menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Ketahanan nasional harus dibina serta dikembangkan secara terus menerus agar kehidupan masyarakat semakin terjamin.
Ketahanan Nasional
dan
Bela Negara dalam
Membangun
Komitmen Kolektif
Kebangsaan
Oleh:
Dr. Mira Veranita., M.Si
Disampaikan pada Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS University)
Ketahanan nasional (national
resilience) merupakan salah
satu konsepsi kenegaraan
Indonesia.
Ketahanan sebuah bangsa pada
dasarnya dibutuhkan guna menjamin
serta memperkuat kemampuan
bangsa yang bersangkutan baik
dalam rangka mempertahankan
kesatuannya, menghadapi ancaman
yang datang maupun mengupayakan
sumber daya guna memenuhi
kebutuhan hidup.
Konsepsi ketahanan bangsa ini
dalam konteks Indonesia
dirumuskan dengan nama
Ketahanan Nasional disingkat
Tannas. Upaya
menyelenggarakan ketahanan
nasional ini dapat diwujudkan
dengan belanegara.
Secara etimologi,
berasal dari kata
“tahan” = tabah, kuat,
dapat menguasai diri,
gigih, dan tidak
mengenal menyerah,
dan “nasional” =
bangsa.
Ketahanan nasional
secara etimologi =
mampu, kuat, dan
tangguh dari sebuah
bangsa dalam
pengertian politik.
Secara terminology,
ketahanan nasional
memiliki lebih dari satu
wajah, dengan perkataan
lain ketahanan nasional
berwajah ganda, yakni
ketahanan nasional
sebagai konsepsi,
ketahanan nasional
sebagai kondisi dan
ketahanan nasional
sebagai strategi
(Himpunan Lemhanas,
1980)
Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah konsep khas bangsa
indonesia yang digunakan untuk menanggulangi
segala ancaman yang ada di suatu negara yang
mampu, kuat dan tangguh.
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI SUATU
KONSEPSI
ketahanan nasional adalah suatu konsepsi
khas bangsa Indonesia yang digunakan untuk
dapat menanggulangi segala bentuk dan
macam ancaman yang ada. Konsepsi ini dibuat
dengan menggunakan ajaran “Asta Gatra”.
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI SUATU
KONDISI
Ketahanan nasional nasional dirumuskan
sebagai kondisi yang dinamis, sebab kondisi
itu memang senantiasa berubah dalam arti
dapat meningkat atau menurun. Jadi kondisi
itu tidak bersifat statis.
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI SUATU
STRATEGI
ketahanan nasional dipandang sebagai cara
atau pendekataan dengan menggunakan
ajaran Asta Gatra, yang berarti
mengikutsertakan segala aspek alamiah dan
sosial guna diperhitungkan dalam
menanggulangi ancaman yang ada
berkembang dan terumuskan dalam dokumen kenegaraan,
misalnya pada naskah GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN)
1. Ketahanan
negara yaitu untuk
menjalankan
pembangunan
sesuai tujuan
negara.
2. Ketahanan Nasional adalah
kondisi yang dinamis yang dapat
berubah-ubah yang berasal dari
integrasi kebutuhan bangsa dan
negara.
3. Ketahanan Nasional terdiri dari
ketahanan politik,ketahanan
ekonomi,ketahanan
ideology,ketahanan sosial budaya
dan pertahanan keamanan.
CIRI-CIRI KETAHANAN
NASIONAL
Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Merupakan
kondisi sebagai prasyarat utama bagi
negara berkembang. Difokuskan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan. Tidak hanya
untuk pertahanan, tetapi juga untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan, baik
yang datang dari luar maupun dari dalam,
baik secara langsung maupun tidak
langsung.
DIMENSI, ASAS, SIFAT
KETAHANAN NASIONAL
• Ketahanan Ideologi
• Ketahanan Politik
• Ketahanan Ekonomi
• Ketahanan Sosial
Budaya
• Ketahanan
pertahanan
Keamanan
• Asas kesejahteraan
dan keamanan
• Asas komprehensif
integral (menyeluruh
terpadu)
• Asas mawas ke
dalam dan keluar
• Asas kekeluargaan
• Mandiri
• Dinamis
• Wibawa
• Konsultasi
• Kerjasama
DIMENSI/ASPEK
KETAHANAN
NASIONAL
ASAS KETAHANAN
NASIONAL
SIFAT KETAHANAN
NASIONAL
UNSUR KETAHANAN NASIONAL
(Asta Gatra)
Tiga Aspek Kehidupan
Alamiah (Tri Gatra)
1. Gatra letak geografis
2. Gatra keadaan dan kekayaan
alam
3. Gatra keadaan dan kemampuan
penduduk
Lima Aspek Kehidupan Sosial
(PancaGatra)
1. Gastra Ideologi
2. Gastra Politik
3. Gastra Ekonomi
4. Gastra sosial budaya
5. Gastra pertahanan dan keamanan
Selain tiga wajah atau pengertian ketahanan
nasional, ketahanan nasional Indonesia juga
memiliki banyak dimensi dan konsep
ketahanan berlapis. Aspek-aspek baik
alamiah dan sosial (asta gatra)
mempengaruhi kondisi ketahanan nasional,
sehingga dimensi aspek atau bidang dari
ketahanan Indonesia juga berkembang
Dimensi dalam Ketahanan Nasional
Konsep ketahanan nasional berlapis,
artinya ketahanan nasional sebagai
kondisi yang kokoh dan tangguh dari
sebuah bangsa tentu tidak terwujud
jika tidak dimulai dari ketahanan pada
lapisan-lapisan di bawahnya.
Terwujudnya ketahanan pada tingkat
nasional (ketahanan nasional) bermula
dari adanya ketahanan diri/individu,
berlanjut pada ketahanan keluarga,
ketahanan wilayah, ketahanan regional
lalu berpuncak pada ketahanan
nasional (Basrie, 2002)
Bela negara adalah upaya
mempertahankan dan meningkatkan
kewaspadaan diri dan lingkungan dari
ancaman internal dan external negara.
Bela Negara
Bela negara secara fisik Bela negara secara non fisik
yaitu dengan cara militer
seperti rakyat terlatih,
hansip, kepolisian,dan
TNI.
seperti mengikuti
pendidikan
kewarganegaraan secara
formal, melaksanakan
demokrasi, pengabdian
tulus terhadap negara,
berkarya, ikut aktif
menanggulangi bencana
alam, ikut dalam kegiatan
mental spiritual dan
membayar pajak.
Unsur dasar Bela Negara
Ada beberapa hal yang menjadi unsur penting di antaranya:
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkurban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
Fungsi Bela Negara
Bela negara memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman.
2. Menjaga keutuhan wilayah negara.
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara.
4. Merupakan panggilan sejarah.
Tujuan Bela Negara
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bernegara.
2. Melestarikan budaya
3. Menjaga identitas dan integrasi negara
4. Menjalankan nilai-nilai pancasila
DASAR HUKUM BELA NEGARA
• Pasal 27 Ayat (3) UUD 1945
Semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
• Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
• UU No.3 Tahun 2002
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang di wujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara.
Beberapa negara misalnya Israel, Iran,
Korea dan Singapura memberlakukan
wajib militer bagi warga yang
memenuhi syarat (kecuali dengan
dispensasi untuk alasan tertentu seperti
gangguan fisik, mental atau keyakinan
keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan
sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer
warganya, kecuali dihadapkan dengan
krisis perekrutan selama masa perang.
❖ Kementerian Pertahanan Republik
Indonesia (Kemhan RI) menjelaskan
bahwa Hari Bela Negara diperingati setiap
tanggal 19 Desember melalui Keppres
Nomor 28 Tahun 2006.
❖ Penetapan 19 Desember sebagai Hari
Bela Negara dipilih untuk mengenang
peristiwa sejarah ketika tanggal 19
Desember 1948, Belanda melancarkan
Agresi Militer ke II dengan mengumumkan
tidak adanya lagi Negara Indonesia.
Ketika itu, Presiden RI Ir. Soekarno
memberikan mandat penuh kepada Mr.
Syafrudin Prawinegara untuk menjalankan
pemerintahan dengan membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) di Padang, Sumatera Barat, guna
menjaga keutuhan Negara Republik
Indonesia.
INDONESIA Punya Hari Bela
Negara
Bela negara :
fisik maupun nonfisik
(militer ataupun
nonmiliter).
Ancaman Militer
Ancaman Non Militer
Ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai
mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap
bangsa.
ancaman yang menggunakan
faktor-faktor nirmiliter, yang
dinilai mempunyai kemampuan
yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap
bangsa.
Ketahanan nasional pada aspek-aspek
tertentu juga turut menentukan
kelangsungan hidup sebuah bangsa.
Misalnya, pada 1997-1998, ketahanan
ekonomi Indonesia tidak kuat lagi
dalam menghadapi ancaman krisis
moneter, yang berlanjut pada krisis
politik.
rumusan ketahanan nasional masuk dalam
GBHN sebagai hasil ketetapan MPR yakni
dimulai pada GBHN 1973, GBHN 1978, GBHN
1983, GBHN 1988, GBHN 1993 sampai terakhir
GBHN 1998. Rumusan GBHN 1998
sebagaimana telah dinyatakan di atas
merupakan rumusan terakhir, sebab sekarang
ini GBHN tidak lagi digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembangunan.
Digantikan : Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN), yang pada
hakekatnya merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program
presiden terpilih.
Unsur-unsur ketahanan nasional model Indonesia terdiri atas
delapan unsur yang dinamakan Asta Gatra (delapan gatra),
yang terdiri dari
1) Gatra letak dan kedudukan geografi
2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Tri Gatra
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya (sosbud)
5) Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)
Panca Gatra
Gatra letak geografi /wilayah menentukan kekuatan nasional negara.
Meliputi: Bentuk wilayah negara, Luas wilayah negara, Posisi geografis,
astronomis, dan geologis negara, Daya dukung wilayah negara
Sumber kekayaan alam dalam suatu wilayah baik kualitas maupun
kuantitasnya sangat diperlukan bagi kehidupan nasional. Oleh karena itu,
keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan.
Gatra penduduk sangat besar pengaruhnya terhadap upaya
membina dan mengembangkan ketahanan nasional. Gatra
penduduk ini meliputi jumlah (kuantitas), komposisi, persebaran,
dan kualitasnya.
Gatra ideologi menunjuk pada perangkat nilai-nilai bersama yang
diyakini baik untuk mempersatukan bangsa.
Gatra politik berkaitan dengan kemampuan mengelola nilai dan sumber daya bersama
agar tidak menimbulkan perpecahan tetap stabil dan konstruktif untuk pembangunan.
Gatra Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan
nasional negara yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini.
Dalam aspek sosial budaya, nilai-nilai sosial budaya, hanya dapat
berkembang di dalam situasi aman dan damai.
Unsur pertahanan keamanan negara merupakan salah satu
fungsi pemerintahan negara.
Tugas Kelompok
Di alam demokrasi sekarang ini, ajakan bela negara dianggap tidak lagi
menarik dan sudah usang. Apakah warga negara muda perlu diikutkan
wajib militer (wamil) ataukah tidak perlu? Atau dengan alternatif lain,
misalnya dengan pembekalan kesadaran bernegara dengan menjadi
pembayar pajak yang baik. Bagaimana menurut Anda?
Diskusikan Bersama kelompok, dan tuangkan hasilnya dalam format :
- Minimal 1 halaman
- A4, times new romance, 1.5 spacing
- Sertakan nama kelompok
- Kirimkan ke : bukubekas21@gmail.com