APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Multivariate Means

Rani Nooraeni
Rani Nooraenilecturer en Politeknik Statistika STIS
Pertemuan 5
Inferences about a Mean Vector and
Comparison Of Several Multivariate Means
Dosen Pengampu : Rani Nooraeni, S.ST., M.Stat..
The Plausability of μ0 as a Value for a Normal
• Review Univariate
H0 : μ=μ0
H1 : μ ≠ μ0
Jika Xi~N(μ,σ2) dengan asumsi σ2 tidak
diketahui
Statistik Uji :
dimana dan

n
j
Xj
n
x
1
1
 

 22
)(
1
1
XX
n
s j
• Statistik Uji tersebut mempunyai distribusi t dengan
derajat bebas n-1.
• H0 ditolak apabila |t| ≥ tα/2,n-1, dimana tα/2,n-1 adalah nilai
kritis yang diperoleh dar tabel t
• Menolak H0 ketika |t| yang besar sama dengan menolak
H0 pada saat t2 (Pers 5-1)
• Variabel t2 merupakan kuadrat jarak dari rata-rata sampel
ke nilai uji μ0
• Jarak tersebut menunjukkan ekspresi dari atau
estimasi dari standar deviasi dari
Selanjutnya bentuk karakteristik ini akan analog dengan
statitik -T2 pada kasus multivariate
Created by: Dwi Raharjo
• Jika H0 tidak ditolak, dapat disimpulkan
bahwa μ0 merupakan nilai dari rata-rata
populasi yang berdistribusi normal.
• Sehingga diperoleh Selang kepercayaan
pada persamaan (5-3)
𝒙 − 𝒕 𝒏−𝟏
𝜶
𝟐
−
𝒔
𝒏
≤ 𝝁 𝟎 ≤ 𝒙 + 𝒕 𝒏−𝟏
𝜶
𝟐
−
𝒔
𝒏
Kasus Multivariate
• H0 :
• Bentuk umum dari jarak kuadrat
persamaan (5-1) pada kasus
multivariate analog dengan
yang disebut dengan persamaan
Hotelling (Harold Hotelling).
)()()()
1
()( 0
1'
00
1'
0
2
  
XSXnXS
n
XT
Created by: Dwi Raharjo
• Jika jarak observasi statistik T2 > maka H0 akan ditolak.
• Jika X1,X2,...,Xn merupakan sampel acak berdistribusi Np(μ,∑) maka :
)(
)(
)1(
, pnpF
pn
pn











  )(
)(
)1(
.
2
 pnpF
pn
pn
Tp








 

)(
)(
)1(
)()'( ,
1
 pnpF
pn
pn
xSxnP
For further information
Created by: Dwi Raharjo
Contoh
Hitunglah nilai T2
Solusi :











38
610
96
X


























6
8
3
369
3
8106
2
1
x
x
x


















93
34
9
2
)63()66()69(
3
2
)63)(88()66)(810()69)(86(
4
2
)88()810()86(
222
22
12
222
11
S
s
s
s


















27
4
9
1
9
1
3
1
43
39
)3)(3()9)(4(
1
41
S
9
7
27
1
9
2
]1,1[3
56
98
27
4
9
1
9
1
3
1
]56,98[32






























T
Created by: Dwi Raharjo
Inferensia Vektor Rata-Rata 2 Populasi
∑ diketahui.
Hipotesis :
𝐻 𝑜: 𝜇 = 𝜇0
𝐻 𝑜: 𝜇 ≠ 𝜇0
Statistik Uji :
𝑍2
= 𝑥 − 𝜇0 ′
1
𝑛
Σ
−1
𝑥 − 𝜇0
Tolak H0 jika Z2 > 𝒳 𝛼,𝑝
2
∑ tidak diketahui.
1. Asumsi : XI ~ Np ( μI , ΣI )
XII ~ Np ( μII , ΣII )
Hipotesis Statistik: Ho: μI – μII = δo
H1: μI – μII ≠ δo
Σ = Sg =
𝑛1 − 1 𝑆1 + (𝑛2 − 1)𝑆2
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)
Sg : matriks ragam-peragam sampel gabungan
(pooled) dari kedua populasi
SI dan SII : matriks ragam peragam sampel dari
populasi I dan populasi II
Created by: Prawesty Dian U.
2. Asumsi : ΣI ≠ ΣII dan tidak diketahui nilainya
Gunakan ukuran contoh besar : (nI – p) dan (nII – p) besar
*) Statistik Uji :
Tolak Ho , terima H1 : μI – μII ≠ δo jika : nilai statistik uji > χ2
α ;p
Apabila Ho tidak ditolak, dapat diartikan bahwa pada tingkat kepercayaan sebesar
(1- α)100% vektor (μI – μII) = δo berada dalam wilayah ellipse.
Created by: Prawesty Dian U.
x x x x
Created by: Prawesty Dian U.
Hotelling’s dan Likelihood ratio test
• Statistik 𝑇2 dapat diturunkan sebagai Likelihood ratio test untuk H0: µ = µo
• Likelihood ratio test memiliki beberapa sifat optimal untuk sampel yang
cukup besar dan cocok untuk hipotesis yang dirumuskan dalam parameter
normal multivariat
• Maksimum dari multivariate normal likelihood sebagai μ dan ∑ bervariasi
berdasarkan nilai yang mungkin diberikan oleh
dimana dan
• Pada hipotesis Ho: µ = µo, normal likelihood menjadi
Created by: Roza Ramdani
Hotelling’s dan Likelihood ratio test
• Exponent pada L( µo, ∑) dapat ditulis sebagai
•
•
Dimana
Aplikasikan Result 4.10 (R.A. Johnson halaman 170)
Kombinasikan 5-11
dengan 5-10
menjadi
Dimana
Dan
(5-11)
(5-10)
Disebut Wilk’s Lamda
Created by: Roza Ramdani
Hotelling’s dan Likelihood ratio test
• likelihood ratio test pada H0: µ=µo dengan H1: µ≠µo akan tolak H0 saat:
• Anggap 𝑋1, 𝑋2, . . , 𝑋 𝑛 adalah random sample dari 𝑁𝑝 (µ, ∑) populasi.
Kemudian uji ekuivalen dengan likelihood ratio
test pada H0: µ=µo dengan H1: µ≠µo karena Λ2/𝑛 = (1 +
𝑇2
𝑛−1
)−1
(Pembuktian dapat dilihat pada buku R.A. Johnson halaman 218)
• 𝑇2dapat dihitung melalui
Dimana
𝐶 𝛼 merupakan lower ( lOO𝛼 )th percentile
dari distribusi Λ
Created by: Roza Ramdani
General Likelihood Ratio Method
• Anggap L(𝜃) merupakan fungsi likelihood diperoleh dengan evaluasi joint
density dari 𝑋1, 𝑋2, . . , 𝑋 𝑛 dengan nilai observasi 𝑥1, 𝑥2,. . . , 𝑥 𝑛.
Parameter vektor 𝜃 mendapat nilainya dari set parameter Θ. Maka
Likelihood ratio test pada H0: 𝜃 ∈ Θ dengan H1: 𝜃 ∉ Θ akan tolak H0 jika
• ketika ukuran sampel n besar, di bawah hipotesis nol H0
kira-kira adalah variabel acak 𝜒 𝑣−𝑣𝑜
2
.
Derajat kebebasan adalah 𝑣 − 𝑣0 = 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓Θ − 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓Θ0.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada buku R.A. Johnson halaman 219
Created by: Roza RamdaniFurther Information
Multivariat
𝑅 𝑋 = 𝑥 ± 𝑇 𝜆 ∙ 𝑒
Jika diketahui:
Eigen Value: sumbu ellipsoid
= 𝑥 ±
𝑝 𝑛 − 1
𝑛(𝑛 − 𝑝)
𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼) 𝜆𝑖 ∙ 𝑒𝑖
Matriks varians-covarians: sumbu ellipsoid
= 𝑥 ±
𝑝 𝑛 − 1
𝑛(𝑛 − 𝑝)
𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼)
𝑠𝑖𝑖
𝑛
Confidence Regions
Wilayah Kepercayaan [R(X)] adalah wilayah
ellipsoid yang menyatakan nilai θ dan ditentukan oleh
data suatu populasi. Dimana :
θ : vektor dari parameter suatu populasi
Wilayah kepercayaan untuk μ dan Σ tidak diketahui:
Dengan 𝑋 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 ( 𝑛 −
Selang Kepercayaan (Confidence Interval)
Univariat
𝐶𝐼 = 𝑥 ± 𝑧 𝛼/2
𝜎
𝑛
𝐶𝐼 = 𝑥 ± 𝑡 𝛼/2
𝑠
𝑛
𝑷 𝒏( 𝑿 − 𝝁)′𝑺−𝟏
( 𝑿 − 𝝁) ≤
𝒏−𝟏 𝒑
𝒏−𝒑
𝑭 𝒑,𝒏−𝒑(𝜶) = 𝟏 − 𝜶
Created by: Aninditya Yuniar
𝑥1
𝑥2
𝜇1
𝜇2 • Sumbu Major:
• Sumbu Minor:
Catatan:
Panjang sumbu = setengah panjang diagonal
𝜆1
𝑝 𝑛 − 1
𝑛 𝑛 − 𝑝
𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼)
𝜆2
𝑝 𝑛 − 1
𝑛 𝑛 − 𝑝
𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼)
Created by: Aninditya Yuniar
Metode Bonferroni: Multiple Comparison
Dengan interval individu t:
𝑥𝑖 ± 𝑡 𝑛−1
𝛼𝑖
2
𝑠𝑖𝑖
𝑛
𝑖 = 1,2, … , 𝑚 𝛼𝑖 =
𝛼
𝑚
dan
𝑃 𝑋𝑖 ± 𝑡 𝑛−1
𝛼𝑖
2
𝑠𝑖𝑖
𝑛
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝜇𝑖 ≥ 1 −
𝛼
𝑚
+
𝛼
𝑚
+ ⋯ +
𝛼
𝑚
maka
𝑥1 − 𝑡 𝑛−1
𝛼
2𝑝
𝑠11
𝑛
≤ 𝜇1 ≤ 𝑥1 + 𝑡 𝑛−1
𝛼
2𝑝
𝑠11
𝑛
𝑥2 − 𝑡 𝑛−1
𝛼
2𝑝
𝑠22
𝑛
≤ 𝜇2 ≤ 𝑥2 + 𝑡 𝑛−1
𝛼
2𝑝
𝑠22
𝑛
⋮
𝑥 𝑝 − 𝑡 𝑛−1
𝛼
2𝑝
𝑠 𝑝𝑝
𝑛
≤ 𝜇 𝑝 ≤ 𝑥 𝑝 + 𝑡 𝑛−1
𝛼
2𝑝
𝑠 𝑝𝑝
𝑛
Created by: Aninditya Yuniar
Metode Bonferroni: Multiple Comparison
Interval Bonferroni untuk kombinasi linier 𝑙′ 𝜇:
(sampel kecil)
(sampel besar)
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐵𝑜𝑛𝑓𝑒𝑟𝑟𝑜𝑛𝑖
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑇2
=
𝑡 𝑛−1(𝛼/2𝑚)
𝑝(𝑛 − 1)
𝑛 − 𝑝
𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼)
𝒍′ 𝑿 ± 𝒕 𝒑,𝒏−𝟏;𝜶/𝟐
𝒍′ 𝑺𝒍
𝒏
𝒍′
𝑿 ± 𝒛 𝜶/𝟐𝒑
𝒍′ 𝑺𝒍
𝒏
Created by: Aninditya Yuniar
LARGE SAMPLE INFERENCE
Ketika sampel yang diambil besar:
Uji hipotesis dan penentuan confidence
interval dari 𝜇 bisa dibentuk tanpa
mengasumsikan populasinya normal (Masalah
kenormalan dapat diatasi dengan memperbesar
sampel).
Inferensia sampel besar dari 𝜇 didasarkan pada
ditribusi 𝝌 𝟐
.
Uji Hipotesis
• 𝐻0: 𝜇 = 𝜇0 =>
𝜇1
:
:
𝜇 𝑝
=
𝜇01
:
:
𝜇0𝑝
• 𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0 =>
𝜇1
:
:
𝜇 𝑝
≠
𝜇01
:
:
𝜇0𝑝
Statistik uji
𝜒2
= 𝑛( 𝑥 − 𝜇0)′ (𝑆)−1
( 𝑥 − 𝜇0)′
Daerah kritis:
Tolak H0 jika 𝜒2
> 𝜒 𝛼 𝑝
2
Untuk lebih detailnya, bukalah buku Applied
Multivariate Statistical Analysis Richard A Johnson
ed 6 halaman 235 result 5.4.
Created by: Baiq Liana
Wilayah Kepercayaan Simultan
𝑥𝑖 ± 𝜒 𝑝
2
(𝛼)
𝑠 𝑖𝑖
𝑛
terdapat 𝜇𝑖
Atau
𝑥𝑖 − 𝜒 𝑝
2
(𝛼)
𝑠 𝑖𝑖
𝑛
≤ 𝜇𝑖 ≤ 𝑥𝑖 + 𝜒 𝑝
2
(𝛼)
𝑠 𝑖𝑖
𝑛
Untuk lebih detailnya, bukalah buku Applied
Multivariate Statistical Analysis Richard A
Johnson ed 6 halaman 235 result 5.5.
Wilayah kepercayaan one-at-a-time individual
means, bonferroni, dan 𝑇2
Kesimpulannya, dalam kasus contoh soal yang
sama pada slide sebelumnya, menentukan wil.
kepercayaan dengan menggunakan one-at-a-time
individual means dengan 𝑧 𝛼
2
, bonferroni 𝑧 𝛼
2𝑝
, dan 𝑇2
(
𝜒 𝑝
2 (𝛼) ), menghasilkan interval yang lebih sempit
daripada menggunakan one-at-a-time individual
means dengan 𝑡 𝛼
2
, bonferroni 𝑡 𝑛−1(
𝛼
2𝑝
) , dan 𝑇2 (
𝐹𝑝, 𝑛−𝑝 (𝛼) ),
Created by: Baiq Liana
Contoh soal 5.7.
(Menentukan wil. kepercayaan simultan dalam sampel besar) Sebuah pendidik musik menguji
ribuan siswa Finlandia terhadap kemampuan bermusik di daerahnya untuk mengatur norma secara
nasional di Finlandia n=96 Finnish 12th-graders. Berikut summary statistiknya:
Untuk lebih detailnya, bukalah buku Applied Multivariate Statistical Analysis Richard A Johnson ed 6
halaman 236-237. Karena tidak deijelaskan mengenai pengujian hipotesis, maka pengujian H0 dapat
dikerjakan sendiri ya…
Tabel 5.5 Musical Aptitude Profile Means and Standard Deviation for 96
of 12th Grade Finnish Students Participating in a Standarization Program.
variable
Raw Score
mean
Standard deviation ( 𝑠𝑖𝑖
)
X1: melody
X2: harmony
X3: tempo
X4: meter
X5: phrasing
X6: balance
X7: style
28.1
26.6
35.4
34.2
23.6
22.0
22.7
5.76
5.85
3.82
5.12
3.76
3.93
4.03
𝜇0 =
31
27
34
31
23
22
22
Created by: Baiq Liana
PAIRED COMPARISON
DESIGN
Paired comparisons design adalah
sebuah desain dimana dua perlakuan
(treatment) yang berbeda diaplikasikan
pada suatu unit sampel untuk
meyakinkan apakah perbedaan
perlakuan tersebut berdampak signifikan
terhadap sampel.
Contoh :
Mengukur penjulan suatu produk dalam
pasar sebelum dan sesudah adanya
promosi (iklan)
Paired Comparison ketika variabel = 1
Dalam kasus univariat, misalkan Xj1 dan Xj2
menunjukkan respon terhadap treatment 1 dan 2
untuk percobaan ke-j.
Dimana terdapat n differences yang menunjukkan
efek dari treatment yang diterapkan ;
Dj = X1j – X2j, J= 1, 2,..., n.
Jika D ~ N maka :
Created by: Dyah Nur Isnaini
Persamaan tersebut berdistribusi t dengan
derajat bebas (n-1), sehingga uji hipotesis
pada tingkat signifikansi α adalah :
Ho : δ = 0 (tidak ada perbedaan efek
dari treatment)
Hi : δ ≠ 0
Selang kepercayaan 100(1- α)% untuk
δ = E(X1j – X2j) adalah :
Paired Comparison ketika variabel > 1
X1j1 = variabel 1 dengan treatment 1
X1j2 = variabel 2 dengan treatment 1
...
X1jp = variabel p dengan treatment 1
X2j1 = variabel 1 dengan treatment 2
X2j2 = variabel 2 dengan treatment 2
...
X2jp = variabel p dengan treatment 2
Created by: Dyah Nur Isnaini
p paired-differences random
variabel : Apabila D1, D2,..., Dn adalah random vektor
yang independen, kesimpulan tentang vector of mean
differences (δ) dapat dinyatakan dalam bentuk statistik
T².
D1, D2,..., Dn ~
Jika n dan (n-p) kedua nilainya besar, T² dapat
didekati dengan distribusi chi-square ( )
Created by: Dyah Nur Isnaini
REPEATED MEASURES
DESIGN
Desain lain untuk t-statistics univariat
berpasangan terjadi dalam situasi di
mana q treatment dibandingkan dengan
variabel respon tunggal. Setiap subjek
atau unit eksperimen menerima setiap
perawatan sekali selama periode waktu
tertentu.
Dimana Xji merupakan respon terhadap
treatment ke-i pada unit ke-j. Repeated
measure mengandung maksud bahwa
treatment diberikan untuk setiap unit.
Asumsi : X ~
q = banyaknya perlakuan
Hipotesis : Ho : Cµ = 0
Hi : Cµ ≠ 0
Dimana C merupakan matriks kontras.
Statistik uji :
Tolak Ho apabila
Dengan
Created by: Dyah Nur Isnaini
Dalam kasus tertentu, Ho akan ditolak pada uji hipotesis Ho : δ = 0 vs Hi : δ ≠ 0
dengan tingkat signifikansi α apabila :
Apabila gagal tolak Ho, dapat diambil kesimpulan bahwa treatment yang
dilakukan tidak memberikan pengaruh terhadap p variabel.
Daerah kepercayaan :
Created by: Dyah Nur Isnaini
SUMMARY INFERENSIA
VEKTOR RATA-RATA
Created by: Prawesty Dian
1 populasi
X ∿ Np (µ ,∑)
Ho : µ = µ0
H1 : minimal ada satu µ ≠ µ0
2 Populasi
Dependen
D ∿ Np (𝛿 ,∑d)
Independen
∑ diketahui
∑ tidak diketahui
∑≠∑
∑=∑
LATIHAN SOAL
1. Test Ho : µ’= (6,11) dengan menggunakan data :
1 de 27

Recomendados

APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata por
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rataRani Nooraeni
856 vistas21 diapositivas
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI AND RANDOM SAMPLING (2) por
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI  AND RANDOM SAMPLING (2)APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI  AND RANDOM SAMPLING (2)
APG Pertemuan 3 : SAMPLE GEOMETRI AND RANDOM SAMPLING (2)Rani Nooraeni
922 vistas29 diapositivas
Analisis Komponen Utama (2) por
Analisis Komponen Utama (2)Analisis Komponen Utama (2)
Analisis Komponen Utama (2)Rani Nooraeni
863 vistas51 diapositivas
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata por
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataRani Nooraeni
1.2K vistas21 diapositivas
APG Pertemuan 1 dan 2 (3) por
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)Rani Nooraeni
1.4K vistas33 diapositivas
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1) por
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)Rani Nooraeni
595 vistas28 diapositivas

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata por
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataRani Nooraeni
487 vistas26 diapositivas
Analisis Faktor (1) por
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)Rani Nooraeni
743 vistas66 diapositivas
Analisis Faktor (2.2) por
Analisis Faktor (2.2)Analisis Faktor (2.2)
Analisis Faktor (2.2)Rani Nooraeni
1.5K vistas41 diapositivas
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata por
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataRani Nooraeni
874 vistas29 diapositivas
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2) por
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)Rani Nooraeni
1.6K vistas26 diapositivas
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution por
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
2.5K vistas31 diapositivas

La actualidad más candente(20)

APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni487 vistas
Analisis Faktor (2.2) por Rani Nooraeni
Analisis Faktor (2.2)Analisis Faktor (2.2)
Analisis Faktor (2.2)
Rani Nooraeni1.5K vistas
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni874 vistas
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2) por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
Rani Nooraeni1.6K vistas
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
Rani Nooraeni2.5K vistas
APG Pertemuan 7 : Manova por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 7 : ManovaAPG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : Manova
Rani Nooraeni716 vistas
Stat matematika II (7) por jayamartha
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
jayamartha9.7K vistas
Analisis Komponen Utama (1) por Rani Nooraeni
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
Rani Nooraeni627 vistas
APG Pertemuan 7 : Manova (2) por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 7 : Manova (2)APG Pertemuan 7 : Manova (2)
APG Pertemuan 7 : Manova (2)
Rani Nooraeni749 vistas
APG Pertemuan 1 dan 2 (2) por Rani Nooraeni
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
APG Pertemuan 1 dan 2 (2)
Rani Nooraeni1.1K vistas
Analisis Korelasi Kanonik (2) por Rani Nooraeni
Analisis Korelasi Kanonik (2)Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)
Rani Nooraeni2.3K vistas
Analisis Korelasi Kanonik (1) por Rani Nooraeni
Analisis Korelasi Kanonik (1)Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)
Rani Nooraeni890 vistas
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square por Darnah Andi Nohe
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
Darnah Andi Nohe1.1K vistas
Analisis Diskriminan (2) por Rani Nooraeni
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
Rani Nooraeni1.1K vistas
Stat matematika II (9) por jayamartha
Stat matematika II (9)Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)
jayamartha2K vistas

Similar a APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Multivariate Means

Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx por
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptxUji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptxRIZKINURJEHAN3
6 vistas20 diapositivas
Hipotesis statistik or statistical hypotesis por
Hipotesis statistik or statistical hypotesisHipotesis statistik or statistical hypotesis
Hipotesis statistik or statistical hypotesisEmi Suhaemi
344 vistas28 diapositivas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas por
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasGina Safitri
93.3K vistas22 diapositivas
Analisis Regresi Upload por
Analisis Regresi UploadAnalisis Regresi Upload
Analisis Regresi Uploadguestb59a8c8
2.4K vistas11 diapositivas
Konsep distribusi peluang_kontinu(9) por
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
3.5K vistas7 diapositivas
Ade caca por
Ade cacaAde caca
Ade cacaAde Suleman Yusuf
571 vistas14 diapositivas

Similar a APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Multivariate Means(20)

Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx por RIZKINURJEHAN3
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptxUji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
Uji Hipotesis_Rizki Nurjehan.pptx
RIZKINURJEHAN36 vistas
Hipotesis statistik or statistical hypotesis por Emi Suhaemi
Hipotesis statistik or statistical hypotesisHipotesis statistik or statistical hypotesis
Hipotesis statistik or statistical hypotesis
Emi Suhaemi344 vistas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas por Gina Safitri
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
Gina Safitri93.3K vistas
Analisis Regresi Upload por guestb59a8c8
Analisis Regresi UploadAnalisis Regresi Upload
Analisis Regresi Upload
guestb59a8c82.4K vistas
Konsep distribusi peluang_kontinu(9) por rizka_safa
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
rizka_safa3.5K vistas
UJI HIPOTESIS.pptx por Wan Na
UJI   HIPOTESIS.pptxUJI   HIPOTESIS.pptx
UJI HIPOTESIS.pptx
Wan Na27 vistas
Distribusi binomial, poisson dan normal por AYU Hardiyanti
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
AYU Hardiyanti71.6K vistas
13.analisa korelasi por Hafiza .h
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h91.4K vistas
Ppt buk halimah por melianti32
Ppt buk halimahPpt buk halimah
Ppt buk halimah
melianti32225 vistas
Normalitas & homogenitas por AYU Hardiyanti
Normalitas & homogenitasNormalitas & homogenitas
Normalitas & homogenitas
AYU Hardiyanti9.2K vistas
I v gejala pusat-letak & simpangan por UNHAS
I v gejala pusat-letak & simpanganI v gejala pusat-letak & simpangan
I v gejala pusat-letak & simpangan
UNHAS1.2K vistas
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL por Arning Susilawati
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
Arning Susilawati25.2K vistas

APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Multivariate Means

  • 1. Pertemuan 5 Inferences about a Mean Vector and Comparison Of Several Multivariate Means Dosen Pengampu : Rani Nooraeni, S.ST., M.Stat..
  • 2. The Plausability of μ0 as a Value for a Normal • Review Univariate H0 : μ=μ0 H1 : μ ≠ μ0 Jika Xi~N(μ,σ2) dengan asumsi σ2 tidak diketahui Statistik Uji : dimana dan  n j Xj n x 1 1     22 )( 1 1 XX n s j • Statistik Uji tersebut mempunyai distribusi t dengan derajat bebas n-1. • H0 ditolak apabila |t| ≥ tα/2,n-1, dimana tα/2,n-1 adalah nilai kritis yang diperoleh dar tabel t • Menolak H0 ketika |t| yang besar sama dengan menolak H0 pada saat t2 (Pers 5-1) • Variabel t2 merupakan kuadrat jarak dari rata-rata sampel ke nilai uji μ0 • Jarak tersebut menunjukkan ekspresi dari atau estimasi dari standar deviasi dari Selanjutnya bentuk karakteristik ini akan analog dengan statitik -T2 pada kasus multivariate Created by: Dwi Raharjo
  • 3. • Jika H0 tidak ditolak, dapat disimpulkan bahwa μ0 merupakan nilai dari rata-rata populasi yang berdistribusi normal. • Sehingga diperoleh Selang kepercayaan pada persamaan (5-3) 𝒙 − 𝒕 𝒏−𝟏 𝜶 𝟐 − 𝒔 𝒏 ≤ 𝝁 𝟎 ≤ 𝒙 + 𝒕 𝒏−𝟏 𝜶 𝟐 − 𝒔 𝒏 Kasus Multivariate • H0 : • Bentuk umum dari jarak kuadrat persamaan (5-1) pada kasus multivariate analog dengan yang disebut dengan persamaan Hotelling (Harold Hotelling). )()()() 1 ()( 0 1' 00 1' 0 2    XSXnXS n XT Created by: Dwi Raharjo
  • 4. • Jika jarak observasi statistik T2 > maka H0 akan ditolak. • Jika X1,X2,...,Xn merupakan sampel acak berdistribusi Np(μ,∑) maka : )( )( )1( , pnpF pn pn              )( )( )1( . 2  pnpF pn pn Tp            )( )( )1( )()'( , 1  pnpF pn pn xSxnP For further information Created by: Dwi Raharjo
  • 5. Contoh Hitunglah nilai T2 Solusi :            38 610 96 X                           6 8 3 369 3 8106 2 1 x x x                   93 34 9 2 )63()66()69( 3 2 )63)(88()66)(810()69)(86( 4 2 )88()810()86( 222 22 12 222 11 S s s s                   27 4 9 1 9 1 3 1 43 39 )3)(3()9)(4( 1 41 S 9 7 27 1 9 2 ]1,1[3 56 98 27 4 9 1 9 1 3 1 ]56,98[32                               T Created by: Dwi Raharjo
  • 6. Inferensia Vektor Rata-Rata 2 Populasi ∑ diketahui. Hipotesis : 𝐻 𝑜: 𝜇 = 𝜇0 𝐻 𝑜: 𝜇 ≠ 𝜇0 Statistik Uji : 𝑍2 = 𝑥 − 𝜇0 ′ 1 𝑛 Σ −1 𝑥 − 𝜇0 Tolak H0 jika Z2 > 𝒳 𝛼,𝑝 2 ∑ tidak diketahui. 1. Asumsi : XI ~ Np ( μI , ΣI ) XII ~ Np ( μII , ΣII ) Hipotesis Statistik: Ho: μI – μII = δo H1: μI – μII ≠ δo Σ = Sg = 𝑛1 − 1 𝑆1 + (𝑛2 − 1)𝑆2 (𝑛1 + 𝑛2 − 2) Sg : matriks ragam-peragam sampel gabungan (pooled) dari kedua populasi SI dan SII : matriks ragam peragam sampel dari populasi I dan populasi II Created by: Prawesty Dian U.
  • 7. 2. Asumsi : ΣI ≠ ΣII dan tidak diketahui nilainya Gunakan ukuran contoh besar : (nI – p) dan (nII – p) besar *) Statistik Uji : Tolak Ho , terima H1 : μI – μII ≠ δo jika : nilai statistik uji > χ2 α ;p Apabila Ho tidak ditolak, dapat diartikan bahwa pada tingkat kepercayaan sebesar (1- α)100% vektor (μI – μII) = δo berada dalam wilayah ellipse. Created by: Prawesty Dian U.
  • 8. x x x x Created by: Prawesty Dian U.
  • 9. Hotelling’s dan Likelihood ratio test • Statistik 𝑇2 dapat diturunkan sebagai Likelihood ratio test untuk H0: µ = µo • Likelihood ratio test memiliki beberapa sifat optimal untuk sampel yang cukup besar dan cocok untuk hipotesis yang dirumuskan dalam parameter normal multivariat • Maksimum dari multivariate normal likelihood sebagai μ dan ∑ bervariasi berdasarkan nilai yang mungkin diberikan oleh dimana dan • Pada hipotesis Ho: µ = µo, normal likelihood menjadi Created by: Roza Ramdani
  • 10. Hotelling’s dan Likelihood ratio test • Exponent pada L( µo, ∑) dapat ditulis sebagai • • Dimana Aplikasikan Result 4.10 (R.A. Johnson halaman 170) Kombinasikan 5-11 dengan 5-10 menjadi Dimana Dan (5-11) (5-10) Disebut Wilk’s Lamda Created by: Roza Ramdani
  • 11. Hotelling’s dan Likelihood ratio test • likelihood ratio test pada H0: µ=µo dengan H1: µ≠µo akan tolak H0 saat: • Anggap 𝑋1, 𝑋2, . . , 𝑋 𝑛 adalah random sample dari 𝑁𝑝 (µ, ∑) populasi. Kemudian uji ekuivalen dengan likelihood ratio test pada H0: µ=µo dengan H1: µ≠µo karena Λ2/𝑛 = (1 + 𝑇2 𝑛−1 )−1 (Pembuktian dapat dilihat pada buku R.A. Johnson halaman 218) • 𝑇2dapat dihitung melalui Dimana 𝐶 𝛼 merupakan lower ( lOO𝛼 )th percentile dari distribusi Λ Created by: Roza Ramdani
  • 12. General Likelihood Ratio Method • Anggap L(𝜃) merupakan fungsi likelihood diperoleh dengan evaluasi joint density dari 𝑋1, 𝑋2, . . , 𝑋 𝑛 dengan nilai observasi 𝑥1, 𝑥2,. . . , 𝑥 𝑛. Parameter vektor 𝜃 mendapat nilainya dari set parameter Θ. Maka Likelihood ratio test pada H0: 𝜃 ∈ Θ dengan H1: 𝜃 ∉ Θ akan tolak H0 jika • ketika ukuran sampel n besar, di bawah hipotesis nol H0 kira-kira adalah variabel acak 𝜒 𝑣−𝑣𝑜 2 . Derajat kebebasan adalah 𝑣 − 𝑣0 = 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓Θ − 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓Θ0. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada buku R.A. Johnson halaman 219 Created by: Roza RamdaniFurther Information
  • 13. Multivariat 𝑅 𝑋 = 𝑥 ± 𝑇 𝜆 ∙ 𝑒 Jika diketahui: Eigen Value: sumbu ellipsoid = 𝑥 ± 𝑝 𝑛 − 1 𝑛(𝑛 − 𝑝) 𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼) 𝜆𝑖 ∙ 𝑒𝑖 Matriks varians-covarians: sumbu ellipsoid = 𝑥 ± 𝑝 𝑛 − 1 𝑛(𝑛 − 𝑝) 𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼) 𝑠𝑖𝑖 𝑛 Confidence Regions Wilayah Kepercayaan [R(X)] adalah wilayah ellipsoid yang menyatakan nilai θ dan ditentukan oleh data suatu populasi. Dimana : θ : vektor dari parameter suatu populasi Wilayah kepercayaan untuk μ dan Σ tidak diketahui: Dengan 𝑋 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 ( 𝑛 − Selang Kepercayaan (Confidence Interval) Univariat 𝐶𝐼 = 𝑥 ± 𝑧 𝛼/2 𝜎 𝑛 𝐶𝐼 = 𝑥 ± 𝑡 𝛼/2 𝑠 𝑛 𝑷 𝒏( 𝑿 − 𝝁)′𝑺−𝟏 ( 𝑿 − 𝝁) ≤ 𝒏−𝟏 𝒑 𝒏−𝒑 𝑭 𝒑,𝒏−𝒑(𝜶) = 𝟏 − 𝜶 Created by: Aninditya Yuniar
  • 14. 𝑥1 𝑥2 𝜇1 𝜇2 • Sumbu Major: • Sumbu Minor: Catatan: Panjang sumbu = setengah panjang diagonal 𝜆1 𝑝 𝑛 − 1 𝑛 𝑛 − 𝑝 𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼) 𝜆2 𝑝 𝑛 − 1 𝑛 𝑛 − 𝑝 𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼) Created by: Aninditya Yuniar
  • 15. Metode Bonferroni: Multiple Comparison Dengan interval individu t: 𝑥𝑖 ± 𝑡 𝑛−1 𝛼𝑖 2 𝑠𝑖𝑖 𝑛 𝑖 = 1,2, … , 𝑚 𝛼𝑖 = 𝛼 𝑚 dan 𝑃 𝑋𝑖 ± 𝑡 𝑛−1 𝛼𝑖 2 𝑠𝑖𝑖 𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝜇𝑖 ≥ 1 − 𝛼 𝑚 + 𝛼 𝑚 + ⋯ + 𝛼 𝑚 maka 𝑥1 − 𝑡 𝑛−1 𝛼 2𝑝 𝑠11 𝑛 ≤ 𝜇1 ≤ 𝑥1 + 𝑡 𝑛−1 𝛼 2𝑝 𝑠11 𝑛 𝑥2 − 𝑡 𝑛−1 𝛼 2𝑝 𝑠22 𝑛 ≤ 𝜇2 ≤ 𝑥2 + 𝑡 𝑛−1 𝛼 2𝑝 𝑠22 𝑛 ⋮ 𝑥 𝑝 − 𝑡 𝑛−1 𝛼 2𝑝 𝑠 𝑝𝑝 𝑛 ≤ 𝜇 𝑝 ≤ 𝑥 𝑝 + 𝑡 𝑛−1 𝛼 2𝑝 𝑠 𝑝𝑝 𝑛 Created by: Aninditya Yuniar
  • 16. Metode Bonferroni: Multiple Comparison Interval Bonferroni untuk kombinasi linier 𝑙′ 𝜇: (sampel kecil) (sampel besar) 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐵𝑜𝑛𝑓𝑒𝑟𝑟𝑜𝑛𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑇2 = 𝑡 𝑛−1(𝛼/2𝑚) 𝑝(𝑛 − 1) 𝑛 − 𝑝 𝐹𝑝,𝑛−𝑝(𝛼) 𝒍′ 𝑿 ± 𝒕 𝒑,𝒏−𝟏;𝜶/𝟐 𝒍′ 𝑺𝒍 𝒏 𝒍′ 𝑿 ± 𝒛 𝜶/𝟐𝒑 𝒍′ 𝑺𝒍 𝒏 Created by: Aninditya Yuniar
  • 17. LARGE SAMPLE INFERENCE Ketika sampel yang diambil besar: Uji hipotesis dan penentuan confidence interval dari 𝜇 bisa dibentuk tanpa mengasumsikan populasinya normal (Masalah kenormalan dapat diatasi dengan memperbesar sampel). Inferensia sampel besar dari 𝜇 didasarkan pada ditribusi 𝝌 𝟐 . Uji Hipotesis • 𝐻0: 𝜇 = 𝜇0 => 𝜇1 : : 𝜇 𝑝 = 𝜇01 : : 𝜇0𝑝 • 𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0 => 𝜇1 : : 𝜇 𝑝 ≠ 𝜇01 : : 𝜇0𝑝 Statistik uji 𝜒2 = 𝑛( 𝑥 − 𝜇0)′ (𝑆)−1 ( 𝑥 − 𝜇0)′ Daerah kritis: Tolak H0 jika 𝜒2 > 𝜒 𝛼 𝑝 2 Untuk lebih detailnya, bukalah buku Applied Multivariate Statistical Analysis Richard A Johnson ed 6 halaman 235 result 5.4. Created by: Baiq Liana
  • 18. Wilayah Kepercayaan Simultan 𝑥𝑖 ± 𝜒 𝑝 2 (𝛼) 𝑠 𝑖𝑖 𝑛 terdapat 𝜇𝑖 Atau 𝑥𝑖 − 𝜒 𝑝 2 (𝛼) 𝑠 𝑖𝑖 𝑛 ≤ 𝜇𝑖 ≤ 𝑥𝑖 + 𝜒 𝑝 2 (𝛼) 𝑠 𝑖𝑖 𝑛 Untuk lebih detailnya, bukalah buku Applied Multivariate Statistical Analysis Richard A Johnson ed 6 halaman 235 result 5.5. Wilayah kepercayaan one-at-a-time individual means, bonferroni, dan 𝑇2 Kesimpulannya, dalam kasus contoh soal yang sama pada slide sebelumnya, menentukan wil. kepercayaan dengan menggunakan one-at-a-time individual means dengan 𝑧 𝛼 2 , bonferroni 𝑧 𝛼 2𝑝 , dan 𝑇2 ( 𝜒 𝑝 2 (𝛼) ), menghasilkan interval yang lebih sempit daripada menggunakan one-at-a-time individual means dengan 𝑡 𝛼 2 , bonferroni 𝑡 𝑛−1( 𝛼 2𝑝 ) , dan 𝑇2 ( 𝐹𝑝, 𝑛−𝑝 (𝛼) ), Created by: Baiq Liana
  • 19. Contoh soal 5.7. (Menentukan wil. kepercayaan simultan dalam sampel besar) Sebuah pendidik musik menguji ribuan siswa Finlandia terhadap kemampuan bermusik di daerahnya untuk mengatur norma secara nasional di Finlandia n=96 Finnish 12th-graders. Berikut summary statistiknya: Untuk lebih detailnya, bukalah buku Applied Multivariate Statistical Analysis Richard A Johnson ed 6 halaman 236-237. Karena tidak deijelaskan mengenai pengujian hipotesis, maka pengujian H0 dapat dikerjakan sendiri ya… Tabel 5.5 Musical Aptitude Profile Means and Standard Deviation for 96 of 12th Grade Finnish Students Participating in a Standarization Program. variable Raw Score mean Standard deviation ( 𝑠𝑖𝑖 ) X1: melody X2: harmony X3: tempo X4: meter X5: phrasing X6: balance X7: style 28.1 26.6 35.4 34.2 23.6 22.0 22.7 5.76 5.85 3.82 5.12 3.76 3.93 4.03 𝜇0 = 31 27 34 31 23 22 22 Created by: Baiq Liana
  • 20. PAIRED COMPARISON DESIGN Paired comparisons design adalah sebuah desain dimana dua perlakuan (treatment) yang berbeda diaplikasikan pada suatu unit sampel untuk meyakinkan apakah perbedaan perlakuan tersebut berdampak signifikan terhadap sampel. Contoh : Mengukur penjulan suatu produk dalam pasar sebelum dan sesudah adanya promosi (iklan) Paired Comparison ketika variabel = 1 Dalam kasus univariat, misalkan Xj1 dan Xj2 menunjukkan respon terhadap treatment 1 dan 2 untuk percobaan ke-j. Dimana terdapat n differences yang menunjukkan efek dari treatment yang diterapkan ; Dj = X1j – X2j, J= 1, 2,..., n. Jika D ~ N maka : Created by: Dyah Nur Isnaini
  • 21. Persamaan tersebut berdistribusi t dengan derajat bebas (n-1), sehingga uji hipotesis pada tingkat signifikansi α adalah : Ho : δ = 0 (tidak ada perbedaan efek dari treatment) Hi : δ ≠ 0 Selang kepercayaan 100(1- α)% untuk δ = E(X1j – X2j) adalah : Paired Comparison ketika variabel > 1 X1j1 = variabel 1 dengan treatment 1 X1j2 = variabel 2 dengan treatment 1 ... X1jp = variabel p dengan treatment 1 X2j1 = variabel 1 dengan treatment 2 X2j2 = variabel 2 dengan treatment 2 ... X2jp = variabel p dengan treatment 2 Created by: Dyah Nur Isnaini
  • 22. p paired-differences random variabel : Apabila D1, D2,..., Dn adalah random vektor yang independen, kesimpulan tentang vector of mean differences (δ) dapat dinyatakan dalam bentuk statistik T². D1, D2,..., Dn ~ Jika n dan (n-p) kedua nilainya besar, T² dapat didekati dengan distribusi chi-square ( ) Created by: Dyah Nur Isnaini
  • 23. REPEATED MEASURES DESIGN Desain lain untuk t-statistics univariat berpasangan terjadi dalam situasi di mana q treatment dibandingkan dengan variabel respon tunggal. Setiap subjek atau unit eksperimen menerima setiap perawatan sekali selama periode waktu tertentu. Dimana Xji merupakan respon terhadap treatment ke-i pada unit ke-j. Repeated measure mengandung maksud bahwa treatment diberikan untuk setiap unit. Asumsi : X ~ q = banyaknya perlakuan Hipotesis : Ho : Cµ = 0 Hi : Cµ ≠ 0 Dimana C merupakan matriks kontras. Statistik uji : Tolak Ho apabila Dengan Created by: Dyah Nur Isnaini
  • 24. Dalam kasus tertentu, Ho akan ditolak pada uji hipotesis Ho : δ = 0 vs Hi : δ ≠ 0 dengan tingkat signifikansi α apabila : Apabila gagal tolak Ho, dapat diambil kesimpulan bahwa treatment yang dilakukan tidak memberikan pengaruh terhadap p variabel. Daerah kepercayaan : Created by: Dyah Nur Isnaini
  • 25. SUMMARY INFERENSIA VEKTOR RATA-RATA Created by: Prawesty Dian 1 populasi X ∿ Np (µ ,∑) Ho : µ = µ0 H1 : minimal ada satu µ ≠ µ0 2 Populasi Dependen D ∿ Np (𝛿 ,∑d) Independen ∑ diketahui ∑ tidak diketahui ∑≠∑ ∑=∑
  • 27. 1. Test Ho : µ’= (6,11) dengan menggunakan data :