SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
40 pesona.co.id agustus 2016
P08 PESONA PRIA-ZN CEK.indd 40 7/19/2016 4:09:24 PM
agustus 2016 pesona.co.id 41
Selain tetap menyanyi, ia kini menjadi produser—film, album religi, dan album
bagi para pendatang baru. Namun ia masih tetap bertanya, what’s next?
Glenn Fredly berencana pindah agama. “Ide album ini sebetulnya
tercetus sejak saya memproduseri film Cahaya dari Timur: Beta
Maluku (2014) tapi baru terealisasi tahun ini. Saya persembahkan
untuk jangka panjang, untuk kontemplasi bersama,” jelasnya. Ia
juga mengakui banyak terinspirasi oleh tokoh Gus Dur, terutama
kalimatnya: Tuhan tak perlu dibela.
Glenn dibesarkan di Ibu Kota, tepatnya di kawasan Jakarta
Selatan. Label bahwa orang Indonesia Timur sulit diajak ngobrol
dan identik dengan kekerasan juga pernah melekat pada dirinya,
dan itu memengaruhi dirinya dalam memandang orang-orang
dari Timur. Baru setelah ia mengunjungi Maluku dan berinteraksi
dengan orang-orang setempat, pandangannya berubah total.
Ia menemukan masyarakat yang ramah dan lembut. Setelah
membuat film Beta Maluku, ia mulai rutin bertemu orang-orang
dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Bali, dan Toraja, untuk
menghadiri festival seni atau merencanakan kolaborasi.
Saat ini Glenn juga tengah sibuk menulis lagu untuk
soundtrack film Filosofi Kopi 2, setelah tahun lalu menulis lagu
untuk film Surat dari Praha (yang juga diproduserinya). Ia
juga masih fokus mengelola musikbagus.com yang mewadahi
penyanyi pendatang baru, seperti Yura dan Gilbert Pohan, untuk
memiliki album dan menjualnya via situs tersebut.
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kisah cintanya?
Masihkah si Ambon Manise ini betah menduda?
Glenn tertawa. “Kalau ditanya tentang mencari pasangan
seperti apa, saya tidak mau menyebutnya ‘mencari’. Ada kesan
arogansi di situ. Mengalir saja. Saya tidak mau membatasi diri
dengan siapa saya bertemu. Tapi saya suka perempuan-perempuan
yang memiliki kepribadian dan cara berpikir yang konstruktif.
Setiap elemen pekerjaan yang saya lakukan berawal dari
ketertarikan saya pada kelembutan perempuan. Perempuan yang
punya sikap—yang tahu kapan harus menjadi pasangan, sahabat,
teman diskusi, bahkan bisa mendebat dan mengkritik saya.”
Glenn Fredly Deviano Latuihamallo di waktu
kecil tak pernah membayangkan akan menjadi musisi seperti
saat ini, karena ketika kecil ia lebih suka menggambar ketimbang
menyanyi. “Waktu di kelas 4 SD, sekolah mendelegasikan saya
untuk ikut lomba nyanyi. ‘Karena kamu orang Ambon, pasti
bisa menyanyi,’ kata guru saya. Agak rasis memang, ha ha ha.…
Saya keberatan dan di rumah protes pada orang tua, tapi mereka
malah mendukung,” kenang Glenn. Wajar saja bila keluarganya
mendukung. Kakeknya mengajar paduan suara di kala senggang,
begitu pula ayahnya yang mengajar grup vokal. Sejak kecil, Glenn
telah terbiasa rumahnya digunakan untuk berbagai aktivitas
seperti Karang Taruna dan latihan teater.
Setelah berhasil mengharumkan nama sekolah karena meraih
juara pertama, Glenn makin rajin mengikuti lomba menyanyi.
“Keluarga besar saya tak pernah absen memberi dukungan.
‘Ayo, Glenn! Kamu bisa, Glenn!’ Ketulusan keluarga itulah yang
membuat saya jadi bersemangat untuk terus berproses, kendati
waktu itu saya belum melihat potensi dalam diri saya.”
Ia lantas bergabung dalam sebuah band dan sering mendapat
kesempatan main di klub jazz. Sejak itulah ia mulai mendapatkan
uang dari kegiatan bermusik sehingga dapat membiayai kuliahnya
sendiri dan kuliah adiknya. Selama 20 tahun bermusik, Glenn
selalu berproses mencari bentuk dan berusaha keluar dari zona
nyaman. “Musisi yang berada dalam zona nyaman adalah mereka
yang telah puas pada apa yang telah dicapai. Sedangkan saya ingin
terus bertanya, what’s next?”
Tahun 2012, Glenn memutuskan keluar dari label besar
yang telah menjadi tempatnya bernaung selama 14 tahun dan
menghasilkan album-album hit. Ia kemudian merilis album Luka,
Cinta, dan Merdeka secara indie, dalam bentuk CD maupun
piringan hitam.
Tahun ini, ia menjadi produser album religi bertajuk Hidayah.
Album bernuansa Islami itu membuat gosip beredar bahwa
PESONA PRIA
GELISAH
DI ZONA NYAMAN
TEKS: Tenni Purwanti Foto: Previan F. Pangalila PENGARAH GAYA: Nabila Kariza
P08 PESONA PRIA-ZN CEK.indd 41 7/19/2016 4:09:24 PM

More Related Content

What's hot (10)

tugas pkn
tugas pkntugas pkn
tugas pkn
 
Presentasi tokohidola
Presentasi tokohidolaPresentasi tokohidola
Presentasi tokohidola
 
Rinor
RinorRinor
Rinor
 
Sample wwasil with yui
Sample wwasil with yuiSample wwasil with yui
Sample wwasil with yui
 
Fotnote
FotnoteFotnote
Fotnote
 
musik melayu
musik melayumusik melayu
musik melayu
 
Profil - Sundari Soekotjo
Profil - Sundari SoekotjoProfil - Sundari Soekotjo
Profil - Sundari Soekotjo
 
muhammad imaaduddin
muhammad imaaduddinmuhammad imaaduddin
muhammad imaaduddin
 
Biografi Raisa
Biografi RaisaBiografi Raisa
Biografi Raisa
 
Resume presentation
Resume presentationResume presentation
Resume presentation
 

More from Tenni Purwanti

Alti Firmansyah - Komikus Marvel dari Indonesia
Alti Firmansyah  - Komikus Marvel dari IndonesiaAlti Firmansyah  - Komikus Marvel dari Indonesia
Alti Firmansyah - Komikus Marvel dari IndonesiaTenni Purwanti
 
Versi Terbaik Chef Juna
Versi Terbaik Chef JunaVersi Terbaik Chef Juna
Versi Terbaik Chef JunaTenni Purwanti
 
Pandji - Sang Juru Bicara
Pandji - Sang Juru BicaraPandji - Sang Juru Bicara
Pandji - Sang Juru BicaraTenni Purwanti
 
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Tenni Purwanti
 
Alzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah Cinta
Alzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah CintaAlzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah Cinta
Alzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah CintaTenni Purwanti
 
Vitamin B12 - Sedikit Tapi Penting
Vitamin B12 - Sedikit Tapi PentingVitamin B12 - Sedikit Tapi Penting
Vitamin B12 - Sedikit Tapi PentingTenni Purwanti
 
Resensi Novel O Eka Kurniawan
Resensi Novel O Eka KurniawanResensi Novel O Eka Kurniawan
Resensi Novel O Eka KurniawanTenni Purwanti
 

More from Tenni Purwanti (10)

Alti Firmansyah - Komikus Marvel dari Indonesia
Alti Firmansyah  - Komikus Marvel dari IndonesiaAlti Firmansyah  - Komikus Marvel dari Indonesia
Alti Firmansyah - Komikus Marvel dari Indonesia
 
Versi Terbaik Chef Juna
Versi Terbaik Chef JunaVersi Terbaik Chef Juna
Versi Terbaik Chef Juna
 
Pandji - Sang Juru Bicara
Pandji - Sang Juru BicaraPandji - Sang Juru Bicara
Pandji - Sang Juru Bicara
 
Mengulik Najwa Shihab
Mengulik Najwa ShihabMengulik Najwa Shihab
Mengulik Najwa Shihab
 
Tiga Wanita Pendidik
Tiga Wanita PendidikTiga Wanita Pendidik
Tiga Wanita Pendidik
 
THR Harus Habis
THR Harus HabisTHR Harus Habis
THR Harus Habis
 
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
 
Alzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah Cinta
Alzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah CintaAlzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah Cinta
Alzheimer - Yang Dibutuhkan Hanyalah Cinta
 
Vitamin B12 - Sedikit Tapi Penting
Vitamin B12 - Sedikit Tapi PentingVitamin B12 - Sedikit Tapi Penting
Vitamin B12 - Sedikit Tapi Penting
 
Resensi Novel O Eka Kurniawan
Resensi Novel O Eka KurniawanResensi Novel O Eka Kurniawan
Resensi Novel O Eka Kurniawan
 

Glenn Fredly Terus Berproses Keluar Dari Zona Nyaman

  • 1. 40 pesona.co.id agustus 2016 P08 PESONA PRIA-ZN CEK.indd 40 7/19/2016 4:09:24 PM
  • 2. agustus 2016 pesona.co.id 41 Selain tetap menyanyi, ia kini menjadi produser—film, album religi, dan album bagi para pendatang baru. Namun ia masih tetap bertanya, what’s next? Glenn Fredly berencana pindah agama. “Ide album ini sebetulnya tercetus sejak saya memproduseri film Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014) tapi baru terealisasi tahun ini. Saya persembahkan untuk jangka panjang, untuk kontemplasi bersama,” jelasnya. Ia juga mengakui banyak terinspirasi oleh tokoh Gus Dur, terutama kalimatnya: Tuhan tak perlu dibela. Glenn dibesarkan di Ibu Kota, tepatnya di kawasan Jakarta Selatan. Label bahwa orang Indonesia Timur sulit diajak ngobrol dan identik dengan kekerasan juga pernah melekat pada dirinya, dan itu memengaruhi dirinya dalam memandang orang-orang dari Timur. Baru setelah ia mengunjungi Maluku dan berinteraksi dengan orang-orang setempat, pandangannya berubah total. Ia menemukan masyarakat yang ramah dan lembut. Setelah membuat film Beta Maluku, ia mulai rutin bertemu orang-orang dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Bali, dan Toraja, untuk menghadiri festival seni atau merencanakan kolaborasi. Saat ini Glenn juga tengah sibuk menulis lagu untuk soundtrack film Filosofi Kopi 2, setelah tahun lalu menulis lagu untuk film Surat dari Praha (yang juga diproduserinya). Ia juga masih fokus mengelola musikbagus.com yang mewadahi penyanyi pendatang baru, seperti Yura dan Gilbert Pohan, untuk memiliki album dan menjualnya via situs tersebut. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kisah cintanya? Masihkah si Ambon Manise ini betah menduda? Glenn tertawa. “Kalau ditanya tentang mencari pasangan seperti apa, saya tidak mau menyebutnya ‘mencari’. Ada kesan arogansi di situ. Mengalir saja. Saya tidak mau membatasi diri dengan siapa saya bertemu. Tapi saya suka perempuan-perempuan yang memiliki kepribadian dan cara berpikir yang konstruktif. Setiap elemen pekerjaan yang saya lakukan berawal dari ketertarikan saya pada kelembutan perempuan. Perempuan yang punya sikap—yang tahu kapan harus menjadi pasangan, sahabat, teman diskusi, bahkan bisa mendebat dan mengkritik saya.” Glenn Fredly Deviano Latuihamallo di waktu kecil tak pernah membayangkan akan menjadi musisi seperti saat ini, karena ketika kecil ia lebih suka menggambar ketimbang menyanyi. “Waktu di kelas 4 SD, sekolah mendelegasikan saya untuk ikut lomba nyanyi. ‘Karena kamu orang Ambon, pasti bisa menyanyi,’ kata guru saya. Agak rasis memang, ha ha ha.… Saya keberatan dan di rumah protes pada orang tua, tapi mereka malah mendukung,” kenang Glenn. Wajar saja bila keluarganya mendukung. Kakeknya mengajar paduan suara di kala senggang, begitu pula ayahnya yang mengajar grup vokal. Sejak kecil, Glenn telah terbiasa rumahnya digunakan untuk berbagai aktivitas seperti Karang Taruna dan latihan teater. Setelah berhasil mengharumkan nama sekolah karena meraih juara pertama, Glenn makin rajin mengikuti lomba menyanyi. “Keluarga besar saya tak pernah absen memberi dukungan. ‘Ayo, Glenn! Kamu bisa, Glenn!’ Ketulusan keluarga itulah yang membuat saya jadi bersemangat untuk terus berproses, kendati waktu itu saya belum melihat potensi dalam diri saya.” Ia lantas bergabung dalam sebuah band dan sering mendapat kesempatan main di klub jazz. Sejak itulah ia mulai mendapatkan uang dari kegiatan bermusik sehingga dapat membiayai kuliahnya sendiri dan kuliah adiknya. Selama 20 tahun bermusik, Glenn selalu berproses mencari bentuk dan berusaha keluar dari zona nyaman. “Musisi yang berada dalam zona nyaman adalah mereka yang telah puas pada apa yang telah dicapai. Sedangkan saya ingin terus bertanya, what’s next?” Tahun 2012, Glenn memutuskan keluar dari label besar yang telah menjadi tempatnya bernaung selama 14 tahun dan menghasilkan album-album hit. Ia kemudian merilis album Luka, Cinta, dan Merdeka secara indie, dalam bentuk CD maupun piringan hitam. Tahun ini, ia menjadi produser album religi bertajuk Hidayah. Album bernuansa Islami itu membuat gosip beredar bahwa PESONA PRIA GELISAH DI ZONA NYAMAN TEKS: Tenni Purwanti Foto: Previan F. Pangalila PENGARAH GAYA: Nabila Kariza P08 PESONA PRIA-ZN CEK.indd 41 7/19/2016 4:09:24 PM