Bab i pengantar print

Muhammad Salim
Muhammad SalimInternship en Dinas Pendidikan Kota Tegal
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Semarang
2015
Nur Hidayat Sardini
Pemilu dan Partai Politik
Managemen Pemilu
Bagian Pemilu
1
Bab I
Pengantar Ke Arah
Pemahaman Pemilu
Pokok Bahasan
1. Pengertian Pemilu;
2. Pertautan Pemilu dan Demokrasi;
3. Konsep Pemilu Sebagai Sarana
Kedaulatan Rakyat dan HAM;
4. Pemilu Dalam Negara Demokrasi
5. Ruang Lingkup Perkuliahan.
2
3
□ Dalam mendeskripsikan Sistem Pemerintahan Amerika,
Profesor Maisel and Buckley [2005] menjelaskan pengertian
Pemilu:
“Elections are used to ensure popular support and
legitimacy for those who make governmental
decisions.”
Key words: dukungan publik, legitimasi keputusan pemerintahan.
▬ L. Sandy Maisel and Kara Z Buckley. 2005. Parties and Elections in Amerika:
The Electoral Process Fourth Edition. Lanbam-Boulder-New York-Toronto-
Oxford: Rowman & Littlefield Publishers, Inc.
4
□ Dalam kaitan proses-proses Pemilu, Sekjen IDEA [International
Institute for Democracy and Electoral Assistance, lembaga yang
berbasis di Stockholm, Swedia, Vigar Helgesen [2013]:
“Elections are the cornerstone of representative
democracy. Through elections, governments obtain
their democratic mandate and are held accountable for
their performance in office. Flawed elections deprive
people of their voice in governance and undermine
sustainable democratic development.”
Keywords:
tolok ukur demokrasi perwakilan, sumber mandate, suara rakyat menentukan,
keberlangsungan demokrasi
▬ Vigar Helgesen. 2013. Electoral Process. Stockholm: IDEA.
5
□ Dalam kaitan demokrasi langsung mengenai Pemilu, Alan Wall,
dkk (2006), mengungkapkan:
“An election or direct democracy poll – such as a referendum – is
often one of the largest single activities that are ever organized in a
country.
It is a very complex administrative task, implemented in a
politically charged atmosphere.”
Keywords:
Pemilu demokrasi langsung, aktivitas kolosal
▬ Alan Wall, Andrew Ellis, Ayman Ayoub, Carl W Dundas, Joram Rukambe, and Sara
Staino. 2006. Electoral Management Design: The International IDEA Handbook.
Stockholm: IDEA.
6
● Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilu:
○ “Pemilihan Umum, adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.”
● Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD:
○ “Pemilihan Umum, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat
yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.”
7
● Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden:
○ “Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden,
adalah pemilihan umum untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.”
8
● Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, yang memuat pengaturan
Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Dari ketentuan undang-undang tersebut, diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang
Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah:
○“Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang selanjutnya disebut pemilihan adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi
dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.”
9
○ ‘Siapa’ pertama adalah
pemilih (voters);
○ ‘Siapa” kedua adalah para kandidat
atau peserta Pemilu (candidates),
yang kelak akan memilih para pejabat
yang akan mengisi jabatan-jabatan
lembaga penyelenggara negara.
○ “Dengan cara bagaimana” adalah
mekanisme/prosedur atau tata cara
dalam rangka siapa memilih siapa tadi.
○ “Kapan diselenggarakan” lebih
merupakan jadwal waktu dan tahapan
yang sebelumnya telah dirancang
penyelenggara Pemilu (KPU), termasuk
hari pemungutan dan penghitungan
suara (voting day).
10
11
12
■ Dalam bagian tulisan “Elections and Democracy”, Brown
[2000], menjelaskan:
“Democracy is viewed as a means of constituting authority and
making it responsible. In political system people become rulers
through birth, appointment, examination, wealth, or coercion.
In a democracy, in contrast, either the rulers and ruled are
identical, as in direct democracy, or rules are selected by vote of
the ruled.
A modern nation-state has a democratic political system to the
extent that its most powerful decision makers are selected through
fair, honest, periodic elections in which candidate freely compete
for votes and in which virtually the entire adult population is
eligible to vote.”
▬ Bernard E Brown. 2000. Comparative Politics Notes and Readings. Australia:
Thomson.
13
■ Dalam buku “Capitalism, Socialism, and
Democracy”, Joseph Schumpeter [1976]:
“Elections are the essence of democracy, [and it] from
this follow other characteristics of democratic system.
Free, fair, and competitive elections are only possible if
there is some measure of freedom of speech, assembly,
and press, and if opposition candidate and parties are
able to criticize incumbents without fear of retaliation.”
▬ Joseph Schumpeter, 1976. Capitalism, Socialism, and Democracy. New
York: Harper and Row.
14
■ Dalam studi klasiknya mengenai “The Theory and
Practice of Modern Government”, Finer (1949)
menyatakan:
“… this connection between democracy and elections:
‘The real question… Is not wheter the government
designs to take notice of popular criticisms and votes,
but whether it can be voted out of office or forced by
some machinery or procedures to change its policy,
above all against its own will.”
▬ L. Sandy Maisel and Kara Z Buckley, Parties and Elections in Amerika The
Electoral Process Fourth Edition. Lanbam-Boulder-New York-Toronto-Oxford:
Rowman & Littlefield Publishers, Inc.
15
■ Di dalam menjelaskan “Demokratisasi”, Snyder
[2003], menyatakan:
“Hal yang membedakan antara negara yang matang
demokrasinya, yang disebut mature democracies dengan negara
yang menuju demokrasi yang disebut Democratizing states,
terletak pada kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan luar
negeri dan kebijakan militer, disusun oleh para pejabat yang
dipilih melalui Pemilihan Umum yang Luber dan Jurdil dan
berkala;
Tindakan-tindakan para pejabat dibatasi dengan berbagai
ketentuan konstitusional dan kewajiban terhadap kebebasan
sipil. Dalam calon pemerintah seringkali kalah dan karena itu
harus melepaskan jabatan mereka”
16
Kebebasan berbicara,
kebebasan berorganisasi
untuk bersaing dalam
Pemilu, dan terwakilinya
secara adil pandangan-
pandangan yang beragam
di dalam media massa,
dianggap sebagai
prasyarat terlaksananya
yang Luber dan Jurdil.”
▬ Jack Snyder. 2003. Dari
Pemungutan Suara Ke Arah
Perumbahan Darah. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia
(KPG).
17
■ Guru besar Ilmu Politik dari University of California,
James N Danziger [2012], menjelaskan:
“True participatory democracy is government of and by
the people… is active, direct participation by all citizens
in the authoritative allocation of values.
The citizens elect people to represent them in the poltical
process and to allocate values on their behalf fo the
society.
Electoral democracy, in which citizens periodically
select political leaders from among alternative
contenders who accept this limitated mandate.”
18
“Conditions for a democracy:
Governance by leaders whose authority is based on a
limited mandate from a universal electorate that selects
among genuine alternatives and has some rights to
political participation and opposition.
The electoral system:
The framework by which the citizen votes select those
candidate who receive a limited mandate to govern.”
▬ James N Danziger [2012]. Understanding the Political World: A
Comparative Introduction to Political Science (11th Edition). LA: Longman
Inc, 2012.
19
■ Dalam membahas Demokrasi Sosial dan Libertarian, Thomas
Meyer (2005), membahas ketiga kerangka dalam kehidupan
demokrasi di sebuah negara.
“Essentially a democracy always has three different approaches
with which to achieve public goals (models of governnance):
1. Through the market, when it is a question of prucuring goods
and service to be procured against payment;
2. Through the states, when it is question of public goods which
will benefit all and must if necessary be procured through
instruments of power; and
3. Through the civil society, when it is a question of collective
goods whose procurement is to be facilited throught a –
voluntary—act of solidarity on the part of society.
▬ Thomas Meyer. 2005. Social and Libertarian Democracy: Competing Models to Fill
the Frame of Liberal Democracy. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung.
20
21
■ Kedaulatan Rakyat dan Pemilu
■ Konsepsi kedaulatan rakyat lahir akibat tirani kedaulatan
raja yang berlaku sebelumnya. Konsepsi kedaulatan rakyat
meletakkan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Rakyat yang
menentukan jalannya pemerintahan yang diselenggarakan
penguasa. Setiap kebijakan yang dibuat penguasa harus
sesuai dengan keinginan rakyat.
Menurut Thomas Hobes menyatakan kedaulatan raja berasal
dari kekuasaan raja dan perjanjian masyarakat. Masyarakat
menyerahkan seluruh hak-haknya kepada raja, sehingga raja
memiliki kekuasaan absolut dan sewenang-wenang dalam
menjalankan roda pemerintahan negara (kerajaan).
22
“Rakyat semakin tertindas
dengan kekuasaan yang
dimiliki oleh raja yang
sewenang-wenang, hingga
akhirnya rakyat dalam
Revolusi Prancis berhasil
menumbangkan kekuasaan
Raja Louis XIV. Simbol
kekuasaan Raja Louis XIV
adalah Penjara Bastile,
tempat memenjarakan para
penentang Raja.”
▬ Prof. Dr. Mohammad Mahfud
M.D., S.H., S.U. Perdebatan
Hukum Tata Negara Pasca
Amandemen Konstitusi.
Jakarta:LP3ES.
23
■ “Kedaulatan rakyat bisa terjadi akibat
perikatan indvidu-individu rakyat yang
menyerahkan kedaulatannya kepada
penguasa secara tertulis (kontrak sosial
dan dicantumkan di dalam konstitusi).
■ Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa
merupakan kehendak rakyat agar
penguasa memberikan jaminan
perlindungan dalam pelaksaaan hak-hak
dasar rakyat, seperti ketenteraman hidup
dan menjalankan kehidupan secara layak.
■ Jaminan perlinduungan hak-hak rakyat
di dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat
sangat dijunjung tinggi. Bahkan
pelaksanaan kedaulatan rakyat sering
dinyatakan secara tertulis di dalam
hukum positif suatu negara.
▬ Prof Dr Jimly Asshidiqie. S.H.
2005. Konstitusi dan
Konstitusionalisme Indonesia.
Jakarta: Konstitusi Press.
24
■ Filosof Hugo de Groot
menggambarkan, tatanan sosial
pra-terbentuk lembaga negara
diliputi suasana kekacauan
(chaotic).
■ Setiap orang boleh melakukan
tindakan apa saja sekehendak
hatinya. Hukum yang berlaku
adalah hukum rimba. Mereka
yang kuat akan memangsa yang
lemah (homo homini lupus).
■ Kendatipun demikian, pada
kodratnya setiap individu memiliki
hasrat untuk memperbaiki
keadaan. Mereka menghendaki
suatu situasi tatanan sosial yang
sejalan dengan keadaban
manusia—yang dibekali Tuhan
dengan akal dan pikiran”.
“Di samping itu, dalam
tataran yang paling konkret,
setiap manusia
menghendaki adanya rasa
aman dan nyaman bagi
kelangsungan hidupnya.
Kebutuhan rasa aman
tersebut menuntut akan
kehadiran siapa pengendali
kekacauan yang dapat
dihandalkan. Apabila
mereka yang dinilai mampu
mengendalikan keadaan
atau tatanan sosial,
merekalah yang pada
akhirnya dinobatkan sebagai
penguasa di lingkungan
sosial di mana mereka
berada.”
▬ Arief Budiman. 2002. Teori
Negara: Negara, Kekuasaan,
dan Ideologi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.25
26
▬ Nur Hidayat Sardini. 2012.
Restorasi Penyelenggaraan Pemilu Di
Indonesia. Yogyakarta.
“Pemikiran Grotius
dilanjutkan Thomas Hobbes
yang melukiskan situasi
sebelum adanya negara
sebagai ius naturalis (homo
homini lupus; manusia satu
merupakan serigala bagi
manusia yang lain). Maka
dibentuklah secara bersama
lex naturalis yang menyuruh
atau melarang serta
membatasi kemerdekaan
orang lain. Dari upaya
membatasi kemerdekaan
inilah lahir apa yang disebut
sebagai Leviathan; negara
diibaratkan sebagai
“binatang” yang mempunyai
kekuasaan yang besar.”
27
■ “Demokrasi meniscayakan perumusan
kehendak rakyat banyak (volunte generalle)
melalui prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sudah barang pasti bekerjanya
penampungan, perumusan, dan
pelaksanaan prosedur demokrasi tersebut
terdapat persaingan di antara para aktor-
aktor politik, mengingat yang memiliki
kehendak di antara para aktor tidaklah
berbentuk tunggal, namun dalam
wujudnya yang jamak.
Mekanisme atau prosedur demokrasi
sebagai perwujudan dengan gambaran di
atas melahirkan suatu konsep yang
dinamakan Plebisit Raya—atau yang
dikenal sebagai Pemilihan Umum
(Pemilu).”
▬ Schumpeter A, Joseph. 1974.
Capitalism, Socialism, and
Democracy. New York: Harper.
28
Pemilu tak lain merupakan
instrumen demokrasi paling
konkret dalam perwujudan
kedaulatan rakyat.
Dalam Pemilu dihimpun
sebanyak mungkin daftar
kehendak rakyat (the will of the
people) tersebut.
Melalui rangkaian tahapan awal
hingga akhir, Pemilu adalah
ekspresi kebebasan sipil dan
politik, kebebasan untuk
menyatakan pikiran atau
pendapat baik secara lisan
maupun tulisan.
Dalam Pemilu pula
ekspresi kedaulatan
rakyat dimungkinkan
bahkan dalam kadar yang
setinggi mungkin,
sementara bagi para
calon penguasa
(candidates) merumuskan
dan menjawab daftar
kehendak rakyat yang
disampaikan dalam
forum-forum kampanye
yang sengaja digelar
khusus untuk itu.
▬ Nur Hidayat Sardini.
Op.Cit.
29
Dalam Pemilu, sirkulasi
kekuasaan pemerintahan
negara di dalam
masyarakat yang beradab,
dibangun di atas landasan
kekuasaan pemerintahan
negara dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat
(government of the people,
by the people, and for the
people)—sebagaimana idea
Presiden Amerika Serikat
Abraham Lincoln (1863).
30
31
■ The Relationship Between Democracy and
Human Rights
○ “Relationship between Democracy and Human Rights is
interdependent, intricate, mutually supportive and symbiotic,
with ‘mutually constitutive’. Democracy cannot be defined
without human rights. Human rights can be protected effectively
only in a democratic state.
A functional democracy that accommodates diversity, promotes
equality and protects individual freedoms is increasingly
becoming the best bet against the concentration of power in the
hands of a few and the abuse of human rights that inevitably
results from it.
In turn, the greatest protection of human rights emanates from a
sustainable democratic framework grounded in the rule of law.“
32
○ “The relationship between
democracy and human
rights is intricate, symbiotic
and mutually constitutive. A
rights based approach to
democracy grounded in the
rule of law is considered
increasingly the most
consistent safeguard against
human rights abuses.
The UN should both heed the calls for
democratic reform as they arise and be involved
in sustainable human rights based democracy
building processes.
33
Successful democratic
governance must
inevitably focus on
promotion and protection of
human rights and
fundamental freedoms. For
without this protection
there can be no democracy
in any meaningful sense.”
▬ Massimo Tommasoli (ed.). 2013.
Democracy and Human Rights: The Role
of the UN. Report from the International
Round Table on Democracy and Human
Rights: The Role of the United Nations
co-organized . Stockholm Sweden:
International IDEA, UN Department of
Political Affairs, and the UN Office of
the High Commissioner for
Human Rights.
34
35
■ Pemikiran Robert A Dahl
Dalam buku “On Democracy”, Robert A Dahl
[2000] membahas mengenai kaitan antara
Demokrasi dengan konsep-konsep negara
demokratis. Dalam beberapa bagian terdapat
persingungan-persinggungannya dengan
Pemilu.
Beberapa bagian yang relevan akan dikutip,
sebagai berikut:
■ Criteria fo a Democratic Process
1. Effective participation.
2. Voting equality.
3. Enlightened understanding.
4. Control of agenda.
5. Inclusion of adults.
36
■ Democracy Pruduces Consequences
1. Avoiding tyranny;
2. Essensial rights;
3. General freedom;
4. Self-determination;
5. Moral outonomy;
6. Human development;
7. Protecting essential personal interests; and
8. Political equality.
In addition, modern democraties produce:
9. Peace-seeking
10. Prosperity.
37
■ The Political Institutions of Modern
Representative Democracy:
1. Elected officials. Control over government decisions about
policy is constitutionally vested in officials elected by
citizens. Thus modern large-scale democratic government
are representative.
2. Free, fair, and frequent elections. Elected officials are
chosen in frequent and fairly conducted elections in which
coercion is comparative uncommon.
3. Freedom of expression. Citizens have a right to express
themselves without danger of severe punishment on
political matters broadly defined, including criticism of
officials, the government, the regime, the socioeconomic
order, and the prevailing ideology.
38
■ The Political.. :
4. Acces to alternative sources of information. Citizen have a
right to seek out alternative and independent sources of
information from other citizens, experts, newspapers,
maganizens, books, telecommunications, and the like.
Moreover, alternative sources of information actually exist
that are not under the control of the government or any
other single political group attempting to influence public
political beliefs and attidues, and theses alternative sources
are effectively protected by law.
5. Associational autonomy. To achieve their various rights,
including those required for the effective operation of
democratic political institutions, citizens also have aright to
including independent politial parties and interes groups.
39
■ The Political.. :
6. Inclusive citizenship. No adult permanently residing in the
country and subject to its laws can be denied the rights
that are available to others and are necessary to the five
political institutions just listed.
These include the rights to vote in the election of officials in
free and fair elections, to run for elective office, to free
expression, to form and participate in independent political
organizations, to have access to independent source of
information, and rights to other liberties and opportunities
that may be necessary to the effective operation of the
political institutions of large-scale democracy.
40
41
a. Ruang Lingkup
■ PENGANTAR KE ARAH PEMAHAMAN PEMILU
1. Pengertian Pemilu
2. Pertautan Pemilu dan Demokrasi
3. Konsep Pemilu Sebagai Sarana Kedaulatan Rakyat dan HAM
4. Pemilu Dalam Negara Demokrasi
5. Ruang Lingkup dan Metode Perkuliahan
■ STANDAR-STANDAR PEMILU
1. Jenis-Jenis Pemilu dan/atau Plebisit Raya
2. Standar Pemilu Internasional
3. Pemilu Menurut UUD 1945
4. Asas-Asas Pemilu Luber dan Jurdil
■ SISTEM PEMILU: VARIAN DAN IMPLIKASINYA
1. Single-member Constituency
2. Multi-member Constituency
3. Implikasi Penerapan Sistem Pemilu
42
■ MANAGEMEN PEMILU
1. Tahapan-Tahapan Pemilu
2. Election Managemen Bodies (EMB)
3. The Candidate and Campaign Management
4. Wining Elections
5. Fund Raising
6. Political Marketing
■ DARI PEMILU KE PEMILU DI INDONESIA
1. Pemilu Tahun 1955
2. Pemilu Orde Baru
3. Pemilu Pasca-Orde Baru
4. Perilaku Pemilih
5. Partisipasi Politik
■ KEADILAN DAN KERANGKA HUKUM PEMILU
1. Pentingya Keadilan Pemilu
2. Pelanggaran-Pelanggaran Pemilu
3. Mekanisme Keberatan (complaint mechanism)
4. Alternatif Dispute Resolution (ADR)
5. Pemangku Kepentingan Pemilu
6. Pemantau, Media Massa, dan Masyarakat Sipil
43
b. Relevansi Pemahaman mk Pemilu
1. Relevansi Teoritis, yakni peningkatan kognisi dan
afeksi peserta kuliah dalam hal pemahaman dan
pendalaman terhadap teori-teori yang disampaikan.
Dengan kemampuan tersebut maka menjadi bekal
bagi mereka untuk menyusun karya ilmiah dengan
rujukan-rujukan teori-teori yang didalaminya lebih
lanjut; dan
2. Relevansi Praktis, yakni kemampuan peserta
kuliah memraktikkannya dalam hal-ikhwal
mengenai Pemilu, dengan rencana-rencana
berpolitik praktis, asistensi terhadap urusan
kepemiluan, dan pilihan-pilihan profesinya kelak.
44
c. Metode Perkuliahan
1.Ceramah, presentasi materi
2.Diskusi, tanya jawab
3.Penugasan, tugas-tugas makalah;
dan
4.Resume di akhir setiap akhir
pertemuan
45
46
1 de 46

Recomendados

Bab ii standar standar pemilu por
Bab ii standar standar pemiluBab ii standar standar pemilu
Bab ii standar standar pemiluMuhammad Salim
1.3K vistas45 diapositivas
Bab iv manajemen pemilu [2] por
Bab iv manajemen pemilu [2]  Bab iv manajemen pemilu [2]
Bab iv manajemen pemilu [2] Muhammad Salim
507 vistas91 diapositivas
Bab iii sistem pemilu por
Bab iii sistem pemilu  Bab iii sistem pemilu
Bab iii sistem pemilu Muhammad Salim
1.2K vistas47 diapositivas
Sistem Pemilihan Kepala Daerah por
Sistem Pemilihan Kepala DaerahSistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala Daerahsangdamar
6.9K vistas28 diapositivas
Sesi 4 sistem pemilu di indonesia por
Sesi 4 sistem pemilu di indonesiaSesi 4 sistem pemilu di indonesia
Sesi 4 sistem pemilu di indonesiaSukrinTaib
704 vistas38 diapositivas
Sistem Pemilu por
Sistem PemiluSistem Pemilu
Sistem PemiluFadila Lestari
387 vistas10 diapositivas

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis por
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisPEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisAgus Widiyanto
2.4K vistas30 diapositivas
Pemilu por
PemiluPemilu
PemiluOperator Warnet Vast Raha
465 vistas12 diapositivas
demokrasi masyarakat beradab por
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradabNasria Ika
1.5K vistas3 diapositivas
Makalah Sistem Pemilu di Indonesia por
Makalah Sistem Pemilu di IndonesiaMakalah Sistem Pemilu di Indonesia
Makalah Sistem Pemilu di IndonesiaRiyanto Kasnuri
14K vistas7 diapositivas
Makalah Polemik RUU Pilkada por
Makalah Polemik RUU PilkadaMakalah Polemik RUU Pilkada
Makalah Polemik RUU PilkadaFariz Arifuddin Arifuddin
7K vistas17 diapositivas
Presentation11 por
Presentation11Presentation11
Presentation11Muhammad Kurniawan
11K vistas59 diapositivas

La actualidad más candente(19)

PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis por Agus Widiyanto
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisPEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
Agus Widiyanto2.4K vistas
demokrasi masyarakat beradab por Nasria Ika
demokrasi masyarakat beradabdemokrasi masyarakat beradab
demokrasi masyarakat beradab
Nasria Ika1.5K vistas
Makalah Sistem Pemilu di Indonesia por Riyanto Kasnuri
Makalah Sistem Pemilu di IndonesiaMakalah Sistem Pemilu di Indonesia
Makalah Sistem Pemilu di Indonesia
Riyanto Kasnuri14K vistas
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula por Nurul Hidayah
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaLaporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Nurul Hidayah959 vistas
Tahap 1 tanggapan masyarakat terhadap sistem pemilu online por Oktavia Anggreani
Tahap 1 tanggapan masyarakat terhadap sistem pemilu onlineTahap 1 tanggapan masyarakat terhadap sistem pemilu online
Tahap 1 tanggapan masyarakat terhadap sistem pemilu online
Oktavia Anggreani686 vistas
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula por Nurul Hidayah
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaLaporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Nurul Hidayah4.9K vistas
Makalah pemilihan umum online por Puspa Sari
Makalah pemilihan umum onlineMakalah pemilihan umum online
Makalah pemilihan umum online
Puspa Sari37.1K vistas
Perbandingan sistem pemilu di indonesia por Election Commision
Perbandingan sistem pemilu di indonesiaPerbandingan sistem pemilu di indonesia
Perbandingan sistem pemilu di indonesia
Election Commision19.8K vistas
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014 por ginanurulazhar
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
ginanurulazhar9.6K vistas
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis por Nasria Ika
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
Nasria Ika15.4K vistas
Opovov & sistem penghitungan kursi pemilu por Ahsanul Minan
Opovov & sistem penghitungan kursi pemiluOpovov & sistem penghitungan kursi pemilu
Opovov & sistem penghitungan kursi pemilu
Ahsanul Minan3.5K vistas

Destacado

Bab iv manajemen pemilu [1] por
Bab iv manajemen pemilu [1]Bab iv manajemen pemilu [1]
Bab iv manajemen pemilu [1]Muhammad Salim
2.3K vistas46 diapositivas
Monograf: Solilukui Pemilu 2014 por
Monograf: Solilukui Pemilu 2014Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Monograf: Solilukui Pemilu 2014Aulia Andri
673 vistas51 diapositivas
Penyelenggaraan pemilu yang jurdil por
Penyelenggaraan pemilu yang jurdilPenyelenggaraan pemilu yang jurdil
Penyelenggaraan pemilu yang jurdilElection Commision
2.8K vistas24 diapositivas
Konsep pemenanangan por
Konsep pemenananganKonsep pemenanangan
Konsep pemenananganteguh kurniawan
1.8K vistas13 diapositivas
Perjuangan Bangsa antara Perang dan Damai - SMA N 65 por
Perjuangan Bangsa antara Perang dan Damai - SMA N 65Perjuangan Bangsa antara Perang dan Damai - SMA N 65
Perjuangan Bangsa antara Perang dan Damai - SMA N 65Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
6K vistas24 diapositivas
Konferensi Asia Afrika por
Konferensi Asia AfrikaKonferensi Asia Afrika
Konferensi Asia AfrikaNY O
4.2K vistas27 diapositivas

Destacado(12)

Bab iv manajemen pemilu [1] por Muhammad Salim
Bab iv manajemen pemilu [1]Bab iv manajemen pemilu [1]
Bab iv manajemen pemilu [1]
Muhammad Salim2.3K vistas
Monograf: Solilukui Pemilu 2014 por Aulia Andri
Monograf: Solilukui Pemilu 2014Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Monograf: Solilukui Pemilu 2014
Aulia Andri673 vistas
Konferensi Asia Afrika por NY O
Konferensi Asia AfrikaKonferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika
NY O4.2K vistas
Sistem pemerintahan di Indonesia por istiim68
Sistem pemerintahan di IndonesiaSistem pemerintahan di Indonesia
Sistem pemerintahan di Indonesia
istiim684.3K vistas
Sejarah - Perlawanan bangsa Indonesia - Mempertahankana NKRI - By : Diah & ne... por Trootex XI MIA 6
Sejarah - Perlawanan bangsa Indonesia - Mempertahankana NKRI - By : Diah & ne...Sejarah - Perlawanan bangsa Indonesia - Mempertahankana NKRI - By : Diah & ne...
Sejarah - Perlawanan bangsa Indonesia - Mempertahankana NKRI - By : Diah & ne...
Trootex XI MIA 62.1K vistas
Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak por Fair Nurfachrizi
Etika Pegawai Direktorat Jendral PajakEtika Pegawai Direktorat Jendral Pajak
Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak
Fair Nurfachrizi13.8K vistas
Kalender pengawasan 2016 2017 - all por iwank shoeddienk
Kalender pengawasan 2016 2017 - allKalender pengawasan 2016 2017 - all
Kalender pengawasan 2016 2017 - all
iwank shoeddienk4.4K vistas

Similar a Bab i pengantar print

budaya demokrasi menuju masyarakat madani por
budaya demokrasi menuju masyarakat madanibudaya demokrasi menuju masyarakat madani
budaya demokrasi menuju masyarakat madaniMaeko Kaoin
1.7K vistas31 diapositivas
Bab 2 kelas xi por
Bab 2 kelas xiBab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xifatimaharyenfa
805 vistas14 diapositivas
Paper Demokrasi por
Paper DemokrasiPaper Demokrasi
Paper DemokrasiAbror Alatqo
7K vistas11 diapositivas
Budaya Demokrasi Masyarakat Madani por
Budaya Demokrasi Masyarakat MadaniBudaya Demokrasi Masyarakat Madani
Budaya Demokrasi Masyarakat MadaniSyifa Ghifari
2.8K vistas35 diapositivas
PPT Demokrasi di Indonesia.pptx por
PPT Demokrasi di Indonesia.pptxPPT Demokrasi di Indonesia.pptx
PPT Demokrasi di Indonesia.pptxOkiRusmayadi1
65 vistas15 diapositivas
Demokrasi por
DemokrasiDemokrasi
DemokrasiMuhamad Yogi
2.5K vistas18 diapositivas

Similar a Bab i pengantar print(20)

budaya demokrasi menuju masyarakat madani por Maeko Kaoin
budaya demokrasi menuju masyarakat madanibudaya demokrasi menuju masyarakat madani
budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Maeko Kaoin1.7K vistas
Budaya Demokrasi Masyarakat Madani por Syifa Ghifari
Budaya Demokrasi Masyarakat MadaniBudaya Demokrasi Masyarakat Madani
Budaya Demokrasi Masyarakat Madani
Syifa Ghifari2.8K vistas
PPT Demokrasi di Indonesia.pptx por OkiRusmayadi1
PPT Demokrasi di Indonesia.pptxPPT Demokrasi di Indonesia.pptx
PPT Demokrasi di Indonesia.pptx
OkiRusmayadi165 vistas
Perkembangan Demokrasi diIndonesia por WahyuElfina
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
WahyuElfina109 vistas
Budaya Demokrasi por Teuku Ichsan
Budaya DemokrasiBudaya Demokrasi
Budaya Demokrasi
Teuku Ichsan3.4K vistas
Perkembangan Demokrasi diIndonesia por WahyuElfina
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
WahyuElfina31 vistas

Más de Muhammad Salim

Curriculum Vitae Jobseeker por
Curriculum Vitae JobseekerCurriculum Vitae Jobseeker
Curriculum Vitae JobseekerMuhammad Salim
1.4K vistas3 diapositivas
Curriculum Vitae (Resume) Mahasiswa por
Curriculum Vitae (Resume) MahasiswaCurriculum Vitae (Resume) Mahasiswa
Curriculum Vitae (Resume) MahasiswaMuhammad Salim
1.3K vistas1 diapositiva
Curriculum Vitae (Salim).PDF por
Curriculum Vitae (Salim).PDFCurriculum Vitae (Salim).PDF
Curriculum Vitae (Salim).PDFMuhammad Salim
9.2K vistas6 diapositivas
Curriculum Vitae Mahasiswa por
Curriculum Vitae MahasiswaCurriculum Vitae Mahasiswa
Curriculum Vitae MahasiswaMuhammad Salim
36.7K vistas6 diapositivas
Beasiswa usa por
Beasiswa usaBeasiswa usa
Beasiswa usaMuhammad Salim
337 vistas24 diapositivas
Your guide to education in japan por
Your guide to education in japanYour guide to education in japan
Your guide to education in japanMuhammad Salim
665 vistas10 diapositivas

Más de Muhammad Salim(20)

Curriculum Vitae Jobseeker por Muhammad Salim
Curriculum Vitae JobseekerCurriculum Vitae Jobseeker
Curriculum Vitae Jobseeker
Muhammad Salim1.4K vistas
Curriculum Vitae (Resume) Mahasiswa por Muhammad Salim
Curriculum Vitae (Resume) MahasiswaCurriculum Vitae (Resume) Mahasiswa
Curriculum Vitae (Resume) Mahasiswa
Muhammad Salim1.3K vistas
Curriculum Vitae (Salim).PDF por Muhammad Salim
Curriculum Vitae (Salim).PDFCurriculum Vitae (Salim).PDF
Curriculum Vitae (Salim).PDF
Muhammad Salim9.2K vistas
Curriculum Vitae Mahasiswa por Muhammad Salim
Curriculum Vitae MahasiswaCurriculum Vitae Mahasiswa
Curriculum Vitae Mahasiswa
Muhammad Salim36.7K vistas
Your guide to education in japan por Muhammad Salim
Your guide to education in japanYour guide to education in japan
Your guide to education in japan
Muhammad Salim665 vistas
2. user manual pendaftaran beasiswa lpdp por Muhammad Salim
2. user manual pendaftaran   beasiswa lpdp2. user manual pendaftaran   beasiswa lpdp
2. user manual pendaftaran beasiswa lpdp
Muhammad Salim1.6K vistas
1. booklet beasiswa lpdp por Muhammad Salim
1. booklet   beasiswa lpdp1. booklet   beasiswa lpdp
1. booklet beasiswa lpdp
Muhammad Salim2.7K vistas
Why to choose taiwan (2015) untirta por Muhammad Salim
Why to choose taiwan (2015)   untirtaWhy to choose taiwan (2015)   untirta
Why to choose taiwan (2015) untirta
Muhammad Salim439 vistas
Legislatif di indonesia dan berbagai negara por Muhammad Salim
Legislatif di indonesia dan berbagai negaraLegislatif di indonesia dan berbagai negara
Legislatif di indonesia dan berbagai negara
Muhammad Salim2K vistas
Analisis kebijakan proses legislasi penyusunan legal drafting por Muhammad Salim
Analisis kebijakan proses legislasi penyusunan legal draftingAnalisis kebijakan proses legislasi penyusunan legal drafting
Analisis kebijakan proses legislasi penyusunan legal drafting
Muhammad Salim1.6K vistas

Último

AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx por
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxAKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxFitriani Nurfadillah
36 vistas11 diapositivas
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf por
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfIrawan Setyabudi
31 vistas35 diapositivas
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf por
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfLAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfAdeSuryadi21
25 vistas3 diapositivas
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2 por
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2I Putu Hariyadi
23 vistas243 diapositivas
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf por
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdfBEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdfDidikSupriyadi6
47 vistas8 diapositivas
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ... por
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...razakroy
22 vistas86 diapositivas

Último(20)

Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf por Irawan Setyabudi
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Irawan Setyabudi31 vistas
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf por AdeSuryadi21
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfLAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
AdeSuryadi2125 vistas
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2 por I Putu Hariyadi
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
I Putu Hariyadi23 vistas
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf por DidikSupriyadi6
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdfBEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
DidikSupriyadi647 vistas
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ... por razakroy
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...
razakroy22 vistas
3. LKPD STATISTIKA.pdf por azizdesi
3. LKPD STATISTIKA.pdf3. LKPD STATISTIKA.pdf
3. LKPD STATISTIKA.pdf
azizdesi14 vistas
Latihan 6_ Aldy 085.pptx por justneptun
Latihan 6_ Aldy 085.pptxLatihan 6_ Aldy 085.pptx
Latihan 6_ Aldy 085.pptx
justneptun13 vistas
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx por raraksm12
ppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptxppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptx
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx
raraksm1269 vistas
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf por Irawan Setyabudi
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Irawan Setyabudi28 vistas
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx por MIlhamRaditya
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptxLatihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx
MIlhamRaditya38 vistas
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf por Irawan Setyabudi
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdfBimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf
Irawan Setyabudi30 vistas
Fajar Saputra (E1G022057).pptx por FajarSaputra57
Fajar Saputra (E1G022057).pptxFajar Saputra (E1G022057).pptx
Fajar Saputra (E1G022057).pptx
FajarSaputra5715 vistas
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf por Irawan Setyabudi
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfPermendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Irawan Setyabudi34 vistas

Bab i pengantar print

  • 1. Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang 2015 Nur Hidayat Sardini Pemilu dan Partai Politik Managemen Pemilu Bagian Pemilu 1
  • 2. Bab I Pengantar Ke Arah Pemahaman Pemilu Pokok Bahasan 1. Pengertian Pemilu; 2. Pertautan Pemilu dan Demokrasi; 3. Konsep Pemilu Sebagai Sarana Kedaulatan Rakyat dan HAM; 4. Pemilu Dalam Negara Demokrasi 5. Ruang Lingkup Perkuliahan. 2
  • 3. 3
  • 4. □ Dalam mendeskripsikan Sistem Pemerintahan Amerika, Profesor Maisel and Buckley [2005] menjelaskan pengertian Pemilu: “Elections are used to ensure popular support and legitimacy for those who make governmental decisions.” Key words: dukungan publik, legitimasi keputusan pemerintahan. ▬ L. Sandy Maisel and Kara Z Buckley. 2005. Parties and Elections in Amerika: The Electoral Process Fourth Edition. Lanbam-Boulder-New York-Toronto- Oxford: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. 4
  • 5. □ Dalam kaitan proses-proses Pemilu, Sekjen IDEA [International Institute for Democracy and Electoral Assistance, lembaga yang berbasis di Stockholm, Swedia, Vigar Helgesen [2013]: “Elections are the cornerstone of representative democracy. Through elections, governments obtain their democratic mandate and are held accountable for their performance in office. Flawed elections deprive people of their voice in governance and undermine sustainable democratic development.” Keywords: tolok ukur demokrasi perwakilan, sumber mandate, suara rakyat menentukan, keberlangsungan demokrasi ▬ Vigar Helgesen. 2013. Electoral Process. Stockholm: IDEA. 5
  • 6. □ Dalam kaitan demokrasi langsung mengenai Pemilu, Alan Wall, dkk (2006), mengungkapkan: “An election or direct democracy poll – such as a referendum – is often one of the largest single activities that are ever organized in a country. It is a very complex administrative task, implemented in a politically charged atmosphere.” Keywords: Pemilu demokrasi langsung, aktivitas kolosal ▬ Alan Wall, Andrew Ellis, Ayman Ayoub, Carl W Dundas, Joram Rukambe, and Sara Staino. 2006. Electoral Management Design: The International IDEA Handbook. Stockholm: IDEA. 6
  • 7. ● Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu: ○ “Pemilihan Umum, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” ● Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD: ○ “Pemilihan Umum, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” 7
  • 8. ● Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden: ○ “Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, adalah pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” 8
  • 9. ● Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang memuat pengaturan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dari ketentuan undang-undang tersebut, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah: ○“Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.” 9
  • 10. ○ ‘Siapa’ pertama adalah pemilih (voters); ○ ‘Siapa” kedua adalah para kandidat atau peserta Pemilu (candidates), yang kelak akan memilih para pejabat yang akan mengisi jabatan-jabatan lembaga penyelenggara negara. ○ “Dengan cara bagaimana” adalah mekanisme/prosedur atau tata cara dalam rangka siapa memilih siapa tadi. ○ “Kapan diselenggarakan” lebih merupakan jadwal waktu dan tahapan yang sebelumnya telah dirancang penyelenggara Pemilu (KPU), termasuk hari pemungutan dan penghitungan suara (voting day). 10
  • 11. 11
  • 12. 12
  • 13. ■ Dalam bagian tulisan “Elections and Democracy”, Brown [2000], menjelaskan: “Democracy is viewed as a means of constituting authority and making it responsible. In political system people become rulers through birth, appointment, examination, wealth, or coercion. In a democracy, in contrast, either the rulers and ruled are identical, as in direct democracy, or rules are selected by vote of the ruled. A modern nation-state has a democratic political system to the extent that its most powerful decision makers are selected through fair, honest, periodic elections in which candidate freely compete for votes and in which virtually the entire adult population is eligible to vote.” ▬ Bernard E Brown. 2000. Comparative Politics Notes and Readings. Australia: Thomson. 13
  • 14. ■ Dalam buku “Capitalism, Socialism, and Democracy”, Joseph Schumpeter [1976]: “Elections are the essence of democracy, [and it] from this follow other characteristics of democratic system. Free, fair, and competitive elections are only possible if there is some measure of freedom of speech, assembly, and press, and if opposition candidate and parties are able to criticize incumbents without fear of retaliation.” ▬ Joseph Schumpeter, 1976. Capitalism, Socialism, and Democracy. New York: Harper and Row. 14
  • 15. ■ Dalam studi klasiknya mengenai “The Theory and Practice of Modern Government”, Finer (1949) menyatakan: “… this connection between democracy and elections: ‘The real question… Is not wheter the government designs to take notice of popular criticisms and votes, but whether it can be voted out of office or forced by some machinery or procedures to change its policy, above all against its own will.” ▬ L. Sandy Maisel and Kara Z Buckley, Parties and Elections in Amerika The Electoral Process Fourth Edition. Lanbam-Boulder-New York-Toronto-Oxford: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. 15
  • 16. ■ Di dalam menjelaskan “Demokratisasi”, Snyder [2003], menyatakan: “Hal yang membedakan antara negara yang matang demokrasinya, yang disebut mature democracies dengan negara yang menuju demokrasi yang disebut Democratizing states, terletak pada kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan luar negeri dan kebijakan militer, disusun oleh para pejabat yang dipilih melalui Pemilihan Umum yang Luber dan Jurdil dan berkala; Tindakan-tindakan para pejabat dibatasi dengan berbagai ketentuan konstitusional dan kewajiban terhadap kebebasan sipil. Dalam calon pemerintah seringkali kalah dan karena itu harus melepaskan jabatan mereka” 16
  • 17. Kebebasan berbicara, kebebasan berorganisasi untuk bersaing dalam Pemilu, dan terwakilinya secara adil pandangan- pandangan yang beragam di dalam media massa, dianggap sebagai prasyarat terlaksananya yang Luber dan Jurdil.” ▬ Jack Snyder. 2003. Dari Pemungutan Suara Ke Arah Perumbahan Darah. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). 17
  • 18. ■ Guru besar Ilmu Politik dari University of California, James N Danziger [2012], menjelaskan: “True participatory democracy is government of and by the people… is active, direct participation by all citizens in the authoritative allocation of values. The citizens elect people to represent them in the poltical process and to allocate values on their behalf fo the society. Electoral democracy, in which citizens periodically select political leaders from among alternative contenders who accept this limitated mandate.” 18
  • 19. “Conditions for a democracy: Governance by leaders whose authority is based on a limited mandate from a universal electorate that selects among genuine alternatives and has some rights to political participation and opposition. The electoral system: The framework by which the citizen votes select those candidate who receive a limited mandate to govern.” ▬ James N Danziger [2012]. Understanding the Political World: A Comparative Introduction to Political Science (11th Edition). LA: Longman Inc, 2012. 19
  • 20. ■ Dalam membahas Demokrasi Sosial dan Libertarian, Thomas Meyer (2005), membahas ketiga kerangka dalam kehidupan demokrasi di sebuah negara. “Essentially a democracy always has three different approaches with which to achieve public goals (models of governnance): 1. Through the market, when it is a question of prucuring goods and service to be procured against payment; 2. Through the states, when it is question of public goods which will benefit all and must if necessary be procured through instruments of power; and 3. Through the civil society, when it is a question of collective goods whose procurement is to be facilited throught a – voluntary—act of solidarity on the part of society. ▬ Thomas Meyer. 2005. Social and Libertarian Democracy: Competing Models to Fill the Frame of Liberal Democracy. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung. 20
  • 21. 21
  • 22. ■ Kedaulatan Rakyat dan Pemilu ■ Konsepsi kedaulatan rakyat lahir akibat tirani kedaulatan raja yang berlaku sebelumnya. Konsepsi kedaulatan rakyat meletakkan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Rakyat yang menentukan jalannya pemerintahan yang diselenggarakan penguasa. Setiap kebijakan yang dibuat penguasa harus sesuai dengan keinginan rakyat. Menurut Thomas Hobes menyatakan kedaulatan raja berasal dari kekuasaan raja dan perjanjian masyarakat. Masyarakat menyerahkan seluruh hak-haknya kepada raja, sehingga raja memiliki kekuasaan absolut dan sewenang-wenang dalam menjalankan roda pemerintahan negara (kerajaan). 22
  • 23. “Rakyat semakin tertindas dengan kekuasaan yang dimiliki oleh raja yang sewenang-wenang, hingga akhirnya rakyat dalam Revolusi Prancis berhasil menumbangkan kekuasaan Raja Louis XIV. Simbol kekuasaan Raja Louis XIV adalah Penjara Bastile, tempat memenjarakan para penentang Raja.” ▬ Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi. Jakarta:LP3ES. 23
  • 24. ■ “Kedaulatan rakyat bisa terjadi akibat perikatan indvidu-individu rakyat yang menyerahkan kedaulatannya kepada penguasa secara tertulis (kontrak sosial dan dicantumkan di dalam konstitusi). ■ Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa merupakan kehendak rakyat agar penguasa memberikan jaminan perlindungan dalam pelaksaaan hak-hak dasar rakyat, seperti ketenteraman hidup dan menjalankan kehidupan secara layak. ■ Jaminan perlinduungan hak-hak rakyat di dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat sangat dijunjung tinggi. Bahkan pelaksanaan kedaulatan rakyat sering dinyatakan secara tertulis di dalam hukum positif suatu negara. ▬ Prof Dr Jimly Asshidiqie. S.H. 2005. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press. 24
  • 25. ■ Filosof Hugo de Groot menggambarkan, tatanan sosial pra-terbentuk lembaga negara diliputi suasana kekacauan (chaotic). ■ Setiap orang boleh melakukan tindakan apa saja sekehendak hatinya. Hukum yang berlaku adalah hukum rimba. Mereka yang kuat akan memangsa yang lemah (homo homini lupus). ■ Kendatipun demikian, pada kodratnya setiap individu memiliki hasrat untuk memperbaiki keadaan. Mereka menghendaki suatu situasi tatanan sosial yang sejalan dengan keadaban manusia—yang dibekali Tuhan dengan akal dan pikiran”. “Di samping itu, dalam tataran yang paling konkret, setiap manusia menghendaki adanya rasa aman dan nyaman bagi kelangsungan hidupnya. Kebutuhan rasa aman tersebut menuntut akan kehadiran siapa pengendali kekacauan yang dapat dihandalkan. Apabila mereka yang dinilai mampu mengendalikan keadaan atau tatanan sosial, merekalah yang pada akhirnya dinobatkan sebagai penguasa di lingkungan sosial di mana mereka berada.” ▬ Arief Budiman. 2002. Teori Negara: Negara, Kekuasaan, dan Ideologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.25
  • 26. 26
  • 27. ▬ Nur Hidayat Sardini. 2012. Restorasi Penyelenggaraan Pemilu Di Indonesia. Yogyakarta. “Pemikiran Grotius dilanjutkan Thomas Hobbes yang melukiskan situasi sebelum adanya negara sebagai ius naturalis (homo homini lupus; manusia satu merupakan serigala bagi manusia yang lain). Maka dibentuklah secara bersama lex naturalis yang menyuruh atau melarang serta membatasi kemerdekaan orang lain. Dari upaya membatasi kemerdekaan inilah lahir apa yang disebut sebagai Leviathan; negara diibaratkan sebagai “binatang” yang mempunyai kekuasaan yang besar.” 27
  • 28. ■ “Demokrasi meniscayakan perumusan kehendak rakyat banyak (volunte generalle) melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Sudah barang pasti bekerjanya penampungan, perumusan, dan pelaksanaan prosedur demokrasi tersebut terdapat persaingan di antara para aktor- aktor politik, mengingat yang memiliki kehendak di antara para aktor tidaklah berbentuk tunggal, namun dalam wujudnya yang jamak. Mekanisme atau prosedur demokrasi sebagai perwujudan dengan gambaran di atas melahirkan suatu konsep yang dinamakan Plebisit Raya—atau yang dikenal sebagai Pemilihan Umum (Pemilu).” ▬ Schumpeter A, Joseph. 1974. Capitalism, Socialism, and Democracy. New York: Harper. 28
  • 29. Pemilu tak lain merupakan instrumen demokrasi paling konkret dalam perwujudan kedaulatan rakyat. Dalam Pemilu dihimpun sebanyak mungkin daftar kehendak rakyat (the will of the people) tersebut. Melalui rangkaian tahapan awal hingga akhir, Pemilu adalah ekspresi kebebasan sipil dan politik, kebebasan untuk menyatakan pikiran atau pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Dalam Pemilu pula ekspresi kedaulatan rakyat dimungkinkan bahkan dalam kadar yang setinggi mungkin, sementara bagi para calon penguasa (candidates) merumuskan dan menjawab daftar kehendak rakyat yang disampaikan dalam forum-forum kampanye yang sengaja digelar khusus untuk itu. ▬ Nur Hidayat Sardini. Op.Cit. 29
  • 30. Dalam Pemilu, sirkulasi kekuasaan pemerintahan negara di dalam masyarakat yang beradab, dibangun di atas landasan kekuasaan pemerintahan negara dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people)—sebagaimana idea Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln (1863). 30
  • 31. 31
  • 32. ■ The Relationship Between Democracy and Human Rights ○ “Relationship between Democracy and Human Rights is interdependent, intricate, mutually supportive and symbiotic, with ‘mutually constitutive’. Democracy cannot be defined without human rights. Human rights can be protected effectively only in a democratic state. A functional democracy that accommodates diversity, promotes equality and protects individual freedoms is increasingly becoming the best bet against the concentration of power in the hands of a few and the abuse of human rights that inevitably results from it. In turn, the greatest protection of human rights emanates from a sustainable democratic framework grounded in the rule of law.“ 32
  • 33. ○ “The relationship between democracy and human rights is intricate, symbiotic and mutually constitutive. A rights based approach to democracy grounded in the rule of law is considered increasingly the most consistent safeguard against human rights abuses. The UN should both heed the calls for democratic reform as they arise and be involved in sustainable human rights based democracy building processes. 33
  • 34. Successful democratic governance must inevitably focus on promotion and protection of human rights and fundamental freedoms. For without this protection there can be no democracy in any meaningful sense.” ▬ Massimo Tommasoli (ed.). 2013. Democracy and Human Rights: The Role of the UN. Report from the International Round Table on Democracy and Human Rights: The Role of the United Nations co-organized . Stockholm Sweden: International IDEA, UN Department of Political Affairs, and the UN Office of the High Commissioner for Human Rights. 34
  • 35. 35
  • 36. ■ Pemikiran Robert A Dahl Dalam buku “On Democracy”, Robert A Dahl [2000] membahas mengenai kaitan antara Demokrasi dengan konsep-konsep negara demokratis. Dalam beberapa bagian terdapat persingungan-persinggungannya dengan Pemilu. Beberapa bagian yang relevan akan dikutip, sebagai berikut: ■ Criteria fo a Democratic Process 1. Effective participation. 2. Voting equality. 3. Enlightened understanding. 4. Control of agenda. 5. Inclusion of adults. 36
  • 37. ■ Democracy Pruduces Consequences 1. Avoiding tyranny; 2. Essensial rights; 3. General freedom; 4. Self-determination; 5. Moral outonomy; 6. Human development; 7. Protecting essential personal interests; and 8. Political equality. In addition, modern democraties produce: 9. Peace-seeking 10. Prosperity. 37
  • 38. ■ The Political Institutions of Modern Representative Democracy: 1. Elected officials. Control over government decisions about policy is constitutionally vested in officials elected by citizens. Thus modern large-scale democratic government are representative. 2. Free, fair, and frequent elections. Elected officials are chosen in frequent and fairly conducted elections in which coercion is comparative uncommon. 3. Freedom of expression. Citizens have a right to express themselves without danger of severe punishment on political matters broadly defined, including criticism of officials, the government, the regime, the socioeconomic order, and the prevailing ideology. 38
  • 39. ■ The Political.. : 4. Acces to alternative sources of information. Citizen have a right to seek out alternative and independent sources of information from other citizens, experts, newspapers, maganizens, books, telecommunications, and the like. Moreover, alternative sources of information actually exist that are not under the control of the government or any other single political group attempting to influence public political beliefs and attidues, and theses alternative sources are effectively protected by law. 5. Associational autonomy. To achieve their various rights, including those required for the effective operation of democratic political institutions, citizens also have aright to including independent politial parties and interes groups. 39
  • 40. ■ The Political.. : 6. Inclusive citizenship. No adult permanently residing in the country and subject to its laws can be denied the rights that are available to others and are necessary to the five political institutions just listed. These include the rights to vote in the election of officials in free and fair elections, to run for elective office, to free expression, to form and participate in independent political organizations, to have access to independent source of information, and rights to other liberties and opportunities that may be necessary to the effective operation of the political institutions of large-scale democracy. 40
  • 41. 41
  • 42. a. Ruang Lingkup ■ PENGANTAR KE ARAH PEMAHAMAN PEMILU 1. Pengertian Pemilu 2. Pertautan Pemilu dan Demokrasi 3. Konsep Pemilu Sebagai Sarana Kedaulatan Rakyat dan HAM 4. Pemilu Dalam Negara Demokrasi 5. Ruang Lingkup dan Metode Perkuliahan ■ STANDAR-STANDAR PEMILU 1. Jenis-Jenis Pemilu dan/atau Plebisit Raya 2. Standar Pemilu Internasional 3. Pemilu Menurut UUD 1945 4. Asas-Asas Pemilu Luber dan Jurdil ■ SISTEM PEMILU: VARIAN DAN IMPLIKASINYA 1. Single-member Constituency 2. Multi-member Constituency 3. Implikasi Penerapan Sistem Pemilu 42
  • 43. ■ MANAGEMEN PEMILU 1. Tahapan-Tahapan Pemilu 2. Election Managemen Bodies (EMB) 3. The Candidate and Campaign Management 4. Wining Elections 5. Fund Raising 6. Political Marketing ■ DARI PEMILU KE PEMILU DI INDONESIA 1. Pemilu Tahun 1955 2. Pemilu Orde Baru 3. Pemilu Pasca-Orde Baru 4. Perilaku Pemilih 5. Partisipasi Politik ■ KEADILAN DAN KERANGKA HUKUM PEMILU 1. Pentingya Keadilan Pemilu 2. Pelanggaran-Pelanggaran Pemilu 3. Mekanisme Keberatan (complaint mechanism) 4. Alternatif Dispute Resolution (ADR) 5. Pemangku Kepentingan Pemilu 6. Pemantau, Media Massa, dan Masyarakat Sipil 43
  • 44. b. Relevansi Pemahaman mk Pemilu 1. Relevansi Teoritis, yakni peningkatan kognisi dan afeksi peserta kuliah dalam hal pemahaman dan pendalaman terhadap teori-teori yang disampaikan. Dengan kemampuan tersebut maka menjadi bekal bagi mereka untuk menyusun karya ilmiah dengan rujukan-rujukan teori-teori yang didalaminya lebih lanjut; dan 2. Relevansi Praktis, yakni kemampuan peserta kuliah memraktikkannya dalam hal-ikhwal mengenai Pemilu, dengan rencana-rencana berpolitik praktis, asistensi terhadap urusan kepemiluan, dan pilihan-pilihan profesinya kelak. 44
  • 45. c. Metode Perkuliahan 1.Ceramah, presentasi materi 2.Diskusi, tanya jawab 3.Penugasan, tugas-tugas makalah; dan 4.Resume di akhir setiap akhir pertemuan 45
  • 46. 46