Dokumen tersebut menjelaskan tentang proses produksi baju bayi di konveksi Gloria. Terdapat 18 subproses yang dijelaskan secara singkat mulai dari pasokan bahan baku, pembuatan pola, pemotongan, penjahitan, finishing hingga pengemasan. Dokumen ini juga menjelaskan masalah kecacatan produk yang terjadi beserta penyebabnya melalui analisis FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
2.
Nama usaha: Konveksi Gloria
Lokasi : Jalan Madukoro No.5 Kratonan Solo
Produk: Baju bayi dengan bermacam-macam variasi
Jumlah pegawai:
◦ Penjahit : 8 orang
◦ Potong kain : 2 orang
◦ Finishing : 5 orang
◦ Packaging dan QC : 3 orang
Owner : Heru Santoso
Jam operasi : 6 hari kerja dalam seminggu, 8 jam kerja/hari
dengan 1 jam istirahat.
8.
What : Persentase kecacatan yang tidak pasti (bervariasi) pada output
Where : Departemen Inspeksi, karena diamati setelah produk jadi
When : Setelah produk selesai dibuat (produk sudah jadi)
Why : Inspeksi harus dilakukan agar produk
diikutsertakan untuk dijual.
yang
cacat tidak
Who : yang melakukan pengamatan adalah petugas inspeksi yang terdiri
dari 3 orang. Sedangkan subjek yang melakukan analisis perbaikan dan
control adalah pemilik.
How : pengamatan dilakukan dengan cara mengecek apakah pada
produk terdapat salah satu aspek CTQ (Critical To Quality). Apabila ada,
produk tersebut di-reject.
9.
Bis yang meleset (tidak presisi)
Terkena oli mesin
Gambar 1. Terkena oli mesin
10.
Liz yang lepas dari jahitan.
Liz
Gambar 2. Liz yang lepas dari jahitan
11.
Robek, bisa terjadi dibagian leher
baju, maupun lengan.
Jumlah kancing tidak sempurna atau lepas
Jahitan yang tidak rapi
12.
Pengukuran dilakukan pada tingat output
dengan data atribut
Pengukuran dilakukan dengan menghitung
DPMO dari CTQ dan jumlah defects yang
terjadi
13. Organisasi
:
Konveksi Gloria
Input/output
1. Baju jadi
Proses/Sub Proses :
Inspeksi
Mesin/Fasilitas
Peralatan:
1. Manual
Tanggal :
Departemen : Inspeksi
Penanggung jawab :
Petugas QC
Nama Input/output :
Operator/pemilik Proses:
Baju bayi yang lolos inspeksi
Petugas QC
Banyaknya karakteristik CTQ potensial yang mengakibatkan cacat/kegagalan (CTQ-potensial)
1. Bis yang meleset (tidak presisi)
2. Terkena oli mesin
3. Liz yang lepas dari jahitan
4. Robek
5. Jumlah kancing tidak sempurna atau lepas
6. Jahitan yang tidak rapi
25 Oktober 2013
26
Oktober 27
Oktober 28 Oktober 2013
2013
2013
Waktu (jam)
7 jam
7 jam
7 jam
7 jam
Banyaknya
Unit 1260
1100
990
1200
yang diperiksa
Banyaknya
Unit 4 (2 liz yang lepas, 1 terkena oli 2(1 kancing tidak 3 (1 robek, 2
2 (1 kancing lepas, 1
yang cacat/gagal mesin, 1 bis tidak presisi)
sempurna,
1 terkena oli mesin) robek)
(x)
kancing lepas
DPO= x/ (n
CTQ-potensial)
x =4/ (1260 x 6)
=0,0005291
DPMO = DPO x
1.000.000
Kapabilitas Sigma
(lihat
tabel
konversi)
=2/ (1100 x 6)
=0,00030303
=3/ (990 x 6)
=0,00050505
=2/ (1200 x 6)
=0,00027778
529,1
303,03
505,05
277,78
1,42 sigma
2,02 sigma
1,48 sigma
2,09 sigma
14.
Tahap untuk menentukan akar penyebab
masalah terjadinya cacat pada produk.
Biasanya digunakan metode bertanya den
menjawab dan Fishbone Diagram
15. No
Bertanya
Jawaban
Penyebab
terkendali
?
1
Mengapa bis meleset atau tidak
presisi
Karena penjahit yang kurang teliti
Ya
2
Mengapa penjahit kurang teliti
Karena melakukan aktivitas yang
kurang perlu selain menjahit seperti
mengobrol dan menggunakan hand
phone
Ya
3
Mengapa penjahit bisa
melakukan aktivitas yang
kurang diperlukan
Karena kurangnya peraturan dan
pengawasan yang ketat
Ya
4
Mengapa kurang peraturan dan
pengawasan yang ketat
Karena pemilik menerapkan sistem
yang tidak terlalu membatasi
pekerja
Ya
5
Mengapa pemilik tidak terlalu
membatasi pekerja
Karena mencari pekerja yang loyal
dan bisa menjahit itu dirasa cukup
susah
ya
16. No
Bertanya
Jawaban
Penyebab
terkendali ?
1
Mengapa terkena oli mesin?
Karena ada peletakan
tempat oli yang salah
Ya
2
Mengapa ada peletakan
tempat oli yang salah?
Karena tidak ada
tempat yang pasti
untuk meletakkan oli
mesin
Ya
3
Mengapa tidak ada tempat
yang pasti untuk meletakkan
oli mesin?
Karena belum ada
ketentuan atau
prosedur untuk pekerja
dalam meletakkan oli
setelah
menggunakannya
Ya
17. No
Bertanya
Jawaban
Penyebab
terkendali
?
1
Mengapa ada liz yang lepas dari
jahitan
Karena jahitan yang meleset
pada kain dan penjahit tidak
memperbaiki hal tersebut
(dijahit lagi)
Ya
2
Mengapa ada jahitan yang meleset
dari kain
Karena tidak ada inspeksi dari
operator setelah menjahit
Ya
3
Mengapa tidak ada inspeksi
Karena operator sudah
terbiasa untuk bekerja dalam
ritme yang cepat sehingga
tidak memperhatikan lagi
Tidak
18. No
Bertanya
Jawaban
1
Mengapa bisa
robek?
Karena serat benang yang agak regang
pada pergelangan dan kerah
2
Mengapa serat
benang agak
regang pada
pergelangan dan
kerah?
Karena jahitan yang tidak kuat dari mesin Ya
3
Mengapa jahitan
mesin tidak kuat
Penyebab
terkendali
?
Ya
Karena kecepatan jahit tidak konstan
Mengapa
Karena mesin yang digunakan masih
kecepatan jahit
mesin manual dengan kekuatan operator
mesin yang tidak
konstan, kadang
terlalu cepat dan
4 lambat?
Ya
19. No
Bertanya
Jawaban
Penyebab
terkendali ?
1
Mengapa jumlah kancing tidak
sempurna?
Karena proses
pemasangan kancing
yang kurang teliti
Ya
2
Mengapa proses pemasangan
kancingnya kurang teliti?
Karena pemasangan
kancing dilakukan oleh
operator sambil
mengobrol dengan
operator lain
Ya
3
Mengapa operator dalam
Karena tidak dibatasi
memasang kancing mengobrol untuk fokus terhadap
dengan operator lain?
pekerjaan
Tidak
20. No
Bertanya
1
Mengapa jahitan tidak rapi? Karena jahitan yang tidak kuat dari Ya
mesin
2
3
Mengapa jahitan mesin
tidak kuat
Jawaban
Penyebab
terkendali ?
Karena kecepatan jahit tidak
konstan
Mengapa kecepatan jahit
Karena mesin yang digunakan
mesin yang tidak konstan, masih mesin manual dengan
kadang terlalu cepat dan
kekuatan operator
lambat?
Ya
21.
FMEA adalah suatu cara di mana suatu bagian
atau suatu proses yang mungkin gagal
memenuhi suatu spesifikasi, menciptakan
cacat atau ketidaksesuaian dan dampaknya
pada pelanggan bila mode kegagalan itu
tidak dicegah atau dikoreksi. ( Kenneth
Crow,2002 )