3. Tujuan
TUJUAN UMUM
Setelah modul ini diajarkan diharapkan peserta mampu melakukan
pengendalian pelaksanaan mengenai K3 Konstruksi bangunan gedung dan
penerapannya sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku
TUJUAN KHUSUS
- Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya K3 Konstruksi
- Dapat menjelaskan peraturan dan perundangan K3
- Dapat menjelaskan dan mengetahui kegunaan perlengkapan K3
- Dapat menjelaskan dan mengidentifikasi penanggulangan dari kecelakaan
kerja
- Dapat menjelaskan dan mengetahui penanganaqn dampak lingkungan
4. Pengertian & Definisi
a. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan
yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal
dan tata lingkungan , untuk mewujudkan suatu bangunan gedung
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja utk keperluan suatu usaha dan
terdapat sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan/atau penyakit yang
menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja.
c. Pengelolaan Lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian
dan pengembangan lingkungan, sehingga pelestarian potensi
sumberdaya alam dapat dipertahankan dan pencemaran/kerusakan
lingkungan dapat dicegah
6. Jenis-Jenis Bangunan
Bangunan-Bangunan berikut adalah hasil
pekerjaan konstruksi (berdasarkan
peruntukan) :
a. Bangunan Infrastruktur Perkantoran
b. Bangunan Infrastruktur Pendidikan
c. Bangunan Infrastruktur Perumahan
d. Bangunan Infrastruktur Kesehatan
e. Bangunan Infrastruktur Peribadatan
f. Bangunan Infrastruktur Bisnis/Komersial
g. Bangunan Infrastruktur Transportasi
h. Bangunan Infrastruktur Instalasi
i. Bangunan Infrastruktur Pengairan
7. Penerapan ilmu pengetahuan teknik dan
managerial secara sistematis untuk melihat
kedepan dalam mengidentifikasi dan
mengendalikan bahaya dalam siklus kegiatan
proyek konstruksi
KEGIATAN K3 : 2 (dua) aspek yaitu
Aspek Teknik atau Engineering
Aspek managerial
8. Fokus utama dalam konsep sistem K3 Konstruksi
adalah mewujudkan derajad keselamatan yang
optimal mencapai level yang dapat diterima dalam
suatu siklus kegiatan mulai sejak perencanaan
sampai serah terima bangunan
Disiplin sistem K3 mensyaratkan identifikasi
dan evaluasi hazard termasuk limbah untuk
mencegah kerugian
10. Pakta komitmen K3
Gerakan Efektif Masyarakat
Membudayakan K3 (Gema Daya K3) –
mendorong inisiatif masyarakat
Menteri PU, yang telah menindaklanjuti
Gema Daya K3 melalui Penandatangan
KEBIJAKAN K3 KONSTRUKSI dan
PAKTA KOMITMEN K3 KONSTRUKSI,
sebagai bentuk implementasi TAHUN
K3 KONSTRUKSI
12. Kebijakan Per-UU-an K3
UU 1/1970
Kebijakan Nasional K3
MENAKER & TRANS
WAJIB dilaksanakan
di Semua sektor
Pedoman Teknis
K3 Sektor
Pedoman
Teknik K3 & K3 Sektor
Menteri
PU
Konstruksi
PERATURAN ORGANIK &
PENGAWASANNYA
13. Dasar Hukum K3 Gedung
Undang-Undang no.1 tahun 1970 tentang ketentuan umum keselamatan
kerja
Undang-Undang no.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang-Undang no.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang no.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Permenakertrans no. Per-01/MEN/1980 tentang K3 pada pekerjaan
konstruksi bangunan
Permen PU no.09/PER/MEN/2008
SKB no.174/MEN/1986 dan no.104/KPTS/1986 tentang pedoman K3 di
tempat kerja konstruksi
SE Sekjen PU no : 4/SE/SJ/1994 tentang wajib dibentuk TIM PEMBINA K3
di tiap Provinsi
Kepmen PU no.98/KPTS/1979 tentang penggunaan surat izin mengemudi
peralatan, poster dan buku K3 di lingkungan Dep. PU
SE Menteri PU no.03/SE/M/2005 tentang penyelengaraan jakon instansi
pemerintah
14. SKB 174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986
Sebagai landasan pelaksanaan K3 termasuk sebagai dasar menetapkan sanksi bagi pelanggarnya
Pengawasan dilakukan oleh Depnaker dan Dep.PU
Diperlukan Ahli K3 Konstruksi
Terdapat 2 pedoman yaitu :
a. Pedoman administrasi
Yaitu berupa kewajiban administratip kontraktor terhadap K3 , termasuk konsekwensi biaya yang
ditimbulkan
b. Pedoman teknis
Yaitu pedoman yang menyangkut hal-hal teknis antara lain :
- Tata letak dan jarak aman
- Penggalian dan Pembebasan lahan
- Pengangkutan dan transportasi
- Pesawat angkat dan angkut
- Pengelasan
- Perancah dan pengaman di ketinggian
- Alat keselamatan kerja
- Pengolahan limbah dan bahan berbahaya
- Pencegahan bahan berbahaya
- Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
15. Permenaker no.01/Men/1980 tentang K3
pada pekerjaan konstruksi bangunan
Berisi penetapan berbagai prosedur K3 yang harus dilaksanakan di sektor
konstruksi
Adanya kewajiban melapor keadaan proyek kpd pemerintah agar ada
langkah-langkah antisipasi di bidang K3
Adanya kewajiban membentuk organisasi K3 seperti P2K3 (Panitia Pembina
K3) di perusahaan
Adanya kewajiban melakukan identifikasi K3 sebelum proyek dimulai
Membudayakan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dalam manajemen
proyek
Perlu dibuatkan akte pengawasan K3 proyek konstruksi
Perlunya diadakan pelatihan bagi para teknisi ahli muda K3 , ahli madya K3
dan ahli uatama K3 konstruksi
Perlu disiapkan bahan pedoman K3 meliputi :
- Prosedur kerja yang aman
- Rencana kerja K3 yang komprehensip
- Inspeksi K3
- Audit
16. UU no.1 tahun 1970
Tujuannya adalah keselamatan kerja agar dapat mencegah atau mengurangi
kecelakaan kerja atau bahaya lainnya di tempat kerja
Tempat kerja , baik di darat , di dalam tanah, di permukaan/dalam air dan di
udara
Tempat kerja adalah :
a. Tempat dimana dilakukan suatu pekerjaan
b. Tempat dimana ada tenaga kerja yang bekerja
c. Tempat dimana adanya kemungkinan bahaya
Syarat-Syarat Keselamatan Kerja berupa syarat-syarat perencanaan ,
pembuatan, pengangkutan, peredaran , perdagangan, pemasangan,
penggunaan dan pemeliharaan
Pengawasan umum dilakukan oleh Ditjen Binawasker Depnaker, pengawasan
langsung dilakukan oleh pengawas ahli K3
Pembinaan antara lain berupa penjelasan-penjelasan mengenai bahaya ditempat
kerja , alat-alat pelindung diri (APD)
Kecelakaan terdiri dari kecelakaan kerja dan kebakaran/peledakan/limbah
17. SE menteri PU no.03/SE/M/2005
Penyedia Jasa Konstruksi harus memiliki :
SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi)
SBU (Sertifikat Badan Usaha)
SKA (Sertifikat Keahlian Kerja)
SKT (Sertifikat Keterampilan Kerja)
SMM (Sertifikat Manajemen Mutu)
SSMK3 (Sertifikat Sistem Manajemen K3)
18. Perubahan Paradigma Budaya K3
Attitude Behavior Culture
Sikap Perilaku Budaya
Paradigma doeloe Paradigma baru
K3 dimiliki oleh orang tertentu. K3 dimiliki oleh semua orang.
Pelatihan K3 dilaksanakan karena
tuntutan peraturan
K3 merupakan perubahan budaya.
Inspeksi K3. Audit manajemen K3.
Inspektur berperan sebagai polisi Inspektur berperan sebagai
penasihat perilaku/ proses.
K3 urusan petugas K3 K3 tanggung jawab pimpinan
puncak.
Mensupervisi. Pembina.
Untuk mencapai Zero injury rate
masih menunggu apabila ada
kesempatan
Kita yang menetapkan kapan saja
dapat mencapai Zero Injury rate
19. Proyek Konstruksi dan K3
Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya
merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur
bahaya
Situasi di lokasi proyek konstruksi mencerminkan
karakter yang keras dan kegiatannya sangat kompleks
dan sulit dilaksanakan, sehingga berisiko terhadap
kecelakaan
Oleh sebab itu dalam melaksanakan proyek konstruksi
harus menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
20. Persyaratan Teknis K3 Konstruksi
Persyaratan teknis K3 pekerjaan bangunan
sementara
Persyaratan teknis K3 pekerjaan perancah
Persyaratan teknis K3 pekerjaan beton
Persyaratan teknis K3 pekerjaan Las
Persyaratan teknis K3 pekerjaan tiang pancang
Persyaratan teknis K3 pekerjaan galian
Persyaratan teknis K3 pekerjaan pengeboran
dan peledakan
Persyaratan teknis K3 pekerjaan alat berat
24. Rambu-Rambu K3
1. Rambu wajib menggunakan topi
pengaman
2. Rambu dilarang merokok
3. Rambu wajib menggunakan kacamata
4. Rambu wajib melindungi telinga
5. Rambu-Rambu lain sesuai bidang
pekerjaan
25. Jenis kecelakaan kerja konstruksi
Jatuh dari ketinggian
Jatuh tergelincir
Terjepit
Terpukul
Terkena percikan
Tertimbun tanah
Terkena aliran listrik
Kebakaran
Kejatuhan benda
Terkena debu dan gas
Tenggelam
26. Jenis Kecelakaan Kerja Gedung
Jatuh dari ketinggian , penyebabnya :
- Bekerja pd tangga yg konstruksinya tidak kuat
- Bekerja pada tangga yang kedudukannya pada lantai tidak stabil
- Bekerja pada perancahyang tidak kuat
Jatuh Tergelincir , penyebabnya :
- Bekerja pada lantai yg licin
- Bekerja pada [erancah yg tdk menggunakan papan penahan gelincir
Luka , penyebabnya :
- Tertimpa benda jatuh
- Galian tanah longsor
- Terkena benda tajam, seperti : gergaji, ketam
Terkilir/Salah Urat , penyebabnya :
karena salah posisi badan pada saat mengangkat benda berat
Gangguan Pernapasan , penyebabnya :
akibat menghisap debu semen atau bahan kimia lainnya
27. Penyebab dan akibat kecelakaan kerja
Akibat dari kondisi kerja yang tidak aman (unsafe
condition) – 20 %
Akibat dari tindakan kerja yang tidak aman (unsafe
action) – 80 %
Penyebab kecelakaan yang paling dominan adalah faktor
manusia , karena :
- Kurang pengetahuan K3
- Kurang keterampilan dalam pelaksanaan aspek-aspek K3
- Kurang kepedulian terhadap pelaksanaan aturan K3
28. Klasifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja
Perencanaan dan Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan
Manajemen dan Metoda Kerja
Perilaku Pekerja
29. Perencanaan K3
a. Merupakan bagian dari fungsi manajemen yang bertujuan
menciptakan suatu kondisi kerja dan lingkungannya sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin keselamatan dan kesehatan para
pekerjanya , dengan target zero accident
b. Perencanaan K3 pada prinsipnya merupakan kegiatan
penyusunan dari :
- Rencana Keselamatan Proyek (safety plan)
- Rencana Pengamanan Proyek (security plan)
- Rencana Ketertiban dan Kebersihan Proyek (house keeping)
c. Penyusunannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang
dikeluarkan oleh Kemenakertrans selaku instansi yang
melakukan pengawasan
30. Safety Plan
- Penjelasan mengenai gambaran proyek
- Penyusunan Safety Management
- Penyusunan Identifikasi Bahaya Kerja, dengan antisipasi tindakan
pencegahan seperti : jatuh dari ketinggian, kebakaran, robohnya
struktur
- Pemilihan sistem dan peralatan , macam dan komposisi alat berat
- Perencanaan penempatan alat-alat pengaman
- Menghitung kekuatan dan stabilitas sarana kerja seperti plat form, jaring
pengaman, tangga darurat, jembatan kerja , dll
- Perencanaan penempatan pemadam kebakaran
- Tata cara pengoperasian peralatan
- Pencatatan alamat dan telepon instansi terkait seperti : Rumah Sakit ,
disnakertrans , kepolisian , pemadam kebakaran
- Perencanaan biaya K3
- Perencanaan pengurusan perizinan dan asuransi
- Penyelenggaraan Pelatihan K3
31. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek
Prosedur penerimaan tamu
Identifikasi daerah rawan
Prosedur komunikasi di proyek
32. House Keeping
Penempatan cerobong dan bak sampah
Penempatan lokasi dan jumlah toilet
pekerja
Pengaturan lokasi kantor , jalan
sementara , gudang dan barak pekerja
Dan lain-lain
36. Menjamin dan
meningkatkan
keamanan total
dari ancaman
Risiko kecelakaan.
Sistem Manajemen K3
P
(Plan)
C
(Check)
A
(Act)
D
(Do)
Program Peningkatan
Penerapan K3
KONDISI
SAAT INI
Keberhasilan SMK3 harus ada jaminan Konsistensi Komitmen
Manajemen (sumber dana-daya) dan dukungan dari semua Unit , Divisi,
Team Safety dan seluruh pekerja
37. Pencegahan Kecelakaan Kerja (1)
Tindakan Pencegahan
- Menyingkirkan bahaya
- Penggunaan alat pelindung
- Pemasangan rambu-rambu K3
- Pemasangan jaring pengaman
Menguasai tindakan yang tidak aman , dengan cara
penelitian dan perbaikan dari :
- Pengawasan
- Analisis Jabatan
- Disiplin kerja
- Pelatihan
- Penempatan kerja
38. NILAI PENERAPAN K3
Peraturan K3 Dipenuhi
Dilanggar
Produktivitas Tinggi
Rendah
Kecelakaan
Kerugian
Nol
Besar
Citra
Bisnis
Baik
Buruk
39. Pencegahan Kecelakaan Kerja (2)
Menyelidiki sebab-sebab kecelakaan
Mengetahui dan menyelidiki sebab-sebab dari
kecelakaan yang terjadi , diakibatkan oleh faktor
manusia , alat , alam atau bahan
Cara mengantisipasi kecelakaan
- Memeriksa semua kecelakaan
- Membuat daftar statistik
- Memeriksa semua kondisi kerja
40. K3 Upaya upaya
Bidang
1. Sektoral
2. Teknis
3. Lembaga
4. SDM
5. Sistem
Instrumen :
1. Norma
2. Standar
3. Prosedur
4. Kriteria
Kegiatan :
1. Pembinaan
2. Pemeriksaan
3. Pengujian
4. Pengawasan
KECELAKAAN,
PAK, KERUGIAN
Obyek/Hazards:
1. Peralatan
2. Bahan
3. Proses/ cara kerja
/ sifat perjaan
4. Bangunan/
Tempat kerja
5. Lingkungan
Approach :
- Engineering Control
- Human Control
- Administrative/
Manajerial
STOP
41. Pencegahan penyakit akibat kerja
Substitusi
Mengganti penggunaan bahan yang berbahaya dengan yang tidak
berbahaya
Isolasi
Menjauhkan dan memisahkan pekerjaan yang menimbulkan bahaya
Ventilasi
harus ada pertukaran udara dgn udara bersih dlm ruangan kerja
Medical check up
pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum mulai pekerjaan atau
pemeriksaan berkala utk dpt mencari faktor penyebab yang
menimbulkan gangguan atau kelainan kesehatan
Alat pelindung diri
Pelatihan K3
42. Hal-hal yg diduga akan meningkatkan angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Latar belakang pendidikan formal para pekerja
konstruksi yang rendah
Kurangnya program-program pelatihan K3 oleh
pemerintah atau non pemerintah bagi para pekerja
konstruksi
Kurangnya kesadaran pengusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pekerjanya, karena lebih
memanfaatkannya utk proyek dp meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
Semakin banyaknya peralatan-peralatan baru yg jika
penggunaannya kurang tepat, dpt mengandung potensi
bahaya
43. Objek K3
Siklus Kebijakan Pengawasan K3
Norma,
Standar,
Prosedur
Kriteria
Pengawasan
& Riksa Uji
Norma Baru
Revisi
Menteri /
Dirjen
Pimpinan
unit
pengawasan
Laporan
Temuan
Tidak
Sesuai
NOTA
Tindakan
hukum
Sesuai
ANALISIS
Kajian
STOP SEGEL
44. Tindak Lanjut Kecelakaan Kerja
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
- Melakukan pernapasan buatan
- Menghentikan pendarahan
- Mengatasi penderita pingsan
- Mengangkat dan memindahkan penderita
Penyelidikan sebab-sebab terjadinya kecelakaan
- Mendatangi tempat terjadinya kecelakaan
- Mengumpulkan data tentang terjadinya kecelakaan
- Mencatat semua data yang diperoleh
Pengajuan Klaim Asuransi
- Laporan Kecelakaan
- Dokumen pengajuan klaim asuransi
45. Penanganan Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
Mekanisme Pengelolaan dan
Pemantauan
46. Pengelolaan Lingkungan
a. Definisi : Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu
dalam melakukan pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan
pengembangan lingkungan hidup sehingga pelestarian
potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan ,
dan pencemaran/kerusakan lingkungan dapat dicegah
b. Prinsip Pengelolaan
- Preventip (pencegahan)
- Kuratip (penanggulangan)
- Insentip (kompensasi)
48. Mekanisme Pengelolaan dan
Pemantauan
- Dilakukan selama pelaksanaan dampak
negatip atau selama pengembangan
dampak positip , merupakan tugas dan
tanggungjawabn pemrakarsa/pengelola
kegiatan
- Penjabaran keterkaitan antar instansi dan
masyarakat setempat
- Penetapan unit kerja yang
bertanggungjawab dan tata cara kerjanya
- Penjabaran atas sumber dan besarnya
biaya pengelolaan lingkungan (dalam RKL)
49. Komponen Pekerjaan yang
menimbulkan dampak lingkungan
Persiapan konstruksi
a. Mobilitas peralatan berat terletak atau melintas areal pemukiman
b. Pembuatan dan pengoperasian bengkel lapangan
c. Pembersihan lahan yang kadang-kadang disertai penebangan pohon
Pelaksanaan konstruksi
a. Pekerjaan galian dan timbunan tanah
b. Pengangkutan tanah dan material bangunan
c. Pemasangan pondasi tiang pancang
d. Pekerjaan struktur bangunan , beton , baja dan kayu
e. Pekerjaan jalan dann jembatan
f. Pekerjaan saluran , bendungan, tanggul
Pasca konstruksi
Setelah bangunan fisik selesai akan menimbulkan dampak thd komponen
fisik , kimia bahkan biologis, maupun sosial , ekonomi dan budaya
50. Dampak yang timbul
Meningkatnya pencemaran udara dan debu
Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta
genangan air
Pencemaran kualitas air
Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
Gangguan lalulintas
Berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna
51. Dampak yang timbul dan upaya penanganan
(1)
Meningkatnya pencemaran udara dan debu
Indikatornya terlampauinya ketentuan baku mutu udara dan adanya
keluhan masyarakat
Upaya penanganan :
a. Penyiraman secara berkala utk pekerjaan tanah yang
menimbulkan debu
b. Lokasi base camp dijauhkan dari lokasi pemukiman
c. Metoda konstruksinya disesuaikan dengan kondisi lingkungan ,
misal pondasi tiang pancang diganti menjadi pondasi tiang bor
Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air
Indikatornya terlihat secara visual di lapangan
Upaya penanganan :
a. Dimensi saluran drainase harus memadai
b. Dalam pekerjaan jangan sampai menyumbat saluran yang ada
52. Dampak yang timbul dan Upaya Penanganan
(2)
Pencemaran kualitas air
Indikator dampaknya terlihat dari warna dan bau air di bagian hilir ,
hasil analisis baku mutu air dan keluhan masyarakat
Upaya penanganan :
a. Pembuatan kolam pengendap sementara
b. Limbah dari base camp dan bengkel hrs dikelola dengan baik
Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
Indikator dampak terlihat secara visual dan dpt mengganggu
berfungsinyautilitas umum serta adanya keluhan masyarakat
Upaya penanganan :
a. Memindahkan sementara utilitas umum
b. Segera perbaiki prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak
53. Dampak yg timbul dan upaya penanganan
(3)
Gangguan lalulintas
Indikator dampak terlihat langsung dgn adanya kemacetan disekitar
kegiatan dan adanya tanggapan negatip masyarakat sekitar
Upaua penanganan :
a. Pengangkutan tanah dan material pada saat bukan jam sibuk
b. Pemasangan rambu-rambu utk mengatur lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan
Berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna
Indikator dampak banyaknya jumlah tanaman yang ditebang dan
adanya keluhan masyarakat sekitar
Upaya penanganan :
Penanaman kembalin pohon-pohon yang sdh ditebang
54. Faktor Penyebab Kecelakaan
Kerja Konstruksi
Faktor manusia (human factor)
Tidak mematuhi aturan K3 (88%)
Faktor Peralatan & Lingkungan (unsafe
condition)
Tidak aman (10%)
Faktor keadaan diluar kemampuan
manusia/Act of God (2%)
55. Safety Committe
Ketua : Direktur Perusahaan
Sekretaris : Ahli K3
Anggota : Pengawas K3 (Safety
Inspector
Anggota : Wakil Serikat Pekerja
Anggota : Wakil Asosiasi
56. Tim Pembina K3
Pejabat dari dinas PU
Pejabat dari dinas NAKER
Wakil Serikat Pekerja
Wakil Asosiasi
57. UNIT K3
Ketua : Site Manager
Sekretaris : Safety Engineer
Anggota : Pelaksana Lapangan
58. Tugas Penanggungjawab K3
Tugas Unit K3 : Rapat, Inspeksi, Piket
Tugas Safety Committee : Monitor, saran
perbaikan, memberi nasihat (catat,
identifikasi, tindakan pencegahan)
Tugas SI, SO, SE : Audit Internal K3
(administrasi, perlengkapan kerja,
pelaporan, bandingkan dgn standar, nilai
pemenuhan, penghargaan, laporan &
rekomendasi
59. Perkuatan Schafolding “ Knock Down “
Tray Kabel Kerja
Alat Pemadam Api Ringan ( APAR)
Tray Kabel Pagar Panel Listrik
Visualisasi Pelaksanaan K3
Listrik Kerja
Rangka Tabung Gas
Lift Barang
61. Visualisasi Pelaksanaan K3
Batas Area Area Pengaman Diri Lokasi Berkumpul Keadaan Darurat Rambu Peringatan Lift Barang
Konsol Pengaman Jalan Umum di
dalam Depdagri
Ruang P3K
Full Body Harnest
62. Visualisasi Pelaksanaan K3
Himbauan Dengan Spanduk K3 Motto Proyek Depdagri
Himbauan JAMSOSTEK Batas Area Wajib & Bebas
Alat Pelindung Diri
Slogan K3 & Gapura
Batas Area Wajib & Bebas APD
BACK