Peranan Pariwisata dalam Bidang Sosial-Ekonomi (Modul 2)
1. Modul 2 – Peranan Pariwisata
Dosen Pembimbing: Drs. Noersal Samad, MA
Rafaella Amadea Matitaputty
S1 Tourism and Hospitality
Anggota Kelompok:
- Risya Oktariana Putri
- Laras Salindry
2. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian
Industri pariwisata menghasilkan manfaat ekonomi yang besar baik bagi Negara
tuan rumah, maupun Negara asal para turis. Salah satu motivasi utama sebuah Negara
mempromosikan dirinya sebagai Negara dengan tujuan wisata adalah timbul kemajuan
dalam ekonomi, terutama bagi Negara-negara berkembang. Bersamaan dengan dampak
lainnya, peningkatan ekonomi yang begitu pesat juga terjadi dengan berbagai keuntungan
dan kerugian.
Dapak besar pariwisata terlihat dari data World Tourism Organization, pada tahun
2000, 698 juta orang melakukan perjalanan ke luar negeri dan menghabiskan lebih dari 478
juta US dollar. Gabungan dari pendapatan pariwisata internasioanl dengan pendapatan
transportasi maka menghasilkan lebih dari 575 juta US dollar, yang membuat pariwisata
menjadi penghasil ekspor terbesar di dunia diikuti oleh produk otomotif, bahan
kimia, minyak bumi, dan makanan.
Namun, banyak kerugian tersembunyi dari pariwisata yaitu, adanya dampakdampak pada ekonomi yang tidak diharapkan oleh penduduk setempat. Seringkali
keuntungan pariwisata sebuah Negara maju lebih tinggi dari Negara berkembang. Padahal
Negara berkembang lebih membutuhkan pendapatan tambahan, pekerjaan, dan
peningkatan standar hidup lewat pariwisata. Berdasarkan kenyataan tersebut, berbagai
alasan muncul antara lain, karena adanya transfer besar-besaran pendapatan pariwisata dari
Negara tuan rumah, kemudian kurang diperhatikannya bisnis dan produk dalam negeri.
3. Sisi Negatif Pariwisata di Bidang Ekonomi
•
Leakage
Leakage (kebocoran) dalam dunia pariwisata berarti pendapatan yang dihasilakan oleh
pariwisata suatu Negara yang hilang atau terpakai untuk keuntungan Negara lain.
Leakage terjadi melalu 6 mekanisme berbeda, yaitu:
a.
Barang dan Jasa
Banyak Negara harus membeli barang dan jasa demi memuaskan pengunjungnya. Ini
juga termasuk dengan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa tersebut, misalnya cendra mata. Hal ini merupakan masalah yang signifikan,
karena beberapa Negara harus mengimpor kurang lebih 50% dari Negara lain untuk
menghasilkan barang dan jasa tersebut.
b.
Infrasruktur
Banyak Negara yang tidak mempunyai kemampuan domestic untuk melakukan
pembangunan yang berhubungan dengan pariwisata, seperti hotel, Bandar udara, dan
lainnya. Akibatnya Negara harus mengunakan kemampuan Negara asing yang
berujung pada leakage.
c.
Faktor Produksi Luar Negeri
Negara-negara kecil seringkali membutuhkan investasi Negara asing untuk memulai
usaha pariwisata mereka. Dengan demikian, keuntungan pariwisata bisa berkurang
dan menjadi milik investor asing.
4. d.
Kepentingan Promosi
Banyak Negara menghabiskan sejumlah uang untuk iklan dan promosi.
Lewat iklan dan promosi-promosi dapat meningkatkan volume turis
yang berkunjung ke Negara. Namun juga merupakan kerugian karena
harus mengeluarkan biaya ke pasar Negara luar.
e.
Transfer Harga
Banyak perusahaan asing yang memanipulasi harga produk mereka
untuk mengurangi pajak dan kewajiban lainnya. Di Negara-negara
berkembang, banyak investor asing yang terlibat dalam industri
pariwisata yang melakukan hal ini sehingga mengurangi pendapatan
Negara.
f.
Pembebasan Pajak
Negara dengan industri pariwisata yang kecil mungkin harus
memberikan pembebasan pajak atau penawaran lain untuk menarik
para investor. Meskipun hal ini dapat meningkatkan pariwisata Negara,
namun dapat menjadi sumber kerugian bagi Negara.
5. Sebuah studi pariwisata mengenai leakage di Thailand memperkirakan bahwa 70%
dari total uang yang dihabiskan wisatawan di sana, akhirnya tidak menjadi milik
Thailand karena diambil oleh biro perjalanan asing, maskapai penerbangan,
perusahaan makanan dan miuman impor, serta hotel. Kebocoran ini tidak hanya
terjadi pada Negara berkembang. Negara maju seperti Australia juga mengalami
leakage akibat pendatang dari Jepang. Meskipun mereka merupakan pendatang
terbanyak ke Australia, namun biasanya mereka datang lewat biro perjalanan Jepang,
mengunakan hotel milik Jepang, dan usaha-usaha lainnya.
Sebagai akibat dari efek leakage, industri pariwisata di negara maju sering jauh lebih
menguntungkan per dolar yang diterima dari pariwisata di negara-negara yang lebih
kecil. Kepulauan, khususnya, menderita kebocoran yang signifikan. Di negara-negara
seperti Turki dan Inggris, manfaat bagi ekonomi dari pariwisata adalah dua kali jumlah
dolar yang dibelanjakan oleh wisatawan. Di tempat-tempat yang lebih kecil, seperti
Mikronesia dan Polinesia, untung yang diperoleh adalah setengah jumlah dolar yang
dihabiskan. Beberapa lokasi telah berhasil meniadakan pengaruh leakage hampir
seluruhnya. New York City mengklaim bahwa mereka menghasilkan tujuh dolar bagi
perekonomian lokal per dolar yang dihabiskan oleh wisatawan.
Bagi banyak Negara, sumber kebocoran(leakage) tidak dapat dihindari. Hotel dan
maskapai penerbangan asing sangat dibutuhkan bagi pariwisata. Namun, dengan
mendorong keterlibatan dalam negeri dalam industri pariwisata, dapat mengurangi
kebocoran. Negara juga dapat membatasi penggunaan mata uang asing, mengurangi
efek dari transfer harga, dan sebagainya. Misalnya, suatu Negara mengharuskan
pengunjung untuk memiliki sejumlah uang Negara tersebut sebelum masuk.
6. •
Enclave Tourism
Yang dimaksud dengan enclave tourism adalah tujuan wisata yang mengatur
wilayahnya sedemikian rupa, sehingga wisatawan dapat memenuhi seluruh
keinginannya di situ tanpa pergi mengunjungi wilayah lain. Contohnya Sun
and Sand Resort di Karibia.
Bisnis lokak sering mencari kesempatan untuk memperoleh keuntungan lewat
paket liburan. Dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk memenuhui
kebutuhan pelanggan, mereka dapat membuat pelanggan betah untuk tinggal
di lokasi mereka, misalnya resort atau kapal pesiar. Sayangnya, dengan begitu,
tidak banyak kesempatan bagi masyarakat lain untuk memperoleh
pendapatan dari para turis.
The Organization of American States (OAS) mengadakan survey di industri
pariwisata Jamaika, hasilnya adalah industri yang tergolong enclave tourism
mendapatkan pendapatan terbesar, yang berdampak pada berkurangnya
pendapatan bagi akomodasi lainnya.
Industri kapal pesiar juga menjadi contoh lain bagi enclave tourism. Pada
tahun 1999, total penumpang kapal pesiar secara internasional adalah 8,7
juta orang. Itu tidak termasuk kapal pesiar yang melewati sungai. Pada banyak
kapal, terutama di Karibia (tujuan pelayaran yang paling populer di dunia
dengan 44,5% dari penumpang kapal pesiar), tamu didorong untuk
menghabiskan sebagian besar waktu dan uang mereka di atas kapal, dan
kesempatan untuk menghabiskan di beberapa pelabuhan atau persinggahan
kerap dibatasi.
7. •
Dampak Negatif Lainnya
a.Biaya Infrastruktur
Pengembangan pariwisata dapat menyebabkan pemerintah dan pembayar pajak
setempat mengeluarkan uang yang lebih banyak. Pengembangan fasilitas seperti
tempat-tempat hiburan, hote, bandara, dan juga penawaran-penawaran yang
digunakan untuk menarik investor, menggunakan biaya yang sangat besar. Dengan
demikian, pemerintah pada akhirnya mengurangi anggaran pada bidang-bidang
penting lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan.
b.Kenaikan Harga
Peningkatan permintaan untuk layanan dan barang dari wisatawan akan menimbulkan
kenaikan harga yang berpengaruh negatif terhadap penduduk lokal yang pendapatan
tidak meningkat secara proporsional. San Francisco State University study Belize
menemukan bahwa, sebagai konsekuensi dari pengembangan pariwisata, harga untuk
penduduk setempat meningkat sebesar 8 % .
Pengembangan Pariwisata dan kenaikan terkait permintaan real estate dapat secara
dramatis meningkatkan biaya bangunan dan nilai tanah . Hal ini tidak hanya membuat
masyarakat lokal kesulitan, terutama di negara berkembang, untuk memenuhi
kebutuhan dasar mereka sehari-hari, juga dapat mengakibatkan dominasi oleh orang
asing di pasar tanah dan migrasi yang mengikis kesempatan ekonomi bagi penduduk
setempat. Di Kosta Rika , hamper 65 % dari hotel yang aada merupakan milik asing.
8. c.
Ketergantungan Ekonomi Masyarakat Setempat pada Pariwisata
Diversifikasi dalam suatu perekonomian memang baik, namun jika suatu
negara atau wilayah tergantung untuk kelangsungan ekonomi pada satu
industri, dapat menempatkan tekanan besar terhadap industri ini serta orang
yang terlibat untuk melakukan dengan baik . Banyak negara , khususnya
negara berkembang dengan sedikit kemampuan untuk mengeksplorasi
sumber daya lainnya, telah menggunakan pariwisata sebagai cara utama
untuk meningkatkan perekonomian .
Di Gambia , misalnya, 30 % dari tenaga kerja langsung maupun tidak langsung
bergantung pada pariwisata. Sebenarnya, bergantung pada pariwisata bukan
merupakan solusi yang cukup baik, apalagi dalam perekonomian, karena
sangat beresiko. Bencana alam seperti gempa bumi atau puting beliung,
dapat merusak sumber pariwisata. Sehingga bergantung pada pariwisata
bukan satu-satunya jalan.
d.
Jenis Pekerjaan Musiman
Masalah yang dihadapi pekerja musiman adalah:
Ketidakamanan pekerjaan (sekaligus pendapatan).
Tidak ada jaminan pekerjaan dari satu musim ke musim berikutnya.
Kesulitan dalam mendapat pelatihan, tunjangan kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan, serta pengakuan atas pengalaman mereka.
9. Sisi Positif Pariwisata di Bidang Ekonomi
•
Menghasilkan Devisa Negara
Pengeluaran pariwisata menghasilkan pendapatan bagi perekonomian
Negara tuan rumah dan dapat merangsang investasi yang diperlukan
untuk membiayai pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. Beberapa
negara berusaha untuk mempercepat pertumbuhan ini dengan
mengharuskan pengunjung untuk membawa sejumlah mata uang
asing saat mereka berkunjung. Indikator penting dari peran pariwisata
internasional adalah pembangkit penghasilan devisa Negara.
•
Kontribusi Pendapatan Pemerintah
Kontribusi langsung diperoleh dari pajak penghasilan pekerja
pariwisata, dan pebisnis pariwisata. Serta secara langsung dari para
turis lewat pajak keberangkatan.
Kontribusi tidak langsung diperoleh dari pajak dan pungutan wajib
barang dan jasa yang disediakan untuk turis. WTO memperkirakan,
keseluruhan pajak langsung, tidak langsung, dan pajak personal pada
tahun 1998 adalah sejumlah 800 miliar US dollar dan menjadi dua kali
lipat pada tahun 2010.
10. •
Peningkatan Lapangan Kerja
Perluasan yang cepat dalam sektor pariwisata telah meningkatkan jumlah
lapangan kerja. Contohnya, pada tahun 1995, akomodasi hotel saja telah
mempekerjakan 11.3 juta pekerja di seluruh dunia. Pariwisata dapat
menghasilkan pekerjaan secara langsung lewat hotel, restoran, took cendra
mata, dan sebagainya. Pariwisata juga menghasilkan pekerjaan secara tidak
langsung lewat penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kepentingan
bisnis pariwisata. Secara keseluruhan, pariwisata menyumbang 7% lapangan
pekerjaan di seluruh dunia.
•
Pendorong Investasi Infrastruktur
Pariwisata dapat mendorong pemerintah local untuk mengembangkan
infrastruktur seperti, jalan raya, air bersih, listrik, dan sebagainya. Dengan
meningkatnya fasilitas pariwisata, secara otomatis juga meningkatkan kualitas
hidup bagi penduduk setempat.
•
Kontribusi bagi Ekonomi Lokal
Karena lingkungan adalah aset dasar dari industri pariwisata, pendapatan
pariwisata sering digunakan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari wilayah
yang dilindungi. Selain itu, pendapatan pariwisata juga dihasilkan lewat
pekerja informal (contohnya: pedagang kaki lima, pramuwisata
informal, pengemudi becak). Sisi positif dari pekerja informal adalah, akan
ada pendapatan bagi masyarakat setempatyang terlibat dalam pariwisata.
11. Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial
Sisi Negatif Pariwisata
•
Perubahan Identitas dan Nilai Lokal
a.Komodifikasi
Pariwisata dapat mengubah budaya lokal (misalnya: ritual keagamaan).
Upacara keagamaan dan festival budaya dikemas sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan keinginan wisatawan. Namun tanpa disadari telah mengurangi
keaslian budaya itu sendiri (biasa disebut rekonstruksi etnis). Objek-objek
yang awalnya di anggap suci, sekarang hanya dianggap sebagai barang
perdagangan.
b.Standarisasi
Standarisasi merupakan resiko dalam pariwisata. Tujuan dari standarisasi
adalah untuk memuaskan pelanggan dengan fasilitas-fasilitas yang familiar.
Tata ruang, akomodasi, makanan, dan minuman harus sesuai dengan
keinginan para turis yaitu mendapatkan sesuatu yang baru dan belum pernah
dirasakan sebelumnya. Namun pada saat yang sama, hal itu tidak boleh
menjadi terlalu berbeda atau aneh dari biasanya. Rata-rata wisatawan senang
mencari fasilitas yang sudah dikenal namun ada di lingkungan asing seperti
restoran cepat saji atau jaringan hotel yang pernah mereka kunjungi. Namun
beberapa wisatawan senang untuk mencoba berbagai hal baru.
12. c.
Kehilangan Keaslian
Mengadaptasi budaya menjadi pertunjukan yang sesuai
dengan selera wisatawan adalah hal yang sudah biasa
dilakukan, namun malah menghilangkan budaya yang
sebenarnya. Bahkan banyak pertunjukan melakukannya
seolah-olah itulah budaya asli daerah tersebut, padahal
itu hanya bertujuan semata-mata untuk memuaskan
wisatawan. Padahal, ada turis yang hanya ingin
menikmati sekilas budaya local, dan sekilas kehidupan
lokal, tanpa mempelajarinya lebih dalam. Akibat hal-hal
seperti ini, dapat mengikis keaslian budaya suatu daerah.
13. d.
Masalah Etika
Pariwisata juga dapat menimbulkan masalah lainnya yang cukup serius seperti
tindakan kriminal.
Peningkatan Kejahatan
Tingkat kejahatan biasanya meningkat seiring dengan pertumbuhan suatu
wilayah, dan pertumbuhan pariwisata massal sering disertai dengan
meningkatnya kejahatan. Kehadiran sejumlah besar wisatawan dengan banyak
uang untuk dibelanjakan, dan sering membawa barang-barang berharga seperti
kamera dan perhiasan, meningkatkan daya tarik bagi penjahat untuk melakukan
perampokan dan bahkan mempengaruhi untuk menggunakan narkoba.
Fenomena seperti ini yang memperburuk keadaan sosial. Di Rio de
Janeiro, Brasil, wisatawan yang menginap di resort bintang lima dekat dengan
masyarakat yang sangat miskin di lereng bukit " favelas " dapat memicu tindak
pencopetan. Agen keamanan sering dipersenjatai dengan senjata mesin dan
berjaga di sana. Para wisatawan harus menghadapi reaksi agresif tetangga
lokalnya setiap mereka melewati jalan tersebut. Selain itu, pariwisata juga dapat
mendorong pengembangan perjudian , yang dapat menyebabkan perubahan
negatif dalam perilaku sosial.
14. Prostitusi dan Seks Tour
Eksploitasi anak dan wanita bagi layanan seksual sudah semakin sejajar
dengan pertumbuhan pariwisata di berbagai belahan dunia. Meskipun
pariwisata bukanlah penyebab muncul layanan seksual, namun
pariwisata memberi akses untuk itu. Pariwisata yang semakin meluas
menimbulakn adanya sikap komsumtif pada manusia. Dengan imingiming cepat mendapat uang, menyebabkan banyak orang
muda, termasuk anak-anak, rela memperdagangan tubuh mereka
untuk mendapat apa yang mereka inginkan, seperti
perhiasan, baju, bahkan tiket untuk ke luar negeri. Selain itu, anak juga
diperdagangkan ke bordil di pinggiran daerah wisata dan dijual sebagai
budak seks, mereka sangat jarang mendapatkan cukup uang untuk
melarikan diri. Pada tingkat internasional, ada agen yang menyediakan
informasi tentang tempat tertentu yang menyediakan layanan
tersebut.
15. Sisi Positif Pariwisata
Bukan hanya bersifat negatif, pariwisata juga memberi
kontribusi positif. Pariwisata memiliki potensi untuk meningkatkan
kehidupan social masyarakat lewat penciptaan lapangan
kerja, mendistribusi pendapatan, dan juga memberantas kemiskinan.
Dampak pisitif pariwisata selain itu, misalnya:
•
Pariwisata Memicu Perdamaian
Dengan melakukan perjalanan, orang di dorong untuk berkomunikasi
satu sama lain. Dengan demikian, pariwisata juga mengandung nilainilai pendidikan yaitu, meningkatkan pemahaman antar masyarakat
dan budaya, dan menjadi saluran pembelajaran budaya antara tuan
rumah dan tamunya.
Hal ini lalu membantu manusia dalam meningkatkan rasa simpati antar
individu dan sekaligus mengurangi prasangka buruk, satu sama lain.
Misalnya, pekerjaan yang diberikan oleh pariwisata di Belfast, Irlandia
Utara, diharapkan dapat membantu demobilisasi kelompok paramiliter
sebagai usaha proses perdamaian. Pada akhirnya, simpati dan
pengertian dapat menurunkan ketegangan di dunia dan dengan
demikian memberikan kontribusi bagi perdamaian.
16. Dalam Global Summit pertama yaitu, “Peace Through Tourism”
(November, 2000), lebih dari 450 pemimpin dunia dari industri
perjalanan wisata dan pariwisata meratifikasi “Amman Declaration”
yang menyatakan bahwa “perjalanan dan pariwisata diakui sebagai
industry perdamaian global”. Berdasarkan dokumen tersebut, mereka
berkomitmen untuk membangun budaya damai melalui pariwisata dan
mendukung pariwisata sebagai aktivitas manusia yang
mendasar, bebas dari pembatasan yang tidak semestinya dan
menghormati perbedaan manusia dan keragaman budaya. "Hubungan
damai antara semua orang harus dipromosikan dan dipelihara melalui
pariwisata yang berkelanjutan," dikutip dari dokumen tersebut.
Hal ini juga menyeruka perlindungan bagi wilayah dan benda-benda
bersejarah untuk dilestarikan agar dapat dinikmati semua orang, dan
juga sebagai asset berharga bagi generasi mendatang.
17. •
Mengeratkan dan Menguatkan Kelompok Masyarakat
Pariwisata dapat menambah nilai vital dalam masyarakat. Misalnya,
acara dan festival budaya setempat sudah dianggap menjadi tontonan
biasa, namun karena ingin mearik wisatawan, akhirnya kegiatankegiatan demikian semakin dikembangkan.
Pengembangan pariwisata juga dapat mengurangi imigrasi dari daerah
pedesaan. Karena mereka terdorong untuk mengembangkan objek
wisata di sana, dan memperoleh penghasilan darinya.
Masyakat Afrika Selatan dan juga masyarakat aborigin sebagi suku asli
Australia, belakangan ini sudah mulai mengatur kepemilikan lahan
trandisional dan melestarika warisan budaya mereka.
•
Pengembangan Fasilitas Pariwisata yang Menguntungkan
Warga Setempat
Oleh karena pariwisata berhasil mengembangkan fasilitas dan layanan
yang mungkin saja tidak bisa dikembangkan oleh masyarakat sendiri,
pariwisata berhasil memberi standar hidup yang lebih baik bagi
masyarakat setempat. Pengembangan tersebut dapat mencakup,
pembangunan infrastruktur, pengadaan fasilitas kesehatan dan
transportasi, pengadaan fasilitas rekreasi, restoran, dan sebagainya.
18. •
Revaluasi Budaya dan Tradisi
Pariwisata dapat meningkatkan pelestarian dan transmisi tradisi
budaya dan sejarah, yang sering memberikan kontribusi untuk
konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam yang
berkelanjutan, perlindungan warisan lokal, dan kebangkitan budaya
asli seperti seni budaya dan kerajinan.
Misalnya, salah satu biro perjalanan yaitu Travel Waljim melengkapi
usaha konservasi, tidak hanya lewat pemberian uang, namun juga
dengan memberikan dukungan langsung, seperti bantuan
pembangunan pariwisata ke tujuan jarak jauh di wilayah
Karakorum, Asia Selatan. Bantuan tersebut telah membantu
menghidupkan kembali musik lokal dan kegiatan tradisional seperti
pedang menari.
Contoh lainnya, pariwisata juga mendorong masyarakat Bali untuk
mencerminkan budaya mereka lewat benda-benda artistik. Kehadiran
wisatawan yang terus menerus, dan pujian-pujian yang didapat
masyarakat Bali, telah memberikan kepercayaan diri dan kebanggan
pada diri sendiri, serta menyadarkan mereka bahwa budaya mereka
memang layak dipuji oleh dunia. Hal ini lalu menghapus cara pikir dulu
bahwa budaya mereka tidak dapat menyaingi budaya Negara maju.
19. Keanekaragaman Budaya
Pariwisata adalah salah satu pendorong utama dari pertukaran budaya,
memberikan pengalaman pribadi, tidak hanya dari apa yang telah bertahan
dari masa lalu, tapi juga kehidupan kontemporer dengan masyarakat lain.
Wisatawan tidak hanya membawa koper mereka di tempat tujuan. Mereka
membawa gaya hidup, kebiasaan dan adat istiadat. Pada saat yang sama
wisatawan bersedia untuk menemukan budaya yang berbeda, gaya hidup
tertentu, misalnya menikmati makanan lokal, melihat aspek-aspek lain dari
kehidupan sehari-hari, bahkan tinggal di rumah lokal untuk menemukan
pengalaman baru.
Para wisatawan ingin pulang dengan membawa budaya baru, dan ingin
mereka gunakan sebagai elemen untuk mengembangkan budaya mereka
yang asli. Teori konsumsi modern menegaskan, “orang tidak mengkonsumsi
barang dan jasa, namun mereka mengkonsumsi simbol”.
Sayangnya dari banyak kasus yang ada, sebagian besar wisatawan melakukan
perjalanan dengan tujuan untuk memuaskan keinginan klise mereka daripada
untuk benar-benar menemukan pengalaman baru lewat lintas budaya.