SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
Pentingnya Pendekatan ”Satu
Kesehatan” Dalam Mengembangkan
Ketahanan Kesehatan Global dan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil, PhD
Konferensi Ilmiah Veteriner Nasional (KIVNAS) ke-17
Balai Sidang Jakarta Convention Center
Sesi 1 Plenary, 6 Juli 2022
DAFTAR ISI
SATU KESEHATAN
TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
KETAHANAN
KESEHATAN GLOBAL
PENUTUP
1
2
3
4
Peluang ‘Satu Kesehatan’
Penularan penyakit dari hewan ke manusia meningkat pada tingkat yang
mengkhawatirkan.
Sebelum pandemi COVID-19 melanda, hanya 13 dari lebih 200 penyakit
zoonotik yang ditularkan dari satwa liar dan hewan domestik ke manusia
setiap tahun menyebabkan 2,4 miliar kasus penyakit manusia dan 2,2 juta
kematian manusia, sebagian besar di negara-negara miskin di dunia.
Pandemi coronavirus 2020–2021 saja telah menewaskan lebih dari 2,5 juta
orang hingga saat ini dan telah menelan biaya triliunan dolar akibat
kerusakan dan kehilangan mata pencaharian.
Ini hanyalah contoh terbaru dari penyakit yang sebelumnya tidak diketahui
kemudian melompat dari hewan ke manusia, dan ini tidak mungkin menjadi
yang terakhir.
Sumber: Livestock pathways to 2030: Seven ways to invest in
One Health | International Livestock Research Institute (ilri.org)
Pendekatan ‘Satu Kesehatan’
Menyadari bahwa “kesehatan manusia, hewan domestik dan satwa liar,
tumbuhan, dan ekosistem” sangat terkait erat dan saling bergantung.
pendekatan ‘Satu Kesehatan’ (One Health) bertujuan untuk meningkatkan
manajemen penyakit dengan menyatukan para ilmuwan medis, veteriner dan
lingkungan serta spesialis kebijakan.
‘Satu Kesehatan’, ketika diterapkan, telah menunjukkan nilai tambah dalam
menyelamatkan kehidupan manusia dan hewan, serta manfaat ekonomi
dibandingkan dengan pendekatan sektoral.
Sebagai contoh, satu dolar yang diinvestigasikan ke dalam pendekatan ‘Satu
Kesehatan’ dapat menghasilkan manfaat senilai lima dolar di tingkat negara
melalui peningkatan Produk Domestik Bruto dan di tingkat individu.
Sumber: Dye C. One Health as a catalyst for sustainable development. Nature Microbiology, Vol. 7, April 2022, 467–468.
Pandemi COVID-19
Seperti halnya negara lain, pandemi COVID-19
mengendapkan perubahan monumental dalam
cara orang Indonesia hidup, bekerja, dan
saling berinteraksi satu sama lain.
Upaya Pemerintah Indonesia dan United Nation
COVID-19 Response and Recovery Fund mulai
membuahkan hasil pada 2021.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau
Gross Domestic Products (GDP) kembali naik
ke 3,69%, mendekat target pertumbuhan
pemerintah sebesar 3,7%-4,5%.
Sumber: UN in Indonesia Country Results
Report 2021 (March 2022).
PDB per kapita mencapai $4.349,5.
Dampak pandemi COVID-19
Pandemi telah mengurangi pekerjaan yang
layak – termasuk memangkas jam kerja bagi
sekitar 24 juta orang Indonesia dengan 2,56
juta orang lainnya kehilangan pekerjaan dan
menghambat pertumbuhan ekonomi, yang
menurun dari 5,02% pada 2019 menjadi
negative -2,07% pada 2020.
Secara paralel, tingkat kemiskinan nasional
naik menjadi 10,19% selama periode yang
sama setara dengan kemunduran 3 tahun.
Sumber: UN in Indonesia Country Results Report 2021 (March 2022).
‘Satu Kesehatan’ mengalihkan fokus dari pengobatan dan
pengendalian penyakit ke pencegahan, surveilans, dan
kesiapsiagaan penyakit. Dalam kaitan ini, memahami
hubungan yang kompleks di antara lingkungan yang
lebih luas, keanekaragaman hayati (biodiversitas) dan
penyakit menular baru muncul (emerging infectious
diseases) sangat penting, meskipun sering diabaikan.
Sumber: Livestock pathways to 2030: Seven ways to invest in One Health | International Livestock Research Institute.
Profesi veteriner dalam aspek global
Pemeliharaan ketrampilan dasar dalam profesi dokter hewan tergantung pada
advokasi berkelanjutan di seluruh dunia untuk mempertahankan aspek kesehatan
global, seperti kesehatan masyarakat veteriner dan keamanan pangan, sebagai
kompetensi inti dalam pendidikan kedokteran hewan dengan meningkatnya
tuntutan pada kurikulum universitas dan praktik kedokteran hewan.
Alasan untuk mempertahankan ketrampilan ini diperumit oleh bagaimana
pemerintah dan masyarakat memahami dan menghargai pekerjaan yang
dilakukan oleh profesi dokter hewan.
Hal ini diilustrasikan selama pandemi oleh kurangnya kejelasan status dokter
hewan sebagai layanan yang penting di banyak negara, dengan pembatasan
yang berbeda ditujukan kepada praktik profesional selama ‘lockdown’ nasional di
seluruh dunia.
Sumber: Steele et al., 2021. Global health security must embrace a One Health approach: Contributions
and experiences of veterinarians during the COVID-19 response in Australia. One Health 13, 100314.
Mencegah dan mengendalikan
penyakit manusia yang
ditularkan oleh hewan dapat
menyelamatkan jutaan nyawa
dan mata pencaharian.
Orang-orang menjadi lebih
sehat, lebih aman, dan lebih
baik ketika ternak mereka dan
hewan-hewan di sekitar
mereka sehat.
Deteksi penyakit zoonotik
sejak dini dan mengelolanya
secara efektif sebelum
penyakit melompat ke
manusia sangat penting.
BIAYA PENGENDALIAN PENYAKIT ZOONOTIK
Paparan
pada
hewan
Tanda
klinis
pada
hewan
Paparan
pada
manusia
Tanda
klinis
pada
manusia Manusia
mencari
perawatan
medis
BIAYA
PENGENDALIAN
WABAH
Sumber: Livestock pathways to 2030:
One Health | Why Livestock Matter
Contoh ‘Satu Kesehatan’ yang berhasil
Meningkatkan cakupan vaksinasi untuk anak-anak yang sulit
dijangkau – mengkombinasikan vaksinasi ternak dan perawatan
hewan dengan kampanye vaksinasi anak-anak di CHAD
meningkatkan penyerapan dan cakupan vaksinasi untuk anak-anak
yang dijangkau dengan susah payah dari komunitas pastoralis
nomaden. Berbagi logistik (misal personil, transpor, rantai dingin)
juga mengurangi biaya total program menjadi15% dengan
menjalankan satu upaya dibandingkan kampanye terpisah.
Mencegah keberlanjutan rabies secara efektif – vaksinasi anjing
terhadap rabies adalah 50 kali lebih murah dari pada menyediakan
‘post-exposure prophylaxis’ (PEP) untuk orang dan ini hanya satu-
satunya cara mencegah kematian manusia akibat rabies. Di
Amerika Selatan, menginvestasi pada vaksinasi anjing kombinasi
dengan PEP menghasilkan lebih sedikit orang yang mati akibat
rabies secara signifikan dibandingkan di Asia yang memiliki total
pengeluaran serupa tetapi utamanya berinvestasi di PEP.
Severe acute respiratory syndrome (SARS), avian influenza
H5N1, Ebola dan Zika adalah contoh patogen yang
menyebabkan wabah besar yang memiliki dampak luar biasa
pada kesehatan manusia, hewan dan ekonomi di seluruh dunia.
Ancaman masa depan mungkin akan muncul karena
populasi global terus tumbuh, dan permintaan akan
pangan menjadi lebih besar dan mikroba semakin
resisten terhadap pengobatan seperti antibiotik.
Kesehatan global
Kesehatan global (global health) adalah kesehatan
penduduk dalam lingkup global.
Kesehatan global didefinisikan sebagai "bidang
studi, penelitian, dan praktik yang mengutamakan
perbaikan kesehatan dan pemerataan kesehatan
untuk semua orang di dunia".
Permasalahan yang melintasi perbatasan negara
atau berdampak global secara politik & ekonomi
sering menjadi perhatian utama.
Kesehatan global lebih berfokus pada perbaikan
kesehatan seluruh dunia, pengurangan
kesenjangan dan perlindungan terhadap ancaman
global yang tidak memandang batas negara.
Ketahanan kesehatan global
Ketahanan kesehatan global (Global health security) memerlukan bukan hanya
pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk melawan ancaman penyakit alami terhadap
manusia, hewan, dan lingkungan, tetapi juga fokus melawan ancaman yang disengaja
terhadap kesehatan manusia, hewan dan pertanian dan terhadap ekonomi negara.
Ini membutuhkan integrasi profesional dengan keahlian dalam keamanan, penegakan
hukum, dan intelijen untuk bergabung dengan keahlian veteriner, pertanian,
lingkungan, dan kesehatan manusia yang penting bagi ‘Satu Kesehatan’ dan ‘Global
Health Security Agenda’ (GHSA).
Bekerja di berbagai profesi seperti ini, yang kadang-kadang memiliki tujuan yang
saling bertentangan dan budaya profesional berbeda menimbulkan banyak tantangan,
tetapi pendekatan multi disiplin dan multisektoral diperlukan untuk mencegah
ancaman penyakit; mendeteksi secepat mungkin (respons cenderung paling efektif),
dan menemukan siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ancaman yang disengaja.
Sumber: Gronvall et al., 2014. Biosecurity and Bioterrorism:
Biodefense Strategy, Practice, and Science Vol. 12, No. 5.
Visi Ketahanan Kesehatan Global
Visi Agenda Ketahanan Kesehatan Global atau
Global Health Security Agenda (GHSA): untuk
mencapai dunia yang aman dan terjamin dari
ancaman kesehatan global yang ditimbulkan oleh
penyakit menular.
• Epidemi penyakit menular tidak hanya
menimbulkan ancaman kesehatan lokal tetapi
juga ancaman ketahanan kesehatan internasional.
• Kerja sama dan kesiapsiagaan multisektoral
nasional adalah inti dari memerangi penyakit
menular secara efektif melalui penguatan sistim
kesehatan dan kesiapsiagaan.
Sumber: http://stm.fi/en/international-cooperation/ghsa
GHSA – akselerator global
GHSA diluncurkan pada Februari 2014.
GHSA menyatukan lebih dari 40 negara dan organisasi internasional utama.
Melampaui batas keilmuan dalam perang melawan ancaman kesehatan biologis.
Akselerator penerapan International Health Regulation (IHR) di kesehatan
manusia dan Performance of Veterinary Services (PVS) di kesehatan hewan.
Sumber:
http://stm.fi/en/internati
onal-cooperation/ghsa
11 Paket aksi GHSA
11 paket aksi GHSA meliputi 3 area:
• Cegah epidemi yang dapat
dihindari;
• Deteksi ancaman lebih awal;
• Respons dengan cepat dan efektif.
Paket aksi dipimpin dan dikelola oleh
masing-masing negara:
• Aksi bilateral dan multilateral;
• Berdasarkan komitmen negara.
11 PAKET AKSI
Cegah 1: Resistensi Antimikroba (AMR)
Cegah 2: Penyakit Zoonotik
Cegah 3: Biosafety dan Biosekuriti
Cegah 4: Immunisasi
Deteksi 1: Sistim Laboratorium Nasional
Deteksi 2 & 3: Surveilans ‘real time’
Deteksi 4 Pelaporan GHSA
Deteksi 5 Pengembangan tenaga kerja
Respons 1: Pusat Operasi Darurat
Respons 2: Hubungan Kesehatan Msyarakat
dengan Respons Cepat Multisektoral
Respons 3: Penanggulangan medis dan
penempatan personil
Sumber: http://stm.fi/en/international-cooperation/ghsa
• Setidaknya 75% dari penyakit baru muncul dan muncul
kembali (emerging and re-emerging diseases) adalah
zoonosis atau ditularkan oleh vektor (vector-borne).
• Terlebih lagi, kesehatan hewan dapat mempengaruhi
ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi.
• Komponen kunci dari Global Health Security Agenda (GHSA)
adalah memperkuat kapasitas ‘Satu Kesehatan’ untuk
mencegah, mendeteksi dan merespons penyakit zoonotik
sebelum menjadi risiko kesehatan masyarakat.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDGs) adalah suatu agenda internasional yang disusun PBB dengan
melibatkan 194 negara, masyarakat sipil, dan berbagai pelaku ekonomi
di seluruh dunia.
Agenda tersebut untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam
mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk
aksi nyata.
SDGs bagi Indonesia tidak hanya relevan bagi komitmen global, tapi juga
merupakan panduan untuk menjadi negara maju, sehingga pemerintah
mengambil tanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan agenda SDGs
di Indonesia.
Pandemi COVID-19 telah menyoroti potensi
pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk
mempercepat kemajuan menuju tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs)
Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi COVID-19
Sumber: rakyat di masa COVID-19 - Bing images
Kontribusi ‘Satu Kesehatan’
Mengakhiri kemiskinan dan perampasan hak lainnya
berjalan seiring dengan perbaikan kesehatan, pendidikan,
mengurangi ketidakadilan dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
‘Satu Kesehatan’ berkontribusi terhadap:
• SDG 1, 2, 3, 12, 17 (tidak ada kemiskinan, tidak ada
kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan,
konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,
kemitraan untuk mencapai tujuan).
• SDG 5, 6, 10, 15 (kesetaraan gender, air dan sanitasi,
pengurangan ketimpangan, kehidupan di daratan).
Sumber: Presentation Bett B. Sustainable Development Goals and One Health (21 June 2021).
Kaitan SDG dan “Satu Kesehatan’
SDG Target yang dipilih Contoh inisiatif ‘Satu Kesehatan’
Menghapus
kemiskinan
(SDG 1)
• Kerangka kebijakan Pro-miskin
• Persamaan hak atas sumber daya ekonomi
• Akses ke teknologi/layanan
• Tindakan kesehatan hewan – menghasilkan
pendapatan, memotong kerugian,
melindungi aset
Mengakhiri
kelaparan dan
malnutrisi
(SDG 2)
• Akses ke pangan yang aman, bergizi dan
cukup
• Akhiri semua bentuk malnutrisi
• Produksi pangan berkelanjutan
• Keamanan pangan di sepanjang rantai
pasar
• Kebijakan dan strategi untuk mengurangi
kelaparan dan malnutrisi
Kesehatan yang
baik dan
kesejahteraan
(SDG 3)
• Kapasitas untuk peringatan dini,
pengurangan risiko dan manajemen risiko
nasional dan global
• Mengurangi kematian secara substansial
akibat bahan kimia berbahaya, polusi dan
kontaminasi udara, air dan tanah
• Vaksin dan obat-obatan
• Tenaga kerja kesehatan
• Pengetahuan, alat dan kebijakan untuk
prediksi dan manajemen
• Kesehatan manusia, hewan dan lingkungan
– zoonosis dan resistensi antimikroba
(AMR)
• Pengembangan kapasitas – Pengembangan
tenaga kerja ‘Satu Kesehatan’
Kaitan SDG dan ‘Satu Kesehatan’
(lanjutan)
SDG Target yang dipilih Contoh inisiatif ‘Satu Kesehatan’
Konsumsi dan
produksi yang
bertanggung
jawab (SDG 12)
• Pengelolaan berkelanjutan & penggunaan
sumber daya
• Mengurangi limbah pangan dan kehilangan
pangan sepanjang produksi – rantai suplai
• Kerangka kebijakan layanan
ekosistem dan pertukaran
perdagangan
Kemitraan untuk
mencari tujuan
(SDG 17)
• Tingkatkan kolaborasi utara-selatan, selatan-
selatan untuk meningkatkan pengetahuan,
inovasi, dan akses ke teknologi
• Kemitraaan multi-stakeholder untuk teknologi,
pengetahuan, dan sumber daya, dll.
• Mobilisasi sumber daya keuangan tambahan
untuk negara berkembang
• Kemitraan dan jaringan ‘Satu
Kesehatan’ misalnya Southeast Asia
One Health University Network,
ASEAN Strategic Framework for
Public Health Emergencies
Sumber: Adapted from presentation Bett B. Sustainable Development Goals and One Health (21 June 2021).
Kaitan SDG dan ‘Satu Kesehatan’
(lanjutan)
SDG Target yang dipilih Contoh inisiatif ‘Satu Kesehatan’
Kesetaraan
gender (SDG 5)
• Memperkuat kebijakan untuk mempromosikan
kualitas gender
• Menghilangkan praktik berbahaya
• Intervensi responsif gender di
pertanian
Akses air bersih
dan sanitasi
(SDG 6)
• Akses yang adil ke air yang aman dan bersih
• Sanitasi dan kebersihan yang merata
• Lindungi dan pulihkan ekosistem yang
berhubungan dengan air
• Program WASH (Water, Sanitation
and Hygiene)
• Akuakultur dan AMR
Sumber: Adapted from presentation Bett B. Sustainable Development Goals and One Health (21 June 2021).
Tantangan ‘Satu Kesehatan’
Ada 4 tantangan dalam menangani pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk
menjadi sukses dalam penerapannya, dan dalam konteks lebih luas dari
pembangunan berkelanjutan untuk:
1) menyelesaikan paradoks dari sistim yang tidak terhubung.
2) mendefinisikan program ‘Satu Kesehatan’ yang tidak terlalu sempit
(kehilangan peluang untuk kolaborasi) atau tidak terlalu luas (sulit untuk
mengelola dan melemahkan prioritas).
3) menyelaraskan ‘Satu Kesehatan’ dengan pendekatan lain untuk
pengendalian penyakit.
4) medesain program ‘Satu Kesehatan’ yang melibatkan setiap orang yang
memiliki kepentingan mengenai hasilnya.
Sumber: Dye C. One Health as a catalyst for sustainable development. Nature Microbiology, Vol. 7, April 2022, 467–468.
Total kerusakan akibat pandemi COVID-19 hingga Juli 2020
telah mencapai USD 11,5 triliun. Mencegah munculnya
penyakit hanya akan memerlukan sekitar 2% dari total
kerusakan yang terjadi dalam merespons pandemi COVID-19.
Menerapkan pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk pencegahan
penyakit akan menelan biaya hanya sebagian kecil saja dari
kerusakan aktual yang ditimbulkan oleh pandemi global.
Dr. Gyanendra Gongal, the Regional Advisor of the
World Health Organization Office in South-East Asia.
Penutup
Pendekatan ‘Satu Kesehatan’ merupakan bagian penting dari GHSA yang
bergantung pada integrasi masalah keamanan dan penegakan hukum untuk
secara memadai mencegah, mendeteksi dan merespons ancaman alami yang
muncul dan ancaman biologis yang disengaja.
Indonesia harus menggunakan pendekatan ‘Satu Kesehatan’ dalam menghadapi
potensi ancaman pandemi berikutnya baik yang sifatnya zoonosis atau vector-
borne dengan menggabungkan penegakan hukum dan keamanan secara
keseluruhan dan menjadikannya sebagai tanggung jawab bersama antar sektor
keamanan, pertanian, kesehatan dan lingkungan.
Indonesia harus menerapkan pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk mendukung
pencapaian SDG 1, SDG 2, SDG 3, SDG 6 dan SDG 17 terutama kegiatan yang
berkaitan langsung dengan kesehatan dan kesejahteraan hewan, kesehatan
masyarakat veteriner, dan keamanan pangan.
tata.naipospos@gmail.com
tata_naipospos@yahoo.com
www.civas.net
TERIMA KASIH!

More Related Content

What's hot

Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATPutri Indayani
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARDayu Agung Dewi Sawitri
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatYohanita Tengku
 
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
 
Sistem informasi puskesmas
Sistem informasi puskesmasSistem informasi puskesmas
Sistem informasi puskesmasJoni Iswanto
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmasAdelina Hutauruk
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malariaJoni Iswanto
 
Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif mreyrasa
 
03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chnSyahrum Syuib
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatTini Wartini
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbNurul Atika
 

What's hot (20)

Kota sehat
Kota sehatKota sehat
Kota sehat
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Proses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakat
Proses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakatProses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakat
Proses dan program metode perencanaan kesehatan masyarakat
 
Kak germas
Kak germasKak germas
Kak germas
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
 
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan MasyarakatProses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
Proses dan Metode Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat
 
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...
 
Sistem informasi puskesmas
Sistem informasi puskesmasSistem informasi puskesmas
Sistem informasi puskesmas
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Indikator promkes
Indikator promkesIndikator promkes
Indikator promkes
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malaria
 
Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif
 
03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 

Similar to SATU KESEHATAN UNTUK KETAHANAN GLOBAL

globalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptxglobalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptxDewiNurfadilah2
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatZelitania
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfAsepSaefunnajat
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmRian Alfajri
 
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatPedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatTatikSrisahani
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
 
peran drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covidperan drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covidMonikeLanina
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxHandriTea
 
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanKajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanTrisna Nurdiaman
 
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...Tata Naipospos
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan iradatul aini
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...
Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...
Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...Tata Naipospos
 

Similar to SATU KESEHATAN UNTUK KETAHANAN GLOBAL (20)

Tia Maharani_Global Health Review
Tia Maharani_Global Health ReviewTia Maharani_Global Health Review
Tia Maharani_Global Health Review
 
globalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptxglobalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptx
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
 
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatPedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
peran drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covidperan drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covid
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptx
 
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanKajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
 
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
FGD Risiko Resistensi Antimikroba yang Berasal dari Hewan Terhadap Kesehatan ...
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Bab 1 fix
Bab 1 fixBab 1 fix
Bab 1 fix
 
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOKESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
KESEHATAN MASYARAKAT AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...
Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...
Pendekatan Transdisiplin dan Tantangan Kepemimpinan Veteriner - KIVNAS ke-12,...
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 

SATU KESEHATAN UNTUK KETAHANAN GLOBAL

  • 1. Pentingnya Pendekatan ”Satu Kesehatan” Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil, PhD Konferensi Ilmiah Veteriner Nasional (KIVNAS) ke-17 Balai Sidang Jakarta Convention Center Sesi 1 Plenary, 6 Juli 2022
  • 2. DAFTAR ISI SATU KESEHATAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KETAHANAN KESEHATAN GLOBAL PENUTUP 1 2 3 4
  • 3. Peluang ‘Satu Kesehatan’ Penularan penyakit dari hewan ke manusia meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Sebelum pandemi COVID-19 melanda, hanya 13 dari lebih 200 penyakit zoonotik yang ditularkan dari satwa liar dan hewan domestik ke manusia setiap tahun menyebabkan 2,4 miliar kasus penyakit manusia dan 2,2 juta kematian manusia, sebagian besar di negara-negara miskin di dunia. Pandemi coronavirus 2020–2021 saja telah menewaskan lebih dari 2,5 juta orang hingga saat ini dan telah menelan biaya triliunan dolar akibat kerusakan dan kehilangan mata pencaharian. Ini hanyalah contoh terbaru dari penyakit yang sebelumnya tidak diketahui kemudian melompat dari hewan ke manusia, dan ini tidak mungkin menjadi yang terakhir. Sumber: Livestock pathways to 2030: Seven ways to invest in One Health | International Livestock Research Institute (ilri.org)
  • 4. Pendekatan ‘Satu Kesehatan’ Menyadari bahwa “kesehatan manusia, hewan domestik dan satwa liar, tumbuhan, dan ekosistem” sangat terkait erat dan saling bergantung. pendekatan ‘Satu Kesehatan’ (One Health) bertujuan untuk meningkatkan manajemen penyakit dengan menyatukan para ilmuwan medis, veteriner dan lingkungan serta spesialis kebijakan. ‘Satu Kesehatan’, ketika diterapkan, telah menunjukkan nilai tambah dalam menyelamatkan kehidupan manusia dan hewan, serta manfaat ekonomi dibandingkan dengan pendekatan sektoral. Sebagai contoh, satu dolar yang diinvestigasikan ke dalam pendekatan ‘Satu Kesehatan’ dapat menghasilkan manfaat senilai lima dolar di tingkat negara melalui peningkatan Produk Domestik Bruto dan di tingkat individu. Sumber: Dye C. One Health as a catalyst for sustainable development. Nature Microbiology, Vol. 7, April 2022, 467–468.
  • 5. Pandemi COVID-19 Seperti halnya negara lain, pandemi COVID-19 mengendapkan perubahan monumental dalam cara orang Indonesia hidup, bekerja, dan saling berinteraksi satu sama lain. Upaya Pemerintah Indonesia dan United Nation COVID-19 Response and Recovery Fund mulai membuahkan hasil pada 2021. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Products (GDP) kembali naik ke 3,69%, mendekat target pertumbuhan pemerintah sebesar 3,7%-4,5%. Sumber: UN in Indonesia Country Results Report 2021 (March 2022). PDB per kapita mencapai $4.349,5.
  • 6. Dampak pandemi COVID-19 Pandemi telah mengurangi pekerjaan yang layak – termasuk memangkas jam kerja bagi sekitar 24 juta orang Indonesia dengan 2,56 juta orang lainnya kehilangan pekerjaan dan menghambat pertumbuhan ekonomi, yang menurun dari 5,02% pada 2019 menjadi negative -2,07% pada 2020. Secara paralel, tingkat kemiskinan nasional naik menjadi 10,19% selama periode yang sama setara dengan kemunduran 3 tahun. Sumber: UN in Indonesia Country Results Report 2021 (March 2022).
  • 7. ‘Satu Kesehatan’ mengalihkan fokus dari pengobatan dan pengendalian penyakit ke pencegahan, surveilans, dan kesiapsiagaan penyakit. Dalam kaitan ini, memahami hubungan yang kompleks di antara lingkungan yang lebih luas, keanekaragaman hayati (biodiversitas) dan penyakit menular baru muncul (emerging infectious diseases) sangat penting, meskipun sering diabaikan. Sumber: Livestock pathways to 2030: Seven ways to invest in One Health | International Livestock Research Institute.
  • 8. Profesi veteriner dalam aspek global Pemeliharaan ketrampilan dasar dalam profesi dokter hewan tergantung pada advokasi berkelanjutan di seluruh dunia untuk mempertahankan aspek kesehatan global, seperti kesehatan masyarakat veteriner dan keamanan pangan, sebagai kompetensi inti dalam pendidikan kedokteran hewan dengan meningkatnya tuntutan pada kurikulum universitas dan praktik kedokteran hewan. Alasan untuk mempertahankan ketrampilan ini diperumit oleh bagaimana pemerintah dan masyarakat memahami dan menghargai pekerjaan yang dilakukan oleh profesi dokter hewan. Hal ini diilustrasikan selama pandemi oleh kurangnya kejelasan status dokter hewan sebagai layanan yang penting di banyak negara, dengan pembatasan yang berbeda ditujukan kepada praktik profesional selama ‘lockdown’ nasional di seluruh dunia. Sumber: Steele et al., 2021. Global health security must embrace a One Health approach: Contributions and experiences of veterinarians during the COVID-19 response in Australia. One Health 13, 100314.
  • 9. Mencegah dan mengendalikan penyakit manusia yang ditularkan oleh hewan dapat menyelamatkan jutaan nyawa dan mata pencaharian. Orang-orang menjadi lebih sehat, lebih aman, dan lebih baik ketika ternak mereka dan hewan-hewan di sekitar mereka sehat. Deteksi penyakit zoonotik sejak dini dan mengelolanya secara efektif sebelum penyakit melompat ke manusia sangat penting. BIAYA PENGENDALIAN PENYAKIT ZOONOTIK Paparan pada hewan Tanda klinis pada hewan Paparan pada manusia Tanda klinis pada manusia Manusia mencari perawatan medis BIAYA PENGENDALIAN WABAH Sumber: Livestock pathways to 2030: One Health | Why Livestock Matter
  • 10. Contoh ‘Satu Kesehatan’ yang berhasil Meningkatkan cakupan vaksinasi untuk anak-anak yang sulit dijangkau – mengkombinasikan vaksinasi ternak dan perawatan hewan dengan kampanye vaksinasi anak-anak di CHAD meningkatkan penyerapan dan cakupan vaksinasi untuk anak-anak yang dijangkau dengan susah payah dari komunitas pastoralis nomaden. Berbagi logistik (misal personil, transpor, rantai dingin) juga mengurangi biaya total program menjadi15% dengan menjalankan satu upaya dibandingkan kampanye terpisah. Mencegah keberlanjutan rabies secara efektif – vaksinasi anjing terhadap rabies adalah 50 kali lebih murah dari pada menyediakan ‘post-exposure prophylaxis’ (PEP) untuk orang dan ini hanya satu- satunya cara mencegah kematian manusia akibat rabies. Di Amerika Selatan, menginvestasi pada vaksinasi anjing kombinasi dengan PEP menghasilkan lebih sedikit orang yang mati akibat rabies secara signifikan dibandingkan di Asia yang memiliki total pengeluaran serupa tetapi utamanya berinvestasi di PEP.
  • 11. Severe acute respiratory syndrome (SARS), avian influenza H5N1, Ebola dan Zika adalah contoh patogen yang menyebabkan wabah besar yang memiliki dampak luar biasa pada kesehatan manusia, hewan dan ekonomi di seluruh dunia. Ancaman masa depan mungkin akan muncul karena populasi global terus tumbuh, dan permintaan akan pangan menjadi lebih besar dan mikroba semakin resisten terhadap pengobatan seperti antibiotik.
  • 12. Kesehatan global Kesehatan global (global health) adalah kesehatan penduduk dalam lingkup global. Kesehatan global didefinisikan sebagai "bidang studi, penelitian, dan praktik yang mengutamakan perbaikan kesehatan dan pemerataan kesehatan untuk semua orang di dunia". Permasalahan yang melintasi perbatasan negara atau berdampak global secara politik & ekonomi sering menjadi perhatian utama. Kesehatan global lebih berfokus pada perbaikan kesehatan seluruh dunia, pengurangan kesenjangan dan perlindungan terhadap ancaman global yang tidak memandang batas negara.
  • 13. Ketahanan kesehatan global Ketahanan kesehatan global (Global health security) memerlukan bukan hanya pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk melawan ancaman penyakit alami terhadap manusia, hewan, dan lingkungan, tetapi juga fokus melawan ancaman yang disengaja terhadap kesehatan manusia, hewan dan pertanian dan terhadap ekonomi negara. Ini membutuhkan integrasi profesional dengan keahlian dalam keamanan, penegakan hukum, dan intelijen untuk bergabung dengan keahlian veteriner, pertanian, lingkungan, dan kesehatan manusia yang penting bagi ‘Satu Kesehatan’ dan ‘Global Health Security Agenda’ (GHSA). Bekerja di berbagai profesi seperti ini, yang kadang-kadang memiliki tujuan yang saling bertentangan dan budaya profesional berbeda menimbulkan banyak tantangan, tetapi pendekatan multi disiplin dan multisektoral diperlukan untuk mencegah ancaman penyakit; mendeteksi secepat mungkin (respons cenderung paling efektif), dan menemukan siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ancaman yang disengaja. Sumber: Gronvall et al., 2014. Biosecurity and Bioterrorism: Biodefense Strategy, Practice, and Science Vol. 12, No. 5.
  • 14. Visi Ketahanan Kesehatan Global Visi Agenda Ketahanan Kesehatan Global atau Global Health Security Agenda (GHSA): untuk mencapai dunia yang aman dan terjamin dari ancaman kesehatan global yang ditimbulkan oleh penyakit menular. • Epidemi penyakit menular tidak hanya menimbulkan ancaman kesehatan lokal tetapi juga ancaman ketahanan kesehatan internasional. • Kerja sama dan kesiapsiagaan multisektoral nasional adalah inti dari memerangi penyakit menular secara efektif melalui penguatan sistim kesehatan dan kesiapsiagaan. Sumber: http://stm.fi/en/international-cooperation/ghsa
  • 15. GHSA – akselerator global GHSA diluncurkan pada Februari 2014. GHSA menyatukan lebih dari 40 negara dan organisasi internasional utama. Melampaui batas keilmuan dalam perang melawan ancaman kesehatan biologis. Akselerator penerapan International Health Regulation (IHR) di kesehatan manusia dan Performance of Veterinary Services (PVS) di kesehatan hewan. Sumber: http://stm.fi/en/internati onal-cooperation/ghsa
  • 16. 11 Paket aksi GHSA 11 paket aksi GHSA meliputi 3 area: • Cegah epidemi yang dapat dihindari; • Deteksi ancaman lebih awal; • Respons dengan cepat dan efektif. Paket aksi dipimpin dan dikelola oleh masing-masing negara: • Aksi bilateral dan multilateral; • Berdasarkan komitmen negara. 11 PAKET AKSI Cegah 1: Resistensi Antimikroba (AMR) Cegah 2: Penyakit Zoonotik Cegah 3: Biosafety dan Biosekuriti Cegah 4: Immunisasi Deteksi 1: Sistim Laboratorium Nasional Deteksi 2 & 3: Surveilans ‘real time’ Deteksi 4 Pelaporan GHSA Deteksi 5 Pengembangan tenaga kerja Respons 1: Pusat Operasi Darurat Respons 2: Hubungan Kesehatan Msyarakat dengan Respons Cepat Multisektoral Respons 3: Penanggulangan medis dan penempatan personil Sumber: http://stm.fi/en/international-cooperation/ghsa
  • 17. • Setidaknya 75% dari penyakit baru muncul dan muncul kembali (emerging and re-emerging diseases) adalah zoonosis atau ditularkan oleh vektor (vector-borne). • Terlebih lagi, kesehatan hewan dapat mempengaruhi ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi. • Komponen kunci dari Global Health Security Agenda (GHSA) adalah memperkuat kapasitas ‘Satu Kesehatan’ untuk mencegah, mendeteksi dan merespons penyakit zoonotik sebelum menjadi risiko kesehatan masyarakat.
  • 18. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) adalah suatu agenda internasional yang disusun PBB dengan melibatkan 194 negara, masyarakat sipil, dan berbagai pelaku ekonomi di seluruh dunia. Agenda tersebut untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata. SDGs bagi Indonesia tidak hanya relevan bagi komitmen global, tapi juga merupakan panduan untuk menjadi negara maju, sehingga pemerintah mengambil tanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan agenda SDGs di Indonesia.
  • 19.
  • 20. Pandemi COVID-19 telah menyoroti potensi pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk mempercepat kemajuan menuju tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi COVID-19 Sumber: rakyat di masa COVID-19 - Bing images
  • 21. Kontribusi ‘Satu Kesehatan’ Mengakhiri kemiskinan dan perampasan hak lainnya berjalan seiring dengan perbaikan kesehatan, pendidikan, mengurangi ketidakadilan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. ‘Satu Kesehatan’ berkontribusi terhadap: • SDG 1, 2, 3, 12, 17 (tidak ada kemiskinan, tidak ada kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, kemitraan untuk mencapai tujuan). • SDG 5, 6, 10, 15 (kesetaraan gender, air dan sanitasi, pengurangan ketimpangan, kehidupan di daratan). Sumber: Presentation Bett B. Sustainable Development Goals and One Health (21 June 2021).
  • 22. Kaitan SDG dan “Satu Kesehatan’ SDG Target yang dipilih Contoh inisiatif ‘Satu Kesehatan’ Menghapus kemiskinan (SDG 1) • Kerangka kebijakan Pro-miskin • Persamaan hak atas sumber daya ekonomi • Akses ke teknologi/layanan • Tindakan kesehatan hewan – menghasilkan pendapatan, memotong kerugian, melindungi aset Mengakhiri kelaparan dan malnutrisi (SDG 2) • Akses ke pangan yang aman, bergizi dan cukup • Akhiri semua bentuk malnutrisi • Produksi pangan berkelanjutan • Keamanan pangan di sepanjang rantai pasar • Kebijakan dan strategi untuk mengurangi kelaparan dan malnutrisi Kesehatan yang baik dan kesejahteraan (SDG 3) • Kapasitas untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko nasional dan global • Mengurangi kematian secara substansial akibat bahan kimia berbahaya, polusi dan kontaminasi udara, air dan tanah • Vaksin dan obat-obatan • Tenaga kerja kesehatan • Pengetahuan, alat dan kebijakan untuk prediksi dan manajemen • Kesehatan manusia, hewan dan lingkungan – zoonosis dan resistensi antimikroba (AMR) • Pengembangan kapasitas – Pengembangan tenaga kerja ‘Satu Kesehatan’
  • 23. Kaitan SDG dan ‘Satu Kesehatan’ (lanjutan) SDG Target yang dipilih Contoh inisiatif ‘Satu Kesehatan’ Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12) • Pengelolaan berkelanjutan & penggunaan sumber daya • Mengurangi limbah pangan dan kehilangan pangan sepanjang produksi – rantai suplai • Kerangka kebijakan layanan ekosistem dan pertukaran perdagangan Kemitraan untuk mencari tujuan (SDG 17) • Tingkatkan kolaborasi utara-selatan, selatan- selatan untuk meningkatkan pengetahuan, inovasi, dan akses ke teknologi • Kemitraaan multi-stakeholder untuk teknologi, pengetahuan, dan sumber daya, dll. • Mobilisasi sumber daya keuangan tambahan untuk negara berkembang • Kemitraan dan jaringan ‘Satu Kesehatan’ misalnya Southeast Asia One Health University Network, ASEAN Strategic Framework for Public Health Emergencies Sumber: Adapted from presentation Bett B. Sustainable Development Goals and One Health (21 June 2021).
  • 24. Kaitan SDG dan ‘Satu Kesehatan’ (lanjutan) SDG Target yang dipilih Contoh inisiatif ‘Satu Kesehatan’ Kesetaraan gender (SDG 5) • Memperkuat kebijakan untuk mempromosikan kualitas gender • Menghilangkan praktik berbahaya • Intervensi responsif gender di pertanian Akses air bersih dan sanitasi (SDG 6) • Akses yang adil ke air yang aman dan bersih • Sanitasi dan kebersihan yang merata • Lindungi dan pulihkan ekosistem yang berhubungan dengan air • Program WASH (Water, Sanitation and Hygiene) • Akuakultur dan AMR Sumber: Adapted from presentation Bett B. Sustainable Development Goals and One Health (21 June 2021).
  • 25. Tantangan ‘Satu Kesehatan’ Ada 4 tantangan dalam menangani pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk menjadi sukses dalam penerapannya, dan dalam konteks lebih luas dari pembangunan berkelanjutan untuk: 1) menyelesaikan paradoks dari sistim yang tidak terhubung. 2) mendefinisikan program ‘Satu Kesehatan’ yang tidak terlalu sempit (kehilangan peluang untuk kolaborasi) atau tidak terlalu luas (sulit untuk mengelola dan melemahkan prioritas). 3) menyelaraskan ‘Satu Kesehatan’ dengan pendekatan lain untuk pengendalian penyakit. 4) medesain program ‘Satu Kesehatan’ yang melibatkan setiap orang yang memiliki kepentingan mengenai hasilnya. Sumber: Dye C. One Health as a catalyst for sustainable development. Nature Microbiology, Vol. 7, April 2022, 467–468.
  • 26. Total kerusakan akibat pandemi COVID-19 hingga Juli 2020 telah mencapai USD 11,5 triliun. Mencegah munculnya penyakit hanya akan memerlukan sekitar 2% dari total kerusakan yang terjadi dalam merespons pandemi COVID-19. Menerapkan pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk pencegahan penyakit akan menelan biaya hanya sebagian kecil saja dari kerusakan aktual yang ditimbulkan oleh pandemi global. Dr. Gyanendra Gongal, the Regional Advisor of the World Health Organization Office in South-East Asia.
  • 27. Penutup Pendekatan ‘Satu Kesehatan’ merupakan bagian penting dari GHSA yang bergantung pada integrasi masalah keamanan dan penegakan hukum untuk secara memadai mencegah, mendeteksi dan merespons ancaman alami yang muncul dan ancaman biologis yang disengaja. Indonesia harus menggunakan pendekatan ‘Satu Kesehatan’ dalam menghadapi potensi ancaman pandemi berikutnya baik yang sifatnya zoonosis atau vector- borne dengan menggabungkan penegakan hukum dan keamanan secara keseluruhan dan menjadikannya sebagai tanggung jawab bersama antar sektor keamanan, pertanian, kesehatan dan lingkungan. Indonesia harus menerapkan pendekatan ‘Satu Kesehatan’ untuk mendukung pencapaian SDG 1, SDG 2, SDG 3, SDG 6 dan SDG 17 terutama kegiatan yang berkaitan langsung dengan kesehatan dan kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, dan keamanan pangan.