1. http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/09/10353179/Panduan.Menulis.Jurnal.Ilmiah
KOMPAS.com - Ada banyak panduan yang bisa membantu Anda dalam menulis
sebuah jurnal ilmiah. Panduan yang satu ini, mungkin bisa dijadikan referensi.
Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari:
1. Judul;
2. Abstrak;
3. Pendahuluan;
4. Bahan dan metode;
5. Hasil;
6. Pembahasan;
7. Kesimpulan;
8. Daftar pustaka.
1. Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan
memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari
jurnal tersebut. Misalnya, judul "Laporan Lab Biologi". Dengan judul seperti ini,
maka tidak ada pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi
jurnal. Contoh judul yang jelas, misalnya "Pengaruh Cahaya dan Suhu terhadap
Pertumbuhan Populasi Bakteri Escherichia Coli". Judul ini sudah sedikit banyak
melaporkan isi dari jurnal.
2. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi
untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan untuk menjadi
penjelas tanpa mengacu pada jurnal.
Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode,
hasil, dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada
abstrak harus dapat berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis
terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin yang paling penting
di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyusun sebuah
deskripsi singkat tentang studi Anda.
3. Pendahuluan
Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang Anda diselidiki, yang memberikan
informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik Anda dalam kerangka
teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar
belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan
2. bagaimana sebuah percobaan akan membantu untuk menjelaskan atau memperluas
pengetahuan dalam bidang umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan
dari sumber lain harus menjadi kutipan.
Catatan: Jangan membuat pendahuluan terlalu luas. Ingat saja bahwa Anda menulis
jurnal untuk rekan yang juga memiliki pengetahuan yang sama dengan Anda.
4. Bahan dan Metode
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain
percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika
percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi,
dan juga menjelaskan pekerjaaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat
adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca
memiliki pengetahuan dan teknik dasar agar bisa diduplikasikan.
5. Hasil
Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakan teks
naratif, tabel, atau gambar. Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak ada interpretasi data
atau kesimpulan dari data dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan dalam
tabel/gambar harus dilengkapi teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah
dimengerti. Jangan ulangi secara panjang lebar data yang telah disajikan dalam tabel
dan gambar.
6. Pembahasan
Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan
antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihat
jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil
yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain.
Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu harus menunjukkan perbedaan besar atau
kecenderungan untuk menjadi penting. Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan
mungkin merupakan sesuatu yang penting untuk diubah dalam penelitian Anda.
7. Kesimpulan
Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang
disajikan berhubungan kembali pada pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan.
Dengan mengacu pada bagian pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus
memiliki ide yang baik dari penelitian ini, meski pun hanya rincian spesifik.
8. Daftar Pustaka
Semua informasi (kutipan) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada
bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk pada literatur asli.
3. Perhatikan bahwa referensi yang dikutip benar-benar disebutkan pada jurnal Anda.
Selamat menulis!
Sumber :
colby.edu
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary
Panduan Menulis Jurnal Ilmiah:
Melakukan Penelitian (Exploratory
Research) – BAGIAN 2
APRIL 12, 2012 11:00 0 COMMENTSVIEWS: 352
Share this Article
• TWITTER
• FACEBOOK
• DELICIOUS
• DIGG
• STUMBLE
• REDDIT
Author:
maddie
Tags:
Contoh dan Langkah Menulis Karya IlmiahPanduan Menulis Karya IlmiahPenulisan Karya IlmiahTeknik Penulisan Karya IlmiahTips Menulis
Karya Ilmiah
Sesuai dengan topik pilihan kita sebelumnya yaitu “Pengaruh Kekerasan dalam Online
Games Terhadap Kondisi Psikologis Anak” Maka langkah selanjutnya adalah mencari data-
4. data yang mendukung pernyataan tersebut. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan riset untuk menulis jurnal ilmiah.
1. Sumber pencarian informasi
Di mana kita dapat menemukan evidence yang menunjang topik pilihan jurnal ilmiah kita?
Salah satu tempat terbaik untuk memulai penelitian adalah perpustakaan kampus. Ya, tidak
salah lagi. Perpustakaan kampus adalah starting point yang baik untuk memulai research.
Perpustakaan memiliki sumber informasi yang sangat variatif dan sangat berpotensi dalam
membantu kita merumuskan penulisan jurnal ilmiah kita. Mulailah dengan memanfaatkan
katalog perpustakaan untuk mencari buku/ jurnal periodik/ makalah yang relevan dengan
topik karya tulis kita. Tidak hanya sumber tertulis versi hard-copies, perpustakaan biasanya
juga memiliki koleksi elektronik (soft-copies) yang dapat diunduh dan disimpan di flash
disks.
Sumber lain yang dapat menjadi tempat pencarian informasi adalah media internet.
Kecanggihan teknologi informasi dapat sangat membantu proses pencarian dan
pengumpulan informasi secara efektif. Sebagai permulaan, kita dapat menggunakan search
engine seperti Google, Yahoo atau lainnya.
2. Mencari informasi yang tepat dan relevan
Ketika dihadapkan dengan media pencarian informasi yang luas, bagaimana caranya
menelaah dan memilih informasi yang tepat dan relevan dengan topik karya tulis kita? Cara
paling sederhana untuk mengawali pencarian informasi adalah membuat sederet daftar
pertanyaan 5W +1 H (What, When, Where,Who, Why and How). Lalu ajukan
pertanyaan dengan 6 kata kunci tersebut untuk menggali inti topik lebih dalam lagi. Untuk
topik yang telah ditetapkan, maka daftar pertanyaannya bisa disusun sebagai berikut.
What When Where Who Why How
(Apa) ( Kapan) (Dimana) (Siapa) ( Mengapa) ( Bagaimana)
- Siapa saja
-Online games
yang
populer apasaja - Mengapaonline
- Kapan anak- dianggap
yang - Dimanamereka games berunsur
anak ini memenuhi - Bagaimanadampak jangka
dimainkan mendapatkan kekerasan dapat
menghabiskan kecukupan panjang anak yang ketagihan
anak-anak akses untuk membawa
waktu mereka umur untuk bermain online games
yang bermain online pengaruh buruk
untuk bermain online berunsur kekerasan?
mengandung games? terhadap
online games? games
unsur psikologis anak?
berunsur
kekerasan?
kekerasan?
- Kapan anak- - Mengapaanak-
- Dimanamereka
- Apa yang anak yang anak lebih
banyak
membuat bermain online tertarik untuk - Bagaimanamenanggulangi/
menghabiskan
online games games bermain online mengatasi kondisi psikologis
waktu mereka
begitu populer mengerjakan games anak yang kecanduan online
setelah jam
di kalangan tugas sekolah ketimbang games?
sekolah
anak-anak? dan pekerjaan permainan
berakhir?
lainnya? lainnya?
Dari sini kita bisa terus mengembangkan daftar pertanyaan yang akan kita telusuri
jawabannya berdasarkan informasi dari sumber-sumber yang tersedia. Pertanyaan-
5. pertanyaan tersebut akan membimbing kita dalam menyusun outline jurnal ilmiah kita
nantinya. Dari sini kita dapat memilah dan memilih informasi mana yang penting, kurang
penting dan tidak penting.
3. Menggunakan kata kunci (keyword) yang tepat
Setelah menyusun sederet pertanyaan di atas, maka kita dapat memulai pencarian
(research). Untuk memulai research yang efektif, kita perlu menggunakan kata kunci
(keyword) yang tepat baik untuk mencari referensi di perpustakaan atau referensi dari
internet. Mengapa demikian? Keyword yang tepat akan menuntun kita mencari informasi
yang kita perlukan dengan mempersempit area pencarian. Sehingga pencarian informasi
kita tidak ‘berkeliaran’ tanpa terfokus dengan jelas. Sebagai contoh, untuk topik pilihan di
atas, kita dapat menggunakan kata kunci seperti: anak, kecanduan online games,
kekerasan, dan psikologis
Dalam pencarian informasi menggunakan search engine di internet, ada trik- trik lain yang
dapat digunakan agar pencarian lebih optimal dan spesifik, antara lain:
Bentuk frase dari kata kunci dan penggunaan kata penghubung
“and” untuk mencari gabungan beberapa kata kunci secara bersamaan
“or” untuk mencari artikel yang mengandung salah satu frase kata kunci.
“not” untuk mencari artikel yang “tidak” mengandung kata tertentu lain dari kata kunci.
Gunakan tanda kutip (“”)
Untuk membatasi area pencarian sehingga hanya tertuju pada frase kata kunci seutuhnya.
Misalnya: “anak dan kecanduan online games”. Maka search engine akan secara spesifik
mencari frase tersebut secara utuh, tidak dipecah-pecah.
4. Memilih referensi yang valid
Dalam menyusun karya tulis ilmiah, ada satu poin penting yang perlu kita perhatikan, yaitu
sumber informasi yang valid dan terpercaya. Di tengah-tengah membanjirnya arus
informasi saat ini, kita mesti pandai menyeleksi sumber mana yang datanya dapat
diandalkan. Jurnal ilmiah bukanlah jenis karya tulis yang bisa disusun dari sumber-sumber
referensi sembarangan. Jurnal ilmiah harus bersifat objektif dan sesuai dengan fakta, bukan
opini yang sifatnya subjektif. Karya tulis jurnal ilmiah merupakan jenis karya tulis akademis
yang harus bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Cara mengetahui sumber informasi
mana yang valid atau tidak dijelaskan dalam paparan berikut ini:
Sewaktu melakukan penelitian awal (preliminary research), kita boleh saja mengambil
informasi dari berbagai sumber seperti koran, majalah dan situs-situs dari internet. Namun,
saat melakukan exploratory research, maka sumber-sumber tersebut tidak lagi bisa
dijadikan sumber referensi yang valid. Mengapa? Karena tujuan preliminary research adalah
untuk memberi kita ide pembahasan topik jurnal ilmiah. Sehingga kita bisa lebih “familiar”
dengan isu-isu seputar topik yang kita pilih. Berbeda halnya dengan exploratory
research yang tujuannya mencari “evidence” dari hipotesis/pernyataan topik.
Contoh sumber referensi tertulis yang valid antara lain: buku, jurnal periodik, makalah,
laporan institusi nasional/ internasional, dan ensiklopedia. Berbeda dengan koran atau
majalah yang kebenaran beritanya terkadang bisa simpang siur, sumber-sumber referensi
ini disusun berdasarkan fakta lapangan, sehingga data dan informasi yang terkandung di
dalamnya dapat diandalkan. Untuk referensi yang didapat dari internet juga perlu
diwaspadai karena siapa saja dan dengan latar belakang apa saja bisa mempublikasikan
hasil tulisan mereka di internet tanpa terjamin kebenarannya. Berikut ini adalah tips untuk
mengenali apakah sumber referensi onlineyang ditemui dapat menjadi sumber yang valid
dan terpercaya.
Mengenal extension domain alamat situs
Extension domain alamat situs yang lazim kita kenal antara lain .com, .biz, .edu dan masih
banyak lagi. Perhatikan extension domain alamat situs pada saat melakukan research.
6. Extension .com dan .biz adalah berbasis bisnis, sehingga informasi yang dipaparkan
cenderung bersifat “marketing” atau berusaha memasarkan produk mereka. Dengan
demikian, informasi yang terdapat di situs tersebut tidak dapat diandalkan karena
kemungkinan besar merupakan opini yang berat sebelah dan penuh subjektivitas dari
perusahaan yang menjual produknya.
Situs yang dapat diandalkan dalam pencarian informasi disarankan mempunyai
extension .edu,.org, .int, serta .gov. Situs dengan extension domain seperti ini
mempunyai informasi yang lebih dapat dipercaya karena tidak mempunyai kepentingan
bisnis. Extension .edu biasanya merupakan situs dari sekolah atau universitas,
sedangkan .org atau .int merupakan situs organisasi dan .gov menandakan situs yang
dikelola oleh pemerintah.
Memanfaatkan search engine dengan tepat
Gunakan fitur advanced search pada search engine agar dapat lebih memfokuskan
pencarian informasi. Search engine seperti Google juga menawarkan fasilitas
fitur GoogleScholar yang memudahkan pencarian sumber informasi berupa publikasi
akademik dan ilmiah, contohnya seperti jurnal ilmiah dan hasil penelitian dari
universitas/tim ilmuwan.
Hal lain yang perlu diperhatikan saat melakukan exploratory research adalah
memperhatikan tanggal penerbitan/tanggal publikasi sumber informasi tersebut. Mengapa?
Karena informasi yang terlalu lama/kadaluarsa kemungkinan besar tidak lagi relevan
dengan perkembangan zaman masa kini. Misalnya, artikel ilmiah tentang virus hepatitis 15
tahun lalu tidak valid lagi untuk dijadikan referensi di masa sekarang. Perkembangan
tingkat pengetahuan manusia seiring berjalannya waktu membuahkan hasil penelitian
terdepan sehingga informasi 15 tahun yang lalu tidak lagi menjadi relevan. Tergantung
pada jenis karya tulis kita, biasanya usia publikasi sumber informasi antara 1-10 tahun
dapat digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
5. Membuat back-up data dan informasi
Saat melakukan exploratory research jangan lupa untuk membuat salinan/ back-up dari
semua informasi yang didapat yang disimpan di tempat lain, misalnya flash disks cadangan
atau tempat penyimpanan memori lainnya. Alternatif lainnya, simpan data “on the cloud”,
misalnya dengan memanfaatkan fitur Google Documents Dengan begitu kita dapat
mengakses data kapan dan di mana pun kita berada selama terdapat jaringan internet. Hal
ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka seandainya
kita kehilangan data pun, kita tidak perlu panik dan mengulang semua proses pencarian
informasi dari awal.
KIAT-KIAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
ILMIAH INTERNASIONAL
406 2008
7. 25 Votes
Oleh:
Urip Santoso
Pendahuluan
Penulisan artikel ilmiah dalam jurnal internasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan artikel ilmiah
pada jurnal nasional maupun lokal. Namun barangkali ada sedikit perbedaan yang perlu disampaikan yang akan
diuraikan pada makalah ini. Salah satu kriteria artikel ilmiah bertaraf internasional adalah bahwa artikel ilmiah
tersebut haruslah diminati oleh dunia internasional. Jadi sifatnya universal. Hanya jurnal-jurnal ilmiah pada bidang
tertentu saja (bahasa, budaya dll.) yang dapat memuat tentang artikel ilmiah berskala lokal kedaerahan.
Ciri utama jurnal bertaraf internasional adalah menggunakan bahasa internasional, “editorial boards”-nya berasal dari
berbagai negara atau paling sedikit mempunyai “consulting editor” dan “reviewer dari berbagai negara serta
peredaran jurnal sangat luas di berbagai negara. Namun, sebuah jurnal berskala internasional tidak harus memenuhi
semua kriteria tersebut di atas. Kriteria utama jurnal berskala internasional adalah bahwa jurnal tersebut diakui
mutunya dan menjadi referensi para ilmuwan internasional. Semakin banyak dan sering ilmuwan internasional
menyitasi isi jurnal bagi keperluan tulisan ilmiah internasional maka semakin baik mutu jurnal yang bersangkutan.
Jadi, jurnal yang berbahasa Inggris tidak otomatis menjadi jurnal internasional.
Mempublikasikan artikel ilmiah pada jurnal bertaraf internasional mempunyai beberapa manfaat antara lain artikel
ilmiah sebagai hasil kegiatan penelitian kita dapat dibaca oleh para ahli di seluruh dunia, yang dapat membawa
nama kita pribadi dan institusi menjadi harum. Selain itu, berdasarkan peraturan baru tentang persyaratan kenaikkan
pangkat dan jabatan dosen, publikasi ilmiah internasional mendapat angka kredit yang besar yaitu 40. DIKTI melalui
proyek URGE di masa lalu menyediakan hadiah sebesar sepuluh juta rupiah bagi para penulis yang mampu
menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal internasional yang berkualitas.
1. Beberapa Definisi
a. Buku adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 49 halaman dan terjahit pada satu sisinya
serta terlindung dalam sampul sehingga merupakan satu jilid.
b. Pamflet adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 5 tetapi tidak lebih dari 48 halaman.
c. Berkala adalah terbitan dengan judul khas yang muncul secara teratur (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan)
atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas.
8. d. Majalah (magazine) adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi berhalaman terpisah, biasanya
diidentifikasikan dengan tanggal dan bukan dengan nomor berseri.
e. Jurnal (journal) adalah berkala berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan.
f. Buletin (bulletin) adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi ilmiah serta memuat
berita, hasil, dan laporan kegiatan dalam suatu bidang.
g. Warkat warta (newsletter) adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan keilmuah yang berisi catatan
singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak mendalam.
h. Risalah (proceeding) berisi catatan jalan pertemuan, beserta pembahasan yang terjadi, dan transaksi yang
mumuat makalah yang dibacakan dalam pertemuan ilmiah termaksud.
i. Majalah teknis ilmiah adalah berkala ilmiah yang berisi laporan hasil dan temuan baru penelitian.
j. Berkala semi ilmiah adalah majalah sekunder yang memuat tulisan teknis dengan cakupan yang bersifat siklopedia
dan ditujukan buat kalangan terpelajar yang buka ahli dalam bidang termaksud,
k. Berkala penyari (abstracting journal) adalah berkala sekunder yang hanya berisikan abstrak atau ringkasan
majalah primer.
l. Berkala tinjauan (review journal) adalah berkala yang memuat pembahasan berbagai artikel ilmiah sejenis untuk
memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik.
m. Majalah populer adalah berkala yang berisi tulisan ilmiah untuk orang awam.
Artikel dalam sebuah jurnal dapat dibagi menurut jenisnya yaitu artikel asli (original papers atau regular papers),
artikel tinjauan (review papers), catatan penelitian (research note) dan surat pembaca (letter to the editor).
Artikel asli biasanya merupakan artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang
dikembangkan dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Artikel tinjauan biasanya merupakan artikel ilmiah yang
disusun berdasarkan telaah pustaka. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh para pakar atas permintaan editor. Catatan
penelitian merupakan laporan ringkas tentang penelitian yang secara ilmiah sangat penting untuk segera
dipublikasikan. Surat pembaca biasanya merupakan komentar yang membangun terhadap artikel-artikel yang
dipublikasikan dalam suatu jurnal. Penulis dapat memberikan jawaban atau penjelasan atas komentar pembaca.
2. Pemilihan Jurnal Ilmiah
Setelah selesai melakukan penelitian, maka seorang peneliti harus dapat menentukan derajat keaslian sumbangan
ilmiahnya, dapat menentukan keterkaitan dan ruang lingkup disiplin ilmu yang tertarik akan hasilnya, serta macam
masyarakat ilmiah yang berminat akan simpulan yang dihasilkan.
Macam media mana yang dipilih untuk menerbitkan temuan ilmiah tersebut harus sudah ditentukan dengan baik
sebelum naskah ditulis. Cara yang paling sederhana adalah pergi keperpustakaan untuk mendapatkan jurnal ilmiah
yang sesuai dengan bidang ilmu kita. Pertama-tama kita baca keterangan dalam halaman dalam depan atau
belakang atau dalam Instuction for Authors tentang cakupan bidang ilmu yang sesuai dengan jurnal tersebut. Jika di
perpustakaan tidak ada, maka dapat berkonsultasi dengan kolega kita di lembaga lain untuk membicarakan ke jurnal
mana artikel tersebut paling tepat dikirim. Survey mengenai jurnal ilmiah juga dapat dilakukan melalui internet.
Seorang pemula mungkin akan mengalami kesulitan untuk memilih jurnal yang tepat jika tersedia banyak pilihan.
Sebagai patokan mulailah mempertimbangkan kemungkinan untuk memasukkannya ke dalam berkala
superspesialis. Jika setelah dinilai belum cukup mendalam, maka lanjutkan penjajakan ke berkala spesialis cabang
ilmu yang melingkupinya. Sebagai alternatif terakhir baru kemudian persiapkan artikel untuk berkala bidang ilmunya.
9. Dianjurkan untuk tidak menerbitkan hasil temuan kita pada majalah atau jurnal yang merupakan bunga rampai
bermacam ilmu. Berkala seperti ini tidak akan sampai ke tangan ilmuwan sebidang.
3. Instruction for Authors
Setelah diperoleh jurnal yang tepat, segera simaklah gaya penyajiannya dengan membaca beberapa tulisan yang
dimuat dalam nomor-nomor atau jilid terakhir. Perhatikan pula tentang “Objective of the Journal” yang biasanya
memuat tentang cakupan bidang ilmu yang diutamakan, jenis karya tulis yang diminta (artikel asli saja, artikel
tinjauan saja, atau kedua-duanya). Setelah itu pelajari Instruction for Authors pada jurnal tersebut.
Pemunculan “Instruction for authors” untuk setiap jurnal berbeda-beda. Jika pedoman tersebut pendek biasanya
ditulis pada setiap satu nomor penerbitan jurnal. Akan tetapi jika panjang biasanya ditulis sekali dalam satu tahun,
bisa pada awal tahun atau akhir tahun. Jika tidak dapat diperoleh di perpustakaan maka kita dapat mengirim surat ke
Editor in Chief atau Technical Editor untuk mendapatkannya.
4. Penulisan Artikel
Kita harus membaca pedoman penulisan artikel dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Memang derajat
pedoman tersebut berbeda-beda pada setiap jurnal dari yang hanya garis besar saja sampai dengan yang sangat
rinci.
Informasi umum yang diberikan dalam panduan penulisan itu adalah format penulisan (ukuran dan jenis kertas,
spasi, penomoran halaman, jumlah baris per halaman, margin dan penomoran setiap baris tulisan), penulisan title
page (judul artikel, penulis berserta alamatnya, alamat korespondensi dan permintaan reprint), penulisan badan
artikel.
Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor menolak suatu artikel ilmiah dikarenakan
tulisan tersebut tidak memenuhi persyaratan format yang telah ditentukan. Oleh sebab itu format harus dicermati.
Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan jenis kertas. Pada umumnya ukuran yang digunakan
adalah A4 atau letter dengan berat 80 gram. Setelah itu perhatikan ukuran spasi (biasanya 2 spasi), ukuran marjin
kiri, kanan, atas dan bawah (bervariasi tergantung jurnal), ukuran font (paling sedikit 10 point), petunuk penomoran
halaman (atas atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang diijinkan, jumlah baris per
halaman (biasanya 20-25 baris). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap baris pada setiap halaman diberi
penomoran pada sisi kiri kertas. Penomoran baris sangat penting sebagai rujukan bagi reviewer atau editor serta
penulis pada waktu memberi jawaban atas ulasan yang diberikan oleh reviewer. Selain itu, perlu diperhatikan boleh
tidaknya pemenggalan kata dan penggunaan right justification. Kadang sebuah jurnal juga menentukan jenis huruf
yang digunakan.
4.1. Penulisan Title Page
Pada tittle page (lihat lampiran 2) biasaya ditulis judul artikel, nama penulis dan alamat lembaga dimana penelitian itu
dilakukan, dan alamat penulis korespondensi. Umumnya Running head little yaitu judul artikel dalam bentuk singkat
(yang nantinya akan muncul pada halaman tertentu pada artikel yang telah dicetak bersama dengan nama penulis)
juga dicantumkan pada halaman judul ini. Cara penulisan halaman judul ini untuk setiap jurnal berbeda-beda.
Pada halaman judul ini perlu diperhatikan apakah judul ditulis tebal, miring, huruf kapital atau huruf kecil. Secara
umum judul ditulis paling atas dan di tengah-tengah. Ada jurnal yang menentukan judul dicetak tebal, nama penulis
dan alamat dicetak miring. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan ukuran huruf. Justifikasi judul, nama penulis
dan alamat juga perlu diperhatikan.
10. Alamat penulis dalam jurnal bertaraf internasional adalah lembaga yang betul-betul memberi sumbangan dan ikut
ambil bagian dalam penelitian. Sebagai contoh, seorang dosen melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Andalas.
Setelah lulus ia pulang kembali ke institusi dimana ia bekerja. Jika ia mempublikasikan hasil penelitiannya, maka
alamat penulis adalah Universitas Andalas. Penulis dapat mencantumkan alamat sekarang (alamat dimana ia
bekerja) pada catatan kaki.
Judul biasanya diminta sesingkat mungkin tetapi mencerminkan isi dari artikel ilmiah termaksud. Singkatan biasanya
tidak dianjurkan dalam judul. Jumlah huruf pada running head bervariasi (biasanya tidak lebih dari 55 huruf ).
Nama penulis yang dicantumkan biasanya yang benar-benar memberikan kontribusi pada penelitian tersebut.
Memang tidak ada patokan yang berlaku. Bisa saja, pencantuman nama penulis tergantung pada kesepakatan di
antara penulis. Jika penulis lebih dari satu, maka cantumkan penulis yang bertanggungjawab dalam surat-menyurat.
Biasanya penulis atau peneliti senior. Peneliti senior tidak harus sebagai penulis utama.
4.2. Abstract dan Keywords
Format abstrak juga bervariasi, sehingga kita harus benar-benar teliti membaca pedoman penulisan pada jurnal
tersebut yang meliputi format (kapital atau tebal, center atau pada baris baru yang diikuti oleh kalimat pertama
abstrak, spasi). Pada umumnya, jurnal meminta abstrak ditulis pada halaman terpisah. Untuk mempermudah,
sebaiknya kita memperhatikan contoh artikel terbaru.
Secara umum, abstrak ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan penelitian, materi dan metodologi penelitian,
hasil utama penelitian, kesimpulan dan kata kunci (key words). Jika artikel tersebut berupa tinjauan pustaka, abstrak
berisi tentang latar belakang, hasil utama berupa temuan teoritik, kesimpulan dan kata kunci. Pada abstrak biasanya
tidak terdapat pembahasan, tabel, pustaka, sitasi, dan gambar. Singkatan biasanya diperbolehkan dalam abstrak.
Abstrak inilah yang biasanya digunakan dalam abstracting yang akan disebarluaskan baik secara elektronik maupun
cetak. Oleh sebab itu kita harus mampu mengungkapkan hasil penelitian kita secara menyeluruh sehingga pembaca
bisa menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel yang lengkap. Pembaca yang tertarik biasanya akan
mencari artikel lengkapnya.
Jumlah kata maksimum dalam abstract umumnya dibatasi antara 100 dan 250 kata. Namun ada juga jurnal yang
memberi batasan sampai dengan 400 kata. Satu kata ditetapkan sebagai kumpulan karakter yang diapit oleh space.
Abstract ditulis dengan kalimat past tense, dan umumnya tidak diperkenankan lagi mengulangi judul artikel dalam isi
abstract. Abstract biasanya akan ditutup dengan kata kunci (keywords).
Kata kunci sangat penting dalam pengideksan artikel. Jika pembaca ingin mencari artikel dengan kata kunci, maka
salah satu kata kunci yang kita tulis akan bisa membuka artikel tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memilih kata
kunci yang paling baik mewakili topik yang dibahas. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3-6. Tata cara penulisan key
words bervariasi. Ada jurnal yang menuliskan kata kunci berdasarkan urutan abjad. Ada juga yang berdasarkan
urutan dimulai dari kata kunci spesifik sampai dengan kata kunci umum atau sebaliknya. Ada juga yang dimulai dari
kata kunci yang paling penting sampai dengan yang kurang penting atau sebaliknya. Lihat contoh abstract pada
lampiran 3.
4.3. Introduction
Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika
artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya
“permasalahan” tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya
dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan
contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi
11. jumlah katanya. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, tidak lebih
dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas pustaka yang relevan pada pendahuluan. Pada sebagian
besar jurnal Introduction ditulis dalam kalimat present tense. Perlu diperhatikan apakah “introduction” ditulis segera
setelah abstract, atau harus pada halaman baru.
4.4. Materials and Methods
Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi. Dalam bagian ini umumnya tidak dibatasi
jumlah kata atau panjang tulisan, sehingga kita akan lebih leluasa menjelaskan materi dan metodologi yang
digunakan. Perlu diketahui bahwa para reviewer akan banyak menekankan pemeriksaan pada materi dan metode
ini. Karena, kevalidan hasil yang kita peroleh ditentukan oleh penggunaan materi dan pendekatan metodologi yang
digunakan. Oleh sebab itu, kita harus menulis secara lengkap jenis materi dan metodologi yang kita lakukan dalam
penelitian, sehingga reviewer bisa memahami prosedur yang digunakan dalam penelitian.
Dalam bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema atau gambar untuk memperjelas dan meringkas informasi yang
akan ditulis. Bagian ini ditulis dengan kalimat past tense.
Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, maka kita tidak perlu menuliskannya secara mendalam.
Cukup ditulis bahwa pengukuran “apa” menggunakan metode “siapa”.
Contoh:
a. Dry matter, crude protein and total ash were determined according to AOAC (1990).
b. Neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin and hemicellulose were determined as described
by Van Soest et al. (1991).
Hal ini juga berlaku bagi model analisis statistik. Kita tidak perlu mencantumkan model matematikanya.
Contoh:
The effect of two season i.e. spring and winter on the nutrient composition and in situ DMD was analysed using a t-
test (Steel and Torrie, 1980).
Dalam artikel tinjauan, biasanya tidak dicantumkan materi dan metode penulisan yang digunakan.
4.5. Results and Discussion
Setiap jurnal mempunyai pola yang baku atau yang fleksibel dalam bagian ini. Ada jurnal yang memisahkan Results
dari Discussion, atau menyatukannya, dan ada pula yang menyerahkannya kepada penulis sesuai dengan
kenyamanan dalam penyajiannya.
Jika Results terpisah, bagian ini hanya menyajikan hasil penelitian tanpa membahasnya. Keuntungan cara ini adalah
pembahasan bisa lebih terarah dan menyeluruh karena bisa membahas variabel atau parameter yang saling
berhubungan sekaligus. Keburukannya adalah bahwa dalam membahas kita cenderung memulai lagi sedikit dengan
hasil, sehingga akan mengulang lagi apa yang sudah disajikan dalam hasil.
Jika results digabung dengan discussion, pembahasan bisa langsung mengikuti penyajian hasil. Keuntungan cara ini
adalah setiap hasil langsung dibahas, sehingga tidak perlu menyinggung lagi jika membahasnya. Keburukkannya
adalah kita cenderung mengulang pembahasan yang saling berkaitan. Namun untuk menulis pada salah satu cara di
atas kita bisa menggunakan teknik yang baik sehingga penyajian hasil dan pembahasan bisa lebih menarik.
Dalam penyajian results ungkapkan hasil yang diperoleh secara jelas dan lugas tanpa komentar. Pembaca diundang
untuk mengambil kesimpulannya sendiri, kemudian membandingkannya dengan pernyataan penulis setelah
pembaca sampai pada bagian discussion. Sajikan data terpilih dengan ringkas. Pada tahap ini, penulis sebaiknya
membentuk argumen yang akan menjadi tulang punggung discussion. Dengan demikian, hal-hal pokok dalam results
perlu diberi penekanan. Pada bagian results, biasanya digunakan kalimat past tense yang sederhana. Untuk
12. penyajian data yang sederhana gunakan tabel. Untuk data yang rumit dan banyak gunakan gambar. Tidak
dibenarkan menyajikan gambar dari tabel yang telah disajikan. Rataan angka yang disajikan dalam tabel dan gambar
pada sebagian besar jurnal internasional disertai oleh ukuran penyebaran seperti SD, SE.
Results harus ditulis secara sistematis. Kita tulis hasil mulai dari hasil utama baru diikuti oleh data atau hasil
pendukungnya atau sebaliknya, dari data pendukung baru ke hasil utamanya.
Pada umumnya jurnal internasional tidak menginginkan bahasa statistik ditulis dalam teks hasil. Sebagai contoh
kalimat “Body weight was significantly affected by treatments (P<0,01)” adalah kalimat statistik, yang sangat sulit
dipahami oleh pembaca. Oleh sebab itu sebaiknya tulis saja secara langsung, misalnya “Probiotik supplementation at
level of 1% significantly increased body weight of broiler chickens (P<0,01)”.
Dalam bagian discussion yang perlu kita bahas adalah hasil tersebut apakah menerima atau menolak hipotesis yang
kita kemukakan. Jadi disini dibahas kenapa hipotesis diterima atau ditolak. Biasanya discussion akan ditutup dengan
kesimpulan jika tidak ada heading khusus untuk kesimpulan.
Agar discussion menarik untuk dibaca, maka mulailah dengan kata-kata kunci. Demikian pula setiap paragraf
sebaiknya dibuka dengan kalimat topik yang membawa gambaran jelas kepada pembaca. Sebaiknya discussion
dirancang dengan argumen yang kuat. Ini akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk merangsang minat
pembaca, sehingga pembaca tertarik untuk membaca seluruh artikel. Spekulasi dapat dibenarkan dalam discussion
sepanjang didukung oleh argumen yang kuat.
Kutipan dalam discussion sangat penting untuk memperkuat argumentasi penulis. Kutipan harus memberikan
informasi yang benar. Hal ini sangat penting bagi pembaca yang ingin mengikuti argumen penulis dengan seksama,
agar dengan tepat menemukan apa yang dicarinya dalam artikel asli sesuai dengan pengarahan penulis.
Acuan mempunyai banyak kegunaan, antara lain dapat dijadikan otoritas tertinggi yang menjadi dasar argumen.
Acuan dapat menjadi otoritas sementara yang keabsahannya menjadi tantangan pembaca, atau bahkan ternyata
salah sama sekali. Mungkin saja penulis dapat memberikan penekanan pada waktu penulisan kutipan dalam teks.
Perhatikan beberapa pernyataan berikut:
“Semua bakteri aerobil peka terhadap umtomycin (Burhan, 1979).”
Pernyataan ini menyiratkan bahwa konsep tersebut dapat diterima. Burhan adalah orang pertama yang
mengemukakan, dan penulis menyetujuinya.
“Burhan (1979) menemukan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin.”
Pernyataan ini menyiratkan konsep yang kurang dikenal, Burhan yang menyimpulkan, dan penulis setuju dengan
pendapatnya.
Burhan (1979) menyatakan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin.”
Dalam kalimat ini tersirat bahwa pendapat Burhan mungkin bertentangan dengan pendapat umum, dan penulis untuk
sementara tidak menentukan pilihan dalam masalah ini.
4.6. Conclusion atau Implication atau Summary
Dalam conclusion sarikan apa yang menjadi hasil utama penelitian (menolak atau menerima hipotesis) dalam kalimat
yang sederhana. Hindari kalimat berbau statistik. Conclusion disusun berdasarkan fakta yang ditemukan dalam
penelitian.
Beberapa contoh conclusion
1. Basing on the quality and quality of meat and wool produced it may be concluded that CSM may serve as suitable
substitute to replace at least 50% of costly and scarce DPNM in the diets of growing lambs reared for meat and wool
production.
13. 2. It can be concluded that both Jackfruit and Flemingia are potential supplements for goats fed grasses and CWSC.
Implikasi penelitian ditulis untuk memperjelas manfaat atau sumbangan yang dihasilkan dari penelitian. Saran
penelitian lebih lanjut dapat dikemukakan pada bagian ini.
Beberapa contoh implications
1. The results of both experiments suggest that this carbohydrate by-product can replace at least 50% of the total
lactose in phase I and phase II diets without having a detrimental effect on pig performance. This by-product may be
an economical alternative to lactose in starter pig diets.
2. Supplementing Phytezyme to an corn-wheat-soybean meal diet for growing pigs increased growth performance
and nutrient digestibility. The present experiment demontrates the potential for complete replacement of inorganic
phosphorus addition by Phytezyme to maximize performance and nutrient availability.
3. Extrusion cooking would be a way to improve the stability of rice bran. Feeding rancid rice bran gives negative
effects on growth performance and pork quality in growing-finishing pigs. Therefore, it is very important to use rice
bran as a feed ingredient when it is fresh or stabilized.
4.7. Acknowledgement
Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan pada akhir tulisan sebelum daftar pustaka. Biasanya yang perlu
disebutkan adalah penyandang dana. Berikan nomor kontraknya jika ada, karena ini juga nanti sebagai dokumentasi
bagi pemberi dana bahwa penelitian yang dibiayai telah dipublikasikan di tingkat internasional.
Ucapan terimakasih juga dapat diberikan kepada perorangan, lembaga atau kelompok yang telah memberi bantuan
teknis dan saran. Ucapan terimakasih sebaiknya ditulis dengan sederhana.
Beberapa contoh acknowledgments.
1. This study was supported by a research grant for food and meat products from the Ito Memorial Research
Foundation, Tokyo, Japan. We also thank the Livestock Improvement Association of Miyazaki Prefecture, and
Miyazaki Prefectural Meat Inspection Center of Miyakonojo-Devision, for providing frozen semen and the ovaries.
2. This work was supported in part by a grant from the Council of Agriculture, Executive Yuan [#81 Rural Restruction-
12.1-AID-67(43)].
3. The autrhors thank Dr. D. H. Min in Michigan State University and Prof. L. D. Muller in Pennsylvania State
University for advice in writing of this manuscript. This study was supported in part by Kangwon National University.
4. This work was supported in part by a grant from the Korea Science and Enginering Foundation (KOSEF 951-0607-
011-2) to YSK.
5. The authors would like to thank the National Science Council of the Republic of China for financial support of this
experiment under Contract No. NSC 84-2321-B-021-010.
4.8. References
Penulisan daftar pustaka bervariasi tergantung kepada format setiap jurnal. Untuk itu, kita harus mengacu kepada
pedoman penulisan pada jurnal tersebut. Secara umum, penyusunan daftar pustaka terdiri atas dua jenis, yaitu
dengan cara penomoran dan penyusunan secara alfabetis. Daftar pustaka yang digunakan diutamakan dari artikel-
artikel yang telah dipublikasikan secara internasional. Daftar pustaka dari publikasi nasional dapat digunakan pada
jumlah terbatas. Tesis dan disertasi dapat pula digunakan sebagai daftar pustaka. Kadang subuah artikel ditolak
karena daftar pustaka hanya berasal dari hasil penelitian yang tidak dipublikasikan, seperti misalnya laporan
penelitian, atau hanya berasal dari publikasi lokal.
4.9. Penulisan Tabel
Dalam penerbitan jurnal internasional, tabel selalu ditulis dalam halaman terpisah dari teks, biasanya setelah daftar
14. pustaka. Tabel diberi nomor urut mengikuti angka arab, dan setiap tabel diketik dalam halaman terpisah. Sebelum
membuat tabel perhatikan dulu format yang ada pada contoh artikel terbaru.
Umumnya garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitu pada bagian atas (judul kolom)
dan satu pada penutup tabel. Garis vertikal sama sekali tidak diperbolehkan.
Judul tabel biasanya ditempatkan di atas tabel. Perhatian format penulisan judul tabel. Sistem penulisan satuan
variabel yang ditabulasikan juga perlu diperhatikan dengan cermat.
Syarat yang selalu ditekankan dalam pembuatan tabel adalah bahwa pembaca bisa memahami dan
menginterpretasikan tabel itu sendiri tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel sesuai dengan urutan
penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data sejenis dalam satu tabel.
4.10. Figure Legends atau Judul Gambar
Biasanya judul gambar dilampirkan setelah tabel. Tuliskan judul gambar dalam halaman terpisah dari gambarnya.
Jika ada beberapa gambar, bisa diberi nomor dan judulnya dan mengetiknya dalam satu halaman. Perhatikan format
penulisan judul gambar pada artikel contoh.
4.11. Figure
Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Setiap gambar dicetak pada halaman terpisah.
Untuk tidak membingunkan, tuliskan nomor gambar dan nama penulis dibalik (halaman belakang) gambar tersebut.
Selain itu, untuk gambar yang tidak langsung kelihatan mana bawah dan atas, harus ditunjukkan di margin gambar
tersebut dengan pensil. Karena gambar tidak disertai dengan judulnya, jangan sampai salah memberikan nomor di
belakang gambar atau salah mengurutnya dalam teks.
5. Pengiriman Artikel
Setelah artikel selesai ditulis dengan baik, sekali lagi periksa kelengkapan dan kesesuaian dengan format. Yang
penting diperhatikan adalah aturan bahasa yang digunakan apakah sudah sesuai, dan apakah ejaaannya benar. Jika
perlu, sebelum kita mengirimkan naskah tersebut ke jurnal yang dituju, ada baiknya kita mintakan kolega kita di
dalam dan di luar negeri untuk membacanya dan memberikan komentar. Pada sebagian besar jurnal internasional,
penulis yang bukan “native speaker” biasanya disarankan agar naskahnya dikoreksi pemakaian bahasanya oleh
“native speaker”. Hal ini untuk menghindari pemakaian bahasa asing yang tidak standar. Sering terjadi, artikel ditolak
karena pemakaian bahasa asing yang tidak standar. Jika sudah siap, maka artikel diperbanyak sesuai dengan
permintaan dan mengirimkannya ke Editor-in-Chief. Setelah artikel difotokopi, maka sekali lagi periksa kelengkapan
halaman. Buatlah surat pengantar yang memohon redaktur untuk mempertimbangkan penerbitan atikel anda,
lengkap beserta alamat lengkap untuk keperluan surat-menyurat. Selain itu, sejumlah jurnal juga mensyaratkan
adanya “surat pernyataan” dari semua peneliti yang isinya tentang persetujuan antar peneliti tentang isi artikel,
keaslian hasil penelitian/tulisan, dan pernyataan lain yang dipersyaratkan.
Artikel dikirim beserta kelengkapannya. Artikel dibungkus dalam amplop besar (artikel jangan dilipat) dan kuat.
6. Pengembalian Artikel oleh Editor-in-Chief
Biasanya setelah artikel tersebut diterima oleh Editor-in-Chief, mereka akan mengirimkan surat pemberitahuan
bahwa artikel tersebut telah sampai di meja redaksi (received) yang biasanya disertai nomor yang diberikan oleh
editor ke artikel tersebut. Dalam beberapa bulan, artikel akan dikembalikan oleh Editor-in-Chief dengan dua
kemungkinan. Yang pertama artikel ditolak sama sekali, atau diterima (accepted) yang umumnya dengan perbaikan.
15. Artikel dapat diperbaiki sesuai dengan komentar reviewer jika kita setuju. Kita dapat tidak setuju dengan komentar
reviewer dengan mengemukakan alasan ilmiahnya.
7. Perbaikan Artikel
Artikel yang telah dikembalikan untuk diperbaiki biasanya disertai dengan lembaran komentar reviewer yang bisa
bersifat umum dan spesifik. Selain itu juga Editor-in-Chief juga menambahkan beberapa catatan dan perbaikan pada
artikel. Perbaiki artikel sesuai dengan saran dan komentar serta koreksian yang diberikan. Biasanya kita diminta
untuk memberikan jawaban secara rinci baris demi baris apa.
Disini kita dapat tidak setuju dengan saran para reviewer, dengan mengemukakan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Disini kita juga dapat menambahkan hal-hal yang kita anggap penting,
meskipun tidak ada saran dari para reviewer.
8. Pengiriman Kembali Artikel
Setelah semua diperbaiki, kita kirim kembali artikel tersebut beserta jawaban atau komentar kita terhadap saran para
reviewer, yang biasanya disertai dengan artikel yang lama yang berisi koreksian. Perhatikan surat dari Editor in Chief
berapa kopi kita harus mengirim. Jika tidak ada surat pemberitahuan yang meminta artikel diperbaiki kembali, maka
kita tinggal menunggu galley proof. Pada saat revisi terakhir biasanya kita juga diminta untuk mengirimkan artikel
elektronik dalam disket, sehingga proses setting lebih cepat.
9. Pemeriksaan Galley Proof, Penyelesaian Administrasi dan Pemesanan Reprints
Setelah artikel diterima, proses setting akan dilakukan. Artikel akan diketik sesuai dengan format cetak halaman
jurnal tersebut. Walaupun page layout untuk tabel dan grafik mungkin belum seperti bentuk akhir pada saat dicetak.
Hasil setting seperti inilah yang disebut galley proof. Jika proof sudah diterima, maka koreksilah dan kirim kembali.
Biasanya galley proof harus dikirim dalam waktu 24-48 jam setelah diterima. Jadi proof sebaiknya dikirim lewat faks
atau EMS (express mail service).
Perbaikkan proof biasanya hanya diperkenankan yang berkaitan dengan kesalahan yang tidak fatal seperti salah
ketik, atau perlu ditambahkan kata imbuhan. Tidak dibenarkan untuk mengubah pernyataan, mengganti kalimat dll.
Oleh sebab itu, yakinkan tidak ada kesalahan yang prinsip pada draft artikel terakhir.
Pada saat pengiriman galley proof, Editor-in-Chief juga mengirimkan formulir untuk pemesanan reprints dan faktur
untuk pembayaran page charge. Page charge ini harus dibayarkan bersamaan dengan pengiriman kembali galley
proof. Ada sebagian jurnal yang mensyaratkan bahwa pada saat pertama kali pengiriman artikel disertai dengan
pengiriman “biaya koreksi”. Kita dapat tidak membayar “biaya koreksi” tersebut dengan membuat pernyataan tertulis
bahwa “anda” tidak mempunyai dana untuk keperluan tersebut. Setelah artikel sampai pada tahap “galley proof dan
ada permintaan biaya publikasi, penulis dapat mengajukan bebas biaya dengan melampirkan surat pernyataan dari
lembaga tempat kerja penulis bahwa tidak ada dana untuk keperluan publikasi. Selesailah proses pembuatan artikel
dan kita tinggal menunggu reprints yang dipesan. Reprints dapat kita kirimkan kepada kolega kita di dalam maupun
di luar negeri.
Daftar Pustaka
Animal Science and Technology. 1998. Japanese Society of Zootechnical Science, Japan.
Animal Science Journal. 1999.Instrictions to Authors. Japanese Society of Zootechnical Science, Japan.
16. Asian-Australasian Journal of Animal Science. 2003. Guide for authors. AAAP, Korea.
Japanese Poultry Science. 1995. Japan Poultry Science Association, Japan.
Journal of Nutritional Science and Vitaminology. 1998.Instrictions to authors. Center for Academic Publications,
Japan.
Haryanto, A. G., H. Ruslijanto, D. Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Penebit Buku
Kedokteran, Jakarta.
Lindsay, D. 1988. A Guide to Scientific Writing. (Penerjemah S. S. Achmadi). UI-Press, Jakarta.
Manalu, W. 1999. Penulisan artikel ilmiah pada jurnal ilmiah internasional. Makalah Pelatihan Penatar Penulisan
Artikel Ilmiah di Perguruan Tinggi, DIKTI, Jakarta.
Nafiah, A. H. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang? Usaha Nasional, Surabaya.
Poltry Science. 1999. Poultry Science Association, U S A.
Purbo-Hadiwidjojo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Penerbit ITB, Bandung.
Rifai, M. A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. UGM Press,
Yogyakarta.
Santoso, U. 1998. Penyusunan penulisan ilmiah populer. Pelatihan penulisan ilmiah populer bagi mahasiswa,
Bengkulu.
World’s Poultry Science Journal. 1994.Notes for Contributors. The World’s Poultry Science Association, UK