4. Dan sampaikanlah berita gembira kepada
mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya. (2:25)
َعَو واُنَمآ َينِّذَّلا ِّ
رِّشَبَو
ِّتاَحِّلاَّصال واُلِّم
ِّم ي ِّ
رْجَت ٍتاَّنَج ْمُهَل َّنَأ
َهْنَ ْ
اْل اَهِّتْحَت ْن
ۖ ُار
Dia merincikan ada lima dimensi untuk mengelola kecerdasan emosi yaitu pertama manusia wajib tahu apa emosi yang sedang dirasakannya.
"Kalau sekarang banyak yang galau, galau itu apa, tidak jelas. Jadi harus bisa mendeteksi emosinya sendiri apakah lagi sedih, senang, atau marah," katanya.
Setelah mengetahui emosi yang dirasakan, maka kedua adalah harus bisa mengontrol emosi tersebut sebab jika tidak bisa mengendalikan akan sulit bergaul.
Ketiga, harus memotivasi diri, sebab jika tidak bisa akan menjadi orang yang apatis dan mudah putus asa.
Keempat, mampu mengenali emosi orang lain sebab jika tidak mampu memahami orang lain akan sulit rukun dan hidup harmonis. Kelima, bagaimana membangun hubungan antar manusia.
"Kalau orang pintar tetapi tidak punya hubungan baik dengan orang lain maka kesuksesan akan lambat datang," tambah dia.