UAS HADIS TEMATIK SOBRI RAMADHANI. SM V MD-D. FDK UINSU 2020
2. DI SUSUN OLEH :
SOBRI RAMADHANI (0104171024)
DOSEN: H. MOHD IQBAL A. MUIN, LC, MA
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdagang (Bisnis) adalah Salah satu kegiatan yang telah di kerjakan dan dilakukan oleh
baginda Nabi Muhammad SAW, yang mana pada masa itu beliau sampai di beri gelar oleh penduduk kota
Makkah Sebagai Al-Amin, yaitu “Orang yang di kenal dengan setinggi-tingginya Nilai Amanah, Nilai
Kejujuran dan Sikap Menjaga Kehormatan Diri.
Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa Sembilan dari Sepuluh pintu Raezeki adalah
melalui jalan Perdagangan. Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan untuk melakukan perdagangan
(bisnis). Tujuan dalam berdagang tidaklah semata-mata karena hanya Materi saja, tetapi juga
mempertimbangkan untuk di kehidupan akhirat nantinya. Maka dari itu pedagang yang baik harus berciri-
cirikan sebagai berikut : 1) Perdagangan yang di letakkan dalam rangka ketakwaan kepada Allah Swt, 2)
Perdagangan yang harus di lakukan dengan Jujur, 3) Perdangangan yang dilakukan secara benar untuk
melahirkan kepercayaan.
Perdagangan (Bisnis) juga memegang peran penting dalam hal memajukan serta
mensejahterahkan kehidupan umat manusia. Maka dari itu dalam berdagang juga harus mematuhi
pereturan-peraturan yang telah ada demi kesejahteraan bersama.
4. B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Berdagang?
b. Contoh Tauladan dalam Berdagang?
c. Hadis-hadis dalam Berdagang?
d. Analisis Hadis
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui Pengertian Berdagang
b. Untuk mengetahui Contoh Tauladan dalam Berdagang
c. Untuk Mengetahui Hadis dalam Berdagang
d. Untuk Mengetahui Analisis Hadist
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berdagang
Berdagang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
keuntungan dengan jalan jual beli baik itu dengan menggunakan barang maupun jasa.
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya
yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal sebelum uang di
temukan, tukar menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdangangan dilakukan
dengan penukaran uang, setiap di nilai dengan sejumlah uang.
Menurut Para Ahli, perdagangan merujuk pada proses jual beli baik barang ataupun
jasa dimana penjual dan pembeli merasa saling diuntungkan. Penjual memperoleh laba,
sedangkan pembeli memperoleh apa yang dibutuhkannya
6. b. Contoh Suri Tauladan dalam Berdagang
Nabi Muhammad SAW adalah salah satu contoh terbaik yang pernah ada dalam
mencontoh kegiatan berdagang. Di usianya yang masih menginjak 25 tahun, Nabi Muhammad
SAW sudah menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur yang sukses, cemerlang , kaya raya
dan berdagang ke luar negeri lebih dari 18 kali. Maka tidak heran jika Rasulullah Saw
memberikan Mas Kawin yang tidak tanggung-tanggung yaitu 20 ekor unta dan 12,4 ons emas,
sebuah mas kawin yang sangat besar sekali pada masa itu, bahkan pada hari ini.
Dalam Buku Markeeting Muhummad, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika ingin sukses menjadi pedagang, pengusaha, atau entrepreneur seperti Nabi Muhammad
Saw. Pertama, melakukan Segmentasi, yaitu menetapkan target pasar (Targeting) dan
positioning. Sebelum menjajakan suatu barang, Nabi Muhammad Saw, memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang kebiasaan, cara hidup, cara makan dan minum, serta kebutuhan yang
diperlukan oleh masyarakat setempat. Kedua, melakukan Diferensiasi, bauran pemasaran, dan
memiliki prinsip dalam menjual. Nabi Muhammad Saw, adalah orang yang berpikiran out of
the box. Ia berdagan dengan cara-cara yang berbeda, tidak Konvensional digunakan pedagang
lainnya pada saat itu.
7. Yang tidak kalah penting adalah Nabi Muhammad Saw selalu menjelaskan kekurangan dan kelebihan
barang dagangannya dengan jujur kepada para pelanggannya. Mematok harga sesuai dengan nilai
komoditasinya dan tidak melakukan perang harga denga pedagang lainnya.
Ketiga, Melakuka Branding dan pelayanan yang baik. Nabi Muhammad Saw dikenal
sebagai masyrakat Arab sebagai pribadi yang jujur dan bisa dipercaya sehingga ia mendapatkan
julukan Al-Amin. Personal Branding ini tidak dapat ujug-ujug melainkan dalam waktu yang lama.
Karena memiliki brand dapat dipercaya, banyak investor yang berinvestasi kepada Nabi Muhammad
saw.
Maka tidak heran jika Nabi Muhammad saw. kerap kali berdagang tanpa modal sepeser
pun, alias menjualkan barang dagangan orang lain dengan imbalan bagi hasil. Hal itulah yang
menghantar Nabi Muhammad saw. menjadi seorang pengusaha atau pedagang yang jujur, profesional,
dan disegani siapapun.
Keempat, jujur, ikhlas, dan profesional. Dalam berdagang, Rasulullah mengedepankan
sikap jujur, ikhlas, dan profesional. Maksudnya, tidak pernah membohongi pelanggannya dan ikhlas
menjalankan usahanya. Meski demikian, Rasulullah adalah seorang yang profesional. Ia selalu mencari
cara yang beda dan baru dalam menjual barang dagangannya
8. c. Hadis-hadis dalam Berdagang
َْنعِْعِفاَرِْنبِْيجدَخَْلاَق:َْليِق:اَيَْلُوسَرِْ ّاَللْيَأَْكالِْبس؟ُبَيطَأَْلاَق:«ُْلَمَعِْلُجّالر
ِْهِدَيِب ْلُكَوْعيَبُْربَمْور»
Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata, ada yang bertanya kepada Nabi: ‘Wahai Rasulullah,
pekerjaan apa yang paling baik?’. Rasulullah menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan
seseorang dengan tangannya dan juga setiap perdagangan yang mabrur (baik)” (HR. Al
Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 607)
ِْفِْقز ِْالر َِارشعَأُْةَعسِتِْةَارَجِِّتيْال
“Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.”
9. (إنالتجاريبعثونيومالقيامةفجاراإالمناتقىهللاوبروصدق)
“Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat
sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan
jujur.” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fi At-Tujjar no.1131)
d. Analisis Hadis-hadis Berdagang
A. HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 5/263, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash
Shahihah 607.
Imam Al-Baihaqi bernama lengkap Imam Al-Hafizh Al-Muttaqin Abu Bakar
Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Al-Khusrauijrdi Al-Khurasani Al-Baihaqi. Baihaq
adalah sejumlah perkampungan di wilayah Naisabur. Beliau adalah seorang ulama besar
dari Khurasan (desa kecil di pinggiran kota Baihaq) dan penulis banyak kitab terkenal.
10. b. ُةَعْسِتَُِارشْعَأُِق ْز ِالريِفةَارَجِِّتال
Dalam Al-Istidzkar (8/196), Ibnu ‘Abdil Barr mengisyaratkan bahwa hadits
ini dha’if (lemah).
Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al-Hadits dari hadits
Nu’aim bin ‘Abdirrahman, bahwa para perawinya tsiqah (kredibel).
Dalam Dha’if Al-Jaami’ no. 2434, terdapat hadits di atas. Takrij dari
Suyuthi: Dari Nu’aim bin ‘Abdirrahman Al-Azdi dan Yahya bin Jabir Ath-Tha’i,
diriwayatkan secara mursal. Syaikh Al-Albani berkomentar hadits tersebut dha’if.
c. HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fi At-Tujjar no.1131
Beliau adalah salah satu Imam Ahli Hadis terkenal yang memiliki kitab
hadis yang monumental yaitu Kitab “Al-Jami’” atau Sunan at-Tirmidzi.