Berikut beberapa poin penting dari latar belakang replikasi inovasi:- Banyak muncul inovasi-inovasi baru di berbagai sektor, terutama sektor digital oleh startup dan anak muda. - Demam inovasi juga menjalar ke instansi pemerintah, kementerian, lembaga, pemerintah daerah untuk memenuhi arahan Presiden tentang inovasi.- Presiden sering menekankan pentingnya keluar dari rutinitas dan membawa tradisi baru dalam
Similar a Berikut beberapa poin penting dari latar belakang replikasi inovasi:- Banyak muncul inovasi-inovasi baru di berbagai sektor, terutama sektor digital oleh startup dan anak muda. - Demam inovasi juga menjalar ke instansi pemerintah, kementerian, lembaga, pemerintah daerah untuk memenuhi arahan Presiden tentang inovasi.- Presiden sering menekankan pentingnya keluar dari rutinitas dan membawa tradisi baru dalam
Issu Aktual Substansi Lembaga: Inovasi Administrasi NegaraTri Widodo W. UTOMO
Similar a Berikut beberapa poin penting dari latar belakang replikasi inovasi:- Banyak muncul inovasi-inovasi baru di berbagai sektor, terutama sektor digital oleh startup dan anak muda. - Demam inovasi juga menjalar ke instansi pemerintah, kementerian, lembaga, pemerintah daerah untuk memenuhi arahan Presiden tentang inovasi.- Presiden sering menekankan pentingnya keluar dari rutinitas dan membawa tradisi baru dalam (20)
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Berikut beberapa poin penting dari latar belakang replikasi inovasi:- Banyak muncul inovasi-inovasi baru di berbagai sektor, terutama sektor digital oleh startup dan anak muda. - Demam inovasi juga menjalar ke instansi pemerintah, kementerian, lembaga, pemerintah daerah untuk memenuhi arahan Presiden tentang inovasi.- Presiden sering menekankan pentingnya keluar dari rutinitas dan membawa tradisi baru dalam
1. Jalan Veteran No. 10, Jakarta Pusat 10110
Telp/ Fax: 021 386 8201-05 ext 149-151
PEDOMAN
REPLIKASI INOVASI
2. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
i
PEDOMAN
REPLIKASI INOVASI
Jalan Veteran No. 10, Jakarta Pusat 10110
Telp/ Fax: 021 386 8201-05 ext 149-151
3. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
ii
Hak Cipta @2017 pada Pusat Inovasi Tata Pemerintahan,
Deputi Inovasi Adminsitrasi Negara - Lembaga Administrasi Negara
Diterbitkan dan dipublikasikan oleh:
Jalan Veteran No. 10, Jakarta Pusat 10110
Telp/ Fax: 021 386 8201-05 ext 149-151
Anggota IKPI
No. 537/Anggota Luar Biasa/DKI/2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Tidak Diperbolehkan memperbanyak atau
memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini
ke dalam bentuk apapun, baik secara elektronik,
maupun mekanik, termasuk memfotokopi,
merekam, atau dengan sistem penyimpanan
lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. untuk
kepentingan publik (bukan untuk diperjual-belikan)
4. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
iii
PEDOMAN REPLIKASI INOVASI
Editor: Dr. Andi Taufik
ISBN: xxx – aaa – bbbbb – c
Cetakan Pertama, Desember 2017
Tim Penulis:
Suripto
Abdul Muis
Dewi Oktaviani
Selfy Andreany
Dedi Cahyadi
Antonius Galih Prasetya
Nugroho Ario Setiawan
Yulfikar
6. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
v
SAMBUTAN
Dr. Adi Suryanto (Kepala Lembaga Administrasi Negara)
I
novasi telah menjadi kunci untuk memenangi persaingan di semua
level dan sektor. Kini kita mengalami apa yang disebut dengan era
disrupsi dan VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity).
Berbagai perubahan yang sifatnya transformatif mengubah lanskap
manusia dalam berpikir, bertindak, dan merasa. Ini tentu memberikan
implikasi besar di bidang pemerintahan dan administrasi negara.
Dalam upaya untuk merespons perubahan tersebut, banyak unit
pemerintahan yang secara sadar tergerak melakukan inovasi. Ini terjadi
terutama sejak lima tahun terakhir. Alhasil, inovasi pun berkecambah di
banyak daerah dan fungsi kepemerintahan. Berbagai inovasi terbukti
mampu membawa manfaat bagi pemangku kepentingan karena
mampu memecahkan masalah dan memberi nilai tambah.
7. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
vi
Namun, inovasi yang saat ini ada belumlah cukup. Inovasi masih
perlu terus diperluas dan diperbanyak. Salah satu cara yang dinilai
cukup efektif dan mudah dalam melakukan inovasi adalah dengan
melakukan replikasi inovasi. Dengan replikasi, maka inovator tidak
perlu mulai berpikir dari nol karena dia tinggal mengadopsi atau
memodifikasi dari inovasi yang telah ada di tempat lain. Sayangnya,
masih banyak yang belum tahu cara melakukan replikasi. Untuk itulah
maka buku Pedoman Replikasi Inovasi yang ada di tangan Saudara
menemukan tempat strategisnya.
Besar harapan kami bahwa buku ini mampu memberikan manfaat
bagi para pemangku kepentingan, terutama pihak-pihak di sektor
pemerintahan yang tertarik untuk melakukan replikasi inovasi namun
masih belum mengetahui caranya. Pedoman ini memberikan petunjuk
yang cukup lengkap dan terarah sehingga dapat diterapkan dengan
mudah. Melalui replikasi inovasi, bersama kita ciptakan iklim inovasi
yang semakin bertumbuh subur.
Jakarta, Desember 2017
Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si.
8. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
vii
SAMBUTAN
Dr. Tri Widodo W.U. (Deputi Inovasi Administrasi Negara)
I
novasi semakin disadari sebagai kunci untuk meningkatkan daya
saing bangsa. Sektor pemerintahan adalah elemen yang diharapkan
menjadi pengungkit strategis untuk meningkatkan level dan derajat
inovasi negeri. The Global Innovation Index 2017 menempatkan
Indonesia di posisi 87 dengan skpr 30,1. Lagi-lagi tertinggal dari negara-
negara tetangga di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Vietnam,
Thailand, dan Filipina.
Jika swasta dan masyarakat dikatakan giat berinovasi dengan
tantangan khas yang dihadapi oleh masing-masing, demikian pula
sesungguhnya sektor pemerintahan. Inovasi juga tumbuh subur
di dunia pemerintahan, baik di level pemerintah pusat maupun
daerah. Berbagai penghargaan dan kompetisi inovasi yang rutin
diselenggarakan tiap tahun seperti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik
dan Innovative Government Award mengonfirmasi hal tersebut. Setiap
tahun ada ratusan proposal inovasi yang didaftarkan.
9. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
viii
Di sisi lain, Indonesia adalah negeri terluas ketujuh di dunia dengan
16 ribu lebih pulau, 34 provinsi, dan 508 kabupaten/kota. Maka,
inovasi yang sekilas terlihat banyak tersebut sesungguhnya belumlah
cukup. Masih dibutuhkan lebih banyak inovasi dalam perlipatan yang
signifikan. Inovasi juga belum merata karena lebih banyak berpusat di
Pulau Jawa. Salah satu cara yang mudah dan efektif dalam melakukan
percepatan dan pengembangan inovasi adalah dengan melakukan
replikasi inovasi. Buku Pedoman Replikasi Inovasi dihadirkan untuk
menjawab kebutuhan pemangku kepentingan dalam melakukan
replikasi inovasi.
Buku ini dimaksudkan menjadi pedoman yang terstruktur, lengkap,
dan cukup rinci agar mereka yang mau melakukan replikasi inovasi
dapat menerapkannya dengan mudah. Materinya mencakup mulai
dari pengertian-pengertian dasar, difusi inovasi, dan tipologi replikasi
inovasi. Semoga pengetahuan yang tersaji di dalamnya dapat
dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan, terutama mereka
yang membutuhkan panduan dalam melakukan replikasi inovasi.
Dengan cara apapun, inovasi harus kita kembangkan secara bersama
dan sinergis.
Jakarta, Desember 2017
Deputi Inovasi Administrasi Negara
Dr.Tri Widodo Wahyu Utomo, SH. MA.
10. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
ix
PENGANTAR
Dr. Andi Taufik
Kepala Pusat Inovasi Tata Pemerintahan
S
egala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan kemampuan dalam menyelesaikan Buku
Pedoman Replikasi Inovasi.
Buku Pedoman Replikasi Inovasi untuk menjawab tantangan Presiden
Joko Widodo yang mengharapkan setiap ASN dan instnsi pemerintah
untuk berinovasi. “Saya harap Korps Profesi ASN Indonesia menjadi
pusat inovasi, tempat lahirnya loncatan kemajuan dalam peningkatan
kualitas pelayanan publik”
Untuk dapat menjadi referensi dalam mereplikasi inovasi buku ini
menyajikan lima hal penting yakni Defusi Inovasi, Persiapan dalam
Replikasi, Rencana dan Pengembangan Kapasitas, Implementasi
Replikasi dan Evaluasi Replikasi Inovasi.
11. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
x
Dengan Pedoman Relikasi ini diharapkan akan dapat mendorong
pengembangan inovasi tata kelola pemerintahan dan pelayanan
publik. Mendorong transfer dan knowledge sharing inovasi tata kelola
pemerintahan dan pelayanan publik. Mendorong pengembangan
kapasitas aparatur sipil negara yang kreatif dan profesional. Dan,
Mempercepat tercapainya good governance dan meningkatkan
kepuasan masyarakat.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan buku Replikasi
Inovasi. Dengan segala keterbatasannya, buku ini juga tentunya masih
mengandung kelemahan dan kekurangan. Seribu kilometer tidak akan
pernah ada tanpa dimulai langkah pertama. Kami sudah memulai
untuk itu. Kami sangat terbuka menerima masukan dan kritikan untuk
penyempurnaan berikutnya. Semoga apa yang telah kita selesaikan
dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam mewujudkan
innovative government, yang pada akhirnya dapat membangun dan
meningkatkan daya saing bangsa… Amin ya Robbal Alamin.
Jakarta, Desember 2017
Kepala Pusat Inovasi Tata Pemerintahan
Dr. Andi Taufik
12. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
xi
DAFTAR ISI
Hal
Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Sambutan Deputi Inovasi Administrasi Negara
Pengantar Kapus. Inovasi Tata Pemerintahan
Daftar Isi
v
vii
ix
xi
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 5
Sasaran 6
Ruang Lingkup 6
Pengertian 8
Prinsip-Prinsip Replikasi Inovasi 11
BAB II DIFUSI INOVASI 13
Dokumentasi Inovasi 14
Pemodelan Inovasi 16
Forum Replikasi Inovasi 18
BAB III REPLIKASI INOVASI 21
Aktor Replikasi Inovasi 22
Model Replikasi Inovasi 22
Tahap Replikasi Inovasi 25
BAB IV PENUTUP 31
14. 1
PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menjadi salah satu ladang yang sangat subur untuk
tumbuhnya inovasi-inovasi baru. Global Innovation Index tahun 2016
menmpatkan Indonesia pada peringkat 88 atau meningkat 9 peringakt
dari tahun sebelumnya. Jika kita sejenak mencermati, saat ini banyak
sekali muncul startup bisnis yang dimotori anak muda. Bahkan muncul
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang merupakan gerakan
untuk mewujudkan Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia 2020.
Bahkan beberapa inovasi sempat membuat kehebohan di masyarakat
contohnya GoJek (Ojek Online) yang didirikan oleh Nadim Makarim,
Traveloka yang didirikan oleh Ferry Unardi, MalesBangetDotCom yang
15. 2
I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
didirikan oleh Christian Sugiono, Kaskus yang didirikan oleh Ken Dean
Hadiwinata dan Andrew Darwis, Bukalapak yang dirikan Achmad Zaky,
dan lain sebagainya. Namun selain inovasi digital, anak muda juga
banyak melahirkan inovasi baru seperti Lampu Seumur Hidup temuan
mahasiswa Brawijawa, Lemari Es Tampa Listrik temuan siswa SD Al Azhar
14, Alat Pendeteksi Dini penyakit jantung temuan mahasiswa ITB, dll.
Demam inovasi juga menjalar dikalangan instansi pemerintah,
kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah
daerah dan lainnya. Apalagi setelah terbitnya kebijakan dan instruksi
presiden tentang inovasi. Presiden Joko Widodo dalam berbagai forum
sering mengatakan bahwa “kita semua coba keluar rutinitas business
as usual, monoton, sekali lagi agar kita membawa tradisi-tradisi baru,
pola baru, cara baru”. “Semuanya harus berani membalikkan bahwa
orientasi kita bukan prosedur tapi hasil. Prosedur itu mengikuti. Ini harus
dibalik total. Semuanya harus pada orientasi hasil, bukan prosedur,“
Bukan hanya sektor swasta yang wajib mempertahankan hidup
dengan berinovasi guna memenangkan berkompetisi dengan
perusahaan lain. Organisasi pemerintah juga harus berinovasi untuk
memenangkan kompetisi dengan daerah atau negara lainnya.
Sebagai contoh persaingan birokrasi itu nyata dapat kita lihat, Data
Daya saing Indonesia tahun 2016 merosot 4 peringkat dari 37 ke 41 dari
138 negara. Index inovasi, kemudahan berbisnis bisa lebih baik, tetapi
negara lain juga melakukan hal yang sama, mempersiapkan diri untuk
bersaing dan berbagai trobosan dan kerja kerasnya.
Inovasi di lingkungan instansi pemerintah menunjukan progress
yang positif. Jika dilihat dari data peserta inovasi pelayanan publik
pada tahun 2016 sebanyak 2.476 inovasi, tahun 2015 sebanyak 1.189
inovasi, dan tahun 2014 sebanyak 515 inovasi. Dari data tersebut,
maka perkembangan inovasi di rata-tara 100% perahun. Dan
untuk mengakserasi inovasi di sektor pemerintahan, Deputi Inovasi
16. 3
PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
Administrasi Negara – LAN mendorong inovasi dilingkungan ASN
dengan program laoratorium inovasi dan proyek perubahan Diklatpim.
Data Fasilitasi dan jumlah inovasi dalam program labolatorium inovasi
tahun 2015 – 2016 1.840 ide gagasan inovasi, sedangkan jumlah ide
gagasan inovasi pada tahun 2017 berjumlah 1.734 ide gagasan inovasi,
sehingga jumlah ide gagasan inovasi dari hasil Laboratorium Inovasi
Pemeriintah Daerah mencapai 3.540 ide gagasan inovasi. Sedangkan
jumlah inovasi pada proyek perubahan peserta Diklatpim I, II, III dan IV
sampai dengan tahun 2016 telah mencapai 13.843 inovasi.
Apabilamelihatdatatersebuttelihatpertumbuhaninovasidilingkungan
pemerintah yang sangat positif. Namun, jika jumlah inovasi tersebut
dibandingkan dengan jumlah satuan kerja dilingkungan pemerintah
(kementerian/lembaga/daerah) yang hampir mencapai 100 ribu
satker, maka jumlah tersebut menjadi sangat kecil. Hal lainnya yang
perlu diperhatikan yakni perkembangan dan pertumbuhan inovasi di
pemerintah daerah masih didominasi pemerintah daerah indoensia
wilayah barat terutama pulau jawa.
“Saya harap Korps Profesi ASN Indonesia menjadi pusat inovasi, tempat
lahirnya loncatan kemajuan dalam peningkatan kualitas pelayanan
publik. Hilangkan berbagai kendala yang mengurangi produktivitas
dan memperlambat laju pembangunan nasional”. Itulah amanat
Presiden Joko Widodo dalam acara ulang tahun Korpri Tahun 2016.
Artinya ASN diharuskan untuk terus-menerus melakukan inovasi agar
pelayanan publik bisa menjadi semakin murah, cepat, dan baik.
17. 4
I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
Jika mendengar kata inovasi, maka yang terlintas pertama kali adalah
baru atau memiliki nilai kebaharuan. Ini juga yang mungkin terlintas di
pikiran salah seorang peserta diskusi terbatas pada kegiatan evaluasi
inovasi proyek perubahan diklatpim di Kabupaten Poso. Dengan
muka “galau”, beliau menyampaikan bahwa dengan semakin
banyaknya inovasi proyek perubahan diklatpim semakin menyulitkan
untuk menemukan ide yang original. Beliau berharap inovasi proyek
perubahan dapat menggunakan replikasi.
Sebagian orang beranggapan bahwa replikasi bukanlah inovasi,
karena hanya meniru dan tidak memiliki kebaruan. Jika, definisi itu tidak
ditempatkan pada konteksnya, maka akan benar. Tapi kebaharuan
dalam inovasi juga memiliki prinsip konteks lokal/ kedaerahan.
Sehingga, boleh jadi inovasi terentu di daerah atau lokus tertentu
sudah lama terjadi dan sudah menjadi rutinitas, namun bisa jadi inovasi
tersebut di daerah lainnya merupakan sesuatu yang baru.
18. 5
PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
Meskipun replikasi juga dapat dikatakan sebagai inovasi, tapi replikasi
sering dianggap sebagai level inovasi terendah. Tehnik ini dianggap
paling mudah dilakukan untuk berinovasi. Oleh karena itu, replikasi
sangat strategis dalam mengakselerasi inovasi pelayanan publik.
Dalam PermenPANRB No. 31 Tahun 2014 Tentang Pedoman Inovasi
Pelayanan Publik dalam lampirannya BAB III Sub A Nomor 8 menjelaskan
tahapan transfer/replikasi. Meski replikasi dianggap paling mudah dan
telah dituangkan dalam aturan PermenPANRB, tapi masih sangat
sedikit instansi yang sukses dalam mereplikasi inovasi. Hal ini, salah
satunya disebabkan oleh metode dan teknik replikasi yang aplikabel.
Pedoman replikasi inovasi ini berisikan metode dan langkah-langkah
teknis dalam mereplikasi inovasi. Olah karena itu, pedoman ini menjadi
sangat penting bagi para instansi pemerintah yang akan melakukan
replikasi inovasi
B. Tujuan
Mendorong pengembangan inovasi tata kelola pemerintahan dan
pelayanan publik;
1. Mendorong transfer dan knowledge sharing inovasi tata kelola
pemerintahan dan pelayanan publik;
2. Mendorong pengembangan kapasitas aparatur sipil negara yang
kreatif dan profesional;
3. Mempercepat tercapainya good governance dan meningkatkan
kepuasan masyarakat.
4. Mempercepat tercapainya good governance dan meningkatkan
kepuasan masyarakat.
19. 6
I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
C. Saran
Terwujudnya pengembangan inovasi tata kelola pemerintahan dan
pelayanan publik;
1. Terwujudnya transfer dan knowladge sharing inovasi tata kelola
pemerintahan dan pelayanan publik;
2. Terwujudnya pengembangan kapasitas aparatur sipil negara yang
kreatif dan profesional;
3. Tercapainya penyelenggaraan good governance dan
meningkatkan kepuasan masyarakat.
D. Ruang Lingkup
Defusi Inovasi meliputi Pendokumentasian Inovasi (latar
belakang, proses termasuk kendala dan solusi setiap tahap,
20. 7
PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
factor keberhasilan, dampak; Pemodelan Inovasi; dan Bursa Inovasi &
Model Inovasi (Forum Replikasi Inovasi)
Persiapan yakni dengan Mengenali diri yang meliputi Identifikasi
masalah; Mengenali Inovasi, kebaruan dan kompatibilitas;
Mempersiapkan sumber daya pendukung replikasi dan
Kesepakatan Kerjasama
1. Rencana dan Pengembangan Kapasitas meliputi Membuat
Rencana Aksi Replikasi; Tim Pelaksana dan Penanggungjawab;
Penguatan kapasitas tim/organisasi yang mereplikasi;
Pengembangan Model Inovasi yang akan direplikasi dan Metode
Replikasi
2. Replikasi meliputi Melaksanakan Rencana Aksi Replikasi; dan
Monitoring Replikasi
21. 8
I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
3. Evaluasi meliputi Evaluasi Replikasi Inovasi; dan Mengukur
Kemanfaatan dan Dampak Replikasi.
E. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
Inovasi adalah proses memikirkan dan mengimplementasikan
suatu ide gagasan (trobosan) yang memiliki unsur kebaharuan,
kemanfaatan, kesinambungan dan kompatibilitas.
1. Tata kelola pemerintahan adalah pengelolaan dan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dengan mendasarkan
pada prinsip-prinsip good governance.
2. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
22. 9
PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perUndang Undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
3. Inovasi Tata Kelola Pemerintahan adalah trobosan dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan
dengan mendasarkan pada azas efektifitas, aturan hukum,
responsif, transparansi, partisipasi, akuntabilitas, visi, efisien dan
dan kepentingan umum.
4. Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
5. Replikasi Inovasi adalah proses adopsi atau adaptasi inovasi
tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik, baik sebagian
maupun secara keseluruhan yang ditransfer dari organisasi asal
kepada organisasi penerima (replikator).
6. Adaptasi dan Modifikasi Inovasi Tata Kelola Pemerintahan dan
Pelayanan Publik adalah proses penyesuaian dan cara merubah
inovasi yang disesuaikan dengan kondisi setempat tanpa
menghilangkan manfaat, serta menghasilkan inovasi yang lebih
baik dari aslinya.
7. Difusi Inovasi adalah proses menyebarluaskan inovasi dengan menggunakan
media secara langsung atau tidak langsung.
23. 10
I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
8. Transfer pengetahuan inovasi merupakan upaya dan proses
penyampaian pengetahuan mengenai upaya peningkatan tata
kelola pemerintah dan kualitas pelayanan publik, baik berupa
strategi, metoda dan/atau substansi tata kelola pemerintahan
dan pelayanan publik, melalui berbagai media seperti buku,
simposium, workshop, diskusi, pelatihan, visit learning, coaching
clinic dan forum pembelajaran lainnya.
9. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan
oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan
Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
mensejahterakan masyarakat.
10. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
24. 11
PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
F. Prinsip
Pelaksanaan replikasi inovasi tidak hanya berhubungan dengan
metode dan teknis pelaksanaan semata, namun juga terkait dengan
prinsip-prinsip replikasi. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi dalam melakukan replikasi inovasi.
1. Prinsip Jujur, dimaksudkan bahwa replikasi inovasi adalah
mengadopsi inovasi yang sudah dikembangkan oleh pihak lain,
oleh sebab itu prinsip kejujuran dari pihak yang mengadopsi untuk
mengakui bahwa inovasi yang dikembangkan pada instansinya
adalah mengadopsi dari instansi atau pihak lain. Sebagai cermin
dari kejujuran tersebut maka pihak yang mengadopsi paling tidak
meminta izin terlebih dahulu kepada instansi asal inivasi.
2. Prinsip Kesesuaian dengan Kebutuhan, dimaksudkan bahwa
inovasi yang direplikasi dari instansi asal inovasi sesuai dengan
kebutuhan instansi penerima,
25. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
12
3. Prinsip Efisien, dimaksudkan replikasi inovasi ini dapat menghemat
sumber-sumber baik sumber daya manusia, tenaga, waktu dan
keuangan, jika suatu inovasi dikembangkan sendiri oleh instansi
atau pihak penerima maka banyak sumberdaya, yang akan
dibutuhkan.
4. Prinsip Memberi Nilai Tambah, artinya inovasi yang direplikasi oleh
instansi atau pihak yang mereplikasi diharapkan akan dapat
dikembangkan sesuai dengan konteks dimana inovasi tersebut
direplikasi, artinya dalam proses adopsi terdapat pengembangan-
pengembangan pada aspek-aspek tertentu, sehingga inovasi
yang diadopsi tidak persisi sama dengan inovasi diinstansi asal,
mungkin yang sama adalah prinsip-prinsipnya saja.
26. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
13
BAB II : DIFUSI INOVASI
Hal penting yang harus dilakukan sebelum suatu instansi melakukan
replikasi inovasi adalah dilakukannya difusi inovasi oleh organisasi
yang melakukan inovasi administrasi negara. Difusi berasal dari kata
bahasa Inggris diffusion yang artinya penyebaran. Difusi dapat juga
dipahami sebagai diseminasi, publikasi, dan sosialisasi. Intinya, setiap
organisasi yang menghasilkan inovasi harus menyebarluaskan hasil
inovasinya kepada publik. Tujuannya agar publik dapat mengetahui
inovasi yang dilakukan oleh suatu organisasi, baik proses, hasil, maupun
dampaknya. Dengan melakukan difusi, maka inovasi menjadi bagian
dari pengetahuan publik atau sumber daya publik. Tanpa melakukan
difusi, maka instansi lain tidak bisa melakukan replikasi. Mengapa?
Karena syarat dari replikasi adalah tersedianya informasi mengenai
inovasi mengenai hal yang akan direplikasi.
27. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
14
Berkaitan dengan difusi inovasi tersebut, ada beberapa bentuk atau
format difusi yang dapat dilakukan oleh suatu instansi pencipta replikasi.
Tiga format tersebut adalah: 1) dokumentasi inovasi, 2) pemodelan
inovasi, dan 3) Forum Replikasi Inovasi/Bursa Inovasi. Ketiganya menjadi
tiga model dari difusi inovasi yang dapat dipertimbangkan oleh
organisasi. Mengenai format mana yang akan dipilih, tergantung dari
kesiapan dan kapasitas organisasi. Dalam perspektif yang paling ideal,
organisasi melakukan difusi inovasi dalam ketiga bentuk tersebut.
A. Dokumentasi
Dokumentasi inovasi adalah penulisan inovasi secara lengkap
dan komprehensif dalam bentuk tertulis. Materi yang termuat
dalam dokumentasi inovasi mencakup semua aspek dalam
inovasi seperti latar belakang inovasi, esensi inovasi, pencipta
atau penggagas inovasi, deskripsi setiap tahap inovasi,
kendala, manfaat atau output, dan dampak. Tabel 1 berikut
memperlihatkan materi apa saja yang sebaiknya tercantum
dalam dokumentasi inovasi:
28. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
15
Tabel 1 Elemen Materi Dokumentasi Inovasi
IDE INOVASI • Bagaimana penggalian idenya?
• Siapa inisiatornya?
• Bagaimana dinamika penggalian ide?
• Apakah ide ini orisinal atau terinspirasi daeri daerah
lain?
• Apakah ini baru pertama kali di sini?
• Mengapa ide ini dipilih?
• Begaimana komitmen awal pimpinan dan seluruh
jajaran OPD?
• Kondisi apa yang diharapkan dengan inovasi ini?
• Bagaimana kondisi saat ini?
PERENCANAAN • Bagaimana proses perencanaan/desain inovasinya?
• Apa kendala yang dihadapi dalam mendesain
inovasi ini?
• Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
UJI COBA • Apakah dilakukan uji coba desain inovasinya?
• Apakah kendala yang ditemukan dalam uji coba?
• Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
PELAKSANAAN • Bagaimana implementasi inovasi?
• Apa kendala yang ditemukan dalam implementasi?
• Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
MONITORING • Apakah dilakukan pemantauan pelaksanaan inovasi?
• Bagaimana caranya?
EVALUASI • Apakah sudah dilakukan evaluasi pelaksanaan
inovasi?
• Bagaimana hasilnya?
Dengan adanya dokumentasi inovasi demikian, maka organisasi yang
29. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
16
ingin mereplikasi dapat mengetahui secara detail dan relatif teknis
mengenai inovasi yang ingin direplikasinya. Maka organisasi dapat
belajar know how dari suatu inovasi tertentu. Untuk itu maka dalam
dokumentasi inovasi, semua bukti-bukti yang relevan seperti data
sekunder dan foro harus dimasukkan sebanyak-banyaknya.
Jikaorganisasitelahmenuliskandokumentasi,makalangkahselanjutnya
yang harus dilakukan adalah menyebarluaskan dokumentasi tersebut
dalam berbagai kanal dan media: website, buku, brosur, dan
sebagainya. Semakin banyak media dokumentasi yang dipakai maka
akan semakin baik. Website menjadi media yang wajib dipakai karena
tingkat keterjangkauannya paling luas dan efektif. Selain itu, ada
baiknya jika dokumentasi inovasi tersebut dilengkapi dengan video
agar publik dapat memahaminya secara lebih mudah dan cepat.
B. Pemodelan
Cara kedua yang dapat dilakukan untuk melakukan difusi
inovasi adalah menyusun model inovasi. Model adalah
representasi dari sebuah realitas yang kompleks yang
mempunyai fitur, elemen, dan komponen yang sama dengan
tiruannya. Model disusun untuk memahami realitas secara
lebih sederhana. Dia adalah abstraksi dari suatu proses atau
fenomena yang telah dilucuti dari konteks partikularnya
sehingga bersifat umum. Karena sifatnya yang umum tersebut,
model dapat menjadi panduan untuk melakukan replikasi.
https://www.you-
30. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
17
Pembentukan model inovasi dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara dan pendekatan, misalnya pendekatan skenario, aliran,
kelas, atau perilaku. Dalam mengonstruksi model inovasi, semua cara
sah untuk dilakukan, namun yang penting hasilnya efektif dalam
membantu memahami inovasi dalam cara yang lebih sederhana.
Model dapat diartikulasikan dalam bentuk gambar, bagan, atau
skema.
Sumber dari model inovasi juga bermacam-macam. Dia dapat berasal
dari satu buah inovasi. Jika berasal dari satu inovasi, model biasanya
berasal dari inovasi yang sifatnya best practice sehingga layak untuk
digeneralkan dan menjadi rujukan replikasi. Model juga dapat berasal
dari dua atau lebih inovasi yang serupa. Misalnya, inovasi pelayanan
kesehatan jemput bola untuk ibu melahirkan di Dinas Kesehatan
Kabupaten A, B, dan C. Untuk membentuk model inovasi dari dua atau
lebih inovasi sejenis, maka pembuat model harus mampu melakukan
sintesis dari inovasi-inovasi sejenis tersebut. Biasanya, mereka yang
membuat model inovasi dari dua atau lebih inovasi adalah peneliti
atau akademisi.
31. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
18
Dengan tersedianya model inovasi, maka instansi yang ingin mereplikasi
suatu inovasi mendapatkan gambaran dan panduan mengenai cara
melakukan inovasi. Sama seperti dokumentasi inovasi, model inovasi
yang telah disusun juga hendaknya dipublikasikan secara luas melalui
berbagai media agar publik dapat mengetahuinya. Dari gambaran
model dapat diketahui tata kelola inovasi, unsur-unsur yang terlibat
berikut perannya, dan hubungan di antara mereka. Meski demikian,
instansi yang ingin mereplikasi tidak harus melakukan adopsi inovasi.
Adaptasi atau modifikasi dari model inovasi dapat dilakukan, sesuai
dengankebutuhandankarakteristikkhasinstansiyanginginmereplikasi.
Instansi pereplikasi dapat mengubah tata kelola atau menambah dan
mengurangi unsur. Model hanya menyediakan gambaran umum yang
dapat berperan tidak hanya sebagai panduan, tetapi inspirator.
C. Forum Replikasi / Bursa Inovasi
Format ketiga yang dapat dipilih dalam melakukan difusi inovasi
adalah Forum Replikasi Inovasi atau dapat juga disebut dengan
Bursa Inovasi. Forum Replikasi Inovasi adalah kegiatan transfer
pengetahuan inovasi terpilih dari instansi yang melakukan
inovasi kepada pihak-pihak yang berniat untuk melakukan
32. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
19
replikasi inovasi atau belajar dari inovasi tersebut. Melalui Forum
Replikasi Inovasi, maka replikasi inovasi dapat berjalan dengan
lebih mudah dan cepat karena mereka yang melakukan transfer
pengetahuan dan fasilitasi inovasi adalah pelaku langsung dari
inovasi itu sendiri.
Forum Replikasi Inovasi dapat dilaksanakan dalam bentuk lokakarya
(workshop). Bentuk lokakarya dapat lebih mengakomodasi kegiatan
transfer pengetahuan secara lebih mendalam dan intim dibandingkan
dengan seminar atau konferensi, misalnya.
Mekanisme kegiatan Forum Replikasi Inovasi diawali dengan pemilihan
inovasi sebidang/sejenis/seklaster, misalnya inovasi pelayanan
pendidikan anak usia dini, inovasi perizinan usaha, inovasi manajemen
bencana daerah, dan sebagainya. Dari pemilihan itu, diidentifikasi
inovasi mana saja di Indonesia yang masuk kategori tersebut. Jika ada
banyak, dapat diperas menjadi dua atau tiga yang tergolong sebagai
best practices. Para inovator dari program inovasi yang terpilih itulah
yang kemudian diundang untuk memaparkan inovasinya dalam
Forum Replikasi Inovasi.
Forum Replikasi Inovasi dapat dibagi dalam dua kegiatan. Kegiatan
pertama adalah pemaparan umum mengenai suatu inovasi. Karena
sifatnya yang umum dan makro, maka seyogianya yang memaparkan
adalah kepala daerah. Kegiatan kedua adalah coaching clinic inovasi.
Dalam kegiatan ini, dipaparkan penjelasan yang lebih teknis dari
suatu inovasi. Peserta dapat melakukan tanya-jawab dan meminta
konfirmasi yang lebih detail. Paparan disampaikan oleh penanggung
jawab inovasi atau mereka yang paling mengetahui mengenai detail
inovasi, biasanya Kepala OPD. Dari coaching clinic ini, dapat berlanjut
kepada kesepakatan untuk melakukan pendampingan teknis atau
studi tiru.
Sementara itu, mereka yang diundang sebagai peserta dalam Forum
33. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
20
Replikasi Inovasi adalah siapa pun pihak yang tertarik untuk mereplikasi
inovasi terpilih. Mereka dapat berasal dari Kementerian, Lembaga,
pemerintah daerah, dunia usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat,
atau masyarakat pada umumnya. Namun, hendaknya mereka
yang datang merupakan pihak yang mempunyai otoritas (misalnya
Kepala Dinas) sehingga mereka mempunyai kekuatan untuk langsung
mereplikasi inovasi yang mereka pelajari di instansi asalnya.
Siapa saja yang dapat menyelenggarakan Forum Replikasi Inovasi?
Pada prinsipnya, siapapun dapat melakukan kegiatan tersebut
karena semua pihak boleh turut berpatisipasi dalam memajukan dan
mengembangkan inovasi di Indonesia. Maka, semua Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah berhak untuk melaksanakan Forum
Replikasi Inovasi. Namun, seyogianya Forum Replikasi Inovasi yang
diselenggarakan suatu instansi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dari instansi yang bersangkutan. Jadi, jika Badan Ekonomi Kreatif
menyelenggarakan Forum Replikasi Inovasi misalnya, maka inovasi
yang ditampilkan adalah dalam bidang ekonomi kreatif.
34. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
21
BAB III : REPLIKASI INOVASI
Replikasi Inovasi adalah proses adopsi atau adaptasi inovasi tata kelola
pemerintahan dan pelayanan publik, baik sebagian maupun secara
keseluruhan yang ditransfer dari organisasi asal kepada organisasi
penerima (replikator).
35. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
22
A. Aktor Replikasi
Proses replikasi inovasi melibatkan sedikitnya 1 aktor hingga 3 aktor.
Merujuk pada MSI (2012) dan Permenpan No. 30 Tahun 2014 terdapat
3 jenis aktor replikasi inovasi antara lain;
1) Instansi Asal (Original Organization); adalah instansi pemerintah
tempat inovasi dibangun dan dikembangkan serta telah sukses
diterapkan.
2) Instansi Penerima (Adopting Organization) atau Instansi
Replikator; adalah instansi pemerintah yang melakukan
adaptasi praktik inovasi yang telah sukses diterapkan pada
instansi/ unit lain.
3) Instansi Fasilitator (Intermediary Organization); adalah instansi
pemerintah yang menjadi mediator atau fasilitator transfer
pengetahuan inovasi di antara instansi asal dengan instansi
penerima.
B. Model Replikasi
Berdasarkan 3 aktor tersebut proses replikasi inovasi dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) Model yakni;
36. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
23
1) Model Mandiri
Replikasi inovasi dilakukan secara mandiri oleh instansi penerima
(adopting organization). Proses replikasi secara mandiri dapat
dilaksanakan oleh instansi penerima melalui berbagai metode, antara
lain (a) penggalian informasi inovasi dari berbagai buku dokumentasi
inovasi, (b) penggalian informasi inovasi dari website, (c) mengikuti
pameran inovasi, dan cara lain yang memungkinkan. Metode replikasi
mandiri tersebut perlu dilaksanakan melalui beberapa tahap, seperti
dalam gambar 1.
2) Model Kerjasama
Gambar 2. Tahapan Replikasi Inovasi Model Kerjasama
Gambar 1. Tahapan Replikasi Inovasi Model Mandiri
37. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
24
Replikasi inovasi secara kerjasama dilakukan dengan membuat
kerjasama antara instansi asal dengan instansi penerima. Proses replikasi
secara kerjasama dapat dilaksanakan melalui beberapa metode,
antara lain; (a) bantuan pendampingan instansi asal kepada instansi
penerima, dan (b) pemagangan instansi penerima kepada instansi
asal, (c) kunjungan lapangan (studi tiru) instansi penerima kepada
instansi asal, dan cara-cara lain yang memungkinkan. Beberapa cara
replikasi kerjasama tersebut perlu dilaksanakan melalui beberapa
tahap, seperti dalam gambar 2.
3) Model Fasilitasi
Gambar 3. Tahapan Replikasi Inovasi Model Fasilitasi
Replikasi dilakukan melalui kerjasama antara 3 pihak yakni instansi asal,
instansi penerima dan difasilitasi oleh pihak ketiga yakni fasilitator. Proses
replikasi secara kerjasama dapat dilaksanakan melalui sebuah acara
seperti Forum Replikasi Inovasi. Forum Replikasi Inovasi diselenggarakan
oleh instansi fasilitator dengan mempertemukan antara instansi
asal dan penerima dalam sebuah acara transfer pengetahuan dan
pengalaman melakukan inovasi. Terdapat beberapa metode dalam
mengadakan forum replikasi seperti; (a) seminar inovasi, dan (b)
coaching clinic antara instansi asal dengan penerima dengan instansi
fasilitator, dan (c) website replikasi inovasi. Model fasilitasi inovasi juga
38. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
25
harus dilakukan melalui beberapa tahapan pada gambar 3.
C. Tahap Replikasi
Ketiga model tersebut secara umum memiliki 4 tahapan serupa yang
diperlukan dalam pelaksanaan replikasi inovasi, yakni ; (a) Persiapan,
(b) Rencana Pengembangan Kapasitas, (c) Replikasi, dan (d) Evaluasi.
Pada masing-masing fase terdapat beberapa kegiatan yang perlu
dilakukan oleh instansi penerima ketika mereplikasi inovasi dari instansi
asal.
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan proses mengenali karakteristik
instansi penerima (replikator) dan menilai komptabilitas inovasi.
Tahap persiapan terdiri dari beberapa kegiatan yakni;
a. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami instansi
penerima.
Perlu dikenali terlebih dahulu permasalahan mendasar yang
dialami organisasi, baik menyangkut aspek pelayanan, SDM,
kelembagaan organisasi maupun tata kelola (manajemen)
pemerintahan.Haliniperludilakukansebelummemilihinovasi
yang tepat untuk direplikasi sesuai dengan permasalahan
organisasi.
b. Mengenali inovasi, kebaruan dan komptabilitas.
Setelah ditemukan permasalahan organisasi maka
langkah selanjutnya adalah mengenali atau menggali
39. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
26
informasi yang akan direplikasi. Pada kegiatan ini dilakukan
pemilihan satu atau beberapa inovasi yang akan direplikasi.
Kegiatan ini juga menilai aspek kebaruan inovasi yang akan
diadaptasi dan kecocokan karakteristik antara instansi asal
dan penerima. Karakteristik tersebut bisa berupa bentuk
kelembagaan organisasi, kondisi sumberdaya manusia,
anggaran, dan lain sebagainya.
c. Mempersiapkan sumberdaya.
Setelah memilih dan menilai inovasi yang akan direplikasi,
maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan
sumberdaya pendukung replikasi inovasi. Sumberdaya
tersebut mencakup sumberdaya manusia, anggaran, dan
yang sangat menentukan adalah komitmen pimpinan
organisasi.
Selain itu terdapat kegiatan yang membedakan antara
model replikasi inovasi mandiri dengan kerjasama dan fasilitasi.
Kegiatan tersebut adalah berupa
d. Kesepakatan kerjasama antara instansi asal dengan instansi
penerima pada model kerjasama dan kesepakatan 3 pihak
dalam model fasilitasi. Bentuk kesepakatan tersebut bisa
berupa MoU atau berbagai bentuk perjanjian kerjasama
lainnya.
40. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
27
2) Tahap Perencanaan dan Pengembangan Kapasitas
Tahapanselanjutnyaadalahperencanaandanpengembangan
kapasitas. Pada tahap ini instansi penerima (replikator)
melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut;
a. Pembentukan Tim Pelaksana Replikasi Inovasi
Tim Pelaksana Replikasi Inovasi merupakan sebuah tim
yang bertanggung jawab atas kelancaran proses replikasi
inovasi. Tim ini dapat dibentuk oleh Kepala Daerah atau
Kepala Organisasi Perangkat Daerah. Tim Replikasi Inovasi
bertugas melaksanakan tahap Persiapan hingga tahap
Evaluasi Replikasi Inovasi. Selain itu tim ini juga bertugas
untuk berhubungan dengan instansi asal dan fasilitator jika
menggunakan model kerjasama atau fasilitasi.
b. Pembuatan Rencana Aksi Replikasi Inovasi
Penyusunan rencana aksi replikasi inovasi diperlukan
guna memandu implementasi replikasi inovasi yang akan
dilaksanakan. Isi rencana aksi replikasi inovasi merupakan
serangkaian kegiatan guna mewujudkan inovasi. Pada tiap-
tiap kegiatan dijelaskan mengenai; (1) apa kegiatannya, (2)
siapa pelaksananya, (3) kapan dilaksanakan kegiatannya,
(4) apa outputnya, (5) bagaimana metode pelaksanaan
kegiatan, dan (6) berapa biayanya.
c. Penguatan kapasitas tim Pelaksana Replikasi Inovasi
Segera setelah penetapan tim dan rencana aksi replikasi
41. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
28
inovasi dilaksanakan, maka dilakukan penguatan kapasitas
tim. Penguatan kapasitas dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan terkait teknis pengelolaan inovasi
yang akan direplikasi. Pelatihan juga dapat dilakukan guna
menguatkan konsep dan cara berfikir inovatif.
d. Pengembangan Model Inovasi yang direplikasi
Pengembangan Model merupakan langkah yang dilakukan
guna menyesuaikan inovasi yang akan direplikasi dengan
kondisi dan permasalahan yang dihadapi organisasi.
Pengembangan model juga dapat diartikan bahwa
instansi penerima membuat sebuah model atau kerangka
implementasi inovasi dari beberapa inovasi serupa yang
direplikasi.
e. Penentuan Model dan Metode Replikasi
Penentuan metode replikasi merupakan salah satu
kunci sukses dalam mereplikasi inovasi. Instansi penerima
(replikator) dapat memilih satu atau lebih, model dan
metode replikasi seperti yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya, Model Replikasi Inovasi.
3) Tahap Replikasi
Tahap Replikasi merupakan implementasi dari inovasi yang
telah melalui tahap persiapan dan perencanaan dan
pengembangan kapasitas. Selain itu juga telah dibuat tim
42. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
29
pelaksana dan rencana aksi inovasinya. Pada tahap ini terdapat
2 kegiatan yakni;
a. Pelaksanaan Rencana Aksi.
Kegiatan ini merupakan implementasi sepenuhnya rencana
aksi replikasi inovasi oleh tim pelaksana replikasi inovasi.
Inovasi yang diadaptasi telah sepenuhnya dilaksanakan
pada kegiatan ini.
b. Monitoring Replikasi
Kegiatan ini berbentuk pengawasan rutin atau secara
berkala oleh Tim Pelaksana Replikasi Inovasi atau atasan tim.
Kegiatan monitoring replikasi bertujuan untuk memantau
keberhasilan tiap-tiap kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya dalam rencana aksi.
4) Tahap Evaluasi
Tahap Evaluasi adalah akhir dari tahapan replikasi inovasi.
Pada tahap ini, Tim Pelaksana Replikasi Inovasi melakukan
evaluasi secara menyeluruh terhadap implementasi inovasi
hasil replikasi dalam jangka waktu yang cukup panjang (misal;
1 atau 2 tahun). Selain itu, Tim Replikasi Inovasi perlu melakukan
pengukuran atas manfaat dan dampak yang ditimbulkan
selama pelaksanaan inovasi.
44. PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI I
31
BAB IV : PENUTUP
Sebagaimana telah dijelaskan dalam pendahuluan, inovasi yang telah
dihasilkan aparatur sipil negara sudah sangat banyak. Sebagian besar
melakukan klaim sebagai pemikiran original, tapi jika diperhatikan
45. I PEDOMAN PUBLIKASI INOVASI
32
inovasi tersebut relatif sama satu dengan lainnya, terutama inovasi
yang dikembangkan pada unit kerja yang memiliki nomenklatur yang
sama. Kondisi tersebut diperparah dengan pelaksanaan inovasi yang
dilakukan secara parsial dan tidak berkesinambungan, yang pada
akhirnya inovasi tersebut menjadi tidak efisien dalam penggunaan
sumber daya dan tidak pernah berkembang menjadi lebih baik.
Pedoman replikasi ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
mengadopsi atau mengadaptasi sebuah inovasi dari intansi lainnya,
baik dilakukan secara mandiri, kerjasama dan fasilitasi. Dan, setiap
model disajikan secara rinci tahap pra replikasi dan tahap replikasi.
Tahap pra replikasi menitik beratkan pada teknis pendokumentasian
inovasi dan pemodelan inovasi oleh instansi asal serta forum replikasi
inovasi yang dapat dilakukan oleh kementerian/lembaga/ pemerintah
daerah. Sedangkan tahap replikasi meliputi persiapan, perencanaan,
pengembangan kapasitas, implementassi replikasi, dan evaluasi.
Semoga dengan adanya pedoman replikasi inovasi dilingkungan
instansi pemerintah ini akan mempermudah akselerasi inovasi di
seluruh instansi pemerintah, baik instansi pusat maupun daerah.