Manajemen laktasi ibu yang menyusui asi eksklusif melibatkan perawatan payudara yang tepat, cara dan durasi menyusui yang benar, serta dukungan sosial dan online untuk mendukung produksi dan pemberian ASI. Praktik pemberian ASI akan berhasil jika ibu fokus pada diri sendiri dan bayi serta mendapat dukungan dari lingkungan terdekat.
3. Keberhasilan ibu menyusui
ditentukan oleh manajemen
dirinya. Manajemen diri ibu
yang positif berhubungan
dengan sikap dan emosi yang
positif, manajemen diri ibu
yang kuat dengan fokus pada
diri dan pada anak dalam
proses menyusui sangat
diperlukan untuk menunjang
keberhasilan ASI Eksklusif.
Mulai dari WHO bahkan
UNICEF, mendukung
pemberian ASI Eksklusif
selama minimal 6 bulan.
Begitu pula dengan
pemerintah Indonesia yang
mendukung penuh
keberhasilan dalam
pemberian ASI Eksklusif ini.
Tercatat dalam UU Nomor
36 tahun 2009.
5. WAKTU PERAWATAN PAYUDARA
Sebanyak 91,5% dari hasil analisis, waktu yang tidak tepat dalam perawatan payudara
menjadi penyebab mengapa ibu mengalami kegagalan pemberian ASI. Penyebab lainnya
adalah karena kurangnya edukasi terhadap para ibu dari saat kehamilan sampai pada
kelahiran. Terdapat dua cara mudah dalam perawatan payudara.
1. Lakukan pemijatan selama 10-15 menit
Pengurutan sebaiknya dilakukan sebelum mandi pada pagi dan sore hari.
2. Lakukan penyiraman payudara
Kemudian dilanjutkan dengan penyiraman pada saat ibu mandi, hal ini diketahui
efektif dalam membantu kelancaran produksi ASI.
Pada periode awal melahirkan sebaiknya penyusuan paling sedikit minimal 8 kali
perhari, hal ini karena semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin meningkat pula.
6. DURASI MENYUSUI
Hasil analisis pada jurnal ke enam menunjukkan bahwa ibu yang menyusui dengan durasi
yang tidak sesuai cenderung mengalami gagal ASI eksklusif (79,4%). Banyaknya bayi yang
mengalami berat badan tidak naik sebagian besar disebabkan oleh durasi yang singkat,
karena ASI yang didapat hanya ASI awal dan tidak sampai ASI akhir sehingga bayi
kemudian tidak mendapat gizi yang optimal. Kegagalan ini harus dihentikan sedini
mungkin.
7. CARA & FREKUENSI MENYUSUI
Cara menyusui yang paling penting diperhatikan adalah Latch On atau perlekatan menyusu. Di
mana tubuh bayi harus sejajar dan kepala bayi tidak menoleh, perlekatan yang benar akan
menghidari terjadinya masalah baru seperti puting susu lecet, pada posisi menyusui yang benar
posisi puting tidak tergesek langit-langit mulut bayi yang keras melainkan akan jatuh di tengah-
tengah rongga tenggorokan bayi, sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka.
Frekuensi menyusui yang baik adalah
>8 kali dalam 24 jam, karena
lambung bayi menjadi kosong
kembali setelah 2 jam pemberian ASI.
gizi yang lebih optimal dapat dicapai
melalui frekuensi pemberian ASI yang
lebih sering, pemberian ASI yang
lebih sering akan mencegah lambung
bayi menjadi kosong sehingga setiap
saat bayi bisa mencerna gizi untuk
pertumbuhannya
9. Sesuai dengan penelitian Ernawati (2014) praktik pemberian ASI Eksklusif berhasil
dilakukan dalam penelitiannya yaitu ketika ibu bekerja,bayi diberi ASI perah dengan
bantuan saudara atau pengasuh. Dalam praktiknya jelas terdapat kegagalan dan
keberhasilan. Penyebab dari kegagalan biasanya karena ibu lebih cepat memberikan susu
formula kepada bayi sebagai pengganti ASI yang tidak keluar secara maksimal. Sementara,
pada keluhan yang sama, apabila ibu memiliki support system yang baik, maka kualitas
ASI juga akan tetap baik.
Menurut Greiny dan Sukriani, melibatkan dan suami dan anggota keluarga lainnya dalam
pendidikan menyusui dapat membantu memaksimalkan dukungan menyusui dan
mendorong ibu untuk menyusui secara eksklusif terutama bagi ibu-ibu baru dan intervensi
yang mempromosikan pemberian ASI eksklusif harus fokus pada keterlibatan suami dan
anggota keluarga lainnya dalam program perawatan kesehatan yang berhubungan dengan
praktik pemberian ASI
11. 1. Dukungan Sosial
Suatu kegiatan yang bersifat
emosional maupun
psikologis yang diberikan
oleh subjek lingkungan di
sekitar ibu menyusui dalam
mendukung terlaksananya
pemberian ASI. Hal ini
berkaitan dengan pikiran,
perasaan, dan sensasi yang
dapat memperlancar
produksi ASI.
2. Dukungan Online
Hasil penelitian menunjukan
bahwa ibu yang menyusui
beralih ke grup online ketika
mereka merasa terisolasi, tidak
memiliki dukungan
profesional dan lebih memilih
dukungan online daripada
dukungan tatap muka. Mereka
menyatakan dukungan sosial
secara virtual menambah rasa
percaya diri dalam menyusui.
13. Manajemen laktasi ibu yang menyusui dilakukan dengan memperhatikan waktu perawatan
payudara, cara menyusui, durasi menyusui dan frekuensi menyusui. praktik pemberian ASI
Eksklusif dilakukan dengan manajemen yang baik dari diri ibu dan dukungan dari
lingkungan. Praktik pemberian ASI akan berhasil jika adanya komitmen kuat dari ibu
untuk menyusui yang didukung oleh tindakan yan membantu proses kelancaran ASI serta
lingkunan ibu yan memfasilitasi proses pemberian ASI.