1. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kesempatan dan waktu
untuk menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
program studi Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman dan pihak tertentu, karena
dalam penyusunan makalah ini penulis tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari teman-
teman dan semua pihak tertentu.
Semoga Allah berkenan membalas budi bagi semua pihak yang telah memberikan
bantuan, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu dengan terbuka dan
senang hati penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak.
Akhir kata penulis mengaharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umunya.
Salatiga, November 2013
2. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN .......................................................................................................5
1. Pengertian Pendidikan Islam .................................................................................5
2. Fungsi Pendidikan Islam .......................................................................................6
3. Tujuan Pendidikan Islam .......................................................................................6
4. Sistem Pendidikan Nasional ..................................................................................7
5. Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional .....................................7
6. Pendidikan agama islam dalam Sistem Pendidikan Nasional ...............................8
7. Kedudukan Pendidikan Islam Dalam Pendidikan Nasional ................................10
BAB III : ANALISIS ............................................................................................................13
BAB IV : KESIMPULAN .....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................15
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama merupakan suatu landasan filosofis religious pendidikan.
Pada hakikatnya segala pengetahuan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan
Tuhan telah menurunkan pengetahuan baik melalui utusanNya berupa wahyu,
maupun berbagai hal yang ada di alam semesta. Kebenaran pengetahuan bersifat
mutlak seperti dalam pengetahuan keagamaan karena bersumber langsung dari
Tuhan.
Dilihat dari kemajemukan agama yang ada di Indonesia agama Islam
mendominasi ragam agama yang ada, maka mayoritas penduduk di Indonesia
menganut agama Islam. Dari alasan diatas dalam usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa, Negara Indonesia memasukkan Sistem Pendidikan Agama Islam dalam
Sistem Pendidikan Nasional, karena pendidikan agama dapat memainkan peranan
yang lebih kuat dalam upaya memperbaiki akhlaq masyarakat.
Pendidikan agama juga sangat dianjurkan sekalipun di Negara yang maju,
karena sifat religiusitas harus ditanamkan. Dengan adanya itu, orang akan mempunyai
pegangan dan mempunyai rasa Ketuhanan dan Keimanan. Maka, dari alasan tersebut
dalam makalah kami akan membahas beberapa hal yang kami rangkum pada rumusan
masalah.
B. Rumusan Masalah
8. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam?
9. Apa saja fungsi Pendidikan Islam?
10. Apa tujuan Pendidikan Islam?
11. Apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional?
12. Bagaimana Pendidikan Agama dalam lingkup Pendidikan Nasional?
13. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan agama islam dalam sistem pendidikan
nasional?
14. Bagaimana kedudukan pendidikan islam dalam pendidikan nasional?
4. 4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui fungsi Pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional.
5. Untuk mengetahui Pendidikan Agama dalam lingkup Pendidikan Nasional.
6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pendidikan agama islam dalam sistem
pendidikan nasional.
7. Untuk mengetahui kedudukan pendidikan islam dalam pendidikan nasional.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan agama islam yaitu “Usaha yang lebih khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keberagaman dan sumber daya insane lainnya agar lebih
mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam.”
Pendidikan agama islam merupakan komponen yang tak terpisahkan dari
system pendidikan islam yang jangkauan serta sasarannya lebih luas, namun berfungsi
sangat strategi untuk mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam berbagai disiplin ilmu
yang dipelajari oleh subjek didik.
Kekhususan pendidikan agama islam ini dapat ditinjau baik dari tujuan
maupun materi yang diajarkan. Hal ini tampak dalam penjelasan pasal 39, Undang-
Undang RI. No. 2 Th. 1989 tentang pendidikan agama : “Pendidikan Agama
merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan……”
Hal ini berarti bahwa tujuan dan materi yang diajarkan disesuaikan dengan
ajaran islam. Sehubungan dengan itu, tujuan pendidikan agama islam berintikan tiga
aspek yaitu iman, ilmu, dan amal.
Seluruh rangkaian usaha pendidikan islam termasuk pendidikan agama islam
bertujuan untuk membentuk manusia beriman dan Taqwa kepada Allah SWT. Dengan
iman dan taqwa manusia mampu melihat dirinya dan segala kejadian di dunia ini
termasuk perkembangan masyarakatnya di bawah cahaya Nur Ilahi, sehingga tidak
hanyut dalam pengejaran kebendaan dan materialisme yang berlebihan.
Setiap muslim wajib mengimani, meyakini kesempurnaan dan kemutlakan
kebenaran islam sebagai satu sistem hidup, atau kebulatan ajaran yang universal dan
eternal. Konsekuensinya setiap muslim harus mengilmui (mengkaji) islam.
Oleh karena itu aspek ilmu yang dimaksud sebagai tujuan pendidikan agama
Islam ialah memberikan pengertian, pemahaman yang sedalam-dalamnya dan seluas-
seluasnya tentang ajaran islam yang secara garis besar meliputi aqidah, syariah, dan
akhlaqul-islami. Karena amal merupakan perwujudan dari Iman dan ilmunya, maka
6. 6
dengan amalnya seseorang dapat diukur seberapa jauh keberhasilan pendidikan agama
yang telah dicapainya.
Akhirnya evaluasi pendidikan yang menyeluruh, mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.
B. FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
Fungsi pendidikan islam secara mikro sudah jelas yaitu memelihara dan
mengembangkan fitrah dan sumber daya insan yang ada pada subyek didik menuju
tebentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma islam. Atau dengan istilah lazim
digunakan yaitu menuju kepribadian muslim.
Lebih lanjut secara makro, fungsi pendidikan islam dapat ditinjau dari
feomena yang muncul dalam perkambangan peradaban manusia, dengan asumsi
bahwa peradaban manusia senantiasa tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.
Fenomena tersebut dapat kita telusuri melalui kajian antropologi budaya dan
sosiologi yang menunjukan bahwa peradaban masyarakat manusia dari masa ke masa
semakin berkembang maju; dan kemajuan itu diperoleh melalui interaksi komunikasi
sosialnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ditinjau dari segi antropologi
budaya dan sosiologi, fungsi pendidikan ialah menumbuhkan wawasan yang tepat
mengenai manusisa di alam sekitarnya, sehingga dengan demikian dimungkinkan
tumbuhnya kreatifitas yang dapat membangun dirinya dan lingkungannya.
C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subyek didik setelah
mengalami proses pendidikan baik pada tingkah laku individu dan kehidupan
pribadinya maupun kehdupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu
hidup.
Sedangkan menurut Omar Muhammad Attoumy Asy- Syaebani tujuan
pendidikan islam memiliki empat ciri pokok :
a. Sifat yang bercorak agama dan akhlak.
b. Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar atau
subyek didik, dan semua aspek perkambangan dalam masyrakat.
c. Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-
unsur dan cara pelaksanaanya.
7. 7
d. Sifat realistis dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan
perbedaan-perbedaan perseorangan diantara individu, masyarakat dan
kebudayaan di mana-mana dan kesanggupanya untuk berubah dan
berkembanng bila diperlukan.
D. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidkan nasional. Dalam hal ini, sistem
pendidikan nasional tersebut merupakan suatu supra sistem, yaitu suatu sistem yang
besar dan komplek yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga merupakan
sistem-sistem.
Tujuan pendidikan nasional berfungsi memberikan arah pada semua kegiatan
pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional
tersebut merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua satuan
pendidkannya. Meskipun setiap satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri,
namun tidak terlepas dari tujuan nasional.
E. PENDIDIKAN AGAMA DALAM LINGKUP PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan agama merupakan hal yang paling mendasar yang diajarkan
pertama kali dalam kehidupan. Pendidikan agama juga bersifat fleksibel sesuai apa
yang mendukung pada budaya dan tradisi. Dan untuk mewujudkan sepenuhnya bahwa
moral dan kehidupan keagamaan bangsa yang sangat kuat yang mampu membentengi
bangsa Indonesia dari kehancuran meskipun masih perlu dibenahi sistemnya.
Pendidikan Nasional sangat berpengaruh dewasa ini karena Negara Indonesia
ingin mewujudkan pendidikan yang baik dan bermutu dengan menerapkan kurikulum
yang sebagai acuan dari pusat pada daerah, sedang Sistem Pendidikan Nasional yang
sekarang digunakan lewat berbagai amandemen perubahan sampai pada dibuatnya
Undang-Undang yang mengatur Sistem Pendidikan yang sekarang digunakan ialah
Undang-Undang no. 20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Didalam tujuan Pendidikan Nasional tersebut bahwa berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
8. 8
yang demokratis serta bertanggung jawab.[3] Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
Pendidikan Agama adalah bagian yang pertama untuk dijadikan dasar yang utama
dalam memperoleh pengetahuan.
Pendidikan Nasional dibagi menjadi 3, yaitu:
a.) Pendidikan Formal
b.) Pendidikan Informal
c.) Pendidikan Non Formal
Pada 3 bagian diatas, pendidikan agama banyak diterapkan pada masing-
masing aspek kehidupan. Terkait dengan tujuan Pendidikan Nasional tersebut
membentuk suatu keterikatan satu sama lain, dan agama sebagai penunjang untuk
pencapaian Pendidikan Nasional.
Terdapat bebarapa konsep dari tujuan Pendidikan Nasional yang didalamnya
menyangkut sifat religiusitas yaitu, untuk mendukung kehidupan bangsa yang cerdas,
konsep manusia yang seutuhnya agar dapat beriman, bertakwa, berbudi pekerti luhur,
berpengetahuan, berketrampilan dan terampil, sehat jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
F. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Secara vertikal, seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia
merupakan subsistem dari sistem Pendidikan Nasional. Di dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UU. RI. No. 2 Th. 1989) pasal 4 disebutkan:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yan Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan Jasmani dan Rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Dengan rumusan demikian jelas sekali bahwa pendidikan agama merupakan
bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek dan nilai,
keimanan dan ketaqwaan.
9. 9
Hal ini berarti pula bahwa keberhasilan pendidikan nasional tidak dapat
tercapai tanpa pendidikan agama, karena keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa hanya dapat dicapai melalui pendidikan agama.
Pendidikan Islam dan Sistem Pendidikan Nasional secara keseluruhan
memiliki latar belakang sosio-historis yang sama dan persoalan yang muncul serta
upaya untuk menuju ke arah yang sering kali sama dan serasi.
Dari pernyataan diatas bahwa ada perbedaan tetapi banyak kesamaan dalam
tujuannya, tergantung pada kepentingan sosial yang mengelola atau pemegang kendali
pengelolaan. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional diterapkan pada
sekolah-sekolah yang digunakan untuk mewujudkan anak didik yang baik dan
berakhlak terpuji. Karena era globalisasi yang semakin tidak ada batasnya, banyak
norma yang berasal dari budaya asing menjadi bebas berlalu lalang. Maka, untuk
memberikan perisai agar tidak terjadi penyalahgunaan diberikan adanya pendidikan
agama Islam.
Sebagai peserta didik yang mempunyai perkembangan keagamaan sangat
rentan terhadap godaan dari luar dirinya. Juga ego yang masih tinggi meluap-luap
apalagi yang sudah memasuki masa pubertas. Pendidikan keagamaan berperan
penting bagi remaja karena dalam membentuk kepribadian yang mulia. Maka,
pendidikan agama Islam berperan penting bagi yang beragama Islam untuk menjadi
manusia yang baik.
Ide-ide agama, dasar-dasar agama dan pokok-pokok agama pada umumnya
diterima seseorang pada masa kecilnya. Bahwa pengertian tentang agama sejalan
dengan pertumbuhan kecerdasan. Dan itu sama halnya dengan pendidikan agama
Islam berperan dari awal ibu mengandung.
Pendidikan agama Islam sudah ditetapkan sejak tahun 1967 sebagai mata
pelajaran wajib di sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP, SMA yang diajarkan
setiap 2 jam dalam seminggu dan merupakan pelajaran inti, meskipun tidak di
UNASkan di Negara ini. Pengadaan pendidikan diatur oleh DEPAG yang sekarang
berubah menjadi KEMENAG untuk penyelenggaraan pendidikan. Menyiapkan
pembinaan guru agama dan penyiapan buku panduan guru, silabus serta buku
pegangan murid. Ini menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Islam di atur oleh sistem
Pendidikan Nasional dimana pusat memberikan wewenang kepada daerah untuk
mengexplor sesuai dengan situasi di daerah.
10. 10
Mengintregasikan pendidikan agama Islam dalam Pendidikan Nasional
memang susah karena juga ada proses yang mengarahkan pada tujuan mewujudkan
tujuan pendidikan yang ideal sesuai yang diharapkan. Kesadaran perlunya
mengembangkan orientasi pendidikan agama Islam yang menyangkut masalah sosial
keduniawian yang muncul pada kalangan muslim sekarang, kemudian lembaga
membuat kurikulum pendidikan agama Islam sesuai UU no.20 th.2003 untuk
memudahkan proses pembelajaran. Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP)
merekomendasikan ketentuan terkait pelajaran agama dalam sekolah diberikan dalam
jam pelajaran sekolah, para guru dibayar oleh pemerintah, dan sebagainya. Sebagai
contoh sekarang madrasah sudah terintegrasi dengan mengadakan pelajaran umum,
dan pada sekolah umum PAI diberikan 2 jam pelajaran dalam 6 hari. Kemudian
madrasah menyesuaikan pada kurikulum yang berlaku, sedangkan seksolah umum
juga sama halnya.
Berdasar pada tujuan UU. No.20 th.2003 tersebut bahwa PAI juga sebagai
rancangan dan penunjang untuk mencapai Pendidikan Nasional karena merupakan
salah satu pendidikan yang mendukung tujuan Pendidikan Nasional. Untuk
mengajarkan pendidikan norma yang langsung bersumber pada norma yang ada.
G. KEDUDUKAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENDIDIKAN NASIONAL
Untuk melekakkan kedudukan pendidikan islam dalam sistem pendidikan
nasional perlu diklasifikasi pada tiga hal yaitu :
1. Pendidikan Islam sebagai lembaga
a. Lembaga Pendidikan Formal
1) Pendidikan Dasar (pasal 27) menyebutkan:
Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar(SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah(Mts) atau bentuk
lain yang sederajat.
2) Pendidikan Menengah (Pasal 18):
Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
3) Pendidikan Tinggi (Pasal 20)
11. 11
Pendidikan tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah
Tinggi, Institut, atau Universitas.
b. Lembaga Pendidikan Nonformal (Pasal 26)
Satuan pendidikan nonformalterdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, dan majelis taklim , serta satuan
pendidikan sejenis.
c. Lembaga Pendidikan Informal (Pasal 27)
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan linkungan
berbentuk kegiatan belajar secar mandiri.
d. Pendidikan Usia Dini (Pasal 28)
Pendidikan usia dini dalam jalur pendidikan formal berbentuk Taman kanak-
kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sderajat.
e. Pendidikan Keagamaan (Pasal 30)
1. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersisapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-
nilai ajaran agamanya.
3. Pendidiakan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesranten,
pasraman, dan bentuk lain.
4. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal.
5. Ketentuan mengenai pendididkan keagamaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1-4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
2. Pendidikan Islam sebagai Mata Pelajaran
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negar
kesatuan Republik Indonesis dengan memperhatikan:
a) Peningkatan iman dan taqwa.
b) Peningkatan akhlak mulia.
c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
e) Tuntutan pembangunan, daerah, dan nasional.
f) Tuntutan dunia kerja.
12. 12
g) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seni.
h) Agama
i) Dinamika perkembangan global.
j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Nilai-Nilai Islam dalam UU No. 20 Tahun 2003
Inti dari hakikat nilai-nilai islami itu adalah nilai yang membawa kemaslahatan
dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk (sesuai konsep rahmatan lil’alamin),
demokrasi, dan humanis. Di antara nilai-nilai tersebut adalah:
a) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
b) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
c) Pendidikan nasional bersifat demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatis.
d) Memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
e) Menekankan pentingnya pendidikan keluarga merupakan salah satu upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penidikan seumur hidup.
f) Pendidikan merupakan kewajiban bersama antara orang tua, masyarakat,
dan pemerintah.
13. 13
BAB III
ANALISIS
Sejak 2500 tahun yang lalu socrates telah berkata bahwa tujuan pendidikan adalah
untuk membuat orang menjadi “good and smart”. Manusia yang terdidik seharusnya menjadi
orang bijak, yaitu yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal saleh)
dan dapat hidup secara bjak dalam seluruh aspek kehidupan berkeluarga, bertetangga,
bermasyarakat dan bernegara. Kareannya. Sebuah sistem pendidikan yang berhasil adalah
yang dapat membentuk manusia-manusia berkarakter yang sangat diperlukan dalam
mewujudkan sebuah negara yang terhormat. Namun pendidikan ala socrates ini belum
mampu memberikan sesuatu yang baru bagi perubahan peradigma pendidikan kita. Hal ini
karena yang digunakan adalah Filsafat Humanisme Barat, Psikologi Pendidikannya juga barat
didukung dengan Kehidupan Modern ala barat, yang menitik beratkan pada kehidupan
manusia di dunia, tanpa ada hubungannya dengan Tuhan. Padahal kita tahu bahwa persoalan
manusia bukan hanya masalah duniawi tetapi juga masalah ukhrowi.
Memang negara kita bukan negara sekuler tetapi juga bukan negara Islam. Namun
pendidikan agama mutlak diperlukan khususnya pendidikan agama Islam. Sebab sebagian
besar warga negara indonesia adalah beragama Islam. filsafat, psikologi dan pemikiran
dikotomi dalam pendidikan harus direkonstruksi untuk menciptakan manusia yang
memanusiakan manusia yang memahami pluralitas.
Oleh karenanya menurut Dr. KH. Hasyim Muzadi pendidikan kita harus bersifat
holistik yang mendorong pertumbuhan bagi manusia dalam segala aspek baik spiritual,
intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan Islam mengembangkan
segala aspek yang dimiliki manusia. Meminjam teori Bloom aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik harus selaras dengan konsep fundamentalisme Islam yaitu Iman, Ihsan dan
Islam.
Dengan demikian maka, Pendidikan Agama Islam harus selalu dikembangkan dengan
konsep al-muhafadoh ala qodimi as-solih wal-akhdu biljadid al-aslah dengan kurikulum
yang bersifat bashirun li ahli zamanihi (peka zaman).
14. 14
BAB IV
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.
Pembentukan kepribadian yang utama tentunya tidak terlepas dari peran pendidikan agama.
Oleh karena itu pendidikan agama menempati posisi yang penting dalam lingkup sistem
pendidikan nasional.
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tentunya dari tujuan pendidikan nasional tersebut kita dapat simpulkan bahwa pendidikan
nasional berkehendak mencipta manusia yang relegius dan nasionalis. Relegius berkorelasi
dengan penciptaan kepribadian mulia atau ahlak mulia, sedang nasionalis lebih kepada rasa
tanggung jawab sebagai putra bangsa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan nasional sejalan dengan
pendidikan islam bahkan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA., 2004. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Achmadi. 1992. Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: UT.