laster (Branca: 1980) dalam Sugiman dkk (2009:179) menyatakan bahwa" Problem silving is the heart of mathematics" yang artinya jantungnya matematika adalah pemecahan masalah. Selanjutnya NCTM (National Council of' teachers of Mathematics) menegaskan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu aspek penting dalam menjadikan manusia menjadi literat dalam matematika (Romberg:1994) dalam Sugiman dkk (2009:179). Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Dalam belajar matematika, siswa mengalami kesulitan khususnya dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pemecahan masalah matematika sebagaimana diungkapkan Sumarmo (dalam Suhenri: 2006:3) bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada umumnya belum memuaskan. Untuk itu kemampuan pemecahan masalah dalam matematika perlu dilatih dan dibiasakan sedini mungkin kepada siswa. Kemampuan ini sangat diperlukan siswa sebagai bekal dalam memecahkan masalah dan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat Russefendi (1991:291) bahwa: kemampuan ]pemecahan masalah amatlah penting bukan saja bagi mereka yang kemudian hari akan mendalami matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya baik dalam bidang studi lain maupun dalam kehidupan sehari- hari.
  • 5. Kemampuan yang tidak kalah pentingnya yang harus dimilikim siswa adalah kemampuan koneksi matematika. Kemampuan koneksi matematika memiliki kaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah, dimana kernampuan pemecahan masalah yang baik, tentunya akan membantu siswa untuk meningkatkan kernampuan koneksi matematikanya, begitu juga sebaliknya. Sumarmo (2006) menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematika adalah kernampuan seseorang dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika,yang meliputi: koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari. Melalui koneksi matematika maka konsep pemikiran dan wawasan siswa semakin terbuka terhadap matematika, tidak hanya terfokus pada topik tertentu. saja yang dipelajari, sehingga akan menimbulkan sifat positif terhadap matematika itu sendiri. Kenyataan dilapangan, hasil penelitian Ruspiani (2000:13O) mengukapkan bahwa rata-rata nilai kemampuan koneksi matematika siswa sekolah menengah rendah, nilai rata-ratanya kurang dari 60 pada skor 100, yaitu sekitar 22,2% untuk koneksi matematika siswa dengan pokok bahasan lain, 44,9% untuk koneksi matematika dengan bidang studi lain, dan 7,3% untuk koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Rendahnya mutu pendidikan matematika disebabkan banyak faktor salah satunya adalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan pendekatan konvensional atau tradisional. Soedjana(1986:1) manyatakan: "Dalam metode mengajar tradisional, seorang guru dianggap sebagai sumber ilmu, guru bertindak otoriter dan mendominasi kelas. Guru langsung mengajar matematika, membuktikan semua dalil-dalilnya dan memberikan contoh-contohnya. Sebaliknya murid harus duduk dengan rapi, mendengarkan dengan tenang dan berusaha meniru cara-cara guru membuktikan dalil dan cara guru mengerjakan soal-soal. Demikianlah suasana belajar dan belajar yang tertib dan tenang. Murid bersifat passif dan guru bersifat aktif. Murid-murid yang dapat dengan persis mengerjakan soal-soal seperti yang dicontohkan gurunya adalah murid yang akan mendapat nilai yang paling baik. Murid-murid pada umumnya
  • 6. kurang diberikan kesempatan untuk berinisiatif, mencari jawaban sendiri, merumuskan dalil-dalil. Murid-murid pada umumnya dihadapkan pada pertanyaan bagaimana menyelesaiakan soal bukan kepada mengapa penyelesaiannya demikian". Pada pembelajaran seperti ini guru hanya sekedar penyampai pesan pengetahuan, sementara siswa cenderung sebagai penerima pengetahuan semata dengan cara mencatat, meniru, mendengarkan dan menghapal apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Zulkardi (2005) dalam Sugiman dkk (2009:184) menyatakan bahwa"guru matematika mengajar dengan metode tradisional". Pembelajaran matematika seperti ini tidak mamberikan arti apa-apa pada siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Marpaung dalam Tim PLPG (2008:8) yang menyatakan bahwa. "matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan". Oleh karena itu perubahan paradigm guru mengajar menjadi paradigm siswa belajar sudah seharusnya menjadi perhatian utama dalam pembelajaran matematika. Peranan pendidikan matematika yang sangat besar dalarn peningkatan kualitas sumber daya manusia, haruslah didukung dengan suatu proses pembelajaran matematika yang mernberikan kesempatan pada siswa untuk dapat melihat dan mengalami sendiri kegunaan matematika dalam kehidupan nyata. Melalui pembelajaran matematika yang mengkaitkan konsep matematika dengan konsep lain serta mengkaitkan matematika dengan suatu permasalahan dalam kehidupan nyata, maka siswa akan semakin sadar betapa pentingnya belajar matematika. Melalui pembelajaran yang proses belajar-mengajarnya diawali dengan menghadapkan siswa dalam masalah nyata serta mengkaitkan area-area pengetahuan yang berbeda, maka akan mengarahkan kepada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Selain itu akan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa baik kemampuan koneksi antara matematika dengan pelajaran lain, koneksi matematika dalam kehidupan
  • 7. sehari-hari, maupun kemampuan siswa dalam mengkoneksikan konsep antar pokok bahasan dalam matematika itu sendiri. NCTM (National Council of teachers of Mathematics) menyatakan bahwa pemecahan masalah dan koneksi matematika termasuk standar utama yang penting dalam pendidikan matematika. Dengan kata lain bila kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematika siswa baik, maka siswa akan cenderung tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika selanjutnya, ataupun mempelajari pelajaran lainnya. Jadi, dalam proses kegiatan belajar-mengajar perlu adanya pendekatan pembelajaran yang penekanannya mengarah kepada kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematika. Bila kemampuan yang akan dicapai penekanannya pada kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematika, maka hal yang memungkinkan pembelajaran matematika disajikan melalui masalah kontekstual, yaitu melalui pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Nurhadi (2003:13) menyatakan bahwa : "Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning,) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit semi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri , sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat". Hal ini sesuai dengan pendapat -Muslich (2008:40) dalam bukunya mengatakan "Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam dunia nyata". Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual menekankan pembelajaran yang terpusat pada siswa, guru mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, memungkinkan
  • 8. terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya secara aktif dalam berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan (Contextual Teaching and Learning) diharapkan dapat sebagai solusi untuk menciptakan paradigm siswa belajar bukan paradikma guru mengajar seperti yang tedadi pada pembelajaran konvensional. Johnson (2007:42) yang menyatakan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning) memiliki kemampuan untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang paling serius dalam pendidikan tradisional. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematika siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Dari uraian di atas peneliti merasa terdorong untuk menerapkan pembelajaran kontekstual dengan judul "Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematika siswa dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching end Learning)". B. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sernu (Quqsi eksperiment) untuk melihat hubungan sebab akibat dari perlakuan pada pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi metematika siswa. Perlakuan yang dilakukan adalah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual. 2. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Al-Azhar Medan kelas X pada tahun pelajaran 2011/2012. Diperkirakan bulan April / Mei 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. a. Populasi dan Sampel 1) Populasi
  • 9. Populasi adalah sejumlah keseluruhan yang menjadi objek penelitian yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Swasta Al-Azhar Medan kelas X pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 6 kelas dengan sejumlah siswa sebanyak 240 orang. 2)Sampel Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana yaitu sampel diaambil secara random yang akan mewakili populasi. Dengan demikian mengingat kelas X berjumlah 40 siswa sehingga memberikan kemungkinan yang sama bagi setiap kelas untuk terpilih menjadi sampel. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X A dan X B yang terdiri dari 80 siswa. 3) Variabel dan Indikator Berdasarkan dari tujuan penelitian dan kerangka teori dalam penelitian ini maka penulis menggunakan satu bentuk variabel, yaitu : 1. Variabel : perlakuan pada pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah clan koneksi matematika siswa ( eksprimen ) dan pelakuan yang dilakukan adalah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual ( kontrol ). 2. Indikator : Skor tes semester II pada materi Persamaan diferensial. 3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes melibatkan pre-tes dan pos-tes. Pre- tes dan pos-tes meliputi tes kernampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematika dalam bentuk soal uraian. Jenis non tes melibatkan angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran kontekstual. Soal pre-tes terdiri dari 10 butir soal uraian, yang meliputi 5 butir soal mengukur kemampuan pemecahan masalah dan 5 butir soal mengukur kemampuan koneksi matematika siswa. Pre-tes dalam penelitian ini diberikan diawal penelitian dengan tujuan: (1) untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa, (2) untuk melihat kesiapan siswa terhadap materi
  • 10. bangun ruang sisi datar kubus dan balok dan (3) untuk mengetahui apakah kemampuan siswa pada kedua kelompok sama atau tidak. 4. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi matematika Tes kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini terdiri dari 5 soal dalam bentuk uraian yang diberikan pada akhir penelitian bagi kelompok eksperimen dan kontrol. Pemilihan bentuk tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara menyeluruh terhadap materi yang telah diberikan setelah kedua kelompok memperoleh pembelajaran. Tes kemampuan koneksi matematika pada penelitian ini terdiri dari 5 soal bentuk uraian yang diberikan pada akhir penelitian bagi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan bentuk tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan konekasi matematika siswa secara menyeluruh terhadap materi yang telah disampaikan setelah kedua kelompok memperoleh pembelajaran. a. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Data respon siswa yang diberikan kepada siswa pada kelompok eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pendapat atau komentar siswa terhadap pembelajaran kontekstual. Angket respon siswa diberikan kepada siswa dan diisi setelah pembelajaran yang meliputi materi pelajaran, lembar aktifitas siswa, cara bclajar dan cara guru mengajar. Kemudian dengan instrumen ini ingin diketahui juga tentang minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya. Angket respon siswa dalam kegiatan pembelajaran dan terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan diisi oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai. Adapun hal-hal yang dapat diamati pada respon siswa terdapat pada tabel aspek yang diamati pada respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagai berikut: Tabel 3.2 Aspek yang Diamati pada Respon Siswa terhadap Kegiatan
  • 11. Pembelaiaran Kontekstual No Aspek yang diamati 1 Perasaan siswa terhadap komponen a. Materi pelajaran b. Lembar aktivitas siswa (LAS) c. Suasana belajar di kelas d. Cara guru mengajar 2 Pendapat siswa terhadap komponen a- Materi pelajaran b. Lembar aktivitas siswa (LAS) c. Suasana belajar di kelas d. Cara guru mengajar 3 Siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya, seperti yang dilakukan sekarang 4 Pendapat siswa tentang lembar aktivitas siswa a. Siswa dapat memahami bahasa yang digunakan dalam lembar aktivitas siswa b. Siswa tertarik pada penampilan (ttilisan, gambar, dan letak gambarnya) yang terdapat pada lembar aktivitas siswa C. Hasil Penelitian 1. Dari hasil analisis data dan uji statistik peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan kelas eksperimen 0,52 kelas kontrol 0,28 dan hasil uji statistic diperoleh thitung 4,327 > ttabel 1,999. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada kemampuan pemecahan pendekatan matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. 2. Dari hasil analisis data dan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan
  • 12. kelas eksperimen 0,49 kelas kontrol 0,16 dan hasil uji statistik diperoleh signifikantsi 0,000. Ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada kemampuan koneksi metamatis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. D. Pembahasan Pada bagian ini akan diraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi dilakukan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan koneksi matematis. Deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian juga melibatkan faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis siswa serta interaksi kedua faktor tersebut terhadap kemampuan matematis yang akan dicapai. 1. Faktor Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya, terlihat bahwa dengan pembelajaran kontekstual peningkatan kemampuan pemecahan masala dan koneksi matematis lebih baik disbanding dengan pembelajaran konvensional. Hal ini sangat wajar jika memperhatikan perbedaan karakteristik kedua pembelajaran tersebut. Secara teoritis pembelajaran kontekstual memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Keunggulan tersebut terlihat dari perbedaan pandangan terhadap karakteristik pembelajaran antara lain: a. Bahan Ajar Pada pembelajaran kontekstual, bahan ajar dikembangkan dan dikemas dalam bentuk sajian masalah-masalah kontekstual. Masalah-masakah kontekstual tersebut disajikan dalam lembar Aktivitas Siswa (LAS). Sebagai contoh pada Lembar Aktivtas Siswa (LAS-3) masalah 2 seperti berikut :
  • 13. Sebuah kotak sepatu berbentuk balok dengan panjang = 25cm, lebar = 7cm, dan tinggi = 10. Apabila kotak tersebut dibuka maka akan berbentuk jaring- jaring balok seperti terlihat pada gambar dibawah ini. a) Berbentuk apakah bidang 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang ada pada gambar (b) ! b) Tuliskkan bidang-bidang yang bentuk dan ukurannya sama pada gambar (b) ! c) Tentukan bagaimana cara mencari luas bidang 1,2,3,4,5 dan 6 d) Tentukan bagaimana cara menentukan luas permukaan balok ! e) Hitunglah luas permukaan kotak sepatu tersebut ? b. Gambar Penelitian : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. c. Gambar Penelitian : kemampuan pemecahan pendekatan matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
  • 14. Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
  • 15. Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah Siswa sedang menegrjakan pretest dan postest
  • 16. Siswa sedang menegrjakan pretest dan postest Siswa sedang menegrjakan pretest dan posttest
  • 17. Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
  • 18. Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah
  • 19. Kemampuan Pemecahan Pendekatan Matematis Siswa Yang Mengikuti Pembelajaran Dengan Pendekatan Konvensional. Siswa sedang mengerjakan pretest dan postest
  • 20. Siswa sedang mengerjakan pretest dan posttest Siswa sedang mengerjakan pretest dan posttest
  • 21. Guru Sedang Membimbing Siswa dalam Memecahkan Masalah E. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan penekanan pada kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis, maka penelitian memperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis data dan uji statistik peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan kelas eksperimen 0,52 kelas kontrol 0,28 dan hasil uji statistic diperoleh thitung 4,327 > ttabel 1,999. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada kemampuan pemecahan pendekatan matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. 2. Dari hasil analisis data dan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa diperoleh rata-rata peningkatan kelas eksperimen 0,49 kelas kontrol 0,16 dan hasil uji statistik diperoleh signifikantsi 0,000. Ini lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan peningkatan
  • 22. kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada kemampuan koneksi metamatis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. 3. Tidak dapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah sistematis siswa, sedangkan kemampuan awal matematika siswa tidak memiliki pengaruh dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Selisih rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pendekatan konvensional secara berturut-turut diperoleh siswa kelompok tinggi 0,143, sedang 0,238 dan rendah 0,274. Berdasarkan hal tersebut dapat di identifikasikan bahwa siswa yang berkemampuan rendah memperoleh manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan pendekatan kontektual. 4. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa bukan hanya dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan melainkan dipengaruhi juga oleh kemampuan awal matematis siswa. Selisih rata-rata kemampuan koneksi matematis yang mendapat pembelajaran dengan penedekatan kontekstual dan pendekatan konvensional yaitu siswa kelompok tinggi 0.303, sedang 0,36 rendah 0,29. Berdasarkan hal tersebut dapat di identifikasikah bahwa siswa yang berkemampuan sedang memperoleh manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Saran
  • 23. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka penelitian menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Bagi Guru Matematika a. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan salah satu alternative bagi guru matematika dalam menyajikan materi pelajaran matematika, khususnya dalam mengajarkan materi bangun ruang sisi datar kubus dan balok b. Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan kontekstual hendaknya membuat suatu scenario yang matang, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang oleh hal-hal yang tidak perlu, khususnya menentukan benda-benda yang real disekitar agar siswa mudah memahami. c. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual hendaknya memberikan masalah yang menyangkut benda-benda yang real disekitar tempat belajar, agar siswa lebih cepat memahami pelajaran yang sedang dipelajari. 2. Kepada lembaga Terkait Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Masih sangat asing bagi guru maupun siswa terutama di daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis siswa. 3. Kepada lembaga Terkait Disarankan kepada penelitian lanjutan, kiranya dapat melanjutkan penelitian ini dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan matematika lain dengan menerapkan lebih dalam agar implikasi hasil penelitian tersebut dapat diterapkan di sekolah. F. Ucapan Terima kasih
  • 24. Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini disusun dengan menggunakan penjelasan–penjelasan yang dikutip dari beberapa buku. Penulis sadar dalam penyusunan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang penulis perbuat, itu disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan moril / material dari berbagai pihak, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar – sebesarnya terutama kepada : 1. Bapak Rektor DRS. H. KONDAR SIREGAR, MA selaku Rektor Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 2. Teristimewa kepada Ayahda H. ISMAIL, Ibuda MARWIYA (ALM), selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril maupun materi serta kasih sayang kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 3. Teristimewa kepada Istri SITI CHOTIMAH dan anak KAMILA KAUTSAR ILMA selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril maupun materi serta kasih sayang kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 4. Kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan dana bantuan untuk penelitian Dosen Pemula. 5. Dan yang terakhir kepada rekan – rekan kerja yang telah membantu, baik saran atau kritik selama proses penelitian ini berlangsung. Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua dan bagi kemajuan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
  • 25. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan aktivitas sehari – hari. Amin G. Daftar Pustaka Abdurrahman, M (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta _____(2009) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asep Sugiharto. (2008). Pembuktian hasil Belajar Siswa. (online). (http://one. Indoskripsi.com/content/pembliktian-hash, diakses 20 September 2011. Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hudojo, H. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud P2LPTK. _______(2001).Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika Malang: JICA UNM. Hamzah, B. Uno (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran Sebuah Konsep pembelajaran berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara. Johnson. Elain.B. (2007) Contextual Teaching and Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: MLC. Kesuma dkk, (2010). Contekstual Teaching and Learning Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM. Bandung: Pusat Pengkajian Pedagogik UPI. Kumiawan, R. (2006). Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMK. Tesis Tidak Diterbitkan. Bandung: PPS UPI. Marzuki, A (2006). Implementasi Pembelajaran, Kooperatif (Cooperetive Learning) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Siswa. Tesis Tidak Diterbitkan. Bandung: PPS UPI. Muslich, M (2008). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. NCTM. 2000. Defining Problem Solving. (Online).(http://, A, u, Nv.IeLirtiei-
  • 26. .or(, /chaiiellCOLti-, ,,es/teacliin(-, iiiatli/,,raciesk-'-"Isessio11- 03/sectio 03 a..html, diakses20 September 20011. Notoatmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Nurhadi, (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. -----------------(2004). Kurikulum 2004. Jakarta: PT Grasindo. Panjaitan, A. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED. Panjaitan, M.(2009). Logical Thinking (Reasoning) and Positive Attitude in Mathernatichs as an Important Aspect in the Instructional Process. Paradikma Jurnal Pendidikan Matematika: Medan: Program Studi Pendidikan Matematika PPS UNIMED. Panjaitan, E. (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pernecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual. Tesis Medan: PPS UNIMED. _______(1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung: Tarsito. _______(2006). Pengantar Kepada membantu Guru mengembangkan Kompetensinya Dalam pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Ruspiani. 2000. Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Bandung PPS UPI Bandung. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stand Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman. A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sinaga, D. (2009). Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas X SMP Negeri -2 Rantau Selatan Rantau Prapat. Tesis. Medan: PPS UNIMED.