Dokumen ini membahas kontekstualisasi budaya Satriya dalam administrasi publik kontemporer. Budaya Satriya mencakup nilai-nilai seperti akal dan budi luhur, teladan, rela melakukan pelayanan, serta inovatif dan yakin. Dokumen ini menjelaskan pentingnya melembagakan budaya Satriya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memperkuat kode etik. Budaya Satriya dapat dikontekstualisasikan den
3. Budaya SATRIYA
• Pemerintah ingin meningkatkan kualitas dan kompetensi para
pelayan publik sekaligus memperkuat kode etik.
• Menurut peraturan gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2008, tujuan
Satriya adalah mengembangan nilai dan kebiasaan pelayan publik.
• Budaya SATRIYA mencakup nilai-nilai utama untuk membentuk
karakter, sikap, dan perilaku individu sebagai individu dan pelayan
publik.
Budaya SATRIYA
4. Membutuhkan kapasitas agent of change yang besar untuk melembagakan budaya
SATRIYA
Tahap implementasi SATRIYA:
1. Mengubah pola pikir aparatur tentang pentingnya SATRIYA
2. Menempatkan konsep ke dalam kebijakan OPD
3. Memasukkan SATRIYA ke dalam program yang tercakup dalam pemanfaatan sumber
daya sehingga bisa diimplementasikan dengan baik
4. Menggambarkan secara rinci program ke dalam action plan
5. Mengalokasikan sumber daya dan waktu yang memadai dalam melaksanakan seluruh
langkah
Beberapa OPD menggunakan simbol dan slogan supaya SATRIYA mudah dikenali dan
dipahami oleh para pejabat atau para karyawan
Pelembagaan Budaya SATRIYA di Dalam
OPD DIY
Pelembagaan Budaya SATRIYA di Dalam
OPD DIY
5. Kontekstualisasi Budaya SATRIYA
dengan Administrasi Publik
Kontemporer
Isu Post-Modernisme
Penyerapan nilai luhur
untuk memberikan
keseimbangan dalam
hidup.
Good Governance
Pelembagaan norma
untuk meningkatkan
kualitas mental dan kinerja
pelayan publik.
Kontekstualisasi Budaya SATRIYA
dengan Administrasi Publik
Kontemporer
6. Budaya SATRIYA dalam Good Governance
Aspek-aspek good governance
• Partisipasi
• Akuntabilitas
• Keadilan
• Transparansi
• Efisiensi
• Efektivitas
Nilai-nilai dalam budaya SATRIYA
• Hamemayu hayuning bawana,
yang berarti untuk
melestarikan alam dan
melindungi keamanan dunia,
serta mengedepankan
kepentingan masyarakat.
"Norms are invisible, but if the organizations want to improve the
performance of the employees and profitability, norms are places first
to look". (Stewart, 2010)
7.
8. Budaya SATRIYA dalam Menangani Isu Post-
modernisme
• Filosofi Hamemayu hayuning bawana mengandung makna untuk
selalu menjaga sesama, dan tidak berpikiran sempit.
• Moral-moral budaya Jawa yang terkandung dalam budaya SATRIYA
mengajarkan kita bahwa budaya asli Indonesia bisa dan patut
dijadikan acuan untuk bekerja dan hidup dengan baik.
9. Daftar Pustaka
• Sulistiyani, A., et al. (2017). Strengthening Good Governance
through Institutionalization of SATRIYA Codes of Conduct: A Lesson
from Yogyakarta Special Region. Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, vol. 84, hal. 427-431
• Sulistiyani, A., et al. (2017). Capacities of Agents of Change in
Promoting SATRIYA Codes of Conduct in Yogyakarta Special Region
Government. Advances in Social Science, Education and Humanities
Research, vol. 84, hal. 432-436