2. PENGERTIAN
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman
Mycobakterium tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai
semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke
bagian tubuh lainnya, terutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus
limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru (Smeltzer, 2001).
3. Gejala Klinis
Gejala Gejala
Respiratorik Sistemik
Batuk Demam
Batuk
Anorexia
darah
Sesak Keringat
nafas malam
Penurunan
Nyeri dada
BB
4. Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah batang
aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap
panas dan sinar ultra violet, dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal
0,3 – 0,6/um. Yang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis
kompleks adalah:
Mycobakterium tuberculosis
Varian asian
Varian african I
Varian asfrican II
Mycobakterium bovis
5. Klasifikasi
• Tuberculosis • TB Paru BTA • Tuberkulosis paru (
Koch pulmonal ) aktif.
Primer Positif
• Tuberkulosis non aktif
• Tuberculosis Post • TB Paru BTA • Tuberkulosis quiesent
primer Negatif
Pemeriksaan Aktivitas
Secara patologis
Dahak Radiologi
• Tuberculosis • Kategori O • Kategori I
Minimal • Kategori I • Kategori II
• Moderateli advanced • Kategori II • Kategori III
tuberculosis • Kategori III • Kategori IV
• For advanced
tuberculosis
Secara Berdasarkan Berdasarkan
Radiologis aspek kes masy Terapi WHO
6. Patofisiologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau
dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk
dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat
tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas
atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya
kurang dari 5 mikromilimeter.
7. Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon
imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit
( biasanya sel T ) adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini
basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh
limposit dan limfokinnya. Raspon ini disebut sebagai reaksi
hipersensitifitas(lambat).
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya
diinhalasi sebagai unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar
cendrung tertahan dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit ( Dannenberg 1981 ). Setelah berada diruang alveolus biasanya
dibagian bawah lobus atas paru-paru atau dibagian atas lobus bawah, basil
tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.
8. Leukosit polimorfonuklear tampak didaerah tersebut dan
memfagosit bakteria namun tidak membunuh organisme ini. Sesudah
hari-hari pertama leukosit akan digantikan oleh makrofag . Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia
akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak
ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit
atau berkembang biak didalam sel.
Basil juga menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah
bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel
epiteloid yang dikelilingi oleh limposit. Reaksi ini butuh waktu 10-20 hari.
9. Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh
darah. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan
mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, kadang dapat
menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenis penyeban ini disebut
limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri.
Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut
yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier.Ini terjadi apabila fokus
nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme yang
masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar keorgan-organ lainnya.
10. KOMPLIKASI
Hemoptisis berat Atelektasis (paru Bronkiektasis
(perdarahan dari mengembang kurang (pelebaran broncus
saluran napas bawah) sempurna) setempat)
Penyebaran infeksi ke fibrosis (pembentukan
organ lain seperti otak, jaringan ikat pada
tulang, persendian, proses pemulihan atau
dan ginjal reaktif) pada paru.
11. Pemeri Pemeriksaa
Pemeriks ksaan n Fungsi
aan Radiolo Paru
Labolator Kultur sputum gi Fhoto Toraks
ium
Penurunan
kualitas
vital, peningkatan
ruang
Ziehl-Neelsen Bronchografi mati, peningkatan
rasio udara residu:
kapasitas paru
total dan
penurunan
Gambaran
radiologi lain ex: saturasi oksigen
Laju Endap Darah sekunder terhadap
penebalan pleura,
efusi pleura infiltrasi
parenkim/fibrosis,
kehilangan
jaringan paru dan
penyakit pleural.
Dan lain-lain
12. Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebadiberikan sejak anak masih kecil agar
terhindar dari penyakit tersebut.
Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar
tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak.
Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara
dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat.
Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke dalam
rumah.
Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk
13. PENGOBATAN
1. Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
* Streptomisin injeksi 750 mg.
* Pas 10 mg.
* Ethambutol 1000 mg.
* Isoniazid 400 mg.
2. Jangka panjang
Tata cara pengobatan : setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah
perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Terapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan
jenis :
* INH.
* Rifampicin.
* Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9
bulan.
3. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam
pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
* Rifampicin.
* Isoniazid (INH).
* Ethambutol.
* Pyridoxin (B6).