SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Jual beli dalam bahasa Arab disebut al-Bay’, yang secara
etimology berarti memiliki, membeli (arti sebaliknya), ada
juga yang mengatakan bahwa ia merupakan sebuah
ungkapan tentang ijab qobul ketika terjadi pertukaran antara
barang dengan barang atau barang dengan nilai tukarnya. [al-
Mathla’ hal. 255]
Ada juga yang mengartikan : “Pertukaran harta dengan
harta.” [Maqoyisul lughoh 1/327, Lisanul ‘Arob 8/23, al-
Mishbah 1/27]
Pengertian Jual Beli
‫االصطالح‬ ‫وفي‬:
‫عقد‬‫معاوضة‬‫ة‬ّ‫مالي‬‫تفيد‬‫ملك‬‫عين‬‫أو‬‫منفعة‬‫على‬
‫التأبيد‬‫ال‬‫على‬‫وجه‬‫القربة‬
‫وبعض‬‫الفقهاء‬‫يزيد‬‫بعض‬‫القيود‬،‫فمن‬‫ذلك‬‫تع‬‫ريف‬
‫ي‬‫الحجاو‬‫بأنه‬:‫مبادلة‬‫مال‬‫ولو‬‫في‬‫الذمة‬‫أو‬‫منفعة‬
‫مباحة‬‫بمثل‬‫أحدهما‬‫على‬‫التأبيد‬‫غير‬‫با‬‫ر‬‫وقرض‬)‫اإلقناع‬
2/5(
DEFINISI LAIN YANG SERUPA
”Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik yang satu kepada yang lain atas dasar saling
merelakan”; (Idris Ahmad, Fiqih Al-Syafi’iyah).
DASAR HUKUM
‫الربا‬ ‫مثل‬ ‫البيع‬ ‫انما‬ ‫قالوا‬ ‫بأنهم‬ ‫ذالك‬‫الربا‬ ‫حرم‬ ‫و‬ ‫البيع‬ ‫هللا‬ ‫وأحل‬
“Mereka mengatakan bahwa Jual Beli sama dengan Riba. Padahal Allah
menghalalkan Jual Beli dan mengharamkan Riba..” (Al Baqarah: 275)
Berdasarkan nash yang ada, para Ulama Fiqh mengatakan bahwa hukum
asal dari jual beli itu adalah mubah. Namun pada situasi tertentu, hukum
tersebut dapat berubah dengan memperhatikan maqashid syariah untuk
mewujudkan kemashlahatan umat.
RUKUN JUAL BELI:
1. Orang yang berakad (penjual dan pembeli);
2. Shighat (lafal ijab dan qabul);
3. Barang yang dibeli;
4. Nilai tukar pengganti barang.
SYARAT JUAL BELI:
Bagi yang berakad:
1. Saling ridha antara Penjual & Pembeli;
2. Orang yang diperkenankan secara syariat;
3. Memiliki hak penuh atas barang yang diakadkan.
Bagi barang yang diakadi:
1. Dapat diambil manfaatnya secara mutlak;
2. Dapat dikuasai;
3. Diketahui oleh yang berakad.
Rukun & Syarat Jual Beli
DEFINISI
Memilih yang terbaik dari dua perkara untuk melangsungkan atau membatalkan akad
jual beli.
KLASIFIKASI
1. Khiyar Majlis (pilihan majelis), bagi yang berjual beli mempunyai hak selama masih
di majelis;
2. Khiyar Syarat (pilihan bersyarat), masing-masing mensyaratkan adanya khiyar pada
saat akad atau sesudahnya dalam waktu tertentu;
3. Khiyar Ghabn (penipuan), pilihan melenjutkan transaksi atau tidak bagi orang yang
merasa tertipu karena diluar kebiasaan;
4. Khiyar Tadlis (barang cacat), pilihan yang disebabkan pada saat terjadi akad
kecacatan barang tidak dijelaskan bahkan cenderung ditutupi;
5. Khiyar Aib (tercela), pilihan yang disebabkan pada saat terjadi akad aib barang tidak
disampaikan;
6. Khiyar Takbir bitsaman (melebihkan kadar), menyampaikan khabar tidak sesuai
dengan hakikat barang baik jumlah, harga, atau kualitas;
7. Khiyar bisababi takhaluf (sebab berselisih), pilihan karena terjadi perselisihan dalam
hakikat barang baik jumlah, harga, atau kualitas;
8. Khiyar Ru’yah (pandangan), pilihan karena terjadi perubahan sifat barang dibanding
penglihatan sebelumnya.
Khiyar dalam Jual Beli
JUAl BELI
MURABAHAH SALAM ISTISHNA
MURABAHAH
SKEMA
MURABAHAH
Akad Penyediaan Barang berdasarkan prinsip jual
beli, dimana bank membelikan kebutuhan
barang nasabah (investasi/modal kerja) dan
bank menjual kembali kepada nasabah ditambah
dengan keuntungan yang disepakati
PRODUK
Bank Membeli
Mobil ke Show
Room/Dealer
Bank menjual mobil tsb kepada
Nasabah
2
3
4
Nasabah membayar
Secara cicilan
Harga Mobil :
Harga Beli Bank+labanya
Skema
Murabahah1
BANK
Syari’ah
1
Nasabah ingin mobil
Negosiasi dgn bank
Agustianto 03
Skema Murabahah
2. Bank Membeli
Mobil ke Dealer
Bank Menjual Mobil dgn
Harga Beli + Keuntungan
3
4. Nasabah membayar dengan cara cicilan
Bank
Syari’ah
Agustianto 03
Skema Murabahah
1.Negosiasi&Persyaratan
3. Bank Jual kembali
Rumah : Harga Beli+Untung
2. Beli rumah
4. Bayar Cicilan
Bank
Syari’ah
Agustianto 03
• Berdasarkan ketentuan dan skema tsb, akad
murabahah (pengikatan) dilaksanakan setelah
barang secara prinsip dimiliki oleh bank
• Bank tidak boleh melakukan pengikatan
(menjual barang kepada nasabah), sementara
barang tersebut velum dimiliki bank
BUNGA/RIBAJUAL-BELI MURABAHAHNo
Uang sbg objek, nasabah
berhutang uang
Barang sbg objek, nasabah berhu
tang karena membeli barang.
1
Sektor moneter dan riil terpisah,
tidak ada keharusan mengaitkan
sektor moneter dan riil
Sektor moneter terkait dengan
sektor riil, sehingga menyeNtuh
langsung sektor riil
2
Tidak mendorong percepatan
arus barang, karena tidak
mewajibkan adanya barang, tidak
mendorong produktifitas yang
pada akhirnya menciptakan
unemployment
Mendorong percepatan arus
barang, mendorong produktifitas
dan entrepreneurship, yang pada
gilirannya meningkatkan
employment
3
Pertukaran uang dengan uangPertukaran barang dengan uang4
Bunga berubah sesuai tingkat
bunga
Margin tidak berubah5
Tidak ada akad jual beli, tetapi
uang langsung sbg komoditas
Akad jual beli dan memenuhi
rukun jual beli
6
Terjadi compound interestBila macet, tidak ada bunga7
Landasan syariah
Al-Qur’an:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”. (Al-Baqarah:275)
Al-Hadis,
Dari Suhaib, bahwa Rasulullah SAW berdabda:
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan,
jual beli secara tangguh, Muqaradah (mudarabah)
dan memcampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (Riwayat Ibnu
Majah)
Bank Islam
‫البركة‬ ‫فيهن‬ ‫ثالثة‬:‫المقارضة‬
‫والبيع‬‫الى‬‫وخلطالبر‬ ‫اجل‬
‫للبيع‬ ‫ال‬ ‫للبيت‬ ‫باالشعير‬)‫ابن‬
‫ماجه‬(Sabda Rasulullah Saw :”Tiga macam mendapat barakah:
muqaradhah/ mudharabah, jual beli secara tangguh,
mencampur gandum dgn tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual (H.R.Ibnu Majah)
Agustianto 03
Rukun Murabahah
• 1. Pihak yang berakad:
a. Penjual
b. Pembeli
• 2. Objek yang diakadkan:
a. Barang yang diperjual belikan
b. Harga
• 3. Akad/sighot:
a. Serah (ijab)
b. Terima (qabul)
• 1. Pihak yang berakad :
a. Cakap hukum,
b. Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan
dipaksa/terpaksa/dibawah tekanan
• 2. Obyek yang diperjualbelikan:
a. Tidak termasuk yang diharamkan/
dilarang
b. Bermanfaat
c. Penyerahannya dari penjual ke pembeli
dapat dilakukan,
d. Merupakan hak milik penuh pihak yang
berakad
e. Sesuai spesifikasinya yang diterima
pembeli dan diserahkan penjual
SYARAT-SYARAT
MURABAHAH
3. Akad /sighot:
a. Harus jelas dan disebutkan secara
spesifik dengan siapa berakad
b. Antara ijab qabul (serah terima) harus
selaras baik dalam spesifikasi barang
maupun harga yang disepakati
c. Tidak mengandung klausul yang bersifat
menggantungkan keabsahan transaksi pada
hal / kejadian yang akan datang.
d. Tidak membatasi waktu, misal:saya jual ini
kepada anda untuk jangka waktu 12 bulan
setelah itu jadi milik saya kembali.
POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH
• Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah No. 23/DSN-MUI/III/2002
tanggal 28 Maret 2002
• Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan
pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari
waktu yang telah disepakati. Lembaga keuangan syariah boleh
memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut,
dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.
• Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan
kepada kebijakan dan pertimbangan Lembaga keuangan
syariah (LKS).
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah
menetapkan syarat untuk akad murabahah yang
diterapkan dalam perbankan syariah, di antaranya:
(1) Harus ada akad antara bank dan nasabah,
(2) Komoditas yang diperjualbelikan bukan barang
haram
(3) Bank membeli barang untuk nasabah atas nama
bank sendiri, kemudian menjual kembali kepada
nasabah sesuai harga beli ditambah margin.
(4).Apabila bank mendapat potongan dari pemasok,
maka harga beli yang diperhitungkan adalah
setelah adanya potongan tersebut,
(4)Bank dapat meminta uang muka kepada
nasabahyang dapat diperhitungkan sebagai
pembayaran cicilan utang nasabah kepada bank.
UANG MUKA DALAM MURABAHAH
• Sesuai fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000
• Dalam akad pembiayaan murabahah, LKS dibolehkan untuk meminta uang
muka apabila kedua belah pihak sepakat.
• Besarnya jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.
• Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan
ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut.
• Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta
tambahan kepada nasabah.
• Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus
mengembalikan kelebihannya kepada nasabah.
DISKON DALAM MURABAHAH
• Sesuai fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000.
• Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh
kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi
obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.
• Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang
diperlukan ditambah keuntungan sesuai kesepakatan.
• Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat diskon dari suplier, harga
sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena itu, diskon adalah hak
nasabah.
• Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut
dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad.
• Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjian dan
ditandatangani.
SANKSI NASABAH MAMPU YANG MENUNDA-NUNDA
PEMBAYARAN
• Sesuai fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000.
• Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada
nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan
disengaja.
• Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak
boleh dikenakan sanksi.
• Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai
kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
• Sanksi didasarkan pada prinsip ta’sir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin
dalam melaksanakan kewajibannya.
• Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar
kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani.
• Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial.
• PBI no 7/46/PBI/2005.tentang standarisasi akad.
“Dalam hal bank mewakilkan kepada nasabah untuk
membeli barang, maka akad murabahah harus
dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik
bank”.
• Akad Wakalah harus dibuat terpisah dengan
murabahah
• Yang dimaksud secara prinsip barang milik bank
dalam wakalah, adalah adanya aliran dana yang
ditujukan kepada pemasok barang atau dibuktikan
dengan kuitansi
• Selama ini, bank syariah mencairkan dana
setelah akad murabahah ditandatangani
• Sekarang bank syariah harus mencairkan dana
untuk membeli barang sebelum akad
murabahah ditandatangani.
SALAM
(IN-FRONT PAYMENT SALE)
Pengertian Etimologis :
• Secara etimologi, salam adalah salaf (pen-
dahulu-an) = sesuatu yang didahulukan.
• Dalam konteks ini, jual beli salam/salaf ; di
mana harga/uangnya didahulukan, sedangkan
barangnya diserahkan kemudian.
S A L A M
Akad salam adalah Akad pembelian suatu hasil
produksi (komoditi) untuk pengiriman yang
ditangguhkan dengan pembayaran segera
sesuai dengan persyaratan tertentu
atau
“Penjualan suatu komoditi untuk pengiriman yang
ditangguhkan dengan pembayaran segera/di
muka”
Pesan barang
Bayar dimuka
Barang dikirim kemudian
SKEMAPRODUK
Dalil Syariah Jual Beli Salam
• Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 282:
ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫د‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫آ‬َ‫ي‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬‫ا‬َ‫ف‬ ‫ى‬‫ى‬‫م‬ََُ‫م‬ ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬ُُ ْ‫و‬ُ‫ب‬ ...
• "Hai orang yang beriman! Jika kamu
bermu'amalah tidak secara tunai sampai
waktu tertentu, buatlah secara tertulis...".
2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
ِ‫د‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ف‬ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬ …
• “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-
akad itu….”
3. Hadits Nabi Muhammad Saw
َّ‫َن‬‫أ‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫د‬ُْ‫اْل‬ ٍ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ِْ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫آل‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬
َ‫ال‬َ‫ق‬:، ٍ‫اض‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َِِ‫ّن‬ِ‫إ‬(‫ما‬ ‫ابن‬‫و‬ ‫البيهقي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬‫حبان‬ ‫ابن‬ ‫وصححه‬ ‫جه‬ )
• “Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah
SAW bersabda, ‘Sesungguhnya jual beli itu
harus dilakukan suka sama suka.’” (HR. al-
Baihaqi dan Ibnu Majah, serta dinilai shahih
oleh Ibnu Hibban).
Hadis riwayat Bukhari dari Ibn 'Abbas, Nabi bersabda:
ٍ‫ن‬ْ‫ز‬َ‫و‬َ‫و‬ ٍ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ك‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ِف‬ َ‫ف‬َ‫ل‬ْ‫َس‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ٍ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ل‬َ‫َج‬‫أ‬ ََِ‫إ‬ ٍ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ .
• "Barang siapa melakukan salaf (salam), hendaknya ia
melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan
yang jelas, untuk jangka waktu yang diketahui" (HR.
Bukhari, Sahih al-Bukhari [Beirut: Dar al-Fikr, 1955],
jilid 2, h. 36).
• Hadis Nabi riwayat jama’ah:
• ‫ْم‬‫ل‬ُ‫ظ‬ ِ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ْل‬‫ط‬َ‫…م‬
• “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh
orang mampu adalah suatu kezaliman…”
Hadis Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibu Majah,
dan Ahmad:
• ُ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫ع‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ض‬ْ‫ر‬ِ‫ع‬ ُّ‫ل‬ُِ‫ُي‬ ِ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ َُّ‫.َل‬
• “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh
orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian
sanksi kepadanya.”
Pembeli
Barang
Ijab
qabul
Penjual
Harga
Rukun
Salam
Rukun
salam
Muslim
Muslam
Fih
Akad
salam
Muslam
ilaih
Ra’sul
mal
Rukun
Salam
Muslim
Muslam
Fih
Akad
salam
Muslam
ilaih
Ra’sul
mal
Rukun
Salam
Bank
(Pembeli)
Petani
(Penjual)
Hasil
Produksi
Kontrak
Salam
Konsep Dasar Ba’i Salam
Bank membeli secara tunai
Barang diserahkan kemudian/secara tangguh
Petani
Bank Islam membeli 5 ton padi, seharga Rp 5 juta secara tunai/cash,
Sedangkan padinya diserahkan 4 bulan yang akan datang
Contoh :
‫السلم‬ ‫بيع‬
Bank
Muamalat
Transaksi Jual beli di mana barang belum diserahkan
(belum ada), Sedangkan pembayaran dilakukan di
muka (secara tunai). Ini disebut juga jual-beli pesanan
Salam Paralel
Bank menjual beras kepada Bulog
Rekanan nasabah (bulog/grosir) serahkan dana cash
setelah ada berasnya
Bank
Muamalat
Bank Membeli beras secara tunai kepada petani,
Sedangkan padi diserahkan 4 bulan depan
Bulog atau
Grosir
Bank Islam membeli beras 10 ton, Rp 20 juta, lalu menjualnya
kepada Bulog atau grosir seharga Rp 21 juta.
Rekanan ini bisa direko
menkendasi Petani
1
2
3
Dalam Ba’i Salam Harus Jelas : 1. Kualitas (Jenis) 2. Kuantitas
2. Harga, 3. Waktu Penyerahan
Beda Salam dan Ijon
No ASPEK IJON SALAM
1 Jenis, Macam Tidak Jelas Jelas
2 Ukuran Tidak Jelas Jelas
3 Mutu Tidak Jelas Jelas
4 Jumlah Tidak Jelas Jelas
5 Harga Tidak Jelas Jelas
6 Waktu Delivery Tidak Jelas Jelas
Bank Islam membeli beras R36 sebanyak 5 ton dengan harga
Rp 10 Juta. Maka kewajiban petani adalah memberikan beras
sebanyak 5 ton pada 4 bulan depan
Jika terjadi kelebihan produksi sampai 7 ton, maka sisa yang 2 ton
Itu mnjadi hak petani, bukan milik bank Islam.
Begitu pula sebaliknya, jika produksi hanya 4 ton saja, maka
Petani wajib mencarikan 1 ton lagi.
Di dalam Ijon, hasil produksi yang 7 ton di atas,
semua menjadi milik Tengkulak. Dan seringkali
para tengkulak melakukan penekanan kepada petani,
khususnya dalam masalah penentuan harga
KETENTUAN PEMBIAYAAN
BAI AS-SALAM
SESUAI FATWA DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000 TGL. 1 April 2000
KETENTUAN PEMBAYARAN UANG CASH:
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik
berupa uang, barang atau manfaat.
2. Dilakukan saat kontrak disepakati (in advance)
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk ibra’ (pembebasan
hutang)
Contoh No 3 : Pembeli mengatakan kepada Petani (Penjual),
”Saya beli padi anda sebanyak 5 ton dengan harga Rp 10 juta.
Pembayarannya/ uangnya adalah anda saya bebaskan membayar hutang anda
yang dulu (sebesar Rp 10 juta).
(Pada kasus ini petani memang memiliki hutang yang belum terbayar
kepada pembeli, sebelum terjadinya akad salam tersebut)
• KETENTUAN BARANG :
1. Harus Jelas ciri-cirinya/spesifikasi dan dapat diakui sebagai hutang
2. Penyerahan dilakukan kemudian
3. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
4. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum barang tersebut
diterimanya (qabadh). Ini prinsip dasar jual beli
5. Tidak boleh menukar barang, kecualai dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan.
KETENTUAN PEMBIAYAAN
BAI AS-SALAM
SESUAI FATWA DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000 TGL. 1 April 2000
• PENYERAHAN BARANG SEBELUM ATAU TEPAT WAKTU :
– Penjual wajib menyerahkan barang tepat waktu dgn kualitas &
kuantitas yang disepakati.
– Bila penjual menyerahkan barang, dengan kualitas yang lebih tinggi,
penjual tidak boleh meminta tambahan harga
– Jika penjual menyerahkan barang dgn kualitas lebih rendah, dan
pembeli rela menerimanya, maka pembeli tidak boleh meminta
pengurangan harga (diskon).
– Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
disepakati dengan syarat : kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesekapatan dan tidak boleh menuntut tambahan harga.
-Jika semua/sebagian barang tidak tersedia tepat pada waktu penyerahan atau
kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka pembeli
memiliki 2 pilihan :
1. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uang.
2. Menunggu sampai barang tersedia.
• PEMBATALAN KONTRAK :
Pembatalan boleh dilakukan selama tidak merugikan kedua belah pihak.
 Perselisihan :
Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka persoalannya
diselesaikan melalui pengadilan Agama sesuai dengan UU No 3/2006
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Para pihak dapat juga memilih BASYARNAS dalam penyelesaian
sengketa.Tetapi jika lembaga ini yang dipilih dan disepakatyi sejak awal,
maka tertutup lah peranan PA.
SALAM PARALEL
Dibolehkan melakukan salam paralel dengan syarat
• Akad kedua terpisah dari akad pertama
• Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM PARALEL
di Bank Syariah (Model 1)
1
3
Pemesanan
Barang (beras)
Oleh Bank dgn
Bayaran tunai
(Terjadi akad
Salam 1)
PRODUSEN (Petani
2 Bayar cash di awal
Pada waktu akad Dilakukan akad
Salam kedua
Bolug or
Grosir
4
Bayar
cash
5
Serahkan barang
Bank Islam
Kasus ini sulit terjadi secara realita, karena Bulog/Grosir tidak akan mau
Mendahulukan uangnya ke bank selama 4 bulan, setelah itu baru mendapatkan barang
SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM PARALEL
di Bank Syariah (Model 1)
1
3
Pemesanan
Barang (beras)
Oleh Bank dgn
Bayaran tunai
(Terjadi akad
Salam 1)
PRODUSEN (Petani
2 Bayar cash di awal
Pada waktu akad Dilakukan akad
Salam kedua
Bolug or
Grosir
4
Bayar
cash
5
Serahkan barang
Bank Islam
Dalam Kasus ini Bank Islam menjual suatu barang yang belum qabadh/belum
diterimanya, sedangkan penyerahan uang secara cash.
Salam dan qabath dalam 3 hari
Bolehkah Kali bi Kali dalam salam
paralel?
Pertanynaannya, “Bagaimana jika bulog
(nasabah 2), melakukan akad salam dgn bank, di
mana uang bayarannya diserahkan belakangan,
yakni pada saat barang (beras) itu diterimanya?
sehingga pada akad tersebut penyerahan barang
dilakukan belakanga dan uangnya juga dilakukan
belakangan?. Bolehkah?
Menurut hadits saw, hal tersebut dilarang karena ia praktek jual beli kali bi kali.
Namun dalam kasus ini dibenarkan, karena alasan istihsan. Tujuan Bulog dalam jual beli
ini bukanlah untuk kegiatan spekulasi dan tidak membuka jalan bagi spekulasi. Dan bay
kali bi kali tsb, harus dibatasi tahapan kedua ini. Maka bolog tidak boleh lagi melakukan
bay salam ketiga, dst.
Muslim
(Bank)
Muslam
Fih
Akad
salam
Muslam
Ilaih
(Petani)
Harga
Rukun
Salam
Dalam salam paralel bank bertindak sebagai :
1. Pembeli (Muslim) kepada petani
2. Penjual (Muslam Ilaih) kepada Bulog
Dalam salam paralel, Bulog
Sebagai muslam ilaih 2
Muslim
(Bulog)
Muslam
Fih
Akad
salam
Muslam
Ilaih
(Bank)
Harga
Rukun
Salam
P
E
N
J
U
A
L
Membeli
Membeli
Istihsan
• Di Indoneia Seluruh transaksi jual beli dikenakan pajak
(PPn), kecuali pada jual beli murabahah di LKS atas
dasar istihsan, yakni pengecualian dari umum.
• Pengecualian ini harus dilakukan karena jual beli
murabahah di bank berbeda dengan jual beli biasa
bukan bank. Jual Beli di bank Islam bentuknya adalah
pembiayaan (kredit) pada bank konvensional
• Bank Islam dalam hal ini berfungsi sebagai lembaga
intermediasi, sebagaimana bank pada umumnya. Maka
tidak perlu ada pajak PPn, sebagaimana BK tanpa PPn
• Harga pembelian beras/padi dari petani harus
jelas, demikian pula harga penjualan kepada
nasabah/bulog juga harus jelas dicantumkan
dalam masing-masing akad, baik akad salam
pertama maupun akad salam kedua
• Nasabah (bolog) tidak perlu mengetahui harga
pembelian bank kepada petani.
SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM
dan Bay’ (M0del akad 2)
1
3
Pemesanan
Barang (beras)
Oleh Bank dgn
Bayaran tunai
(Terjadi akad
Salam )
PRODUSEN (Petani
2 Bayar cash di awal
Pada waktu akad
Beras dijual bank
Kpd bulog secara
Cash’ jadi akadnya
Bay’
Bolug or
Grosir
4
bayar
5
Serahkan barang
Bank Islam
Dalam akad ini, tidak ada lagi salam paralel, tetapi salam dan bay’ biasa.
Bay dilakukan untuk ihtiyath (hati-hati),yaitu menghindari bay’ kali-bi kali
SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM
dan Bay’ Murabahah (Model akad 3)
1
3
Pemesanan
Barang (beras)
Oleh Bank dgn
Bayaran tunai
(Terjadi akad
Salam 1)
PRODUSEN (Petani
2 Bayar cash di awal
Pada waktu akad Beras dijual secara
Murabahah kpd bulog
Grosir
4
Bayar
Secara
Cicilan or
cash
5
Serahkan barang
Bank Islam
Alternatif Akad salam paralel, tetapi sulit
terjadinya…
4.KIRIM PESANAN
PRODUSEN NASABAH
2. PEMESANAN 3. KIRIM 2. BAYAR 1. NEGOSIASI
BARANG NASABAH DOKUMEN Cash PESANAN DGN
& BAYAR TUNAI KRITERIA
BANK ISLAM
12
Grosir
Alternatif Akad salam paralel yang mungkin
terjadi…Grosir mana yang mau?
4.KIRIM PESANAN
PRODUSEN NASABAH
2. PEMESANAN 3. KIRIM 5. BAYAR 1. NEGOSIASI
BARANG NASABAH DOKUMEN PESANAN DGN
& BAYAR TUNAI KRITERIA
BANK ISLAM
12
Grosir
Praktik
Kali
Bi Kali
ISTISHNA’
(PURCHASE BY ORDER/MANUFACTURE)
• Secara etimologi istishna’ berarti minta
dibuatkan.
• Secara terminologi berarti , “suatu kontrak jual
beli antara pembeli (mustasni’) dan penjual
(shani’) di mana pembeli memesan barang
(mashnu’) dengan kriteria yang jelas dan
harganya dapat diserahkan secara bertahap”.
• Menurut ulama fiqh, istishna’ sama dengan
salam dari segi obyek pesanannya yaitu sama-
sama harus dipesan terlebih dahulu dengan
ciri-ciri/kriteria khusus
• Perbedaannya ; pembayaran salam di awal
sekaligus, sedangkan pembayaran istisna’
dapat di awal, di tengah maupun di akhir.
• Bai’Al-Istishna’ ialah kontrak penjualan antara
mustashni’ (pembeli) dan shani’(supplier), dengan cara
pemesanan pembuatan barang, seperti bangunan, jalan
raya, pakaian, furniture, sepatu, dsb. Kedua belah pihak
sepakat atas harga serta sistim pembayaran. Apakah
pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan atau
ditangguhkan pada masa yang akan datang.(Wahbah Az-
Zuhayli)
• Menurut rumusan fatwa DSN MUI Istisna’ ialah ”akad
jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan/pembeli (mustashni’) dan
penjual/pembuat (shani’)
BAI AL-ISTISHNA’ MENURUT WAHBAH
AZ-ZUHAYLIY
Dasar Hukum Bai’Al-Istishna
• Al Qur’an
“Hai orang –orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya…. ….” (Al Baqarah:282)
• Al Hadits
Dari Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda :
”Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli
secara tangguh, muqarradhah(mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.” (hr Ibnu Majah)
‫البركة‬ ‫فيهن‬ ‫ثالثة‬:‫والبيع‬ ‫المقارضة‬‫الى‬‫باالشعي‬ ‫البر‬ ‫وخلط‬ ‫اجل‬‫ر‬
‫للبيع‬ ‫ال‬ ‫للبيت‬)‫ماجه‬ ‫ابن‬(
• Hadits Nabi Muhammad Saw : “Pendapatan
yang paling afdhal adalah hasil karya tangan
seseorang dan jual beli yang mambrur”.
(H.R.Ahmad, Abu Zar dan Thabrani).
‫مبرور‬ ‫بيع‬ ‫كل‬ ‫و‬ ‫بيده‬ ‫الرجل‬ ‫عمل‬
‫األفضل‬ ‫كسب‬
Sabda Nabi
Muhamad
Saw
‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫حدث‬ ‫اذا‬ ‫الذين‬ ‫التجار‬ ‫كسب‬ ‫الكسب‬ ‫أطيب‬ ‫ان‬
‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يخون‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫ائتمن‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يخلف‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫وعد‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يكذب‬‫اذا‬
‫عليهم‬ ‫كان‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يمدح‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫باع‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يذم‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫اشتر‬
‫ا‬‫و‬‫يعسر‬ ‫لم‬ ‫لهم‬ ‫كان‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يمطل‬ ‫لم‬[1 ]
[1] Muhammad Ali As-Sayis, Tafsir Ayat al-Ahkam, Juz
2, tp, tt, hlm 86.
Sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan (jual-beli), yakni
Apabila mereka berbicara tidak dusta, apabila berjanji tidak mengingkari,
Apabila diberi amanah tidak berkhianat, apabila membeli tidak mencela,
Apabila menjual tidak memuji-muji barang jualannya, apabila berhutang
tidak melambatkan pembayaran, dan apabila berpiutang tidak mempersulit
(mendesak-desak/memaksa agar cepat ditunaikan dan diselesaikan)
Hadits Riwayat Tarmizi
‫ح‬ْ‫ل‬ُ‫ص‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬ ٌ‫ز‬ِ‫ائ‬َ‫ج‬ ُ‫ح‬ْ‫ل‬ُّ‫لص‬َ‫ا‬‫ا‬‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ َّ‫ل‬َ‫َح‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ال‬َ‫ال‬َ‫ح‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ا‬
َّ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ا‬‫ط‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫وط‬ُ‫ر‬ُ‫ش‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬‫ا‬‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ َّ‫ل‬َ‫َح‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ال‬َ‫ال‬َ‫ح‬ َ‫م‬(‫اه‬‫و‬‫ر‬
‫عوف‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬ ‫عن‬ ‫الرتمذي‬).
• “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmizi dari ‘Amr bin
‘Auf).
• Pendapat Ulama
Menurut mazhab Hanafi, Bai’ al-istishna’ dibenarkan atas
dasar/ dalil istihsan
Selain dalil Istihsan, istisna’ juga dapat diterima
dengan dalil ‘urf
Mazhab Hanafi menyetujui kontrak Istishna’
atas dasar Istihsan karena alasan berikut :
1. Masyarakat telah mempraktekkan Bai’ Al -
Istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa
keberatan sama sekali. Hal ini menjadikan al-
istishna’ sebagai kasus Ijma atau konsensus
secara umum.
2. Dalam syariah dimungkinkan adanya
penyimpangan terhadap qiyas berdasarkan
ijma’ ulama
3.Keberadaan Bai’ Al Istishna’ didasarkan atas kebutuhan
masyarakat. Banyak orang membutuhkan barang yang
tidak ada dipasar sehingga mereka cenderung
melakukan kontrak agar orang lain membuatkan
barang untuk mereka
4.Bai’ Al Istishna’ sah sesuai dengan aturan umum
mengenai kebolehan kontrak selama tidak
bertentangan dengan nash aturan syariah.
Dari Istihsan mengkristal menjadi
ijma’
• Masyarakat telah mempraktekkan Bai’ Al -
Istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa ada
keberatan sama sekali dari para ulama sepanjang
sejarah. Hal ini menjadikan al-istishna’ sebagai
kasus Ijma dewasa ini atau menjadi konsensus
secara umum.
Rukun Bai’Al-Istishna’ :
1. Mustashni’ (pembeli)
2. Shani’(Penjual)
3. Mashnu’ (Barang)
4. Tsaman (Harga)
5. Shighat (Ijab Kabul)
Mustashni
Mashnu’ Akad
Shani’
Harga
Rukun
Salam
Rukun
Istishna’
Pembeli
(bank)
Penjual/
Produsen/
Pembuat barang
Barang
Yang dipesan
Pembeli
Barang
Ijab
qabul
Penjual
Harga
Rukun
Salam
Rukun
Istishna’
Syarat Bai’Al-Istishna’
1. Kedua belah pihak yang bertransaksi berakal, cakap hukum
dan mempunyai kekuasaan untuk melakukan jual beli
2. Ridha/kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji.
3. Shani’ menyatakan kesanggupan untuk membuat barang itu
4. Apabila bahan baku berasal dari Mushtasni’, maka akad ini
bukan lagi Istishna’,tetapi berubah menjadi Ijarah
5. Apabila isi akad mensyaratkan shani’ hanya bekerja saja,
maka akad ini juga bukan lagi Istishna’,tetapi berubah
menjadi Ijarah
6. Manshnu’ (barang yang dipesan) mempunyai kriteria yang
jelas seperti jenis, ukuran(tipe), mutu dan jumlahnya.
7. Barang yang dipesan tidak termasuk kategori yang dilarang
syara’ (najis, haram /tidak jelas)atau menimbulkan
kemudharatan (menimbulkan maksiat)
Istishna’ Pararel
• Pada awalnya bahan baku yang dipesan berasal dari si
pembuat barang. Jika bahan baku berasal dari pihak pemesan
atau pihak lain, tidak disebut pemesanan tetapi disebut
menyewa tukang (Ijarah). Namun perkembangan yang terjadi
kemudian, bisa saja pembeli/pemesan mengizinkan Shani
(bank) menggunakan sub kontraktor untuk melaksanakan
kontrak tersebut. Dengan demikian bank dapat membuat
kontrak Bai’ Al Istishna’ kedua untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak kontrak pertama.
• Kontrak baru ini disebut Bai’Al Istishna’Paralel.
• Bai’ Al Istishna Paralel merupakan salah satu model
pembiayaan dalam transaksi perbankan syariah
Bank Islam
Pegawai Kantor
Bupati Tukang Jahit
A
C
B
1. A memesan 1000 pakaian seragam Pemda, kpd B (bank Islam),
dengan pembayaran cicilan i.e 2 kali bayar , maka terjadilah akad istisna’ pertama
Dalam akad itu A menyerahkan sebagian harga sebagai DP
2. B (Bank Islam) memesan pembuatan 1000 pakaian seragam kpd Tukang jahit,
Maka terjadilah akad istishna’ kedua
Dalam akad itu B juga menyerahkan DP kepada C .
3. Setelah pakiaan selesai dibuat, C menyerahkannya kpd A
1 2
3
Bayar DP
Bayar DP
• Harga jual kepada nasabah kedua (pada
istishna’ paralel), adalah harga beli ditambah
keuntungan, namun jumlah keuntungan yang
diambil bank tidak wajib diberitahukan kepada
nasabah, lainnya halnya dengan murabahah
yang harus diberitahukan kepada nasabah
• Buatah contoh kasus istishna’ paralel pada
pembuatan jalan raya, gedung kuliah untuk
Universitas, gedung perkantoran, dan furniture
Perbandingan antara Bai’As salam
dan Bai’Al Istishna’:
Subyek SALAM ISTISHNA’ Aturan dan
Keterangan
Pokok kontrak
Pembeli
Penjual
Muslam fiih
Muslim
Muslam ilaih
Mashnu
Mustashni’
Shani’i
Barang ditangguhkan dg spesifikasi
Harga Dibayar saat kontrak Bisa saat kontrak, dicicil,
atau diakhir
Cara penyelesaian pembayaran
merupakan perbedaan utama antara aa’
dan salam.
Produk Umumnya pada
pemesasan barang
yang tidak bisa
dibuat oleh
penerima pesan
Umumnya pada pemesasan
barang yang dapat dibuat
oleh penerima pesan
Contoh Salam : hasil pertanian,
perikanan dan peternakan
Contoh istishna’: bangunan, pakaian,
furniture, jalan raya
Kontrak Salam parallel Istishna’ parallel Baik salam parallel maupun istishna’
parallel sah asalkan kedua kontrak scr
hukum terpisah
Fatwa MUI-DSN tentang Istishna’
• Fatwa tentang jual beli Istishna’ ditetapkan pada tanggal 4
April 2000 dengan No: 06/DSN_MUI/IV/2000, berisi
ketetapan sebagai berikut :
Ketentuan Pembayaran, meliputi :
Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,
baik berupa uang, barang, atau manfaat.
Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.
• Ketentuan tentang Pembayaran:
• 1.Alat bayar harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat.
• 2.Pembayaran dilakukan sesuai dengan
kesepakatan.
• 3.Pembayaran tidak boleh dalam bentuk
pembebasan hutang (ibra’).
Ketentuan tentang Barang:
1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3. Penyerahannya dilakukan kemudian.
4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
5.Pembeli (pembeli, mustashni’) tidak boleh menjual barang
sebelum menerimanya.
6.Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis
sesuai kesepakatan.
7.Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan
kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih)
untuk melanjutkan atau membatalkan akad.
• Ketentuan Lain:
• 1. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai
dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.
• 2. Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak
disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli
istishna’.
3. Jika salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara
kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Pengadilan Agama setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah. Namun para pihak
dapat memilih Badan Arbitrasi Syari’ah

More Related Content

What's hot

Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahInstitusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
masids
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
Marhamah Saleh
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islami
Noeghraha Prathama
 
Manajemen Permodalan Bank Syariah
Manajemen Permodalan Bank SyariahManajemen Permodalan Bank Syariah
Manajemen Permodalan Bank Syariah
Dwi Wahyu
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
citra Joni
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
citra Joni
 

What's hot (20)

Presentasi ijarah
Presentasi ijarahPresentasi ijarah
Presentasi ijarah
 
Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan Syariah
 
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahInstitusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
Pasar Uang Syariah
Pasar Uang SyariahPasar Uang Syariah
Pasar Uang Syariah
 
Ppt jual beli syariah
Ppt jual beli syariahPpt jual beli syariah
Ppt jual beli syariah
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
Transaksi istishna
Transaksi istishnaTransaksi istishna
Transaksi istishna
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islami
 
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts
 
Mudharabah
MudharabahMudharabah
Mudharabah
 
Manajemen Permodalan Bank Syariah
Manajemen Permodalan Bank SyariahManajemen Permodalan Bank Syariah
Manajemen Permodalan Bank Syariah
 
Keuangan Syariah
Keuangan SyariahKeuangan Syariah
Keuangan Syariah
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islam
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 

Viewers also liked

bai as-salam and istisna
bai as-salam and istisnabai as-salam and istisna
bai as-salam and istisna
mandalina landy
 
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan SyariahMakalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Fahmy Metala
 
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMEKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
Khanifah Nur Rahmah
 
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi KehidupanFungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Ainur HN
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
RESTU AGUSTI
 

Viewers also liked (20)

bai as-salam and istisna
bai as-salam and istisnabai as-salam and istisna
bai as-salam and istisna
 
Kelompok 9 (istishna)
Kelompok 9 (istishna)Kelompok 9 (istishna)
Kelompok 9 (istishna)
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Bay’ al inah dan bay dayn
Bay’ al inah dan bay dayn Bay’ al inah dan bay dayn
Bay’ al inah dan bay dayn
 
Jual beli salam
Jual beli salamJual beli salam
Jual beli salam
 
Makalah Mudhabarah
Makalah MudhabarahMakalah Mudhabarah
Makalah Mudhabarah
 
5 sistem-keuangan-islam
5 sistem-keuangan-islam5 sistem-keuangan-islam
5 sistem-keuangan-islam
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan SyariahMakalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
Makalah Lembaga Ekonomi Keuangan Syariah
 
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMEKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
 
Sukuk
SukukSukuk
Sukuk
 
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
 
Bay al inah
Bay al inahBay al inah
Bay al inah
 
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
 
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi KehidupanFungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
 
bay al inah
 bay al inah bay al inah
bay al inah
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
Sistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan SyariahSistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan Syariah
 
2. produk
2. produk2. produk
2. produk
 

Similar to Jual beli murabahah, salam dan istishna

Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
IkaAlini
 
akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'
Bunny Amhy
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptSesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
padlah1984
 

Similar to Jual beli murabahah, salam dan istishna (20)

ruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiah
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syariaBab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
Bab_7_AKUNTANSI_MURABAHAH akuntansi syaria
 
Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
 
akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 akuntansi syariah PRESENTASI.pptx akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
akuntansi syariah PRESENTASI.pptx
 
Salam dan istisna Ngobar 6 mar 2016
Salam dan istisna Ngobar 6 mar 2016 Salam dan istisna Ngobar 6 mar 2016
Salam dan istisna Ngobar 6 mar 2016
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...16 April - Hukum Kontrak dalam  Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
16 April - Hukum Kontrak dalam Bisnis Syariah Bapak Abdul Rasyid, S.H.I., MC...
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual beli
 
Salam
SalamSalam
Salam
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pptSesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
Sesi 7 - Akuntansi Salam.ppt
 
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdfSesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
Sesi 7 - Akuntansi Salam.pdf
 
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdfAKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
 
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
 
Konsep Pembiayaan Murabahah
Konsep Pembiayaan MurabahahKonsep Pembiayaan Murabahah
Konsep Pembiayaan Murabahah
 

More from Quinta Nursabrina

More from Quinta Nursabrina (16)

Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
 
presentasi singkat bahasa inggris
presentasi singkat bahasa inggrispresentasi singkat bahasa inggris
presentasi singkat bahasa inggris
 
presentasi PASSIVE VOICE
presentasi PASSIVE VOICEpresentasi PASSIVE VOICE
presentasi PASSIVE VOICE
 
Konsumsi
KonsumsiKonsumsi
Konsumsi
 
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar PerdaganganBab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
 
Hambatan perdagangan
Hambatan perdaganganHambatan perdagangan
Hambatan perdagangan
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi iiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi
 
Tgs industri
Tgs industriTgs industri
Tgs industri
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Merek
MerekMerek
Merek
 
Jenis Jenis Resiko
Jenis Jenis ResikoJenis Jenis Resiko
Jenis Jenis Resiko
 
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkunganBiaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
Biaya sosial dan permasalaha pengelolaan lingkungan
 
Prinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiPrinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransi
 
Menyunting jurnal
Menyunting jurnalMenyunting jurnal
Menyunting jurnal
 
Pelajaran Bahasa Jerman Basic
Pelajaran Bahasa Jerman BasicPelajaran Bahasa Jerman Basic
Pelajaran Bahasa Jerman Basic
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Jual beli murabahah, salam dan istishna

  • 1. Jual beli dalam bahasa Arab disebut al-Bay’, yang secara etimology berarti memiliki, membeli (arti sebaliknya), ada juga yang mengatakan bahwa ia merupakan sebuah ungkapan tentang ijab qobul ketika terjadi pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan nilai tukarnya. [al- Mathla’ hal. 255] Ada juga yang mengartikan : “Pertukaran harta dengan harta.” [Maqoyisul lughoh 1/327, Lisanul ‘Arob 8/23, al- Mishbah 1/27] Pengertian Jual Beli
  • 3. DEFINISI LAIN YANG SERUPA ”Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan”; (Idris Ahmad, Fiqih Al-Syafi’iyah). DASAR HUKUM ‫الربا‬ ‫مثل‬ ‫البيع‬ ‫انما‬ ‫قالوا‬ ‫بأنهم‬ ‫ذالك‬‫الربا‬ ‫حرم‬ ‫و‬ ‫البيع‬ ‫هللا‬ ‫وأحل‬ “Mereka mengatakan bahwa Jual Beli sama dengan Riba. Padahal Allah menghalalkan Jual Beli dan mengharamkan Riba..” (Al Baqarah: 275) Berdasarkan nash yang ada, para Ulama Fiqh mengatakan bahwa hukum asal dari jual beli itu adalah mubah. Namun pada situasi tertentu, hukum tersebut dapat berubah dengan memperhatikan maqashid syariah untuk mewujudkan kemashlahatan umat.
  • 4. RUKUN JUAL BELI: 1. Orang yang berakad (penjual dan pembeli); 2. Shighat (lafal ijab dan qabul); 3. Barang yang dibeli; 4. Nilai tukar pengganti barang. SYARAT JUAL BELI: Bagi yang berakad: 1. Saling ridha antara Penjual & Pembeli; 2. Orang yang diperkenankan secara syariat; 3. Memiliki hak penuh atas barang yang diakadkan. Bagi barang yang diakadi: 1. Dapat diambil manfaatnya secara mutlak; 2. Dapat dikuasai; 3. Diketahui oleh yang berakad. Rukun & Syarat Jual Beli
  • 5. DEFINISI Memilih yang terbaik dari dua perkara untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual beli. KLASIFIKASI 1. Khiyar Majlis (pilihan majelis), bagi yang berjual beli mempunyai hak selama masih di majelis; 2. Khiyar Syarat (pilihan bersyarat), masing-masing mensyaratkan adanya khiyar pada saat akad atau sesudahnya dalam waktu tertentu; 3. Khiyar Ghabn (penipuan), pilihan melenjutkan transaksi atau tidak bagi orang yang merasa tertipu karena diluar kebiasaan; 4. Khiyar Tadlis (barang cacat), pilihan yang disebabkan pada saat terjadi akad kecacatan barang tidak dijelaskan bahkan cenderung ditutupi; 5. Khiyar Aib (tercela), pilihan yang disebabkan pada saat terjadi akad aib barang tidak disampaikan; 6. Khiyar Takbir bitsaman (melebihkan kadar), menyampaikan khabar tidak sesuai dengan hakikat barang baik jumlah, harga, atau kualitas; 7. Khiyar bisababi takhaluf (sebab berselisih), pilihan karena terjadi perselisihan dalam hakikat barang baik jumlah, harga, atau kualitas; 8. Khiyar Ru’yah (pandangan), pilihan karena terjadi perubahan sifat barang dibanding penglihatan sebelumnya. Khiyar dalam Jual Beli
  • 8. SKEMA MURABAHAH Akad Penyediaan Barang berdasarkan prinsip jual beli, dimana bank membelikan kebutuhan barang nasabah (investasi/modal kerja) dan bank menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati PRODUK
  • 9. Bank Membeli Mobil ke Show Room/Dealer Bank menjual mobil tsb kepada Nasabah 2 3 4 Nasabah membayar Secara cicilan Harga Mobil : Harga Beli Bank+labanya Skema Murabahah1 BANK Syari’ah 1 Nasabah ingin mobil Negosiasi dgn bank Agustianto 03
  • 10. Skema Murabahah 2. Bank Membeli Mobil ke Dealer Bank Menjual Mobil dgn Harga Beli + Keuntungan 3 4. Nasabah membayar dengan cara cicilan Bank Syari’ah Agustianto 03
  • 11. Skema Murabahah 1.Negosiasi&Persyaratan 3. Bank Jual kembali Rumah : Harga Beli+Untung 2. Beli rumah 4. Bayar Cicilan Bank Syari’ah Agustianto 03
  • 12. • Berdasarkan ketentuan dan skema tsb, akad murabahah (pengikatan) dilaksanakan setelah barang secara prinsip dimiliki oleh bank • Bank tidak boleh melakukan pengikatan (menjual barang kepada nasabah), sementara barang tersebut velum dimiliki bank
  • 13. BUNGA/RIBAJUAL-BELI MURABAHAHNo Uang sbg objek, nasabah berhutang uang Barang sbg objek, nasabah berhu tang karena membeli barang. 1 Sektor moneter dan riil terpisah, tidak ada keharusan mengaitkan sektor moneter dan riil Sektor moneter terkait dengan sektor riil, sehingga menyeNtuh langsung sektor riil 2 Tidak mendorong percepatan arus barang, karena tidak mewajibkan adanya barang, tidak mendorong produktifitas yang pada akhirnya menciptakan unemployment Mendorong percepatan arus barang, mendorong produktifitas dan entrepreneurship, yang pada gilirannya meningkatkan employment 3 Pertukaran uang dengan uangPertukaran barang dengan uang4 Bunga berubah sesuai tingkat bunga Margin tidak berubah5 Tidak ada akad jual beli, tetapi uang langsung sbg komoditas Akad jual beli dan memenuhi rukun jual beli 6 Terjadi compound interestBila macet, tidak ada bunga7
  • 14. Landasan syariah Al-Qur’an: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Al-Baqarah:275) Al-Hadis, Dari Suhaib, bahwa Rasulullah SAW berdabda: “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan, jual beli secara tangguh, Muqaradah (mudarabah) dan memcampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (Riwayat Ibnu Majah)
  • 15. Bank Islam ‫البركة‬ ‫فيهن‬ ‫ثالثة‬:‫المقارضة‬ ‫والبيع‬‫الى‬‫وخلطالبر‬ ‫اجل‬ ‫للبيع‬ ‫ال‬ ‫للبيت‬ ‫باالشعير‬)‫ابن‬ ‫ماجه‬(Sabda Rasulullah Saw :”Tiga macam mendapat barakah: muqaradhah/ mudharabah, jual beli secara tangguh, mencampur gandum dgn tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual (H.R.Ibnu Majah) Agustianto 03
  • 16. Rukun Murabahah • 1. Pihak yang berakad: a. Penjual b. Pembeli • 2. Objek yang diakadkan: a. Barang yang diperjual belikan b. Harga • 3. Akad/sighot: a. Serah (ijab) b. Terima (qabul)
  • 17. • 1. Pihak yang berakad : a. Cakap hukum, b. Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa/dibawah tekanan • 2. Obyek yang diperjualbelikan: a. Tidak termasuk yang diharamkan/ dilarang b. Bermanfaat c. Penyerahannya dari penjual ke pembeli dapat dilakukan, d. Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad e. Sesuai spesifikasinya yang diterima pembeli dan diserahkan penjual SYARAT-SYARAT MURABAHAH
  • 18. 3. Akad /sighot: a. Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad b. Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang disepakati c. Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal / kejadian yang akan datang. d. Tidak membatasi waktu, misal:saya jual ini kepada anda untuk jangka waktu 12 bulan setelah itu jadi milik saya kembali.
  • 19. POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH • Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah No. 23/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002 • Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati. Lembaga keuangan syariah boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad. • Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan kepada kebijakan dan pertimbangan Lembaga keuangan syariah (LKS).
  • 20. Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah menetapkan syarat untuk akad murabahah yang diterapkan dalam perbankan syariah, di antaranya: (1) Harus ada akad antara bank dan nasabah, (2) Komoditas yang diperjualbelikan bukan barang haram (3) Bank membeli barang untuk nasabah atas nama bank sendiri, kemudian menjual kembali kepada nasabah sesuai harga beli ditambah margin. (4).Apabila bank mendapat potongan dari pemasok, maka harga beli yang diperhitungkan adalah setelah adanya potongan tersebut, (4)Bank dapat meminta uang muka kepada nasabahyang dapat diperhitungkan sebagai pembayaran cicilan utang nasabah kepada bank.
  • 21. UANG MUKA DALAM MURABAHAH • Sesuai fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 • Dalam akad pembiayaan murabahah, LKS dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak sepakat. • Besarnya jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan. • Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut. • Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah. • Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus mengembalikan kelebihannya kepada nasabah.
  • 22. DISKON DALAM MURABAHAH • Sesuai fatwa DSN No. 16/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000. • Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah. • Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai kesepakatan. • Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat diskon dari suplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena itu, diskon adalah hak nasabah. • Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. • Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjian dan ditandatangani.
  • 23. SANKSI NASABAH MAMPU YANG MENUNDA-NUNDA PEMBAYARAN • Sesuai fatwa DSN No. 17/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000. • Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan disengaja. • Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi. • Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi. • Sanksi didasarkan pada prinsip ta’sir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya. • Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani. • Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial.
  • 24. • PBI no 7/46/PBI/2005.tentang standarisasi akad. “Dalam hal bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank”. • Akad Wakalah harus dibuat terpisah dengan murabahah • Yang dimaksud secara prinsip barang milik bank dalam wakalah, adalah adanya aliran dana yang ditujukan kepada pemasok barang atau dibuktikan dengan kuitansi
  • 25. • Selama ini, bank syariah mencairkan dana setelah akad murabahah ditandatangani • Sekarang bank syariah harus mencairkan dana untuk membeli barang sebelum akad murabahah ditandatangani.
  • 27. Pengertian Etimologis : • Secara etimologi, salam adalah salaf (pen- dahulu-an) = sesuatu yang didahulukan. • Dalam konteks ini, jual beli salam/salaf ; di mana harga/uangnya didahulukan, sedangkan barangnya diserahkan kemudian.
  • 28. S A L A M Akad salam adalah Akad pembelian suatu hasil produksi (komoditi) untuk pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera sesuai dengan persyaratan tertentu atau “Penjualan suatu komoditi untuk pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera/di muka” Pesan barang Bayar dimuka Barang dikirim kemudian SKEMAPRODUK
  • 29. Dalil Syariah Jual Beli Salam • Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 282: ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫د‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫آ‬َ‫ي‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬‫ا‬َ‫ف‬ ‫ى‬‫ى‬‫م‬ََُ‫م‬ ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬ُُ ْ‫و‬ُ‫ب‬ ... • "Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis...".
  • 30. 2. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1: ِ‫د‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ف‬ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬‫ا‬َ‫ي‬ … • “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad- akad itu….”
  • 31. 3. Hadits Nabi Muhammad Saw َّ‫َن‬‫أ‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ِ‫ض‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫د‬ُْ‫اْل‬ ٍ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ِْ‫َِب‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫آل‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ َ‫ال‬َ‫ق‬:، ٍ‫اض‬َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َِِ‫ّن‬ِ‫إ‬(‫ما‬ ‫ابن‬‫و‬ ‫البيهقي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬‫حبان‬ ‫ابن‬ ‫وصححه‬ ‫جه‬ ) • “Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.’” (HR. al- Baihaqi dan Ibnu Majah, serta dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
  • 32. Hadis riwayat Bukhari dari Ibn 'Abbas, Nabi bersabda: ٍ‫ن‬ْ‫ز‬َ‫و‬َ‫و‬ ٍ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ك‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ِف‬ َ‫ف‬َ‫ل‬ْ‫َس‬‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ٍ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ل‬َ‫َج‬‫أ‬ ََِ‫إ‬ ٍ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ . • "Barang siapa melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas, untuk jangka waktu yang diketahui" (HR. Bukhari, Sahih al-Bukhari [Beirut: Dar al-Fikr, 1955], jilid 2, h. 36).
  • 33. • Hadis Nabi riwayat jama’ah: • ‫ْم‬‫ل‬ُ‫ظ‬ ِ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ْل‬‫ط‬َ‫…م‬ • “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman…” Hadis Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibu Majah, dan Ahmad: • ُ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ُ‫ع‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ض‬ْ‫ر‬ِ‫ع‬ ُّ‫ل‬ُِ‫ُي‬ ِ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ َُّ‫.َل‬ • “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya.”
  • 37. Salam Konsep Dasar Ba’i Salam Bank membeli secara tunai Barang diserahkan kemudian/secara tangguh Petani Bank Islam membeli 5 ton padi, seharga Rp 5 juta secara tunai/cash, Sedangkan padinya diserahkan 4 bulan yang akan datang Contoh : ‫السلم‬ ‫بيع‬ Bank Muamalat Transaksi Jual beli di mana barang belum diserahkan (belum ada), Sedangkan pembayaran dilakukan di muka (secara tunai). Ini disebut juga jual-beli pesanan
  • 38. Salam Paralel Bank menjual beras kepada Bulog Rekanan nasabah (bulog/grosir) serahkan dana cash setelah ada berasnya Bank Muamalat Bank Membeli beras secara tunai kepada petani, Sedangkan padi diserahkan 4 bulan depan Bulog atau Grosir Bank Islam membeli beras 10 ton, Rp 20 juta, lalu menjualnya kepada Bulog atau grosir seharga Rp 21 juta. Rekanan ini bisa direko menkendasi Petani 1 2 3
  • 39. Dalam Ba’i Salam Harus Jelas : 1. Kualitas (Jenis) 2. Kuantitas 2. Harga, 3. Waktu Penyerahan Beda Salam dan Ijon No ASPEK IJON SALAM 1 Jenis, Macam Tidak Jelas Jelas 2 Ukuran Tidak Jelas Jelas 3 Mutu Tidak Jelas Jelas 4 Jumlah Tidak Jelas Jelas 5 Harga Tidak Jelas Jelas 6 Waktu Delivery Tidak Jelas Jelas
  • 40. Bank Islam membeli beras R36 sebanyak 5 ton dengan harga Rp 10 Juta. Maka kewajiban petani adalah memberikan beras sebanyak 5 ton pada 4 bulan depan Jika terjadi kelebihan produksi sampai 7 ton, maka sisa yang 2 ton Itu mnjadi hak petani, bukan milik bank Islam. Begitu pula sebaliknya, jika produksi hanya 4 ton saja, maka Petani wajib mencarikan 1 ton lagi. Di dalam Ijon, hasil produksi yang 7 ton di atas, semua menjadi milik Tengkulak. Dan seringkali para tengkulak melakukan penekanan kepada petani, khususnya dalam masalah penentuan harga
  • 41. KETENTUAN PEMBIAYAAN BAI AS-SALAM SESUAI FATWA DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000 TGL. 1 April 2000 KETENTUAN PEMBAYARAN UANG CASH: 1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang atau manfaat. 2. Dilakukan saat kontrak disepakati (in advance) 3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk ibra’ (pembebasan hutang) Contoh No 3 : Pembeli mengatakan kepada Petani (Penjual), ”Saya beli padi anda sebanyak 5 ton dengan harga Rp 10 juta. Pembayarannya/ uangnya adalah anda saya bebaskan membayar hutang anda yang dulu (sebesar Rp 10 juta). (Pada kasus ini petani memang memiliki hutang yang belum terbayar kepada pembeli, sebelum terjadinya akad salam tersebut)
  • 42. • KETENTUAN BARANG : 1. Harus Jelas ciri-cirinya/spesifikasi dan dapat diakui sebagai hutang 2. Penyerahan dilakukan kemudian 3. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. 4. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum barang tersebut diterimanya (qabadh). Ini prinsip dasar jual beli 5. Tidak boleh menukar barang, kecualai dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
  • 43. KETENTUAN PEMBIAYAAN BAI AS-SALAM SESUAI FATWA DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000 TGL. 1 April 2000 • PENYERAHAN BARANG SEBELUM ATAU TEPAT WAKTU : – Penjual wajib menyerahkan barang tepat waktu dgn kualitas & kuantitas yang disepakati. – Bila penjual menyerahkan barang, dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan harga – Jika penjual menyerahkan barang dgn kualitas lebih rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka pembeli tidak boleh meminta pengurangan harga (diskon). – Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan syarat : kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesekapatan dan tidak boleh menuntut tambahan harga.
  • 44. -Jika semua/sebagian barang tidak tersedia tepat pada waktu penyerahan atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka pembeli memiliki 2 pilihan : 1. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uang. 2. Menunggu sampai barang tersedia. • PEMBATALAN KONTRAK : Pembatalan boleh dilakukan selama tidak merugikan kedua belah pihak.  Perselisihan : Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka persoalannya diselesaikan melalui pengadilan Agama sesuai dengan UU No 3/2006 setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Para pihak dapat juga memilih BASYARNAS dalam penyelesaian sengketa.Tetapi jika lembaga ini yang dipilih dan disepakatyi sejak awal, maka tertutup lah peranan PA.
  • 45. SALAM PARALEL Dibolehkan melakukan salam paralel dengan syarat • Akad kedua terpisah dari akad pertama • Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
  • 46. SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM PARALEL di Bank Syariah (Model 1) 1 3 Pemesanan Barang (beras) Oleh Bank dgn Bayaran tunai (Terjadi akad Salam 1) PRODUSEN (Petani 2 Bayar cash di awal Pada waktu akad Dilakukan akad Salam kedua Bolug or Grosir 4 Bayar cash 5 Serahkan barang Bank Islam Kasus ini sulit terjadi secara realita, karena Bulog/Grosir tidak akan mau Mendahulukan uangnya ke bank selama 4 bulan, setelah itu baru mendapatkan barang
  • 47. SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM PARALEL di Bank Syariah (Model 1) 1 3 Pemesanan Barang (beras) Oleh Bank dgn Bayaran tunai (Terjadi akad Salam 1) PRODUSEN (Petani 2 Bayar cash di awal Pada waktu akad Dilakukan akad Salam kedua Bolug or Grosir 4 Bayar cash 5 Serahkan barang Bank Islam Dalam Kasus ini Bank Islam menjual suatu barang yang belum qabadh/belum diterimanya, sedangkan penyerahan uang secara cash.
  • 48. Salam dan qabath dalam 3 hari
  • 49.
  • 50. Bolehkah Kali bi Kali dalam salam paralel?
  • 51. Pertanynaannya, “Bagaimana jika bulog (nasabah 2), melakukan akad salam dgn bank, di mana uang bayarannya diserahkan belakangan, yakni pada saat barang (beras) itu diterimanya? sehingga pada akad tersebut penyerahan barang dilakukan belakanga dan uangnya juga dilakukan belakangan?. Bolehkah? Menurut hadits saw, hal tersebut dilarang karena ia praktek jual beli kali bi kali. Namun dalam kasus ini dibenarkan, karena alasan istihsan. Tujuan Bulog dalam jual beli ini bukanlah untuk kegiatan spekulasi dan tidak membuka jalan bagi spekulasi. Dan bay kali bi kali tsb, harus dibatasi tahapan kedua ini. Maka bolog tidak boleh lagi melakukan bay salam ketiga, dst.
  • 52. Muslim (Bank) Muslam Fih Akad salam Muslam Ilaih (Petani) Harga Rukun Salam Dalam salam paralel bank bertindak sebagai : 1. Pembeli (Muslim) kepada petani 2. Penjual (Muslam Ilaih) kepada Bulog Dalam salam paralel, Bulog Sebagai muslam ilaih 2 Muslim (Bulog) Muslam Fih Akad salam Muslam Ilaih (Bank) Harga Rukun Salam P E N J U A L Membeli Membeli
  • 53. Istihsan • Di Indoneia Seluruh transaksi jual beli dikenakan pajak (PPn), kecuali pada jual beli murabahah di LKS atas dasar istihsan, yakni pengecualian dari umum. • Pengecualian ini harus dilakukan karena jual beli murabahah di bank berbeda dengan jual beli biasa bukan bank. Jual Beli di bank Islam bentuknya adalah pembiayaan (kredit) pada bank konvensional • Bank Islam dalam hal ini berfungsi sebagai lembaga intermediasi, sebagaimana bank pada umumnya. Maka tidak perlu ada pajak PPn, sebagaimana BK tanpa PPn
  • 54. • Harga pembelian beras/padi dari petani harus jelas, demikian pula harga penjualan kepada nasabah/bulog juga harus jelas dicantumkan dalam masing-masing akad, baik akad salam pertama maupun akad salam kedua • Nasabah (bolog) tidak perlu mengetahui harga pembelian bank kepada petani.
  • 55. SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM dan Bay’ (M0del akad 2) 1 3 Pemesanan Barang (beras) Oleh Bank dgn Bayaran tunai (Terjadi akad Salam ) PRODUSEN (Petani 2 Bayar cash di awal Pada waktu akad Beras dijual bank Kpd bulog secara Cash’ jadi akadnya Bay’ Bolug or Grosir 4 bayar 5 Serahkan barang Bank Islam Dalam akad ini, tidak ada lagi salam paralel, tetapi salam dan bay’ biasa. Bay dilakukan untuk ihtiyath (hati-hati),yaitu menghindari bay’ kali-bi kali
  • 56. SKEMA PEMBIAYAAN BAI’AS-SALAM dan Bay’ Murabahah (Model akad 3) 1 3 Pemesanan Barang (beras) Oleh Bank dgn Bayaran tunai (Terjadi akad Salam 1) PRODUSEN (Petani 2 Bayar cash di awal Pada waktu akad Beras dijual secara Murabahah kpd bulog Grosir 4 Bayar Secara Cicilan or cash 5 Serahkan barang Bank Islam
  • 57. Alternatif Akad salam paralel, tetapi sulit terjadinya… 4.KIRIM PESANAN PRODUSEN NASABAH 2. PEMESANAN 3. KIRIM 2. BAYAR 1. NEGOSIASI BARANG NASABAH DOKUMEN Cash PESANAN DGN & BAYAR TUNAI KRITERIA BANK ISLAM 12 Grosir
  • 58. Alternatif Akad salam paralel yang mungkin terjadi…Grosir mana yang mau? 4.KIRIM PESANAN PRODUSEN NASABAH 2. PEMESANAN 3. KIRIM 5. BAYAR 1. NEGOSIASI BARANG NASABAH DOKUMEN PESANAN DGN & BAYAR TUNAI KRITERIA BANK ISLAM 12 Grosir Praktik Kali Bi Kali
  • 60. • Secara etimologi istishna’ berarti minta dibuatkan. • Secara terminologi berarti , “suatu kontrak jual beli antara pembeli (mustasni’) dan penjual (shani’) di mana pembeli memesan barang (mashnu’) dengan kriteria yang jelas dan harganya dapat diserahkan secara bertahap”.
  • 61. • Menurut ulama fiqh, istishna’ sama dengan salam dari segi obyek pesanannya yaitu sama- sama harus dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri/kriteria khusus • Perbedaannya ; pembayaran salam di awal sekaligus, sedangkan pembayaran istisna’ dapat di awal, di tengah maupun di akhir.
  • 62. • Bai’Al-Istishna’ ialah kontrak penjualan antara mustashni’ (pembeli) dan shani’(supplier), dengan cara pemesanan pembuatan barang, seperti bangunan, jalan raya, pakaian, furniture, sepatu, dsb. Kedua belah pihak sepakat atas harga serta sistim pembayaran. Apakah pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan atau ditangguhkan pada masa yang akan datang.(Wahbah Az- Zuhayli) • Menurut rumusan fatwa DSN MUI Istisna’ ialah ”akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/pembeli (mustashni’) dan penjual/pembuat (shani’) BAI AL-ISTISHNA’ MENURUT WAHBAH AZ-ZUHAYLIY
  • 63. Dasar Hukum Bai’Al-Istishna • Al Qur’an “Hai orang –orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya…. ….” (Al Baqarah:282) • Al Hadits Dari Shuhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda : ”Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqarradhah(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (hr Ibnu Majah) ‫البركة‬ ‫فيهن‬ ‫ثالثة‬:‫والبيع‬ ‫المقارضة‬‫الى‬‫باالشعي‬ ‫البر‬ ‫وخلط‬ ‫اجل‬‫ر‬ ‫للبيع‬ ‫ال‬ ‫للبيت‬)‫ماجه‬ ‫ابن‬(
  • 64. • Hadits Nabi Muhammad Saw : “Pendapatan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mambrur”. (H.R.Ahmad, Abu Zar dan Thabrani). ‫مبرور‬ ‫بيع‬ ‫كل‬ ‫و‬ ‫بيده‬ ‫الرجل‬ ‫عمل‬ ‫األفضل‬ ‫كسب‬ Sabda Nabi Muhamad Saw
  • 65. ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫حدث‬ ‫اذا‬ ‫الذين‬ ‫التجار‬ ‫كسب‬ ‫الكسب‬ ‫أطيب‬ ‫ان‬ ‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يخون‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫ائتمن‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يخلف‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫وعد‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يكذب‬‫اذا‬ ‫عليهم‬ ‫كان‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يمدح‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫باع‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يذم‬ ‫لم‬ ‫ا‬‫و‬‫اشتر‬ ‫ا‬‫و‬‫يعسر‬ ‫لم‬ ‫لهم‬ ‫كان‬ ‫اذا‬‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫يمطل‬ ‫لم‬[1 ] [1] Muhammad Ali As-Sayis, Tafsir Ayat al-Ahkam, Juz 2, tp, tt, hlm 86. Sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan (jual-beli), yakni Apabila mereka berbicara tidak dusta, apabila berjanji tidak mengingkari, Apabila diberi amanah tidak berkhianat, apabila membeli tidak mencela, Apabila menjual tidak memuji-muji barang jualannya, apabila berhutang tidak melambatkan pembayaran, dan apabila berpiutang tidak mempersulit (mendesak-desak/memaksa agar cepat ditunaikan dan diselesaikan)
  • 66. Hadits Riwayat Tarmizi ‫ح‬ْ‫ل‬ُ‫ص‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َْ‫ْي‬َ‫ب‬ ٌ‫ز‬ِ‫ائ‬َ‫ج‬ ُ‫ح‬ْ‫ل‬ُّ‫لص‬َ‫ا‬‫ا‬‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ َّ‫ل‬َ‫َح‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ال‬َ‫ال‬َ‫ح‬ َ‫م‬َّ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ا‬ َّ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ا‬‫ط‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫وط‬ُ‫ر‬ُ‫ش‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬‫ا‬‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ َّ‫ل‬َ‫َح‬‫أ‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ال‬َ‫ال‬َ‫ح‬ َ‫م‬(‫اه‬‫و‬‫ر‬ ‫عوف‬ ‫بن‬ ‫عمرو‬ ‫عن‬ ‫الرتمذي‬). • “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf).
  • 67. • Pendapat Ulama Menurut mazhab Hanafi, Bai’ al-istishna’ dibenarkan atas dasar/ dalil istihsan Selain dalil Istihsan, istisna’ juga dapat diterima dengan dalil ‘urf
  • 68. Mazhab Hanafi menyetujui kontrak Istishna’ atas dasar Istihsan karena alasan berikut : 1. Masyarakat telah mempraktekkan Bai’ Al - Istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa keberatan sama sekali. Hal ini menjadikan al- istishna’ sebagai kasus Ijma atau konsensus secara umum. 2. Dalam syariah dimungkinkan adanya penyimpangan terhadap qiyas berdasarkan ijma’ ulama
  • 69. 3.Keberadaan Bai’ Al Istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang membutuhkan barang yang tidak ada dipasar sehingga mereka cenderung melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk mereka 4.Bai’ Al Istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash aturan syariah.
  • 70. Dari Istihsan mengkristal menjadi ijma’ • Masyarakat telah mempraktekkan Bai’ Al - Istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali dari para ulama sepanjang sejarah. Hal ini menjadikan al-istishna’ sebagai kasus Ijma dewasa ini atau menjadi konsensus secara umum.
  • 71. Rukun Bai’Al-Istishna’ : 1. Mustashni’ (pembeli) 2. Shani’(Penjual) 3. Mashnu’ (Barang) 4. Tsaman (Harga) 5. Shighat (Ijab Kabul)
  • 74. Syarat Bai’Al-Istishna’ 1. Kedua belah pihak yang bertransaksi berakal, cakap hukum dan mempunyai kekuasaan untuk melakukan jual beli 2. Ridha/kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji. 3. Shani’ menyatakan kesanggupan untuk membuat barang itu 4. Apabila bahan baku berasal dari Mushtasni’, maka akad ini bukan lagi Istishna’,tetapi berubah menjadi Ijarah 5. Apabila isi akad mensyaratkan shani’ hanya bekerja saja, maka akad ini juga bukan lagi Istishna’,tetapi berubah menjadi Ijarah 6. Manshnu’ (barang yang dipesan) mempunyai kriteria yang jelas seperti jenis, ukuran(tipe), mutu dan jumlahnya. 7. Barang yang dipesan tidak termasuk kategori yang dilarang syara’ (najis, haram /tidak jelas)atau menimbulkan kemudharatan (menimbulkan maksiat)
  • 75. Istishna’ Pararel • Pada awalnya bahan baku yang dipesan berasal dari si pembuat barang. Jika bahan baku berasal dari pihak pemesan atau pihak lain, tidak disebut pemesanan tetapi disebut menyewa tukang (Ijarah). Namun perkembangan yang terjadi kemudian, bisa saja pembeli/pemesan mengizinkan Shani (bank) menggunakan sub kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut. Dengan demikian bank dapat membuat kontrak Bai’ Al Istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak kontrak pertama. • Kontrak baru ini disebut Bai’Al Istishna’Paralel. • Bai’ Al Istishna Paralel merupakan salah satu model pembiayaan dalam transaksi perbankan syariah
  • 76. Bank Islam Pegawai Kantor Bupati Tukang Jahit A C B 1. A memesan 1000 pakaian seragam Pemda, kpd B (bank Islam), dengan pembayaran cicilan i.e 2 kali bayar , maka terjadilah akad istisna’ pertama Dalam akad itu A menyerahkan sebagian harga sebagai DP 2. B (Bank Islam) memesan pembuatan 1000 pakaian seragam kpd Tukang jahit, Maka terjadilah akad istishna’ kedua Dalam akad itu B juga menyerahkan DP kepada C . 3. Setelah pakiaan selesai dibuat, C menyerahkannya kpd A 1 2 3 Bayar DP Bayar DP
  • 77. • Harga jual kepada nasabah kedua (pada istishna’ paralel), adalah harga beli ditambah keuntungan, namun jumlah keuntungan yang diambil bank tidak wajib diberitahukan kepada nasabah, lainnya halnya dengan murabahah yang harus diberitahukan kepada nasabah
  • 78. • Buatah contoh kasus istishna’ paralel pada pembuatan jalan raya, gedung kuliah untuk Universitas, gedung perkantoran, dan furniture
  • 79. Perbandingan antara Bai’As salam dan Bai’Al Istishna’: Subyek SALAM ISTISHNA’ Aturan dan Keterangan Pokok kontrak Pembeli Penjual Muslam fiih Muslim Muslam ilaih Mashnu Mustashni’ Shani’i Barang ditangguhkan dg spesifikasi Harga Dibayar saat kontrak Bisa saat kontrak, dicicil, atau diakhir Cara penyelesaian pembayaran merupakan perbedaan utama antara aa’ dan salam. Produk Umumnya pada pemesasan barang yang tidak bisa dibuat oleh penerima pesan Umumnya pada pemesasan barang yang dapat dibuat oleh penerima pesan Contoh Salam : hasil pertanian, perikanan dan peternakan Contoh istishna’: bangunan, pakaian, furniture, jalan raya Kontrak Salam parallel Istishna’ parallel Baik salam parallel maupun istishna’ parallel sah asalkan kedua kontrak scr hukum terpisah
  • 80. Fatwa MUI-DSN tentang Istishna’ • Fatwa tentang jual beli Istishna’ ditetapkan pada tanggal 4 April 2000 dengan No: 06/DSN_MUI/IV/2000, berisi ketetapan sebagai berikut : Ketentuan Pembayaran, meliputi : Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.
  • 81. • Ketentuan tentang Pembayaran: • 1.Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat. • 2.Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan. • 3.Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang (ibra’).
  • 82. Ketentuan tentang Barang: 1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. 2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. 3. Penyerahannya dilakukan kemudian. 4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. 5.Pembeli (pembeli, mustashni’) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. 6.Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan. 7.Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.
  • 83. • Ketentuan Lain: • 1. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat. • 2. Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli istishna’. 3. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Namun para pihak dapat memilih Badan Arbitrasi Syari’ah