Analisis mengevaluasi perkembangan indikator sosial ekonomi Kabupaten Gresik dari tahun 2012 hingga 2017 dengan menggunakan indeks pembangunan inklusif yang terdiri atas indeks pertumbuhan ekonomi, inklusivitas, dan keberlanjutan. Hasilnya menunjukkan kinerja pembangunan inklusif cenderung meningkat namun indeks pertumbuhan ekonomi cenderung menurun.
3. 5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
7.5
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pertumbuhan Ekonomi
Gresik Jawa Timur RPJMD Gresik
11
12
13
14
15
16
17
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat Kemiskinan
Gresik Jawa Timur RPJMD Gresik
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat Pengangguran Terbuka
Gresik Jawa Timur RPJMD Gresik
64
66
68
70
72
74
76
78
80
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IPM
Gresik Jawa Timur RPJMD Gresik
Target Pembangunan Ekonomi Gresik Tidak Terpenuhi
4. Manfaat Kajian
1
•Memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan perencanaan
pembangunan daerah
2
•Mengevaluasi capaian indikator sosial ekonomi
3
•Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan daerah
“Menganalisis perkembangan indikator sosial ekonomi
secara sederhana dan akurat”
Tujuan Kajian
6. KONSEP PEMBANGUNAN INKLUSIF
Pembangunan Inklusif
Keberlanjutan
Aktivitas
Ekonomi
Partisipasi
Masyarakat
Sumber: World Bank (2008); Felipe (2012);
Lee dan Sissons (2016); Singh (2017)
7. Prinsip Penggunaan Alat Analisis
Merepresentasikan tujuan dan priroritas
pembangunan
Terukur, Sederhana dan Akurat
Menghasilkan analisis yang konsisten
1
2
3
9. Kode Sub-Dimensi & Indikator
2
INDEK AKTIVITAS
EKONOMI (IAE)
1
Pertumbuhan PDRB harga
konstan
2
PDRB perkapita harga
konstan
3
Pertumbuhan PDRB riil per
kapita
4
Pertumbuhan Sektor
Pertanian
5
Pertumbuhan Sektor
Industri
6 Kontribusi Sektor Industri
7
Pertumbuhan
Pembentukan Modal
Tetap Bruto
8 Pertumbuhan Ekspor
INDEKS PERTUMBUHAN EKONOMI
(IPE)
Kode Sub-Dimensi & Indikator
3 INDEK PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA (IPSDM)
1 Persentase tenaga kerja sektor industri
2 Rata-rata Lama Sekolah
3 Angka Harapan Lama Sekolah
4 Angka Partisipasi Murni (APM) setingkat sekolah dasar
5
Angka Partisipasi Murni (APM) setingkat sekolah
menengah pertama
6
Angka Partisipasi Murni (APM) setingkat sekolah
menengah atas
7 Angka Harapan Hidup
8 Rasio Murid terhadap Guru SD
9 Rasio Murid terhadap Guru SMP
10 Rasio Murid terhadap Guru SMA
11 Rasio Murid terhadap Guru SMK
12 Rasio Murid terhadap Jumah SD
13 Rasio Murid terhadap Jumah SMP
14 Rasio Murid terhadap Jumah SMA
15 Rasio Murid terhadap Jumah SMK
16 Angka Kematian Bayi
17 Angka Morbiditas
18
Rasio Kasus Penyakit Utamas Masyarakat Gresik terhadap
Penduduk
19 Persentase Bayi dengan Gizi Cukup (Berat Badan > 2.5 kg)
20 Rasio Rumah Sakit per Penduduk
21 Rasio Puskesmas Umum dan Pembantu per Penduduk
Kode Sub-Dimensi & Indikator
1
INDEK INFLASI SEKTORAL
(IIS)
1 Deflator PDRB
2 Deflator Sektor Pertanian
3
Deflator Sektor
Pertambangan
4 Deflator Sektor Konstruksi
5 Deflator Sektor Industri
6
Deflator Sektor
Perdagangan
10. Dimensi Indeks Inklusivitas (II)
Kode Sub-Dimensi & Indikator
1 INDEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN (IPK)
1 Persentase Penduduk Miskin
2 Indeks Keparahan Kemiskinan
3 Indeks Kedalaman Kemiskinan
4 Tingkat Pengangguran Terbuka
2 INDEK PEMERATAAN (IP)
1 Indeks Pemberdayaan Gender
2 Persentase Rumah Tangga dengan Luas Lantai Hunian ≥ 50 m2
3 Persentase Rumah Tangga dengan Lantai Bukan Tanah
4 Persentase Rumah Tangga dengan Dinding Tembok
5 Persentase Rumah Tangga dengan Atap Beton/Tembok
6 Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Kemasan/Isi Ulang
7 Persentase Rumah Tangga dengan Fasilitas BAB Sendiri
11. Dimensi Indeks Keberlanjutan (IK)
Kode Dimensi, Sub-Dimensi & Indikator
1 INDEK KEBERLANJUTA KEUANGAN (IKU)
1 Ruang Fiskal Daerah
2 Derajat Desentralisasi Fiskal
3 Rasio belanja pendidikan terhadap penduduk usia sekolah
4 Rasio belanja kesehatan terhadap total penduduk
2 INDEK KEBERLANJUTAN INFRASTRUKTUR (IKI)
1 Produktivitas Lahan Sawah
2 Ketersedian air bersih per kapita
3 Ketersediaan listrik per kapita
12. Indek pembangunan sosial-ekonomi adalah metode
perbandingan capaian kinerja pembangunan pada saat
ini (t) dengan tahun sebelumnya (t-i) dengan sederhana
dan akurat
Mengapa Menggunakan Indek?
min X max
∆X ∆W
∆Y
KODE DIMENSI, SUB-DIMENSI & INDIKATOR
Nilai Indikator Eksisting
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 INDEKS PERTUMBUHAN EKONOMI (IPE)
1 INDEKS INFLASI (II) 1,12 1,19 1,26 1,25 1,26 1,32
1 Deflator PDRB 1,11 1,17 1,23 1,24 1,26 1,31
2 Deflator Sektor Pertanian 1,17 1,26 1,38 1,49 1,53 1,59
3 Deflator Sektor Pertambangan 1,18 1,31 1,34 0,97 0,82 0,94
4 Deflator Sektor Industri 1,11 1,15 1,21 1,26 1,28 1,32
5 Deflator Sektor Konstruksi 1,07 1,13 1,23 1,28 1,34 1,38
6 Deflator Sektor Perdagangan 1,09 1,14 1,19 1,25 1,32 1,36
2 INDEK AKTIVITAS EKONOMI (IAE)
1 Pertumbuhan PDRB harga konstan 6,92 6,05 7,04 6,61 5,49 5,83
2 PDRB perkapita harga konstan (juta) 55.5 58.2 61.5 64.8 67.6 70.7
3 Pertumbuhan PDRB riil per kapita 9,97 9,56 11,49 6,26 5,76 8,74
4 Pertumbuhan Sektor Pertanian 5,20 5,42 5,18 6,07 6,25 4,46
5 Pertumbuhan Sektor Industri 6,64 7,58 6,98 5,62 4,21 5,31
6 Kontribusi Sektor Industri 49,39 48,85 48,82 48,38 47,78 47,54
7 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,32 6,27 4,59 11,58 5,52 7,34
8 Pertumbuhan Ekspor 5,12 6,15 3,60 3,70 4,42 6,69
Tahap I:
Normalisasi indikator dengan
menggunakan metode re-scale
seperti yang diilustrasikan dibawah ini
𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑆𝑑 =
∆𝑋
∆𝑌
*10
untuk nilai score yang
semakin tinggi
mengindikasikan kinerja
yang semakin baik
untuk nilai score yang
semakin tinggi
mengindikasikan kinerja
yang semakin buruk
𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑆𝑑 =
∆𝑊
∆𝑌
*10
0 ≤ 𝑆𝑑 ≤ 10
Nilai Score antara 0 dan 10
13. Tahap II:
Menghitung indek dengan asumsi semua
indikator memiliki bobot yang sama
Ket:
I adalah nilai indek pada sub demensi (d),
S adalah nilai score pada sub demensi (d),
n adalah jumlah indikator
Perhitungan Indek (2)
𝐼𝑑 =
1
𝑛
𝑑=1
𝑛
𝑆𝑑
Makna nilai indek
0 4 7 10
Kurang
memuaskan Memuaskan
Sangat
memuaskan
KODE DIMENSI, SUB-DIMENSI & INDIKATOR
Re-Scale Indikator (SCORE)
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
INDEKS PEMBANGUNAN INKLUSIF 4,4 4,3 4,7 5,3 5,0 4,8 5,4
1 INDEKS PERTUMBUHAN EKONOMI (IPE) 6,2 5,3 5,0 5,5 4,2 3,6 3,5
1 INDEKS INFLASI (II) 8,9 6,9 4,8 4,7 4,1 2,5 0,8
1 Deflator PDRB 10,0 7,9 5,3 4,9 4,1 2,1 0,0
2 Deflator Sektor Pertanian 10,0 8,1 5,7 3,6 2,7 1,5 0,0
3 Deflator Sektor Pertambangan 3,2 0,6 0,0 7,1 10,0 7,7 4,9
4 Deflator Sektor Industri 10,0 8,7 5,9 4,0 3,1 1,7 0,0
5 Deflator Sektor Konstruksi 10,0 8,0 5,1 3,5 1,6 0,3 0,0
6 Deflator Sektor Perdagangan 10,0 8,4 7,0 5,1 3,1 1,7 0,0
2 INDEK AKTIVITAS EKONOMI (IAE) 5,3 4,6 5,4 6,7 3,3 4,5 4,5
1 Pertumbuhan PDRB harga konstan 9,2 3,6 10,0 7,2 0,0 2,2 3,1
2 PDRB perkapita harga konstan 0,0 1,4 3,2 5,0 6,5 8,2 10,0
3 Pertumbuhan PDRB riil per kapita 8,5 2,8 10,0 7,1 0,0 2,4 3,5
4 Pertumbuhan Sektor Pertanian 8,8 9,0 8,8 9,8 10,0 7,9 0,0
5 Pertumbuhan Sektor Industri 7,2 10,0 8,2 4,2 0,0 3,3 6,7
6 Kontribusi Sektor Industri 2,6 2,0 3,0 10,0 6,6 1,2 0,0
7 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,5 2,4 0,0 10,0 1,3 3,9 2,9
8 Pertumbuhan Ekspor 3,5 5,9 0,0 0,2 1,9 7,2 10,0
0 ≤ 𝑆𝑑 ≤ 10
Nilai Score antara 0 dan 10
19. Penutup
Kinerja untuk mewujudkan pembangunan inklusif cenderung konstan. Terdapat
tiga bidang kinerja pembangunan yang berperan, yaitu:
1. Melemahnya kinerja pertumbuhan ekonomi Gresik, khususnya pada aspek
pengendalian inflasi, namun hal ini bukan merupakan otoritas Pemerintah
Kab. Gresik.
2. Meningkatnya kinerja penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan
pendapatan
3. Kinerja penguatan keberlanjutan Ekonomi meningkat secara lambat, dimana
keberlanjutan keuangan daerah cenderung meningkat lambat, dan
infrastruktur cenderung turun
Dengan demikian, strategi yang memprioritaskan belanja pada pembanguanan
sumber daya manusia dapat menghindarkan penurunan kinerja pembanguan
inklusif di Kab. Gresik