Analisis Faktor (2.1)

Rani Nooraeni
Rani Nooraenilecturer en Politeknik Statistika STIS
ANALISIS FAKTOR
Tugas kelompok APG – temu 9
Dosen Pengampu : Rani Nooraeni, S.ST., M.Stat.
“Kelompok 2 – 4 SK 5 :
Estiana Yesi Prastiwi (13.7604)
Andi Dalfiah Mustafa (13.7487)
Cahyani Cenra Hasana (13.7540)
Fitri Puspitasari (13.7627)
Indra Gunawan (13.7664)
Minanur Rohman (13.7731)
Sri Astutiningsih (13.7876)
Wiena Hardian Pratama (13.7912)
Zaselina Pitaloka (13.7932
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
ANALISIS FAKTOR
Pendahuluan
DEFINISI
Analisis faktor merupakan
perluasan yang lebih mendetail
dari analisis komponen utama.
TUJUAN
Tujuan utamanya untuk mendeskripsikan
hubungan kovarian dari banyak variabel
dalam hubungannya dengan beberapa
kuantitas random (faktor) yang penting
namun unobservable.
Pendahuluan
Misal suatu set variabel dapat dikelompokkan ke dalam group tertentu
berdasarkan kovariannya.
Semua variabel dalam satu grup memiliki korelasi besar di antara mereka
namun memiliki korelasi yang kecil dengan variabel dari grup lain.
Maka dapat dibayangkan bahwa tiap grup variabel merepresentasikan suatu
konstruksi pokok (faktor) yang menyebabkan korelasi di antara variabelnya
demikian.
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Random vektor X dengan p buah komponen
memiliki rata-rata μ dan kovarian Σ.
Model faktor mendalilkan bahwa :
X linearly dependent dengan variabel
random 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝑚 yang disebut common factors
dan p buah sumber varians 𝜀1, 𝜀2, … , 𝜀 𝑝 yang
disebut error atau specific factors.
Model
Model Faktor Orthogonal
 Model analisis faktor  Notasi Matrix :
𝑙𝑖𝑗 = loading variabel ke-i pada faktor ke-j
L = matrix of factor loading
ASUMSI
F dan ε independen sehingga :
Karena banyaknya
kuantitas yang tidak
terobservasi,
verifikasi langsung
dari model faktor
tidak dimungkinkan.
Untuk itu,
dibutuhkan asumsi
tambahan.
Model Faktor Orthogonal Dengan m Buah
Common Factors
Random vector F dan ε memenuhi kondisi berikut :
Model Faktor Orthogonal mengimplikasikan struktur kovarian dari x
Sehingga
Model
Struktur Kovarians Model Faktor Orthogonal
Model
Model
ℎ𝑖
2
= Communality ke-i
𝜓𝑖 = Uniqueness
Contoh
Model
Communality dari 𝑋1 :
Varians 𝑋1
Model
Ketika m = p
matrix Σ akan selalu berupa LL’
Sehingga matrix 𝜓 dapat berupa
matrix nol
Ketika m < p
Analisis faktor akan menjelaskan
kovarians X secara lebih sederhana
dengan jumlah parameter yang lebih
sedikit dibandingkan elemen matrix Σ
Contoh :
X terdiri dari 12 variabel dijelaskan dengan model 2-faktor
p = 12
m = 2
Banyak elemen dalam matric Σ = p (p+1)/2 = 12*13/2 = 78
Jumlah parameter (𝑙𝑖𝑗 𝑑𝑎𝑛 𝜓𝑖) = mp + p = 2*12 + 12 = 36
Model
Model
Saat m > 1, selalu ada keambiguan yang
dihubungkan dengan dengan model faktor.
Tmxm orthogonal matrix sehingga TT’=T’T=I
Dimana
Karena Dan
Walaupun L* dan L secara umum berbeda, keduanya menghasilkan matriks kovarians sama:
Keambiguan ini mendasari rotasi faktor.
• Analisis faktor diproses dengan kondisi estimasi L dan 𝜑
bersifat unik.
• Loading matrix L dirotasi berkali-kali oleh matriks orthogonal.
• Saat L dan 𝜑 yang spesifik didapat, faktor teridentifikasi dan
factor scores terbentuk.
Model
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Metode Estimasi
 Observasi x1, x2,..., xn pada p variabel-variabel yang secara
umum berkorelasi.
 S adalah estimator dari matrik kovarian Σ populasi yang tidak
diketahui.
 Jika elemen-elemen diagonal S bernilai kecil dan matriks korelasi
R bernilai nol, variabel-variabel tidak berhubungan dan analisis
faktor tidak dapat digunakan.
 Dua metode estimasi parameter:
1. Principal component (and principal factor) method
2. Maximum likelihood method
Metode Estimasi
The Principal Component (and Principal Factor) Method
Metode Estimasi
Σ mempunyai eigenvalue-eigenvector (λ𝑖, 𝑒𝑖 ) dengan λ1  λ2 ...  λp  0
Model analisis faktor mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (m=p) dan 𝜑i = 0,
kolom ke-j loading matrix adalah λ𝑗 𝑒𝑗
Metode Estimasi
Pendekatan untuk memperoleh model analisis faktor dengan m < p yaitu dengan
menghilangkan kontribusi
pada Σ sehingga diperoleh
Jika mempertimbangkan faktor khusus, maka
The Principal Component (and Principal Factor) Method (2)
• Untuk menerapkan pendekatan ini ke data, langkah pertama perlu untuk
memusatkan observasi dengan mengurangkan rata-rata sampel.
The Principal Component (and Principal Factor) Method (3)
• Observasi terpusat
Mempunyai matriks kovarian S sama dengan aslinya.
Metode Estimasi
The Principal Component (and Principal Factor) Method (4)
Metode Estimasi
Jika unit variabel-variabel berbeda satuan maka perlu standardisasi.
Matriks kovarian sampel sama dengan matriks korelasi R.
Principal Component Solution of the Factor Model
Metode Estimasi
S mempunyai pasangan eigenvalue-eigenvector
Dimana
m < p
Komunaliti :
Metode Estimasi
Principal Component Solution of the Factor Model (2)
 Kontribusi total varians sampel s11 + s22 + ... + spp = tr(S) dari faktor umum
pertama adalah
 Karena 𝑒𝑖 mempunyai panjang unit.
Matriks Korelasi
Proporsi Komulatif
Contoh 9.3 Consumer Preference Data
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Contoh 9.3 Consumer Preference Data
Kumunalitis
Variance Sampel Setiap Variabel
Pada tahap ini tidak faktor tidak akan diinterpretasikan
Metode Estimasi
Contoh 9.3 Stock Price Data
n=103, p=5, m=2,
Metode Estimasi
Contoh 9.3 Stock Price Data
Metode Estimasi
 F dan diasumsikan berdistribusi normal
 Sehingga meksimum likelihoodnya
Metode Maximum Likelihood
Metode Estimasi
Jadi
Sehingga
Metode Maximum Likelihood (2)
Metode Estimasi
Metode Maximum Likelihood (3)
Metode Estimasi
Setelah variabelnya di standardisasi maka Maka dari Z
Punya persamaan :
Karena dan
Maka
Sehingga
Jadi dihasilkan :
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Contoh 9.5 Stock Price Data menggunakan Maximum Likelihood Method
Asumsi m=2
F1 disebut
market factor
karena (+)
semua
F2 disebut
industry
factor karena
ada sebagian
yang (-)
Metode Estimasi
 Dari tabel tersebut untuk menghitung =
 Sedangkan residual matrixnya :
 Kalau dilihat dari pendekatan MLE lebih kecil daripada komponen
utama, oleh karena kita lebih baik menggunakan MLE.
=
 Pada cumulative proportion sample varians yang dijelaskan juga demikian.
Matriks
Diagonal
Contoh 9.6 Analisis Faktor menggunakan Data Lomba Olympiade
Metode Estimasi
N=160
p = 10
m = 4
 4 eigen value yang pertama = 3.78 ; 1.52 ; 1.11 ; 0.91
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Pada kasus tersebut menghasilkan hasil yang sangat berbeda.
 Pada komponen utama :
F1 = mempunyai hasil yang besar semua kecuali 1500m-run (General athletic ability)
F2 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running ablility and throwing ability
F3 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running endurance and running speed
F4 = terdapat hal yang membingungkan pada factor ini.
 Pada Maximum Likelihood :
F1 = mempunyai hasil yang paling besar di 1500m-run (Running endurance factor)
F2 = mempunyai hasil yang paling besar di shot put (strength factor)
F3 = mempunyai hasil yang paling besar di 400m-run dan 1500m-run (running endurance)
F4 = mempunyai hasil yang paling besar di high jup (Leg strength)
 Dari contoh tersebut kita bisa tahu bahwa penamaan variabelnya
berdasarkan atas nilai estimasi loading yang paling besar.
Metode Estimasi
Matriks residual yang dihasilkan =
Metode Estimasi
Matriks residual yang dihasilkan =
 Dari kedua matriks residual yang ditampilkan, Maksimum Likelihood lebih bagus
dalam menghasilkan R daripada Komponen Utama
Tes sampel besar untuk jumlah faktor common
Dengan derajat bebas =½(p-m)²-p-m)
 Apabila, diketahui bahwa :
 Maka, hipotesis yang dapat dituliskan adalah :
 Untuk menguji H0 menggunaka uji statistik ratio likelihood
Metode Estimasi
 Sehingga, dengan menggunakah koreksi Bartlett’s kita dapat menolak H0 apabila :
Metode Estimasi
Example 9.7 (lanjutan dari example 9.5)
Ho : Ʃ=LL’+ψ , m=2 , α=0.05
Sehingga,
Metode Estimasi
Metode Estimasi
Dengan menggunakan koreksi Bartlett’s didapatkan :
Dikarenakan 2.10 < λ²₁₍₀.₅₎ (3.84) , maka gagal tolak H0
“
Lanjut ke Bagian Selanjutnya
[Analisis Faktor (2.2)]
1 de 47

Más contenido relacionado

La actualidad más candente(20)

Analisis Klaster (1)Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)
Rani Nooraeni574 vistas
Regresi LogistikRegresi Logistik
Regresi Logistik
Agung Anggoro6.8K vistas
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
Rani Nooraeni1.4K vistas
Analisis Klaster (2)Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)
Rani Nooraeni393 vistas
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
Rani Nooraeni1.1K vistas
Analisis faktorAnalisis faktor
Analisis faktor
Ulfa destiarina7.2K vistas
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)
Rani Nooraeni722 vistas
Analisis Korelasi Kanonik (2)Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)
Rani Nooraeni2.1K vistas
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
Rani Nooraeni1K vistas
Analisis Diskriminan (1)Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)
Rani Nooraeni1.2K vistas
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
Rani Nooraeni936 vistas
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep Peluang
Eko Mardianto7.4K vistas

Similar a Analisis Faktor (2.1)

Noeryanti 15454Noeryanti 15454
Noeryanti 15454Zulyy Astutik
575 vistas9 diapositivas
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORFarida Dadari
164 vistas8 diapositivas
Makalah ipbMakalah ipb
Makalah ipbmutiahumi
4.9K vistas80 diapositivas

Similar a Analisis Faktor (2.1)(20)

Noeryanti 15454Noeryanti 15454
Noeryanti 15454
Zulyy Astutik575 vistas
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR
Farida Dadari164 vistas
Makalah ipbMakalah ipb
Makalah ipb
mutiahumi4.9K vistas
analisa data_Univarit1.pptanalisa data_Univarit1.ppt
analisa data_Univarit1.ppt
WindaFransisca8 vistas
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
3218126438990fa0771ddb555f70be42.docx
AfaRanggitaPrasticas191 vistas
Multivariate AnalysisMultivariate Analysis
Multivariate Analysis
dyahanindita11.7K vistas
MultivariateMultivariate
Multivariate
guestb59a8c81.4K vistas
rememberremember
remember
Wa Inti Rahmat134 vistas
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.docMODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
MODEL_REGRESI_NON_LINEAR.doc
AhmadFauzan1469314 vistas
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
AnNa Luph Black12.3K vistas
statistik tugas 4 pdf.pdfstatistik tugas 4 pdf.pdf
statistik tugas 4 pdf.pdf
NofyanAlvianAlimnur9 vistas
Ppt singkat pengantar statistikaPpt singkat pengantar statistika
Ppt singkat pengantar statistika
Rizki Novaldi97 vistas
11 Sem -materi.pdf11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf
NovanAdiNugroho24 vistas
Jurnal agus-priyantoJurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyanto
Achmad Fauzan316 vistas
Jurnal multikolinearitasJurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitas
Marnii amiru2.3K vistas
Ppt singkat statistika kelompok 10Ppt singkat statistika kelompok 10
Ppt singkat statistika kelompok 10
SistaAngginiSaputri121 vistas

Analisis Faktor (2.1)

  • 1. ANALISIS FAKTOR Tugas kelompok APG – temu 9 Dosen Pengampu : Rani Nooraeni, S.ST., M.Stat.
  • 2. “Kelompok 2 – 4 SK 5 : Estiana Yesi Prastiwi (13.7604) Andi Dalfiah Mustafa (13.7487) Cahyani Cenra Hasana (13.7540) Fitri Puspitasari (13.7627) Indra Gunawan (13.7664) Minanur Rohman (13.7731) Sri Astutiningsih (13.7876) Wiena Hardian Pratama (13.7912) Zaselina Pitaloka (13.7932
  • 3. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 4. ANALISIS FAKTOR Pendahuluan DEFINISI Analisis faktor merupakan perluasan yang lebih mendetail dari analisis komponen utama. TUJUAN Tujuan utamanya untuk mendeskripsikan hubungan kovarian dari banyak variabel dalam hubungannya dengan beberapa kuantitas random (faktor) yang penting namun unobservable.
  • 5. Pendahuluan Misal suatu set variabel dapat dikelompokkan ke dalam group tertentu berdasarkan kovariannya. Semua variabel dalam satu grup memiliki korelasi besar di antara mereka namun memiliki korelasi yang kecil dengan variabel dari grup lain. Maka dapat dibayangkan bahwa tiap grup variabel merepresentasikan suatu konstruksi pokok (faktor) yang menyebabkan korelasi di antara variabelnya demikian.
  • 6. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 7. Random vektor X dengan p buah komponen memiliki rata-rata μ dan kovarian Σ. Model faktor mendalilkan bahwa : X linearly dependent dengan variabel random 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝑚 yang disebut common factors dan p buah sumber varians 𝜀1, 𝜀2, … , 𝜀 𝑝 yang disebut error atau specific factors. Model
  • 8. Model Faktor Orthogonal  Model analisis faktor  Notasi Matrix : 𝑙𝑖𝑗 = loading variabel ke-i pada faktor ke-j L = matrix of factor loading
  • 9. ASUMSI F dan ε independen sehingga : Karena banyaknya kuantitas yang tidak terobservasi, verifikasi langsung dari model faktor tidak dimungkinkan. Untuk itu, dibutuhkan asumsi tambahan.
  • 10. Model Faktor Orthogonal Dengan m Buah Common Factors Random vector F dan ε memenuhi kondisi berikut :
  • 11. Model Faktor Orthogonal mengimplikasikan struktur kovarian dari x Sehingga Model
  • 12. Struktur Kovarians Model Faktor Orthogonal Model
  • 15. Communality dari 𝑋1 : Varians 𝑋1 Model
  • 16. Ketika m = p matrix Σ akan selalu berupa LL’ Sehingga matrix 𝜓 dapat berupa matrix nol Ketika m < p Analisis faktor akan menjelaskan kovarians X secara lebih sederhana dengan jumlah parameter yang lebih sedikit dibandingkan elemen matrix Σ Contoh : X terdiri dari 12 variabel dijelaskan dengan model 2-faktor p = 12 m = 2 Banyak elemen dalam matric Σ = p (p+1)/2 = 12*13/2 = 78 Jumlah parameter (𝑙𝑖𝑗 𝑑𝑎𝑛 𝜓𝑖) = mp + p = 2*12 + 12 = 36 Model
  • 17. Model Saat m > 1, selalu ada keambiguan yang dihubungkan dengan dengan model faktor. Tmxm orthogonal matrix sehingga TT’=T’T=I Dimana Karena Dan Walaupun L* dan L secara umum berbeda, keduanya menghasilkan matriks kovarians sama: Keambiguan ini mendasari rotasi faktor.
  • 18. • Analisis faktor diproses dengan kondisi estimasi L dan 𝜑 bersifat unik. • Loading matrix L dirotasi berkali-kali oleh matriks orthogonal. • Saat L dan 𝜑 yang spesifik didapat, faktor teridentifikasi dan factor scores terbentuk. Model
  • 19. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 20. Metode Estimasi  Observasi x1, x2,..., xn pada p variabel-variabel yang secara umum berkorelasi.  S adalah estimator dari matrik kovarian Σ populasi yang tidak diketahui.  Jika elemen-elemen diagonal S bernilai kecil dan matriks korelasi R bernilai nol, variabel-variabel tidak berhubungan dan analisis faktor tidak dapat digunakan.  Dua metode estimasi parameter: 1. Principal component (and principal factor) method 2. Maximum likelihood method Metode Estimasi
  • 21. The Principal Component (and Principal Factor) Method Metode Estimasi Σ mempunyai eigenvalue-eigenvector (λ𝑖, 𝑒𝑖 ) dengan λ1  λ2 ...  λp  0 Model analisis faktor mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (m=p) dan 𝜑i = 0, kolom ke-j loading matrix adalah λ𝑗 𝑒𝑗
  • 22. Metode Estimasi Pendekatan untuk memperoleh model analisis faktor dengan m < p yaitu dengan menghilangkan kontribusi pada Σ sehingga diperoleh Jika mempertimbangkan faktor khusus, maka The Principal Component (and Principal Factor) Method (2)
  • 23. • Untuk menerapkan pendekatan ini ke data, langkah pertama perlu untuk memusatkan observasi dengan mengurangkan rata-rata sampel. The Principal Component (and Principal Factor) Method (3) • Observasi terpusat Mempunyai matriks kovarian S sama dengan aslinya. Metode Estimasi
  • 24. The Principal Component (and Principal Factor) Method (4) Metode Estimasi Jika unit variabel-variabel berbeda satuan maka perlu standardisasi. Matriks kovarian sampel sama dengan matriks korelasi R.
  • 25. Principal Component Solution of the Factor Model Metode Estimasi S mempunyai pasangan eigenvalue-eigenvector Dimana m < p Komunaliti :
  • 26. Metode Estimasi Principal Component Solution of the Factor Model (2)  Kontribusi total varians sampel s11 + s22 + ... + spp = tr(S) dari faktor umum pertama adalah  Karena 𝑒𝑖 mempunyai panjang unit.
  • 27. Matriks Korelasi Proporsi Komulatif Contoh 9.3 Consumer Preference Data Metode Estimasi
  • 28. Metode Estimasi Contoh 9.3 Consumer Preference Data
  • 29. Kumunalitis Variance Sampel Setiap Variabel Pada tahap ini tidak faktor tidak akan diinterpretasikan Metode Estimasi
  • 30. Contoh 9.3 Stock Price Data n=103, p=5, m=2, Metode Estimasi
  • 31. Contoh 9.3 Stock Price Data Metode Estimasi
  • 32.  F dan diasumsikan berdistribusi normal  Sehingga meksimum likelihoodnya Metode Maximum Likelihood Metode Estimasi
  • 34. Metode Maximum Likelihood (3) Metode Estimasi Setelah variabelnya di standardisasi maka Maka dari Z Punya persamaan : Karena dan Maka Sehingga
  • 36. Metode Estimasi Contoh 9.5 Stock Price Data menggunakan Maximum Likelihood Method Asumsi m=2 F1 disebut market factor karena (+) semua F2 disebut industry factor karena ada sebagian yang (-)
  • 37. Metode Estimasi  Dari tabel tersebut untuk menghitung =  Sedangkan residual matrixnya :  Kalau dilihat dari pendekatan MLE lebih kecil daripada komponen utama, oleh karena kita lebih baik menggunakan MLE. =  Pada cumulative proportion sample varians yang dijelaskan juga demikian. Matriks Diagonal
  • 38. Contoh 9.6 Analisis Faktor menggunakan Data Lomba Olympiade Metode Estimasi N=160 p = 10 m = 4  4 eigen value yang pertama = 3.78 ; 1.52 ; 1.11 ; 0.91
  • 40. Metode Estimasi Pada kasus tersebut menghasilkan hasil yang sangat berbeda.  Pada komponen utama : F1 = mempunyai hasil yang besar semua kecuali 1500m-run (General athletic ability) F2 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running ablility and throwing ability F3 = terdapat perbedaan yang mencolok antara running endurance and running speed F4 = terdapat hal yang membingungkan pada factor ini.  Pada Maximum Likelihood : F1 = mempunyai hasil yang paling besar di 1500m-run (Running endurance factor) F2 = mempunyai hasil yang paling besar di shot put (strength factor) F3 = mempunyai hasil yang paling besar di 400m-run dan 1500m-run (running endurance) F4 = mempunyai hasil yang paling besar di high jup (Leg strength)  Dari contoh tersebut kita bisa tahu bahwa penamaan variabelnya berdasarkan atas nilai estimasi loading yang paling besar.
  • 41. Metode Estimasi Matriks residual yang dihasilkan =
  • 42. Metode Estimasi Matriks residual yang dihasilkan =  Dari kedua matriks residual yang ditampilkan, Maksimum Likelihood lebih bagus dalam menghasilkan R daripada Komponen Utama
  • 43. Tes sampel besar untuk jumlah faktor common Dengan derajat bebas =½(p-m)²-p-m)  Apabila, diketahui bahwa :  Maka, hipotesis yang dapat dituliskan adalah :  Untuk menguji H0 menggunaka uji statistik ratio likelihood Metode Estimasi
  • 44.  Sehingga, dengan menggunakah koreksi Bartlett’s kita dapat menolak H0 apabila : Metode Estimasi
  • 45. Example 9.7 (lanjutan dari example 9.5) Ho : Ʃ=LL’+ψ , m=2 , α=0.05 Sehingga, Metode Estimasi
  • 46. Metode Estimasi Dengan menggunakan koreksi Bartlett’s didapatkan : Dikarenakan 2.10 < λ²₁₍₀.₅₎ (3.84) , maka gagal tolak H0
  • 47. “ Lanjut ke Bagian Selanjutnya [Analisis Faktor (2.2)]