3. Peta Konsep
Pengertian Novel
dan Cerita Fiksi
Struktur Cerita
Fiksi
Ciri Kebahasaan
Cerita Fiksi
Unsur Instrinsik
Cerita Fiksi
Gaya Bahasa
dalam Cerita Fiksi
Kata Sapaan
4. 1. Pengertian
Novel dan Cerita
Fiksi
Cerita fiksi adalah cerita rekaan
buatan yang dibuat pengarang, dimana cerita di
dalamnya menjadi bermakna dikarenakan daya
khayal, angan-angan atau fantasi olah fikir ide
kreativitas si penulis.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif. Umumnya
sebuah novel bercerita tentang tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam
kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif
tersebut. Kata novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti “sebuah kisah,
sepotong berita” dan novel memiliki cerita yang lebih kompleks dari cerpen.
5. • Gambaran atau ringkasan awal
ceritaAbstrak
• Bagian awal teks cerita yang berisi
pengenalan tokohOrientasi
• Masalah mulai muncul
Komplikasi
• Masalah mulai memuncak
Evaluasi
• Penyelesaian masalah
Resolusi
• Pesan penulis
Koda
6. 3. Ciri Kebahasaan
Cerita Fiksi
FIKSI NONFIKSI
Berusaha menghidupkan perasaan atau
menggugah emosi pembacanya.
Biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan
ilmiah populer, laporan, artikel, feature,
skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan
sebagainya.
Dipengaruhi oleh subjektivitas
pengarangnya.
Karangan nonfiksi berusaha mencapai
taraf obyektivitas yang tinggi,
berusaha menarik dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca.
Bahasa bermakna denotatif (yaitu makna
sebenarnya) juga konotatif,
asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya),
ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana
pribadi pengarang),
sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi
pembaca), dan
plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah
perasaan pembaca).
Bahasa bersifat denotatif dan
menunjuk pada pengertian yang
sudah terbatas sehingga tidak
bermakna ganda.
8. 1.Tema
Tema adalah gagasan pokok atau permasalahan yang mendasari isi cerita.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Karya sastra dari segi peranan atau
tingkat pentingnya dibagi menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
Sedangkan penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu
digambarkan dalam cerita tersebut oleh pengarang.
3. Latar/setting
Dalam arti luas, latar meliputi aspek ruang, aspek waktu, dan aspek suasana
saat kejadian atau peristiwa itu terjadi:
a. Aspek ruang merupakan gambaran tempat atau lokasi terjadinya peristiwa
dalam cerita.
b. Aspek waktu meliputi waktu cerita dan waktu penceritaan.
c. Aspek suasana adalah suasana sekeliling saat terjadinya peristiwa yang
menjadi pengiring atau latar belakang kejadian.
9. 4. Alur
Alur cerita adalah jalinan atau rangkaian peristiwa dalam suatu cerita.
Ada tiga alur dalam fiksi: alur maju, alur mundur, serta alur kilas-balik
(flashback). Yang mesti diingat, dalam sebuah karya fiksi tidak selalu satu
jenis alur yang digunakan. Terkadang penulis sengaja mencampurkan dua
jenis alur dalam ceritanya.
5. Sudut pandang
Sudut Pandang merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
pembaca.
Sudut Pandang dibedakan menjadi dua jenis, yakni :
Sudut pandang orang pertama
Sebuah cerita disampaikan oleh seorang tokoh dalam cerita maka cerita
disampaikan oleh aku/saya.
Sudut pandang orang ketiga
Cerita disampaikan bukan oleh tokoh yang ada dalam cerita, tetapi oleh
penulis yang berada di luar cerita. Tokoh cerita disebut sebagai dia/ia.
10. 6. Amanat
Amanat adalah pesan pengarang yang
disampaikan kepada pembaca melalui
karyanya.
Seperti biasa mengingatkan materi-materi
yang sudah diberikan, hendaknya digunakan
dalam proses kreatif kita dalam menciptakan
fiksi. Akan tetapi, jangan terlalu terpaku
dengan teori-teori yang ada. Teori hanyalah
sebagai pemandu, tapi kita (penulis) tetaplah
Tuhan bagi karya kita. Tapi jangan berkecil hati
ketika karya kita dikritik, sebab tanpa masukan
dari pembaca seorang penulis tak akan
berkembang.
11. 5. Gaya Bahasa dalam
Cerita Fiksi
Gaya Bahasa Sindiran
Gaya bahasa Penegasan
Gaya bahasa Perban-
dingan
12. •Contoh: Lekas betul abang pulang, hari baru
pukul satu malam. (lekas betul=terlambat sekali)
Ironi (sindiran
halus)
sindiran yang dikatakan, kebalikan dari
apa yang sebenarnya
•Contoh: “Bersih benar badanmu, ya?” Kata ibu
kepada anaknya yang belum mandi
Sinisme
sindiran lebih kasar dari ironi yang
bermaksud mencemoohkan
•Contoh: Hai binatang, pergi engkau dari sini!Sarkasme
sindiran yang sangat tajam dan kasar,
hingga kadang-kadang menyakitkan
hati.
GAYA BAHASA SINDIRAN
13. •Contoh: Itukah bukti janji yang engkau ucapkan?Retoris : kalimat tanya tak bertanya, yang
menyatakan kesangsian atau bersifat
mengejek
•. Contoh: Sejak dari kecil sampai dewasa, malah
sampai setua ini perangainya tidak pernah
berubah
Klimaks : gaya bahasa yang menguraikan
suatu keadaan secara berturut-turut
makin lama makin memuncak
•Contoh: Jangankan sejuta, seribu, seratus pun tak
mau aku memberikan uang itu kepadamu
Anti klimaks : gaya bahasa yang
menguraikan suatu keadaan secara
berturut-turut makin lama makin
menurun.
•Contoh: Ia tidak ingin naik ke atasPleonasme : menggunakan sepatah kata
yang sebenarnya tidak perlu dikatakan
lagi sebab arti kata tersebut telah
terkandung dalam kata yang
diterangkannya
•Contoh: Tidak, tidak mungkin dia yang mencuri
uang itu
Tautologi : mengulang beberapa
kali sepatah kata dalam sebuah kalimat
GAYA BAHASA PENEGASAN
14. •Contoh: Wajahnya cantik bagaikan bulan
purnama
Asosiasi : melukiskan suatu keadaan dengan
membandingkan terhadap keadaan
lain yang menimbulkan suatu asosiasi yang
sama dengan benda tersebut sehingga lebih
jelas
•Contoh: Terimalah baju jelek ini sebagai
kenang-kenangan
Litotes : gaya bahasa yang melukiskan
keadaan sesuatu dengan menyatakan
keadaan yang sebaliknya, guna
merendahkan diri
•Contoh: Hatiku rasa terbakar mendengar
caci makinya
Hiperbola : gaya bahasa yang menggunakan
kata-kata untuk melukiskan peristiwa atau
keadaan dengan cara berlebihan daripada
sesungguhnya.
•Contoh: Hatiku berkata, saya harus suksesPersonifikasi : gaya bahasa perbandingan
yang membandingkan benda mati seolah-
olah bernyawa sehingga bertindak, berlaku,
berpikir, merasa seperti manusia
GAYA BAHASA PERBANDINGAN
15. Kata sapaan sering digunakan untuk menegur
orang yang diajak berbicara.
1. Kata sapaan berupa kata ganti orang pertama
Digunakan untuk mengganti nama diri sendiri. Kata sapaan yang sering digunakan
adalahakudansaya.
Contoh : Mengingat akan pentingnya kesehatan, saya sependapat bahwa penggunaan
maskeroleh parapekerjabersifatwajib.
6. Kata Sapaan
16. 3. Kata sapaan berupa kata ganti orang ketiga
Digunakan pada pihak yang tidak ada atau bertatapan langsung dengan kita. Jadi, bisa saja pihak
yang kita bicarakan tidak berapa dalam forum diskusi tersebut. Bentuk kata ganti orang ketiga
misalnyasaudara,saudari,ibu,danbapak.
Contoh:PendapatyangdisampaikanolehSaudaraUdinsudahsesuai dengantema.
2. Kata sapaan berupa kata ganti orang kedua
Digunakan pada percakapan langsung dengan lawan bicara. Kata sapaan yang
seringdigunakanadalahAndadankamu.
Contoh:PendapatyangAndasampaikanbenar.