Dokumen tersebut membahas tentang globalisasi ekonomi dan penguatan peran UMKM. Secara ringkas, globalisasi ekonomi adalah proses integrasi ekonomi dunia yang menghilangkan batasan perdagangan antarnegara, sementara UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian namun juga menghadapi tantangan sehingga diperlukan strategi pemberdayaan untuk meningkatkan daya saingnya.
2. Pengertian Globalisasi
a. Globalization is the compress of the world and the
intensification of consciousness of the world as whole
(Robertson, tt; Fajar, 2016).
b. Globalisasi adalah proses inkorporisasi seluruh manusia ke
dalam bentuk masyarakat dunia tunggal, yaitu masyarakat
dunia (world community) yang bersifat majemuk, heterogen
(Albow, 1990; Fajar, 2016).
c. Globalisasi adalah proses pembentukan jaringan kerja global
yang mempersatukan masyarakat, yang sebelumnya
berpencar dan terisolasi, sehingga memiliki interdependensi
dalam rangka mewujudkan persatuan dunia (Emanuel
Ritcher).
3. Pengertian Globalisasi
a. Globalisasi adalah proses kejadian, kegiatan, dan
pengambilan keputusan di salah satu belahan dunia yang
berpengaruh secara signifikan kepada seluruh masyarakat
di wilayah lain (John Huckle).
b. Globalisasi adalah proses percepatan dalam bentuk
intensifikasi, integrasi, dan interaksi di antara individu,
perusahaan, dan pemerintah dari negara yang berbeda
(Laurence E. Rothenberg).
c. Globalisasi adalah proses mewujudnya transformasi
organisasi spasial transaksi dan hubungan sosial (David
Held, 1999).
4. Pengertian Globalisasi Ekonomi
• Globalisasi ekonomi adalah proses peningkatan integrasi ekonomi dan
saling ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal di seluruh
dunia melalui intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal
lintas batas (https://id.wikipedia.org/wiki).
• Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi yang bersifat global dan
terbuka tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antarnegara,
yang ditandai oleh kegiatan investasi perdagangan dan bergerak menuju
liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara keseluruhan.
• Globalisasi ekonomi adalah terciptanya perdagangan bebas (free trade)
hingga terciptalah kawasan perdagangan yang semakin luas dan
hilangnya hambatan-hambatan tidak lancarnya perdagangan
internasional.
• Globalisasi adalah aktivitas ekonomi dan perdagangan antarnegara di
seluruh dunia hingga menjadi kekuatan pasar tunggal dan terintegrasi,
tanpa batasan teritorial negara dalam hal arus barang, jasa, dan modal.
5. Estafeta Globalisasi Ekonomi
• Terbentuknya Jalur Sutra (Silk Road) yang menghubungkan
wilayah China dan India, selain jalur laut, untuk berdagang
(1000 sd. 1500 M).
• Interaksi dan transaksi bisnis antara jaringan pedagang Muslim
Dunia dari Asia dan Afrika dengan wilayah lain, seperti Jepang,
Tiongkok, India, Eropa.
• Eksplorasi dunia oleh Bangsa Eropa (Spanyol, Inggris, Portugal,
Perancis, Belanda, Jerman) pascaterjadinya Revolusi Industri
yang mendorong tumbuhanya temuan baru di bidang sains dan
teknologi.
• Ekstensifikasi, dan eskalasi arus globalisasi semakin cepat
tatkala Perang Dingin dan Komunisme berakhir hingga
terbentuknya pasar bebas (free market) yang didukung oleh
pertumbuhan teknologi komunikasi dan transportasi.
8. The Silk Road
• Started at Han Dynasty, 114 BC. 8,000 km route from
Xi’an China to Asia Minor and Mediterranian
• Connecting East and West by linking traders, merchant,
monks, soldiers, nomads
• Significant contribution to the development of civilization
in China, Egypt, Mesopotamia, Rome, Persia, and India
The Silk
Road
9. The first
multinational
company in the
world
• The Ducth East India Company or
“Vereenigde Oostindische
Compagnie” (VOC) was established
1602
• First company to issue stock
• Possess quasi government power
includes wage war, coin money, and
establish colonies
• Paying annual 18% of divident for
almost 200 years
10. Milestones in Global Business
• The Roman Empire – First global
economy systems
• The Parthian Empire
• The Han Dynasty – Silk Road started
• The Islamic Golden Age – Globalization
of Corps, Trade, Knowledge and
Technology
• The Mongol Empire – more integration of
silk road
• The Expansion of European trade
(Spanish and Portuguese pioneers)
• The Ducth East India Company
11. Keunggulan Globalisasi Ekonomi
• Peningkatan produksi global yang diikuti oleh spesialisasi
perdagangan dan efesiensi produksi dunia.
• Peningkatan kemakmuran suatu negara yang mempengaruhi
peningkatan arus impor dan ekspor barang dan jasa.
• Pasar produk domestik yang semakin meluasnya sehingga
mendorong terjadinya produksi dalam negeri untuk menjauh pasar
luar negeri.
• Memperoleh lebih banyak modal, tingkat perkembangan teknologi
yang lebih baik seiring dengan arus investasi yang terbuka lebar,
dan penggunaan tenaga kerja yang lebih terdidik dan
berpengalaman.
• Kemudahan dalam menyediakan dana tambahan bagi
pembangunan di berbagai bidang, terutama ekonomi, seiring
dengan masuknya perusahaan dunia.
12. Kelemahan Globalisasi Ekonomi
• Pertumbuhan sektor industri terhambat. Negara berkembang tak lagi memakai
tarif tinggi untuk memproteksi industrinya. Perdagangan bebas bisa menghambat
laju sektor industri di negara berkembang dan ketergantungan pada industri
perusahaan multinasional semakin kuat.
• Neraca pembayaran semakin buruk. Barang impor cenderung naik. Jika negara
berdaya saing lemah, ekspor tidak akan berkembang. Neraca pembayaran
memburuk. Neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung defisit.
• Sektor keuangan tidak stabil. Investasi meliputi partisipasi dana dari luar negeri ke
pasar saham. Saat pasar saham meningkat, dana akan masuk, neraca
pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya,
saat harga saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri,
neraca pembayaran memburuk. Nilai mata uang dalam negeri merosot.
Instabilitas di sektor keuangan menimbulkan efek buruk bagi stabilitas kegiatan
ekonomi secara keseluruhan.
• Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi menjadi tidak stabil. Laju pertumbuhan ekonomi melambat. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja melambat. Masalah pengangguran pun tidak
dapat diatasi atau semakin memburuk.
13. Faktor Pendukung Globalisasi
1. Perkembangan Teknologi Komunikasi
• Setiap rumah dan kantor dilengkapi telefpn, mesin faksimil, televisi, dan
internet.
• Jumlah pemilik dan pengguna telepon genggam terus bertambah yang
menjadi media penghubung dengan berbagai daerah di seluruh dunia.
• Batas ruang dan waktu semakin menyempit.
2. Integrasi Ekonomi Dunia
• Kegiatan ekonomi mengarah ke perekonomian tanpa bobot (weightless
economy), yaitu perekonomian yang produknya adalah informasi seperti
perangkat lunak komputer, produk media, hiburan, dan jasa berbasis
internet.
• Gerak laju ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge economy),
indikasinya adalah jumlah konsumen yang cakap teknologi semakin banyak,
penguasaan terhadap teknologi terbaru seperti komputer, hiburan, teknologi
telekomunikasi, dan praktek gaya hidup modern dalam kehidupan sehari-
hari.
• Aspek ekonomi bekerja melalui jaringan yang melintasi batas negara.
14. Liberalisasi Perdagangan dan Posisi
UMKM
Pasar output lokal/dalam negeri
UMKM
Pasar input lokal/dalam negeri
Pasar Ekspor
Input
a)
b)
c) e)
d)
f)
(Sumber: Tambunan, 2010)
a) Produk
konsumen yang
diimpor dari
negara lain; b) Produk yang serupa (barang
substitusi) buatan lokal/dalam negeri.
c) Produk yang diimpor
untuk kebutuhan
produksi dalam negeri
(input);
d) Input serupa
buatan lokal
e) Efek kesempatan
ekspor’ dari
perusahaan lokal
f) Input buatan lokal
yang bisa dijual ke
pasar luar negeri
15. Liberalisasi Perdagangan dan Posisi
UMKM
a. Produk konsumen yang diimpor dari negara lain;
b. Produk yang serupa (barang substitusi) buatan lokal/dalam negeri yang
merupakan efek persaingan dari liberalisasi perdagangan internasional.
Efek persaingan ini bisa juga efek efisiensi karena tingkat daya saing
ditentukan oleh tingkat efisiensi.
c. Produk yang diimpor untuk kebutuhan produksi dalam negeri (input);
d. Input serupa buatan lokal adalah ‘efek penurunan biaya produksi’ dari
liberalisasi perdagangan internasional.
e. ‘Efek kesempatan ekspor’ dari perusahaan lokal/dalam negeri yang
diharapkan terjadi. Dalam hal ini, perusahaan mendapatkan peluang yang
sangat besar dari liberalisasi perdagangan internasional.
f. Input buatan lokal yang bisa dijual ke pasar luar negeri merupakan ‘efek
kekurangan input di dalam negeri’ dari liberalisasi perdagangan
internasional.
16. Keunggulan UMKM
1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam
pengembangan produk.
2. Hubungan kemanusiaan yang akrab dan cair dalam perusahaan
kecil.
3. Fleksibilitas operasional dan kemampuan menyesuaikan diri
terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
4. Memiliki dinamisme manajerial yang sangat baik dan peranan
kewirausahaan yang lebih dominan.
5. Struktur biaya rendah karena kebanyakan UMKM tidak mempunyai
ruang kerja khusus.
6. Kemampuan usahanya fokus di sektor yang sangat spesifik
sehingga UMKM tidak wajib untuk memperoleh kuantitas penjualan
dalam jumlah besar untuk mencapai titik balik (break even point–
BEP) modalnya.
(Sumber: Partomo dan Rachman, 2002).
17. Kelemahan UMKM
1. Kesulitan pemasaran dan berdampak pada lemahnya daya saing, baik
dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-
pengusaha besar dan impor maupun di pasar ekspor.
2. Keterbatasan finansial, baik finansial jangka pendek untuk modal kerja
maupun finansial panjang untuk investasi dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan output usaha.
3. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM), terutama aspek
kewirausahaan, teknik produksi, pengembangan produk, akuntansi dan
tatakelola administrasi, manajamen dan tatakelola organisasi, teknik
pemasaran, dan penelitian pasar.
4. Masalah penyediaan bahan baku, dan posisi tawar dengan para pemasok
bahan baku.
5. Keterbatasan teknologi karena sebagian besar UMKM masih menerapkan
teknologi tradisonal dan manual sehingga berdampak pada rendahnya
jumlah produksi, inefisiensi dalam proses produksi, rendahnya kualitas
produk, dan lemahnya daya saing dengan produk sejenis di pasar global.
(Sumber: Tambunan, 2002).
18. Pengertian Strategi Pemberdayaan
Empowerment is to help clients gain power of decisions and action
over their own lives by reducing the effect of social or personal
blocks to exercising existing power, by increasing capacity and self
confidence to use power and by transferring power from the
environment to clients” (Payne; dalam Rukminto, 2008: 77-78).
Pemberdayaan adalah proses pemberian atau pengalihan sebagian
kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat,
organisasi atau individu agar menjadi pihak yang lebih berdaya dengan
titik berat pada pemberian stimulasi, dorongan dan motivasi terhadap
individu agar berkemampuan atau berdaya dalam menentukan apa
yang menjadi pilihan hidupnya (Pranaka, dalam Sedarmayanti:
2003:113).
19. Proses Pemberdayaan
• Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan (recall
depowering or empowering experience);
• Mendiskusikan alasan terjadinya pemberdayaan dan ketidak-
berdayaan (discuss reasons for depowerment or empowerment);
• Mengidentifikasi masalah atau proyek (identify one problem or
project);
• Mengidentifikasi basis daya yang bermakna untuk melakukan
perubahan (identify useful power bases);
• Mengembangkan rencana aksi dan implementasi (develop and
implement action plans).
Proses pemberdayaan harus berjalan sepanjang usia yang diperoleh
dari pengalaman hidup, bukan proses yang berhenti pada suatu masa,
empowering is not an end state, but a process that all human
experience (Hogan, dalam Rukminto: 2008: 84).
20. Prinsip Pemberdayaan UMKM
1. Menumbuhkan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan dalam diri
pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah agar terus berkarya dengan
prakarsa sendiri—termasuk mengembangkan daya kreativitas dan inovasi;
2. Merwujudan dan mengimplementasikan kebijakan publik yang transparan,
akuntabel, dan berkeadilan.
3. Mengembangkan usaha berbasis potensi daerah, termasuk menggali
kearifan lokal (local wisdom) agar diubah menjadi komoditas bernilai
ekonomi dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah;
4. Meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, baik dalam
peningkatan conceptual skill, managerial skill maupun technical skill para
pelaku UMKM.
5. Menyelenggarakan pelatihan tentang perencanaan bisnis, pelaksanaan,
dan pengendalian bisnis secara terpadu berbasis kemampuan manajemen
strategik.
21. Tujuan Pemberdayaan UMKM
• Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
bertumbuh-kembang, dan makmur-berkeadilan, serta adil-
berkemakmuran.
• Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri sehingga memiliki daya saing yang
kuat; dan
• Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Lebih dari 69% UMKM di Indonesia berpandangan positif terhadap
prospek pertumbuhan ekonomi. Mereka optimis bahwa pertumbuhan
ekonomi Indonesia akan terus meningkat secara konsisten sehingga
mendorong tingkat kepercayaan mereka untuk menambah belanja
modal dalam rangka melakukan ekspansi bisnis.
22. Kebijakan Pemberdayaan UMKM di
Indonesia
• Pendanaan dalam bentuk perluasan sumber pendanaan dan memfasilitasi
UMKM agar dapat mengakses kredit perbankan.
• Penyediaan sarana dan prasarana umum untuk mendorong dan
mengembangkan pertumbuhan UMKM; dan memberi keringanan tarif
prasarana tertentu.
• Informasi usaha melalui kemudahan memanfaatkan bank data dan jaringan
informasi bisnis, dan berbagai hal lainnya
• Perizinan usaha dipermudah melalui penyederhanaan prosedural dengan
sistem terpadu.
• Kesempatan berusaha
• Promosi dagang
• Dukungan kelembagaan
UU No. 20/2008 tentang UMKM pasal 7 ayat 1: pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi beberapa aspek.
23. Strategi Pemberdayaan UMKM di
Indonesia
1. Program penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM, baik
stabilitas keamanan, politik, kohesivitas sosial yang sangat
berpengaruh terhadap kondisi perkonomian
2. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM,
termasuk peningkatan melek teknologi bagi para pelaku UMKM
3. Program pengembangan jiwa kewirausahaan yang tangguh dan
keunggulan kompetitif UMKM agar memiliki daya saing yang tinggi
melalui pelatihan yang terencana dan terpadu
4. Program pemberdayaan usaha skala mikro agar menjadi usahawan
yang mandiri dan produktif
5. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi sebagai
sokoguru perekonomian nasional
24. Strategi Pemberdayaan UMKM di
Indonesia
Program
Pemerintah:
• Kemudahan
perizinan
• Penguatan modal
• Pengembangan
pasar
• Penyediaan
peralatan
• Penyediaan
informasi
Strategi
Pemberdayaan
UMKM
(Sumber: Fajar, 2016)
Permasalahan
UMKM
Iklim Usaha UMKM:
• Perizinan
• Produksi
• Permodalan
• Pemasaran
• Informasi
Kinerja UMKM:
• Jumlah UMKM
• Rerata modal
• Rerata omzet dan
volume penjualan
• Rerata laba
25. Strategi Pemberdayaan UMKM di
Indonesia
1. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif dengan tujuan memberi
kesempatan kepada pelaku usaha dengan tenaga hingga bisa
berusaha dengan produktif.
2. Membuka akses seluas-luasnya kepada sumber daya finansial
untuk menjawab kebuntuan keuangan dan modal kerja.
3. Meningkatkan akses pasar dengan lebih dulu meningkatkan
keterampilan berinteraksi dengan calon konsumen.
4. Meningkatkan karakter kewirausahaan dan kemampuan mengelola
usaha agar tumbuh kembang daya kreatif dan inovasi.
5. Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan daya beli yang
pada akhirnya berpengaruh pada terbentuknya kesejahteraan
masyarakat.
26. UMKM di Indonesia dan Penguatan Daya
Tahan
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi
(consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama,
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking
financing dalam aspek pendanaan usaha,
3. Pada umumnya, UKM
melakukan spesialisasi produk
yang ketat, dalam arti hanya
memproduksi barang atau jasa
tertentu, tidak “all of item”.
4. Terbentuknya UKM baru
sebagai akibat dari banyaknya
pemutusan hubungan kerja di
sektor formal.