Dokumen tersebut membahas berbagai teori pembelajaran, mulai dari teori behavioristik, kognitif, hingga humanistik. Teori-teori tersebut dijelaskan beserta penerapannya dalam pembelajaran. Juga dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dan standar proses pembelajaran.
1. Oleh Dr. Sujarwo, M.Pdsujarw0@uny.ac.id
Dosen Fakultas iImu Pendidikan FIP UNY
(Disampaikan pada Mahasiswa PLS FIP UNNES)
LPPMP UNY, 1-12 Mei 2012 )
3. 07/15/14Dr. Sujarwo, M.Pd 3
Konteks Hidup
Ada seorang ibu setengah baya
berpenampilan compang-camping sambil
menggendong seorang anak dengan wajah
sayup menengadahkan tangannya di
perempatan jalan untuk meminta belas
kasihan uang receh ......siapa dia..? Untuk
apa...?
Ada seorang ibu menggendong ‘kresek
goni” berjalan dipinggir jalan sambil
melihat tumpukan sampah. Setiap ada
tumpukan sampah diorak-arik untuk
mengambil sawah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan (dimakan, dijual, dipakai dsb)
sementara di tempat tinggalnya menunggu
anggota keluarganya.... Untuk apa....?
4. 07/15/14Diklat Inovasi pembelajaran. sujarwo@uny.ac.id 4
BELAJAR
Belajar bagaikan air mengalir di sebuah sungai
mengalir
dinamis
penuh resiko
menggairahkan
Kesalahan, kreativitas, potensi,dan ketakjuban
mengisi tempat itu
5. Esensi
Bacalah Bacalah dengan nama tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-
benar melampaui batas,
6. 07/15/14Diklat PEKERTI. sujarwo@uny.ac.id 6
MENGAJAR
MENGAJAR bagaikan “tukang bersih sungai” agar
air dapat mengalir bebas hambatan
Mengangkat sampah, kotoran lain
Mengeruk lumpur, pasir
Memindahkan batu, kayu
Ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran,
cinta, kelembutan, sukacita, improvisasi,
pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu
7. 07/15/14Dr. Sujarwo, M.Pd 7
Standar Proses
PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
8. 07/15/14Diklat Inovasi pembelajaran. sujarwo@uny.ac.id 8
Standar Proses
PP No. 19 Tahun 2005, Pasal
19, ayat 1
Proses Pembelajaran:
Interaktif
Inspiratif
Menyenangkan
Menantang
Memotivasi
9. Faktor2 yang mempengaruhi
pembelajaran
pendidik : Sikap, Motivasi, wawasan, tingkah laku,
gaya bicara, ketrampilan berkomunikasi.
Lingkungan belajar: sekolah, masyarakat, keluarga.
peserta didik : kesiapan belajar, motiasi,
kemampuan, kecerdasan dan ketrampilan.
Tujuan : Sesuai tidaknya dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik.
Media : Sesuai tidaknya dengan materi dan tujuan
yang ingin dicapai.
Metode pembelajaran : sesuai tidaknya dengan
materi pembelajaran, tingkat perkembangan, minat
dan kemampuan peserta didik.
10. Analisis Penentuan
Metode Pembelajaran
METODE
PEMBELA-
JARAN
1. Manusia
• Siswa
• Guru
4. SD Non Manusia
• Waktu
• Dana
• Alat/Bahan
• Lingkungan
5. Prinsip2
Belajar
• Motivasi
• Keterlibatan
Siswa
• Pendekatan
Individu
•
Urutan/Struktu
r
3. Scope
•Spesifik
•Umum
2.
Tujuan/Misi
• Knowledge
• Skill
• Attitude
11. GRAND TEORI-TEORI BELAJAR
1. BEHAVIORISTIK
2. KOGNITIF
3. HUMANISTIK
4. KONSTRUKTIVIS
07/15/14 11Diklat Inovasi pembelajaran. sujarwo@uny.ac.id
13. Pengertian
Perubahanperilaku seseorang yang
dapat diamati, diukur, dan dapat dinilai
secara konkret
Ada Stimulus ( rangsangan ) – Ada Respon ( reaksi )
Contohnya : mahapeserta didik dapat menyelesaikan
tugas dari dosen dengan cepat dan benar apabila
dapat stimulus berupa nilai A.
Begitu juga dengan hadiah – hukuman dan faktor
penguatan
14. Ciri-Ciri Teori Behavioristik
1. Bersifat mekanistis
2. Menekankan peranan lingkungan
3. Menekankan pentingnya latihan
4. Mementingkan mekanisme hasil belajar
17. Thorndike
Teori behavior merupakan proses interaksi
antara stimulus dan respon.
Stimulus apa saja yang dapat merangsang
proses belajar seperti pikiran,
perasaan atau hal lain yang
dapat ditangkap oleh alat indra
Respon
reaksi yang dimunculkan peserta didik
saat belajar yang dapat perupa
pikiran, perasaan, atau gerakan
18. Hukum2 Thorndike
Hukum
Kesiapan
Hukum Latihan
Semakin siap individu uuntuk belajar
Timbul kepuasan
Akan dipertehankan / diperkuat
Prinsip utama dalam belajar adalah
pengulangan
Makin sering diulangi, materi
pelajaran akan semakin dikuasai.
19. Hukum akibat
Lanjutan...
Suatu perbuatan yang disertai akibat
menyenangkan cenderung dipertahankan
dan lain kali akan diulangi
Perbuatan yang diikuti akibat
tidak menyenangkan
cenderung dihentikan dan tidak
akan diulangi
20. Clark Hull
Kebutuhan biologis dan
pemuasan kebutuhan biologis
adalah penting dan menempati
posisi central dalam seluruh
kegiatan manusia
teori-teori demikian tidak banyak digunakan
terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya
21. Watson
Belajar sebagai proses interaksi
antara stimulus dan respon
stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati
(observable) dan dapat diukur (measurable)
perubahan mental dalam diri seseorang selama proses
belajar tidak diperhitungkan, karena tidak dapat diamati
22. Edwin Guthrie
Guthrie percaya bahwa hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar.
Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat
akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Individu yang sedang belajar harus dibimbing
melakukan apa yang harus dipelajari
23. Skinner
stimulus dan respon
Berinteraksi dengan lingkungannya
Perubahan tingkah laku
Stimulus
saling
berinteraksi
Mempengaruhi
respon
Muncul
konsekuens
i
Tingkah
laku
24. Ivan Pavlov
Individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan , sementara individu tidak menyadari bahwa ia
dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya
Percobaan
Anjing, yang air liurnya akan keluar
apabila diberikan stimulus yang
sesuai ( tulang )
26. Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran
peserta didik
1. pendidik menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap , materi disampaikan secara utuh oleh pendidik
2. pendidik tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi
singkat yang diikuti contoh-contoh
3. Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada
yang kompleks
4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati
5. Kesalahan harus segera diperbaiki
6. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan
7. Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
27. Teori behavioristik cenderung mengarahkan peserta didik untuk
berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif.
Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses
pembentukan atau shaping, yaitu membawa peserta didik menuju
atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik
tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor
yang memengaruhi proses belajar
Kesimpulan
31. Pembelajaran yang lebih menekankan
pada pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki peserta didik.
32. Teori Pembelajaran kognitif menurut Piaget
Menurut Piaget individu berkembang menuju
kedewasaan maka ia akan mengalami adaptasi dengan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya
perubahan kualitatif dalam struktur kognitifnya. Proses
belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:
• Asimilasi
• Akomodasi
• Equilibrasi
33. 3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)
Tahapan – tahapan perkembangan kognitif
menurut Piaget :
1. Tahapan Sensori Motor (0-2th)
4. Tahapan Operasi Formal (11-15th)
2. Tahapan Pra – Operasional (2-7th)
34. 1. Tahapan Sensori Motor (0-2th)
Usia 2th pertama anak dapat sedikit memahami
lingkungannya dengan cara melihat, meraba atau
memegang, mengecap, mencium dan
menggerakan. Anak tersebut mengetahui bahwa
perilaku yang tertentu menimbulkan akibat
tertentu pula bagi dirinya.
35. Pada tahap ini telah mampu
menggunakan bahasa dalam
mengembangkan konsepnya,
walaupn masih sangat
sederhana.
36. 3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)
Dalam tahap ini anak sudah
mengembangkan pikiran logis.
Dalam upaya memahami
lingkungan sekitarnya anak tidak
terlalu menggantungkan diri pada
informasi yang datangnya dari
pancaindra.
37. 4. Tahapan Operasional Formal
(11-15th)
Pada tahap ini anak sudah mampu
berpikir abstrak yaitu berpikir
mengenai gagasan. Anak dengan
opersai formal ini sudah dapat
memikirkan beberapa alternatif
pemecahan suatu masalah.
38. Teori Belajar Kognitif Bruner
Teori Bruner di kenal free discovery
learning, yang menyatakan bahwa
proses belajar akan berjalan dengan
baik jika pendidik memberikan
kesempatan kepada peserta didiknya
untuk menemukan suatu konsep, teori ,
aturan atau penambahan melalui contoh
– contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
39. Lanjutan ....
3 tahapan cara melihat lingkungan:
1.Tahapan Enaktif : dalam memahami dunia
disekitarnya anak mengunakan pengetahuan motorik.
2.Tahapan Ikonik: dalam memahami dunia
disekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpaan &
perbandingan.
3.Tahapan Simbolik: kemampuan dalam berbahasa,
logika, matematika sangat mempengaruhi ide-ide
abstrak.
40. “Teori Belajar
Kognitif Ausubel”
Dalam teori ini, teori belajar dimaknai
sebagai belajar bermakna. Pembelajaran
bermakna yaitu suatu proses mengkaitkan
informasi baru pada konsep – konsep
relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.
41. Implementasi terhadap pendidikan yaitu bahwa keaktifan
dalam belajr itu sangat penting. Peserta didik yang belajar
secara aktif dan bisa optimal proses asimilasi dan akomodasi
antara pengetahuan dan pengalaman akan terjadi dengan
baik.
Implementasi dalam dunia Pendidikan
42. Kelebihan:
• Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah.
• Dapat meningkatkan motivasi.
• Membantu peserta didik untuk memahami bahan
belajar dengan lebih mudah.
Kelebihan:
• Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah.
• Dapat meningkatkan motivasi.
• Membantu peserta didik untuk memahami bahan
belajar dengan lebih mudah.
Kekurangan:
•Keberhasilan pembelajaran didasarkan pada
kemampuan peserta didik.
•Pendidik dituntut mengikuti keaktifan peserta
didiknya.
•Fasilitas harus mendukung.
45. Teori Humanistik
• Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia daripada berfokus pada
“ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori
psikoanalisa Freud.
• Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut
sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk
melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif
ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan
penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
46. Pandangan Kolb mengenai belajar,
yang teorinya terkenal dengan “Belajar
Empat Tahapnya” ;
1.Tahap Pengalaman Konkret
2.Tahap Pengamatan aktif dan reflektif
3.Tahap Konseptualisasi
4.Tahap Eksperimentasi aktif
47. Pandangan Honey dan Mumford
terhadap belajar, menggolong –
golongkan orang yang belajar kedalam
empat macam atau golongan, yaitu:
1.Kelompok Aktivis
2.Kelompok Reflektor
3.Kelompok Teoris
4.Kelompok Pragmatis
48. Pandangan Habernas terhadap teori
belajar, Pendapatnya sering disebut “tiga
macam tipe belajar”, yaitu:
1.Belajar Teknis ( technical learning)
2.Belajar Praktis (practical learning)
3.Belajar Emansipatoris
49. Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar.
Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga
kawasan yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom,
sebagai berikut:
1.Domain Kognitif, terdiriatas 6 tingkatan, yaitu:
•Pengetahuan ; mengingat, menghafal
•Pemahaman ; menginterprestasikan
•Aplikasi ; menggunakan konsep untuk memecahkan
masalah
•Analisis ; menjabarkan suatu konsep
•Sintesis ; menggabungkan bagian – bagian konsep
menjadi suatu konsep utuh
•Evaluasi ; membandingkan nilai – nilai, ide, metode
50. 2. Domain Psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan,
yaitu :
• Peniruan ; menirukan gerak
• Penggunaan ; menggunakan konsep untuk
melakukangerak
• Ketepatan ; melakukan gerak dengan benar
• Perangkaian ; melakukan beberapa gerakan
sekaligus denganbenar
• Naturalisasi ; melakukan gerak secara wajar
51. 3. Domain Afektif, terdiri atas 5 tingkatan,
yaitu:
•Pengenalan ; ingin menerima,sadar akan
adanya sesuatu
•Merespon ; aktif berpartisipasi
•Penghargaan ; menerima nilai – nilai, setia
kepada nilai – nilai tertentu
•Pengorganisasian ; menghubung –
hubungkan nilai – nilai yang
dipercayai
•Pengalaman ; menjadikan nilai – nilai
sebagai bagian dari pola hidupnya
52. Semua komponen pendidikan termasuk tujuan
pendidikan diarahkan pada terbentuknya manusia
yang ideal, manusia yang dicita-citakan, yaitu
manusia yang mampu mencapai aktualisasi diri.
Untuk itu, sangat perlu diperhatikan bagaimana
perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasi
dirinya, pemahaman terhadap dirinya, serta realisasi
diri.
Implikasi teori humanistik pada
pembelajaran peserta didik
53. Implikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh
atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan.
Dalam teori ini,
•peran pendidik menjadi fasilitator dan memberikan
motivasi kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik.
• pendidik memfasilitasi pengalaman belajar kepada
peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.
•peserta didik berperan sebagai pelaku utama
(student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri.
54. Diharapkan :
•peserta didik memahami potensi diri,
•mengembangkan potensi dirinya secara positif
dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negative.
Karena seseorang akan dapat belajar dengan
baik jika mempunyai pengertian tentang dirinya
sendiri dan dapat membuat pilihan-pilihan
secara bebas ke arah mana ia akan
berkembang.
55. Fokus :
• Belajar sebagai proses membantu
•Individu, agar dirinya mampu membantu
dirinya sendiri.
•Setiap individu memiliki kemampuan yang
terbaik dalam dirinya, dan akan berkembang
secara optimal jika diberikan kesempatan !
58. ..
Teori konstruktivistik
Teori ini percaya bahwa peserta didik mampu mencari
sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui
kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya ,
menyelesaikan dan membuat konsep mengenai
keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu
pengetahuan utuh.
59. Tokoh dalam teori Konstruktivisme
1.John Dewey
Bahwa belajar bergantung pada pengalaman dan minat peserta
didik sendiri dan topik dalam Kurikulum harus saling terintegrasi
bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain.
Belajar harus bersifat aktif,langsung terlibat, berpusat pada
peserta didik (SCL= Student Centered Learning ) dalam konteks
pengalaman sosial.
60. 2. Jean Piaget
bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan
hasil dari konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan
pengetahuan yang baru diperolehnya melalui 2 cara yaitu :
a. Asimilasi yaitu integrasi konsep yang merupakan tambahan
atau penyempurnaan dari konsep awal yang dimiliki.
b. Akomodasi terbentuknya konsep baru pada anak karena
konsep awal tidak sesuai dengan pengalaman baru yang
diperolehnya.
61. 3. Lev Vygotsky
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu
a.Zone of Proximal Development (ZPD)
kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa
atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu
b.Scaffolding
pemberian sejumlah bantuan kepada peserta didik selama tahap-
tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan
memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar setelah ia dapat melakukannya
62. Prinsip-prinsip Konstruktivisme
1. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pendidik ke
murid
3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga
selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. pendidik sekedar membantu menyediakan sarana dan
situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
63. Karakteristik pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Driver dan Bell :
(1)peserta didik tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan
memiliki tujuan,
(2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan peserta
didik,
(3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi
secara personal,
(4) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan,
(5)kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi, dan sumber.
64. Implikasi teori konstruktivistik
Yaitu :
(a) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi,
(b) kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,
latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
(c) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang
sesuai bagi dirinya. pendidik hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman
yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada
diri peserta didik.