Dokumen tersebut membahas tentang representasi data dan bahasa mesin pada sistem komputer. Terdapat penjelasan mengenai mnemonic, format instruksi, dan elemen-elemen dasar bahasa mesin seperti opcode dan operand. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya penentuan notasi prefix, infix, dan suffix dalam memetakan format instruksi.
3. Bahasa Mesin
• Untuk dapat menginstruksikan mesin
komputer
• Bahasa yang digunakan adalah bahasa tingkat
rendah à bahasa mesin.
• Bahasa tingkat tinggi membutuhkan
interpreter untuk dapat diubah ke dalam
bahasa mesin.
4. Bahasa Mesin
• Penggunaan bahasa mesin berada pada
tahapan decode pada siklus instruksi CPU.
• Bahasa mesin direpresentasikan dengan kode-
kode biner berupa instruksi yang akan
dieksekusi oleh CPU
6. Mnemonic
• Bahasa mesin sulit untuk diprogram saat ini à
produsen chip processor menyertakan
mnemonic.
• Mnemonic adalah instruksi pemrograman
yang dapat dibaca yang kemudian
ditranslasikan kedalam kode-kode bahasa
mesin oleh software yang disebut dengan
assembler.
7. Mnemonic
• MOV AL,32
– Artinya: Salinlah 32H pada register AL
– Terdiri dari Opcode (Operation Code) dan Operand
MOV AL,32
Mnemonic
à B0 32
Heksadesimal
à 1011 0000 0011 0010
Bahasa Mesin
Opcode Operand
MOV AL 32
B0 32
1011 0000 0011 0010
8. Mnemonic
• Empat elemen utama instruksi
mesin, yaitu:
– Operator (Op-Code),
– Operand masukan (source
operand reference),
– Operand keluaran (result
operand reference),
– Operasi data selanjutnya (next
instruction reference).
• Operand yang digunakan
dalam komputasi berasal dari:
– Memori utama atau virtual
memory,
– Register yang dimiliki CPU,
– Perangkat I/O.
Contoh:
Perhatikan statement berikut ini:
A ß A + B
A ß C * A
Jelaskan apa saja yang termasuk elemen instruksi mesin!
a. Operation code: + dan *
b.Source operand reference: A, B
c. Result operand reference: A
d.Next instruction reference: *
11. Format Instruksi
• Format instruksi bergantung pada jumlah
register atau alamat yang digunakan.
• Format operasi yang digunakan ada 4 macam
yaitu:
– Format instruksi 3 alamat,
– Format instruksi 2 alamat,
– Format instruksi 1 alamat, dan
– Format instruksi 0 alamat.
12. Format Instruksi
• Satuan yang digunakan adalah MIPS (Million
Instruction Per Second).
• Alamat instruksi yang lebih sedikit akan
membuat instruksi lebih sederhana dan
pendek sehingga siklus fetch dan execute pada
CPU menjadi lebih cepat.
13. Format Instruksi
A ß A + B
LET A=2 ; operand masukan pertama A=2
LET B=3 ; operand masukan kedua B=3
LET A=A+B ; operator adalah ‘+’ dan hasilnya disimpan di ‘A’
; maka ‘A’ sekarang menjadi operand keluaran
PRINT A ; operasi selanjutnya
PRINT B ; operasi selanjutnya
A ß C * A
LET C=1 ; operand masukan pertama C=1
LET A=C*A ; operand masukan dari keluaran sebelumnya A=5
; operator adalah ‘*’ dan hasilnya disimpan di ‘A’
; maka ‘A’ sekarang menjadi operand keluaran
PRINT A ; operasi selanjutnya
PRINT B ; operasi selanjutnya
PRINT C ; operasi selanjutnya
Contoh
format
instruksi 2
alamat
(BASIC) :
14. Format Instruksi
• Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
format instruksi adalah menentukan notasi:
– Infix,
– Prefix, dan
– Suffix.
• Memetakan kondisi persamaan matematika yang
terlebih dahulu diinputkan dan diproses oleh
CPU.
15. Format Instruksi
Y = A + B * C
A B C
*
+
A B C
*
+
prefix
prefix
prefix
prefix
prefix
Infix
Infix
Infix
Infix
Infix
Suffix
suffix
suffix
suffix
suffix
(a) (b)
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Penentuan
Notasi Infix, Prefix, dan Suffix
Panah masuk pertama merupakan notasi prefix, panah masuk
kedua menentukan infix, dan panah masuk ketiga adalah suffix
Penentuan prefix, infix dan suffix.
Prefix : +A*BC
Infix : A+B*C
Suffix : ABC*+ Format instruksi 0 alamat
17. Format Instruksi
• Pemetaan y ß A + B * C tidaklah sama dengan
pemetaan y ß A * B + C. Perhatikan pada
gambar berikut:
A B C
*
+
(a)
A B C
*
+
(b)
Y ß A + B * C Y ß A * B + C