Dokumen tersebut membahas tentang determinan status kesehatan seseorang yang meliputi faktor sosial ekonomi, gaya hidup, dan gender. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan dan berpengaruh terhadap kesehatan secara individual maupun masyarakat.
6. KONSEP SEHAT DAN SAKIT
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu
mutlak dan universal dikarenakan status kesehatan
seseorang merupakan suatu rentang (jarak), bersifat
dinamis (berubah-ubah) dan individualistik (tergantung
intensitas dan mekanisme koping), serta banyak faktor
yang mempengaruhinya (multikausal). Berkembangnya
konsep sakit yang semula “single cause” menjadi “multi
cause” yaitu sebagai hasil interaksi antara faktor pejamu,
faktor agen dan lingkungan.
Gambar. Segitiga Epidemiologi
(sumber : www.google.com.gambartriangleepidemiologi
8. FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI STATUS
KESEHATAN
Model “Input to Health” Hendrik L. Bloom (1974):
Empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan :
Perilaku (Life Style)
Lingkungan (Environment),
Keturunan (Herediter),
Pelayanan kesehatan (Health Care Services). Faktor-
faktor tersebut saling berinteraksi dan saling
ketergantungan dalam mempengaruhi status
kesehatan individu maupun masyarakat (Notoatmojo,
2011).
Gambar 3. Model Teori H. L. Blum
13. PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit didefenisikan sebagai suatu kondisi atau keadaan abnormal dari tubuh atau
pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang
yang dipengaruhinya.
Penyakit berkembang, dari penyakit-penyakit infeksi, karena adanya transisi demografi
dan transisi epidemiologi meluas mencakup permasalahan penyakit-penyakit non-
infeksi atau PTM yang karakteristik dan riwayat alamiahnya berbeda dan penyebabnya
lebih banyak karena perilaku (gaya hidup dan pola konsunsi makanan) yang multicausal.
14. DEFENISI PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
Penyakit Menular
Suatu penyakit dapat menular dari
orang satu kepada yang lain karena
tiga faktor yaitu :
Agent (penyebab penyakit)
Host (induk semang).
Route of transmission (jalannya
penularan).
Penyakit Tidak Menular
Penyakit yang dianggap tidak dapat
disebarkan dari seseorang terhadap orang
lain sehingga bukan merupakan sebuah
ancaman terhadap orang lain.
Penyakit yang tidak disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi disebabkan karena
adanya problem psikologis atau
metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
16. PENYAKIT MENULAR
Agent atau penyebab penyakit menular ini
tetap hidup dengan syarat :
Berkembang biak
Bergerak atau berpindah dari
induk semang.
Mencapai induk semang baru.
Menginfeksi induk semang baru
tersebut.
Reservoir
Habitat, tempat bibit penyakit tersebut
hidup dan berkembang,
Survival, tempat bibit penyakit tersebut
sangat tergantung pada habitat, sehingga
dia dapat tetap hidup.
Reservoir tersebut dapat berupa
manusia, binatang atau benda-benda
mati
17. RESERVOIR DAN CARRIER
Reservoir di dalam Manusia
Penyakit-penyakit yang mempunyai
reservoir dalam tubuh manusia antara
lain :
Campak (measles), cacar air (Small-pox),
tifus (Typhoid), Meningitis, Gonorrhea,
dan Sifilis.
Manusia sebagai reservoir dapat
menjadi kasus yang aktif dan carrier
Carrier
Carrier adalah orang yang mempunyai
bibit penyakit dalam tubuhnya, tanpa
menunjukkkan adanya gejala penyakit,
tetapi orang tersebut dapat menularkan
penyakitnya kepada orang lain.
Convalescant Carriers adalah orang yang
masih mengandung bibit penyakit
setelah sembuh dari suatu penyakit.
19. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
1. Eliminasi reservoir (sumber penyakit)
Mengisolasi penderita (pasien) yaitu
menempatkan pasien ditempat yang
khusus untuk mengurangi kontak
dengan orang lain.
Karantina adalah membatasi ruang
gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang
sejenis pada tempat yang khusus
didesain untuk itu. Biasanya dalam
waktu yang lama, misalnya karantina
untuk penderita kusta.
II. Memutus mata rantai penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene
perorangan merupakan usaha yang penting untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit.
III. Memutus mata rantai penularan
Melindungi orang-orang (kelompok) rentan. Bayi, anak
balita, dan lanjut usia (lansia) adalah kelompok rentan
terhadap penyakit menular.
Kelompok usia ini perlu perlindungan khusus (specific
protection) dengan imunisasi maupun Obat Profilaksis
tertentu
20. Gambaran penyakit Penyakit menular Penyakit tidak menular
1 Distribusi Banyak di negara berkembang Ditemui utamanya di negara
industri
2 Rantai penularan Mempunyai rantai penularan yang
jelas
Tidak ada rantai penularan
3 Perlangsungan Perlangsungan akut Perlangsungan kronik
4 Etiologi Etiologi organisme jelas Etiologi tidak jelas
5 Kausa Bersifat kausa tunggal Biasanya kausa ganda
6 Diagnosis Diagnosis mudah Diagnosis sulit
7 Penyebab Mudah mencari penyebabnya Sulit mencari penyebabnya
8 Biaya Biaya relatif murah Biaya mahal
9 Penampilan Jelas muncul di permukaan Ada iceberg phenomen
10 Kecenderungan Morbiditas dan mortalitasnya
cenderung menurun
Morbiditas dan mortalitas
cenderung meningkat
Perbandingan umum penyakit menular dan penyakit tidak menular
(Masriadi, 2012)
22. KARAKTERISTIK PTM
Penularan penyakit tidak melalui rantai penularan tertentu.
“Masa inkubasi” yang panjang dan laten, sehingga disebut sebagai
masaa laten.
Pelangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronik).
Sering menghadapi kesulitan diagnosis.
Mempunyai ariasi penyakit yang luas.
Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun
penanggulangannya.
Faktor penyebabnya macam-macam (multikausal), bahkan tidak
jelas.
24. TERJADINYA PENYAKIT TIDAK MENULAR
PTM terjadi akibat interaksi agent (Nonliving agent) dengan host/manusia (faktor
predisposisi, infeksi dan lain-lain) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
Agent
Agent dapat berubah (nonliving agent) : Kimiawi, Fisik, Mekanik dan Psikis
Agent PTM sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks (mulai molekul
sampai zat yang kompleks ikatannya).
Suatu penjelasan tentang PTM tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut.
Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam
skala pathogenesis).
Patogenesis agent : Kemampuan/kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host.
Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain:
Kemampuan menginvasi/memasuki jaringan.
Kemampuan merusak jaringan: Reversibel dan Ireversibel.
Kemampuan menimbulkan reaksi Hipersensitif
26. ALTERNATIF PENGENDALIAN PTM
Berbagai alternatif pendekatan manajerial PTM dapat dikemukakan seperti :
1.Pendekatan Epidemiologi
2.WHO The Stepwise Framework
3.Manajemen Upaya Pencegahan Komprehensif
4.Manajemen Berbasis Faktor Penyebab
5.Teori Determinan Kesehatan Blum
6.Berbasis Faktor Risiko Penyakit
7.Manajemen Pengendalian Gaya Hidup
8.Pendekatan berbasis Tingkat Pelayanan
9.Self-Management
27. CIRI DARI UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT (DISEASE CONTROL)
Bertujuan meminimalkan kejadian baru penyakit.
Periode pelaksanaan tanpa batas waktu tapi harus
sustainable/berkelanjutan.
Cakupan operasionalnya ditujukan ke daerah berinsiden
tinggi.
Memerlukan manajemen dan organisasi yang baik.
Biaya dapat dibuat rasional tapi efisien.
Diperlukan dukungan surveilans dan registrasi.
28. DETERMINAN STATUS KESEHATAN
Faktor makanan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Faktor sosio-ekonomi
Latar belakang budaya
Usia
Faktor emosional
Faktor agama dan keyakinan
29. HUBUNGAN SOSIO EKONOMI DAN KESEHATAN
Pengertian Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi memperlihatkan kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan orang
lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok masyarakat ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendidikan dan pendapatan.
Hubungan faktor Sosial Ekonomi dengan Kesehatan
Tingkat sosial ekonomi menggambarkan materi dan sumber daya sosial yang tersedia
bagi individu, serta peringkat atau status mereka dalam hirarki sosial. Terkait dengan
kesehatan, sosial ekonomi merupakan ukuran tingkat sosial ekonomi individu dan
keluarga yang mempengaruhi status kesehatan.
30. PENDAPATAN (RISKESDAS, 2010)
Pendapatan berkaitan dengan kondisi sumber daya keuangan yang dimiliki individu/keluarga
untuk memenuhi kebutuhannya.
Rumah tangga dgn pendapatan rendah menderita penyakit malaria dan TB lebih tinggi
dibanding dengan rumah tangga berpendapatan tinggi. Prevalensi TB paru paling banyak
pada penduduk dengan tingkat pengeluaran rendah sebesar 607 per 100.000 penduduk.
Semakin baik keadaan ekonomi rumah tangga semakin rendah prevalensi berat kurang,
pendek dan kurus pada balita.
Kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) cenderung lebih rendah pada kelompok ibu hamil dengan
status ekonomi yang rendah.
Semakin tinggi status ekonomi cenderung semakin tinggi perilaku imunisasi anak.
Perbedaan persentase imunisasi anak pada status ekonomi terendah (kuintil-1) dan
tertinggi (kuintil-5) antara 20,8%-24,1%.
Ibu dengan sosek terendah cenderung lebih sedikit mendapatkan pertolongan persalinan
dengan tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan.
31. PENDIDIKAN
Pendidikan adalah elemen kunci pembangunan berkelanjutan dan
merupakan salah satu faktor penentu kesehatan yang paling penting pada
tingkat individu dan masyarakat.
Pendidikan menjadi salah satu faktor predisposisi, yaitu sebagai faktor
demografi tertentu yang mendasari adanya suatu perilaku.
Pendidikan adalah elemen kunci pembangunan berkelanjutan dan
merupakan salah satu faktor penentu kesehatan yang paling penting pada
tingkat individu dan masyarakat.
32. GAYA HIDUP (LIFE STYLE)
Menurut WHO (2010) gaya hidup: cara hidup seseorang berdasarkan pola perilaku
yang dipengaruhi oleh karakter individual, interaksi sosial, sosek & kondisi lingkungan,
dan diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan gagasan.
Dari sudut pandang antropologi, gaya hidup merupakan hasil penyaringan dari
berbagai interaksi sosial dan kebudayaan.
Gaya hidup dapat mempengaruhi status kesehatan. Individu yang menerapkan
kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan disebut memiliki gaya hidup sehat
Gaya hidup yang tidak sehat akan dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai
penyakit & masalah kesehatan. Gaya hidup juga dapat berubah seiring perkembangan
sosial ekonomi.
33. GAYA HIDUP BERPENGARUH THD KESEHATAN
Depkes (2002) membagi gaya hidup :
Kebiasaan merokok.
Pola makan
Aktivitas fisik.
Becker (1989) merumuskan indikator gaya hidup
Pola makan
Olahraga,
Perilaku merokok
Konsumsi minuman keras dan narkoba
Durasi tidur
Stress
34. GENDER DAN KESEHATAN
Definisi GENDER:
Peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan (Suprijadi
& Siskel, 2004).
Perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan laki-laki yang
dibentuk oleh budaya (Azwar, 2001).
Jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial
berdasarkan jenis kelamin (Suryadi & Idris, 2004).
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung
jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat
dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta kondisi
setempat (KPP, 2001; 2004).
35. No Jenis Kelamin (Sex) Gender
1. -Perbedaan organ biologis khususnya bagian alat-alat
reproduksi.
-Konsekuensi: perempuan memiliki fungsi reproduksi seperti
menstruasi, hamil, melahirkan & menyusui; sedangkan laki-
laki berfungsi membuahi (spermatozoid).
-Perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai hasil
kesepakatan masyarakat.
-Konsekuensinya: laki-laki berperan mencari nafkah dan
bekerja di sektor publik, sedang perempuan bekerja
sektor domestik dan bertanggung jawab terkait masalah
rumahtangga.
2. Peran reproduksi tidak dapat berubah; Menjadi perempuan
dan memiliki rahim, maka selamanya menjadi perempuan;
sebaliknya menjadi laki-laki dan memiliki penis, maka
selamanya menjadi laki-laki
Peran sosial dapat berubah: Peran istri sebagai ibu
rumahtangga dapat berubah menjadi pencari nafkah,
disamping juga masih menjadi seorang istri.
3. Peran reproduksi:
-Tidak bisa dipertukarkan (misal: laki-laki melahirkan,
perempuan membuahi).
-Berlaku sepanjang masa.
-Berlaku sama di mana saja
-Berlaku bagi semua kelas/strata social
-Ditentukan oleh Tuhan (kodrat)
Peran sosial :
-Dapat dipertukarkan (suami bisa mengurus rumah tangga,
sementara istri mencari nafkah).
-Bergantung pada masa dan keadaan
-Bergantung budaya masing-masing
-Berbeda antara satu kelas/ strata sosial dengan strata
lainnya.
-Bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia
PERBEDAAN KONSEP GENDER DENGAN JENIS KELAMIN
36. PERBEDAAN PERAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan; laki-laki dianggap pekerja yang produktif
(menghasilkan uang) dan perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif yang
menjamin pengelolaan seperti mengurusi pekerjaan rumah tangga dan biasanya tidak
menghasilkan uang.
2. Pembedaan wilayah kerja; laki-laki berada di wilayah publik (luar rumah) dan
perempuan berada di dalam rumah atau ruang pribadi.
3. Pembedaan status; laki-laki berperan sebagai aktor utama dan perempuan hanya
sebagai pemain pelengkap.
4. Pembedaan sifat, perempuan identik dengan sifat dan atribut feminin (halus, sopan,
penakut, cantik) dan laki-laki identik dengan sifat maskulin (keras, kuat, berani).
37. KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER
Kesetaraan & keadilan gender : kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki
adalah setara, serasi, seimbang dan harmonis. Kondisi ini dapat terwujud bila terdapat perlakuan
adil antara perempuan & laki-laki.
Perwujudan dari kesetaraan dan keadilan gender :
Akses: Kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki pada sumberdaya pembangunan.
Contoh: mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Partisipasi: Berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusan. Contoh: memiliki
hak yang sama untuk menentukan hal terbaik bagi kesehatan.
Kontrol: Memiliki kekuasaan yang sama bagi perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya.
Contoh: memiliki tanggungjawab yang sama untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
dalam pencegahan atau pengobatan penyakit.
Manfaat: Mendapat manfaat yang sama dalam pembangunan. Contoh: Program imunisasi untuk
menjaga kesehatan.
38. ISU GENDER DI BIDANG KESEHATAN
Isu gender terkait ketimpangan status kesehatan antara perempuan dan
laki-laki yang saat ini menjadi prioritas penanganan adalah tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI), pemberantasan penyakit Tuberculosis Paru, Malaria,
HIV/AIDS, masalah gizi masyarakat dan lingkungan yang tidak sehat.
Beberapa contoh adanya kesenjangan yang berdampak pada penduduk
laki-laki dan perempuan, antara lain : Program KIA, Program Lingkungan
Sehat, Program Pemberantasan penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS,
Gizi Masyarakat,
39. GIZI DAN PENGARUHNYA PADA SIKLUS KEHIDUPAN
Daur (siklus) hidup
Tahapan daur atau siklus kehidupan terdiri dari
masa kehamilan, masa menyusui, masa bayi, masa
balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa usia
dewasa dan masa usia lanjut.
Pada usia tertentu terjadi puncak pertumbuhan
di mana pembentukan sel lebih banyak daripada
pemecahan sel.
Setelah puncak pertumbuhan tersebut tercapai
jumlah pemecahan sel lebih banyak dari
pembentukan sel, pada saat ini proses penuaan
atau aging dapat mulai terjadi.
Proses Pertumbuhan dan Penuaan Manusia
40. PENGERTIAN GIZI DAN STATUS GIZI
Defenisi Gizi (KBBI) : zat makanan pokok yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan kesehatan badan.
Status gizi : keadaan tubuh yang dihasilkan melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan dan efek
metabolisme (Mc. Laren, 1981, dalam Jelliffe, 1989).
Almatsier (2002) Status gizi : keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
41. PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)
Perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan
asupan gizi.
Pada awalnya dikembangkan untuk membantu negara-negara berkembang dalam
menentukan status gizi penduduk serta mengidentifikasi masalah gizi dan mencari
cara penanggulangannya.
PSG : upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian
antropometri, konsumsi makanan, biokimia dan klinik.
Informasi ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan perorangan atau
kelompok penduduk yang dipengaruhi oleh konsumsi dan utilisasi zat-zat gizi (WHO).
42. PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)
Penilaian Status Gizi
Pengukuran langsung Pengukuran tidak langsung
•Antropometri
•Biokimia
•Klinis
•Biofisik
•Survei konsumsi
•Statistik vital
•Faktor ekologi
43. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan di sepanjang daur kehidupannya.
Pertumbuhan melalui penambahan dan pembesaran sel, sedangkan perkembangan
adalah proses meningkatnya fungsi sel, jaringan, dan organ tubuh dalam bentuk yang
sangat kompleks.
Kedua proses ini terjadi secara bersamaan, membentuk suatu kesatuan di semua
aspek tumbuh-kembang dalam daur kehidupan.
Hal inilah yang mempengaruhi luas dan mutu perubahan-perubahan yang terjadi sejak
dibentuknya sel-sel embrio melalui penambahan dan diferensiasi sel, pola kecepatan
tumbuh-kembang janin menjadi bayi-baru-lahir dalam bentuk lengkap dan utuh, yang
kemudian berkembang menjadi manusia dewasa yang utuh dan mandiri.
44. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Kehamilan
Pada masa dalam kandungan, janin sepenuhnya bergantung
pada ibu untuk keperluan zat-zat gizinya.
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting untuk
kesehatan janin dan juga kesehatan ibunya.
Jika ibu hamil kurang mendapatkan asupan gizi yang cukup,
maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
janin yang dikandungnya.
45. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa menyusui
Kepmenkes no. 450/Menkes/SK/IV/2004 dikeluarkan untuk
mendukung pelaksanaanya pemberian ASI Eksklusif hingga
bagi 6 bulan.
Sesudah itu pemberian ASI tetap diberikan hingga bayi
berumur 2 tahun sesuai dengan ketersediaan ASI; disamping
itu diberikan makanan/minuman pendamping ASI (MP ASI)
sesuai kebutuhan bayi.
Kemampuan ibu menyediakan ASI yang bermutu dalam jumlah cukup
bergantung pada jumlah & mutu makanan yang dikonsumsi ibu. Sangat
penting untuk menambah asupan makanan dengan gizi yang lebih baik saat
Ibu menyusui
46. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Bayi (0-1 tahun)
Bayi mengalami banyak perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan, berupa pertumbuhan
fisik, pematangan struktur dan fungsi mulut, perkembangan kemampuan motorik, serta
pembentukan hubungan emosional dengan ibu dan lingkungan.
Makanan bergizi sudah harus dikenalkan sedini mungkin, sesudah berumur 6 bulan. Penerimaan
bayi terhadap makanan dan minuman yang diberikan bergantung pada kematangan sel saraf gerak
(neuromotor) bayi dan hubungan bayi dengan orangtuanya.
Kebutuhan zat gizi pada bayi sangat penting karena masa bayi adalah masa pertumbuhan emas
bagi seorang manusia.
Kebutuhan gizi makro dan mikronutrient bayi per kilogram BB perhari lebih besar dibanding usia
lain.
Kebutuhan energi masa bayi lebih besar dari masa dewasa, Kebutuhan Basal Metabolisme Rate
hampir 2 kali kebutuhan dewasa. Kondisi ini berkaitan dengan proses tumbuh kembangnya yang
berjalan sangat pesat.
47. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Anak Pra-Sekolah
Laju pertumbuhan anak pra-sekolah (1-6 tahun) menurun
bila dibandingkan dengan masa bayi.
Perkembangan kemampuan motorik memungkinkan
mereka belajar makan sendiri.
Pada usia ini mereka juga belajar bermain yang sering
menghilangkan keinginannya untuk makan.
Pada saat itulah orangtua harus dapat mengarahkan anak
untuk mengenal berbagai jenis makanan yang kelak
berpengaruh terhadap kebiasaan makan selanjutnya.
48. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Anak Usia Sekolah
Usia anak sekolah adalah antar 7-12 tahun.
Pada usia ini anak tumbuh secara perlahan dan
menunjukkan pematangan keterampilan motorik kasar dan
halus.
Kepribadiannya berkembang dan tingkat kemandiriannya
menigkat.
Hal-hal ini berpengaruh terhadap jumlah dan jenis
makanan yang dimakan dan cara memakannya.
Pada saat ini terbentuk sikap suka dan tidak suka terhadap
makanan tertentu, yang sering merupakan dasar dari bagi
kebiasaan makan selanjutnya.
49. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa remaja
Remaja berupaya untuk memegang tanggung jawab lebih
besar dalam menjalankan kehidupan, termasuk dalam
mengkonsumsi makanan.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan
remaja antara lain adalah: kebiasaan makan keluarga,
pengaruh teman, nafsu makan, media, dan ketersediaan
pangan.
Bentuk tubuh yang diinginkan, misalnya ingin langsing dan
cantik, sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan
remaja. Hal ini sering menyebabkan konsumsi makanan
remaja tidak seimbang.
50. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa dewasa (usia 19-64 tahun).
Selama usia dewasa pertumbuhan dan perkembangan
praktis tidak terjadi.
Zat-zat gizi terutama diperlukan untuk pemeliharaan
tubuh, yaitu untuk mengganti sel-sel yang rusak.
Kebutuhan gizi selama usia dewasa tidak banyak
berubah.
Dalam masa ini keadaan keluarga & gaya hidup mungkin
banyak mengalami perubahan, seperti status perkawinan,
lingkungan hidup, pekerjaan & tanggung jawab yang
berkaitan dengan itu, serta keadaan finansial.
51. PENGARUH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
Masa Usia Lanjut (>=65 tahun).
Pada usia ini aktivitas fisik banyak berkurang sehingga
kebutuhan energi berkurang.
Kerusakan sel-sel tubuh semakin banyak, sehingga
kebutuhan protein, mineral, dan vitamin tidak berubah.
Hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan gizi pada
usia lanjut : rasa kesepian, depresi, perubahan atau
kehilangan indra perasa, kerusakan alat mengunyah,
kemunduran daya ingat dan penyakit kronis yang
kesemuanya dapat menyebabkan gangguan nafsu makan.
53. LAYANAN KESEHATAN DAN PENGARUHNYA PADA KESEHATAN
Pengertian pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan : kumpulan sistem perawatan kesehatan dan
tindakan yang diambil untuk meningkatkan kesehatan atau
kesejahteraan (Campbell, Roland, & Buetow, 2000).
Pelayanan kesehatan : segala upaya dan kegiatan meliputi
pencegahan dan pengobatan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik
terhadap seluruh masyarakat (Azwar, 2010).
54. SYARAT PELAYANAN KESEHATAN
Syarat pokok Pelayanan kesehatan yang baik :
1.Tersedia dan berkesinambungan
2.Dapat diterima dan wajar
3.Mudah dicapai
4.Mudah dijangkau
5.Bermutu
55. JENIS PELAYANAN (UU NO. 36/2009)
1. Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu
pelayanan yang ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat, yaitu
pelayanan yang ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
56. STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan yang diperlukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua
Pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang diperlukan oleh pasien atau kelompok masyarakat yang
memerlukan rawat inap (in patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga
Pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh pasien atau kelompok masyarakat yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan
oleh tenaga-tenaga superspesialis atau pelayanan kesehatan rujukan bersifat unggulan.
57. PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi status atau derajat kesmas
melalui pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan secara komprehensif meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Peningkatan upaya pelayanan kesehatan meliputi peningkatan akses, mutu & cakupan layanan berdampak
kepada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat yang secara umum juga mengalami peningkatan, sbb :
a.Menurunnya trend Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup tahun 1997 menjadi
34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan 25.5 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2016)
b.Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami fluktuasi dari 318 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1997 turun
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), namun kembali naik menjadi 305 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2015).
c.Meningkatnya umur harapan hidup (UHH) dari 68,6 tahun (2004), 70.5 (2007) dan 71.06 tahun (SDKI
2017).
d.Menurunnya prevalensi kurang gizi balita dari 29,5% tahun 1997, 18,4% (Riskesdas 2007), 17,9%
(Riskesdas 2010), dan 15,5% (Riskesdas, 2013).
58. LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
Lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Lingkungan mempunyai
peranan yang penting dalam mempengaruhi kondisi kesehatan manusia sehingga kondisi sehat
berkembang menjadi kondisi sakit.
Dalam hubungannya antara lingkungan dengan kesehatan, dikenal konsep atau teori John
Gordon dan Hendrik L. Bloom.
Konsep Gordon menjelaskan hubungan antara manusia sebagai individu yang berperan
sebagai pejamu (host), penyebab penyakit (agent) dan lingkungan (environment), dalam suatu
bentuk interaksi (saling mempengaruhi). Interaksi tersebut diumpamakan sebagai timbangan
dengan tuas bertumpu pada lingkungan sebagai tuas atau titik tumpu. Seseorang yang
dikatakan dalam kondisi sehat dapat digambarkan dengan keadaan hubungan yang seimbang
antara host (H), agent (A) dan environment (E).
Kejadian DBD dengan lingkungan, kejadian TB paru dengan lingkungan, kejadian diare dengan
lingkungan
59. LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan.
Lingkungan sangat bervariasi, digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosial.
Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara,
tanah, iklim, perumahan, dsb.
Lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi, dsb.
Lingkungan ditinjau dari kondisi fisik, lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi
buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.