Dokumen tersebut merangkum biografi dan peran Bidan Hamidah sebagai pelaksana, pengelola, dan pendidik di bidang kebidanan di desanya. Bidan Hamidah telah berpengalaman lebih dari 30 tahun bekerja sebagai bidan desa dan menangani berbagai kasus kebidanan secara mandiri maupun melakukan rujukan. Ia juga aktif dalam organisasi kemasyarakatan dan sering menyelenggarakan penyuluhan kesehatan di desanya.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Peran dan fungsi bidan
1. Konsep
Kebidanan
Peran dan Fungsi Bidan
Narasumber : Bidan Hamidah
Oleh : Kelompok 2
Kelas : A. 8,06
Dosen Pengampu : Violita Siska M,
S.ST
2. Biodata Narasumber
Nama lengkap : Hamidah
Tempat, Tanggal, Lahir : Senambah, 15 Oktober 1968
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pembangunan, No.151,
Desa Mansalong Kec.Lumbis,Kab.Nunukan,
Kalimantan Timur.
No. Hp : 081253480052
Hobi : Jalan-jalan dan memasak
Status : Menikah
Nama Suami : Andin Zulkifli
Pekerjaan Suami : PNS (Pegawai Negeri Sipil)
3. Lanjutan ….
Nama Anak :
Pertama : Andin Indah Kumalasari ( 18 Tahun )
Kedua : Andin Syifa Nurhidayatika ( 13 Tahun )
Ketiga : Andin Muhammad Nurjalin ( 5 Tahun )
Riwayat Pendidikan :
SD : SD Negeri 001 Senambah, tahun 1977
SMP : SMP Negeri 005 Samarinda, tahun1983
SPK : SPK Depkes Samarinda, tahun 1986
D1 : Depkes Samarinda, tahun 1989
4. Lanjutan ….
Riwayat Pekerjaan :
1. Bidan PTT Desa Pulau Sapi, Kec. Mentarang, Kab. Malinau
( 1990 - 2000 ).
2. Bidan PUSKESMAS Desa Mansalong, Kec. Lumbis, Kab.
Nunukan
( 2000 - sekarang ).
3. Bidan Desa Mansalong, Kec. Lumbis, Kab. Nunukan
( 2000 - Sekarang ).
5. A. Fungsi Sebagai
Pelaksana
Berawal dari bertugas sebagai Bidan PTT di Pulau Sapi,
salah satu daerah terpencil di Kabupaten Malinau, Bidan
Hamidah mengawali karirnya sebagai Bidan Desa.
Selama 10 tahun sejak 1990 sampai tahun 2000, beliau
mengabdi pada masyarakat setempat dengan dedikasi
kerja yang baik hingga menghasilkan piagam penghargaan
berupa Perunggu Satya Lencana dari Presiden. Kemudian
ia di mutasi ke daerah Mansalong, suatu daerah di
Kabupaten Nunukan, Kalimantar timur yang mana hingga
saat ini menjadi tempat tinggalnya dan keluarga
6. Lanjutan ….
1. Tugas Mandiri
Sebagai seorang bidan lulusan D1, Bidan Hamidah
termasuk bidan yang paling di pandang di desa nya. Selain
karena memang ia berkepribadian ramah hingga banyak
warga yang menyukainya, ia juga profesional dan
kompeten. Hingga tidak perlu di ragukan lagi
kemampuannya.
Dalam tugasnya sebagai Bidan yang mandiri, Bidan
Hamidah selalu melakukannya dengan penuh tanggung
jawab. Tidak hanya dengan kemampuan yang memang ia
miliki tapi juga dengan naluri kebidanannya yang telah lama
melekat pada dirinya. Terbukti saat ia menghadapi pasien
dengan keadaan bayi sungsang kaki.
7. Lanjutan …...
Saat itu Ny.Erdiana adalah ibu dari bayi itu, sekitar jam
4 sore waktu setempat, Bidan Hamidah di panggil oleh Bapak
Soni suami dari Ny.Erdiana untuk dapat membantu persalinan
Istrinya. Ketika baru saja tiba ternyata pembukaan telah
mencapai 7, saat itu Bidan Hamidah segera melakukan
tugasnya dengan mengaba-abakan pasien untuk mengejan
perlahan tapi bertenaga. Hingga akhirnya pembukaan hampir
sempurna, Bidan Hamidah menjumpai bahwa bayi itu dalam
keadaan sungsang kaki, dia sadar kepanikan tidak boleh
muncul pada dirinya karena akan mempengaruhi pasien.
Dengan berbekal segenap keberanian yang dia tahu itu
beresiko akhirnya ia memberanikan diri untuk menanganinya
sendiri .
8. Lanjutan …...
Wajar saja ia tidak segera melakukan rujukan karena melihat
jarak antara Rumah Sakit dengan desa terpencil itu sangatlah
jauh, selain itu karena keadaan pasien juga sudah seharusnya
mendapatkan pertolongan.
Dengan kehati-hatian dan naluri yang kuat, perlahan Bidan
Hamidah mengatasinya dengan terus mencoba mengeluarkan
bayi agar selamat.Bidan Hamidah mengatasinya dengan
memulai mengeluarkan kedua kaki bayi terlebih dahulu
kemudian mengendurkan tali plasenta sedikit dengan
menariknya keluar dari vagina. Kemudian ia membungkus bayi
dengan kain bersih untuk menjaga bayi tetap hangat.
9. Lanjutan …...
Setelah bagian kaki telah keluar hingga bagian mendekati
bahu, ia memasukan dua jarinya untuk mengeluarkan bahu bayi dari
yang kanan kemudian yang kiri. Dan terakhir, bagian kepala yang ia
keluarkan hingga akhirnya bayi pun lahir dengan selamat. Dengan
berat badan 3,3 kg dan panjang 32 cm. Dalam kasus ini Bidan
Hamidah bekerja selama 2 jam dengan hasil yang membanggakan
bagi dirinya dan keluarga pasien tentunya.
Bukan hanya satu kasus yang pernah ia hadapi yang mana
seharusnya kasus itu mendapatkan rujukan tetapi tetap ia tangani
sendiri. Hal nya tidak lain karena jarak antara rumah sakit dengan
desa tempat Bidan Hamidah bertugas itu sangat jauh. Seperti pada
kasusnya Ny.Rusini dengan Eklamsi, Ny.Salmah dengan kasus
Gameli dan masih banyak lagi yang mengharuskan ia untuk berhasil
dalam pelaksanaannya yang pada dasar nya mengandung resiko
tinggi bagi ibu dan bayi nya.
10. Lanjutan …...
Dalam tugasnya sebagai pelaksana, Bidan Hamidah
juga telah membuka praktek di rumahnya sendiri sejak
tahun 2002. Di tempat praktek pribadinya , Bidan Hamidah
tidak melayani proses persalinan karena ia selalu
mendatangi rumah-rumah pasien yang akan melakukan
persalinan dengannya. Dalam prakteknya Bidan Hamidah
hanya menerima konsultasi KB dan pemasangannya, serta
Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
11. A. Fungsi Sebagai
Pelaksana
2. Tugas Kolaborasi
Selama pengabdiannya sebagai Bidan hingga saat ini,
ia belum pernah melakukan kolaborasi. Baik dengan
sesama bidan atau pun Dokter Spesialis.
Bidan Hamidah selalu melakukan tugasnya secara mandiri.
Baik itu saat ia masih bertugas di Desa Pulau Sapi maupun
yang saat ini, di Desa Mansalong.
12. A. Fungsi Sebagai
Pelaksana
3. Tugas Rujukan
Dalam kasus-kasus di luar wewenang dan sanggupnya,
Bidan Hamidah mulai selalu melakukan rujukan ketika ia
berdomisili di Desa Mansalong pada tahun 1991.
Dalam setiap kasus yang memerlukan rujukan, Bidan
Hamidah selalu merujuknya ke Rumah Sakit Unit Daerah (
RSUD ) Malinau.
Salah satu kasusnya adalah Eklamsi Ny.Rusmini yang
terjadi selang beberapa menit setelah post partum. 30 detik
petama penglihatannya terpaku tanpa melihat (pandangan
kosong), kelopak mata dan tangan pasien bergetar hebat.
Di susul dengan seluruh otot badan menjadi kaku, tangan
menggenggam, kaki membengkok ke arah dalam selama
20 detik. Kemudian semua ototnya berkontraksi dalam
waktu yang cepat dan berulang-ulang, mulutnya membuka
dan menutup, keluar air liur berbusa, dan matanya melotot.
Dengan segera Bidan Hamidah melakukan rujukan yang
akhirnya pada saat itu Ny.Rusmini dapat di selamatkan
setelah 1 jam mendapatkan pertolongan medis Rumah
Sakit.
13. B. Fungsi Sebagai
Pengelola
Di desa tempat tinggalnya, Bidan Hamidah ikut serta
dalam pengelolaan beberapa organisasi yang mana ia
berperan aktif di dalamnya. Hampir semua organisasi yang
ada di desanya ia ikuti, diantaranya adalah :
1. Darmawanita
Dalam organisasi ini Bidan Hamidah berperan sebagai
anggota yang sampai sekarang masih berperan aktif dalam
setiap kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan oleh
organisasi tersebut. Bidan Hamidah menjadi anggota
Darmawanita sejak tahun 1990 , yaitu saat ia telah
berkeluarga dan menjadi istri seorang Pegawai Negeri Sipil
( PNS ).
14. Lanjutan ….
2. PKK ( Pemberdayaan Kesehatan Keluarga )
Perannya sebagai Ketua POKJA 4 dalam organisasi ini
menjadikan Bidan Hamidah harus lebih berperan aktif, selain karena
memang ia memiliki tanggung jawab terhadap kedudukannya, ia
juga harus bisa menjadi panutan yang baik bagi anggota-
anggotanya.
Dalam masa kerjanya selama tahun 2011 hingga 2012
nantinya, ia telah menyusun berbagai program, diantaranya adalah :
a. Pembinaan kepada Posyandu LANSIA.
b. Pengadaan lomba GSI ( Gerakan Sayang Ibu ) tingkat Kecamatan.
c. Penyuluhan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) ke desa-desa,
dan
d. Pelayanan KB gratis
Di dalam pelaksanaan kegiatan organisasi tersebut, Bidan
Hamidah melakukan kerja sama dengan Kantor Pemberdayaan
Perempuan dan KB Kabupaten Malinau. Hingga kegiatan itu sejak
awal tahun 2011 dapat berjalan dengan lancar dan baik
pencapaiannya.
15. C. Fungsi Sebagai Pendidik
Selain berperan sebagai pelaksana dan pengelola, Bidan
Hamidah juga sebagai pendidik yang sering melakukan
penyuluhan-penyuluhan Kesehatan pada umumnya. Pada
setiap kesempatan penyuluhannya Bidan Hamidah selalu
menjadi penyaji utama. Tema yang paling sering ia paparkan
adalah tentang Kesehatan Reproduksi, Keluaga Berencana (
KB ), Dan PHBS dalam kehidupan keluarga. Hampir di setiap
penyuluhan yang ia lakukan di hadiri oleh 50 orang yang di
dominasi oleh ibu-ibu dan tak jarang anak remaja putri.
Ia selalu hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit
dalam setiap pemaparan temanya. Ia berpendapat bahwa
waktu yang sedikit lbih berarti dengan pnjelasan yang mudah
di terima dan menarik dari pada yang menghabiskan lebih
banyak waktu tetapi kurang dapat di mengerti penjelasannya.
Alasan itu ia simpulkan dari kenyataan bahwa setiap ibu-ibu
yang sering mengikuti penyuluhannya itu berpendapat bahwa
penjelasannya mudah di mengerti dan berkomentar bahwa
penyuluhan yang menghabiskan waktu singkat lebih efisien
agar waktu selebihnya dapat di gunakan sebagai part untuk
tanya jawab dan berbagi pengalaman.
16. Lanjutan ….
Dalam fungsinya sebagai Pendidik, Bidan Hamidah juga
pernah melakukan pembinaan pada dukun kampung. Itu ia
lakukan pada saat masa kerjanya di desa Pulau Sapi. Ia
melakukan pembinaan kepada dukun kampung berupa
arahan-arahan dan cara yang benar untuk melakukan
sterilisasi alat penunjang persalinan. Kini ia tidak lagi
melakukan pembinaan kepada dukun kampung setelah
pindah ke Desa Mansalong. Alasannya adalah bahwa Dukun
Kampung tidak lagi seharusnya di bina oleh Bidan karena
kini Bidan dan Dukun adalah termasuk patner.
17. D. Fungsi Sebagai
Peneliti/investigator
Bidan Hamidah hingga kini belum pernah melakukan
penelitian yang berkaitan dengan wewenangnya. Baik secara
pribadi maupun kolaborasi dengan sesama Bidan ataupun
Institusi Pemerintahan
18. E. Pesan dan Kesan
1. Pesan
Dalam kesempatan wawancara kali ini, Bidan Hamidah
memiliki pesan yang cukup baik dan menarik yang patut
dijadikan pedoman oleh para calon Bidan yang saat ini
tengah melaksanakan pembinaan dalam pendidikan, yaitu :
a. Sebagai Bidan kita di tuntut agar bersikap Profesional. Kita
harus menyadari bahwa nantinya tanggung jawab yang
akan kita pegang adalah tanggung jawab yang tidak ringan,
penuh resiko dan menuntut kita untuk dapat melakukannya
secara baik dan benar. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Bidan di anggap oleh warga setempat itu mengetahui dan
menguasai segala hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Yang pada kenyataannya itu kuranglah bisa dibenarkan.
Maka sebagai Bidan kita haruslah memiliki pengetahuan
yang luas. Agar setidaknya kita dapat menjawab dengan
sejauh pengetahuan kita setiap pertanyaan-pertanyaan yang
masyarakat pada umumnya berikan walau tidak terlalu
mendalam.
19. Lanjutan ….
b. Seorang Bidan harus memiliki penampilan yang
menyakinkan. Walau kita tau bahwa nantinya mungkin kita
saat menjadi Bidan masih dalam keadaan belum
berkeluarga, namun kita tetap harus dapat bersikap seperti
kita telah berkeluarga dan pernah memiliki anak agar pasien
dapat percaya sepenuhnya terhadap kita dan tindakan-
tindakan yang akan kita lakukan terhadapnya.
c. Dan pesan yang terakhir adalah, dimanapun, kapanpun, dan
dengan siapapun itu kita harus bersifat loyal, tidak boleh
pilih kasih atau berat sebelah dalam setiap pengambilan
keputusan.
Pergunakanlah selalu hati nurani saat melakukan
pertolongan dan utamakanlah kenyamanan dan selalu
pertimbangkanlah keputusan pasien dan keluarganya.
20. Lanjutan ….
2. Kesan
Kesan dari Bidan Hamidah kepada kami selaku
pewawancara adalah bahwa kami ini pewawancara pertama
yang pernah mewawancarai beliau yang berasal dari luar
daerah. Sebelumnya pernah ada namun hanya dari wilayah
Malinau dan Samarinda saja. Beliau merasa senang karena
dapat menjadi narasumber yang bisa di percaya
pengalaman-pengalamannya untuk dapat membantu dalam
penyusunan makalah mahasiswi kebidanan Luar Daerah.
Semoga informasi yang di peroleh dapat disjadikan sedikit
pengalaman yang nantinya bisa membantu kami di
lapangan