Dokumen tersebut membahas tentang hakikat ilmu dan ilmuan menurut pandangan filsafat ilmu dan filsafat ilmu Islam. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa filsafat ilmu melihat ilmu sebagai pengetahuan yang diperoleh secara empiris dan rasional tanpa unsur keagamaan, sedangkan filsafat ilmu Islam melihat ilmu sebagai pengetahuan yang sumbernya dari Allah dan harus sejalan dengan ajaran agama.
2. FILSAFAT ILMU
Filsafat memiliki ciri-ciri,
diantaranya menyeluruh,
mendasar, dan spekulatif.
Filsafat ilmu pada hakikatnya
merupakan cabang filsafat
yang mencoba mengkaji ilmu
pengetahuan berdasarkan ciri
dan cara perolehannya (Idris
et all, 2016)
definisi Ciri-ciri
3. Keterkaitan Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan
Setiap ilmu
pengetahuan memiliki
objek dan pokok
permasalahan
Filsafat memberikan
dasar umum untuk
merumuskan ilmu
pengetahuan.
Filsafat memberikan
dasar berupa sifat-sifat
ilmu dari setiap ilmu
pengetahuan, sehingga
keduanya saling
berkiatan terutama ilmu
pengetahuan yang
terikat dan tidak bisa
meninggalkan esensi
filsafat seutuhnya.
Filsafat juga
memberikan metode
penemuan dan
pemecahan persoalan
bagi setiap ilmu
pengetahuan.
4. Pentingnya Keilmuan
Ilmu hanya dapat berkembang dengan dorongan
filsafat ilmu, sehingga jika ilmu tidak dapat lagi
menjawab tantangan dalam setiap disiplin ilmunya
maka sudah sepatutnya menyibak kembali makna
dan esensi filsafat sebagai induk dari segala ilmu
pengetahuan. Kontribusi filsafat ilmu cukup
signifikan dalam menjadikan ilmu sebagai salah
satu instrumen intelektual terutama dalam
mewujudkan context of discovery, bukan sekedar
context of justification yang stagnan. Dengan
keberadaan filsafat itulah maka ilmu dapat benar-
benar membuka diri sehingga dapat merespon
keragaman sehingga dapat terintegrasi delam
berbagai aspek kehidupan manusia, utamanya
menghadapi perosalan dengan memperhatikan
sistem nilai yang telah disepakati.
5. Ayat Yang Dikemukakan Sebagai Contoh Untuk Landasan Argumentasi Sebagaimana
Masalah Berpikir Merupakan Bagian Langsung Perintas Ajaran Agama Islam
7. HAKIKAT FILSAFAT
o Jujun S. Suriasumantri menyatakan pengetahuan dimulai
dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-
ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya.
o Poedjawiyatna mendefinisikan filsafat sebagai sejenis
pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
o Hasbullah Bakry, mengatakan bahwa Filsafat ialah sejenis
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengaan
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagamana
hakikatnya sejauh yang dapat di capai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu
8. Hakikat Ilmu Dan Keilmuan
Aspek aspek filsafat science sekunder
a) Dari pandangan tentang sumber pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan ilmiah manusia
mengenai realitas yang diperoleh dari beberapa kemungkinan sumber, yakni indra, akal,
intuisi atau orang orang yang memiliki otoritas keilmuan tertentu.
b) Sudut pandang ontology “ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang hanya berkenan dengan
obyek-obyek empiris dan entitas rasional
c) Dari sudut pandangan epistemology, “ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang harus
diperoleh melalui metode ilmiah yang mewujudkan prinsip-prinsip empiris dan
rasionalisme.
d) Dari wujud pandang aksikologi “ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dalam proses dan
pernyataannya harus bebas dari nilai nilai selain dari nilai nilai ilmiah itu sendiri
9. Dengan cara yang sama dari filsafat ilmu islam kita bisa menurunkan
pengertian bahwa:
• Dari sudut pandang sumber pengetahuan ilmu adalah “pengetahuan ilmiah
manusia mengenai realitas yang sumbernya hanya Allah SWT
• Dari sudut pandang ontology, ilmu adalah “pengetahuan ilmiah manusia
mengenai realitas , baik realitas syahadamaupun realitas gaib
• Dari sudut pandang epistemology, ilmu adalah”pengetahuan ilmiah manusia
yang diperoleh dengan melalui manfaat petunjuk (Al Quran) sumber ilmu
melalui pelaksanaan metode ilmiah yang secara relevan mengaktualkan
potensi internal berupa ilmiah yang secara relevan mengaktualkan potensi
internal berupa indra, fuad, aql dan lubb serta potensi eksternal yaitu ahl al
zikr”
• Dari sudut pandang eksikologi, ilmu adalah “pengetahuan ilmiah yang
melalui proses pernyataan, Bahasa, dan penggunaannya mengakomodir
secara relevan dan proporsional nilai nilai ilmiah, tauhid, syar’I dan akhlaq
10. • Dua pengertian mengenai ilmu diatas jelas memiliki
perbedaan yang sangat mendasar. Pada intinya
perbedaan tersebut sangat mendasar karena terletak
dimensi keimanan dalam ilmu
• Dalam pandangan islami , dimensi keimanan adalah
dimensi yang inhearent dengan ilmu yang di tunjukan
oleh digunakannya lindasan ke Tuhanan dan pandangn
mengenai hierarki realitas mulai dari tingkat syahadah
(fisik) hingga gaib.itu sebabnya konsep ilmu dalam
islam tetap terpijak pada kesadaran ke Tuhanan dan
kesadara akhlaqi dan kesadaran eskatologis (ukhrawi)
11. • Karena dimensi keimanan itu bagian tak terpisahkan dalam konsep
keilmuan islami, maka implikasi tuntutannya ialah menggunakan wawasan
keimanan dalam proses keilmuan. Bukti konkrit dari penggunaan
wawasan keimanan tersebut dalam keilmuan, harus terlubat dalam
ekspresi keilmuan setiap ilmuan yang menggunakan paradigmanya, baik
dalam sikap maupun pernyataan ilmiah.
• Perbedaan pandangan islami, filsafat science sekunder justru dengan
mempertimbangkan demi keilmiahan pengetahuan memandang harus
melepas diri dari wawasan keimanan tersebut. Sejak langkah awal proses
keilmuannya memang telah meletakkan pandangan mengenai sumber
ilmu yang tidak ada hubunganya dengan tuhan.
13. Ilmuan Menurut Filsafat Science Sekunder
1. Mereka berpandangan bahwa sumber ilmu
adalah manusia sendiri, dan kerena itu dalam
proses berilmu mereka hanya menggunakan
potensi yang ada pada manusia belaka untuk
membangun ilmu pengetahuan.
2. Mereka yang dalam konteks ilmu memandang
pengetahuan ilmiah hanya berkenaan dengan
realitas empiric dan sesuai yang dapat dipahami
dengan rasio, hingga pengetahuan ilmiah hanyalah
berkenaan dengan obyek yang demikian itu.
3. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks
ilmu berpandangan bahwa pengetahuan ilmiah
hanya mungkin diwujudkan secara absah dan
benar melalui penggunaan metode ilmiah
science modern, yaitu metode metode ilmiah
empiris dan rasionalisme
4. Ilmu adalah mereka yang dalam konteks ilmu
berpandangan bahwa nilai nilai ilmiah adalah nilai
nilai otonom pengetahuan ilmiah, dan nilai nilai lain
di luarnya, misalnya nilai moral bukanlah nilai nilai
ilmiah. Karena itu, nilai luar ilmiah tersebut,
dipandang tidak boleh diikut sertakan dalam
pernyataan ilmiah.
Filsafat science modern tidak pernah di temukan suatu pembicaraan khusus mengenai ilmuan. Namun bisa kita bertitik tolak dari
pandangan filsafat keilmuannya, sebenarnya bisa kita merekonstruksi pandangan filsafat science sekunder tentang siapa yang mereka
kategorikan sebagai ilmuan. Karena itu, dapat dikatakan bahwa ilmuan menurut filsafat science sekunder adalah:
14. Sama halnya denga penerapan kriteria
ilmuan menurut filsafat science modern,
ilmuan menurut filsafat ilmu islam juga
dapat dipahami berdasarkan pandangan
keilmuannya yang dibentuk oleh filsafat
ilmu islam sebagai berikut:
Ilmuan Menurut
Filsafat Ilmu Islam
15. 4. Ilmuan adalah mereka yang
berpandangan bahwa Allah adalah
sumber seluruh nilai, sehingga nilai
nilai ilmiah dan nilai nilai selainnya
sumber dari sumber yang satu yakni
Allah.
2. Ilmuan adalah mereka yang
dalam konteks keilmuan meletakkan
pandangannya terhadap obyek ilmu
sebagai ayat ayat Allah SWT (tanda
tanda adanya Allah dengan segala
sifat kemahaannya)
1. Ilmuan adalah mereka yang dalam konteks
keilmuan mengejawantahkan pandangnnya
mengenai Allah SWT sumber ilmu. Manusia
dipandang bukan sebagai sumber ilmu
melainkan penerima ilmu melalui pelaksanaan
petunjuk untuk memperoleh ilmu dari Allah
SWT yang terkandung dalam wahyunya
3. Ilmuan adalah mereka yang
dalam konteks keilmuan
berpandangan bahwa pengetahuan
ilmiah dapat diperoleh secara abash
dan benar berdasarkan petunjuk
Allah melalui alquran dan sunnah
rasulnya
16. Untuk memahami secara lebih mendasar mengenai seorang
ilmuan menurut ajaran islam, berikut ini dikemukakan ayat Al
Quran sebagai acuan:
Artinya:
Allah menyatakan bahwa tiada tuhan selain Dia,yang
menegakkan keadilan, para malaikat dan orang orang berilmu
(juga bersaksi demikian), tiada tuhan selain dia, yang maha
perkasa lagi maha bijaksana.
19. Sikap Ilmiah Etis Terhadap Tuhan
1. Seorang ilmuan muslim
senantiasa sadar (dalam hati)
dan menunjukkan kesadaran
(dalam prilaku) bahwa Allah
adalah sumber ilmu , sehingga
dalam kegiatan keilmuannya
baik dalam proses perolehan
ilmu , membahasakan ilmu
yang telah di perolehnya,
maupun pengenalkan ilmu, ia
senantiasa menunjukkan
kesadaran ketuhannya dengan
senantiasa berupaya
memperoleh petunjuk Allah.
2. Seorang ilmuan
muslim senantiasa
menunjukkn sikap
khasyah kepada Allah
dalam kehidupannya
sehari hari
20. Lanjutan….
3. Seorang ilmuan
muslim senantiasa
meletakkan nilai nilai
yang ditetapkan allah
sebagai acuan dalam
pemikiran dan sikapnya
4. Seorang ilmuan muslim
senantiasa sadar dan
menunjukkan
kesadarannya bahwa ilmu
Allah demikian luas dan
dikaruniakannya secara
spesifik pada hamba
hambanya secara berbeda
beda, sehingga ia tidak
merasa sebagai orang
paling berilmu dalam
segala hal
21. Sikap Ilmiah Etis Terhadap Diri Sendiri
Seorang ilmuan muslim
senantiasa memiliki rasa
percaya diri karena
tuhan telah
mengaruniainya potensi
dalam berilmu
Seorang ilmuan muslim
hanya senantiasa memilih
langkah langkah yang benar
untuk memperoleh sesuatu
bagi dirinya, dan
menghindari sikap dhalim
terhadap dirinya sendiri
22. Sikap Ilmiah Etis Terhadap Sesama Manusia
● Seorang ilmuan muslim senantiasa sadar akan potensi
pengetahuan dan kebenaran yang dikaruniakan Allah pada
orang lain, sehingga terhadap orang lain itu ia senantiasa
ingin saling tukar menukar dan saling menambah
pengetahuan.
● Seorang ilmuan muslim senantiasa menghargai keahlian
ilmuan lain dengan sikap selalu menyerahkan urusan pada
ahlinya
● Seorang ilmuan muslim tetap menghormati orang lain yang
tidak memiliki pengetahuan spesialis yang dimilikinya.
● Seorang ilmuan muslim senantiasa menghormati orang orang
yang berpengetahuan lebih tinggi dari dirinya
● Seorang ilmuan muslim tetap menghormati orang awam dan
selalu berusaha berkomunikasi dengan mereka dengan
Bahasa yang bisa mereka pahami
23. S
Seorang ilmuan muslim
senantiasa menyadari
bahwa selain manusia,
Allah juma mempunyai
makhluk lain, baik yang
berdimensi syahadah
maupun yang berdimensi
gaib
Seorang ilmuan muslim
menyadari dirinya sebagai
khalifah Allah, sehingga ia
mengelola alam fisik yang
diamanahkan kepadanya
dengan senantiasa menaati
hukum hukum yang
mengatur alam fisik itu
Seorang ilmuan muslim
senantiasa sadar adanya
malaikat dan setan yang
senantiasa melindunginya,
sehingga secara sadar ia
mengatur perilaku dirinya
dalam merespon kehadiran
malaikat dan setan.
Sikap Etis Terhadap Lingkungan
01 02 03