SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH BAHASA INDONESIA
   “Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia”



                     Oleh
                   Ristiana
               NPM 1113053097
    Dosen Pengampu          : Dr. suwarjo, M. Pd.
    Mata Kuliah             : Bahasa Indonesia




PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
          UNIVERSITAS LAMPUNG
                     2011




                                                    1
BAB I
                          PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
   Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang memakai
bahasa Indonesia sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-
hari danmengakui bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa
nasionalkita, tetapi tidak mengetahui bagaimana perkembangan bahasa
Indonesia dan apa kedudukan bahasa Indonesia.
   Untuk itulah, materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena tentu
sangat disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui
sejarah perkembangan dan kedudukan bahasa Indonesia. Lebih dari itu,
sebagai seorang guru, materi ini menjadi modal awal untuk menjadi pengajar
bahasa Indonesia yang baik di SD, karena dengan menguasai materi ini,
berarti telah memiliki wawasan yang lebih luas tentang bahasa Indonesia yang
dapat mendukung tugas dalam membimbing anak didik agar semakin matang
pengalaman berbahasanya dan semakin tumbuh sikap positifnya terhadap
bahasa Indonesia.


B. Rumusan Masalah
   Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan,
diantaranya:
   1. Bagaimanakah sejarah bahasa Indonesia?
   2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diterima
       sebagai bahasa Nasional?
   3. Bagaimanakah fase-fase dalam perkembangan bahasa Melayu menjadi
       bahasa Nasional?
   4. Bagaimanakah kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional?
   5. Bagaimanakah kedudukan bahasaIndonesia sebagai bahasa Negara?




                                                                          2
C. Tujuan
  Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia.
  2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu
     diterima sebagai bahasa Nasional.
  3. Untuk menjelaskan fase-fase penting dalam perkembangan bahasa
     Melayu menjadi bahasa Nasional.
  4. Untuk menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
     Nasional.
  5. Untuk menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
     Negara.




                                                                 3
BAB II
                              PEMBAHASAN


A. Sejarah Bahasa Indonesia
   Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 “bahasa Negara
ialah bahasa Indonesia”. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa
Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-
benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari-
hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa
daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Madura, bahasa
Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain-lainl.
   Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesia
adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa
pertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang
menjadi bahasa resmi Republik Indonesia sebagai bangsa Indonesia yang,
tentunya akan lebih berkesan positif jika kita menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nomor satu.
   Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak
dari zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua
franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di
seluruh Asia Tenggara sejak abad ke VII. Bukti yang menyatakan itu ialah
ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit tahun 683 M (Palembang), Talang
Tuwo tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur tahun 686 M (Bangka Barat).
Prasati itu bertuliskan huruf Pra-Nagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa
Melayu Kuno itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa
Tengah juga ditemukan Prasasti tahun 832 M dan di Bogor tahun 942 M yang
menggunakan bahasa Melayu Kuno.




                                                                        4
Melayu Kuno
   Penyebutan pertama istilah Bahasa Melayu sudah dilakukan pada masa
sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti
berbahasa Melayu Kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini
ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya. Wangsa
Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuno di Jawa
Tengah. Yang semuanya bertuliskan Pra-Nagari dan bahasanya bahasa
Melayu Kuno memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa
Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya.
   Berikut ini kutipan sebagian bunyi batu bertulis Kedudukan Bukit.
“Swastie syrie syaka warsaatieta 605 ekadasyii syuklapaksa wulan waisyaakha
dapunta hyang naayik di saamwan mangalap siddhayaatra di saptamie
syuklapaksa wulan jyestha dapunta hyang marlapas dari minanga taamwan...”
“(Terjemahan dalam bahasa Melayu sekarang (bahasa Indonesia): Selamat!
Pada tahun Saka 605 hari kesebelas pada masa terang bulan Waisyaakha, tuan
kita yang mulia naik di perahu menjemput Siddhayaatra. Pada hari ketujuh,
pada masa terang bulan Jyestha, tuan kita yang mulia berlepas dari Minanga
Taamwan...)”
   Melayu Klasik
   Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13,
ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik
merupakan kelanjutan dari Melayu Kuno. Catatan berbahasa Melayu Klasik
pertama berasal dari Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiring
dengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14,
bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap
di mana ekspresi Masuk Melayu berarti masuk agama Islam.
   Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu semakin jelas dari
peninggalan kerajaan Islam baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada
batu nisan di Minyeh Tujo, Aceh tahun 1830 M, maupun hasil susastra (abad
ke-16 dan ke-17) seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarah
Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.




                                                                             5
Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau,
antarsuku, antarpedagang, antarbangsa dan antarkerajaan. Karena bahasa
Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
   Bahasa Melayu dipakai diwilayah Nusantara, dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata
dari berbagai bahasa terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa
Arab dan bahasa Eropa.
   Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu.
   Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.
Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan
toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari
berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi,
disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan
di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena
penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa
Melayu Pasar.
   Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar
mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya
dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan
penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka.
Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang
yang melewati Indonesia.
   Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua
kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu
Pasar yang kolokial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas
pemakaiannya tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai
“lingua franca”, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga.



                                                                             6
Bahasa Indonesia
   Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres
Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak
memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas
pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan
dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
   Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya
dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara
dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang
dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen
pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah,
dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe,
hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia;
pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes
dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan
Indonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia
II 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah
bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan
dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia".
   Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal
dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih
sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa
Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.
   Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru
dianggap lahir atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dimana, Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa
Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi
diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.



                                                                         7
B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Bahasa Melayu Diterima menjadi
   Bahasa Nasional
   Ada beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat sebagai
bahasa Nasional. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
   Pertama, bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan,
yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapat
digolongkan sebagai hasil sastra. Selain itu, bahasa Melayu telah digunakan
sebagai bahasaresmi dalam masing-masing kerajaan nusantara yaitu sekitar
abad ke 14. Selainitu harus diingat bahwa penyebaran bahasa Melayu bukan
hanya terbatas padadaerah sekitar selat Malaka atau Sumatera saja, jauh lebih
luas dari itu. Ini dapatdibuktikan dengan terdapatnya berbagai naskah cerita
yang ditulis dalam bahasaMelayu pada berbagai tempat yang jauh dari
Malaka.
   Dengan datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia, fungsi bahasaMelayu
sebagai bahasa perantara dalam perdagangan semakin intensif. Orang-
orangEropa    malah    tidak   sadar    telah   ikut   memperluas   penyebaran
bahasaMelayu.Jadi, sejak lama, dari masa Sriwijaya juga Malaka yang saat
itumerupakan pusat perdagangan, pusat agama, dan ilmu pengetahuan,
bahasaMelayu telah digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasa
perhubungan diberbagai wilayah Nusantara. Dengan bantuan para pedagang
dan penyebaragama, bahasa Melayu menyebar ke seluruh pantai di nusantara,
terutama dikota-kota pelabuhannya. Akhirnya, bahasa ini lebih dikenal oleh
pendudukNusantara dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya.
   Telah ditemukan beberapa bukti tertulis mengenai bahasa Melayu tuapada
berbagai prasasti dan inkripsi. Bukti-bukti berupa prasasti antara lain:prasasti
Kedukan Bukit (tahun 683 M), di Talang Tuwo (dekat Palembang,bertahun
684 M), di Kota Kapur (Bangka Barat, tahun 686 M), di Karang Brahi(antara
Jambi dan Sungai Musi, berahun 688 M). Sedangkan dalam bentukinskripsi
diantaranya, Gandasuli di daerah Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832M.
   Adanya berbagai dialek bahasa Melayu yang tersebar di seluruhNusantara
adalah merupakan bukti lain dari pertumbuhan dan persebaran bahasaMelayu.
Misalnya,     dialek     Melayu        Minangkabau,      Palembang,     Jakarta



                                                                              8
(Betawi),Larantuka, Kupang, Ambon, Menado, dan sebagainya. Hasil
kesusastraanMelayu Lama dalam bentuk cerita penglipur lara, hikayat,
dongeng, pantun,syair, mantra, dan sebagainya juga merupakan bukti dari
pertumbuhan danpersebaran bahasa Melayu. Di antara karya sastra lama yang
terkenal adalahSejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri Lanang gelar
Bendahara PadukaRaja yang diperkirakan selesai ditulis pada tahun 1616.
Selain itu juga adaHikayat Hang Tuah, Hikayat Sri Rama, Tajus Salatin, dan
sebagainya(Supriyadi dkk. 1992, Keraf, 1978).
   Seperti   telah   dikatakan     sebelumnya      bahwa      ketika   orang-orang
Baratsampai ke Indonesia, yaitu sekitar abad XIV, mereka menemukan bahwa
bahasaMelayu telah dipergunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan,
danperdagangan. Menurut Supriyadi dkk. (1992) hal ini dikuatkan oleh
kenyataantentang seorang Portugis, Pigafetta, setelah mengunjungi Tidore, ia
menyusundaftar kata Melayu-Italia, sekitar tahun 1522. Ini membuktikan
ketersebaranbahasa Melayu yang sebelum itu sudah sampai ke kepulauan
Maluku.Begitupun,    dalam    pendudukan         Belanda,    mereka    menemukan
kesulitanketika bermaksud menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa
pengantar.
   Akhirnya, sebagaimana sudah diuraikan pada bagaian awal subunit ini,
Belandamenyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putra
diberikan dalambahasa Melayu atau bahasa daerah lainnya. Hal itu tertuang
dalam keputusanpemerintah kolonial yaitu K.B 1871 nomor 104 (Keraf,
1978).
   Kedua, sistem aturan bahasa Melayu, baik kosa kata, tata bahasa, ataucara
berbahasa, mempunyai sistem yang lebih praktis dan sederhana sehinggalebih
mudah dipelajari. Sementara itu bahasa Jawa atau bahasa Sundamempunyai
sistem bahasa yang lebih rumit. Dalam kedua bahasa itu dikenalaturan tingkat
bahasa yang cukup ketat. Ada tingkat bahasa halus, sedang, kasar,bahkan
sangat kasar, dengan kosa kata dan struktur yang berlainan.
   Ketiga, kebutuhan      yang sangat       mendesak        yang dirasakan    oleh
parapemimpin dan tokoh pergerakan akan adanya bahasa pemersatu yang
dapatmengatasi    perbedaan      bahasa   dari    masyarakat     Nusantara   yang



                                                                                9
memilikisejumlahbahasa daerah. Bahasa itu harus sudah dikenal khalayak dan
tidak terlalu sulitdipelajari. Kriteria ini terpenuhi oleh bahasa Melayu sehingga
akhirnya bahasainilah yang dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa Indonesia
atau bahasaNasional.


C. Fase-fase Penting dalam Perkembangan Bahasa Melayu menjadi
   Bahasa Nasional
   Untuk memudahkan pemahaman mengenai perkembangan Bahasa Melayu
menjadi Bahasa Indonesia, kita bagi dalam beberapa fase/masa dan peristiwa
yang dianggap penting. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
   Fase Pertama : Masa Prakolonial
   Beberapa bukti tertulis mengenai Bahasa Melayu tua ditemukan pada
berbagai prasasti dan inkripsi. Diantaranya prasasti Kedukan Bukit (683 M),
di Talang Tuo (dekat Palembang, bertahun 684 M), di Kota Kapur (Bangka
Barat, 686 M), di Karang Berahi (antara Jambi dan Sungai Musi, 688 M), dan
inkripsi Gandasuli di daerah Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832 M.
   Sebagai bukti lain dari pertumbuhan dan persebaran Bahasa Melayu, dapat
diidentifikasi melalui adanya berbagai dialek Melayu yang tersebar di seluruh
Nusantara. Misalnya dialek Melayu Minangkabau, Palembang, Jakarta
(Betawi), Larantuka, Kupang, Ambon, Manado, dan sebagainya. Juga,
banyaknya hasil kesusastraan Malayu Lama dalam bentuk cerita penglipur
lara, hikayat, dongeng, pantun, syair, mantra, dan sebagainya.
   Di antara karya sastra lama yang terkenal adalah Sejarah Melayu karya
Tun Muhammad Sri Lanang gelar Bandahara Paduka Raja yang diperkirakan
selesai ditulis tahun, 1616. Selain itu juga ada Hikayat Hang Tuah, Hikayat Sri
Rama, Tajus Salatin, dan sebagainya.


   Fase Kedua : Masa Kolonial
   Sekitar abad XVI ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia, mereka
menemukan bahwa bahasa Melayu telah dipergunakan sebagai bahasa resmi
dalam pergaulan, perhubungan, dan perdagangan. Hal itu dikuatkan oleh
kenyataan tentang seorang Portugis, Pigafetta, setelah mengunjungi Tidore. Ia



                                                                              10
menyusun daftar kata Melayu-Italia, sekitar tahun 1522. Ini membuktikan
ketersabaran bahasa Melayu yang sebelum itu sudah sampai ke kepulauan
Maluku.
   Dalam pada itu, semasa pendudukan Belanda, mereka menemukan
kesulitan ketika bermaksud menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa
pengantar. Akhirnya, turunlah keputusan pemerintah kolonial yaitu K.B 1871
no. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putra
diberikan dalam bahasa Melayu atau bahasa daerah lainnya.


   Fase Ketiga : Masa Pergerakan.
   Awal abad ke-20 dapat dikatakan sebagai masa permulaan perkembangan
bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia. Banyak faktor yang mendorong hal
itu terjadi. Di antaranya, dan yang paling utama adalah faktor politik.
   Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai
bahasa yang beraneka pula, merasa sulit mencapai kemerdekaan jika tidak ada
alat pemersatu. Dan alat itu adalah suatu bahasa guna menyatakan pikiran,
perasaan, dan kehendak, yang dapat menjembatani ketergangguan dan
kesenjangan komunikasi antara suku bangsa dengan bahasanya yang berbeda-
beda. Itulah sebabnya, pada tanggal 28 Oktober 1928, dikumandangkanlah
ikrar Sumpah Pemuda : Berbangsa satu, bangsa Indonesia, bertanah air satu
tanah air Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.
   Selanjutnya, berbagai peristiwa penting dalam kaitannya dengan
perkembangan Bahasa Indonesia. Diantaranya adalah :
1. Penyusunan ejaan resmi Bahasa Melayu pada tahun 1901 oleh Ch. A. van
   Ophuysen yang termuat dalam Kitab Logat Melayu. Ejaan ini disebut
   Ejaan van Ophuysen.
2. Pendirian Taman Bacaan Rakyat (Commisie voor de volkslectuur) pada
   tahun 1908, untuk selanjutnya pada tahun 1917 diubah namanya menjadi
   Balai Pustaka.
3. Ketetapan Ratu Belanda pada tahun 1918 yang memberikan kebebasan
   kepada para anggota Dewan Rakyat (Volksraad) untuk menggunakan
   Bahasa Melayu dalam forum.



                                                                          11
4. Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang
   diantaranya menetapkan Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa
   Melayu sebagai Bahasa Nasional.
5. Berdirinya angkatan Pujangga Baru atau angkatan ’33 pada tahun 1933
   yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Angkatan Pujangga Baru
   yang sebenarnya nama suatu majalah sebagai wadah ekspresi budaya dan
   sastra ini besar peranannya dalam membantu perkembangan Bahasa
   Indonesia.
6. Kongres Bahasa Indonesia I di Solo tahun 1938. Kongres ini diadakan
   sebagai tindak lanjut dari Kongres Pemuda 1928. Di samping itu juga
   karena adanya kesan umum mengenai pemakaian Bahasa Indonesia yang
   cukup kacau. Jadi Kongres ini diselenggarakan untuk mencari pegangan
   bagi para pemakai bahasa, mengatur bahasa serta mengusahakan agar
   Bahasa Indonesia tersebar lebih luas lagi.
7. Peristiwa pendudukan Jepang di Indonesia antara 1942-1945. Pada masa
   ini justru bangsa Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Betapa tidak
   ? Di satu sisi pemerintah Jepang melarang penggunaan Bahasa asing
   seperti Bahasa Belanda dan Inggris, di sisi lain maksud mereka untuk
   menggunakan Bahasa Jepang sebagai alat komunikasi pun tidak
   memungkinkan karena memang belum dikenal pleh rakyat Indonesia.
   Akhirnya, Bahasa Indonesialah yang dijadikan alat perhubungan satu-
   satunya. Dalam pada itu, berbagai karya sastra, drama, puisi, cerpen
   banyak dihasilkan sehingga pertumbuhan Bahasa Indonesia pun semakin
   pesat.
8. Penetapan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahsa Negara pada tanggal 18
   Agustus 1945, dan dinyatakan dalam UUD ’45 Bab XV, pasal 36.
9. Penetapan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi untuk memperbaiki Ejaan
   van Ophuysen, pada tanggal 19 Maret 1947
10. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tahun 1954. Hasil Kongres ini
   di antaranya adalah saran pembentukan badan yang kompeten yang
   bertugas untuk menyempurnakan Bahasa Indonesia. Juga diusulkan
   pemabaruan ejaan, pembentukan komisi istilah, dan sebagainya.



                                                                        12
11. Penetapan pemakaian ejaan baru oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16
   Agustus 1972. Ejaan baru ini dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan
   (EYD).
12. Pengubahan nama Lembaga Bahasa Nasional yang selama itu menangani
   pelbagai hal yang berkaitan dengan bahasa dan sastra Indonesia/daerah,
   menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Peristiwa ini terjadi
   pada tanggal 1 Februari 1975.
13. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta tahun 1978.
14. Penetapan Bulan Bahasa pada tanggal 28 Oktober 1980. Peristiwa ini
   dilaksanakan selama satu bulan dalam setiap tahun yaitu pada setiap bulan
   Oktober.
15. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta tahun 1982.
16. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta tahun 1988. Pada Kongres ini
   diperkenalkan pula Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memuat 62.100
   butir masukan termasuk ungkapan dan Tata Bahasa Baku Bahasa
   Indonesia yang disusun di bawah koordinasi Pusat Pembinaan dan
   Pengembangan Bahasa.


D. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
   Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan Republik
Indonesia ini. Pentingnya peranan bahasa Indonesia itu, sebagaimana yang
telah diuraikan pada subunit 1, antara lain bersumber pada ikrar ketiga
Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Selain itu,
ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara pada tanggal 18
Agustus 1945, dinyatakan dalam UUD 1945 bab XV pasal 36.
   Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1998) dinyatakan
bahwa masih ada beberapa alasan lain (selain yang telah dikemukakan di atas)
mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara
beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi
penuturnya sebagai bahasa ibu.




                                                                         13
Pertama, jumlah penuturnya. Jumlah penutur bahasa Indonesia mungkin
tidak sebanyak bahasa Jawa atau Sunda, tetapi jika pada jumlah itu
ditambahkan penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pertama atau bahasa kedua, maka kedudukannya dalam jumlah
penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama. Lagi pula,
jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun pasti akan bertambah.
   Kedua, luas penyebarannya. Bahasa Indonesia jelas tidak ada yang
menandingi penyebarannya di Indonesia. Sebagai bahasa setempat, bahasa
Indonesia dipakai orang di daerah pantai timur Sumatera, daerah pantai
Kalimantan. Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia didapati di Jakarta dan
sekitarnya. Sebagai bahasa kedua, tersebar dari Sabang sampai Merauke atau
dari ujung barat sampai ke timur; dari pucuk utara sampai ke batas selatan
negeri kita. Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari dan dipakai di
antara kalangan terbatas di beberapa negara misalnya di Australia, Filipina,
jepang, Korea, Rusia, India dan sebagainya.
   Ketiga, peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya
lain yang dianggap bernilai. Patokan yang ketiga ini mengingatkan kita akan
seni kesusastraan yang mengagumkan yang dihasilkan dalam bahasa Jawa,
Sunda, Bali, dan Minangkabau, misalnya. Akan tetapi, di samping susastra
Indonesia modern yang dikembangkan oleh sastrawan yang beraneka ragam
latar bahasanya, bahasa Indonesia pada masa kini berperan juga sebagai sarana
utama, di luar bahasa asing, di bidang ilmu, teknologi, dan peradaban modern
bagi manusia Indonesia.
   Untuk itulah, sudah sangat wajar jika bahasa Indonesia salah satu
kedudukannya adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan sebagai bahasa
nasional ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928.
   Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1. Lambang kebanggaan kebangsaan;
   Sebagai lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilainilai
sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan melalui bahasa



                                                                          14
nasionalnya, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya
yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia
perlu kita pelihara dan kita kembangkan pemakaiannya.
2. Lambang identitas nasional;
   Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung di
samping bendera dan negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa
Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula, sehingga ia serasi
dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki
identitasnya sendiri hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga ia bersih dari unsur-unsur
bahasa lain, terutama bahasa asing.
3. Alat pemersatu berbagai-bagai suku bangsa
   Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam
satu kesatuan yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai
suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu
dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada
nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
Bahkan, dengan bahasa nasional kita, kita dapat meletakkan kepentingan
nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
4. Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
   Sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Berkat adanya
bahasa nasional kita, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahfahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Dengan demikian, fungsi
keempat ini, latar belakang sosial budaya dan latar belakang kebahasaan yang
berbeda-beda tidak akan menghambat adanya perhubungan antar daerah dan
antar budaya (Suhendar dan Supinah, 1997)




                                                                            15
E. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
   Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebgai bahasa
nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
berikut:
1. Bahasa resmi kenegaraan
   Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam
adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan
maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah
dengan masyarakat. Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-
menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadankenegaraan lain
seperti DPR dan MPR ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato,
terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia.
Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh warga masyarakat
kita di dalam hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan.
   Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk melaksanakan
fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan sebaikbaiknya, pemakaian
bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan adminstrasi pemerintahan perlu
senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa Indonesia perlu
dijadikan salah satu faktor yang menentukan di dalam pengembangan
ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil
maupun militer, dan pemberian tugas khusus baik di dalam maupun di luar
negeri.
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
   Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga-
lembaga pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-
kanak sampai perguruan tinggi. Masalah pemakaian bahasa Indonesia sebagai
satu-satunya bahasa pengantar di segala jenis dan tingkat pendidikan di
seluruh Indonesia, menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan
masalah yang meminta perhatian.



                                                                         16
3. Bahasa    resmi   untuk      kepentingan   perencanaan    dan   pelaksanaan
   pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah.
   Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya
dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan
masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam
masyarakat yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
   Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian   rupa    sehingga     ia   memiliki   identitasnya   sendiri,   yang
membedakannya dengan bahasa daerah.
   Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik
dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan,
dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita
tidak tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta
untuk ikut serta dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terkait dengan hal itu, Suhendar dan Supinah (1997) mengemukakan bahwa
bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan kita membina
serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia
memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari
kebudayaan daerah.




                                                                             17
BAB III
                                PENUTUP


A. Kesimpulan
   Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 “bahasa Negara
ialah bahasa Indonesia”.Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan
berkembang sejak sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman
dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan
hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia
Tenggara.
   Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dicanangkanlah penggunaan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan.
Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi
diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
a. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
   Adapun beberapa fungsinya adalah:
   1) Lambang kebanggaan nasional
   2) Lambang identitas nasional
   3) Alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar
   belakang sosial budaya dan bahasanya
   4) Alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
b. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi
   Adapun bahasa Indonesia befungsi sebagai:
   1) Bahasa resmi kenegaraan
   2) Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
   3) Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional
   4) Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
   ilmu pengetahuan serta teknologi modern.


                                                                       18
B. Saran
   Sebagai seorang guru pemahaman mengenai sejarah dan kedudukan
bahasa Indonesia perlu diperluas. Karena untuk bekal mengajar peserta didik
agar kemampuan berbahasa mereka lebih matang dan untuk menumbuhkan
sikap positif dalam berbahasa Indonesia.




                                                                        19

More Related Content

What's hot

Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmudayurikaperdana19
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Lela Warni
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Irvan Berutu
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...Nurfaizatul Jannah
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knnatal kristiono
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 

What's hot (20)

Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Pancasila dan Agama
Pancasila dan AgamaPancasila dan Agama
Pancasila dan Agama
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa IndonesiaMakalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
 

Similar to Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indtampulu
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Faisal Rifqi Arbani
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxSahlanJerfatin
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaFadLi AmiGo
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxWALAWELE
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxRichardManalu1
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaYunus Moershal
 
2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesiatarmizitaher
 
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...AbuSalik
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiaasdammantap
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiNur Agustin Mufarokhah
 

Similar to Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia (20)

Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Bahan ajar bhs. indonesia
Bahan ajar bhs. indonesiaBahan ajar bhs. indonesia
Bahan ajar bhs. indonesia
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
 
Karya tulis ilmia1
Karya tulis ilmia1Karya tulis ilmia1
Karya tulis ilmia1
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Dian i
Dian iDian i
Dian i
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia
 
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
Makalah ade
Makalah adeMakalah ade
Makalah ade
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
 
Spkbi unit3
Spkbi unit3Spkbi unit3
Spkbi unit3
 

More from Rizzty Mennelz

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran Kooperatif Tipe STADPembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran Kooperatif Tipe STADRizzty Mennelz
 
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Menulis Karya Ilmiah sesuai Target Pembaca
Menulis Karya Ilmiah sesuai Target PembacaMenulis Karya Ilmiah sesuai Target Pembaca
Menulis Karya Ilmiah sesuai Target PembacaRizzty Mennelz
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakRizzty Mennelz
 

More from Rizzty Mennelz (7)

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran Kooperatif Tipe STADPembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
 
Teknik Assesmen
Teknik AssesmenTeknik Assesmen
Teknik Assesmen
 
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa IndonesiaMakalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
Makalah Semantik dan Sintaksis dalam Bahasa Indonesia
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
Menulis Karya Ilmiah sesuai Target Pembaca
Menulis Karya Ilmiah sesuai Target PembacaMenulis Karya Ilmiah sesuai Target Pembaca
Menulis Karya Ilmiah sesuai Target Pembaca
 
Masalah pembelajaran
Masalah pembelajaranMasalah pembelajaran
Masalah pembelajaran
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 

Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia

  • 1. MAKALAH BAHASA INDONESIA “Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia” Oleh Ristiana NPM 1113053097 Dosen Pengampu : Dr. suwarjo, M. Pd. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2011 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang memakai bahasa Indonesia sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari- hari danmengakui bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa nasionalkita, tetapi tidak mengetahui bagaimana perkembangan bahasa Indonesia dan apa kedudukan bahasa Indonesia. Untuk itulah, materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena tentu sangat disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui sejarah perkembangan dan kedudukan bahasa Indonesia. Lebih dari itu, sebagai seorang guru, materi ini menjadi modal awal untuk menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik di SD, karena dengan menguasai materi ini, berarti telah memiliki wawasan yang lebih luas tentang bahasa Indonesia yang dapat mendukung tugas dalam membimbing anak didik agar semakin matang pengalaman berbahasanya dan semakin tumbuh sikap positifnya terhadap bahasa Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya: 1. Bagaimanakah sejarah bahasa Indonesia? 2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Nasional? 3. Bagaimanakah fase-fase dalam perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Nasional? 4. Bagaimanakah kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional? 5. Bagaimanakah kedudukan bahasaIndonesia sebagai bahasa Negara? 2
  • 3. C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia. 2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Nasional. 3. Untuk menjelaskan fase-fase penting dalam perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Nasional. 4. Untuk menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. 5. Untuk menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar- benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari- hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Madura, bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain-lainl. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia sebagai bangsa Indonesia yang, tentunya akan lebih berkesan positif jika kita menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nomor satu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak dari zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara sejak abad ke VII. Bukti yang menyatakan itu ialah ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur tahun 686 M (Bangka Barat). Prasati itu bertuliskan huruf Pra-Nagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa Melayu Kuno itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah juga ditemukan Prasasti tahun 832 M dan di Bogor tahun 942 M yang menggunakan bahasa Melayu Kuno. 4
  • 5. Melayu Kuno Penyebutan pertama istilah Bahasa Melayu sudah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya. Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuno di Jawa Tengah. Yang semuanya bertuliskan Pra-Nagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya. Berikut ini kutipan sebagian bunyi batu bertulis Kedudukan Bukit. “Swastie syrie syaka warsaatieta 605 ekadasyii syuklapaksa wulan waisyaakha dapunta hyang naayik di saamwan mangalap siddhayaatra di saptamie syuklapaksa wulan jyestha dapunta hyang marlapas dari minanga taamwan...” “(Terjemahan dalam bahasa Melayu sekarang (bahasa Indonesia): Selamat! Pada tahun Saka 605 hari kesebelas pada masa terang bulan Waisyaakha, tuan kita yang mulia naik di perahu menjemput Siddhayaatra. Pada hari ketujuh, pada masa terang bulan Jyestha, tuan kita yang mulia berlepas dari Minanga Taamwan...)” Melayu Klasik Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan kelanjutan dari Melayu Kuno. Catatan berbahasa Melayu Klasik pertama berasal dari Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiring dengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi Masuk Melayu berarti masuk agama Islam. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu semakin jelas dari peninggalan kerajaan Islam baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minyeh Tujo, Aceh tahun 1830 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17) seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. 5
  • 6. Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa dan antarkerajaan. Karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai diwilayah Nusantara, dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab dan bahasa Eropa. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar. Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia. Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang kolokial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai “lingua franca”, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga. 6
  • 7. Bahasa Indonesia Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia". Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap lahir atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana, Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36. 7
  • 8. B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Bahasa Melayu Diterima menjadi Bahasa Nasional Ada beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Nasional. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan, yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapat digolongkan sebagai hasil sastra. Selain itu, bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasaresmi dalam masing-masing kerajaan nusantara yaitu sekitar abad ke 14. Selainitu harus diingat bahwa penyebaran bahasa Melayu bukan hanya terbatas padadaerah sekitar selat Malaka atau Sumatera saja, jauh lebih luas dari itu. Ini dapatdibuktikan dengan terdapatnya berbagai naskah cerita yang ditulis dalam bahasaMelayu pada berbagai tempat yang jauh dari Malaka. Dengan datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia, fungsi bahasaMelayu sebagai bahasa perantara dalam perdagangan semakin intensif. Orang- orangEropa malah tidak sadar telah ikut memperluas penyebaran bahasaMelayu.Jadi, sejak lama, dari masa Sriwijaya juga Malaka yang saat itumerupakan pusat perdagangan, pusat agama, dan ilmu pengetahuan, bahasaMelayu telah digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasa perhubungan diberbagai wilayah Nusantara. Dengan bantuan para pedagang dan penyebaragama, bahasa Melayu menyebar ke seluruh pantai di nusantara, terutama dikota-kota pelabuhannya. Akhirnya, bahasa ini lebih dikenal oleh pendudukNusantara dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya. Telah ditemukan beberapa bukti tertulis mengenai bahasa Melayu tuapada berbagai prasasti dan inkripsi. Bukti-bukti berupa prasasti antara lain:prasasti Kedukan Bukit (tahun 683 M), di Talang Tuwo (dekat Palembang,bertahun 684 M), di Kota Kapur (Bangka Barat, tahun 686 M), di Karang Brahi(antara Jambi dan Sungai Musi, berahun 688 M). Sedangkan dalam bentukinskripsi diantaranya, Gandasuli di daerah Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832M. Adanya berbagai dialek bahasa Melayu yang tersebar di seluruhNusantara adalah merupakan bukti lain dari pertumbuhan dan persebaran bahasaMelayu. Misalnya, dialek Melayu Minangkabau, Palembang, Jakarta 8
  • 9. (Betawi),Larantuka, Kupang, Ambon, Menado, dan sebagainya. Hasil kesusastraanMelayu Lama dalam bentuk cerita penglipur lara, hikayat, dongeng, pantun,syair, mantra, dan sebagainya juga merupakan bukti dari pertumbuhan danpersebaran bahasa Melayu. Di antara karya sastra lama yang terkenal adalahSejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri Lanang gelar Bendahara PadukaRaja yang diperkirakan selesai ditulis pada tahun 1616. Selain itu juga adaHikayat Hang Tuah, Hikayat Sri Rama, Tajus Salatin, dan sebagainya(Supriyadi dkk. 1992, Keraf, 1978). Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa ketika orang-orang Baratsampai ke Indonesia, yaitu sekitar abad XIV, mereka menemukan bahwa bahasaMelayu telah dipergunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan, danperdagangan. Menurut Supriyadi dkk. (1992) hal ini dikuatkan oleh kenyataantentang seorang Portugis, Pigafetta, setelah mengunjungi Tidore, ia menyusundaftar kata Melayu-Italia, sekitar tahun 1522. Ini membuktikan ketersebaranbahasa Melayu yang sebelum itu sudah sampai ke kepulauan Maluku.Begitupun, dalam pendudukan Belanda, mereka menemukan kesulitanketika bermaksud menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Akhirnya, sebagaimana sudah diuraikan pada bagaian awal subunit ini, Belandamenyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putra diberikan dalambahasa Melayu atau bahasa daerah lainnya. Hal itu tertuang dalam keputusanpemerintah kolonial yaitu K.B 1871 nomor 104 (Keraf, 1978). Kedua, sistem aturan bahasa Melayu, baik kosa kata, tata bahasa, ataucara berbahasa, mempunyai sistem yang lebih praktis dan sederhana sehinggalebih mudah dipelajari. Sementara itu bahasa Jawa atau bahasa Sundamempunyai sistem bahasa yang lebih rumit. Dalam kedua bahasa itu dikenalaturan tingkat bahasa yang cukup ketat. Ada tingkat bahasa halus, sedang, kasar,bahkan sangat kasar, dengan kosa kata dan struktur yang berlainan. Ketiga, kebutuhan yang sangat mendesak yang dirasakan oleh parapemimpin dan tokoh pergerakan akan adanya bahasa pemersatu yang dapatmengatasi perbedaan bahasa dari masyarakat Nusantara yang 9
  • 10. memilikisejumlahbahasa daerah. Bahasa itu harus sudah dikenal khalayak dan tidak terlalu sulitdipelajari. Kriteria ini terpenuhi oleh bahasa Melayu sehingga akhirnya bahasainilah yang dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa Indonesia atau bahasaNasional. C. Fase-fase Penting dalam Perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Nasional Untuk memudahkan pemahaman mengenai perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, kita bagi dalam beberapa fase/masa dan peristiwa yang dianggap penting. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut : Fase Pertama : Masa Prakolonial Beberapa bukti tertulis mengenai Bahasa Melayu tua ditemukan pada berbagai prasasti dan inkripsi. Diantaranya prasasti Kedukan Bukit (683 M), di Talang Tuo (dekat Palembang, bertahun 684 M), di Kota Kapur (Bangka Barat, 686 M), di Karang Berahi (antara Jambi dan Sungai Musi, 688 M), dan inkripsi Gandasuli di daerah Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832 M. Sebagai bukti lain dari pertumbuhan dan persebaran Bahasa Melayu, dapat diidentifikasi melalui adanya berbagai dialek Melayu yang tersebar di seluruh Nusantara. Misalnya dialek Melayu Minangkabau, Palembang, Jakarta (Betawi), Larantuka, Kupang, Ambon, Manado, dan sebagainya. Juga, banyaknya hasil kesusastraan Malayu Lama dalam bentuk cerita penglipur lara, hikayat, dongeng, pantun, syair, mantra, dan sebagainya. Di antara karya sastra lama yang terkenal adalah Sejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri Lanang gelar Bandahara Paduka Raja yang diperkirakan selesai ditulis tahun, 1616. Selain itu juga ada Hikayat Hang Tuah, Hikayat Sri Rama, Tajus Salatin, dan sebagainya. Fase Kedua : Masa Kolonial Sekitar abad XVI ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia, mereka menemukan bahwa bahasa Melayu telah dipergunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan, perhubungan, dan perdagangan. Hal itu dikuatkan oleh kenyataan tentang seorang Portugis, Pigafetta, setelah mengunjungi Tidore. Ia 10
  • 11. menyusun daftar kata Melayu-Italia, sekitar tahun 1522. Ini membuktikan ketersabaran bahasa Melayu yang sebelum itu sudah sampai ke kepulauan Maluku. Dalam pada itu, semasa pendudukan Belanda, mereka menemukan kesulitan ketika bermaksud menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Akhirnya, turunlah keputusan pemerintah kolonial yaitu K.B 1871 no. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putra diberikan dalam bahasa Melayu atau bahasa daerah lainnya. Fase Ketiga : Masa Pergerakan. Awal abad ke-20 dapat dikatakan sebagai masa permulaan perkembangan bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia. Banyak faktor yang mendorong hal itu terjadi. Di antaranya, dan yang paling utama adalah faktor politik. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang beraneka pula, merasa sulit mencapai kemerdekaan jika tidak ada alat pemersatu. Dan alat itu adalah suatu bahasa guna menyatakan pikiran, perasaan, dan kehendak, yang dapat menjembatani ketergangguan dan kesenjangan komunikasi antara suku bangsa dengan bahasanya yang berbeda- beda. Itulah sebabnya, pada tanggal 28 Oktober 1928, dikumandangkanlah ikrar Sumpah Pemuda : Berbangsa satu, bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Selanjutnya, berbagai peristiwa penting dalam kaitannya dengan perkembangan Bahasa Indonesia. Diantaranya adalah : 1. Penyusunan ejaan resmi Bahasa Melayu pada tahun 1901 oleh Ch. A. van Ophuysen yang termuat dalam Kitab Logat Melayu. Ejaan ini disebut Ejaan van Ophuysen. 2. Pendirian Taman Bacaan Rakyat (Commisie voor de volkslectuur) pada tahun 1908, untuk selanjutnya pada tahun 1917 diubah namanya menjadi Balai Pustaka. 3. Ketetapan Ratu Belanda pada tahun 1918 yang memberikan kebebasan kepada para anggota Dewan Rakyat (Volksraad) untuk menggunakan Bahasa Melayu dalam forum. 11
  • 12. 4. Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang diantaranya menetapkan Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu sebagai Bahasa Nasional. 5. Berdirinya angkatan Pujangga Baru atau angkatan ’33 pada tahun 1933 yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Angkatan Pujangga Baru yang sebenarnya nama suatu majalah sebagai wadah ekspresi budaya dan sastra ini besar peranannya dalam membantu perkembangan Bahasa Indonesia. 6. Kongres Bahasa Indonesia I di Solo tahun 1938. Kongres ini diadakan sebagai tindak lanjut dari Kongres Pemuda 1928. Di samping itu juga karena adanya kesan umum mengenai pemakaian Bahasa Indonesia yang cukup kacau. Jadi Kongres ini diselenggarakan untuk mencari pegangan bagi para pemakai bahasa, mengatur bahasa serta mengusahakan agar Bahasa Indonesia tersebar lebih luas lagi. 7. Peristiwa pendudukan Jepang di Indonesia antara 1942-1945. Pada masa ini justru bangsa Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Betapa tidak ? Di satu sisi pemerintah Jepang melarang penggunaan Bahasa asing seperti Bahasa Belanda dan Inggris, di sisi lain maksud mereka untuk menggunakan Bahasa Jepang sebagai alat komunikasi pun tidak memungkinkan karena memang belum dikenal pleh rakyat Indonesia. Akhirnya, Bahasa Indonesialah yang dijadikan alat perhubungan satu- satunya. Dalam pada itu, berbagai karya sastra, drama, puisi, cerpen banyak dihasilkan sehingga pertumbuhan Bahasa Indonesia pun semakin pesat. 8. Penetapan fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahsa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945, dan dinyatakan dalam UUD ’45 Bab XV, pasal 36. 9. Penetapan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi untuk memperbaiki Ejaan van Ophuysen, pada tanggal 19 Maret 1947 10. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tahun 1954. Hasil Kongres ini di antaranya adalah saran pembentukan badan yang kompeten yang bertugas untuk menyempurnakan Bahasa Indonesia. Juga diusulkan pemabaruan ejaan, pembentukan komisi istilah, dan sebagainya. 12
  • 13. 11. Penetapan pemakaian ejaan baru oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan baru ini dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 12. Pengubahan nama Lembaga Bahasa Nasional yang selama itu menangani pelbagai hal yang berkaitan dengan bahasa dan sastra Indonesia/daerah, menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 1 Februari 1975. 13. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta tahun 1978. 14. Penetapan Bulan Bahasa pada tanggal 28 Oktober 1980. Peristiwa ini dilaksanakan selama satu bulan dalam setiap tahun yaitu pada setiap bulan Oktober. 15. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta tahun 1982. 16. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta tahun 1988. Pada Kongres ini diperkenalkan pula Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memuat 62.100 butir masukan termasuk ungkapan dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun di bawah koordinasi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. D. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia ini. Pentingnya peranan bahasa Indonesia itu, sebagaimana yang telah diuraikan pada subunit 1, antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Selain itu, ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945, dinyatakan dalam UUD 1945 bab XV pasal 36. Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1998) dinyatakan bahwa masih ada beberapa alasan lain (selain yang telah dikemukakan di atas) mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu. 13
  • 14. Pertama, jumlah penuturnya. Jumlah penutur bahasa Indonesia mungkin tidak sebanyak bahasa Jawa atau Sunda, tetapi jika pada jumlah itu ditambahkan penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa kedua, maka kedudukannya dalam jumlah penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama. Lagi pula, jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun pasti akan bertambah. Kedua, luas penyebarannya. Bahasa Indonesia jelas tidak ada yang menandingi penyebarannya di Indonesia. Sebagai bahasa setempat, bahasa Indonesia dipakai orang di daerah pantai timur Sumatera, daerah pantai Kalimantan. Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia didapati di Jakarta dan sekitarnya. Sebagai bahasa kedua, tersebar dari Sabang sampai Merauke atau dari ujung barat sampai ke timur; dari pucuk utara sampai ke batas selatan negeri kita. Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari dan dipakai di antara kalangan terbatas di beberapa negara misalnya di Australia, Filipina, jepang, Korea, Rusia, India dan sebagainya. Ketiga, peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang dianggap bernilai. Patokan yang ketiga ini mengingatkan kita akan seni kesusastraan yang mengagumkan yang dihasilkan dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Minangkabau, misalnya. Akan tetapi, di samping susastra Indonesia modern yang dikembangkan oleh sastrawan yang beraneka ragam latar bahasanya, bahasa Indonesia pada masa kini berperan juga sebagai sarana utama, di luar bahasa asing, di bidang ilmu, teknologi, dan peradaban modern bagi manusia Indonesia. Untuk itulah, sudah sangat wajar jika bahasa Indonesia salah satu kedudukannya adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan sebagai bahasa nasional ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1. Lambang kebanggaan kebangsaan; Sebagai lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilainilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan melalui bahasa 14
  • 15. nasionalnya, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita kembangkan pemakaiannya. 2. Lambang identitas nasional; Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula, sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya sendiri hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga ia bersih dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing. 3. Alat pemersatu berbagai-bagai suku bangsa Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan yang bulat, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Bahkan, dengan bahasa nasional kita, kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan. 4. Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Berkat adanya bahasa nasional kita, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahfahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Dengan demikian, fungsi keempat ini, latar belakang sosial budaya dan latar belakang kebahasaan yang berbeda-beda tidak akan menghambat adanya perhubungan antar daerah dan antar budaya (Suhendar dan Supinah, 1997) 15
  • 16. E. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebgai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut: 1. Bahasa resmi kenegaraan Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat. Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat- menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadankenegaraan lain seperti DPR dan MPR ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh warga masyarakat kita di dalam hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan sebaikbaiknya, pemakaian bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan adminstrasi pemerintahan perlu senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan di dalam pengembangan ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil maupun militer, dan pemberian tugas khusus baik di dalam maupun di luar negeri. 2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga- lembaga pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak- kanak sampai perguruan tinggi. Masalah pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa pengantar di segala jenis dan tingkat pendidikan di seluruh Indonesia, menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan masalah yang meminta perhatian. 16
  • 17. 3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah. Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama. 4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan hal itu, Suhendar dan Supinah (1997) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah. 17
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”.Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia a. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Adapun beberapa fungsinya adalah: 1) Lambang kebanggaan nasional 2) Lambang identitas nasional 3) Alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya 4) Alat perhubungan antarbudaya antardaerah. b. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi Adapun bahasa Indonesia befungsi sebagai: 1) Bahasa resmi kenegaraan 2) Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan 3) Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional 4) Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. 18
  • 19. B. Saran Sebagai seorang guru pemahaman mengenai sejarah dan kedudukan bahasa Indonesia perlu diperluas. Karena untuk bekal mengajar peserta didik agar kemampuan berbahasa mereka lebih matang dan untuk menumbuhkan sikap positif dalam berbahasa Indonesia. 19