SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PENETAPAN KADAR
SULFAT DALAM
NA2SO4. 10H2O
Alvi Fauriza
Kinanti Khasna
Khairiyyah N.
Ridwan Ajipradana
TEORI
Sulfat dapat diendapkan sebagai Barium Sulfat
(BaSO4) halus dan berwarna putih dengan BaCl2
(Barium Klorida). Pengendapan dilakukan dalam
suasana asam (HCl) dan panas untuk menghindari
kopresipitasi endapan berupa BaCO3 atau Ba2(PO4)3.
Endapan Barium Sulfat sangatlah halus, memiliki
massa jenis yang kecil sehingga mudah merayap
(creeping). Pemeraman (dalam keadaan panas)
dilakukan untuk memperbesar molekul endapan dan
mengurangi kopresipitasi. Endapan ini dapat
tereduksi oleh karbon yang berasal dari kertas saring
menjadi Barium Sulfida (BaS), sehingga harus
ditambahkan Asam Sulfat pada tahap akhir untuk
mengoksidasikan kembali BaS menjadi BaSO4. Sisa
pijar ditimbang sebagai BaSO4.
DASAR
Pada suasana asam dan panas sulfat dapat di endapkan dengan
Bacl2 menjadi BaSO4 yang bewarna puth,setelah pemjaran endapan
tetap sebaga BaSO4
REAKSI
Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2 NaCl
BaSO4 + 4 C BaS + 4 CO
BaS + H2SO4 BaSO4 + H2S
Tujuan dari penetapan ini adalah Menetapkan kadar Sulfat dalam
Dinatrium Hidrogen Sulfat.
ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan :
 Piala gelas 400 mL (2 buah) -
Sampel
Na2SO4.10H2O
 Piala gelas 800 mL. -Air
suling
 Pengaduk - HCL
4N
 Kaca arloji - BaCl
0,5N
 Labu semprot -
HNO3
 Tutup kaca (2 buah) -
H2SO4 pekat
 Pembakar teklu (2 buah) - Air
suling panas
 Pembakar meker
 Kaki tiga (2 buah)
 Kasa asbes (2 buah)
 Gelas ukur 10 mL
 Pipet tetes
 Corong beserta penyangga corong
 Tabung reaksi
 Cawan porselin
 Segitiga porselin
 Gegep besi
 Neraca analitik
 Oven
 Penangas air
 Desikator
CARA KERJA
1. Dua buah piala gelas 400 mL dipersiapkan.
2. Sampel Garam Glauber ditimbang sebanyak ± 0,5 gram.
3. Sampel dituang dan dilarutkan ke dalam piala gelas yang pertama dengan ± 50 mL
air suling, kemudian diteteskan beberapa tetes HCl 4N.
4. Ke dalam piala gelas yang kedua dituangkan BaCl2 0,5 N sebanyak 10 mL dan
diencerkan dengan ± 50 mL air suling.
5. Kedua piala gelas tadi dididihkan secara bersamaan.
6. Sampel diendapkan dengan larutan BaCl2 (piala gelas kedua) yang dituang
perlahan-lahan sambil diaduk ke larutan sampel (piala gela pertama), kemudian piala
gelas diperam di penangas air mendidih selama ± ½ - 1 jam.
7. Endapan diuji dengan uji pengendapan sempurna
(diteteskan beberapa tetes BaCl2 0,5 N di titik yang
berbeda, jika tak terbentuk endapan lagi berarti
pengendapan sudah sempurna).
8. Endapan BaSO4 disaring dengan menggunakan kertas
saring Whatman no.542 dan dicuci dengan air suling
panas hingga bebas pengotor klorida dan asam.
9. Kertas saring beserta endapannya dikeringkan di oven
untuk dilipat kemudian diperarang, dipijarkan, dan
didinginkan di udara terbuka.
10. Cawan porselin dimasukkan ke ruang asam,
kemudian diteteskan setetes H2SO4 pekat.
11. Cawan porselin beserta isinya diuapkan dengan api
kecil sampai semua asap putihnya hilang.
12. Cawan porselin dikeluarkan, kemudian dipijarkan
kembali lalu didinginkan di desikator selanjutnya
ditimbang.
13. Serangkaian tahapan pemijaran, pendinginan di
PEMBAHASAN
Ion sulfat dapat diendapkan sebagai endapan Barium Sulfat halus yang
berwarna putih dengan pengendap Barium Klorida. Pengendapan harus
dilakukan dalam suasana asam dan panas. Mengapa hal ini dilakukan? Hal Ini
disebabkan karena apabila larutan tidak di asam dan panaskan akan
mengandung ion PO4
3- atau CO3
2-
, maka ion Ba2+ yang seharusnya hanya
mengendap dengan ion SO4
2- akan ikut mengendap juga dengan kedua ion
tersebut menjadi endapan BaCO3 (Barium Karbonat) dan Ba3(PO4)2 (Barium
Posfat). Endapan “pengganggu” ini memiliki kelemahan, antara lain dapat
larut dalam suasana asam dan panas, sedangkan Barium Sulfat tahan
terhadap keduanya. Inilah alasan mengapa sebelum pengendapan diteteskan
beberapa HCl dan dilakukan pendidihan. Walau demikian, asam yang
digunakan untuk mengasamkan tidak boleh berupa H2SO4 karena jelas
akan menambah ion Sulfat sehingga kadar akan naik. Maka digunakan HCl
sebagai pengasam walaupun akan menimbulkan pengotor Cl-.
Selain suasana larutan sampel, hal yang harus diperhatikan saat
pengendapan adalah konsentrasi pengendap serta cara
pengadukan. Agar endapan yang dihasilkan lebih murni dan besar,
maka konsentrasi pengendap harus encer yang diikuti dengan
penambahan pengendap secara perlahan-lahan (sedikit demi
sedikit), serta pengadukan harus cepat (walaupun pada penetapan
ini pengadukan yang cepat tidak terlalu berpengaruh terhadap
endapan yang dihasilkan, berbeda dengan penetapan kadar
Tembaga). Atas dasar inilah BaCl2 0,5 N diencerkan kembali
dengan ± 50 mL air suling. Perlu diperhatikan juga, khusus untuk
piala gelas berisi larutan BaCl2 0,5 N yang sudah diencerkan tadi
tidak perlu ditaruh pengaduk di dalamnya, juga tutup kaca yang
digunakan tidak perlu dibilas seperti tutup kaca larutan sampel.
Selain itu, kedua larutan harus bersamaan saat mendidihnya,
sehingga perlu dilakukan sedikit “trik jitu” saat pendidihan.
.
Pemeraman merupakan tahapan yang membiarkan endapan
tetap berada di larutan induknya. Seperti yang sudah-sudah,
pemeraman berfungsi agar pengotor yang terperangkap secara
kopresipitasi dapat terlepas kembali ke larutan induknya. Selain
itu, pemeraman juga membiarkan partikel-partikel endapan yang
masih kecil bergabung sesamanya membentuk endapan dengan
ukuran partikel yang lebih besar. Dengan demikian, endapan yang
diperoleh semakin kasar dan murni.
Endapan BaSO4 halus disaring dengan kertas saring Whatman no.542. Oleh karena
kelarutannya kecil dalam air suling panas, maka digunakan air suling panas untuk
mencuci endapan. Pengotor tak hanya berupa ion Cl-, melainkan juga ion H+ dari HCl
yang membuat suasana larutan menjadi asam.
Kertas saring merupakan kertas yang dibuat khusus untuk menyaring endapan. Kertas
saring tak berabu biasanya dalam proses pembuatannya telah dibebaskan dari mineral-
mineralnya dengan HCl atau HF, sehingga bila dipijarkan akan meninggalkan abu kurang
dari 0,0001 gram. Kertas saring tak berabu merupakan penyaring yang paling banyak
digunakan dalam analisis gravimetri. Walau demikian, ada beberapa endapan yang
dapat tereduksi dengan karbon dari kertas saring ini, seperti pada endapan BaSO4.
BaSO4 + 4 C BaS + 4 CO
Oleh karena itu, setelah pemijaran perlu diteteskan setetes H2SO4 pekat untuk
mengoksidasikan lagi BaS menjadi BaSO4. Pada penguapan di ruang asam hendaknya
berhati-hati karena dihasilkan gas H2S. Tahapan pemijaran, pendinginan, dan
penimbangan dilakukan hingga tercapai bobot tetap, yaitu selisih kedua pemijaran
paling rendah maksimal 0,4 miligram atau 0,0004 gram. Sisa pijar ditimbang sebagai
BaSO4.
PERHITUNGAN KADAR
Kadar Teoritis
Kadar SO4 =
Mr SO4 x 100%
Mr Na2SO4 10.H20
Kadar Praktek
Faktor kimia=
Mr SO4/Mr BaSO4
Kadar SO4 =
Fk x Bobot Abu x
100%
Bobot Na2SO4 10.H20
PERTANYAAN
1. Mengapa garam BaCl2 dipilih sebagai pengendap ?
Jawaban : karena dengan BaCl2 dengan ion sulfat dapat
mengendap sebagai BaSO4 yang sukar larut .
2. Mengapa asam HCl dapat dijadikan pengasam yang mencegah
pengendapan Ba yang lain ?
Jawaban : Pengasaman dilakukan untuk mencegah
pengendapan ion sulfat dengan ion lainnya selain Ba2+ , yaitu
mencegah berikatan dengan ion posfat atau dengan ion karbonat
,maka dari itu HCl adalah asam yang tepat untuk ditambahkan
walaupun hal tersebut dapat menambah pengotor ion Cl-,dan
pengasaman tidak boleh digunakan H2SO4 karena akan
menambah kadar Sulfat yang akan ditetapkan. Selain itu
penambahan ion senama dengan pengendap juga akan
memperkecil nilai kelarutan atau dengan kata lain akan
memperbesar hasil kali kelarutan sehingga larutan terlewat jenuh
atau terdapat endapan yang dihasilkan.
3. Apa yang terjadi jika pengendap BaCl2 tidak
diencerkan ?
Jawaban : BaCl2 diencerkan untuk menghasilkan
endapan yang murni serta besar , mungkin apabila tidak
di encerkan maka mol mol BaCl yang bereaksi tidak akan
sempurna ,sehingga agar di setiap reaksi pengendapan
molnya bereaksi sempurna BaCl2 harus di encerkan
terlebih dahulu
4. Mengapa proses pemeraman dapat mengurangi
kopresipitasi ?
Jawaban : Karena pada proses pemeraman terjadi
proses pembesaran kristal endapan bahkan terjadi
pelarutan kembali dahulu ,kemudian mengkristal kembali
sambil membentuk kristal yang lebih sempurna . Kotoran
akan melarut kembali sehingga endapan menjadi lebih
murni ,makin lama pemeraman dilakukan kotoran
semakin sedikit
5. Mengapa penambahan H2SO4 tidak terlalu
mempengaruhi kadar SO4 ?
Jawaban : karena H2SO4 yang ditambahkan sudah
diukur dan dipastikan tidak melebihi kadar dari endapan
sebelumnya maka penambahan 1 tetes sudah cukup
untuk menggantikan Sulfat yang terreduksi oleh kertas
saring pada proses pemijaran.
KESIMPULAN
Jadi sulfat dapat diendapkan sebagai barium sulfat. Pengendapan
harus dilakukan dalam suasana asam dan panas untuk menghindari
pengendapan Ba yang lain . Maka dalam menentukan kadar teoritis
didapat 29,81 % sulfat yang terdapat dalam sampel Na2SO4 10.H20

More Related Content

What's hot

Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniaji indras
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 

What's hot (20)

Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuni
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 

Similar to Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat

Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfatPenetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfatAlfi Yuliyanti
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3aprijal_99
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatRidwan Ajipradana
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)DeviPurnama
 
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2Oaprijal_99
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012
Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012
Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012Nur Ziah
 
Kimia xi ipa 1 tugas ke 7
Kimia xi ipa 1 tugas ke  7Kimia xi ipa 1 tugas ke  7
Kimia xi ipa 1 tugas ke 7lupuskincay
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanImo Priyanto
 

Similar to Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat (20)

Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfatPenetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
Penetapan kadar sulfat dalam natrium sulfat
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
 
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng SulfatPenetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
Penetapan Kadar Zn dalam Seng Sulfat
 
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2OPenetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012
Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012
Penetapan Kadar Kalsium dalam CaCO3 SMAKBO 57 2012
 
Hidrolisis.ppt
Hidrolisis.pptHidrolisis.ppt
Hidrolisis.ppt
 
Kimia xi ipa 1 tugas ke 7
Kimia xi ipa 1 tugas ke  7Kimia xi ipa 1 tugas ke  7
Kimia xi ipa 1 tugas ke 7
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
 
hidrolisis garam
hidrolisis garamhidrolisis garam
hidrolisis garam
 
Zat organik
Zat organikZat organik
Zat organik
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
 
Soal try out 2016
Soal try out 2016Soal try out 2016
Soal try out 2016
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 

Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat

  • 1. PENETAPAN KADAR SULFAT DALAM NA2SO4. 10H2O Alvi Fauriza Kinanti Khasna Khairiyyah N. Ridwan Ajipradana
  • 2. TEORI Sulfat dapat diendapkan sebagai Barium Sulfat (BaSO4) halus dan berwarna putih dengan BaCl2 (Barium Klorida). Pengendapan dilakukan dalam suasana asam (HCl) dan panas untuk menghindari kopresipitasi endapan berupa BaCO3 atau Ba2(PO4)3. Endapan Barium Sulfat sangatlah halus, memiliki massa jenis yang kecil sehingga mudah merayap (creeping). Pemeraman (dalam keadaan panas) dilakukan untuk memperbesar molekul endapan dan mengurangi kopresipitasi. Endapan ini dapat tereduksi oleh karbon yang berasal dari kertas saring menjadi Barium Sulfida (BaS), sehingga harus ditambahkan Asam Sulfat pada tahap akhir untuk mengoksidasikan kembali BaS menjadi BaSO4. Sisa pijar ditimbang sebagai BaSO4.
  • 3. DASAR Pada suasana asam dan panas sulfat dapat di endapkan dengan Bacl2 menjadi BaSO4 yang bewarna puth,setelah pemjaran endapan tetap sebaga BaSO4 REAKSI Na2SO4 + BaCl2 BaSO4 + 2 NaCl BaSO4 + 4 C BaS + 4 CO BaS + H2SO4 BaSO4 + H2S Tujuan dari penetapan ini adalah Menetapkan kadar Sulfat dalam Dinatrium Hidrogen Sulfat.
  • 4. ALAT DAN BAHAN Alat Bahan :  Piala gelas 400 mL (2 buah) - Sampel Na2SO4.10H2O  Piala gelas 800 mL. -Air suling  Pengaduk - HCL 4N  Kaca arloji - BaCl 0,5N  Labu semprot - HNO3  Tutup kaca (2 buah) - H2SO4 pekat  Pembakar teklu (2 buah) - Air suling panas  Pembakar meker  Kaki tiga (2 buah)  Kasa asbes (2 buah)  Gelas ukur 10 mL  Pipet tetes  Corong beserta penyangga corong  Tabung reaksi  Cawan porselin  Segitiga porselin  Gegep besi  Neraca analitik  Oven  Penangas air  Desikator
  • 5. CARA KERJA 1. Dua buah piala gelas 400 mL dipersiapkan. 2. Sampel Garam Glauber ditimbang sebanyak ± 0,5 gram. 3. Sampel dituang dan dilarutkan ke dalam piala gelas yang pertama dengan ± 50 mL air suling, kemudian diteteskan beberapa tetes HCl 4N. 4. Ke dalam piala gelas yang kedua dituangkan BaCl2 0,5 N sebanyak 10 mL dan diencerkan dengan ± 50 mL air suling. 5. Kedua piala gelas tadi dididihkan secara bersamaan. 6. Sampel diendapkan dengan larutan BaCl2 (piala gelas kedua) yang dituang perlahan-lahan sambil diaduk ke larutan sampel (piala gela pertama), kemudian piala gelas diperam di penangas air mendidih selama ± ½ - 1 jam.
  • 6. 7. Endapan diuji dengan uji pengendapan sempurna (diteteskan beberapa tetes BaCl2 0,5 N di titik yang berbeda, jika tak terbentuk endapan lagi berarti pengendapan sudah sempurna). 8. Endapan BaSO4 disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no.542 dan dicuci dengan air suling panas hingga bebas pengotor klorida dan asam. 9. Kertas saring beserta endapannya dikeringkan di oven untuk dilipat kemudian diperarang, dipijarkan, dan didinginkan di udara terbuka. 10. Cawan porselin dimasukkan ke ruang asam, kemudian diteteskan setetes H2SO4 pekat. 11. Cawan porselin beserta isinya diuapkan dengan api kecil sampai semua asap putihnya hilang. 12. Cawan porselin dikeluarkan, kemudian dipijarkan kembali lalu didinginkan di desikator selanjutnya ditimbang. 13. Serangkaian tahapan pemijaran, pendinginan di
  • 7. PEMBAHASAN Ion sulfat dapat diendapkan sebagai endapan Barium Sulfat halus yang berwarna putih dengan pengendap Barium Klorida. Pengendapan harus dilakukan dalam suasana asam dan panas. Mengapa hal ini dilakukan? Hal Ini disebabkan karena apabila larutan tidak di asam dan panaskan akan mengandung ion PO4 3- atau CO3 2- , maka ion Ba2+ yang seharusnya hanya mengendap dengan ion SO4 2- akan ikut mengendap juga dengan kedua ion tersebut menjadi endapan BaCO3 (Barium Karbonat) dan Ba3(PO4)2 (Barium Posfat). Endapan “pengganggu” ini memiliki kelemahan, antara lain dapat larut dalam suasana asam dan panas, sedangkan Barium Sulfat tahan terhadap keduanya. Inilah alasan mengapa sebelum pengendapan diteteskan beberapa HCl dan dilakukan pendidihan. Walau demikian, asam yang digunakan untuk mengasamkan tidak boleh berupa H2SO4 karena jelas akan menambah ion Sulfat sehingga kadar akan naik. Maka digunakan HCl sebagai pengasam walaupun akan menimbulkan pengotor Cl-.
  • 8. Selain suasana larutan sampel, hal yang harus diperhatikan saat pengendapan adalah konsentrasi pengendap serta cara pengadukan. Agar endapan yang dihasilkan lebih murni dan besar, maka konsentrasi pengendap harus encer yang diikuti dengan penambahan pengendap secara perlahan-lahan (sedikit demi sedikit), serta pengadukan harus cepat (walaupun pada penetapan ini pengadukan yang cepat tidak terlalu berpengaruh terhadap endapan yang dihasilkan, berbeda dengan penetapan kadar Tembaga). Atas dasar inilah BaCl2 0,5 N diencerkan kembali dengan ± 50 mL air suling. Perlu diperhatikan juga, khusus untuk piala gelas berisi larutan BaCl2 0,5 N yang sudah diencerkan tadi tidak perlu ditaruh pengaduk di dalamnya, juga tutup kaca yang digunakan tidak perlu dibilas seperti tutup kaca larutan sampel. Selain itu, kedua larutan harus bersamaan saat mendidihnya, sehingga perlu dilakukan sedikit “trik jitu” saat pendidihan.
  • 9. . Pemeraman merupakan tahapan yang membiarkan endapan tetap berada di larutan induknya. Seperti yang sudah-sudah, pemeraman berfungsi agar pengotor yang terperangkap secara kopresipitasi dapat terlepas kembali ke larutan induknya. Selain itu, pemeraman juga membiarkan partikel-partikel endapan yang masih kecil bergabung sesamanya membentuk endapan dengan ukuran partikel yang lebih besar. Dengan demikian, endapan yang diperoleh semakin kasar dan murni.
  • 10. Endapan BaSO4 halus disaring dengan kertas saring Whatman no.542. Oleh karena kelarutannya kecil dalam air suling panas, maka digunakan air suling panas untuk mencuci endapan. Pengotor tak hanya berupa ion Cl-, melainkan juga ion H+ dari HCl yang membuat suasana larutan menjadi asam. Kertas saring merupakan kertas yang dibuat khusus untuk menyaring endapan. Kertas saring tak berabu biasanya dalam proses pembuatannya telah dibebaskan dari mineral- mineralnya dengan HCl atau HF, sehingga bila dipijarkan akan meninggalkan abu kurang dari 0,0001 gram. Kertas saring tak berabu merupakan penyaring yang paling banyak digunakan dalam analisis gravimetri. Walau demikian, ada beberapa endapan yang dapat tereduksi dengan karbon dari kertas saring ini, seperti pada endapan BaSO4. BaSO4 + 4 C BaS + 4 CO Oleh karena itu, setelah pemijaran perlu diteteskan setetes H2SO4 pekat untuk mengoksidasikan lagi BaS menjadi BaSO4. Pada penguapan di ruang asam hendaknya berhati-hati karena dihasilkan gas H2S. Tahapan pemijaran, pendinginan, dan penimbangan dilakukan hingga tercapai bobot tetap, yaitu selisih kedua pemijaran paling rendah maksimal 0,4 miligram atau 0,0004 gram. Sisa pijar ditimbang sebagai BaSO4.
  • 11. PERHITUNGAN KADAR Kadar Teoritis Kadar SO4 = Mr SO4 x 100% Mr Na2SO4 10.H20 Kadar Praktek Faktor kimia= Mr SO4/Mr BaSO4 Kadar SO4 = Fk x Bobot Abu x 100% Bobot Na2SO4 10.H20
  • 12. PERTANYAAN 1. Mengapa garam BaCl2 dipilih sebagai pengendap ? Jawaban : karena dengan BaCl2 dengan ion sulfat dapat mengendap sebagai BaSO4 yang sukar larut . 2. Mengapa asam HCl dapat dijadikan pengasam yang mencegah pengendapan Ba yang lain ? Jawaban : Pengasaman dilakukan untuk mencegah pengendapan ion sulfat dengan ion lainnya selain Ba2+ , yaitu mencegah berikatan dengan ion posfat atau dengan ion karbonat ,maka dari itu HCl adalah asam yang tepat untuk ditambahkan walaupun hal tersebut dapat menambah pengotor ion Cl-,dan pengasaman tidak boleh digunakan H2SO4 karena akan menambah kadar Sulfat yang akan ditetapkan. Selain itu penambahan ion senama dengan pengendap juga akan memperkecil nilai kelarutan atau dengan kata lain akan memperbesar hasil kali kelarutan sehingga larutan terlewat jenuh atau terdapat endapan yang dihasilkan.
  • 13. 3. Apa yang terjadi jika pengendap BaCl2 tidak diencerkan ? Jawaban : BaCl2 diencerkan untuk menghasilkan endapan yang murni serta besar , mungkin apabila tidak di encerkan maka mol mol BaCl yang bereaksi tidak akan sempurna ,sehingga agar di setiap reaksi pengendapan molnya bereaksi sempurna BaCl2 harus di encerkan terlebih dahulu 4. Mengapa proses pemeraman dapat mengurangi kopresipitasi ? Jawaban : Karena pada proses pemeraman terjadi proses pembesaran kristal endapan bahkan terjadi pelarutan kembali dahulu ,kemudian mengkristal kembali sambil membentuk kristal yang lebih sempurna . Kotoran akan melarut kembali sehingga endapan menjadi lebih murni ,makin lama pemeraman dilakukan kotoran semakin sedikit
  • 14. 5. Mengapa penambahan H2SO4 tidak terlalu mempengaruhi kadar SO4 ? Jawaban : karena H2SO4 yang ditambahkan sudah diukur dan dipastikan tidak melebihi kadar dari endapan sebelumnya maka penambahan 1 tetes sudah cukup untuk menggantikan Sulfat yang terreduksi oleh kertas saring pada proses pemijaran.
  • 15. KESIMPULAN Jadi sulfat dapat diendapkan sebagai barium sulfat. Pengendapan harus dilakukan dalam suasana asam dan panas untuk menghindari pengendapan Ba yang lain . Maka dalam menentukan kadar teoritis didapat 29,81 % sulfat yang terdapat dalam sampel Na2SO4 10.H20