Dokumen tersebut merangkum hasil identifikasi dan inventarisasi penyakit pada tanaman tomat di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Beberapa penyakit yang diidentifikasi antara lain Phytophthora sp, Alternaria sp, Rasltonia solanacearum, virus-virus seperti Tobaco mosaic virus dan Cucumber mosaik virus. Intensitas penyakit bercak 60,8% sedangkan insidensi penyakit hawar 98%.
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Identifikasi dan inventarisasi penyakit tanaman tomat
1. IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI PENYAKIT
PADA TANAMAN TOMAT di BALAI PENELITIAN
TANAMAN SAYURAN LEMBANG
Rijal Masruri
11/318029/PN/12356
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2. METODE
• LAPANGAN
1. Penghitungan Intensitas dan Insidensi
2. Pengambilan Sampel
• Laboratotium
1. Sterilisasi Alat
2. Pembuatan Media
3. Isolasi
4. Identifikasi
5. Inokulasi
3. Kegiatan Lapangan
Lahan D 7 dengan
luas ± 2500 𝑚2
,
dan jumlah
tanaman tomat ±
2000 tanaman
berumur 50 hari
yang di tumpang
sari dengan cabai
dan sawi.
4. Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
• Rumus yang digunakan
𝐼𝑃 = Ʃ
𝑛 × 𝑣
𝑍 × 𝑁
× 100%
• N = jumlah tanaman yang diamati
• Z = nilai skoring tertinggi
• n = jumlah tanaman yang memiliki skoring sama
• v = nilai skoring tanaman
5. Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
Sampel yang diamati adalah yang bergejala bercak dan
hawar, sebanyak 200 tanaman dari ± 2000 populasi
tanaman yang ada. Dengan pola pengambilan sampel :
6. Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
• Bercak
Nilai skoring mengacu pada Sastrahidayat (2011),
dengan skoring :
0 = tanaman sehat
1 = > 0 - < 10 % bagian daun terserang
2 = > 10 - < 20 % bagian daun terserang
3 = > 20 - < 40 % bagian daun terserang
4 = > 40 - < 60 % bagian daun terserang
5 = > 60 - < 100 % bagian daun terserang
7. Penghitungan Intensitas Penyakit
tanaman
• Hawar
Nilai skoring mengacu pada (Henfling, 1979 cit Ambarwati
et al, 2012), dengan skoring :
0 = tanaman sehat
1 = 1 - 10 % bagian daun terserang
2 = 11 - 20 % bagian daun terserang
3 = 21 - 40 % bagian daun terserang
4 = 41 - 60 % bagian daun terserang
5 = 61 - 80 % bagian daun terserang
6 = 81 - 100 % bagian daun terserang
8. Penghitungan Insidensi Penyakit
tanaman
Dari hasil pengamatan dilapangan, penghitungan
insidensi dilakukan untuk gejala bercak, hawar, layu,
kerdil dan mosaik.
Rumus yang digunakan
𝐼𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
× 100%
12. Langkah-langkah sterilisasi
• Alat beserta media di
autoclave selama 1 jam
pada suhu 1210C
• Alat dipisahkan dari media
yang masih menempel dan
dicuci dengan sabun
• Ditiriskan dan dimasukan
ke autoclave khusus
sterilisasi alat , diautoclave
selama 1 jam dengan suhu
1210C.
• Pengovenan alat-alat
dengan suhu 1500C selama
1 jam
13. PEMBUATAN MEDIA
Alat dan bahan media PDA
• Alat : hotplate (pemanas), magnetic
stirrer, erlenmeyer ukuran 2000 ml
saringan, lap, pisau, dan kamera.
• Bahan untuk 1 liter : kentang 200
gram, agar 20 gram, gula 20 gram
(penganti dextrose), aquades
Alat dan bahan media TZC
• Alat : hotplate (pemanas), magnetic
stirrer, erlenmeyer ukuran 2000 ml
saringan, lap, pisau, botol stok ukuran
200 ml dan kamera.
• Bahan
1. Larutan TZC A : dektrose /sukrosa
sebanyak 10 g, pepton 10 g, casamino acid
1 g, agar 20 gr, dan aquades 1 liter
2. Larutan TZC B : cairan TZC 100 ml
14. Pembuatan media
PDA
• Kentang dicuci dan dipotong
kecil-kecil, lalu dicuci
kembali sampai bersih
• Rebus dalam 1 liter aquades
± 1 jam
• Pisahkan sari kentang dan
kentangnya
• Tambahkan aquades hingga
volumenya 1 liter
• Tambahkan 20 gram agar
dan 20 gram gula, dan
dipanaskan kembali sampai
mendidih dan semuanya
tercampur dengan bantuan
stirrer
• Tuangkan ke dalam botol
untuk disterilisasi dalam
autoclave selama 1 jam pada
suhu 1210C
15. Pembuatan Media TZC
1. Panaskan dektrose/sukrosa sebanyak 10 g, pepton
10 g, casamino acid 1 g, agar 20 gr dalam 1 liter
aquades sampai semua bahan larut ± ½ jam (Larutan
TZC A)
2. Masukan dalam ukuran 200 ml di dalam botol dan di
autoclave bersamaan dengan larutan TZC B dengan
wadah terpisah selama 1 jam dengan suhu 1210C.
3. Untuk pencampuran untuk 200 ml TZC A, tunggu
larutan TZC A sampai hangat-hangat kuku, lalu
tambahkan 200 µl Larutan TZC B
4. Plating di petridish
16. Isolasi
Alat
• Laminar air flow cabinet
• Jarum ent
• Jarum ose
• Petrisdish
• Bunsen
• Label
• Kamera
• Pinset
• Gunting
• Plastik sil
Bahan
• Media PDA dan TZC
• Alkohol
• Sampel tanaman bergejala
20. Identikasi Bakteri
Pengamatan makroskopis :
1. Warna koloni
Uji KOH 3%
1. Untuk melihat
apakah bakteri
tersebut gram
negatif atau
positif
Ditumbuhkan pada
media selektif
22. Hasil pengamatan visual
Gejala penyakit abiotik,
diduga kekurangan unsur P.
seluruh daun menjadi hijau
tua, muncul pigmen unggu
pada daun, terutama daun
yang tua (Handayani, 2014)
Menimbulkan bercak-
bercak hijau muda atau
kuning yang tidak teratur.
Diduga disebabkan oleh
Tobaco mosaic virus, atau
Cucumber mosaik virus
Pertumbuhan tanaman
tidak normal, tanaman
menjadi kerdil dan keluar
bungga lebih cepat.
Diduga disebabkan oleh
serangan Tobaco crinkle
virus, atau Tomato Yellow
leaf curl virus
23. Sampel 1 (gejala hawar)
sporangium berbentuk seperti
buah lemon, hifa tidak bersekat,
dari gejala dan bentuk sporagium
yang didapat, tanaman terserang
Phytophthora sp
Gambar : Wulandari et al, 2014
Menurut wulandari et al (2014), berwarna putih dan tipis.
Tekstur koloni agak tebal, rapat dan kasar. Pola pertumbuhan
koloni radial dengan bentuk menyerupai kelopak bunga
24. Sampel 2 (bercak pada daun) Hasil pengamatan
mikroskopis
Warna koloni pada media pada bagian
tengah berwarna abu-abu dikelilingi
koloni berwarna agak kuning dan ada
warna abu-abu dibagian luar
Diduga Alternaria spp,
dengan hifa yang masih
muda hialin (tidak
berwarna), yang sudah tua
berwarna coklat muda
dengan konidiofor tegak
dan bersekat, spora
berbentuk seperti gada
bersekat dengan warna
coklat
25. Sampel 3 (Layu)
Belum teridentifikasi, gejala layu,
dimulai dari daun tua. Biakan
berwarna putih agak unggu pada
bagian atas petridish, dan bagian
bawah berwarna hitam di tengah
dan dikelilingi biakan berwarna
kuning tua sampai kuning muda.
Hifa tidak berwarna, dan memiliki
banyak inti (senositik), terdapat
seperti klamidospora
26. Sampel 4 (Layu)
Belum teridentifikasi, gejala layu. Bagian
atas petrisidh biakan berwarna putih saat
berumur 4 hari dan menjadi abu-abu pada
umur >7 hari dan membentuk benjolan
pada bagian tengah, dan bagian bawah
putih pada umur <4 hari dan agak kuning
pada umur >7 hari.
Hifa tidak berwarna, bersekat dan tidak
berinti pada umur < 4 hari dan memiliki
banyak inti (senositik) pada umur > 7 hari,
spora berbentuk bulat dan bisa
membelah.
27. Sampel 5 a (bercak pada daun) Hasil pengamatan
mikroskopis
Warna koloni pada media
pada bagian tengah
berwarna abu-abu
dikelilingi koloni
berwarna agak kuning
dan ada warna abu-abu
dibagian luar
Diduga Alternaria spp,
dengan hifa yang masih
muda hialin (tidak
berwarna), yang sudah tua
berwarna coklat muda
dengan konidiofor tegak
dan bersekat, spora
berbentuk seperti gada
bersekat dengan warna
coklat
28. Sampel 5 b (bercak pada daun)
Belum teridentifikasi, gejala bercak.
Bagian atas petrisidh biakan berwarna
abu-abu pada bagian tengah dan abu-abu
agak putih pada bagian luar, dan bagian
bawah berwarna coklat pada bagian
tengah dan dikelilingi biakan berwarna
putih agak kekuningan, dan pada bagian
terluar berwarna abu-abu.
Hifa tidak berwarna, bersekat dan berinti
(hifa seluler), dan bercabang
29. Sampel 6 (busuk buah)
Belum teridentifikasi, gejala busuk pada
pangkal dan ujung buah. Bagian atas
petrisidh, biakan berwarna putih dan
membentuk gelombang tidak beraturan,
dan bagian bawah berwarna hitam agak
keputih-putihan dengan bagian tengah
berwarna hitam pekat.
Hifa tidak berwarna, bersekat dan berinti
(hifa seluler), dan bercabang
31. Sampel 7 (layu)
Dari hasil pengujian
KOH 3%, menunjukan
bahwa bakteri
merupakan bakteri
gram negatif. Dan pada
saat di tanam pada
media TZC, terlihat
koloni yang berwarna
merah, yang menjadi
ciri dari Rasltonia
solanacearum yang
ditanam pada media
TZC
32. Sampel 8 (bercak buah)
Belum teridentifikasi, gejala bercak pada buah mirip
gejala yang disebabkan oleh Xanthomonas
campersirs pv. Vesicatoria. Tapi setelah dilakukan
pengujian gram, bakteri adalah gram positif
sedangkan Xanthomonas campersirs pv. Vesicatoria
merupakan bakteri gram negatif